Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V9.i4 (247-252)

PENENTUAN SENSITIVITAS DETEKTOR SINAR-X


BERBASIS FOTOTRANSISTOR

Ramacos Fardela1*, Kusminarto2


1
Prodi Teknik Komputer, STT Payakumbuh, Jl. Khatib Sulaiman Sawah Padang, Payakumbuh, 26227,
2
Laboratorium Fisika Citra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Email : Ramacosfardela@ymail.com

Submitted: 16-05-2016, Rewiewed:17-05-2016, Accepted:17-05-2016


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i4.391

Abstract
X-ray interaction with matter can produce phenomenon of fluorescence that emits visible light. This
phenomenon was exploited to design an x-ray detector based on phototransistor by attaching a screen
ZnS(Ag) on the surface of the phototransistor which is arraponged in a Darlington circuit. Detection
of active region of detector was done by collimating of x-rays beam from the x-ray generator tube
Philips 2000 watts, 60 kV type PW 2215/20 NR 780 026 and measure the detector output voltage (Vout)
at change in x-ray intensity . The experimental results showed that the Darlington circuit can be
applied to design the detector of x-ray based on phototransistor. Sensitivity of detector used 0,037 mV
and offset 130 mV.
Keywords: Detector , Phototransistor , X-ray , Screen ZnS ( Ag )

Abstrak
Interaksi sinar-x dengan materi dapat menghasilkan gejala fluoresensi yang mengemisikan cahaya
tampak. Fenomena ini dimanfaatkan untuk merancang detektor sinar-x berbasis fototransitor dengan
menempelkan layar pemendar ZnS(Ag) di permukaan fototransistor yang disusun dalam rangkaian
Darlington. Pengukuran sensitivitas detektor dilakukan dengan langkah mengkolimasi berkas sinar-x
dari tabung pembangkit sinar-x Philips 2000 watt, 60 kV tipe PW 2215/20 NR 780026 dan mengukur
tegangan keluaran detektor (Vout) terhadap perubahan intensitas sinar-x. Berdasarkan hasil
eksperimen menunjukkan bahwa rangkaian Darlington dapat diterapkan untuk merancang detektor
sinar-x berbasis fototransistor. Sensitivitas detektor didapatkan sebesar 0,037 mV dan gelinciran 130
mV.
Kata kunci: Detektor, fototransistor, Sinar-X, Layar ZnS(Ag)

PENDAHULUAN diterima oleh detektor yang telah mengalami


Panjang gelombang sinar-x yang pelemahan intensitas sepanjang jalur
jauh lebih pendek dari cahaya tampak yaitu transmisi. Jumlah detektor pada CT scan
berkisar antara 0,01 nm hingga 10 nm atau ditentukan oleh generasi nya. Istilah
energi dari 100 eV hingga 100 keV generasi CT mengacu pada pengaturan
diaplikasikan untuk diagnosa maupun terapi geometris dari kombinasi detektor, sumber
di bidang medis yang salah satunya pada radiasi dan metode yang dianut dalam
pesawat sinar-x Ct-scan (Xray Computed memperoleh data untuk jumlah proyeksi
Tomography). Pada CT scan untuk citra yang diperlukan (Abdullah et al., 2008).
yang dihasilkan merupakan distribusi Generasi pertama adalah
koefisien serapan sinar-x. Besaran fisika scanning yang paling sederhana yang
yang diukur berupa intensitas foton yang merupakan berkas paralel di mana sumber

KOPERTIS WILAYAH X 247


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i4 (247-252)

memancarkan sinar radiasi tunggal, dan cukup besar serta memiliki efisiesi yang
detektor yang digabungkan bersama rendah. Berikutnya adalah detektor
sehingga detektor selalu menghadap sumber. semikonduktor yang memiliki keuntungan
Generasi kedua memiliki sebuah larik (1) respon yang bervariasi secara linear
detektor menghadap satu sumber, jumlah terhadap energi yang disimpan di detektor
rotasi dikurangi dengan penggunaan dan tidak tergantung pada jenis radiasi yang
beberapa pencil beams dan mengggunakan menyimpan energi, (2) penyerapan energi
beberapa detektor. Generasi ketiga salah diabaikan pada muka detektor, (3) resolusi
satu jenis scanner yang paling populer, energi yang sangat baik, (4) pembentukan
memiliki sejumlah detektor yang terletak di pulsa dengan waktu naik cepat, dan (5)
busur konsentris ke sumbernya. Ukuran ukuran detektor kecil (Hendee, Ritenour, &
detektor cukup besar, gerak linier Hoffmann, 2003). Sifat sinar-x yang
dihilangkan sehingga secara signifikan mampu mengionkan atom suatu bahan yang
mengurangi waktu akuisisi data. Generasi dikenainya yang kemudian mengemisikan
keempat dimana sumber diatur tetap dan foton, atau dapat menimbulkan gejala
sejumlah besar detektor dipasang pada fluoresensi pada suatu bahan tertentu.
cincin sehingga detektor membentuk cincin Dengan memanfaatkan gejala fluoresensi
tertutup dan tetap diam selama scanning yang umumnya menghasilkan cahaya
sinar radiasi menyapu objek. Salah satu tampak, maka tentunya kita dapat
keuntungan dari scanner generasi keempat menggunakan detektor cahaya sebagai basis
adalah jarak antara sampel yang berdekatan untuk mendeteksi sinar-x (Rahman, 2012).
dalam proyeksi ditentukan semata-mata oleh Gejala fluoresensi pada sinar-x akan sangat
di mana tingkat pengukuran dilakukan optimal jika bahan yang digunakan sebagai
(Abdullah et al., 2008). Semakin tinggi pemendar adalah bahan yang sangat sensitif
generasinya, jumlah detektor yang terhadap sinar-x. Salah satu jenis dari
digunakan semakin banyak sehingga fotodetektor adalah fototransistor yang
membutuhkan detektor yang lebih sensitif terbuat dari bahan semikonduktor p-n yang
terhadap radiasi sinar-x dan ukuran yang juga dapat menghasilkan arus listrik atau
lebih kecil. Detektor sinar-x yang biasa tegangan listrik dan sekaligus dapat
digunakan saat ini adalah detektor isian gas, menguatkan arus listrik tersebut. Arus yang
seperti Detektor Ionisasi dan Detektor dibangkitkan fototransistor jauh lebih besar
Geiger Muller (Grupen, 2011). Detektor ini daripada arus yang dibangkitkan fotodioda.
terdiri dari dua elektroda, elektroda positif Dengan kata lain, fototransistor lebih sensitif
dan elektroda negatif, serta berisi gas daripada fotodioda(Fraden, 2013). Pada
diantara kedua elektrodanya. Elektroda dasarnya fototransistor peka terhadap
positif disebut sebagai anoda, yang perubahan cahaya, sedangkan sinar-x itu
dihubungkan ke kutub listrik positif, sendiri bukan merupakan cahaya tampak.
sedangkan elektoda negatif disebut sebagai Oleh karena itu diperlukan layar pemendar
katoda, yang dihubungkan ke kutub negatif. yang apabila berinteraksi dengan sinar-x
Detektor ini berbentuk silinder dengan akan menghasilkan gejala fluoresensi yang
sumbu yang berfungsi sebagai anoda dan mengemisikan cahaya tampak. Salah satu
dinding silindernya sebagai katoda. Detektor bahan yang sangat peka dan mampu
isian gas memiliki konstruksi yang cukup memendarkan gelombang elektromegnetik
sederhana, namun memiliki dimensi yang yang berfrekuensi tinggi terutama sinar-x

KOPERTIS WILAYAH X 248


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i4 (247-252)

adalah Silver-Activated Zinc Sulfide, atau Yogyakarta. Bahan yang dibutuhkan adalah
ZnS(Ag). Cahaya tampak inilah yang akan ZnS (Ag) sebagai layar pemendar, transistor
dideteksi oleh fototransistor dan keluaran 2N2369, fototransistor 3 mm. Peralatan
detektor dapat diukur baik berupa arus (i) yang digunakan meliputi Generator sinar-x
maupun tegangan (Vout). Untuk memberikan dari alat XRD Shimadzu XD-300 lengkap
informasi yang lebih berarti perlu dilakukan dengan Trafo pembangkit dan sistem
digitasi hasil keluaran detektor pendinginnya Shimadzu CWK-3500. Tabung
menggunakan konverter yang biasa disebut pembangkit sinar-x Philips 2000 watt, 60 kV
dengan istilah ADC (Analog to Digital dengan tipe PW 2215/20 NR.780026.
Converter). Perubahan sinyal analog yang Surveimeter, Analog to Digital Converter
dihasilkan detektor fototransistor menjadi 10 bit yang terdapat pada Arduino UNO R3,
nilai digital. Dengan perubahan besaran dan Komputer (PC) berfungsi untuk menulis
analog menjadi digital diharapkan dapat program serta menampilkan hasil data
memberikan manfaat yang lebih terutama analog yang dirubah dalam bentuk digital
dapat diproses oleh computer (PC). menggunakan ADC. Rangkaian yang
Fotoransistor banyak ditemukan dipasaran digunakan dalam penelitian seperti
baik yang berukuran 5 mm bahkan 3 mm ditunjukkan pada Gambar 1.
dengan harga yang relatif murah. Pada
penelitian ini digunakan fototransistor yang
berukuran 3 mm yang relatif lebih kecil.
Pada CT Scan terdapat larik detektor dalam
jumlah banyak untuk menangkap radiasi
sinar-x. Karena menggunakan larik detektor,
maka diperlukan detektor yang berukuran
kecil agar tiap larik dapat memuat banyak
detektor. Dengan dimensi fototransistor
yang relatif lebih kecil yaitu 3 mm untuk 1
sel dan sensitifitas yang lebih tinggi Gambar 1. Rangkaian Tipe Darlington
dibandingkan dengan fotodioda diharapkan (Kusminarto and Susilo, 2004)
dapat digunakan sebagai detektor sinar-x
pada CT-Scan. Untuk itu dilakukan Rangkaian ini digunakan untuk
penelitian penentuan sensitivitas detektor merancang detektor fototransistor yang
sinar-x berbasis fototransistor yang didekati didekatkan layar pemendar ZnS (Ag) untuk
oleh layar pemendar ZnS(Ag). Penelitian ini mendeteksi sinar-x dengan keluaran berupa
guna menentukan sensitivitas fototransistor tegangan (Vout) yang selanjutnya
yang didekatkan layar pemendar ZnS (Ag), dihubungkan pada ADC untuk
dengan diperolehnya informasi ini mengkonversi nilai analog menjadi nilai
diharapkan kedepannya fototransistor dapat digital. Detektor yang dirancang terdiri dari
diaplikasi untuk detektor X-ray pada layar pemendar ZnS (Ag) yang didekatkan
Computed Tomography (CT scan). tepat pada muka fototransistor.
Tahap berikutnya adalah pengujian
METODE PENELITIAN sensitivitas detektor terhadap cahaya tampak
Penelitian dilakukan di Laboratorium dikarenakan detektor ini sejatinya
Fisika Citra Jurusan Fisika FMIPA UGM merupakan detektor cahaya. Keluaran

KOPERTIS WILAYAH X 249


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i4 (247-252)

detektor berupa tegangan (Vout) diukur dan Darlington yang diterapkan pada detektor
ditentukan sensitivitasnya terhadap serta untuk memastikan fototransistor yang
perubahan intensitas sinar-x. Pengukuran digunakan dalam keadaan baik. Pengujian
sensitivitas detektor terhadap sinar-x dilakukan dengan memvariasikan intensitas
ditampilkan pada layar komputer (PC), cahaya yang diterima oleh detektor dengan
seperti ilustrasi Gambar 2. cara mengubah tegangan yang diberikan
pada lampu menggunakan Variac.Detektor
dipasang pada posisi tetap yaitu 93 cm dari
sumber cahaya. Intensitas cahaya yang
dikeluarkan oleh lampu diukur
menggunakan Luxmeterdigital. Hasil
menunjukkan bahwa detektor dapat bekerja
dengan baik untuk setiap perubahan
intensitas cahaya yang diberikan dengan
tegangan keluaran maksimum yaitu
(9,85±0,01) V pada intensitas cahaya 377,1
lux. Hubungan antara intensitas cahaya yang
Gambar 2. Ilustrasi pengukuran sensitivitas diterima fototransistor dengan tegangan
detektor sinar-x keluaran yang dihasilkan detektor
ditunjukkan pada Gambar 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil eksperimen sensitivitas
detektorterhadap cahaya tampak ditunjukkan
pada Tabel 1 dan sensitivitas detektor
terhadap perubahan intensitas sinar-x
ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil pengujian sensitivitas


detektor menggunakan cahaya tampak
No Teganga Intensita Tegangan
n pada s cahaya Keluaran
variac (lux) Detektor
(Volt) (Volt)
1 40 0,20 0,021 ± 0.01
2 50 2,50 0,17 ± 0,01 Gambar 3. Hubungan antara intensitas
3 60 11,30 0,54 ± 0,01 cahaya (lux) dengan keluaran detektor
4 70 33,30 1,83 ± 0,04 (mV)
5 80 111,74 4,04 ± 0,09
6 90 205,60 6,16 ± 0,01 Gambar 3 menunjukkan bahwa detektor
7 100 377,10 9,85 ± 0,01 bekerja dengan baik untuk mendeteksi
cahaya tampak dengan kemiringan garis
Tabel. 1 merupakan hasil pengujian 0,026 volt/lux, nilai korelasi R2= 0,98
sensitivitas detektor terhadap cahaya tampak menyatakan terdapat hubungan yang kuat
una untuk mengetahui kinerja dari rangkaian antara perubahan intensitas cahaya yang

KOPERTIS WILAYAH X 250


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i4 (247-252)

diberikan dengan tegangan keluaran yang Tegangan keluaran minimum adalah sebesar
dihasilkan. Persamaan garis yang diperoleh 0,17 V dengan standar deviasi 0,03 V,
adalah y = 0,026X + 0,48 dimana y sedangkan nilai maksimum sebesar 0,87 V
menyatakan tegangan keluaran detektor dengan standar deviasi 0,07 V. Untuk
(Vout)dan X adalah intensitas cahaya mengetahui sensitivitas detektor atau
(I).Persamaan ini dapat kita tulis menjadi karakteristik dari detektor sinar-x yang telah
Vout = 0,026 I + 0,48 sehingga didapatkan dirancang, diplot hubungan antara intensitas
nilai sensitivitas detektor terhadap cahaya sinar-x terhadap tegangan keluaran detektor
tampak adalah 0,026 volt/lux dengan fototransistor, ditunjukkan pada Gambar 4.
offset(gelinciran) 0,48 volt. Hasil ini
menunjukkan bahwa rangkaian Darlington
yang digunakan pada detektor dapat
diterapkan, serta detektor berada dalam
keadaan baik. Untuk mengembangkan
fototransistor sebagai detektor sinar-x perlu
diperhatikan bahwa intensitas cahaya yang
terukur oleh fototransistor benar berasal dari
proses interaksi antara sinar-x dengan layar
pemendar, sehingga dalam pengambilan
data detektor fototransistor perlu ditutup
guna meminimalisir cahaya lain yang
terukur oleh detektor.

Tabel 2. Hasil pengukuran respon detektor Gambar 4. Hubungan antara intensitas


terhadap perubahan intensitas sinar-x. sinar-x (cpm) dengan keluaran detektor
No Arus Intensitas Tegangan (V).
Filame Sinar-x Keluaran Gambar 4 hubungan antara intensitas
n (mA) (cpm) Detektor sinar-x (cpm) terhadap tegangan keluaran
(Volt) detektor (mV) fototransistor yang telah
1 5 1678±41 0,17 ± 0.03 didekatkan layar pemendar ZnS(Ag). Hasil
2 10 3281±57 0,26 ± 0,04 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
3 15 6182±79 0,35 ± 0,05 yang linear antara perubahan intensitas
4 20 8922±94 0,45 ± 0,05 sinar-x dengan tegangan keluaran detektor
5 25 11590±108 0,58 ± 0,02 fototransistor yang telah didekatkan dengan
6 30 14290±119 0,67 ± 0,05 bahan fluoresensi Zns (Ag) atau lebih
7 35 17520±132 0,76 ± 0,06 dikenal dengan istilah layar pemendar.
8 40 19890±141 0,87 ± 0,07 Hubungan yang linear ini ditunjukkan dari
nilai R2= 0.99 yang menyatakan bahwa
Tabel 2 merupakan hasil pengukuran terdapat korelasi yang kuat antara perubahan
respon detektor terhadap perubahan intensitas pada sinar-x terhadap tegangan
intensitas sinar-x yang didapatkan dari keluaran pada detektor yang telah
perubahan arus filament. Pengukuran dikembangkan. Persaman garis dari
dilakukan secara berulang untuk hubungan diatas adalah Y = 3,7 x 10-5 .X +
mendapatkan hasil yang lebih baik. 0,13, dimana X merupakan perubahan

KOPERTIS WILAYAH X 251


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i4 (247-252)

intensitas sinar-X (I)dan Y merupakan DAFTAR PUSTAKA


Tegangan keluaran (Vout). Persamaan ini
dapat kita tulis menjadi Vout= 3,7 x 10-5I+ Abdullah, J., Cassanello, M. C. F.,
0,13 dan kemiringan garis sebesar 3,7 x 10-5 Dudukovic, M. P., Dyakowski, T.,
V/cpm. Sehingga dapat diketahui Hamada, M. M., Jin, J. H., … Thyn,
sensitivitas detektor yang dikembangkan J. (2008). Industrial Process Gamma
adalah 0,037 mV per cpm dan gelincirannya Tomography. Iaea-Tecdoc-1589.
(offset) 130 mV yang menyatakan sinyal Fraden, J. (2013). Handbook of Modern
keluaran pada saat sinyal masukan nol. Sensor.http://doi.org/10.1017/CBO9
Keberadaan ZnS (Ag) sebagai layar 781107415324.004
pemendar sangatlah penting untuk Grupen, Claus and Burat, Irene. 2011.
menghasilkan gejala fluoresensi yang Hanbook of Particel Detection and
maksimal karena detektor yang Imaging, Springer, New York, USA.
dikembangkan merupakan detektor cahaya Hendee, W. R., Ritenour, E. R., &
tampak. Gejala fluoresensi pada akhirnya Hoffmann, K. R. (2003). Medical
mengemisikan cahaya tampak rentan violet Imaging Physics, Fourth Edition.
sehingga fototransitor dapat bekerja Medical Physics (Vol. 30).
mendeteksi cahaya dengan panjang http://doi.org/10.1118/1.1563664
gelombang 400-1100 nm dengan nilai Kusminarto and Susilo. (2004).
tertinggi pada 940 nm. Dengan sensitivitas Phototransistor Based Position
detektor fototransistor lebih sensitif dari Sensitive Detector for Signal
pada fotodioda (Fraden, 2013)dan ukuran Detection in Photothermal
(3±0.25) mm yang relatif kecil dapat Spectroscopy. Matematika Dan
dikembangkan untuk detektor pada CT-scan. Sains, 9(2), 229–232.
Pengembangan ini juga harus didukung oleh Rahman. 2012. Pengembangan Detektor
layar pemendar yang dapat mengkonversi Sinar-X Berbasis Fotodetektor.
sinar-x menjadi cahaya tampak secara Skripsi S1. Universitas Gadjah
maksimal tampa terjadi penyerapan energi Mada. Yogyakarta.
yang besar.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa detektor fototransistor yang didekati
layar pemendar ZnS(Ag) memiliki
sensitivitas 0,037 mV dan gelinciran 130
mV. Detektor yang dirancangmampu
menghasilkan tegangan keluaran yang cukup
besar dari mV sampai V dan mampu
mendeteksi sinar-x dengan kemapuan yang
baik sehingga membuka peluang untuk
dapat diaplikasikan pada bidang medis
khususnya dan dosimeter radiasi sinar-x
umumnya.

KOPERTIS WILAYAH X 252

Anda mungkin juga menyukai