Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada umumnya sistem penambangan dibagi menjadi beberapa sistem
diantaranya yaitu sistem tambang terbuka (surface mining), sistem tambang
tertutup atau tambang bawah tanah (underground mining), dan sistem
tambang bawah air (underwater mining). Sistem penambangan adalah suatu
cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil
endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya
untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar
dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta
meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
Agar dapat tercapai hal-hal yang terdapat dalam definisi sistem
penambangan di atas, maka cara penambangan yang diterapkan harus dapat
menjamin ongkos penambangan yang seminimal mungkin, Perolehan atau
mining recovery harus tinggi, efisiensi kerja harus tinggi. Hal ini dipengaruhi
oleh :
- Jenis alat yang digunakan.
- Sinkronisasi kerja yang baik.
- Tenaga kerja yang terampil.
- Organisasi dan manajemen yang baik.
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah
metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya
dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung
berhubungan dengan udara luar.
Tambang bawah tanah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method).
Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method).
Metode ambrukan (Caving Method).

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah metode tambang bawah tanah saya akan mengangkat
masalah metode metode tambang bawah tanah secara umum diantaranya
yaitu :
Jelaskan jenis jenis metode stope dengan penyanggaan alamiah pada
tambang bawah tanah ?
Bagaimanakah penerapan metode metode stope dengan penyanggaan
alamiah pada tambang bawah tanah ?
keuntungan dan kerugian dari metode metode stope dengan
penyanggaan alamiah pada tambang bawah tanah.

C. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan Makalah metode tambang bawah tanah antara
lain :
Menjelaskan pengertian metode metode stope dengan penyanggaan
alamiah pada tambang bawah tanah.
Mengetahui cara menerapkan metode metode stope dengan penyanggaan
alamiah pada tambang bawah tanah.
Mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode metode stope dengan
penyanggaan alamiah pada tambang bawah tanah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tambang Bawah Tanah
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim
penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan
tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas,
tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya
berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi
cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa:
Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari
permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya
digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah
tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang
dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi
bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua
yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk
pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa
dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus
untuk mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi
tugas tim ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti
memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas
beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk
memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas)
raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metod penyanggaan (ground support) telah
dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan
kinerja dan juga keselamatan semua pekerja.
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Pemilihan sistem tambang Bawah Tanah
diantaranya :
1. Panjang Tebal dan lebar cebakan.
Berpengaruh utk menentuikan dimensi stope maksimum yaitu yg dikenal
sbg minimum stoping width.
2. Kemiringan Cebakan
Menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi dlm operasinya.
3. Kedalaman Operasi
Rock Failure mjd lebih memungkinkan pd kedalaman yg besar.
4. Faktor waktu
Berpengaruh pada strenght stress ratio pada exposed rock. Semakin lama
waktu pilar berdiri maka sasaran semakin turun
5. Kadar cebakan
Cebakan kadar rendah perlu metode produksi besar yg sering melupakan
persentase recovery, cebakan kadar tinggi memerlukan metode yg menjamin
recovery tinggi.
6. Fasilitas lokal yg meliput buruh dan material.
Biaya buruh mahal maka memerlukan metode yang mempunyai
mekanisme tinggi. Ketersediaan timber dan material filling juga berpengaruh.
7. Modal yg tersedia.
Modal kerja awal besar mk biaya operasi rendah. Perusahaan dengan
modal kecil memerlukan development yang murah dan metode yang cepat
mendapatkan hasil.
8. Batas dengang badan bijih lain.
Tingkat tegangan yg tinggi mungkin timbul pada pilar di permukaan kerja
yang berdekatan makaa diperlukan filling pada stope bekas penambangan
untuk mengurangi tegangan yang tinggi.
9. Strength dan karakteristik fisik bijih dan batuan dengan mineral diatas bijih
Berpengaruh pada kompetensi, amblesan, kemudahan pemboran,
karakteristik breaking, cara handling, ventilasi dan pemompaan.
10. Biaya Penambangan
berkaitan dgn nilai bijih yg di Tambang, periode modal kerja bisa
diperoleh kembali, tipe keahlian buruh yg tersedia.
11. Produktivitas
Dinyatakan dalam ton per man shift yaitu menyatakan kemampuan setiap
tenaga kerja menghasilkan BO setiap gilir kerja.
12. Masalah Lingkungan
Keamblesan, berkurangnya hutan lokal untuk penyanggaan, kualitas
dumpsite dll.

B. Metode Metode Stope Dengan Penyanggaan Alamiah Pada Tambang


Bawah Tanah.
Open stope adalah salah satu metoda penambangan bawah tanah. Open
Stope adalah penambangan tanpa membuat penyangga-penyangga. Syarat
bahan galian yang dapat ditambang dengan metoda ini adalah atapnya cukup
kuat menahan beban tanpa disangga atau dengan atau bisa disebut juga cukup
kompeten.
Aplikasi open stope secara umum:
1. Daerah bijih dan country rock kuat, kecuali cebakan tipis-datar atau sedikit
miring yang dapat ditambang dengan retreating system
2. Bijih kadar rendah atau nilai ekonomis rendah, mengingat pillar berupa
bijih dan losses tinggi. Pada bijih kadar tinggi dapat dilakukan pillar
robbing.
3. Penambangan sangat selektif. Pada steep dip 500 900 dimungkinkan
meninggalkan kadar rendah sbg pillar. Pada flat dip 00 200 mempunyai
selektifitas tinggi.
4. Pada flat dip dimungkinkan sortasi, untuk steep dip dilakukan sortasi
secara terbatas.
5. Aplikasi umum: tabular dinding teratur, batas dinding jelas. Kadang
diterapkan untuk cebakan yang besar, menggumpal (massive), dinding
irregular.
a. Open stope dengan underhand stoping.
Cara kerjanya yaitu :
Level bagian atas dan bawah dihubungkan dengan raise
Penambangan dimulai dari level atas menuju level bawah (underhand
stoping), sehingga terbentuk jenjang untuk berdiri pekerja
Broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive sehingga
meminumkan transportasi mekanikal.

Aplikasi:
1. Bijih ketebalan 3-4 meter
2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi
3. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk
ekstraksi bijih yang terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih utama
yang memberikan kondisi yang cocok
4. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar
5. O/Z boleh inkompeten karena bijih menjadi tempat berpijak pekerja
Keuntungan:
1. Unjuk kerja pemboran baik
2. Kebutuhan penyanggaan sedikit
3. Memanfaatkan gravitasi untuk transportasi broken ore
4. Pemboran dilakukan kearah bawah
5. Kehilangan bijih halus kadar tinggi lebih sedikit
Kerugian:
1. Sortasi sukar dilakukan dalam stope
2. Kondisi kerja berbahaya khususnya dibawah backs dan walls, interval
level harus kecil
3. Fasilitas menempatkan waste dlm stope sangat terbatas
4. Broken ore dikeluarkan pada satu titik, produksi kecil.

b. Open stope dengan overhand stoping


cara kerjanya yaitu :

Level bagian atas dan bawah dihubungkan dengan raise

Penambangan dimulai dari level bawah menuju level atas (overhand


stoping)
Untuk bijih yang curam diperlukan platforms (3-4 meter vertikal, 1-2
meter horizontal) untuk perpijak pekerja
Broken ore dijatuhkan secara gravitasi menuju haulage drive sehingga
meminumkan transportasi mekanikal
Haulage level dilindungi oleh ore pillar atau timber.
Aplikasi:
1. Ketebalan bijih 3-4 meter
2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi
3. Kemiringan diatas 500, diperlukan platform pekerja
4. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk
ekstraksi bijih yang terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih
utama yang memberikan kondisi yang cocok
5. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar
6. Badan bijih kompeten
Keuntungan:
1. Posisi backs tidak memberikan bahaya, interval level dapat lebih kecil
2. Sorting dilakukan secara sistimatis
3. Waste hasil sorting dapat ditumpuk pada mine out area
4. Kondisi kerja lebih aman dan aplikasi lebih elastis
5. Pada kemiringan yang kecil broken ore jatuh pada haulage drive secara
gravitasi
Kerugian :
1. Unjuk kerja pemboran menurun
2. Kemiringan bijih diatas 450 diperlukan platform pekerja
3. Lebih banyak memerlukan material penyangga
4. Lebih besar kehilangan bijih ukuran halus kadar tinggi

c. Open stope dengan breast stoping atau room and pilar.


Cara kerjanya yaitu :
Pembongkaran dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih
horisontal kurang 3 meter, dimana kondisi tersebut tidak memungkinkan
penambangan underhand maupun overhand.
Endapan yang lebih tebal dari 3 meter, maka dilakukan berjenjang, dengan
tebal maksimum 13 meter
Penyanggaan atap dilakukan secara pemanen atau semi permanen (pillar)
dari bijih itu sendiri yang kadang-kadang diperkuat dengan semen
disekelilingnya (spray cement, pouring cement)

Prosentase bijih sebagai pillar tergantung pada:


1. Karakter atap: menentukan jarak antara pillar
2. Karakter lantai: menentukan jarak antara pillar
3. Kekuatan bijih: menentun ukuran penampang pillar
Pada cebakan datar ketebalan 4 5 meter, dilakukan penggalian bijih
sehingga terbentuk wide drifts dan ditinggalkan pillar secara sistimatis.
Pillar dapat ditinggalkan sebagai penyangga permanen atau dilakukan pillar
robbing. Pada tahap pertama penggalian, hanya diperoleh mining recovery
sekitar 60%, dan meningkat menjadi 80% setelah dilakukan pillar robbing.
Penambangan stope and pillar digunakan di tambang uranium Elliot Lake.
Daerah penambangan dibagi menjadi ruang segiempat teratur yang
dipisahkan oleh pillar. Pembuatan ruangan diawali pembuatan pillot raise ke
arah kemiringan lapisan, dan dari pillot raise ini selanjutnya dibuat crosscut.
Aplikasi:
1. Cebakan tidak bernilai tinggi, sejumlah bijih ditinggal sebagai pillar
2. Ketebalan tidak lebih dari 7 meter
3. Ketebalan diatas 7 meter akan mengakibatkan mining recovery semakin
kecil dan bahaya runtuhan atap
4. Cebakan mendatar sampai kemiringan 200-500 (moderately steep)
1. horizontal mining: stope and pillar untuk bijih mendatar atau
hamper mendatar
2. inclined mining: stope and pillar untuk kemiringan 200-300,
penambangan searah dip, tidak meungkunkan memakai mobile
equipment
3. step mining: stope and pillar untuk kemiringan 30 0-500, dibentuk
daerah kerja sedemikian rupa sehingga memungkinkan
penggunaan mobile equipment
5. Batuan atap dan lantai kompeten, untuk meminimalkan pemakaian pillar
6. Bijih kompeten untuk mengurangi lebar pillar
7. Kedalaman tidak terlalu besar untuk menggurangi beban yang harus
disangga pillar

Keuntungan:
1. Biaya penambangan rendah
2. Memungkinkan sortasi dalam stope, dan waste ditinggal pada ruang
kosong yang ada
3. Memungkinkan mekanisasi dari drilling, loading dengan
Kerugian:
1. Losses sebagai pillar mencapai 40%, dengan pillar robbing yang efektip
menjadi 20%
2. Bahaya runtuhan dari hangging wall, khususnya bila mempunyai joint
dan cracks yang sejajar
3. Daerah yang harus diatur ventilasinya sangat luas
Metode dapat dimasukkan dalam stope and pillar (bukan room and pillar)
apabila memenuhi dua dari tiga hal:
1. Pillar tidak teratur dan terletak acak
1. Kadar rendah atau waste sebagai pillar
2. Bukan untuk memperoleh bentuk atau perencanaan tambang yang
sistimatis, ttp. sekedar menyangga atap
3. Penyusun pillar adalah batuan, maka relatif kuat dan berdimensi
kecil
2. Ketebalan cebakan lebih besar 6 meter
1. Tebal tetapi aman secara teknik, maka dilakukan tidak berjenjang
2. Tebal dan tidak aman secara teknik, maka dilakukan berjenjang
3. Komoditas yang ditambang adalah mineral, bukan batubara
1. Batubara dapat ditambang secara room and pillar
2. Tidak ada cebakan batubara ditambang secara stope and pillar
3. Rule of tumb: room and pillar untuk coal, dan stope and pillar
untuk noncoal.
d. Sublevel stoping
Cara kerjanya yaitu :
penambangan bawah tanah dengan cara membuat level-level,
kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel.
Aplikasi :
1. Paling ideal untuk cebakan dengan kemiringan 50 - 90 yaitu kemiringan
footwall > dari pada sudut gelinciran broken ore
2. Hangingwall dan footwall harus kompeten
3. Bijih harus kompeten
4. Bijih dengan batas dan penyebaran kadar merata
5. Untuk bijih sulfida yang memerlukan penanganan flotasi
Keuntungan :
1. Mengurangi drilling delay untuk peledakan, scaning dan mucking
2. Pemboran dilakukan secara kontinyu pada tahap development
3. Longhole driller dapat diledakkan di seluruh stope untuk memberikan
broken ore yang cukup banyak
4. Lebih fleksibel bila dibandingkan shrinkage stoping
5. Aman dari bahaya kebakaran
Kerugian :
1. Tidak memungkinkan melakukan sorting yang efektif
2. Block broken ore yang besar bisa menyumbat grawpoints
3. Ventilasi lebih sukar dibandingkan dengan shrinkage stoping
4. Memberikan rongga yang besar
5. Losses dan dilusi cukup besar
6. Memerlukan periode yang lama sebelum stope dapat berproduksi

Anda mungkin juga menyukai