Anda di halaman 1dari 48

MODUL PRAKTIKUM

Kegawatdaruratan sistem I

Untuk mahasiswa semester IV

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

Jalan.Bunga Terompet No. 118 Kel. Sempakata Kec. Medan Selayang

Medan 2013

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)1


MODUL PRAKTIKUM

M.A. Kegawatdaruratan sistem I

Untuk Mahasiswa Program Studi Ners

Koordinator:

Sri Martini S.Kep.,Ns. M.Kep.

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

STIKES SANTA ELISABETH

MEDAN

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)2


Elisabeth Medan

Art Design, Publising & Printing

Jl.Bunga Terompet No. 118

High school of Health Sciences Santa Elisabeth

Medan, Indonesia

Informasi:

http://stikeselisabethmedan.ac.id/

Terbitan 2014

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak, menyalin, merekam


sebagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

Modul praktikum,ProgramStudy Ners Tahap Akademik STIKes Santa Elisabeth Medan,


2014

Dicetak di Medan, Indon

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)3


VISI, MISI STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Visi STIKes Santa Elisabeth Medan

Menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dalam pelayanan kegawatdaruratan


berdasarkan daya kasih Kristus yang menyembuhkan sebagai tanda kehadiran Allah di
Indonesia tahun 2022.

Misi STIKes Santa Elisabeth Medan

1. Melaksanakan metode pembelajaran yang up to date.


2. Melaksanakan penelitian di bidang kegawatdaruratan berdasarkan evidence based
practice.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi mahasiswa
dan kebutuhan masyarakat.
4. Meningkatkan kerjasama dengan institusi pemerintah dan swasta dalam bidang
kegawatdaruratan.
5. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung penanganan terutama
bidang kegawatdaruratan.
6. Meningkatkan soft skill di bidang pelayanan berdasarkan daya kasih Kristus yang
menyembuhkan sebagai tanda kehadiran Allah.

MOTO

KETIKA AKU SAKIT KAMU MELAWAT AKU

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)4


VISI, MISI PROGRAM STUDI NERS

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

Visi Program Studi NERS

Menghasilkan perawat profesional yang unggul dalam pelayanan kegawatdaruratan jantung


dan trauma fisik berdasarkan semangat daya kasih Kristus yang menyembuhkan sebagai
tanda kehadiran Allah di Indonesia tahun 2022.

Misi Program Studi NERS

1. Melaksanakan metode pembelajaran berfokus pada kegawatdaruratan jantung dan


trauma fisik yang up to date.
2. Melaksanakan penelitian berdasarkan evidence based practice berfokus pada
kegawatdaruratan jantung dan trauma fisik.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat berfokus pada kegawatdaruratan dalam
komunitas meliputi bencana alam dan kejadian luar biasa.
4. Meningkatkan soft skill dibidang pelayanan keperawatan berdasarkan semangat daya
kasih Kristus yang menyembuhkan sebagai tanda kehadiran Allah.
5. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta yang terkait dengan
kegawatdaruratan jantung dan trauma fisik.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)5


LEMBAR PENGESAHAN MODUL

UNSUR UTAMA : TRI DARMA PERGURUAN TINGGI

BUTIR KEGIATAN :MEMBUAT MODUL KEGAWATDARURATAN SISTEM I

JUDUL : MODUL PRAKTIKUM KEGAWATDARURATAN SISTEM I

TIM PENYUSUN :

Penanggung jawab : Mestiana Br Karo, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Ketua Program Studi : Lilis Novitarum, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Anggota : Sri Martini, S.Kep.,Ns.


Conie Melva Sianipar, S.Kep, Ns,
Siti Meilan Simbolon, S.Kep.,Ns.
Nagoklan Simbolon, SST, M.Kes
Hotmarina Lumban Gaol, S.Kep.,Ns.

Medan,

Mengetahui,

STIKes Santa Elisabeth Medan

Mestiana Br Karo, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Lilis Novitarum, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Ka. STIKes Ka. Prodi

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)6


IDENTITAS MAHASISWA

23

Nama : ................................................................................

NIM : .................................................................................

Alamat :..................................................................................

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)7


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatNya sehingga
Modul praktikum pada mata kuliah Kegawatdaruratan sistem I bertujuan agar mampu
melakukan tindakan keperawatan pada Kegawatdaruratan sistem I. Mahasiswa juga
diharapkan mampu menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai dasar analisis
kegiatan yang dilakukan di setiap tindakan meningkatkan, penanganan teknis dan sikap
dalam memberikan asuhan keperawatan. Modul praktikum ini berisikan tentang Pengkajian
sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan keracunan obat , Manajemen kasus
syok, multi trauma, over dosis dan keracunan obat , Pencegahan primer, sekunder dan tertier
pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan keracunan obat , Pengkajian kegawatan,
kedaruratan dan gawat darurat , Triase , BCLS & BLS adalah memberikan panduan
mahasiswa dalam melakukan program studi ners tahap akademik. Semoga modul ini
berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan selama melakukan
Progran Pendidikan Ners tahap akademik sehingga nantinya menjadi lulusan Ners yang
profesional.

Medan,

Penyusun

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)8


Deskripsi mata ajar

Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Kegawatdaruratan sistem I. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang berkaitan dengan Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis
dan keracunan obat , Manajemen kasus syok, multi trauma, over dosis dan keracunan obat ,
Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan
keracunan obat , Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan gawat darurat , Triase , BCLS &
BLS. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep system pencernaan
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Pembelajaran laboratorium untuk blok
Kegawatdaruratan sistem I dilakukan dalam kegiatan praktikum di laboratorium dan
kegiatan di klinik untuk mempraktikkan dan mengaplikasikan secara langsung
Kegawatdaruratan sistem I

Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok Kegawatdaruratan sistem I


mahasiswa akan mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan
Kegawatdaruratan sistem I yaitu:
1. Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan
keracunan obat ,
2. Manajemen kasus syok, multi trauma, over dosis dan keracunan obat ,
3. Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada kasus syok, multitrauma,
over dosis dan keracunan obat ,
4. Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan gawat darurat ,
5. Triase ,
6. BCLS & BLS.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)9


Petunjuk Praktikum

1. Pelajari modul praktek Kegawatdaruratan sistem dengan baik .


2. Pilih jenis tindakan Kegawatdaruratan sistem yang akan anda pelajari atau
praktekkan
3. .Lakukan pemesanan alat/bahan praktek dan laboratorium seminggu sebelum
kegiatan praktek.
4. Persiapkan peralatan/bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan praktek minimal 1
hari sebelum kegiatan praktek dimulai
5. Pakailah pakaian/jas laboratorium pada waktu praktek.
6. Aturlah ruangan laboratorium sesuai dengan kebutuhan praktek.
7. Bersihkan ruangan laboratorium, rapikan peralatan yang digunkan, matikan lampu,
kipas dan kran air.
8. Peralatan atau bahan yang telah digunakan dalam praktek dibersihkan segera setelah
kegiatan praktek selesai dan dikembalikan ke laboratorium.
9. Peralatan yang rusak atau hilang selama praktek diganti oleh mahasiswa.
10. Patuhi peraturan atau SOP masuk laboratorium.
11. Latihan selanjutnya dapat dilakukan di luar jadwal kuliah dengan pemberitahuan
kepada fasilitator minimal 1 hari sebelum latihan dimulai.
12. Tandatangani buku pencapaian keterampilan di laboratorium setelah pembelajaran
praktek dan latihan dilaksanakan

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)10


MODUL PRAKTIK 1

Judul : Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan
keracunan obat
Waktu : 1x160 Menit

Waktu :
1. Isi modul
1. Pengertian syok, multitrauma, overdosis dan keracunan obat
2. Persiapan alat
3. Prosedur tindakan

2. Kompetensi
Kognitif:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pelaksanaan dari setiap prosedur yang
dilakukan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan pelaksanaan dari setiap prosedur yang
dilakukan (persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara sistematis.
Afektif:
Psikomotorik:
1. Melakukan tindakan: Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over
dosis dan keracunan obat

3. Teori dan prosedur


1. Teori
A. Pengertian
Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkanketidakmampuan
sistem sirkulasi menyuplaioksigen & nutrien ke jaringan, ditandai
denganhipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel yangmenyebabkan kegagalan
organ dan potensial kematian.(Kleinpell dalam Garretson, 2007

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)11


Multipel trauma adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi
seseorang yang telah mengalami beberapa luka traumatis seperti cedera kepala
serius selain luka bakar yang serius
Over Dosis Dan Keracunan Obat paparan terhadap sejumlah besar zat
yang biasa dikonsumsi pada keadaan normal dan tidak berati keracunan
sedangkan keracunan yaitu istilah yang merujuk pada timbulnya pengaruh
berbahaya yang terjadi setelah paparan terhadap zat-zat kimia (Harrison, 2013)

B. Persiapan alat
1. Nacl 0,9 %
2. Oksigen
3. Spegmomanometer
4. Penlight
5. Thermometer
6. Stetoskop
7. Refleks hamer
8. RPC
9. CVP
2. Prosedur kerja
a. Pengkajian pada syok
1. Kaji jumlah kehilangan volume cairan dan mulai lakukan
penggantian cairan sesuai order.
2. Pastikan golongan darah untuk pemberian terapi transfusi (RPC)
3. Kaji AGD/Analisa Gas Darah, jika pasien mengalami cardiac
atau respiratory arrest lakukan CPR
4. Oksigen sesuai kondisi penderita. Monitor saturasi oksigen dan
hasil AGD untuk mengetahui adanya hypoxemia dan
mengantisipasi diperlukannya intubasi dan penggunaan ventilasi
mekanik. Atur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ekspansi
dada. Jaga pasien tetap tenang dan nyaman untuk meminimalkan
kebutuhan oksigen
5. Monitor vital sign, status neurologis, dan ritme jantung secara
berkesinambungan.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)12


6. Observasi warna kulit dan cek capillary refill
7. Monitor parameter hemodinamik, termasuk CVP, PAWP, dan
cardiac output, setiap 15 menit, untuk mengevaluasi respon
pasien terhadap treatmen yang sudah diberikan
8. Monitot intake dan output.pasang dower cateter dan kaji urin
output setiap jam. Jika perdarahan berasal dari gastrointestinal
maka cek feses, muntahan, dan gastric drainase. Jika output
kuranng dari 30 ml/jam pada pasien dewasa pasang infuse, tetapi
awasi adnya tanda kelebihan cairan seperti peningkatan PAWP.
Lapor dokter jika urin output tidak meningkat

b. Pengkajian pada multiple trauma


1. Pemeriksaan kepala
Kelainan kulit kepala dan bola mata
Telinga bagian luar dan membrana timpani
Cedera jaringan lunak periorbital
2. Pemeriksaan leher
Luka tembus leher
Emfisema subkutan
Deviasi trachea
Vena leher yang mengembang
3. Pemeriksaan neurologis
Penilaian fungsi otak dengan Glasgow Coma Scale (GCS)
Penilaian fungsi medula spinalis dengan aktivitas motorik
Penilaian rasa raba / sensasi dan reflex
4. Pemeriksaan dada
Clavicula dan semua tulang iga
Suara napas dan jantung
Pemantauan ECG (bila tersedia)

c. Pengkajian pada overdosis dan keracunan obat


1. Kaji Tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
dan suhu tubuh)

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)13


2. Kaji mata adanya Konstriksi pupil (miosis), dilatasi pupil
(midriasis),
3. Pemeriksaan abdomen bunyi usus yang hiperaktif, kramp perut,
dan diare
4. Sistem saraf. Pemeriksaan neurologik yang teliti adalah esensial.
Kejang fokal atau defisit motorik lebih menggambarkan lesi
struktural (seperti perdarahan intrakranial akibat trauma)
5. Kulit sering tampak merah, panas, dan kering pada keracunan
serta keringat yang herlebihan

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)14


Daftar Pustaka

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)15


MODUL PRAKTIK II

Judul : Manajemen kasus syok, multi trauma, over dosis dan keracunan
obat
Waktu : 1x160 menit

1. Isi modul

1. Pengertian syok, multitrauma, overdosis dan keracunan obat


2. Persiapan alat
3. Prosedur
2. Kompetensi

Kognitif :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pelaksanaan dari setiap prosedur
yang dilakukan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan pelaksanaan dari setiap prosedur
yang dilakukan (persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara sistematis.
Afektif:
Psikomotorik:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian syok, multitrauma, overdosis
dan keracunan obat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen kasus syok, multi trauma, over
dosis dan keracunan

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)16


3.teori dan prosedur

1. Teori
A. Pengertian
Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkanketidakmampuan
sistem sirkulasi menyuplaioksigen & nutrien ke jaringan, ditandai
denganhipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel yangmenyebabkan kegagalan
organ dan potensial kematian.(Kleinpell dalam Garretson, 2007
Multipel trauma adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi
seseorang yang telah mengalami beberapa luka traumatis seperti cedera kepala
serius selain luka bakar yang serius
over dosis dan keracunan obat adalah paparan terhadap sejumlah besar zat
yang biasa dikonsumsi pada keadaan normal dan tidak berati keracunan
sedangkan keracunan yaitu istilah yang merujuk pada timbulnya pengaruh
berbahaya yang terjadi setelah paparan terhadap zat-zat kimia (Harrison, 2013)

B. Persiapan alat
1. Oksigen
2. Nacl 0,9% atau ringer laktat
3. packed red blood cells
4. IV cateter jarum besar (14 - 16 G)
5. Gudel/oropharingeal airway
6. Ambu bag atau ETT.

2. Prosedur kerja
1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan kondisi penderita. Secara
umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan
aliran darah ke organ-organ vital tetapi pada penderita keracunan obat
penderita sebaiknya diberikan posisi miring
2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan
digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari
terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama
seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)17


3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau
penderita tidaksadar,penderita keracunan obat harus dibaringkan pada salah
satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari
rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau
darah.
4. Yakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya
asfiksia.
5. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau
kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari
bagian tubuh lainnya.
6. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita
dibaringkan dengan posisi telentang datar.
7. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang
dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih
besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi
lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan
kakinya kembali.
8. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah
pada penderita keracunan obat
9. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan
nafas(Gudel/oropharingeal airway).
10. .Berikan oksigen 6 liter/menit
11. .Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan
pompasungkup (Ambu bag ) atau ETT.
12. Pasang cairan infus kristaloid berupa ringer laktat atau larutan garam faali
(NaCL 0,9%). Pada pasien dewasa pemasangan jalur vena dilakukan dengan
pilihan menggunakan jarum besar (>16 G) didaerah lengan atas ante cubiti
(lokasi lebih proksimal). Sebaiknya dipasang 2 jalur intra vena bila terdapat
perdarahan massif

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)18


Daftar pustaka

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)19


MODUL PRAKTIK III

Judul : Pencegahan Primer, Sekunder dan Tertier pada kasus Syok, Multitrauma, Over
Dosis dan Keracunan Obat

Waktu : 1x60 menit

1. Isi modul
1. Pengertian Syok, Multitrauma, Over Dosis dan Keracunan Obat
2. Persiapan alat
3. Prosedur tindakan

2. Kompetensi
Kognitif,
1. mahasiswa mampu untuk melakukan Pencegahan Primer, Sekunder dan
Tertier pada kasus Syok, Multitrauma, Over Dosis dan Keracunan Obat
2. mahasiswa mampu menjelaskan Pencegahan Primer, Sekunder dan Tertier
pada kasus Syok, Multitrauma, Over Dosis dan Keracunan Obat
afektif
Psikomotorik,

3. Teori dan pencegahan


1. Teori
Syok dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok
adalah tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah
ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
Multiple trauma dapat didefinisikan sebagai cedera pada minimal dua sistem
organ yang menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa. Secara lebih khusus,
multiple trauma adalah suatu sindrom dari cedera multipel dengan derajat

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)20


keparahan yang cukup tinggi (ISS >16) yang disertai dengan reaksi sistemik
akibat trauma yang kemudian akan menimbulkan terjadinya disfungsi atau
kegagalan dari organ yang letaknya jauh dan sistem organ yang vital yang tidak
mengalami cedera akibat trauma secara langsung
Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksadaran
akibat menggunakan obat terlalu banyak, Ketika batas toleransi tubuh dalam
mengatasi zat tersebut terlewati (melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat
terjadi.
Keracunan obat adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena
beberapa faktor seperti miss use (salah penggunaan), miss dose (salah dosis),
salah pemberian obat,dan lain lain yang sifatnya tidak di sengaja atau
disengaja. Sedangkan alergi obat adalah suatu reaksi yang ditimbulkan olah
tubuh akibat pemberian senyawa asing. Cara menghindarinya:

a. Kenali tubuh
Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun
makanan) maka ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak terjadi.
b. Kenali obat dan makanan
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat
menebus obat tentang bagaimana cara penggunaan yang tepat, efek apa
yang akan ditimbulkan, dapatkah menimbulkan alergi bagi kebanyakan
orang, dan yang paling penting bagaimana cara penangannya saaat
terjadi alergi.

A. Pencegahan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah intervensi biologi,sosial,atau psikologis yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau menurunkan insiden
penyakit di masyarakat dengan mengubah faktor- faktor penyebab sebelum
membahayakanseperti penyuluhan kesehatan, pengubahan lingkungan, dukungan
system social.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)21


a. Penyuluhankesehatan

Penyuluhan kesehataan merupakan salah satu bagian dari pencegahan primer


yang mampu dilakukan.Penyuluhan kesehatan mencakup memperkuat individu
dan kelompok melalui pembentukan kompetensi. Asumsinya adalah banyak
respon maladaptive terjadi akibat kurangnya kompetensi. Hal ini meliputi
kurangnya control yang dirasakan terhadap kehidupan seseorang, rasa
keefektifan diri yang rendah, kurang efektifnya strategi koping, dan harga diri
rendah yang terjadi. Penyuluhan kesehatan mencakup empat tingkat intervensi
berikut ini.

- Meningkatkan kesadaran individu atau kelompok tentang masalah dan


peristiwa yang berhubungan dengan sehat dan sakit, seperti tugas
perkembangan normal
- Meningkatkan pemahaman seseorang tentang dimensi stressor yang
potensial kemungkinan hasil (baik adaptif maupun maladaptif), dan
respon koping alternative.
- Meningkatkan pengetahuan seseorang tentang dimana dan bagaimana
memperoleh sumber yang diperlukan.
- Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah individu atau
kelompok, keterampilan interpersonal, toleransi terhadap stress dan
frustasi, motifasi, harapan, dan harga diri.

b. Pengubahan lingkungan

Intervensi preventif mungkin dilakukan untuk memodifikasi lingkungan terdekat


individu atau kelompok atau system social yang lebih besar. Intervensi ini
terutama bermanfaat apabila lingkungan menempatkan tuntutan baru kepada
pasien, tidak tanggap terhadap kebutuhan perkembangan, dan hanya
memberikan sedikit dukungan. Pengubahan lingkungan meliputi jenis berikut
ini.

- Ekonomi-mengalokasikan sumber untuk bantuan financial atau bantuan


anggaran dan pengelolaan penghasilan.
- Pekerjaan-menerima tes pekerjaan, bimbingan, pendidikan, atau pelatihan
kembali yang dapat menghasilkan pekerjaan atau karir baru.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)22


- Perumahan-pindah ketempat baru, yang berarti meninggalkan atau kembali
pada keluarga dan teman; memperbaiki rumah yang sudah ada;
mendapatkan atau kehilangan keluarga, teman atau teman sekamar.
- Keluarga-memasukkan anak pada fasilitas perawatan, taman kanak-kanak,
sekolah dasar, atau berkemah; mendapatkan pelayanan rekreasi, social,
keagamaan, atau komunitas.
- Politik-memengaruhi struktur dan prosedur pelayanan kesehatan; berperan
serta dalam perencanaan dan pengembangan komunitas; mengatasi masalah
legislative

c. Dukungan Sistem social

Penguatan dukungan social adalah cara mengurangi atau memperkecil pengaruh


dari peristiwa yang berpotensi menimbulkan sters. Empat jenis intervensi
preventif yang mungkin adalah:

- Mengkaji lingkungan masyarakat untuk mengidentifikasi area masalah dan


kelompok resiko tinggi.
- Meningkatkan hubungan antara system dukungan masyarakat dan
pelayanan kesehatan jiwa formal.
- Menguatkan jaringan pemberian pelayanan yang ada, meliputi kelompok
gereja, organisasi masyarakat, kelompok wanita, dukungan tempat kerja,
dan lingkungan, dan self- help group. Membantu individu atau kelompok
dalam mengembangkan, mempertahankan, memperluas, dan menggunakan
jaringan social yang tersedia

b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan skunder termaksud menurunkan prevalensi ganguan.aktifitas
pencegahan skunder meliputi penemuan kasus dini, skrining dan pengobatan efektif
yang cepat.intervensi krisis adalah suatu modalitas terapi pencegahan sekunder
yang penting.

a. Krisis
Krisis adalah gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang
menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri seseorang. Mekanisme

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)23


koping yang biasa digunakan seseorang. Mekanisme koping yang biasa
digunakan seseorang menjadi tidak efektif untuk mengatasi ancaman, dan orang
tersebut mengalami suatu ketidakseimbangan serta peningkatan ansietas.
Ancaman atau peristiwa pencetus biasanya dapat diidentifikasi. Tujuan
intervensi krisis adalah individu pada tingkat fungsi sebelum krisis. Krisis
memilik keterbatasan waktu, dan konflik berat yang ditimbulkan dapat
menstimulasi pertumbuhan personal. Apa yang dilakukan seseorang terhadap
krisis menentukan pertumbuhan atau disorganisasi bagi orang tersebut.

b. Faktor Pengimbang
Dalam menguraikan resolusi krisis, beberapa factor pengimbang yang
penting perlu dipertimbangkan. Keberhasilan resolusi krisis kemungkinan besar
terjadi jika persepsi individu terhadap peristiwa adalah realististis bukan
menyimpang, jika tersedia dukungan situasional sehingga orang lain dapat
membatu menyelesaikan masalah, dan jika tersedia mekanisme koping untuk
membantu mengurangi ansietas.

c. Jenis-jenis Krisis
- Krisis maturasi. Krisis maturasi merupakan masa transisi atau perkembangan
dalam kehidupan seseorang pada saat keseimbangan psikologis terganggu,
seperti pada masa remaja menjadi orang tua, pernikahan, atau pensiun. Krisis
maturasi menuntut perubahan peran. Sifat dan besarnya krisis maturasi dapat
dipengaruhi oleh model peran, sumber interpersonal yang memadai, dan
kesiapan orang lain dalam menerima peran baru.
- Krisis situasi. Krisis situasi terjadi ketika peristiwa eksternal tertentu
mengganggu keseimbangan psikologis individu atau keseimbangan kelompok.
Contohnya yaitu kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian, masalah sekolah,
penyakit dan bencana

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan, angka survival


(bertahan hidup), dan kualitas hidup dalam mengatasi penyakit. Aktivitas pencegahan
tersier mencoba untuk mengurangi beratnya gangguan dan disabilitas yang berkaitan.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)24


Rehabilitasi adalah proses yang memungkinkan individu untuk kembali ke tingkat
fungsi setinggi mungkin.

2. Prosedur
1. Alat dan bahan
a. leaflet
b. LCD
c. neck holder
d. kasa, kapas
e. cairan infuse, atau air putih
f. pen light

2. Prosedur pelaksanaan
a. Pada pasien yang mengalami keracunan obat lakuan langkah-langkah
berikut:

1. Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit


dinaikkan untuk mempermudah kembalinya darah ke jantung.
2. Setiap perdarahan segera dihentikan dan pernafasan penderita
diperiksa.
3. Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi untuk mencegah
terhirupnya muntahan.
4. Jangan diberikan apapun melalui mulut.
5. Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis.
6. Obat-obatan diberikan secara intravena.
7. Obat bius (narkotik), obat tidur dan obat penenang biasanya tidak
diberikan karena cenderung menurunkan tekanan darah.
8. Cairan diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi
darah.
9. Cairan intravena dan transfusi darah mungkin tidak mempu
mengatasi syok jika perdarahan atau hilangnya cairan terus
berlanjut atau jika syok disebabkan oleh serangan jantung atau
keadaan lainnya yang tidak berhubungan dengan volume darah.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)25


10. Untuk menambah aliran darah ke otak atau jantung bisa diberikan
obat yang mengkerutkan pembuluh darah.

b. Pada pasien yang mengalami keracunan obat lakuan langkah-langkah


berikut :
1. Melakukan CPR (Jika penderita tidak sadar)
2. Membuat Posisi Penderita Nyaman (jika sadar)Hindari
3. Membuat Penderita Muntah
4. Jangan Memberikan Air Putih
5. Jangan Menekan Perut
6. Berikan Minuman yang Netral
7. Gunakan Masker Oksigen (akibat keracunan obat dari asap
8. )Minum Susu
9. Bilas Mata dengan Air Hangat (keracunan terjadi melalui mata)
10. Membersihkan Kulit dari Racun (racun mengenai kulit)

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)26


Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)27
MODUL PRAKTIK IV
MODUL PRAKTIK IV

Judul
Judul :: P
PENGKAJIAN
ENGKAJIAN KEGAWATAN,
KEGAWATAN,KEDARURATAN, DAN GAWAT
KEDARURATAN , DAN
DARURAT
GAWAT DARURAT
Waktu
Waktu ::1x160
1x160menit
menit

1. Isi Modul

1. Pengkajian kegawatan,
2. Pengkajian kedaruratan, dan
3. Pengkajian gawat darurat

2. Kompetensi
- Kognitif,mahasiswa mampu untuk melakukan Pengkajian Kegawatan, Kedaruratan,
Dan Gawat Darurat

3. Teori dan Prosedur


A. Pengkajian
Pasien yang masuk ke IGD pertama kali akan dilakukan pengkajian
keperawatan dengan materi pengkajian, yaitu; pengkajian awal dan pengkajian
lanjutan.
Pengkajian awal perawat melakukan pengkajian berupa pengkajian primer dengan
menanyakan keluhan utama dan survey primer. Berdasarkan pernyataan di atas
partisipan menunjukkan bahwa pengkajian awal adalah pengkajian primer
menanyakan keluhan utama dan survei primer (airway, breathing, circulation,
disability atau ABCD)
1. Airway
Adanya rasa tercekik di daerah leher, suara serak sebab edema pada laring.
Hidung terasa gatal, bersin hingga tersumbat. serta adanya batuk, dan bunyi
mengi. Ditemukan edema pada lidah.
2. Breathing

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)28


Pada pasien syok anafilaktik ditemukan adanya batuk dan sesak napas akibat
spasme pada bronkus, bunyi stridor pada auskultasi paru.
3. Circulation
Terjadi hipotensi sampai syok, aritmia. Kelainan EKG : gelombang T datar,
terbalik, atau tanda-tanda infark miokard. Gelisah, pusing
4. Disability
Pada pasien syok anafilaktik, akan mengalamai penurunan kesadaran.
Diakibatkan transport oksigen ke otak yg tidak mencukupi ( menurunnya curah
jantung hipotensi) yang akhirnya darah akan sulit mencapai jaringan otak.
Pasien dengan syok anafilaktik biasanya terjadi gelisah dan kejang.
5. Exposure
Kaji kelainan kulit seperti urtikaria dibagian ekstremitas.
Tahap pengkajian selanjutnya adalah pengkajian sekunder
1) Catat adanya drainase dari mata dan hidung
2) Inspeksi lidah dan mukosa oral
3) Kaji mengenai mual muntah pada saluran GI
4) Kaji peristaltik saluran GI
5) Pemeriksaan diagnostic eosinofil.
6) Pemeriksaan fisik

Sumber Data Pengkajian


Data-data yang terkumpul dari pengkajian akan dibagi menjadi dua data berdasarkan
sumber data pengkajian, yaitu; data primer dan data sekunder. Data-data tersebut akan
berguna pada tahap proses keperawatan selanjutnya. Data primer adalah data yang langsung
didapatkan perawat dari pasien. Berdasarkan hasil wawancara data primer didapatkan dari
pengkajian mandiri perawat dan pengkajian bersama multidisplin.

Sumber data berikutnya yaitu data sekunder. Data yang didapatkan bukan langsung dari
pasien disebut data sekunder. Data sekunder didapatkan dari pengkajian dari pengantar
pasien dan data multidisiplin.

Selain dari data di atas, perawat pelu mengkaji beberapa hal berikut untuk
mengklasifikasikan pasien pada Triase dalam kegawatdaruratan
Provokes (pemicu)
Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)29
a. Quality (kualitas)
b. Radiation (penyebaran)
c. Severity (intensitas)
d. Time (waktu)
e. Treatment (penanganan)
Ditambah dengan riwayat alergi, obat-obatan terahir, imunisasi, haid
terahir,setekah itu baru diklasifikasikan. Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni
menganjurkan OLD CART
a. Onset of system (awitan gejala)
b. Location of Problem (lokasi masalah)
c. Duration of Symptoms (karakteristik gejala yang di rasakan)
d. Aggraviting Factor (faktor yang memperberat)
e. Relieving Factors (faktor yang meringankan)
f. Treatment ( penanganan sebekumnya)

B. prosedur dalam melakukan pengkajian


1) Persiapan alat dan bahan
a) Gelang triase
b) Set tanda-tanda vital
c) Pen light, neckholder
d) Balut untuk bidai, kasa dan kapas
e) Brangkat
f) Balut kepala, lengan
g) Se obat (P3K)

2) Prosedur tindakan
a) kaji tanda-tanda vital pasien
b) posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan kaji sirkulasi pernafasan klien
serta cek denyut nadi pasien
c) sebelumnya ada baiknya jika anda meminta pertolongan dan bantuan dari
orang sekeliling
d) kaji fokus pembicaraan dan kesadaran pasien
e) kaji alasan dan tingkat kecemasan
f) orientasikan orang, ruang, dan waktu
Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)30
g) jelaskan ketentuan yang berlaku di gawat darurat
h) kaji bagian tubuh klien yang mengalami trauma. Lihat kedalaman apabila
pasien mengalami luka
i) jelaskan program pengobatan dan alasan
j) biarkan orang terdekat menemani dan membantu pasien
k) bersikap tenang, tidak panik dan tegas
l) beri tanda sesuai warna triase

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)31


4. Daftar Pustaka

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)32


MODUL PRAKTIK IV

Judul : TRIASE
Waktu : 1x160 menit

1. Isi modul
1. Pengertian
2. Klasifikasi triase
3. Prosedur triase
2. Kompetensi
Kognitif, mahasiswa akan dapat/mampu untuk :
1. MenjelaskanpersiapanProsedurtriase
2. Menjelaskanprinsip-prinsipProsedurtriase
3. MenjelaskanprosedurProsedurtriase
4. MenjelaskantahapanProsedurtriase
Afektif, mahasiswaakandapat/mampuuntuk :
a. MelakukanpersiapanProsedurtriase
b. Membersihkanruangandanmerapikanruanganlaboratoriumsegerasetelahpraktekp
emberianProsedurkeperawatanobattetestelinga selesai
c. Memastikanbahwalampu, kran air, AC/kipasangin di
ruanganlaboratoriumsudahmatidanmengunciruangan.
d. Mengembalikanperalatan yang
digunakandalamkeadaanbersihdanrapikepadaKoordinatorLaboratorium.
Psikomotor, mahasiswaakandapat :

a. Melakukan persiapan persiapan Prosedur triase Melakukan tahapan Prosedur


keperawatan triase

3. Teori dan prosedur kerja


1. Teori

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)33


A. Pengertian

Triase Adalah Proses khusus Memilah dan memilih pasien berdasar


kanberatnya penyakit,menentukan prioritas perawatan gawat medic serta prioritas
transportasi. Artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup
Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentuka
Tingkatkegawatandanprioritaspenangananpasien

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)34


B. Klasifikasi triase
a. Triase di tempat
Dilakukan Di tempat korban di temukan atau pada tempat penampungan,
triase ini dilakukan oleh tim pertolongan pertama sebelum korban
dirujuk ke tempat pelayanan medik lanjutan.
b. Triase Medic
Dilakukan pada saat Korban memasuki Pos pelayanan medik lanjutan
yang bertujuan Untuk menentukan tingkat perawatan dan tindakan
pertolongan yang di butuhkan oleh korban. atau triase ini sering disebut
dengan Triase Unit gawat darurat
c. Triase Evakuasi
Triase ini ditunjukkan pada korban yang dapat dipindahkan pada rumah
sakit yang telah siap menerima korban. seperti Bencana massal
contohnya Saat Tsunami, Gempa bumi, atau bencana besar lain. Next
artikel Bantuan Hidup Dasar

2. Prosedur kerja

penilaian dalam triage meliputi :


a. .Primarysurvey(C,A,B)untukmenghasilkanprioritasIdanseterusnya
b. Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II,III,dan
selanjutnya
c. Monitoringkorbanakankemungkinanterjadinyaperubahan-perubahan pada
C, A, B, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.
d. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi
korbanMenurutBrooker(2008),dalamprinsiptriagediberlakukansistempriorit
as,prioritasadalahpenentuanmanayangharusdidahulukanmengenaipenangana
ndanpemindahanyangmengacupada tingkat
Ancaman jiwa yangtimbul.:
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalamhitunganmenit.
b. Dapatmeninggaldalamhitunganjam.
c. Trauma ringan.
d. Sudah meninggal
Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)35
A. Pengkajian

1. kaji Pernafasan ( respiratory)


2. kajiSirkulasi (perfusion)
3. Status Mental (Mental State)

B. jenis-jenis lable dalam triase

1. Label Merah :Pasien yang memerlukanresusitasidanstabilisasi.


2. Label kuning: pasien yang memerlukan pengawasan ketat tapi perawatan
dapat di tunda sementara
3. Lable hijau: pasien yang tidak memerlukan pengobatan,atau pengobatan
dapat di tunda
4. Label hitam: pasien yang telah meninggal dunia

C. Alur dalam proses triage


a. Pasien datang diterima petugas / paramedis IGD.
b. Di ruang triage dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat
dancepat(selintas)untukmenentukanderajatkegawatannyaolehperawat.
c. Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50orang, makatriage
dapat dilakukan di luar ruang triage (di depan gedung IGD).
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi
kodewarna:
Segera - Immediate (merah Pasienmengalamicederamengancam
jiwayangkemungkinanbesardapathidupbiladitolongsegera.Misalnya:T
ensionpneumothorax,distresspernafasan(RR<
30x/mnt),perdarahaninternal, dsb.
Tunda - Delayed (kuning) Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi
tidak ada ancaman jiwasegera. Misalnya : Perdarahan laserasi
terkontrol, fraktur tertutuppada ekstrimitas dengan perdarahan
terkontrol, luka bakar < 25%luas permukaan tubuh, dsb.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)36


Minimal
(hijau).Pasienmendapatcederaminimal,dapatberjalandanmenolongdiri
sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor,memar,
lecet dan luka bakar superfisial.
Expextant (hitam) Pasien mengalami cedera mematikan dan akan
meninggal
meskimendapatpertolongan.Misalnya:Lukabakarderajat3hampirdiselu
ruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.
e. Penderita/korbanmendapatkanprioritaspelayanandenganurutanwarna :
merah, kuning, hijau, hitam.
f. Penderita / korban kategori triage merah dapat langsung
diberikanpengobatan diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan
tindakanmedis lebih lanjut, penderita / korban dapat dipindahkan ke
ruangoperasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
g. Penderita dengan kategori triage kuning yang memerlukan
tindakanmedis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi
danmenunggugiliransetelahpasiendengankategoritriagemerahselesai
ditangani.
h. Penderitadengankategoritriagehijau dapatdipindahkankerawat jalan, atau
bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, makapenderita/korban
dapat diperbolehkan untuk pulang.
i. Penderitakategoritriagehitamdapatlangsungdipindahkankekamar jenazah.
(Rowles, 2007)

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)37


D. Perinsip dalam pelaksanaan triase
1. triase harus dilakukan segera dan tepat waktu.
2. Pengkajian harus adekuat dan akurat.
3. Keputusan di buat berdasarkan pengkajian
4. Melakukan intervensi berdasarkan keakuratan dan kondisi pasien

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)38


Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)39
MODUL PRAKTIK V

Judul : BTCLS dan BLS


Waktu : 2x160 menit

1. Isi modul
1. Pengertian
2. Indikasi
3. Prosedur BTCLS dan BLS

2. Kompetensi
Kognitif, mahasiswaakandapat/mampuuntuk:

a. MenjelaskanpersiapanProsedurBTCLS dan BLS


b. Menjelaskanprinsip-prinsipProsedurBTCLS dan BLS
c. MenjelaskanprosedurProsedurBTCLS dan BLS
d. MenjelaskantahapanProsedurBTCLS dan BLS

Afektif, mahasiswaakandapat/mampuuntuk :
a. Melakukan persiapan Prosedur BTCLS dan BLS
b. Membersihkan ruangan dan merapikan ruangan laboratorium segera setelah
praktek pemberian Prosedur BTCLS dan BL Sselesai
c. Memastikan bahwa lampu, kran air, AC/kipas angin di ruangan laboratorium
sudahmati da nmengunci ruangan.
d. Mengembalikan peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan rapi kepada
Koordinator Laboratorium.

Psikomotor, mahasiswaakandapat :

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)40


a. MelakukanpersiapanpersiapanProsedurBTCLS dan BLS
b. MelakukantahapanProsedurBTCLS dan BLS

3. teori dan prosedur kerja


1. Teori

A. Pengertian

BTCLS adalah adalah penanggulangan pada orang dengan trauma fisik dan
juga gangguan pada jantung yang mengancam jiwa
BLS(basic life support) merupakan sebuah fondasi utama yang dilakukan untuk
menyelamatkan seseorang yang mengalami henti jantung. BLSterdiri dari
identifikasi henti jantung dan aktivasi Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT), Resusitasi Jantung Paru (RJP) dini, dan kejut jantung menggunakan
automated external defibrillator (AED) atau alat kejut jantung otomatis. Tanggal
18 oktober 2015 lalu AFIA (american hearth association)mengumumkan
perubahan prosedur CPF(cardio pulmornry resuscitation) yang berbeda dari
prosedur sebelumnya yang sudah di pakai dalam 40 tahun terakhir.perubahan
tersebut ada dalam sistem matika yaitu sebelumnya yaitu mengunakan A-B-
C(airway-breathing-circulation) sekarang menjadi C-B-A(circulation-breathing -
airway).

PerbedaaanLangkah-Langkah BLS Sistem ABC dengan CAB


N ABC CAB
o
1 Memeriksaresponpasien Memeriksaresponpasientermasukada/tidaknyana
fassecara visual.
2 Melakukanpanggilandaruratdanmen Melakukanpanggilandarurat
gambil AED (Automatic Ekstenal
Defibrilator).
3 Airway (Head Tilt, Chin Lift) Circulation (Kompresi dada
dilakukansebanyaksatusiklus 30 kompresi,

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)41


sekitar 18 detik)
4 Breathing (Look, Listen, Feel, Airway (Head Tilt, Chin Lift)
dilanjutkanmemberi 2x
ventilasidalam-dalam)
5 Circulation (Kompresi jantung + Breathing ( memberikanventilasisebanyak 2
nafas buatan (30 : 2)) kali,Kompresijantung + nafasbuatan (30 : 2))

6 Defribilasi

B. Indikasi
Basic life support (BLS) di lakukan pada pasien-pasien seperti berikut
1. henti nafas(respiratory arrest)
henti napas di tandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari pasien.
2. henti jantung(cardiac arrest)
pada saat hentinya jantung secara langsung akan terjadi henti serkulasi.henti
sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital lainnya
kekurangan oksigen.

2. Prosedur
A. Pengkajian
Kaji ada nya nadi,pernapasan,dan tanda-tanda sirkulasi,jalan napas dapat
tertutup oleh lidah dan muntah.
B. Pelaksanaan
1. .evaluasi respon korban.
Periksa tentukan dengan cepat bagai mana respon korban.

2. mengaktifkan emergency medical services(EMS)

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)42


Jika korban tidak berespon ,panggil bantuan dengan segera hubungi ambulan
118.
3. memposisikan korban
korban harus di baringkan di atas permukaan yang keras dan datar
4. evaluasi nadi atau tanda-tanda sirkulasi,

a.berikan posisi head tilt


b.geser jari anda ke cekungan di sisi leher yang terdekat dengan anda.
c.tekan dan raba dengan hati-hati nadi karotis
d.jika ada denyut nadi maka di lanjut kan dengan meberikan bantuan
napas.jika
tidak di temukan
5.menentukan tangan pada kompres dada
6.kompresi dada.
a.angkat ajri telunjuk dan jari tengah
b.letakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang menempel di atas
sternum
c.luruskan dan kunci kedua tangan
d.bahu penolong di atas dada korban
e.gunakan berat bandan untuk menekan dad sedalam 5cm
f.kompresi dada di lakukan sebanyak satu siklus(30 kompresi sekitar 18
detik)
g.rasio kompresi dan ventilasi sekitar 30 kompresi:2 ventilasi.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)43


7. bukajalannapas

lakukan manuver head tilt-chin lift untuk membuka jalan napas.pada korban
tidak sadar, tonus otot terganggu sehingga lidah ke belakang dan menutupi
jalan napas
8. memeriksapernapasan
dekat kan telinga dengan pipi anda ke mulut dan hidung korban untuk
mengevaluasi pernapasan(sampai 10 detik)
1. melihatpergerakan dada
2. mendengar suara napas(listen)
3. merasakan hembusan napas dengan pip(feel)
9.Bantu pernapasan dari mulut ke mulut

Bila tidak ada pernapasan spontan,lakukan bantuan napas dari mulut


kemulut,untuk melakukan bantuan napas dari mulut kemulut:
1. pertahankanposisikepalatengadahdandaguterangkat
2. tutup hidung dengan menekan ibujari dan telunjuk
3. mulut anda harus melingkupi mulut korban,berikan 2 tiupan pendek
dengan jeda singkat di antaranya.
4. Lepaskan tekanan cuping hidung sehingga memungkinkan terjadinya
ekspirasi pasif setelah tiap tiupan.
5. Volume ventilasi antara 400-600ml

C. Evaluasi
evaluasi nadi,tanda-tanda sirkulasi dan pernafasan setiap 5 siklus
RIP30:2,jika nadi tidak teraba lakukan kompresi RIP 30:2,dan jika teraba
periksa pernafasan,jika tidak ada napas lakukan napas buatan 12x1menit.

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)44


Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)45
Daftar Pustaka

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)46


LAMPIRAN

Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)47


Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)48

Anda mungkin juga menyukai