Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BERDASARKAN KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : UPTD SMK NEGERI BINAAN PEMPROVSU


Program Studi Keahlian : Teknik Bangunan
Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan
Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan
Kelas/Semester : X (Ganjil)
Materi Pokok : Spesifikasi Dan Karakteristik Baja Dan Aluminium
Pertemuan : 7 (1 Pertemuan)
Waktu : 7 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian


No Aspek Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Afektif 1.1 Menambah keimanan 1.1.1 Mengubah prilaku menjadi


dengan menyadari pribadi yang lebih baik dengan
hubungan keteraturan dan menyadari kebesaran Tuhan.
kompleksitas alam
terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran 1.2.1 Mengimani kebesaran Tuhan
Tuhan yang menciptakan dengan mensyukuri segala nikmat
dan mengatur kebutuhan yang diberikanNya seperti segala
manusia terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan
kebutuhan yang berkaitan ilmu bangunan.
dengan ilmu bangunan

2.1 Menunjukkan perilaku 2.1.1 Berakhlak mulia seperti bersikap


ilmiah (memiliki rasa aktif, teliti, bertanggung jawab,
ingin tahu; objektif; jujur; dan kreatif dalam berdiskusi yang
teliti; cermat; tekun; hati- berkaitan dengan ilmu bangunan.
hati; bertanggung jawab; 2.1.2 Membentuk pendapat dalam
terbuka; kritis; kreatif; melakukan percobaan dan
inovatif dan peduli diskusi.
lingkungan) dalam 2.1.3 Mempertanyakan hal-hal yang
aktivitas sehari-hari belum dimengerti yang berkaitan
sebagai wujud dengan proses pembelajaran.
implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan
diskusi.

2.2 Menghargai kerja individu 2.2.1 Mendengarkan pendapat orang


dan kelompok dalam lain.
aktivitas sehari-hari 2.2.2 Membangun kerja sama yang
sebagai wujud baik antara individu maupun
implementasi kelompok dalam menyelesaikan
melaksanakan percobaan masalah yang diberikan.
dan melaporkan hasil
percobaan pada bidang
penyediaan kebutuhan
akan ilmu bangunan
sebagai cerminan
kehidupan dan pergaulan
di bermasyarakat.
2 Kognitif 3.3 Menerapkan spesifikasi 3.3.1 Menjelaskan jenis baja, dan
dan karakteristik baja, dan
aluminium
aluminium untuk
konstruksi bangunan 3.3.2 Menjelaskan fungsi baja, dan
aluminium untuk konstruksi
bangunan
3.2.1 Menguraikan karakteristik dan
spesifikasi baja
3.2.2 Menguraikan karakteristik dan
spesifikasi aluminium
3.2.3 Mengemukakan proses
pembuatan baja
3.2.4 Mengemukakan proses
pembuatan aluminium
3.2.5 Memerinci pemerksaan sifat fisik
dan mekanik secara visual

3 Psikomotorik 4.3 Mengelola spesifikasi dan 4.3.1 Mengidentifikasi karakteristik


Karakteristik baja, dan dan spesifikasi baja
aluminium untuk 4.2.1 Mengidentifikasi karakteristik
konstruksi bangunan dan spesifikasi aluminium
4.2.2 Menjelaskan proses pembuatan
baja
4.2.3 Menjelaskan proses pembuatan
aluminium
4.2.4 Menjelaskan pemeriksaan sifat
fisik dan mekanik secara visual

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar, diharapkan :
1. Siswa mampu mengubah perilaku menjadi lebih baik dari sebelumnya.
2. Siswa mampu mengimani kebesaran Tuhan dengan mensyukuri segala nikmat yang
diberikanNya seperti segala kebutuhan yang berkaitan dengan ilmu bangunan.
3. Siswa mampu berakhlak mulia seperti bersikap aktif, teliti, bertanggung jawab, dan kreatif
dalam berdiskusi yang berkaitan dengan ilmu bangunan.
4. Sisw mampu membentuk pendapat dalam melakukan percobaan dan diskusi dengan sopan.
5. Siswa mampu mempertanyakan hal-hal yang belum dimengerti yang berkaitan dengan
proses pembelajaran.
6. Siswa mampu menjelaskan jenis baja, dan aluminium dengan benar 90 %
7. Siswa mampu menjelaskan fungsi baja, dan aluminium untuk konstruksi bangunan
dengan benar 90%
8. Siswa mampu menguraikan karakteristik dan spesifikasi baja dengan benar 90%
9. Siswa mampu menguraikan karakteristik dan spesifikasi aluminium dengan benar 90%
10. Siswa mampu mengidentifikasi karakteistik dan spesifikasi baja dengan benar 80%
11. Siswa mampu mengidentifikasi karakteistik dan spesifikasi aluminium dengan benar 80%

D. Materi Pembelajaran
1. Jenis baja dan aluminium
2. Fungsi baja, dan aluminium untuk konstruksi bangunan
3. Karakteristik dan spesifikasi baja, dan aluminium

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning

Model Pembelajaran : Model Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, penugasan

F. Alat dan Media Pembelajaran

Alat Pembelajaran : Spidol dan White board, Laptop dan Infokus, Lembar penilaian
Media Pembelajaran : Power Point tentang Spesifikasi dan Karakteristik Baja dan
Aluminium

G. Sumber Pembelajaran
1.
H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Siswa Alokasi Waktu

Pendahuluan Membuka pelajaran Siswa menjawab


dengan memberikan salam salam dan berdoa.
dan berdoa.
Mengabsensi siswa. Siswa mendengarkan
Mengevaluasi pertemuan absensi, evaluasi dan
sebelumnya. penjelasan guru.
Mengajukan pertanyaan
tentang pemahaman siswa Siswa menjawab
tentang pondasi dan daya pertanyaan guru
dukung tanah. tentang karakteristik 20 Menit

Memberikan gambaran dan spesifikasi baja,


manfaat dari materi. dan aluminium

Menjelaskan proses belajar


yang akan dilaksanakan.
Menanggapi situasi kelas.
Inti Mengamati :
Membaca bahan bacaan terkait dengan bahan-
bahan bangunan sesuai SNI
Mengamati berbagai jenis bahan bangunan
Menyimak informasi tentang perkembangan
teknologi bahan bangunan
Menanya :
Mengkondisikan siswa untuk secara aktif bertanya
tentang topik yang berkaitan dengan jenis dan
klasifikasi baja dan aluminium, proses pembuatan
dan pemeriksaan fisik dan mekanik secara visual
Mengeksplorasi :
Membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang
proses pembuatan
Melakukan eksperimen pemeriksaan fisik dan
mekanik secara visual
Membuat laporan hasil pemeriksaan
Mengasosiasi :
Menyajikan hasil rangkuman dari pembelajaran
tentang proses pembuatan
Menganalisis hasil pemeriksaan fisik dan
mekanik secara visual
Menyimpulkan hasil pemeriksaan
Mengkomunikasikan :
Mempresentasikan hasil pemeriksaan dalam
bentuk lisan, tulisan atau media lainnya
Model Student Teams
Achievement Divisions .
(STAD)
Guru memebentuk
kelompok yang Siswa membentuk
beranggotakan 4-6 orang kelompok.
secara hetorogen (menurut
prestasi, jenis kelamin,
240 Menit
suku dll)
Guru menyajikan materi. Siswa menyimak
penyajian guru.
Guru memberikan tugas Siswa berdiskusi
kepada kelompok untuk mengerjakan tugas
dikerjakan oleh anggota- yang diberikan guru.
anggota kelompok. Anggota kelompok
yang sudah mengerti,
dapat menjelaskan
kepada anggota
lainnya sampai semua
anggota dalam
kelompok itu
mengerti.
Guru memberi kuis kepada Siswa menjawab
seluruh siswa. Pada saat kuis.
menjawab kuis, tidak
boleh saling membantu.
Penutup Guru bersama siswa baik Siswa bersama guru
secara individual maupun melakukan refleksi
kelompok melakukan untuk mengevaluasi
refleksi untuk mengevaluasi: seluruh rangkaian
Seluruh rangkaian aktivitas aktivitas
pembelajaran dan hasil- pembelajaran dan
hasil yang diperoleh untuk hasil belajar.
selanjutnya secara bersama Siswa
menemukan manfaat mendengarkan.
langsung maupun tidak Berdoa.
langsung dari hasil Tertib. 20 Menit
pembelajaran yang telah
berlangsung.
Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
Melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik
tugas individual maupun
kelompok
Menginformasikan
rencana kegiatan
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Guru menutup dengan
memberikan salam dan
berdoa.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:
Teknik
No Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran dan
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran saat diskusi
menginterpretasikan ilmu
konstruksi bangunan.
b. Bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda
dan kreatif.
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan kembali materi Pengamatan Penyelesaian tugas individu
mengenai baja dan aluminium dan tes dan kelompok
3. Keterampilan
a. Terampil dalam Pengamatan Penyelesaian tugas (baik
mempresentasikan hasil diskusi. individu maupun kelompok)
b. Terampil dalam memahami dan dan saat diskusi
menjawab semua pertanyaan
tentang baja dan aluminium

J. Instrumen Penilaian Hasil belajar

Tes tertulis

Instrumen Penilaian

No Soal Kunci Jawaban Skor


Maks.
1. Sebutkan
Baja merupakan campuran dari beberapa unsur :
10
unsur- Besi (Fe) : + 98 %
unsur Karbon (C) : max 1,7 % (tegangan naik, regangan
kurang)
campuran
Manganese (Mn) : max 1,65 % (kekuatan)
baja !
Silikon (Si) : max 0,6 % (mengurangi gas)
Tembaga (Cu) : max 0,6 % (ketahanan terhadap karat)
Phosfor (P) dan belerang (S) (kurang keuletan)
2 Sebutkan
sifat 10
mekanis
baja !

3. Jelaskan Kelebihan Baja Sebagai Bahan Bangunan 30


kelebihan
dan Kekuatan tinggi
kekurangan Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan
yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan lelehnya (fy)
baja atau oleh tegangan tarik batas (fu). Bahan baja walaupun dari
sebagai jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai
perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi dibandingkan
bahan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai.
bangunan ! Hal ini memungkinkan perencana sebuah konstruksi baja bisa
mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang
lebih besar, sehingga memberikan kelebihan ruangan dan
volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-
profil yang dipakai.

Kemudahan pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa
dipersiapkan di workshop, sehingga satu-satunya kegiatan
yang dilakukan di lapangan ialah erection structure

Keseragaman
Sifat-sifat dari baja, baik sebagai bahan bangunan maupun
dalan bentuk struktur terkendali dengan baik, sehingga para
perencana dapat mengharapkan elemenelemen dari konstruksi
baja bisa bersifat sesuai dengan yang diduga dalam
perencanaan

Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar
dibawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur
atau putus disebut sifat duktilitas. Sifat ini membuat baja
mampu mencegah terjadinya keruntuhan bangunan secara
tibatiba.

Dapat di las
Dalam keadaan panas (leleh) dapat digabungkan satu
dengan yang lain
Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi
untuk keperluan lainnya

Komponen-komponen yang sudah tidak dapat


digunakan masih mempunyai nilai ekonomis sebagai
besi tua

Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara


pemeliharaan yang tidak terlalu sukar

Kekerasan
Dapat melawan masuknya benda lain kedalam.

Kekurangan Baja Sebagai Bahan Bangunan

Mudah berkarat
Diperlukan pemeliharaan berkala. Pemakaian wheathering
Steel (baja yang lebih tahan karat : chromium 0,3 %
1,25%, mananase 0,6%-1,5%, copper 0,25%0,4%) akan
lebih mengurangi biaya pemeliharaan.

Ketahanan kebakaran rendah


Walaupun baja bahan yang tidak dapat terbakar, tetapi bila
terjadi kebakaran, temperatur tinggi yang bisa terjadi akan
mereduksi kekuatan baja secara drastis. Disamping itu baja
juga penghantar panas yang baik, baja yang tidak dilengkapi
dengan fire proofing dapat mengalirkan panas yang tinggi dari
daerah yang terbakar kebagian lain dan dapat membakar
elemen-elemen lain yang bersentuhan dengannya.

Struktur yang langsing berbahaya terhadap tekuk


Struktur dari baja biasanya lebih langsing daripada bahan
yang lain sehingga bahaya tekuk sangat besar.

Kelelahan / fatique
Beban bolak-balik menyebabkan kelelahan pada baja
sehingga kekuatannya akan menurun.

4. Sebutkan a. Di udara aluminium langsung memiliki lapisan tipis oksida 20


sifat-sifat aluminium pada seluruh permukaanya. Tebal lapisan tersebut
aluminium adalah 1,3 x 10-5 mm. Lapisan tersebut langsung terdapat pada
! permukaan profil yang baru dipotong.
b. Tahan terhadap korosi dan mempunyai warna yang setabil
c. Penghantar listrik dan panas yang baik
d. Aluminium tidak menyerap panas matahari sehingga tepat
digunakan bahan penutup atap.
e. Reflektifitas panas matahari : 70-90 %
f. Berat Jenis : 2,7 gr/cm3
g. Konfigurasi elektron : 26.9815386(13)g.mol1
h. Elektron perkulit : 2, 8, 3
i. Titik lebur : 660o C
j. Titik didih : 2519o C
k. Kalor peleburan : 10.71 kJ.mol1
l. Jari-jari atom : 43 pm
m. Kalor peleburan : 10.71 kJ.mol1
n. Jari-jari atom : 43 pm
o. Modulus Young : 70 Gpa
p. Mampu didaur ulang tanpa mengalami sedikitpun kehilangan
kualitas dan dapat dilakukan berkali-kali

5 Sebutkan 30
Jenis-Jenis Paduan Aluminium
jenis-jenis
paduan 1 A. Duralumin :
aluminium Unsur yang terkandung adalah tembaga 4,4%, 1,5%
! magnesium, mangan 0,6% dan 93,5% aluminium berat.
Kekuatan luluh Khas adalah 450 MPa, dengan variasi
tergantung pada komposisi.

Gambar 1.4.1 Duralumin


2 B. Aluminium-Silikon :
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan
memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar,
hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang
dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih
tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat
secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
Diantara keuntungan dari silumin adalah resistensi tinggi
terhadap korosi, sehingga bermanfaat dalam lingkungan
lembab. Penambahan silikon untuk aluminium

Gambar 1.4.2 Paduan Aluminium-Silikon


C. Aluminium-Magnesium :
Paduan Al-Mg, merupakan paduan dengan tingkat ketahanan
korosi yang paling baik dibandingkan dengan paduan
alumunium lainnya, Keberadaan magnesium hingga 15,35%
dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup drastis,
dari 660oC hingga 450oC. Selain itu paduan Al-Mg 5 %
merupakan no heat-treatable alloy. Sehingga dengan
dilakukannya proses solution treatment 300o C menurunkan
kekerasan hingga 18.06 %, kekuatan tarik 6.14 % dan regangan
41.04 %. Sebaliknya grain refiner memperbaiki sifat
mekanisnya, dimana pada kondisi as-cast meningkatkan
kekerasan hingga 6.68 %, kekuatan tarik 2.06 % dan regangan
38.34 %. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam
paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat
rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami failure
pada temperatur tersebut.
Gambar 1.4.3 Paduan Aluminium-Magnesium

D. Aluminium-Tembaga :
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang
keras dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan
penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga
di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam
logam yang menjadikan logam rapuh.
E. Aluminium-Seng :
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang
paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan
sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi
dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng
dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan
elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi
sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
Keterangan :
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban
akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi
matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan
strategi memecahkan masalah.
Peserta uji dinyatakan mencapai kompetensi jika mencapai nilai KKM 75.

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan


Kelas / Semester :X
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Waktu Pengamatan : Selama Pembelajaran

Indikator sikap Spiritual dalam pembelajaran :


1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang berperilaku syukur, berdoa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap berperilaku syukur, berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
3. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak berperilaku syukur, berdoa sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan pembelajaran selama dalam proses pembelajaran

Indikator sikap Jujur dalam pembelajaran :


1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang berintegritas dalam bertindak dan berbicara
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
2. Baik jika menunjukkan sikap yang berintegritas dalam bertindak dan berbicara tetapi
belum ajeg/konsisten
3. Kuran baik jika menunjukkan sikap yang sama sekali tidak berintegritas dalam bertindak
dan berbicara selama proses pembelajaran

Indikator sikap Disiplin dalam pembelajaran :


1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang selalu tepat waktu, tidak melanggar aturan, dan
rapi dalam berpakaian secara terus menerus dan ajeg/konsisten
2. Baik jika menunjukkan sikap yang selalu tepat waktu, tidak melanggar aturan, dan rapi
dalam berpakaian tetapi belum ajeg/konsisten
3. Kurang baik jika menunjukkan sikap yang tidak selalu tepat waktu, melanggar aturan,
dan tidak rapi dalam berpakaian selama proses pembelajaran

Indikator sikap bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok :


1. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam kegiatan kelompok

Indikator sikap percaya diri dalam pembelajaran :


1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang berani memberi pendapat secara terus menerus
dan ajeg/konsisten.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap yang berani memberi pendapat
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bersikap yang berani memberi
pendapat selama proses pembelajaran

Indikator sikap santun dalam pembelajaran :


1. Sangat baik jika menunjukkan sikap yang bertata krama dalam berbicara dan bertindak
secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap yang bertata krama dalam
berbicara dan bertindak tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bersikap yang bertata krama dalam
berbicara dan bertindak selama proses pembelajaran

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Sikap
Percaya diri

Nilai
Bertanggun

No Nama Peserta Didik Jumlah Ket


g Jawab
Spritual

Disiplin

Akhir
Santun
Jujur
1 Ade Raihan Ramadhan Lubis
2 Agus Kuterima Riang Gea
Al Inayat Ezra Areta Jasa
3
Gulo
4 Ali Rizky Ramadhan Siregar
5 Anggi Tresya Br. Surbakti
6 Arindayati Pratiwi
7 Dinda Dwi Ramadhani
Edison Yandre Mangaratua
8
Siahaan
9 Eunike Br. Perangin-Angin
10 Fatimah Silaban
Geri Andriansyah
11
Nainggolan
12 Hairani Situmorang
13 Hendri Gusmala
14 Henny Simarmata
15 Ibnu Qalam Maulana
16 Jenita Sari Hasibuan
17 Jupita Indah Simanungkalit
18 Mia Prihatni
19 Moreno Al-Hafidz Nasution
20 Nanda Humairah Br. Padang
21 Reynaldi Parbina Siboro
22 Royanto Tamba Tua Nadeak
23 Syafrida Gurning
24 Tengku Nadzira Salsyabilla
25 Tomy Hutapea
26 Tsalitsabila Utami
Yehezkiel Dwi Febrian
27
Lumban Tobing
28 Yemima Br.Purba
29 Yusnita Buulolo
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspeksikap dan
kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering
tidak sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap


() = %

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan


Kelas/Semester :X
Tahun Pelajaran : 2016/2017
Waktu Pengamatan : Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok)

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang
berkaitan dengan Fungsi dan sifat gambar sebagai bahasa teknik

1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi batu dan beton.
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi batu dan beton..
3. Sangat terampil, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi batu
dan beton.

Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
No Nama Siswa
strategi pemecahan masalah
KT T ST
1 Ade Raihan Ramadhan Lubis
2 Agus Kuterima Riang Gea
3 Al Inayat Ezra Areta Jasa Gulo
4 Ali Rizky Ramadhan Siregar
5 Anggi Tresya Br. Surbakti
6 Arindayati Pratiwi
7 Dinda Dwi Ramadhani
8 Edison Yandre Mangaratua Siahaan
9 Eunike Br. Perangin-Angin
10 Fatimah Silaban
11 Geri Andriansyah Nainggolan
12 Hairani Situmorang
13 Hendri Gusmala
14 Henny Simarmata
15 Ibnu Qalam Maulana
16 Jenita Sari Hasibuan
17 Jupita Indah Simanungkalit
18 Mia Prihatni
19 Moreno Al-Hafidz Nasution
20 Nanda Humairah Br. Padang
21 Reynaldi Parbina Siboro
22 Royanto Tamba Tua Nadeak
23 Syafrida Gurning
24 Tengku Nadzira Salsyabilla
25 Tomy Hutapea
26 Tsalitsabila Utami
27 Yehezkiel Dwi Febrian Lumban Tobing
28 Yemima Br.Purba
29 Yusnita Buulolo

Keterangan:

KT : Kurang terampil

T : Terampil

ST : Sangat terampil

Medan, September 2016


Mengetahui, Mahasiswa PPLT
Guru Pamong

Drs. M. Girsang Annisa Elvira. S


NIP. NIM . 5133 111 005
Lampiran (Hand Out)
Jenis-Jenis Baja
Baja merupakan campuran dari beberapa unsur :
Besi (Fe) : + 98 %
Karbon (C) : max 1,7 % (tegangan naik, regangan
kurang)

Manganese (Mn) : max 1,65 % (kekuatan)


Silikon (Si) : max 0,6 % (mengurangi gas)
Tembaga (Cu) : max 0,6 % (ketahanan terhadap karat)
Phosfor (P) dan belerang (S) (kurang keuletan)

Sifat baja bergantung kepada kadar carbon, semakin bertambah kadar carbonnya maka
tegangannya akan naik tetapi regangannya semakin menurun sehingga baja bersifat
keras tetapi getas.

Adanya phospor (P) dan belerang (S) juga menyebabkan berkurangnya keuletan
(getas)

Tembaga (Cu) mempunyai pengaruh baik terhadap ketahanan korosi

Silikon (Si) digunakan untuk mengurangi gas pada leburan logam

Manganese (Mn) juga menambah kekuatan baja

Baja yang biasa digunakan untuk keperluan struktur adalah dari jenis :
1. Baja Karbon (fy = 210 250 MPa)
Baja karbon rendah : sekitar 0,15 %
Baja karbon sedang : 0.15 % - 0,29 % (umum untuk struktur
bangunan misalnya BJ 37)
Baja karbon medium : 0,3 % - 0,5 %
Baja karbon tinggi : 0,6 % - 1,7 %

Baja karbon memiliki titik peralihan leleh yang tegas, peningkatan kadar karbon
akan meningkatkan kuat leleh tapi mengurangi daktilitas dan menyulitkan
proses pengelasan
2. Baja Mutu Tinggi (fy = 275 480 MPa)
Menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas

Didapat dengan menambahkan unsur aloi (chromium, nickel, vanadium, dll)


kedalam baja karbon untuk mendapatkan bentuk mikrostruktur yang lebih halus
3. Baja Aloi (fy = 550 760 MPa)
Tidak menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas
Titik peralihan leleh ditentukan menggunakan metode tangen 2 atau metode
regangan 5

Sifat Mekanis Baja


Menurut SNI 03-1729-2002, sifat mekanis baja struktural adalah :

Kelebihan Baja Sebagai Bahan Bangunan

Kekuatan tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan lelehnya (fy) atau oleh tegangan tarik batas (fu). Bahan baja walaupun dari
jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per volume
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini
memungkinkan perencana sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil
untuk bentang yang lebih besar, sehingga memberikan kelebihan ruangan dan volume yang
dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.

Kemudahan pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di workshop, sehingga satu-
satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah erection structure

Keseragaman
Sifat-sifat dari baja, baik sebagai bahan bangunan maupun dalan bentuk struktur terkendali
dengan baik, sehingga para perencana dapat mengharapkan elemenelemen dari konstruksi baja
bisa bersifat sesuai dengan yang diduga dalam perencanaan
Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh tegangan tarik
yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat duktilitas. Sifat ini membuat baja mampu
mencegah terjadinya keruntuhan bangunan secara tibatiba.

Dapat di las
Dalam keadaan panas (leleh) dapat digabungkan satu dengan yang lain

Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya

Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan masih mempunyai nilai


ekonomis sebagai besi tua

Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu
sukar

Kekerasan
Dapat melawan masuknya benda lain kedalam.

Kekurangan Baja Sebagai Bahan Bangunan

Mudah berkarat
Diperlukan pemeliharaan berkala. Pemakaian wheathering Steel (baja yang lebih tahan
karat : chromium 0,3 % 1,25%, mananase 0,6%-1,5%, copper 0,25%0,4%) akan lebih
mengurangi biaya pemeliharaan.

Ketahanan kebakaran rendah


Walaupun baja bahan yang tidak dapat terbakar, tetapi bila terjadi kebakaran, temperatur tinggi
yang bisa terjadi akan mereduksi kekuatan baja secara drastis. Disamping itu baja juga
penghantar panas yang baik, baja yang tidak dilengkapi dengan fire proofing dapat
mengalirkan panas yang tinggi dari daerah yang terbakar kebagian lain dan dapat membakar
elemen-elemen lain yang bersentuhan dengannya.

Struktur yang langsing berbahaya terhadap tekuk


Struktur dari baja biasanya lebih langsing daripada bahan yang lain sehingga bahaya tekuk
sangat besar.

Kelelahan / fatique
Beban bolak-balik menyebabkan kelelahan pada baja sehingga kekuatannya akan
menurun.

ALUMINIUM

Auminium merupakan salah satu unsur kimia dari logam ringan dengan lambang Al dan nomer
atomnya 13. Aluminium termasuk unsur yang sangat melimpah dikerak bumi, berjumlah sekitar
8% dari permukaan bumi.
Awalnya Aluminium merupakan logam yang mahal karena untuk menghilangkan unsur-unsur
kimia lain yang tidak kita kehendaki merupakan pekerjaan yang sukar dan memerlukan biaya
yang tinggi.

2.1 Sifat-sifat Umum Aluminium


q. Di udara aluminium langsung memiliki lapisan tipis oksida aluminium pada
seluruh permukaanya. Tebal lapisan tersebut adalah 1,3 x 10-5 mm. Lapisan tersebut
langsung terdapat pada permukaan profil yang baru dipotong.
r. Tahan terhadap korosi dan mempunyai warna yang setabil
s. Penghantar listrik dan panas yang baik
t. Aluminium tidak menyerap panas matahari sehingga tepat digunakan bahan
penutup atap.
u. Reflektifitas panas matahari : 70-90 %
v. Berat Jenis : 2,7 gr/cm3
w. Konfigurasi elektron : 26.9815386(13)g.mol1
x. Elektron perkulit : 2, 8, 3
y. Titik lebur : 660o C
z. Titik didih : 2519o C
aa. Kalor peleburan : 10.71 kJ.mol1
bb. Jari-jari atom : 43 pm
cc. Kalor peleburan : 10.71 kJ.mol1
dd. Jari-jari atom : 43 pm
ee. Modulus Young : 70 Gpa
ff. Mampu didaur ulang tanpa mengalami sedikitpun kehilangan kualitas dan dapat
dilakukan berkali-kali

PADUAN ALUMINIUM

Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak untuk dapat dipakai pada berbagai
keperluan teknik, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90n MPa.
Dengan pemaduan teknik (alloying), sifat ini dapat diperbaiki, tetapi seringkali sifat tahan
korosinya berkurang demikian pula keuletannya.
Sedikit mangan, silikon dan magnesium, tidak banyak mengurangi sifat tahan korosinya,
tetapi seng, besi, timah putih, dan tembaga cukup drastis menurunkan sifat tahan korosinya.
Paduan aluminium dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Aluminium wronglt alloy (lembaran)
2. Aluminium costing alloy (batang cor)

2.1.1 Jenis-Jenis Paduan Aluminium


3 A. Duralumin :
Unsur yang terkandung adalah tembaga 4,4%, 1,5% magnesium, mangan 0,6% dan
93,5% aluminium berat. Kekuatan luluh Khas adalah 450 MPa, dengan variasi
tergantung pada komposisi.

Gambar 1.4.1 Duralumin


4 B. Aluminium-Silikon :
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan
yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%,
tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal
granula silika. Diantara keuntungan dari silumin adalah resistensi tinggi terhadap
korosi, sehingga bermanfaat dalam lingkungan lembab. Penambahan silikon untuk
aluminium
8

Gambar 1.4.2 Paduan Aluminium-Silikon


E. Aluminium-Magnesium :
Paduan Al-Mg, merupakan paduan dengan tingkat ketahanan korosi yang paling
baik dibandingkan dengan paduan alumunium lainnya, Keberadaan magnesium
hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari
660oC hingga 450oC. Selain itu paduan Al-Mg 5 % merupakan no heat-treatable
alloy. Sehingga dengan dilakukannya proses solution treatment 300o C menurunkan
kekerasan hingga 18.06 %, kekuatan tarik 6.14 % dan regangan 41.04 %.
Sebaliknya grain refiner memperbaiki sifat mekanisnya, dimana pada kondisi as-
cast meningkatkan kekerasan hingga 6.68 %, kekuatan tarik 2.06 % dan regangan
38.34 %. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja
dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan
mengalami failure pada temperatur tersebut.

Gambar 1.4.3 Paduan Aluminium-Magnesium

F. Aluminium-Tembaga :
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun
rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki
konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam
logam yang menjadikan logam rapuh.
F. Aluminium-Seng :
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki
kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat
memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap
50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm
bahan.

Sifat Fisik Aluminium

a. Wujud : Padat (solid)


b. Massa jenis : 2,70 gram/cm3
c. Massa jenis pada wujud cair : 2,375 gram/cm3
d. Titik lebur : 933,47 K, 660,32oC, 1220,58oF
e. Titik didih : 2792 K, 2519oC, 4566oF
f. Kalor jenis (25 oC) : 24,2 J/mol K
g. Resistansi listrik : (20 oC) 28.2 n m
h. Konduktivitas termal (300 K) : 237 W/m K
i. Pemuaian termal (25 oC) : 23.1 m/m K
j. Modulus Young : 70 Gpa
k. Modulus geser : 26 Gpa
l. Poisson ratio : 0,35
m. Kekerasan skala Mohs : 2,75
n. Kekerasan skala Vickers : 167 Mpa
o. Kekerasan skala Brinnel : 245 Mpa

Sifat Mekanik Aluminium

Percobaan mekanik ialah percobaan dengan gaya-gaya yang tinggal atau gaya-gaya yang
bertambah/berkurang secara perlahan-lahan. Sebuah batang Aluminium ditarik dengan
mesin sampai putus sehingga diketahui renggangannya.
Aluminium yang baik mempunyai:
Renggangan maksimum 2%
Modulus elastisitas 10 x 106 psi
Batas minimum kekuatan tarik 27.000 psi
Percobaan tekan, pada percoaan ini juga didapat elastisitas dan batas proporsionalitasnya.
Percobaan Teknologi

Percobaan kekerasan. Kekerasan adalah perlawanaan yang diberikan oleh suatu benda
terhadap tekanan atau benturan benda lain.metode yang sering digunakan yaitu Brinel atau
Shore. Pada percobaan Brinell, sebuah perulu ditekankan dengan bobot P ke dalam bidang
Aluminium. Hasilnya untuk Aluminium HB (10-3000-20) = 30-40

Percobaan Kimia
Dilakukan dilabotorium terutama untuk mengetahui korosi galvanis serta komposisi yang
terkandung dalam bahan.

Anda mungkin juga menyukai