Laporan Pendahuluan KALA I
Laporan Pendahuluan KALA I
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA I
I. DEFINISI
Persalinan adalah :serangakain kejadian yang berakhir dengan peneluaran bayi yang cukup bulan atau hampircukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh Ibu (Obstetri Fisiologi, 221)
Persalinan Kala I adalah: permulaan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan
diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm). Hal ini dikenal sebagai tahap pembukaan serviks.
(Buku Kedokteran, EGC Ajar Asuhan Kebidanan. Helen Varney, 672)
Persalinan adalah : suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan yang dapat hidup di dunia luar darirahim
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Rustam, Mochtar, 1998).
Persalinan adalah : Proses persalinan janin yang terjadi pada kehamilan bulan (37-42 minggu). Lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 24 jam. Tanpa ada komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono,
2001).
Persalinan adalah : Proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. (APN, 2007).
POHON MASALAH
PERSALINAN
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV
Metabolisme karbohidrat meningkat
Suhu, nadi, pernafasan meningkat
Gerakan kerangka otot tubuh meningkat
Nyeri
Cemas
Kardias output meningkat
Filtrasi glomerulus
Aliran plasma kerenal meningkat
Poliuria
Kandung kemih penuh
Menghambar penurunan kepala
Partus lama
Keletihan
Progresteron
Selaput ketuban lemah
Desakan janin
Infeksi
Ketuban Pecah
Ketuban Pecah
Tali pusat menumbung
Fetal Distris
Masalah
Kebutuhan
- Dukungan emosional
- KIE cara bernafas yang efektif dan benar
- Pencegahan infeksi
- Managemen aktif kala I
Kipasi dan
5. Infeksi Tujuan masase
Bayi segera punggung Ibu
mendapatkan Jika ada fundus
perawatan secara Nutrisi gawat janin (Djj
seksama setelah memberikan Ibu <100 / > 180
mengenali tanda makanan dan x/menit) maka
gawat janin setelah minuman memantau DJJ harus
proses persalinan. sering observasi.
Kriteria Hasil Dengan segera
Djj : < 120 atau < merujuk ke tempat
180 x/menit yang memadai
Bertanda asuhan kegawat
Mekonium kental daruratan obstetri
dapat segera
mendapat
Hindari penanganan yang
Tujuan infeksi dengan sesuai dengan
Keletihan Ibu bisa teknik keadaannya.
berkurang ASEPTIK dan
Kriteria Hasil hindari VT Menambah
Bayi lahir terlalu sering kenyamanan Ibu
dengan selamat sesuai dengan
Keadaan umum jadwalnya.
Ibu baik
Tanda tanda vital
:
Tekanan darah :
110/70-120/80
mmHg
Nadi : 80 100
x/menit
Suhu : 36,5
37,5 OC
Pernafasan : 16 Pada KPD terjadi
24 x/menit hubungan berlanjut
Djj : 120 160 atau berlangsung
x/menit antara liang
senggama dan
Tujuan rongga rahim karena
Infeksi tidak hilangnya rintangan
berlanjut selaput janin, kuman
Kriteria Hasil dan penyakit akan
Tidak terjadi masuk dalam rongga
infeksi rahim.
Keadaan Umum
Ibu baik
Tanda tanda vital
:
Tekanan darah :
110/70-120/80
mmHg
Nadi : 80 100
x/menit
Suhu : 36,5
37,5 OC
Pernafasan : 16
24 x/menit
Djj : 120 160
x/menit
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta. 1998
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KALA I PADA IBU DENGAN
PERSALINAN NORMAL
I. Pengertian :
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup
dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.
II. Patofisiologis :
(kala pendahuluan)
Tanda-tanda inpartu
Proses persalinan
V. Interrvensi keperawatan :
Dx. 1. Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan
Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.
Observasi TTV selama jalannya persalinan
R/ Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara tepat & cepat.
Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan
R/ Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur pernapasan scr benar
Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi
R/ Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga
Ajarkan cara mengedan yg benar
R/ Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng cepat.
I. Konsep Teori
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Tanda dan gejala
D. Patofisiologi
E. Diagnosis Medik
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non-medis
2. Penatalaksanaan medis
DI PUSKESMAS WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
Oleh :
10.010
AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA KEDIRI
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA I
I. DEFINISI
Persalinan adalah : pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir/melalui jalan lain dengan bantuan / tanpa bantuan (Sarwono, 2008).
Persalinan Kala I adalah : Kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap (Sumarah, 2009).
Persalinan Kala I adalah : Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm (APN, 2008).
Persalinan Kala I adalah : Dimulai dari HIS Persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi
lengkap (Sastrawinata, 1983).
II. FISIOLOGIS
Perubahan fisiologis pada persalinan kala I, diantaranya :
- Tekanan sistolik rata rata sebesar 10-20 mmHg, diastolik 5-10 mmHg.
- Hindari posisi terlentang, karena akan mengganggu sirkulasi darah, dan janin dapat asfiksia.
b. Perubahan Metabolisme
- Kenaikan ini disebabkan karena cemas, serta kegiatan otot kerangka tubuh.
- Kenaikan metabolisme ditandai dengan kenaikan suhu, denyut nadi, pernafasan kardiak Output dan kehilangan cairan.
- Suhu badan meningkat selama persalinan dan meningkat lagi segera setelah persalinan.
d. Denyut Jantung
- Penurunan denyut jantung tidak terjadi jika ibu tidur miring atau terlentang.
- Denyut jantung sedikit lebih tinggi diantara kontraksi.
e. Perubahan Pernafasan
f. Perubahan Renal.
- Poli Usia sering terjadi karena meningkatnya cardiac output dan filtrasi glomerulus.
- Kontrol kandung kencing 2 jam sekali agar tidak menghambat penurunan janin.
h. Perubahan Hematologis
- Jumlah sel sel darah putih akan meningkat 5000 15.000 WBC sampai akhir pembukaan lengkap.
i. Kontraksi Uterus
- Otot yang mengelilingi Osteum Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR.
- Bentuk Serviks menghilang, karena kanalis Servikalis membesar dan membentuk OUE.
- Pembukaan Uteri disebabkan karena tekanan isi Uterus (kepala dan kantong Amnion).
m. Show
- Lendir berasal dari kanalis Servikalis yang tersumbat lendir selama persalinan.
- Sehingga placenta tertekan dan fungsi placenta tergantung sehingga fetus akan kekurangan O2.
- Pada akhir kala I pembukaan sudah lengkap, kontraksi kuat, tidak ada tahanan serta desakan janin menyebabkan kantong
ketuban pecah diikuti proses kelahiran bayi.
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
2. Fase Aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi Uterus akan meningkat secara bertahap (Kontraksi dianggap adekuat / memadai jika 3x atau
lebih dalam waktu: 10 menit dan berlangsung selama 40 detik / lebih).
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) akan terjadi dengan kecepatan rata rata 1 cm
perjam (Primigravida). Atau lebih dari 1 cm untuk multipara.
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
1. Mengindentifiksai Masalah.
2. Mengkaji Riwayat Kesehatan, meliputi: Riwayat kesehatan sekarang, HIS, ketuban, pendarahan pervaginam bila ada,
Riwayat kesehatan saat kehamilan, Riwayat kesehatan yang lalu bila ada.
3. Pemeriksaan Fisik.
4. Pemeriksaan Janin.
Posisi ibu miring ke kiri, beri O2, rehidrasi, bila membaik diteruskan dengan pantauan, jika tidak membaik dirujuk.
4. Kontraksi < 2x dalam 10 menit berlangsung < 40 detik maka segera diatur Ambulasi, mengubah posisi tidur, kosongkan
kandungan kencing, stimulasi Puting susu, memberi nutrisi, jika partograf melebihi garis waspada maka dirujuk.
6. Cairan Amnion bercampuran mekonium / darah / berbau, beri hidrasi, antibiotik posisi tidur miring ke kiri, Rujuk.
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan, perubahan-
perubahan yang dimaksud adalah :
a. Perasaan tidak enak
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan akan berjalan normal
a. Lingkungan
Suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu ibu dan pasangannya untuk cepat merasa nyaman, namun
sikap para staf sangatlah penting dibanding dengan kondisi fisik ruangan.
Seorang teman yang mendukung merupakan sumber kekuatan yang besar dan memberikan kesinambungan dukungan dimana
teman yang mendukung tersebut tidak bisa digantikan oleh siapapun. Bidan yang berarti bersama wanita, ia harus
berusaha untuk menjadi teman yang mendukung, bekerja dengan wanita tersebut dan keluarga.
c. Mobilitas
Diusahakan ibu didorong untuk tetap tegar dan bergerak, persalinan akan berjalan lebih cepat dan ibu akan merasa dapat
menguasai keadaan, terutama jika ibu didorong untuk berusaha berjalan bila memungkinkan dan berusaha merubah posisi
tidur (miring ke kiri, jongkok, dan merangkak).
d. Memberi informasi
Ibu dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya tentang kemajuan persalinan dan semua perkembangannya selama
proses persalinan. Setiap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan harus diantisipasi dan dijelaskan. Ibu harus dilibatkan
dalam pengambilan keputusan klinis.
e. Teknik relaksasi
Diharapkan ibu pernah mendapat penyuluhan tentang teknik relaksasi pada saat ANC, bila ibu belum pernah maka harus
diajarkan dulu teknik relaksasi, penyuluhan itu diberikan pada saat ANC harus sama dengan penyuluhan saat inpartu agar ibu
tidak bingung.
f. Percakapan
Seorang ibu dalam masa inpartu membutuhkan waktu untuk bercakap-cakap dan ada waktunya untuk diam. Bagi ibu yang
sedang dalam proses persalinan benar, maka kesunyian yang bersikap akrab dan simpatik sudah pasti disukainya. Pada tahap
ini ibu akan merasa lelah, setiap kontraksi akan memerlukan konsentrasi penuh dan semua cadangan emosional dan fisik
dikerahkannya, ibu mungkin akan menutup semua pembicaraan yang tidak perlu dan berkonsentrasi terhadap kemajuan
persalinan.
g. Dorongan semangat
Sebagian besar ibu akan mencapai tahap dimana mereka merasa tidak bisa melanjutkan lagi dan putus asa. Bidan harus
berusaha untuk memberi dorongan semangat kepada ibu selama proses persalinan. Dengan beberapa kata yang diucapkan
secara lembut setelah kontraksi atau beberapa pujian non verbal pada saat terjadi kontraksi akan sangat memberi
semangat/dorongan ibu.
(Sumarah, 2009)
Ibu saat inpartu akan merasa sangat panas dan berkeringat oleh karena itu ibu akan membutuhkan kesempatan untuk mandi
atau bersiram, hal ini dapat dilakukan bila ibu masih memungkinkan untuk berjalan. Tetapi bagi ibu yang sudah tidak
mungkin untuk melakukan, maka peran bidan dan atau keluarga untuk membantunya dengan menyeka dengan waslap yang
dibasahi dengan air dingin pada muka, leher dan tangan serta bagian kemaluan dibersihkan dengan kapas lembab. Demikian
juga baju yang basah karena keringat atau air ketuban perlu diganti dengan yang bersih. Mulut dapat disegarkan dengan
kumur-kumur atau gosok gigi.
2. Posisi
Dalam kehamilan ibu sudah aktif berproses dalam menghadapi persalinan misalnya udah senam, latihan jalan-jalan, jongkok,
ibu akan menggunakan posisi tidur senyaman mungkin yang telah dilakukan selama hamil seperti jongkok, merangkak atau
berdiri. Hal ini akan meningkatkan keinginan merubah posisi pada saat persalinan karena sudah dilatih pada saat hamil.
Posisi alternatif yang digunakan dalam persalinan adalah menghindari posisi terlentang, ibu berusaha untuk menggunakan
posisi senyaman mungkin.
3. Kontak fisik
Selama proses persalinan ibu tidak suka dengan bercakap-cakap tetapi ibu akan merasa nyaman dengan kontak fisik.
Keluarga hendaknya didorong untuk mau berpegangan tangan, menggosok-gosok punggung, menyeka wajahnya dengan air
dingin menggunakan waslap atau dengan mendekapnya atau mengelus-elus perutnya, memijat kaki atau teknik-teknik lain
yang serupa.
4. Pijatan
Ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama persalinan mungkin akan merasakan pijatan akan sangat meringankan
keluhan. Bidan atau keluarga dapat melakukan pijatan melingkar di daerah lumbosakralis, menekan daerah lutut dengan
posisi ibu duduk atau mengelus-elus di daerah perut.
Keinginan untuk berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan adanya kontraksi, aleh karena itu pengamatan terhadap
kandung kemih haruslah diperhatikan karena dapat menghambat turunnya bagian terendah janin dan kontraksi uterus.
Setiap 4 jam kandung kemih harus dikontrol dan diupayakan ibu dapat kencing sendiri dengan dicoba untuk kencing di pispot
dengan disiram dengan air dingin atau dirangsang dengan membuka kran agar merangsang ibu untuk ingin kencing.
Pada ibu hamil terjadi perubahan psikologi, demikian juga pada ibu bersalin. Perubahan psikologi pada ibu bersalin
merupakan hal yang wajar, hampir semua ibu mengalaminya, tergantung kepekaan dari setiap individu. Meskipun demikian
ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan petugas penolong persalinan, agar ibu dapat menerima keadaan yang terjadi
dan dapat memahami sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Pada ibu bersalin sering merasa
cemas, memikirkan hal-hal yang akan terjadi antara lain perasaan sakit, takut menghadapi persalinan, penolongnya tidak
sabar, apakah anaknya cacat. Banyaknya pikiran yang menghantui selama persalinan. Hal ini dapat menambah rasa sakit,
oleh karena itu ibu bersalin memerlukan teman/pendamping selama persalinan.
(Sumarah, 2009)
IX. MASALAH-MASALAH PADA PERSALINAN KALA I
1. Nyeri pinggang
Penanganan :
2. Keletihan
Penanganan :
3. Fetal distres
Penanganan :
- Baringkan ibu miring ke kiri dan anjurkan untuk bernafas secara teratur
- Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau NS dengan tetesan 125
cc/jam
- Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir
4. Infeksi
Penanganan :
- Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau NS dengan tetesan
125cc/jam
5. Cemas
Penanganan :
(APN, 2008)
INTERVENSI
Dx : G. . .P. . . Uk. . .minggu, T/H/I, letak kepala, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik dengan Inpartu kala I
Fase Laten
S :36,5 37,5 o C.
N:80- 100 x / menit
Rr:16 24 x / menit.
H : II
Intervensi :
R/ Dengan observasi TTV dapat diketahui keadaan ibu dan bila terjadi hal hal yang abnormal.
R/ Dengan pemantauan DJJ dapat diketahui keadaan janin, mungkin terjadi gawat janin.
R/ Dengan VT dapat diketahui vagina, serviks keadaan pembukaan berapa cm, pendataran diketahui kemajuan penurunan
bagian terendah janin.
R/ Dengan menjelaskan pada ibu maka dapat membuat ibu merasa lebih tenang dan ibu tahu keadaannya dan janinnya
R/ Rasa rileks dan tenang dapat mengurangi tekanan emosional pada ibu.
R/ Aktivitas yang dilakukan sesuai dengan kemampuan dan tingkat kenyamanan ibu, posisi terlentang dapat menyebabkan
aorta tertekan dan terjadi Sindroma Hipertensi.
R/ Makan yang cukup dapat menambah tenaga ibu waktu persalinan dan minuman dapat mencegah ibu mengalami dehidrasi.
Dx : G. . .P. . . Uk. . .minggu, T/H/I, letak kepala, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik dengan Inpartu kala I
Fase Aktif
Kriteria hasil :
- Pembukaan : 4-10 cm
- Effecement 75%-100%
- Ketuban + / -
- TTV
N : 80 100 / ment
S : 36,5 37,5oC
Rr : 16-24 x/mnt
Intervensi :
1. Observasi TTV (TD:Tiap 4 jam, S :Tiap 2 jam, N: Setiap 30 menit)
R/ Dengan mengobservasi TTV dapat diketahui peningkatan suhu, nadi,
TD, RR diatas normal ada indikasi terjadi infeksi.
2. Observasi DJJ tiap 30 menit
R/ Dengan observasi DJJ kita dapat mengetahui keadaan janin dan bila terjadi gawat janin.
R/ Pembukaan serviks seharusnya 1 2 cm / jam pada multipara dan 1 cm / jam pada primipara dengan memeriksa dilatasi
serviks dapat menentukan kemajuan persalinan.
4. Anjurkan ibu untuk rileks dan bernafas pendek dan cepat bila merasa ingin mengejan
R/ Dengan relaksasi dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebal melalui respon kondisi dan stimulasi kulit.
Memudahkan persalinan normal nafas pendek dan cepat selama fase aktif mencegah laserasi / oedema jalan lahir.
R/ Posisi miring ke kiri meningkatkan aliran balik vena dan Meningkatkan sirkulasi plasenta agar janin tidak kekurangan O2.
R/ Vesica Urinaria yang kosong tidak akan mengganggu HIS dan penurunan bagian terendah janin.
R/ Dengan pendampingan keluarga dapat memberi semangat pada ibu sehingga ibu dapat lebih tenang.
Masalah :
a. Cemas
R/ Posisi yang nyaman akan memberi kenyamanan pada ibu selama menunggu pembukaan lengkap.
R/ Dengan menghadirkan orang terdekat dapat memberi support, semangat pada ibu dan ibu merasa lebih tenang.
b. Nyeri pinggang
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Ku ibu baik
Intervensi :
R/ Dengan menggosok / merelaksasi punggung / dan mengalihkan perhatian ibu maka akan mengurangi rasa nyeri pada
pinggang.
R/ Dengan memberikan kompres panas/dingin dapat mengurangi rasa nyeri pada pinggang.
c. Keletihan
Kriteria hasil :
Ku ibu baik
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk mandi selama masih kuat
R/ Mandi membuat tubuh ibu lebih segar dan tidak merasa letih.
R/ Makanan dan minuman dapat untuk memberi kembali ibu tenaga dan mencegah dehidrasa (asupan gizi dan cairan tetap
terpenuhi).
R/ Mengejan dalam waktu yang tepat dapat menghemat tenaga dan mencegah ibu merasa letih.
R/ Dengan teknik relaksasi dan bernafas yang benar dapat menghemat tenaga dan terhindar dari keletihan.
d. Fetal distres
- Ketuban jernih
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk miring kiri
R/ Posisi miring dapat mencegah janin mengalami asfiksia dan aliran darah dan oksigen ke jantung tetap terpenuhi dan
sirkulasinya lancar.
R/ Dengan melakukan pemantauan DJJ dapat mendeteksi jika ada tanda tanda gawat janin (DJJ < 100 / > 180 x / menit ).
R/ Dengan memberikan O2 pada ibu dapat mencegah terjadinya hipoksia pada janin.
R/ Dengan segera merujuk ketempat yang memadai asuhan kegawat darurat Obstetri dapat segera mendapat penanganan
yang sesuai dengan keadaannya.
e. Infeksi
Kriteria Hasil :
KU ibu baik
TTV :
S : 36,5 37 0 C
Infeksi tidak menyebar
Intervensi :
R/ VT yang terlalu sering bisa menyebabkan terjadinya risiko lebih tinggi terhadap infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persalinan Kala I ( Kala Pembukaan Lengkap ) adalah Permulaan
persalinan yangditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
mendatar dan membuka lengkap ( 10 cm ). Tanda dan Gejala Persalinan Kala I : His /
kontraksi uterus sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks sekurang - kurangnya 3
cm, Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah, Sering BAK, dan
Akhir kala I primigravida keluar darah menetas. Fase Fase Persalinan Kala I : Fase Laten
dan Fase Aktif. Persalinan Kala II ( Kala Pengeluaran Janin ) adalah dimulai ketika
pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin. Pada kala II his menjadi
lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk
diruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot - otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum ibu merasa dapat mau
buang air besar dengan tanda anus membuka, pada waktu His, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang dan his mengejan yang terpimpin akan lahirlah
kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Tanda dan Gejala Persalinan Kala II : Ibu ingin
mengedan bersamaan dengan terjadinya kontraksi atau his. His atau kontraksi uterus yang
semakin kuat dengan interval 2 - 3 menit, durasi 50 - 100 detik,Pemeriksaan vaginal serviks
sudah dilatasi penuh, Perineum terlihat menonjol, Selaput amnion biasanya sudah pecah,
Vulva vagina dan sfingter terlihat membuka, Peningkatan pengeluaran lendir dan
darah, Kepala telah turun didasar panggul,Meningkatnya tekanan pada rectum dan
vaginanya, Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan akan mungkin terdapat tetesan
darah dari vagina. Gerakan Gerakan Utama Dari Mekanisme Persalinan Kala II : Penurunan
Kepala, Fleksi, Rotasi Dalam ( Putaran Paksi Dalam ), Ekstensi, Rotasi Luar ( Putaran Paksi
Luar ), Ekspulsi.