Anda di halaman 1dari 12

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang


Dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara
(KBU)

Endang Damayanti(1), Denny Zulkaidi(2)

(1) Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
(SAPPK), ITB.
(2) Kelompok Keilmuan Perencanaan dan Perancangan Perkotaan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan (SAPPK), ITB.

Abstrak

Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU di Provinsi Jawa Barat dilakukan dalam rangka
memproses rekomendasi gubernur, sebagai wujud pembagian peran provinsi dan kabupaten/kota di
wilayah KBU dalam perizinan. Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang di provinsi belum
efektif dan efisien dalam mengendalikan pembangunan di KBU, karena terdapat persoalan-persoalan
terkait kewenangan, pelaksanaan mekanisme rekomendasi gubernur dan koordinasinya. Penelitian
dilakukan untuk mengidentifikasi persoalan penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU di
Provinsi Jawa Barat, yang dicapai dengan sasaran berupa perumusan kerangka teoritik dan indikator
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien, identifikasi persoalan, dan
perumusan rekomendasi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU yang efektif dan
efisien. Indikator dihasilkan dari perumusan aspek pembagian urusan pemerintahan, penataan
ruang, dan pelayanan publik, yang meliputi indikator terkait kewenangan, pelaksanaan perizinan dan
koordinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan terkait kewenangan, pelaksanaan
perizinan dan koordinasi memang terjadi dan menjadi penyebab penyelenggaraan perizinan
pemanfaatan ruang KBU di Provinsi Jawa Barat belum efektif dan efisien. Persoalan-persoalan
tersebut terjadi karena sebagian besar indikator penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
yang efektif dan efisien tidak terpenuhi, karena tidak dilaksanakan/tidak digunakan/tidak dihasilkan.
Indikator yang sudah terpenuhi pun masih memiliki kekurangan dalam pelaksanaan/
penggunaannya, sehingga perlu perbaikan pada keseluruhan mekanisme perizinan pemanfaatan
ruang KBU di provinsi. Rekomendasi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU yang
efektif dan efisien mengusulkan mekanisme, yang terdiri dari Tahap Persiapan dan Tahap
Penetapan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu mengoptimalkan kewenangannya, mengevaluasi
peraturan pengendalian pemanfaatan ruang KBU, mengevaluasi mekanisme rekomendasi gubernur,
mengoptimalkan koordinasi, serta melengkapi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang KBU
dengan perangkat pendukung dan kegiatan-kegiatan yang diamanatkan peraturan pengendalian
pemanfaatan ruang KBU.

Kata Kunci: perizinan pemanfaatan ruang, pengendalian pembangunan, KBU

Pendahuluan Natalivan, 2006, Sutedi, 2011). Perizinan dalam


konteks pengendalian pembangunan,
Perizinan merupakan upaya Pemerintah dalam merupakan perangkat pengelolaan kota untuk
mengatur dan mengendalikan kegiatan memastikan bahwa pelaksanaan pemanfaatan
masyarakat yang memiliki peluang menimbulkan ruang berlangsung sesuai dengan rencana yang
gangguan bagi kepentingan umum (Zulkaidi dan telah ditetapkan (Ibrahim, 1998). Perizinan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 2 SAPPK No.1 | 249
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

dalam konteks pelayanan publik merupakan yang diterbitkan provinsi maupun kabupaten/
tindakan administrasi atau tindakan hukum oleh kota di wilayah KBU, belum berdampak pada
pemerintah sesuai peraturan perundang- kondisi pemanfaatan ruang KBU yang
undangan (Pudyatmoko, 2009, dan Sutedi, berkelanjutan dan mempertahankan fungsi
2011). Fakta menunjukkan, penilaian lindung, karena ditemukan banyaknya
masyarakat terhadap pelayanan perizinan masih ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dengan
kurang baik, karena pelayanan berbelit-belit, ketentuan. Identifikasi persoalan penyebab
tidak memiliki prosedur yang jelas, tidak ketidaksesuaian pemanfaatan ruang KBU
transparan, waktu penyelesaian dan biaya yang tersebut belum dilakukan, termasuk persoalan
tidak jelas (Laporan Tahunan Penyelenggaraan pada saat penyelenggaraan perizinan di
Pelayanan Perizinan Provinsi Jawa Barat, 2012). provinsi. Penyelenggaraan perizinan
pemanfaatan ruang KBU yang tidak efektif dan
Pelayanan perizinan di Provinsi Jawa Barat, efisien, dapat menjadi awal dari seluruh
diamanatkan dintegrasikan pelayanannya ke permasalahan pengendalian pembangunan di
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) KBU. Atas dasar tersebut, dilakukan penelitian
Provinsi Jawa Barat, untuk semua jenis perizinan untuk mengidentifikasi persoalan
(izin maupun non izin) yang menjadi penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, KBU di Provinsi Jawa Barat.
termasuk jenis perizinan dalam bidang penataan
ruang, yaitu rekomendasi pemanfaatan ruang Kerangka Teoritik Penyelenggaraan
Kawasan Bandung Utara (KBU). Perizinan Pemanfaatan Ruang yang
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang Efektif dan Efisien
KBU oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat
merupakan pembagian peran provinsi dengan Kerangka teoritik penyelenggaraan perizinan
kabupaten/kota di wilayah KBU (Kabupaten pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota menjelaskan keterkaitan aspek pembagian
Bandung dan Kota Cimahi) dalam perizinan, urusan pemerintahan, penataan ruang dan
yang dilakukan dalam memproses rekomendasi pelayanan publik dengan kajian teoritik yang
gubernur. Keseluruhan proses mengacu pada digunakan, dan sejauhmana hal tersebut akan
peraturan Provinsi Jawa Barat, yaitu Peraturan digunakan dalam penelitian ini. Uraian teori,
Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang konsep dan norma terkait aspek pembagian
Pengendalian Pemanfaatan Ruang KBU, dan urusan pemerintahan, penataan ruang dan
Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011 pelayanan publik menjadi bahan penentuan
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah indikator penyelenggaraan perizinan
Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2010 pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien.
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Pendekatan aspek pembagian urusan
Terpadu. Peraturan-peraturan tersebut pemerintahan menghasilkan indikator terkait
menempatkan rekomendasi gubernur sebagai kewenangan, aspek penataan ruang
acuan seluruh izin pemanfaatan ruang yang menghasilkan indikator terkait koordinasi, dan
diterbitkan oleh Bupati/Walikota di wilayah KBU. aspek pelayanan publik menghasilkan indikator
terkait pelaksanaan perizinan. Ketiga indikator
Penyelenggaraan proses rekomendasi gubernur meminjam teori pengukuran efektif dan efisien,
mengacu pada mekanisme rekomendasi untuk menentukan indikator yang termasuk
gubernur, berujung pada keputusan pemberian/ dalam indikator efektif atau efisien, sehingga
penolakan rekomendasi gubernur yang sesuai dapat menjadi parameter dalam
dengan tujuan umum pengendalian KBU, yaitu mengidentifikasi persoalan penyelenggaraan
menjamin pembangunan yang berkelanjutan perizinan pemanfaatan ruang dari sisi efektif
dan mewujudkan peningkatan fungsi lindung dan efisiennya, serta merumuskan rekomendasi
kawasan. Sejalan dengan waktu, pelaksanaan penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
produk perizinan pemanfaatan ruang KBU, baik yang efektif dan efisien.

250 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Endang Damayanti

Gambar 1
Kawasan Bandung Utara

Indikator Efektif Studi Kasus :


1. terkait kewenangan : Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang KBU
- Kewenangan pemerintah
Pengendalian provinsi dalam pemberian
pembangunan perizinan
Aspek Urusan - Kewenangan OPD Provinsi
Perizinan dalam pemberian perizinan Peraturan Provinsi sebagai
Pemerintahan Penyelenggaraan
2. terkait Pelaksanaan Landasan Penyelenggaraan
(kewenangan Perizinan Pemanfaatan
Kelembagaan Perizinan: Perizinan Pemanfaatan Ruang
pemerintah Ruang KBU
- Acuan hukum perizinan dan KBU
provinsi dalam
Norma urusan koordinasi
perizinan
pemerintahan - Rekomendasi sebagai bentuk
pemanfaatan
ruang) Norma penataan ketetapan
ruang - Lembaga pemerintah
Pengukuran
- Peristiwa konkret Identifikasi Persoalan Penyelenggaraan
Norma pelayanan Efektif dan
- Proses Perizinan Pemanfaatan Ruang KBU
publik Efisien
- Waktu penyelesaian izin
- Sanksi
Pengendalian - Pengawasan
Aspek Pelayanan pembangunan - Hak dan kewajiban Penilaian Pemenuhan Indikator Penyelenggaraan
Publik 3. terkait Koordinasi : Perizinan Pemanfaatan Ruang yang Efektif dan Efisien
(kewajiban negara Koordinasi dalam - Perangkat koordinasi
memenuhi lingkup - Tujuan dan manfaat
pelayanan publik Kelembagaan bersama
bidang - Struktur
Perizinan Usulan Tindak Lanjut
administrasi - Ketergantungan
perizinan) - Mandat/ Kepemimpinan
Norma pelayanan
- Sumberdaya
publik
- Pembuatan keputusan
memenuhi tujuan
Aspek Penataan Pengendalian - Pelaporan dan tindaklajut Rekomendasi Penyelenggaraan Perizinan
Ruang pembangunan hasil koordinasi. Pemanfaatan Ruang KBU yang Efektif dan Efisien
(perizinan salah di Provinsi Jawa Barat
satu perangkat Koordinasi dalam Indikator Efisien terkait perizinan
pengendalian lingkup dan koordinasi :
pemanfaatan ruang kelembagaan - perangkat formal pendukunng
seperti prosedur/ mekanisme/ Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang
yang diberikan KBU yang Efektif dan Efisien dalam
secara Perizinan jadwal/ rencana kerja Mewujudkan Tujuan Umum Pengendalian
terkoordinasi - Penentuan peran, aktor dan Pemanfaatan Ruang, sesuai kewenangan,
untuk kepentingan Norma penataan standarisasi tugas pelaksanaan perizinan dan koordinasi yang baik
umum) ruang - Perangkat informal dan
keterikatan

Gambar 2
Kerangka Teoritik Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang yang Efektif dan Efisien

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 251


Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

Metode Penelitian rekomendasi gubernur, sudah dilaksanakan


sesuai pembagian peran antara provinsi dengan
Jenis penelitian adalah eksplorasi (exploratory), kabupaten/kota di wilayah KBU sebagai pihak
untuk mengetahui banyak hal terkait yang berwenang dalam pemberian izin.
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang, Keterbatasan kewenangan provinsi dalam
dan memuaskan keingintahuan untuk tindakan administrasi perizinan bersinggungan
pemahaman yang lebih baik (Babbie, 2007). dengan kewenangan dalam pemanfaatan ruang
Metode penelitian adalah metoda kualitatif yang dan pengendalian pemanfaatan ruang di lintas
menggunakan data empiris, melalui pendekatan wilayah kabupaten/kota atau di kawasan
studi kasus. strategis provinsi (KSP). Hal tersebut menjadi
isu penyelenggaraan perizinan pemanfaatan
Metode pengumpulan data menggunakan data ruang KBU terkait kewenangan.
deskriptif tertulis atau lisan dan pengamatan
perilaku, yang diperoleh melalui observasi, Pada isu terkait pelaksanaan mekanisme
wawancara, intisari dokumen, dan rekaman. rekomendasi gubernur, penyelenggaraan
Metode analisis data menggunakan kualitatif perizinan pemanfaatan ruang KBU di Provinsi
deskriptif. Teknik analisis data primer Jawa Barat tidak menerapkan seluruh prinsip-
menggunakan teknik analisis data model Miles prinsip dalam sistem pelayanan terpadu, karena
dan Huberman, yaitu metode interaktif yang mempertimbangkan sifat strategis rekomendasi
memudahkan proses analisis data verbal yang gubernur pemanfaatan ruang KBU yang berbeda
banyak (harus ditranskripkan). Teknik analisis dengan perizinan umum lainnya yang diberikan
data sekunder adalah analisis isi (content dengan prinsip pelayanan publik. Namun
analysis), yang menganalisis dokumendokumen deminkian, mekanisme rekomendasi gubernur,
yang berisi teori, konsep, peraturan perundang- belum mengantarkan keputusan rekomendasi
undangan, terutama digunakan untuk gubernur yang cukup operasional untuk acuan
menentukan indikator penyelenggaraan izin, dan belum menegaskan hal-hal yang harus
perizinan pemanfaatan ruang yang efektif dan dilakukan Gubernur maupun Bupati/Walikota di
efisien. wilayah KBU, khususnya dalam mewujudkan
tujuan umum pengendalian pemanfaatan ruang
Identifikasi persoalan dan penilaian pemenuhan KBU.
indikator penyelenggaraan perizinan
pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien Beberapa tahapan koordinasi yang diatur dalam
dalam penyelenggaraan perizinan pemanfaatan mekanisme rekomendasi gubernur, berupa
ruang KBU, dilakukan secara deskriptif, rangkaian koordinasi yang panjang, sehingga
menggunakan penilaian yang bersumber dari mendapatkan penilaian masyarakat dan
sistem bilangan basis dua (dua simbol) atau pemerintah kabupaten/kota di wilayah KBU yang
sistem bilangan biner, yang menentukan kurang baik, terutama terkait waktu
penilaian indikator dengan penilaian sudah penyelesaian dan hasil koordinasi pembuatan
terpenuhi atau belum terpenuhi (ya atau tidak). keputusan rekomendasi gubernur yang tidak
sesuai dengan ekspetasi kabupaten/kota.
Perumusan rekomendasi penyelenggaraan
perizinan pemanfaatan ruang KBU yang efektif Analisis
dan efisien, dilakukan secara deskriptif,
menggunakan input dari identifikasi persoalan, Berdasarkan kasus di atas, analisis
penilaian pemenuhan indikator, dan usulan mengidentifikasi persoalan yang sebenarnya
tindak lanjut. terjadi, dan menilai pemenuhan indikator
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang
Kasus yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan
perizinan pemanfaatan ruang KBU di Provinsi
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang Jawa Barat.
KBU di Provinsi Jawa Barat untuk memproses
252 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2
Endang Damayanti
Persoalan Kewenangan Provinsi dalam Perizinan kabupaten/kota tidak dilaksanakan, karena
Pemanfaatan Ruang KBU tidak diamanatkan.

Persoalan kewenangan pemerintah provinsi Kewenangan OPD provinsi dalam memproses


dalam perizinan pemanfaatan ruang KBU perizinan pemanfaatan ruang KBU sudah
diuraikan berdasarkan indikator dipenuhi sesuai mandat, dan beberapa sudah
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang dipenuhi bukan berdasarkan kewenangan.
yang efektif dan efisien terkait kewenangan, Kewenangan OPD provinsi yang belum dipenuhi,
yaitu pembagian urusan pemerintah provinsi terjadi karena persoalan sebagai berikut :
dalam perizinan pemanfaatan ruang, dan
kewenangan OPD provinsi dalam memproses - Terkait kewenangan OPD dalam membuat
perizinan pemanfaatan ruang. prosedur, BKPRD Provinsi Jawa Barat tidak
membuat prosedur pembuatan keputusan
Berdasarkan penilaian terhadap pemenuhan rekomendasi gubernur.
indikator terkait kewenangan, disimpulkan - Terkait kewenangan OPD dalam fasilitasi
bahwa terdapat kewenangan pemerintah koordinasi, BPPT Provinsi Jawa Barat tidak
provinsi yang sudah dipenuhi, namun masih menggunakan kewenangannya dalam
terdapat kendala dan kekurangan dalam memfasilitasi koordinasi perizinan yang
pelaksanaannya. Kewenangan yang belum melibatkan tim perizinan terpadu, karena OPD
dipenuhi, disebabkan persoalan-persoalan lain yang ditunjuk Peraturan KBU sudah
sebagai berikut : memenuhi tugasnya.
- Terkait kewenangan OPD dalam pengawasan
- Pengaturan berupa pedoman pengendalian penyelenggaraan perizinan pemanfaatan
pemanfaatan ruang dan acuan perizinan, ruang KBU di kabupaten/kota tidak dilakukan,
yaitu peraturan zonasi yang ditetapkan dalam karena tidak diamanatkan.
rencana tata ruang KBU belum disusun dan
ditetapkan. Persoalan Pelaksanaan Mekanisme Rekomendasi
- Pembinaan dalam koordinasi perizinan Gubernur Berdasarkan Penilaian Pemenuhan
pemanfaatan ruang yang melibatkan lintas Indikator Pelaksanaan Perizinan
OPD dan lintas kabupaten/kota tidak
dilaksanakan secara rutin/ berkala, sehingga Mekanisme rekomendasi gubernur mengatur
fungsi pembinaan tidak ada, dan evaluasi koordinasi meliputi koordinasi proses kajian
terhadap pengembangan kesadaran dan teknis rekomendasi gubernur, dan proses
tanggungjawab masyarakat KBU tidak pembuatan keputusan rekomendasi gubernur
terwujud. Penelitian yang dilakukan tidak (Rapat Pokja Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dikembangkan menjadi kebijakan atau dan Rapat Pleno pembuatan keputusan di
tindakan koreksi dari Gubernur kepada BKPRD). Persoalan koordinasi dalam
Bupati/Walikota di wilayah KBU. melaksanakan mekanisme rekomendasi
- Pelaksanaan pemberian perizinan belum gubernur pemanfaatan ruang KBU diuraikan
dilengkapi pedoman pengendalian berupa dalam 10 indikator terkait perizinan, yaitu
peraturan zonasi KBU yang lebih rinci dari wewenang, acuan hukum perizinan,
RTRW Provinsi, dan belum membentuk rekomendasi gubernur sebagai bentuk
lembaga pelaksana pengendalian ketetapan, lembaga pemerintah, peristiwa
pemanfaatan ruang provinsi. konkret, proses dan prosedur, waktu
- Pengawasan terhadap kinerja pengaturan, penyelesaian perizinan, sanksi, pengawasan
pembinaan, dan pelaksanaan di penyelenggaraan perizinan, serta hak dan
kabupaten/kota tidak dipenuhi, karena kewajiban.
pemantauan, evaluasi dan pelaporan tidak
dilaksanakan. Pemantauan penyelenggaraan Persoalan teridentifikasi dalam kondisi indikator
perizinan pemanfaatan ruang KBU di yang digunakan/ dihasilkan/ dilaksanakan.
Berdasarkan penilaian terhadap indikator terkait

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 253


Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

pelaksanaan perizinan, disimpulkan bahwa dihasilkan. Berdasarkan penilaian, disimpulkan


sebagian besar belum dipenuhi, disebabkan bahwa dalam koordinasi rekomendasi gubernur
persoalan-persoalan sebagai berikut : masih belum memenuhi indikator yang
seharusnya diperhatikan, sehingga secara
- Acuan perizinan belum lengkap, yaitu berupa keseluruhan koordinasi tidak efektif dan efisien.
RTR KSP KBU, dan prosedur persetujuan/ Indikator koordinasi efektif yang terpenuhi
penolakan (pembuatan keputusan). terdiri dari acuan peraturan, struktur yang
- Ketetapan berupa ketentuan teknis belum terdesentralisasi, dan pelaporan hasil koordinasi
operasional bagi acuan kabupaten/kota. oleh provinsi. Indikator koordinasi efektif yang
- Lembaga pemerintah yang berkontribusi tidak terpenuhi disebabkan persoalan yang
dalam pertimbangan teknis belum optimal, meliputi:
terutama kapasitas perwakilan OPD provinsi
yang tidak memadai, dan peran SKPD - Koordinasi tidak menyepakati tujuan dan
Kabupaten/Kota yang tidak dilibatkan. manfaat bersama
- Proses pembuatan keputusan yang lama, - Ketergantungan tidak diakui sebagai
dipengaruhi belum adanya prosedur kepentingan bersama.
pembuatan keputusan. - Mandat tidak mengelola tekanan eksternal
- Waktu penyelesaian rekomendasi gubernur dan politik dengan baik, evaluasi pelaksanaan
yang tidak sesuai target. hasil koordinasi rekomendasi gubernur belum
- Sanksi yang tidak dirumuskan secara khusus, ada tindakan.
karena mekanisme gubernur tidak - Dukungan sumberdaya dan kekuasaan
menghasilkan arahan sanksi atas permohonan provinsi belum mendorong tindakan nyata
rekomendasi gubernur yang tidak sesuai untuk mewujudkan pencapaian tujuan dan
rencana tata ruang maupun arahan zonasi, sasaran pengendalian pemanfaatan ruang
karena kewenangan dikembalikan ke KBU.
kabupaten/kota. - Keputusan yang memenuhi tujuan tidak
- Pengawasan penyelenggaraan perizinan di dihasilkan, karena tujuan tidak ditetapkan/
kabupaten/kota tidak dilaksanakan sebagai disepakati bersama di awal koordinasi
agenda evaluasi atau pemantauan - Pelaporan perizinan pemanfaatan ruang KBU
tindaklanjut rekomendasi gubernur/ yang sudah diterbitkan kabupaten/kota tidak
penolakan permohonan pemanfaatan ruang. dilaksanakan, dan tindak lanjut persetujuan
- Kewajiban tidak dirumuskan secara khusus, rekomendasi gubernur/ penolakan masih
terutama kewajiban sesuai pasal 7a Pergub ditemui pelaksanaan yang tidak sesuai
KBU. rekomendasi gubernur dan peraturan KBU.

Persoalan Koordinasi Perizinan Pemanfaatan Indikator efisien yang terpenuhi adalah


Ruang KBU Berdasarkan Penilaian Pemenuhan perangkat informal, sedangkan indikator
Indikator terkait Koordinasi koordinasi efisien yang belum terpenuhi,
disebabkan persoalan yang meliputi :
Persoalan diuraikan dalam 10 indikator terkait
koordinasi, meliputi acuan koordinasi, tujuan - penentuan peran, aktor dan standarisasi tugas
dan manfaat bersama, penentuan peran, aktor, yang tidak dibuat, karena koordinasi
dan standarisasi tugas, struktur, rekomendasi gubernur menggunakan susunan
ketergantungan, mandat, sumberdaya, aktor dalam struktur BKPRD Provinsi Jawa
perangkat formal, informal, dan keterikatan, Barat, pembagian peran hanya
keputusan memenuhi tujuan, serta pelaporan mencantumkan beberapa OPD untuk
dan tindak lanjut hasil koordinasi. melakukan kajian lebih mendalam,
standarisasi tugas hanya mencantumkan
Penilaian pemenuhan indikator terkait koordinasi standarisasi tugas antara provinsi dan
dalam koordinasi rekomendasi gubernur, menilai kabupaten/kota
indikator yang digunakan/dilaksanakan/
254 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2
Endang Damayanti
- perangkat formal berupa prosedur pembuatan digunakan untuk kegiatan selanjutnya.
keputusan, jadwal, rencana kerja tidak dibuat Kegiatan-kegiatan yang dimaksud meliputi :

1. Penetapan tujuan dan manfaat bersama


Rumusan Rekomendasi Penyelenggaraan berbasis saling ketergantungan antardaerah,
Perizinan Pemanfaatan Ruang KBU yang Efektif antarsektor, antartingkat pemerintahan
dan Efisien 2. Penentuan peran dan partisipasi stakeholder
(aktor) koordinasi perizinan pemanfaatan
Berdasarkan persoalan dan penilaian terhadap ruang KBU di provinsi (kabupaten/kota
masing-masing pemenuhan indikator, dilibatkan)
dirumuskan usulan tindaklanjut agar 3. Penetapan standarisasi tugas seluruh aktor
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang dalam koordinasi perizinan pemanfaatan
KBU lebih efektif dan efisien. ruang KBU
4. Penetapan bentuk dan struktur lembaga
Selanjutnya, berdasarkan persoalan, penilaian
koordinasi, serta optimalisasi kewenangan
pemenuhan indikator, dan usulan tindaklanjut,
provinsi/ OPD di bidang perizinan dalam
dirumuskan rekomendasi penyelenggaraan
aspek pengaturan, penetapan, pelayanan,
perizinan pemanfaatan ruang KBU yang efektif
dan pengawasan
dan efisien. Rekomendasi berupa mekanisme
5. Penetapan Tim Koordinasi Bersama, atau
untuk memperbaiki penyelenggaraan perizinan
Tim Rekomendasi Gubernur (Provinsi dan
pemanfaatan ruang KBU yang teridentifikasi
Kabupaten/Kota)
masih banyak memiliki persoalan, terutama
yang diakibatkan oleh indikator-indikator yang Selanjutnya dilakukan evaluasi acuan perizinan
belum dipenuhi. Perbaikan pada keseluruhan pemanfaatan ruang KBU, termasuk acuan
tahapan penyelenggaraan perizinan hukum perizinan yang diperlukan, melibatkan
pemanfaatan ruang KBU diperlukan dalam Tim Rekomendasi Gubernur yang sudah
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang ditetapkan dan menjadi tanggung jawab OPD
KBU ke depan. Provinsi dalam bidang pelayanan perizinan
terpadu (BPPT Provinsi Jawa Barat). Kegiatan
Mekanisme menempatkan indikator
yang dilakukan meliputi :
penyelenggaraan perizinan yang efektif dan
efisien tidak sebagai posisi yang sama, artinya 1. Evaluasi ketersediaan acuan koordinasi dan
ada yang ditempatkan sebagai input atau acuan hukum perizinan (perangkat formal
pendukung (dengan simbol P), dan sebagai koordinasi)
kegiatan (dengan simbol angka). Mekanisme 2. Penyusunan dan penetapan acuan
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang penyelenggaraan perizinan (perangkat
KBU yang efektif dan efisien disusun dalam formal) yang belum lengkap oleh aktor yang
mekanisme berurutan (sequential), yaitu Tahap berwenang sesuai penentuan peran, aktor
Persiapan dan Pelaksanaan dan standarisasi tugas

Pada Tahap Persiapan, dengan dukungan Pelaksanaan tahap persiapan ini, perlu didukung
mandat dari Gubernur dan Bupati/Walikota, dan pula dengan perangkat koordinasi yang bersifat
dukungan sumberdaya (SDM, pendanaan, informal dan keterikatan, agar dapat lebih
sarana), perlu diawali dengan Penetapan dan efisien.
Penentuan Dasar Perizinan, yang melibatkan
seluruh unsur pemerintah provinsi dan unsur Tahap kedua yaitu Tahap Penetapan. Pada
pemerintah kabupaten/kota yang terkait dengan tahap ini dukungan mandat dari Gubernur dan
perizinan dan pemanfaatan ruang yang ada di Bupati/Walikota, dan dukungan sumberdaya
KBU. Kegiatan tersebut mencakup tahapan (SDM, pendanaan, sarana) sangat penting untuk
kegiatan yang harus dilaksanakan berurutan, mendorong penyelenggaraan perizinan
mengingat hasil dari kegiatan pertama akan pemanfaatan ruang KBU yang efektif dan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 255


Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

efisien. Selain itu untuk mendukung anggota 1. Pengkajian permohonan pemanfaatan ruang
tim, OPD yang memfasilitasi koordinasi perizinan yang mengacu pada acuan hukum perizinan
(BPPT Provinsi Jawa Barat) harus mengirim dan acuan koordinasi yang lengkap
undangan minimal 3 hari sebelum pelaksanaan 2. Perumusan pertimbangan teknis dan
rapat, yang dilampiri dengan bahan rapat yang tinjauan lapangan
akan dibahas, untuk dianalisa terlebih dahulu, 3. Perumusan ketetapan (ketentuan/
sehingga anggota tim dapat memberi persyaratan), sesuai peristiwa konkret
pertimbangan teknis dan analisa yang optimal, 4. Penetapan disinsentif bagi pemerintah
dan berdiskusi dengan atasan atau teman- kabupaten/kota apabila pelanggaran
teman di instansinya (jika diperlukan) untuk perizinan terjadi, dan mengarahkan
memperoleh informasi yang penting. Tahap penerapan sanksi.
diawali Perumusan Kajian Teknis, yang 5. Penetapan hak dan kewajiban pemohon dan
melibatkan Tim Rekomendasi Gubernur yang pemberi izin untuk memenuhi ketetapan
sudah ditetapkan aktornya, perannya, dan Rekomendasi Gubernur.
standarisasi tugasnya. Kegiatan tahap 6. Penyusunan Berita Acara untuk permohonan
perumusan kajian teknis, meliputi : rumah tinggal tunggal atau non rumah
tinggal tunggal

Penetapan dan Penentuan Dasar Perizinan Evaluasi Acuan Perizinan


Mandat
Dukungan
Gubernur dan Pelibatan Seluruh Unsur Pemerintah Provinsi dan Unsur Kabupaten/Kota Pelibatan Tim Rekomendasi Gubernur
Bupati/Walikota (Tim BPPT)
Penetapan Penentuan Penetapan bentuk
(P) tujuan dan peran dan dan struktur lembaga
manfaat Penetapan koordinasi, serta Penetapan Penyusunan dan
partisipasi Tim Bersama:
Sumberdaya bersama stakeholder standarisasi optimalisasi penetapan acuan
(SDM, provinsi dan (aktor) tugas seluruh kewenangan Tim Evaluasi
perizinan berupa Tahap
pendanaan, Rekomendasi ketersediaan
kabupaten/kota koordinasi aktor dalam provinsi/ OPD di acuan hukum perangkat formal Persiapan
sarana berbasis saling koordinasi bidang perizinan Gubernur yang belum lengkap
perizinan (Provinsi dan perizinan
prasarana) (P) ketergantungan pemanfaatan perizinan dalam aspek oleh aktor yang
Kabupaten/ berupa
antardaerah, ruang KBU di pemanfaatan pengaturan, perangkat berwenang sesuai
antarsektor, ruang KBU pembinaan, Kota) penentuan peran,
provinsi formal
Perangkat antartingkat (kabupaten/ pelaksanaan, aktor dan
informal pemerintahan kota dilibatkan) pelayanan, dan standarisasi tugas
(P) pengawasan
Perangkat 1 2 3 5 6 7
keterikatan 4

Kajian Teknis Pembuatan Keputusan


Mandat Berita
Dukungan Acara
Gubernur dan Tim Rekomendasi Gubernur (Tim BPPT)
Penetapan Persetujuan
Bupati/Walikota Rumah
(P) hak dan
kewajiban tinggal
Kajian Perumusan Penentuan tunggal Penolakan
mengacu pemohon dan
Sumberdaya ketetapan Disinsentif pemberi izin
(SDM, pada dasar Perumusan Pelaporan
(ketentuan kepada untuk
pendanaan, hukum pertimbangan
teknis dan
dan pemberi izin, memenuhi Tim Pembuat Keputusan (BKPRD) + Tim
dan tindak
lanjut hasil
Tahap
sarana perizinan dan persyaratan), Non
prasarana) (P) acuan tinjauan berdasarkan
dan arahan
penerapan
ketetapan
Rekomendasi rumah
Rekomendasi Gubernur koordinasi Penetapan
koordinasi lapangan peristiwa Persetujuan
sanksi Gubernur tinggal Pembuatan keputusan
yang lengkap konkret tunggal non rumah tinggal
berskala luas dan 15
Bahan Rapat dilampirkan Penolakan
dampak besar
bersama undangan untuk 8 9 10 11 12 13 14
dianalisa anggota Tim
Rekomendasi Gubernur
(P)
Proses Penyusunan Naskah Rekomendasi Gubernur untuk persetujuan atau penolakan,
Waktu penyelesaian Pengawasan pelaksanaan penandatanganan oleh Gubernur, penyerahan kepada pemohon
Perangkat Perangkat Rekomendasi proses Rekomendasi
(P) informal keterikatan dan
Gubernur (P) Gubernur (P) Pelaporan kepada atasan masing-masing/ pelaporan rekomendasi gubernur yang sudah
diterbitkan kepada OPD berwenang dalam pengawasan
Atau
Tindak lanjut dengan memproses izin di kabupaten/kota sesuai hasil koordinasi di provinsi
dan izin yang terbit dilaporkan kepada OPD provinsi yang berwenang

Gambar 3
Mekanisme Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang KBU yang Efektif dan Efisien

256 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Endang Damayanti
Perumusan Kajian Teknis dilanjutkan dengan Walaupun penyelenggaraan rekomendasi
Pembuatan Keputusan, yang melibatkan Tim gubernur sudah dilaksanakan sesuai dengan
Pembuat Keputusan dalam Forum BKPRD kriteria pembagian kewenangan pemerintah
Provinsi Jawa Barat, khusus untuk memutuskan daerah, yaitu kriteria eksternalitas, kriteria
persetujuan atau penolakan permohonan yang akuntabilitas dan kriteria efisiensi dan
berskala dampak besar (permohonan non pembagian urusan pemerintah provinsi
rumah tinggal). Untuk permohonan rumah dalampenataan ruang dan pelayanan publik.
tinggal tunggal (berskala dampak kecil), tidak Belum efektif dan efisien teridentifikasi dari
perlu diproses dalam pembuatan keputusan. persoalan-persoalan yang terjadi, yang
Permohonan rumah tinggal tunggal yang disebabkan belum terpenuhinya sebagian besar
memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan, indikator penyelenggaraan perizinan yang efektif
setelah dibahas dalam kajian teknis, selanjutnya dan efisien melalui analisis penilaian indikator
masuk proses pelaporan dan tindaklanjut, dalam penyelenggaraan perizinan pemanfaatan
berupa proses penyusunan naskah Rekomendasi ruang KBU di Provinsi Jawa Barat. Indikator
Gubernur untuk persetujuan atau penolakan, terkait kewenangan tidak seluruhnya
penandatanganan oleh Gubernur, penyerahan dilaksanakan, indikator terkait perizinan tidak
kepada pemohon, atau pelaporan kepada atasan seluruhnya digunakan/dihasilkan, dan indikator
masing-masing, dan ditindaklanjuti kabupaten/ terkait koordinasi tidak seluruhnya dilaksanakan/
kota sesuai hasil koordinasi di provinsi. digunakan/dihasilkan.

Pelaksanaan tahap penetapan ini, juga Ketidakefektifan terjadi karena perizinan


didukung dengan perangkat koordinasi yang pemanfaatan ruang KBU di provinsi belum
bersifat informal dan keterikatan, agar dapat melibatkan kabupaten/kota dalam keseluruhan
lebih efisien. Selain itu, penting untuk saling proses di provinsi, kewenangan belum
mengingatkan waktu penyelesaian rekomendasi dilaksanakan seluruhnya dan terjadi
gubernur, yang dapat dilakukan dengan ketidakberwenangan suatu lembaga walaupun
penyampaian informasi lisan maupun tulisan telah didelegasikan, belum menetapkan tujuan
oleh sesama anggota tim rekomendasi bersama dan belum mengatur standarisasi
gubernur, atau oleh BPPT Provinsi (sebagai tugas, serta dukungan sumberdaya yang harus
pengawas fungsional). Pengawas disiapkan, kepemimpinan yang belum
penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang mendukung dan mengelola tekanan dengan
di Provinsi harus selalu hadir dan memberi baik. Kondisi tersebut berujung pada belum
masukan perbaikan penyelenggaraan proses dapat terwujudnya pengendalian pembangunan
rekomendasi gubernur apabila diperlukan. di KBU, sebagaimana kondisi yang ingin dicapai
tujuan pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
Apabila seluruh kegiatan dalam tahap persiapan
sudah dilakukan dan menghasilkan dasar dan Ketidakefisienan terjadi karena perizinan
acuan koordinasi yang lengkap, maka ke depan pemanfaatan ruang KBU di provinsi belum
hanya melaksanakan tahap penetapan saja. menyusun cara pengelolaan penyelenggaraan
Apabila dalam pelaksanaannya masih dinilai perizinan pemanfaatan ruang KBU di provinsi
belum efektif dan efisien, perlu memeriksa untuk mencapai tujuan dengan prosedur yang
kembali secara bersama (melibatkan tim khusus, belum menggunakan input sumberdaya
rekomendasi gubernur), untuk menemukan yang mendukung produktivitas tinggi, dan
indikator yang bermasalah. belum memuaskan dalam mencapai tujuan
pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
Kesimpulan Kewenangan Provinsi Jawa Barat yang besar,
belum diimbangi jumlah pengorbanan yang
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang setara sebagai upaya mencapai tujuan
di Provinsi Jawa Barat dalam memproses pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
rekomendasi gubernur belum efektif dan efisien
dalam mengendalikan pembangunan di KBU.
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 257
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

Rekomendasi tindakan koreksi Gubernur kepada


Bupati/Walikota, dan memerlukan dukungan
Penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang unsur kabupaten/kota dan masyarakat.
KBU yang efektif dan efisien membutuhkan Kewenangan OPD pengawasan di provinsi
tindakan konkret dari Pemerintah Provinsi Jawa yang terbatas, dibantu peran petugas dalam
Barat, melalui optimalisasi kewenangan, bidang pengawasan lainnya,
melengkapi penyelenggaraan perizinan mempertimbangkan pemberian izin yang
pemanfaatan ruang dengan berbagai ketentuan diberikan secara berkala, sehingga dalam
dan perangkat pendukung agar dapat lebih jangka waktu tersebut izin dapat dievaluasi.
efektif dan efisien, terutama dalam 5. Tugas OPD Provinsi dikembalikan sesuai
menghasilkan keputusan rekomendasi gubernur kewenangan masing-masing, sehingga
sebagai bentuk operasional dari tujuan amanat peraturan KBU perlu dievaluasi.
pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
Terkait pemberian perizinan pemanfaatan ruang
Terkait optimalisasi kewenangan, Pemerintah di provinsi (rekomendasi gubernur), Pemerintah
Provinsi Jawa Barat perlu melakukan beberapa Provinsi Jawa Barat perlu melakukan beberapa
langkah efektif, meliputi: langkah efektif dan efisien, meliputi :

1. Dalam pengaturan, mengevaluasi peraturan 1. Melengkapi acuan hukum perizinan, yaitu RTR
KBU, terutama dalam menilai kinerja KSP KBU sebagai kerangka pengendalian
perwujudan amanat peraturan tersebut dan pemanfaatan ruang KBU.
dampak yang terjadi. Selain itu menyusun dan 2. Menetapkan prosedur persetujuan perizinan
menetapkan peraturan tentang rencana tata yaitu dalam pembuatan keputusan
ruang kawasan strategis provinsi KBU, yang pengabulan atau penolakan, dan
sekaligus memuat mekanisme dan tata cara mencantumkan waktu penyelesaian
pemberian insentif dan disinsentif rekomendasi gubernur.
pengendalian pemanfaatan ruang KBU, dan 3. Menetapkan ketentuan dalam rekomendasi
penyusunannya melibatkan kabupaten/kota. gubernur bersifat teknis sebagai bentuk
2. Dalam pembinaan, menyebarluaskan operasional dari tujuan pengendalian
informasi mekanisme perizina pemanfaatan pemanfaatan ruang KBU.
ruang KBU, melakukan penelitian dan 4. Menetapkan lembaga pemerintah provinsi dan
pengembangan yang mempengaruhi kabupaten/kota yang terlibat dalam koordinasi
kebijakan/ tindakan koreksi Gubernur kepada perizinan pemanfaatan ruang sesuai
Kabupaten/Kota, melakukan koordinasi kewenangan dan kepentingannya dalam
perizinan yang bersifat substantif, melakukan memberikan kontribusi teknis.
monitoring dan evaluasi terhadap 5. Merumuskan Disinsentif bagi kabupaten/kota
perkembangan kesadaran masyarakat KBU. yang tidak mematuhi rekomendasi gubernur,
3. Dalam penyelenggaraan perizinan, dan merumuskan arahan sanksi untuk
menyediakan peraturan zonasi sebagai acuan dicantumkan dalam izin pemanfaatan ruang
izin yang sesuai kebutuhan kabupaten/kota yang diterbitkan Bupati/Walikota.
(teknis dan rinci), membatalkan izin dan 6. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan
mengambilalih kewenangan kabupaten/kota perizinan pemanfaatan ruang KBU di
yang tidak memenuhi standar pelaksanaan kabupaten/kota.
perizinan, dan membentuk lembaga 7. Mencantumkan kewajiban kabupaten/kota
pengendalian pemanfaatan ruang KBU yang sesuai Pasal 7a Peraturan Gubernur Nomor 58
melibatkan kabupaten/kota. Pembatalan izin Tahun 2011 dalam Rekomendasi Gubernur,
dilaksanakan dengan kebijakan, mandat dan untuk mempertegas tindaklanjut yang harus
sumberdaya dalam pelaksanaannya. dilaksanakan kabupaten/kota dalam
4. Dalam pengawasan, memiliki kewenangan pengendalian pemanfaatan ruang KBU.
yang besar, terutama dalam memberikan

258 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Endang Damayanti
Terkait pelaksanaan koordinasi, Pemerintah rekomendasi gubernur, dan menyampaikan
Provinsi Jawa Barat perlu melakukan beberapa kepada pemohon pemanfaatan ruang KBU
langkah efektif dan efisien, meliputi : terkait prinsip pengendalian kawasan yang
harus dijaga. Persetujuan maupun penolakan
1. Menyusun acuan koordinasi berupa prosedur permohonan rekomendasi gubernur harus
pembuatan keputusan di BKPRD Provinsi Jawa ditindaklanjuti dengan pelaporan dan
Barat, agar koodinasi terjadwal, sesuai penertiban, karena memiliki implikasi hukum
rencana dan tata cara. yang harus dipatuhi.
2. Bersama pemerintah kabupaten/kota di
wilayah KBU menetapkan tujuan dan manfaat Ucapan Terima Kasih
bersama dalam melaksanakan pengendalian
pemanfaatan ruang KBU. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
3. Mengedepankan saling ketergantungan dalam Denny Zulkaidi selaku pembimbing, atas
menyelesaikan eksternalitas perizinan bimbingannya dalam menyusun penelitian ini.
pemanfaatan ruang KBU.
4. Memberikan mandat dan kepemimpinan yang Daftar Pustaka
baik dalam mendukung koordinasi yang
berkomitmen dan sesuai tujuan pengendalian Alexander, Ernest. R. (1995). How Organizations
pemanfaatan ruang KBU. Act Together: Interorganizational Coordination
5. Mendukung sumberdaya dalam koordinasi in Theory and Practice. Amsterdam: Gordon
perizinan pemanfaatan ruang KBU, sebagai and Breach Science Publishers SA.
yang paling berkepentingan dalam Babbie, E. (2007). The Practice of Social
pengendalian pemanfaatan ruang KBU. Research. Belmont, CA: Wadsworth.
6. Tidak memberi peluang bagi kabupaten/kota Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi
maupun pemohon untuk tidak mematuhi Jawa Barat. (2012). Laporan Tahunan
ketentuan dan persyaratan, atau alasan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Provinsi
penolakan yang ditetapkan dalam Jawa Barat. Bandung
rekomendasi gubernur. Edelman, M., (1997). Inter-jurisdictional
7. Pelaporan dan tindak lanjut hasil koordinasi, Coordination for Traffic Management,
dilakukan dengan menjaga substansi http://home.earthlink.net/~schallerconsult/dat
teknisnya, melaporkan rekomendasi gubernur a/lcchp1.pdf
yang terbit kepada OPD yang berwenang Harrison, Malcolm L. dan R. Mordey. (1987).
dalam pengawasan. Planning Control: Philosophies, Prospects, and
8. Menentukan peran dan aktor yang dipilih Practice. Wolfeboro, NH: Croom Helm.
sesuai kewenangan dan kepentingannya Ibrahim, Syahrul. (1998). Pengendalian
dalam penyelenggaraan perizinan Pemanfaatan Ruang Terpadu, Konsisten dan
pemanfaatan ruang KBU, sehingga koordinasi Berkualitas. Jurnal Perencanaan Wilayah dan
memiliki aktor dengan kapasitas yang benar- Kota Volume 9 No. 2
benar diperlukan dalam memberikan Khublall, N dan Yuen, Belinda. (1991).
kontribusi teknis. Development Control and Planning Law in
9. Menyusun standarisasi tugas, untuk Singapore. Singapore: Longman Singapore
menyelesaikan masalah dan menangani Publisher
kepentingan bersama dalam koordinasi McLoughlin, J. Brian. (1973). Control and Urban
perizinan pemanfaatan ruang KBU. Planning. London: Faber and Faber Limited.
Natalivan, Petrus dan Denny Zulkaidi. (2006).
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pihak yang Modul Pelatihan Peningkatan Kemampuan
paling berwenang dalam pemberian izin Aparat Daerah di Wilayah I dalam Penyusunan
pemanfaatan ruang di KBU, harus memiliki Zoning Regulation. Jakarta: Direktorat
komitmen dan pemahaman yang sama dengan Penataan Ruang Wilayah I, Kementerian
provinsi, berperan besar pada aspek substansial Pekerjaan Umum.
lokal, menindaklanjuti hasil koordinasi
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 259
Persoalan Penyelenggaraan Perizinan Pemanfaatan Ruang dalam Pengendalian Pembangunan di Kawasan Bandung Utara

Oetomo, Andi. (2013). Konsep Kelembagaan Thomas, Keith. (1997). Development Control:
KSN Perkotaan Cekungan Bandung. Bandung: Principles and Practice. London : Spoon Press.
SAPPK ITB Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pudyatmoko, Y. Sri. (2009). Perizinan: Problem Pengendalian Pemanfaatan Ruang KBU
dan Upaya Pembenahan. Jakarta: PT. Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011
Grasindo. tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Sutedi, Adrian. (2011). Hukum Perizinan Dalam Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun
Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Grafika. Perizinan Terpadu

260 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2

Anda mungkin juga menyukai