SERUMEN PROP
Pembimbing :
Disusun oleh :
Atika Rahmah
(1361050177)
0
BAB I
PENDAHULUAN
Serumen atau kotoran telinga adalah zat alami yang berfungsi untuk
membersihkan, melindungi, dan melumasi kanalis akustikus eksternal. Terjadinya
serumen juga merupakan alasan utama mengapa saluran telinga bisa tersumbat.3
Sumbatan tersebut dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang dapat juga
disebut impaksi serumen atau serumen prop atau serumen obturans.4
Dalam keadan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena
kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini. Konsistensinya biasanya lunak, tetapi
kadang-kadang kering. Dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan
lingkungan. Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan
gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama bila telinga masuk air
(sewaktu mandi, berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa
tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.2
Corpus alienum atau benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT)
adakalanya merupakan masalah kesehatan keluarga, yang biasanya terjadi pada anak-
anak. Bahan-bahan asing yang sering ditemukan biasanya merupakan makanan,
mainan, dan peralatan rumah tangga yang kecil.5
Kekerapan benda asing pada bidang THT terjadi pada anak maupun dewasa
dengan atau tanpa penyakit mental. Dokter keluarga biasanya dapat mengeluarkan
benda asing tersebut, namun hal ini bergantung pada beberapa faktor seperti lokasi
dari benda asing, bahan material benda asing, apakah benda berupa bahan yang
mudah diambil (lembut dan irregular) atau tidak mudah diambil (keras dan bulat),
ketrampilan dokter dan kerjasama pasien.5
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Serumen ialah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel
kulit yang terlepas dan partikel debu.2 Serumen terbagi atas dua tipe dasar yaitu,
tipe basah dan kering.1
Getaran
dari
gendang
telinga
diperkuat
secara
mekanik
oleh
tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval. Telinga tengah juga
memiliki 2 otot yang kecil-kecil, yaitu Otot tensor timpani (melekat pada maleus
dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel), Otot stapedius (melekat pada
stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela oval). Jika
telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi
sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang
dihantarkan. Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu melindungi
telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara1,2.
3
tersebut. Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga
tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel
rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara
yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini
lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya
ke otak1.
Fungsi Serumen :6
a) Membersihkan
Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang
disebut conveyor belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan
rahang seperti mengunyah (jaw movement). Sel-sel terbentuk ditengah membran
timpani yang bermigrasi kearah luar dari umbo ke dinding kanalis akustikus
eksternus dan bergerak keluar. Serumen pada kanalis akustikus eksternusjuga
membawa kotoran, debu, dan partikel-partikel yang dapat ikut keluar. Jaw
movement membantu proses ini dengan menempatkan kotoran yang menempel
pada dinding kanalis akustikus eksternus dan meningkatkan pengeluaran kotoran.
b) Lubrikasi
Lubrikasi mencegah terjadinya pengeringankulit di dalam kanalis akustikus
eksternus. Sifat lubrikasi tersebut timbul dari kandungan lipid tinggi dari sebum
yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea. Dalam serumen tipe basah, lipid ini
mengandung kolesterol, squalence, dan asam lemak rantai panjang dalam jumlah
banyak, serta alkohol.
4
c) Fungsi sebagai antibakteri dan antifungi
Fungsi sebagai antibakterial telah dipelajari sejak tahun 1960-an, dan banyak
studi yang menemukan bahwa serumen bersifat bakterisidal terhadap beberapa
strain bakteri. Serumen ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri
antara lain haemophilus influenza, staphylococcus aureus, dan escherichia colli.
Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat
dengan signifikan oleh serumen manusia. Kemampuan anti mikroba ini
dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang
relatif rendah pada serumen (biasanya 6 pada manusia normal). Dikatakan pula
bahwa serumen juga melindungi telinga tengah dari infeksi dan fungi. Beberapa
penulis mengatakan bahwa serumen yang tertahan dapat menjadi barier untuk
membantu pertahanan tubuh melawan infeksi telinga namun secara klinik dan
biologi fungsi ini tampak cukup lemah.
2.3 KLASIFIKASI
Serumen dapat dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Kemedian ada
pembagian lainnya yaitu tipe lunak dan tipe keras.
1. Serumen tipe basah dan tipe kering
Serumen basah berwarna terang atau coklat tua dan lengket, dengan kadar
butiran lipid dan pigmen yang relatif tinggi. Serumen kering berwarna abu-abu
atau coklat dan rapuh, dan memiliki konsentrasi butiran lipid dan pigmen yang
lebih rendah.6
Konsistensi tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia dan
keadaan lingkungan.2
5
Korneosit banyak terdapat dalam serumen namun tidak pada serumen
tipe keras
Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan dan tipe ini paling
sering ditemukan
2.4 PATOFISIOLOGI
Kumpulan serumen yang berlebihan bukanlah suatu penyakit.
Sebagian orang menghasilkan banyak serumen seperti halnya sebagian orang
yang lebih mudah berkeringat dibandingkan dengan yang lain. Pada sebagian
orang, serumen dapat mengeras dan membentuk sumbatan yang padat ataupun
sumbatan yang lunak.1 Sumbatan atau gumpalan serumen yang menumpuk di
liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif.
Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi, berenang), serumen
mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran
semakin dirasakan sangat mengganggu.2
Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi. Impaksi
serumen terbentuk oleh karena gangguan dari mekanisme pembersihan
serumen atau produksi serumen yang berlebih. Sumbatan serumen umumnya
terdiri dari sekresi dari kelenjar serumen yang bercampur dengan sebum,
debris eksfoliatif, dan kontaminan.6
Pada orangtua, serumen cenderung menjadi lebih kering oleh karena
atrofi fisiologis dari kelenjar apokrin yang diikuti berkurangnya komponen
keringat dari serumen. Dapat juga disebabkan karena penumpukan debris
epitel. Hal tersebut terjadi akibat pemakaian kapas lidi dapat mendorong
serumen ke ismus yang sempit dan menempel pada membran timpani,
sehingga akan sukar dan sakit bila dikeluarkan.1
2.5 GEJALA
Gejala klinis penumpukan serumen yaitu adanya gumpalan atau sumbatan
serumen pada telinga yang menyebabkan obstruksi pada liang telinga karena impaksi
atau pembengkakan oleh sumbatan serumen tersebut.7 Terutama bila telinga masuk
air (sewaktu mandi, berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan
6
rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat
mengganggu.2 Selain penurunan pendengaran, pasien dapat mengeluhkan
telinga terasa penuh, rasa gatal, otalgia (nyeri pada telinga) dan pada beberapa
pasien didapatkan adanya vertigo atau tinitus.1,3
2.6 DIAGNOSIS
2.7 PENANGANAN
1. Serumen lunak
7
4. Serumen terdorong jauh ke dalam, pastikan tanpa perforasi membran
timpani. Selanjutnya, irigasi air hangat sesuai tubuh
2. CORPUS ALIENUM
2.1 Definisi
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Bila kemasukan benda asing di
telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing
dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba
8
membersihkan kanalis akustikus eksternus, mengurangi gatal atau dengan
sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.11
2.2 Etiologi
Jenis dari corpus alienum itu bisa berupa benda mati atau benda hidup,
binatang, komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral.2
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga
yaitu12 :
9
b. Cotton Bud
Cotton bud tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga.
Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat
menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati menggunakannya.
c. Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam
telinganya. Misalnya, manik-manik mainan, kacang hijau, dan karet
penghapus.2
d. Serangga
Biasanya serangga yang ditemukan pada orang dewasa adalah semut,
terkadang juga bisa terdapat kecoa.
10
atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda
berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.
2.4 Patofisiologi
2.5 Diagnosis
2.6 Penatalaksanaan
Ada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara
hati-hati. Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan
11
benda asing dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda
asing masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten.
Tidak dianjurkan untuk mengorek telinga sendiri karena dapat mendorong
lebih kedalam dan menyebabkan ruptur membran timpani atau dapat melukai
liang telinga12,13.
12
Pencegahan
Usaha pencegahan12:
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Tn. S
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
13
Status : Menikah
KRONOLOGI
STATUS GENERALIS
14
Kooperasi : kooperatif
Suhu : 36,7oC
Kepala : Normocephali
15
Sebelum Kanalis Akustikus Eksternus dibersihkan :
16
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
17
DIAGNOSA KERJA
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
Tindakan :
Ekstraksi Serumen
o Dilakukan irigasi
Edukasi :
PROGNOSIS
18
o Ad vitam : Dubia ad bonam
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Adam GL, Boies LC, Hilger PA. Boies Fundamentals of otolaryngology. A
textbook of Ear, Nose and Throat Disease. 6 th edition WB Saunders Co, 1997
2. Soepardi E, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala
& Leher. Edisi ketujuh. Jakarta; Balai Penerbit FK UI Jakarta 2015
3. Schwartz R. Seth, Magit Anthony, Rosenfield Richard, Ballachanda Bopanna.
Clinical Practice Guideline (Update): Earwax (Cerumen Impaction).
Otolaryngology-Head and Neck Surgery 2017, Vol 156(IS) SI-S29
4. http://rsa.ugm.ac.id/2015/01/gangguan-pendengaran-akibat-sumbatan-kotoran-
telinga-impaksi-serumen/ . Updated: 22 Januari 2015
5. Soepardi E, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala
& Leher. Edisi ketujuh. Jakarta; Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2012
6. Cerumen Impaction. Last update 1 April 2016.
http//bestpractice.bmj.com/best-
practice/monograph/1032/basics/pathophysiology.html
7. Tanto C. Liwang F. Hanifatri S. Pradipta E. Kapita Selekta Kedokteran of
Essentials Medicine. Jilid 2. Edisi IV. Jakarta; Media Aesculapius. 2014
8. Lee KJ. Otolaryngology and Head Neck Surgery, New York ; Elsevier, 1989 :
20 - 3, 67 - 9.
9. Shambaugh GE. Surgery of the Ear, 4h ed, Tokyo ; WB Saunders Company,
1990:5-7,210-1.
10. Medical dictionary. Corpus Alienum. http://medical-
dictionary.thefreedictionary.com/Corpus+alienum . Diunduh pada tanggal 24
Oktober 2017.
11. Wright A. Anatomy and Ultrastructure of the Human Ear, Basic Science,
Dalam : Scott- Brown's Otolaryngology, 6"' ed, Vol I, Oxford ; Butterworth-
Heinemann Ltd, International Editions : 1/1/1 - /11.
12. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.
University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am Fam
Physician; 76(8): 1185-89. Diunduh dari:
http://www.aafp.org/afp/2007/1015/p1185.html pada tanggal 24 Oktober 2017.
13. Cunha JP. Objects or insects in Ear.
http://www.medicinenet.com/objects_or_insects_in_ear/article.htm . Diunduh pada
24 Oktober2017
20