Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

FORMULASI KRIM ANTI JERAWAT KOMBINASI EKSTRAK


DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)

Rika Yulianti

Program Studi S1 Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya


Korespondensi: Email: yulianti_kamil@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi krim kombinasi ekstrak etanol daun jambu biji
(Psidium guajava L) dan daun sirsak (Annona muricata L.). Daun sirsak secara tradisional digunakan
untuk mengobati jerawat. Penelitian mengenai aktivitas anti jerawat ekstrak daun jambu biji telah
dilakukan oleh Qadan et al pada tahun 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Sousa et al tahun 2010
menyatakan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki aktivitas anti inflamasi. Penelitian-penelitian
sebelumnya tidak dilakukan formulasi krim dengan kombinasi kedua ekstrak, pengujian sediaan
selama penyimpanan 28 hari. Ekstrak diperoleh dari daun sirsak (Annona muricata L.) dan daun jambu
biji (Psidium guajava L.) menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96 %. Sediaan
diformulasi dalam bentuk krim, diuji konsentrasi hambat minimum dan aktivitas antibakteri terhadap
Propionibacterium acne dengan menggunakan klindamisin sebagai pembanding. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dan ekstrak daun jambu biji memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Propionibacterium acne dengan formulasi krim yang baik selama penyimpanan 28 hari.

Kata kunci : jerawat, ekstrak, krim

PENDAHULUAN L). Ekstrak aseton:air (7:3) daun jambu


Kelainan kulit yang paling umum biji memiliki aktivitas antibakteri terhadap
terjadi di seluruh dunia adalah jerawat Propionibacterium acnes, Staphylococcus
(acne vulgaris), yang merupakan penyakit aureus dan Staphylococcus epidermidis 3.
inflamasi kronik yang terjadi pada unit Telah dilaporkan bahwa aktivitas anti
pilosebaseus. Penyakit ini terjadi terutama bakteri ekstrak daun jambu biji (Psidium
pada usia dewasa muda dan dapat sembuh guajava L) dipengaruhi karena keberadaan
sendiri. Akne juga merupakan penyakit tanin, triterpenoid, dan glikosida flavonoid
multifaktorial yang berkembang di dalam pada daunnya 4,5. Selain daun jambi biji,
folikel sebaseus. Patofisiologi akne terjadi salah satu tanaman yang secara tradisional
karena adanya 4 faktor yang saling digunakan untuk mengobati jerawat
berpengaruh yaitu hiperkeratinisasi adalah daun sirsak (Annona muricata L.).
folikuler, kolonisasi bakteri Analisis kimia dari ekstrak daun
Propionibacterium acnes, peningkatan sirsak yang telah dilakukan oleh penelitian
produksi sebum, dan inflamasi 1. sebelumnya, menunjukkan hasil bahwa
Propionibacterium acnes adalah adanya metabolit sekunder antara lain
target utama pada pengobatan antibakteri tannin, steroid, kardiak glikosida, dll.
untuk jerawat. Sebenarnya aksi Memiliki efek anti bakteri pada beberapa
Propionibacterium acnes dalam strain bakteri seperti Staphylococcus
perkembangan lesi jerawat masih dalam aureus, Escherichia coli, Proteus vulgaris,
penelaahan. Namun, berdasarkan pada Streptococcus pyrogenes, Bacillus subtilis,
beberapa data, kemungkinan Salmonella typhimurium, Klebsiela
Propionibacterium acnes beraksi dengan pneumonia, dan Enterobacter aerogenes 6.
memproduksi beberapa substansi Pada penelitian sebelumnya yang diujikan
penyebab inflamasi (seperti lipase, faktor terhadap hewan menunjukkan bahwa
kemotaktik, dll) yang menginduksi ekstrak etanol daun sirsak (Annona
perkembangan lesi jerawat 2. muricata L.) memiliki aktivitas anti
Tanaman yang terbukti secara inflamasi 7.
ilmiah memiliki aktivitas anti jerawat
adalah daun jambu biji (Psidium guajava

158
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

METODE PENELITIAN dengan menggunakan alat vacuum rotary


Bahan dan Alat evaporator dilanjutkan dengan water bath.
a. Bakteri Uji
Bakteri Propionibacterium acne Pemeriksaan Parameter Kualitas
yang diperoleh dari Laboratorium Ekstrak
Biologi Institut Teknologi Pemeriksaan parameter ekstrak dilakukan
Bandung. untuk mengetahui kualitas ekstrak dari
b. Bahan kimia sifat fisik dan kandungan kimianya.
Etanol 96 % (Bratachem), toluene, Parameter yang diperiksa meliputi
aquadest, methanol, ammonia 10 organoleptik, rendemen, kadar air ekstrak
%, kloroform, etil asetat, asam dan susut pengeringan.
formiat, asam asetat, silica gel GF
254, AlCl3, FeCl3, pereaksi Skrining Fitokimia
Dragendorf, petroleum eter, Skrining fitokimia ekstrak meliputi uji
vanillin sulfat, pereaksi Mayer, alkaloid (dilakukan dengan metode
NaCl 10 %, H2SO4 pekat, Mayer, Wagner dan Dragendorff), uji
heksana, HCL, logam Mg, nutient tanin dan polifenol dengan cara 3 mL
agar, media Muller-Hinton agar, sampel diekstraksi akuades panas
klindamisin, larutan Mc.Farland, kemudian didinginkan. Setelah itu
paraffin cair, sera alba, sorbitan ditambahkan 5 tetes NaCl 10% dan
monostearat, trietanolamin, disaring. Filtrat dibagi 3 bagian A, B, dan
sodium benzoate (Bratachem). C. Filtrat A digunakan sebagai blangko, ke
c. Alat dalam filtrat B ditambahkan 3 tetes
Peralatan yang digunakan adalah pereaksi FeCl3, dan ke dalam filtrat C
neraca analitik (Shimadzu AUY- ditambah garam gelatin. Kemudian
220), oven (Memmert), vacuum diamati perubahan yang terjadi. Uji
rotary evaporator (Eyela), autoklaf saponin yang dilakukan dengan metode
(LD 2X -40S dan All American Forth. Uji flavonoid dilakukan dengan
no 25X), inkubator (Memmert), metode Bate Smith-Metchalf kemudian
anaerobic pack, dan alat-alat gelas diamati perubahan warna yang terjadi
yang biasa digunakan. (metode Wilstater).

Penyiapan sampel Pengujian Aktivitas Antibakteri


Daun sirsak dan daun jambu biji Ekstrak
yang telah dikumpulkan dibersihkan dari Pengujian aktivitas antibakteri
pengotor, dicuci di bawah air mengalir ekstrak etanol daun sirsak dan daun jambu
sampai bersih, ditiriskan, lalu dikeringkan biji terhadap Propionibacterium acnes
dengan cara diangin-anginkan. Sampel dilakukan dengan metode difusi
yang telah kering dihaluskan hingga menggunakan cakram. Sebanyak 1-2 ose
diperoleh serbuk yang halus dan seragam. bakteri uji diinokulasikan ke dalam
Nutrien agar, lalu diinkubasi dalam
Ekstraksi Sampel inkubator pada suhu 37C selama 24 jam.
Metode ekstraksi menggunakan Suspensi bakteri uji disetarakan dengan
metode maserasi dengan pelarut etanol 96 kekeruhan larutan Mc. Farland 0,5.
%. Serbuk simplisia ditimbang sebanyak Sebanyak 20 L suspensi bakteri
500 gram kemudian dimasukkan ke dalam uji diteteskan pada agar Mueller-Hinton
maserator yang bagian dasarnya telah yang sudah memadat di dalam cawan
dilapisi kapas, dimasukkan pelarut etanol petri, lalu diratakan dengan menggunakan
96 % hingga simplisia tersebut terendam spreader. Seluruh cawan didiamkan
seluruhnya. Diamkan selama 3 x 24 jam, beberapa saat agar bakteri mencapai fase
sambil sesekali dilakukan pengadukan. logaritmiknya. Pada agar diletakkan kertas
Setelah 3 hari, maserat dikeluarkan dan cakram berdiameter 6 mm. Larutan uji
ditampung. Lakukan remaserasi hingga ekstrak etanol daun sirsak dan ekstrak
maserat menjadi jernih. Seluruh hasil etanol daun jambu biji dengan berbagai
penampungan pelarut dicampurkan untuk konsentrasi; dimetil sulfoksid (DMSO)
kemudian dilakukan pemekatan ekstrak sebagai kontrol negatif; larutan
159
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

Clindamycin 1 % sebagai kontrol positif, cakram. Pada cawan petri ditanam bakteri
masing-masing diteteskan pada kertas yang akan diuji yang disesuaikan dengan
cakram yang berbeda sebanyak 25 l. standar Mc Farland 0.5, yaitu sekitar 108
Kemudian cawan petri diinkubasi dalam kuman per milliliter. Setelah diinkubasi
inkubator pada suhu 37C selama 1x24 selama 24 jam pada suhu 37 derajat
jam. celcius, kemudian dari setiap cawan tadi
diamati cawan dengan konsentrasi
Penentuan Konsentrasi Hambat antimikroba terkecil yang tidak
Minimum (KHM) menunjukkan pertumbuhan mikroba. Pada
Penentuan konsentrasi hambat metode ini dapat ditentukan KHM dari
minimal dilakukan dengan metode suatu antimikroba terhadap uji bakteri.

Optimalisasi Formula
Nama Bahan (gram) Basis krim Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak 0 3 6 9
Paraffin liquidum 25 25 25 25
Asam stearat 14.5 14.5 14.5 14.5
Trietanolamin 1.5 1.5 1.5 1.5
Adeps lanae 3 3 3 3
Sodium benzoat 0.5 0.5 0.5 0.5
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 ad 100

Pembuatan basis krim dilakukan dengan Propionibacterium acne pada semua


cara fase minyak (paraffin liquidum, asam konsentrasi ekstrak.
stearat, adeps lanae,) dan fase air (sodium Evaluasi sediaan selama 28 hari, meliputi
benzoat, TEA, dan aquadest) masing- pengamatan organoleptik (warna, bau,
masing dipanaskan di atas waterbath pada bentuk), pH, dan daya sebar sediaan. Uji
suhu 60o-70o C sampai lebur. Campurkan organoleptis dimaksudkan untuk melihat
fase air dan fase minyak sekaligus lalu tampilan fisik suatu sediaan yang meliputi
gerus sampai dingin sampai terbentuk bentuk, warna dan bau. Berdasarkan hasil
masa basis krim yang homogen. yang didapat bentuk sediaan yang didapat
Masukkan ekstrak etanol daun sirsak dan berupa setengah padat, warna hijau sesuai
ekstrak daun jambu biji ke dalam dengan warna daun sirsak dan daun jambu
lumpang, tambahkan basis krim untuk biji dan bau yang dihasilkan adalah khas
masing-masing formula sedikit demi ekstrak. Aroma atau bau dan warna yang
sedikit kemudian digerus hingga dihasilkan krim ekstrak daun sirsak dan
homogen. Lalu masing-masing formula daun jambu biji tergantung dari
disimpan dalam wadah krim. konsentrasi krim yang digunakan.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak aroma
Evaluasi atau bau khas daun sirsak dan daun jambu
Evaluasi terhadap gel yang diformulasi biji semakin meningkat dan warna krim
meliputi evaluasi organoleptis, pH, menjadi hijau kecoklatan. Uji
homogenitas, viskositas dan daya sebar. homogenitas bertujuan untuk melihat dan
mengetahui tercampurnya bahan-bahan
HASIL sediaan krim. Hasil yang didapat tidak
Hasil pengujian aktivitas antibakteri adanya gumpalan-gumpalan dan partikel
ekstrak dengan menggunakan metode besar secara visual. Uji pH bertujuan
difusi cakram menunjukkan bahwa ekstrak mengetahui keamanan sediaan krim saat
daun sirsak (Annona muricata L.) dan digunakan sehingga tidak mengiritasi
ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava kulit. Hasil pH krim ekstrak daun sirsak
L.), memiliki aktivitas antibakteri, dan daun jambu biji yang didapat berkisar
dibuktikan dengan adanya kemampuan antara 5.1-5.5. Perbedaan nilai pH tidak
menghambat pertumbuhan terlalu berpengaruh selama masih pada
batas rentang pH yang aman bagi kulit.

160
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 14 Nomor 1 Agustus 2015

Selama masa penyimpanan 28 hari, pH 2. Gollnick H, Cunliffe W, Berson D, et


sediaan cenderung menurun namun al. Management of acne : a report
penurunannya tidak besar, begitupun pada from a global alliance to improve
penambahan konsentrasi ekstrak yang outcomes in acne. J Am Acad
Dermatol, 49 (1 Suppl.): SI-S37.
makin besar, tingkat keasaman semakin
2003
kecil. Daya sebar sediaan berada pada 3. Qadan F., Thewani A.J., Ali D.A.,
rentang 3.0-3.5 cm. Pengujian daya sebar Afifi R., Elkhawad A., Matalka K.Z.
merupakan pengujian yang dilakukan The antimicrobial activities of
untuk mengetahui kemampuan Psidium guajava and Juglans regia
penyebaran gel. Daya sebar 5-7 cm leaf extracts to acne-developing
menunjukkan konsistensi semisolid yang organism, Am J chin Med, 33 (2):
sangat nyaman dalam penggunaan8. 197-205. 2005.
4. Arima H and G. Danno. Isolation of
SIMPULAN DAN SARAN antimicrobial compounds from guava
(Psidium guajava L) and their
Simpulan
structural elucidation. Biosci.
1. Krim kombinasi ekstrak daun Biothecnol. Biochem, 66 (8); 1727-
sirsak (Annona muricata L.) dan 1730. 2002.
daun jambu biji (Psidium guajava 5. Begum S.S.I Hassan and
L.) Propionibacterium acnes B.S.Siddiqui. Two new triterpenoids
memiliki aktivitas antibakteri from the fresh leaves of Psidium
secara in vitro terhadap guajava. Planta med, 68; 1149-1152.
Propionibacterium acnes. 2002.
2. Berdasarkan hasil evaluasi 6. Rajeswari Devi, Vijayalakshmi S and
sediaan, krim kombinasi ekstrak Gajalakshmi S. Phytochemical and
Pharmacological Properties of
etanol daun sirsak (Annona
Annona Muricata : A review.
muricata L.) dan daun jambu biji International Journal of Pharmacy
(Psidium guajava L.) yang dibuat and Pharmaceutical Science. Vol 4,
baik selama masa penyimpanan Issue 2, 3-6. 2011.
28 hari. 7. O.V. Sousa, G.D. Viera, R.G. Jesus,
J. Pinho, C.H. Yamamoto, M.S.
Saran Alves, 2010, Antinociceptive and
Perlu dilakukan uji stabilitas dari Anti-Inflamatory Activities of the
sediaan krim yang dibuat. Ethanol Extract of Annona muricata
L. Leaves in Animal Models. Int J
Mol Sci, Vol. 11. No. 5. p.2067-2078.
DAFTAR PUSTAKA
2010.
1. Takanori Igarashi, Ko Nishino, and
8. Garg, A., D. Aggarwal, S.Garg., A.
Shree K. Nayar. The Appearance of
K. Sigla, Spreading of Semisolid
Human Skin. Department of
Formulation: An Update
Computer Science Columbia
Pharmaceutical Technology. 2002,
UniversityNew York, NY 10027,
September : 84-102.
USA. 2005.

161

Anda mungkin juga menyukai