Anda di halaman 1dari 6

Unnes Physics 1 (1) (2012)

Unnes Physics Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj

PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINARX DI INSTALASI


RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI

Rudi, Pratiwi, Susilo

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang Gunungpati, Semarang. Jawa Tengah,

Info Artikel Abstrak


Telah dilakukan penelitian pengukuran paparan radiasi pada pesawat SinarX
Sejarah Artikel: di instalasi Radiodiagnostik dengan menggunakan surveymeter digital.
Diterima November 2012 Pengukuran dilakukan pada tabung sumber sinarX dan di lingkungan ruang
Disetujui November 2012 pesawat Radiodiagnostik RS dr Kariadi Semarang. Tujuan penelitian ini
Dipublikasikan Mei 2013 adalah mengetahui paparan radiasi pada tabung dan lingkungan pesawat
SinarX Radiodiagnostik. Manfaat penelitian ini, diketahuinya tingkat
keamanan pesawat SinarX di ruang Radiodiagnostik yang digunakan untuk
Kata kunci: Radiografi Digital. Paparan tertinggi tabung sinarX berada di atas tabung
Paparan sebesar 0,153 mR/jam, sedangkan paparan tertinggi di lingkungan ruang
Pesawat SinarX pesawat sinarX berada di ruang operator CR (Computed Radiography)
Proteksi sebesar 0,031 mR/jam. Tingkat paparan tertinggi tersebut jauh dibawah 100
Radiasi mR/jam (pada tabung) dan 0,25 mR/jam (untuk lingkungan) intensitas yang
Radiodiagnostik. diperbolehkan. Dapat disimpulkan bahwa tabung dan lingkungan pesawat
sinarX termasuk layak dipakai dan aman ditempati. Sebagai saran untuk
penelitian selanjutnya perlu juga dilakukan uji kebocoran tabung dengan
memfungsikan sistem kolimator yang rusak.

Abstract
There had been a research on the measurement of radiation exposure to X
rays in the aircraft Radiodiagnostic installations using digital surveymeter. The
measurements were done on Xray tube source and in the environment of dr.
Kariadis Radiodiagnostic aircraft space. The purpose of this study was to
determine the radiation exposure on the tube and the environment
Radiodiagnostik aircraft Xrays. The benefit of this research was to find out
the level of aircraft safety of the Xrays in Radiodiagnostic space used for
Digital Radiography. The highest exposure of Xray tube was over the tube of
0.153 mR / hr, whereas the highest exposure in the environment of space
aircraft Xray operator was in the CR (Computed Radiography) of 0.031 mR /
hr. The highest exposure levels are far below 100 mR / h (on tube) and 0.25
mR / hr (for environment) allowed intensity. It can be concluded that the tubes
and the aircraft environment, including appropriate Xrays used and occupied
safely. As a suggestion for further research is that there should be leak test
tube using broken collimator system.

2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 ISSN NO 22526978
Email: unnes.ac.id
Rudi / Unnes Physics Journal 1 (1) (2012)
PENDAHULUAN menunjukkan tabung SinarX dengan
Pemanfaatan radiasi pengion dalam pendingin.
bidang Radiodiagnostik untuk berbagai
keperluan medik perlu memperhatikan dua
aspek, yaitu resiko dan manfaat yang dicapai.
Fakta menunjukkan bahwa instalasi radiologi
bisa sangat rawan jika pengukuran proteksi
dan paparan radiasi tidak dilakukan.
Dampaknya secara langsung akan dirasakan
oleh radiografer dan dampak yang tidak
langsung akan dirasakan oleh masyarakat
sekitar. Dengan demikian, sesuai dengan Keterangan :
Peraturan Pemerintah Tahun 2007 tentang K: filamen
Keselamatan dan Kesehatan terhadap
A: anoda
Pemanfaatan Radiasi Pengion perlu adanya
pengukuran paparan radiasi pesawat SinarX X: SinarX
untuk proteksi radiasi, karena sangat penting Win :saluran air yang masuk dari alat
bagi keperluan proteksi radiasi bagi petugas, pendingin (C)
pasien dan masyarakat. Hal ini merupakan Wout:saluran air yang keluar dari alat
salah satu bentuk program quality control pendingin (C)
bidang Radiodiagnostik. Hal ini dapat
Us:sumber tegangan tinggi (untuk
dilakukan dengan mengadakan pengukuran
exopose)
kebocoran tabung pada pesawat SinarX dan
pengukuran paparan radiasi. Untuk Uh:tegangan pada heater
pengukuran paparan radiasi disekitar tabung Pada tahun itu juga Roentgen
pada pesawat SinarX, tolok ukur tingkat mempublikasikan laporan penelitiannya.
paparan radiasi tidak boleh lebih dari 100 Berikut ini adalah sifatsifat SinarX menurut
mR/jam. Sedangkan paparan radiasi sesuai Roengent :
dengan prosedur pemeriksaan yaitu tolok 1.SinarX dipancarkan dari tempat
ukur tingkat paparan radiasi yang ditempati yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
oleh pekerja radiasi tidak boleh melebihi 2,5 Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat
mR/jam, untuk penduduk umum tidak boleh fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan
melebihi 0,25 mR/jam (Siemens 2003). kuadrat jarak antara titik terjadinya SinarX
Sebagai dasar teorinya, sejarah dengan pelat fotoluminesensi.
singkat ditemukannya SinarX dimulai pada 2.Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2
tanggal 8 November 1895, Wilhelm Conrad m, cahaya masih dapat terdeteksi.
Roentgen seorang profesor fisika dan rektor
3.SinarX dapat menembus buku
Universitas Wuerzburg di Jerman dengan
1000 halaman tetapi hampir seluruhnya
sungguhsungguh melakukan penelitian
terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.
tabung sinar katoda. Roengent membungkus
tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak 4.Pelat fotografi sensitif terhadap
terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam SinarX.
tabung ke luar, kemudian dia membuat ruang 5.Ketika tangan terpapari SinarX di
penelitian menjadi gelap. Pada saat atas pelat fotografi, maka akan terGambar
membangkitkan sinar katoda, dia mengamati foto tulang tersebut pada pelat fotografi.
sesuatu yang di luar dugaan. Pelat 6.Lintasan SinarX tidak dibelokkan
fotoluminesensi yang ada di atas meja mulai oleh medan magnet (daya tembus dan
berpendar di dalam kegelapan. Walaupun lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan
dijauhkan 1 m dari tabung, pelat masih tetap magnet merupakan sifat yang membuat
berpendar. Roentgen berpikir pasti ada jenis SinarX berbeda dengan sinar katoda).
radiasi baru yang belum diketahui terjadi di Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet,
dalam tabung sinar katoda dan membuat maka orang tahu bahwa SinarX berbeda
pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini dengan sinar katoda (Yudhi 2008).
disebut SinarX yang maksudnya adalah
Pada saat itu belum ditemukan
radiasi yang belum diketahui. Gambar 2.1

20
Rudi / Unnes Physics Journal1 (1) (2012)
fenomena interferensi dan difraksi, oleh dengan bidang focus (focal spot). Permukaan
karena itu muncul persaingan antara teori anoda membentuk sudut dengan kemiringan
partikel dengan teori gelombang untuk 45o. Kemiringan ini untuk mendapatkan fokus
menjelaskan esensi atau substansi SinarX. efektif agar sinar x yang keluar dari tabung
Teori partikel dikemukakan antara lain oleh dapat terarah (Electromedical 2008).
W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan Jika radiasi mengenai tubuh manusia,
antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi:
Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh berinteraksi dengan tubuh manusia, atau
lebih banyak orang. Pada tahun 1912, hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi
fenomena difraksi SinarX oleh kristal dapat mengionisasi atau dapat pula
ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses
dapat dipastikan bahwa SinarX adalah ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan
gelombang elektromagnetik. Tahun 1922 sebagian energinya. Energi radiasi yang
Compton menemukan efek Compton hilang akan menyebabkan peningkatan
berdasarkan penelitian hamburan Compton. temperatur (panas) pada bahan (atom) yang
Berdasarkan penelitian SinarX ia dapat berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan
memastikan bahwa gelombang kata lain, semua energi radiasi yang terserap
elektromagnetik memiliki sifat dualisme di jaringan biologis akan muncul sebagai
gelombang dan materi (partikel) (Yudhi 2008). panas melalui peningkatan vibrasi (getaran)
atom dan struktur molekul. Ini merupakan
Ada beberapa sifat SinarX menurut awal dari perubahan kimiawi yang kemudian
Beiser : dapat mengakibatkan efek biologis yang
1.SinarX merupakan gelombang merugikan. Gambar 3 menunjukkan efek
elekromagnetik dengan panjang gelombang radiasi terhadap manusia.
(0,0210) sehingga termasuk gelombang di Radiasi tidak dapat dideteksi secara
luar daerah cahaya tampak. langsung dengan menggunakan panca
2.Seperti gelombang elektromagnetik indera, namun dapat dideteksi dengan
lainnya, SinarX dapat merambat seperti menggunakan peralatan khusus yang disebut
halnya laju cahaya. Detektor Radiasi. Macammacam detektor,
misalnya: film fotografi, tabung GeigerMuller,
3.SinarX tidak dapat dibelokkan oleh
pencacah sintilasi, bahan termoluminesensi
lensa atau prisma, namun dapat dihamburkan
maupun dioda silikon.
oleh kristal.
Radiasi memiliki beberapa satuan
4.sinarX juga mengalami serapan
selama proses transmisi di dalam bahan
sehingga daya tembus SinarX bergantung
pada jenis materi dan energinya.
SinarX merupakan radiasi pengion
sehingga mampu menghasilkan elektron
elektron bebas di dalam materi. Bila
mengenai makhluk hidup, maka SinarX
mampu merusak selsel hidup (Halmshaw
1986).
Adanya dua jenis SinarX misalnya R, Gy, Sv, Rad, Ram, Bq dan Ci.
menyebabkan munculnya dua macam Dalam penelitian ini digunakan satuan
spektrum SinarX, yaitu spektrum kontinyu mR/jam yang sesuai dengan satuan acuan
yang lebar untuk spektrum bremsstrahlung dari PT Siemens Indonesia dan sesuai juga
dan dua buah atau lebih garis tajam untuk dengan satuan skala pada alat ukur radiasi
SinarX karakteristik (Akhadi 2002). (digital surveymeter) yaitu mR/hr.
Bahan anoda target yang digunakan Metode Penelitian
pesawat SinarX biasanya dari bahan Mo Pengumpulan data dilakukan dengan
(Molybdenum) dan W (Tungsten) juga dikenal melakukan pengukuran dan penelitian
dengan Wolfram (Wikipedia 2009). Anoda langsung di divisi Radiologi ruang IVP
target merupakan sasaran (target) yang akan Radiodiagnostik RS Dr. Kariadi Semarang.
ditembaki oleh elektron yang dilengkapi
21
Rudi / Unnes Physics Journal 1 (1) (2012)
Diagram Alir Penelitian itu, perlu adanya penerapan prinsip
keselamatan radiasi dalam pengoperasian
suatu instalasi nuklir sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh Komisi Internasional
untuk Perlindungan Radiologi (ICRP).
Untuk menciptakan kondisi kerja yang
aman, harus mengikuti kaidahkaidah yang
telah digariskan. ICRP menekankan tiga azas
dalam pemanfaatan teknik nuklir dalam
berbagai bidang kegiatan. Ketiga azas
tersebut adalah jastifikasi atau pembenaran,
optimisasi proteksi, dan pembatasan
penerimaan dosis. Azas optimisasi
dimaksudkan agar kemungkinan penerimaan
paparan radiasi oleh pekerja maupun anggota
masyarakat dapat ditekan serendah mungkin
dengan mempertimbangkan faktor sosial dan
Denah lokasi pengukuran ekonomi. Jadi, penekanan penerimaan
paparan radiasi ini tidak bisa dilakukan hanya
dengan mengandalkan pada aspek teknis,
misalnya menggunakan peralatan atau
teknologi terbaik yang belum tentu layak
secara ekonomi.
Untuk memenuhi azas optimisasi tadi,
telah diperkenalkan tiga falsafah dasar
proteksi radiasi, yaitu pengaturan waktu
ketika berada di tempat radiasi, pengaturan
jarak yang aman terhadap sumber radiasi,
Analisa Data dan penggunaan perisai radiasi. Dua falsafah
Analisa data dapat dilakukan dengan dasar proteksi radiasi, yaitu pengaturan waktu
mengolah data pengukuran, baik di sekitar dan jarak, merupakan cara yang sangat
tabung maupun di sekitar ruang pesawat sederhana untuk menekan penerimaan
SinarX. Rerata data yang telah diolah paparan radiasi selama menjalankan tugas,
selanjutnya dilakukan verikasi data menurut dan keduanya dapat dilakukan oleh setiap
acuan paparan radiasi yang telah diizinkan. pekerja meski hanya dengan fasilitas proteksi
Untuk pengukuran paparan tabung pada radiasi yang sederhana.
pesawat SinarX, tolok ukur tingkat paparan Satu hal yang sangat penting
radiasi tidak boleh lebih dari 100 mR/jam. agar setiap pekerja mampu
Tolok ukur paparan radiasi yang ditempati mengenali medan tempatnya melakukan
oleh pekerja radiasi tidak boleh melebihi 2,5 pekerjaan adalah adanya informasi yang jelas
mR/jam, sedangkan untuk penduduk umum mengenai tingkat radiasi pada titiktitik
tidak boleh melebihi 0,25 mR/jam (Siemens tertentu yang harus menjadi perhatiannya.
2003). Dengan informasi tingkat radiasi ini, setiap
pekerja mampu mengatur waktu
Hasil dan Pembahasan
keberadaannya di tempat radiasi,
Para petugas instalasi nuklir
menghindari tempat radiasi jika tidak perlu,
(termasuk di dalamnya adalah fasilitas
serta mencari posisi yang aman dari radiasi
radiodiagnostik dengan SinarX) sesuai
dalam menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu,
dengan segala ketentuan yang berlaku, wajib
adanya pengukuran tingkat paparan radiasi di
menyusun program proteksi radiasi sejak
tempat kerja akan sangat banyak membantu
proses perencanaan, tahap pembangunan
setiap pekerja radiasi dalam upaya
instalasi, dan pada tahap operasi. Program ini
membatasi penerimaan paparan radiasi
dimaksudkan untuk menekan serendah
selama menjalankan tugas di medan radiasi.
mungkin kemungkinan terjadinya penyinaran
radiasi yang tidak dikehendaki. Oleh sebab Data hasil pengukuran tingkat
paparan radiasi di fasilitas radiodiagnostik
22
Rudi / Unnes Physics Journal1 (1) (2012)
Rumah Sakit dr Kariadi disajikan pada Tabel dinding 30 cm dari bahan batu bata diplester
1 sampai dengan Tabel 2. Tabel tersebut adukan Portland semen dan pasir. Dinding
menyajikan rerata paparan radiasi, masing juga di lapisi Pb dengan tebal 2 mm, yang
masing untuk paparan pada tabung dan membuktikan keamanan bagi petugas dan
paparan disekitar ruang pesawat SinarX. masyarakat.
Data paparan tersebut diperoleh secara Hasil pengukuran paparan radiasi di
langsung dari hasil pengukuran paparan lingkungan ruang pesawat SinarX.
dengan surveymeter yang dipasang pada
Berikut adalah hasil dari keseluruhan
titiktitik pengukuran.
pengukuran menurut ratarata paparan
Hasil Pengukuran Paparan Radiasi radiasi di setiap titik, yang disajikan pada
Pada Tabung Pesawat Sinar X Tabel 2.
Hasil pengukuran paparan pada
tabung pesawat SinarX dari tiaptiap titik
menunjukkan nilai yang beragam, yang
ditunjukkan pada Tabel 1.

Dari data Tabel 2 intensitas paparan


radiasi tertinggi berada di ruang CR sebesar
I = (0,031 0,001) mR/jam, sedangkan
Setiap titik atau posisi pengukuran intensitas paparan radiasi terendah sebesar I
yang dikategorikan aman dan tidak = (0,025 0,001) mR/jam di ruang tunggu
membahayakan. Intensitas tertinggi terdapat dan I = (0,025 0,002) mR/jam pada jalan
pada titik bagian atas tabung sebesar I = khusus petugas. Hasil tersebut diatas masih
(0,153 0,026) mR/jam dan untuk paparan dikategorikan paparan yang aman bagi
terendah terdapat pada bagian bawah tabung petugas dan lingkungan sekitar. Akan tetapi
sebesar I = (0,026 0,002) mR/jam. sangat pentingnya pembatasan waktu
Sesuai dengan hasil analisa di atas, petugas berada dalam radius tersebut,
bagi petugas seperti radiografer dan teknisi dikarenakan besar akumulasi paparan yang
mendaptkan paparan yang aman jika berada terserap dalam tubuh sangat bergantung
di radius 1 m dari tabung. Akan tetapi faktor pada lamanya petugas yang berada dalam
yang menyebabkan besarnya radiasi yang medan radiasi. Secara keseluruhan hasil
diterima secara umum adalah waktu paparan. paparan sudah memenuhi standar keamanan
Dosis radiasi yang diterima oleh petugas yang dibuktikan minimnya paparan radiasi di
selama berada dalam medan radiasi dapat sekitar pesawat SinarX di instalasi
dirumuskan sebagai berikut : Radiodiagnosis RS dr Kariadi Semarang.
D = Laju Dosis x waktu (Suratman Simpulan
1996) Paparan tertinggi tabung SinarX
Hal itu dapat diantisipasi dengan berada di atas tabung sebesar 0,153
membatasi waktu jika berada di daerah dekat mR/jam, sedangkan paparan tertinggi di
dengan tabung SinarX yang sedang bekerja. lingkungan ruang pesawat SinarX berada di
Biasanya petugas melakukan ekspose ruang CR sebesar 0,031 mR/jam. Tingkat
(penyinaran) dengan mengenakan apron paparan tertinggi tersebut sebagai bukti
(perisai radiasi dari bahan Pb). Dengan bahwa intensitas paparan di tiaptiap titik
berlindung di belakang apron secara otomatis pengukuran masih berada jauh dibawah
radisi yang di pancarkan oleh tabung akan di intensitas yang diizinkan. Sesuai dengan
redam oleh apron. Biasanya seorang acuan peraturan dari RS dr Kariadi yang
radiografer akan memakai baju apron bila menunjuk PT Siemens Indonesia sebagai
langsung berhadapan dengan sumber Sinar mitra kendali mutu yang menganjurkan
X, jika dibalik dinding radiografer tidak tingkat paparan radiasi tabung tidak boleh
memakai. Hal tersebut dikarenakan lebih dari 100 mR/jam pada jarak 1 m dari
konstruksi dinding pada ruangan ini sudah sumber SinarX pada setiap arah, sedangkan
memenuhi standar keamanan dengan tebal tingkat paparan radiasi yang ditempati oleh
pekerja radiasi tidak boleh melebihi 2,5
23
Rudi / Unnes Physics Journal 1 (1) (2012)

mR/jam untuk penduduk umum tidak boleh Electromedical. 2008. Dasardasar pesawat
melebihi 0,25 mR/jam. Oleh Sebab itu hasil Roengent.Online:electromedicalengineerin
g. blogspot. Com [diakses 12/02/09]
penelitian ini menyimpulkan bahwa tabung
dan lingkungan pesawat SinarX di ruang IVP Halmshaw, R. 1986. Industrial Radiography. Agfa
Gevaert N.V: AGFA
yang digunakan untuk sistem Radiografi
Siemens. 2003. Pengukuran Proteksi dan Paparan
Digital termasuk aman dan layak digunakan.
Radiasi. Jakarta: PT Siemens Indonesia.
Ucapan Terimakasih Suratman.1996. Introduksi Proteksi Radiasi Bagi
Kami ucapakan terimakasih kepada Siswa/Mahasiswa Praktek. Batan
Unit Radiodiagnostik Rumah Sakit Kariadi Yogyakarta: Puslitbang Teknologi Maju.
Semarang atas dukungan dan bantuannya Tim Pusdiklat Batan. Pengenalan Radiasi. Online.
www.batan.go.id [diakses 06/01/08].
dalam penelitian ini.
Wikipedia.2008.XRayTube.
Daftar Pustaka en.wikipedia.org[diakses11/03/08].
Akhadi, Muhlis. 2002. Pancaran SinarX Yudhi. Pengenalan Nuklir. www.infonuklir.
Karakteristik untuk Pemeriksaan com[diakses27/01/08].
Medis.Online.www.tempointeraktif.com
[diakses 23/06/07].
Beiser, A. 1984. Concept of Modern Physics ( 3rd
ed). Singapore: McGraw Hill.

24

Anda mungkin juga menyukai