Kegawatdaruratan sistem I
Medan 2013
Koordinator:
MEDAN
Medan, Indonesia
Informasi:
http://stikeselisabethmedan.ac.id/
Terbitan 2014
MOTO
TIM PENYUSUN :
Medan,
Mengetahui,
23
Nama : ................................................................................
NIM : .................................................................................
Alamat :..................................................................................
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatNya sehingga
Modul praktikum pada mata kuliah Kegawatdaruratan sistem I bertujuan agar mampu
melakukan tindakan keperawatan pada Kegawatdaruratan sistem I. Mahasiswa juga
diharapkan mampu menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai dasar analisis
kegiatan yang dilakukan di setiap tindakan meningkatkan, penanganan teknis dan sikap
dalam memberikan asuhan keperawatan. Modul praktikum ini berisikan tentang Pengkajian
sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan keracunan obat , Manajemen kasus
syok, multi trauma, over dosis dan keracunan obat , Pencegahan primer, sekunder dan tertier
pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan keracunan obat , Pengkajian kegawatan,
kedaruratan dan gawat darurat , Triase , BCLS & BLS adalah memberikan panduan
mahasiswa dalam melakukan program studi ners tahap akademik. Semoga modul ini
berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan selama melakukan
Progran Pendidikan Ners tahap akademik sehingga nantinya menjadi lulusan Ners yang
profesional.
Medan,
Penyusun
Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Kegawatdaruratan sistem I. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang berkaitan dengan Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis
dan keracunan obat , Manajemen kasus syok, multi trauma, over dosis dan keracunan obat ,
Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan
keracunan obat , Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan gawat darurat , Triase , BCLS &
BLS. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep system pencernaan
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Pembelajaran laboratorium untuk blok
Kegawatdaruratan sistem I dilakukan dalam kegiatan praktikum di laboratorium dan
kegiatan di klinik untuk mempraktikkan dan mengaplikasikan secara langsung
Kegawatdaruratan sistem I
Kompetensi
Judul : Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over dosis dan
keracunan obat
Waktu : 1x160 Menit
Waktu :
1. Isi modul
1. Pengertian syok, multitrauma, overdosis dan keracunan obat
2. Persiapan alat
3. Prosedur tindakan
2. Kompetensi
Kognitif:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pelaksanaan dari setiap prosedur yang
dilakukan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan pelaksanaan dari setiap prosedur yang
dilakukan (persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara sistematis.
Afektif:
Psikomotorik:
1. Melakukan tindakan: Pengkajian sistem pada kasus syok, multitrauma, over
dosis dan keracunan obat
B. Persiapan alat
1. Nacl 0,9 %
2. Oksigen
3. Spegmomanometer
4. Penlight
5. Thermometer
6. Stetoskop
7. Refleks hamer
8. RPC
9. CVP
2. Prosedur kerja
a. Pengkajian pada syok
1. Kaji jumlah kehilangan volume cairan dan mulai lakukan
penggantian cairan sesuai order.
2. Pastikan golongan darah untuk pemberian terapi transfusi (RPC)
3. Kaji AGD/Analisa Gas Darah, jika pasien mengalami cardiac
atau respiratory arrest lakukan CPR
4. Oksigen sesuai kondisi penderita. Monitor saturasi oksigen dan
hasil AGD untuk mengetahui adanya hypoxemia dan
mengantisipasi diperlukannya intubasi dan penggunaan ventilasi
mekanik. Atur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ekspansi
dada. Jaga pasien tetap tenang dan nyaman untuk meminimalkan
kebutuhan oksigen
5. Monitor vital sign, status neurologis, dan ritme jantung secara
berkesinambungan.
Judul : Manajemen kasus syok, multi trauma, over dosis dan keracunan
obat
Waktu : 1x160 menit
1. Isi modul
Kognitif :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pelaksanaan dari setiap prosedur
yang dilakukan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan pelaksanaan dari setiap prosedur
yang dilakukan (persiapan,pelaksanaan,evaluasi) secara sistematis.
Afektif:
Psikomotorik:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian syok, multitrauma, overdosis
dan keracunan obat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen kasus syok, multi trauma, over
dosis dan keracunan
1. Teori
A. Pengertian
Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkanketidakmampuan
sistem sirkulasi menyuplaioksigen & nutrien ke jaringan, ditandai
denganhipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel yangmenyebabkan kegagalan
organ dan potensial kematian.(Kleinpell dalam Garretson, 2007
Multipel trauma adalah istilah medis yang menggambarkan kondisi
seseorang yang telah mengalami beberapa luka traumatis seperti cedera kepala
serius selain luka bakar yang serius
over dosis dan keracunan obat adalah paparan terhadap sejumlah besar zat
yang biasa dikonsumsi pada keadaan normal dan tidak berati keracunan
sedangkan keracunan yaitu istilah yang merujuk pada timbulnya pengaruh
berbahaya yang terjadi setelah paparan terhadap zat-zat kimia (Harrison, 2013)
B. Persiapan alat
1. Oksigen
2. Nacl 0,9% atau ringer laktat
3. packed red blood cells
4. IV cateter jarum besar (14 - 16 G)
5. Gudel/oropharingeal airway
6. Ambu bag atau ETT.
2. Prosedur kerja
1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan kondisi penderita. Secara
umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan
aliran darah ke organ-organ vital tetapi pada penderita keracunan obat
penderita sebaiknya diberikan posisi miring
2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan
digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari
terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama
seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.
Judul : Pencegahan Primer, Sekunder dan Tertier pada kasus Syok, Multitrauma, Over
Dosis dan Keracunan Obat
1. Isi modul
1. Pengertian Syok, Multitrauma, Over Dosis dan Keracunan Obat
2. Persiapan alat
3. Prosedur tindakan
2. Kompetensi
Kognitif,
1. mahasiswa mampu untuk melakukan Pencegahan Primer, Sekunder dan
Tertier pada kasus Syok, Multitrauma, Over Dosis dan Keracunan Obat
2. mahasiswa mampu menjelaskan Pencegahan Primer, Sekunder dan Tertier
pada kasus Syok, Multitrauma, Over Dosis dan Keracunan Obat
afektif
Psikomotorik,
a. Kenali tubuh
Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun
makanan) maka ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak terjadi.
b. Kenali obat dan makanan
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat
menebus obat tentang bagaimana cara penggunaan yang tepat, efek apa
yang akan ditimbulkan, dapatkah menimbulkan alergi bagi kebanyakan
orang, dan yang paling penting bagaimana cara penangannya saaat
terjadi alergi.
A. Pencegahan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah intervensi biologi,sosial,atau psikologis yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau menurunkan insiden
penyakit di masyarakat dengan mengubah faktor- faktor penyebab sebelum
membahayakanseperti penyuluhan kesehatan, pengubahan lingkungan, dukungan
system social.
b. Pengubahan lingkungan
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan skunder termaksud menurunkan prevalensi ganguan.aktifitas
pencegahan skunder meliputi penemuan kasus dini, skrining dan pengobatan efektif
yang cepat.intervensi krisis adalah suatu modalitas terapi pencegahan sekunder
yang penting.
a. Krisis
Krisis adalah gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang
menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri seseorang. Mekanisme
b. Faktor Pengimbang
Dalam menguraikan resolusi krisis, beberapa factor pengimbang yang
penting perlu dipertimbangkan. Keberhasilan resolusi krisis kemungkinan besar
terjadi jika persepsi individu terhadap peristiwa adalah realististis bukan
menyimpang, jika tersedia dukungan situasional sehingga orang lain dapat
membatu menyelesaikan masalah, dan jika tersedia mekanisme koping untuk
membantu mengurangi ansietas.
c. Jenis-jenis Krisis
- Krisis maturasi. Krisis maturasi merupakan masa transisi atau perkembangan
dalam kehidupan seseorang pada saat keseimbangan psikologis terganggu,
seperti pada masa remaja menjadi orang tua, pernikahan, atau pensiun. Krisis
maturasi menuntut perubahan peran. Sifat dan besarnya krisis maturasi dapat
dipengaruhi oleh model peran, sumber interpersonal yang memadai, dan
kesiapan orang lain dalam menerima peran baru.
- Krisis situasi. Krisis situasi terjadi ketika peristiwa eksternal tertentu
mengganggu keseimbangan psikologis individu atau keseimbangan kelompok.
Contohnya yaitu kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian, masalah sekolah,
penyakit dan bencana
3. Pencegahan Tersier
2. Prosedur
1. Alat dan bahan
a. leaflet
b. LCD
c. neck holder
d. kasa, kapas
e. cairan infuse, atau air putih
f. pen light
2. Prosedur pelaksanaan
a. Pada pasien yang mengalami keracunan obat lakuan langkah-langkah
berikut:
Judul
Judul :: P
PENGKAJIAN
ENGKAJIAN KEGAWATAN,
KEGAWATAN,KEDARURATAN, DAN GAWAT
KEDARURATAN , DAN
DARURAT
GAWAT DARURAT
Waktu
Waktu ::1x160
1x160menit
menit
1. Isi Modul
1. Pengkajian kegawatan,
2. Pengkajian kedaruratan, dan
3. Pengkajian gawat darurat
2. Kompetensi
- Kognitif,mahasiswa mampu untuk melakukan Pengkajian Kegawatan, Kedaruratan,
Dan Gawat Darurat
Sumber data berikutnya yaitu data sekunder. Data yang didapatkan bukan langsung dari
pasien disebut data sekunder. Data sekunder didapatkan dari pengkajian dari pengantar
pasien dan data multidisiplin.
Selain dari data di atas, perawat pelu mengkaji beberapa hal berikut untuk
mengklasifikasikan pasien pada Triase dalam kegawatdaruratan
Provokes (pemicu)
Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)29
a. Quality (kualitas)
b. Radiation (penyebaran)
c. Severity (intensitas)
d. Time (waktu)
e. Treatment (penanganan)
Ditambah dengan riwayat alergi, obat-obatan terahir, imunisasi, haid
terahir,setekah itu baru diklasifikasikan. Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni
menganjurkan OLD CART
a. Onset of system (awitan gejala)
b. Location of Problem (lokasi masalah)
c. Duration of Symptoms (karakteristik gejala yang di rasakan)
d. Aggraviting Factor (faktor yang memperberat)
e. Relieving Factors (faktor yang meringankan)
f. Treatment ( penanganan sebekumnya)
2) Prosedur tindakan
a) kaji tanda-tanda vital pasien
b) posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan kaji sirkulasi pernafasan klien
serta cek denyut nadi pasien
c) sebelumnya ada baiknya jika anda meminta pertolongan dan bantuan dari
orang sekeliling
d) kaji fokus pembicaraan dan kesadaran pasien
e) kaji alasan dan tingkat kecemasan
f) orientasikan orang, ruang, dan waktu
Modul Praktikum Sistem Pencernaan (Seri2014)30
g) jelaskan ketentuan yang berlaku di gawat darurat
h) kaji bagian tubuh klien yang mengalami trauma. Lihat kedalaman apabila
pasien mengalami luka
i) jelaskan program pengobatan dan alasan
j) biarkan orang terdekat menemani dan membantu pasien
k) bersikap tenang, tidak panik dan tegas
l) beri tanda sesuai warna triase
Judul : TRIASE
Waktu : 1x160 menit
1. Isi modul
1. Pengertian
2. Klasifikasi triase
3. Prosedur triase
2. Kompetensi
Kognitif, mahasiswa akan dapat/mampu untuk :
1. MenjelaskanpersiapanProsedurtriase
2. Menjelaskanprinsip-prinsipProsedurtriase
3. MenjelaskanprosedurProsedurtriase
4. MenjelaskantahapanProsedurtriase
Afektif, mahasiswaakandapat/mampuuntuk :
a. MelakukanpersiapanProsedurtriase
b. Membersihkanruangandanmerapikanruanganlaboratoriumsegerasetelahpraktekp
emberianProsedurkeperawatanobattetestelinga selesai
c. Memastikanbahwalampu, kran air, AC/kipasangin di
ruanganlaboratoriumsudahmatidanmengunciruangan.
d. Mengembalikanperalatan yang
digunakandalamkeadaanbersihdanrapikepadaKoordinatorLaboratorium.
Psikomotor, mahasiswaakandapat :
2. Prosedur kerja
1. Isi modul
1. Pengertian
2. Indikasi
3. Prosedur BTCLS dan BLS
2. Kompetensi
Kognitif, mahasiswaakandapat/mampuuntuk:
Afektif, mahasiswaakandapat/mampuuntuk :
a. Melakukan persiapan Prosedur BTCLS dan BLS
b. Membersihkan ruangan dan merapikan ruangan laboratorium segera setelah
praktek pemberian Prosedur BTCLS dan BL Sselesai
c. Memastikan bahwa lampu, kran air, AC/kipas angin di ruangan laboratorium
sudahmati da nmengunci ruangan.
d. Mengembalikan peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan rapi kepada
Koordinator Laboratorium.
Psikomotor, mahasiswaakandapat :
A. Pengertian
BTCLS adalah adalah penanggulangan pada orang dengan trauma fisik dan
juga gangguan pada jantung yang mengancam jiwa
BLS(basic life support) merupakan sebuah fondasi utama yang dilakukan untuk
menyelamatkan seseorang yang mengalami henti jantung. BLSterdiri dari
identifikasi henti jantung dan aktivasi Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT), Resusitasi Jantung Paru (RJP) dini, dan kejut jantung menggunakan
automated external defibrillator (AED) atau alat kejut jantung otomatis. Tanggal
18 oktober 2015 lalu AFIA (american hearth association)mengumumkan
perubahan prosedur CPF(cardio pulmornry resuscitation) yang berbeda dari
prosedur sebelumnya yang sudah di pakai dalam 40 tahun terakhir.perubahan
tersebut ada dalam sistem matika yaitu sebelumnya yaitu mengunakan A-B-
C(airway-breathing-circulation) sekarang menjadi C-B-A(circulation-breathing -
airway).
6 Defribilasi
B. Indikasi
Basic life support (BLS) di lakukan pada pasien-pasien seperti berikut
1. henti nafas(respiratory arrest)
henti napas di tandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari pasien.
2. henti jantung(cardiac arrest)
pada saat hentinya jantung secara langsung akan terjadi henti serkulasi.henti
sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital lainnya
kekurangan oksigen.
2. Prosedur
A. Pengkajian
Kaji ada nya nadi,pernapasan,dan tanda-tanda sirkulasi,jalan napas dapat
tertutup oleh lidah dan muntah.
B. Pelaksanaan
1. .evaluasi respon korban.
Periksa tentukan dengan cepat bagai mana respon korban.
lakukan manuver head tilt-chin lift untuk membuka jalan napas.pada korban
tidak sadar, tonus otot terganggu sehingga lidah ke belakang dan menutupi
jalan napas
8. memeriksapernapasan
dekat kan telinga dengan pipi anda ke mulut dan hidung korban untuk
mengevaluasi pernapasan(sampai 10 detik)
1. melihatpergerakan dada
2. mendengar suara napas(listen)
3. merasakan hembusan napas dengan pip(feel)
9.Bantu pernapasan dari mulut ke mulut
C. Evaluasi
evaluasi nadi,tanda-tanda sirkulasi dan pernafasan setiap 5 siklus
RIP30:2,jika nadi tidak teraba lakukan kompresi RIP 30:2,dan jika teraba
periksa pernafasan,jika tidak ada napas lakukan napas buatan 12x1menit.