Anda di halaman 1dari 3

Hutan Jati Nenuk-NTT, Jejak Warisan Sejarah Tempo Doeloe

6 Juni 2014 18:56 Diperbarui: 6 Juni 2014 18:56 193 0 1


Hutan Jati Nenuk-NTT, Jejak Warisan Sejarah Tempo Doeloe
1402029328368858962

Kabupaten Belu -NTT memiliki sebuah aset yang bernilai. Aset itu berupa ribuan hektar tanaman
hutan Jati warisan tempo doeloe di Nenuk-NTT. Aset ini perlu dijaga, diolah dan dilestarikan agar
berdaya guna bagi kesejahteraan umat manusia. Bila anda melakukan perjalanan darat dari kota
Kupang menuju kota Atambua, anda akan memasuki wilayah hutan Jati Nenuk. Hutan jati Nenuk
merupakan sebuah hutan homogen penuh rimbunan pepohonan Jati sepanjang sekitar 4,5 km.

Pada masa musim sekarang hutan Jati itu tengah rimbun dan menghijau. Menurut penuturan
beberapa orang tua yang masih hidup, bahwa hutan Jati Nenuk mewariskan jejak-jejak sejarah
masa lampau ketika Jepang menguasai bumi Indonesia, khususnya Timor-NTT.

Diceriterakan bahwa pada waktu itu, masyarakat Timor-NTT diwajibkan bekerja gotong royong
untuk menanam tanaman perdagangan demi kepentingan Jepang. Dari antara tanaman-tanaman
yang ditanam rakyat, salah satunya ialah kewajiban menaman pohon Jati di sepanjang jalanan
Nenuk-Desa Wekabu. Itu berarti pohon-pohon Jati itu mulai ditanam oleh warga bersama tentara
Jepang antara tahun 1942-1945. Daerah-daerah yang ditanam pohon Jati di Nenuk mencakupi
sebuah dataran yang luas, sepanjang sekitar 4,5 km, dan lebar sekitar 800 m. Kini hutan Jati itu
paling tua telah berusia sekitar 74-75 tahun.

Diceriterakan bahwa daerah hutan Jati Nenuk antara tahun 1950-1987 penuh ceritera mitis magis.
Melewati malam di tengah hutan Jati dengan kendaraanpun orang ketakutan. Selain penuh ceritera
mitis magis, hutan Jati menjadi tempat berlindungnya para penjahat, yakni para pencuri/perampok
dan pemerkosa. Penduduk sekitar sering mengatakan hal yang sama bahwa hutan jati Nenuk pada
masa lalu sering terjadi pembunuhan dan pencurian di dalamnya. Ini membuat orang tidak berani
mendekat, atau memotong Pohon-pohon Jati tersebut.

Penduduk hanya sering mencari ranting-ranting kayu di sekitarnya. Kini hutan Jati Nenuk telah
menjadi aset milik pemerintah Belu. Bisa saja bahwa Pemerintah mengambil alih dari masa
kolonialisme tempo doeloe. Ketika musim hujan, dedaunan pohon menjadi begitu rimbun, dan
tampak sejuk. Saya sering tiba-tiba menghentikan kendaraanku lalu beristirahat sejenak di
rerimbunan hutan Jati, pada pinggir jalan raya. Suasana sejuk dan segar.
Dalam kurun waktu antara tanaman asli yang ditanam pada masa lampau hingga saat ini,
pepohonan Jati Nenuk telah mengalami tebang-tanam lagi. Sehingga praktis usia pohon-pohon Jati
itu ada yang baru saja 2 tahun, mungkin yang terlama berusia sekitar 20 tahun. Pohon-pohon Jati
tua mungkin masih ada, namun tidak seberapa. Banyak pohon Jati tua telah ditebang. Setelah
ditebang, ditanam lagi atau tumbuh sendiri. Peninggalan pohon-pohon tua memang mungkin
masih ada, namun hanya beberapa saja. Banyak pohon Jati merupakan hasil tanam atau tumbuh
sendiri, setelah pohon asli yang ditanam dipanen atau ditebang demi kebutuhan hidup.

Kini pemerintah membangun taman bunga sepanjang sekitar 4,5 km. Taman bunga itu terletak di
tengah jalan, membagi jalan raya menjadi 2 jalur, yakni jalur kiri dan jalur kanan. Selain itu,
pemerintah Belu juga memasang lampu penerang jalan sepanjang hutan Jati hingga SMK St.
Yoseph Nenuk. Tujuannya ialah agar jalan sepanjang hutan Jati menjadi terang pada malam hari
sehingga mencegah terjadinya berbagai tindak kejahatan. Selain itu pemerintah telah membangun
Pos Polisi di tengah hutan Jati Nenuk. Dengan cara-cara itu, kejahatan semakin menurun.

Hutan jati Nenuk yang rimbun menjanjikan bagi pariwisata dan objek penelitian ilmiah biologis.
Sebabnya ialah di dalam hutan jati tersembunyi berbagai kehidupan, termasuk berbagai tanaman
dan binatang.

Tugu Selamat datang di kota Atambua, Kabupaten Belu, Kabupaten Perbatasan Indonesia-
Timorleste di depan gedung SMK St. Yoseph Nenuk-Belu NTT (Foto: Dokpri)

1402029540798363692
1402029540798363692
Taman bunga yang membelah jalan raya menjadi 2 jalur di tengah hutan Jati Nenuk, juga telah
dipasang lampu penerang jalan sepanjang hutan Jati hingga jalan raya depan gedung SMK St.
Yoseph Nenuk (Foto: Dokpri)

14020297161887250845
14020297161887250845
Pemandangan hutan Jati homogen Nenuk sepanjang jalan menuju kota Atambua (Foto: Dokpri)
1402029868901242181
1402029868901242181
Beginilah pohon-pohon Jati di Hutan Jati Nenuk bila dilihat dalam jarak sekitar 7 m, sangat
rimbun-menghijau dan rapat, umur asli pohon Jati Nenuk ketika ditanam pertama kali antara tahun
1942-1945 kini berusia sekitar 74-75 tahun, namun pohon Jati yang tampak dalam gambar ini
merupakan hasil tanam kembali atau tumbuh sendiri dengan umur sekitar 2 hingga 20 tahun (Foto:
Dokpri)

_____________________________________________

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI


TANGGUNGJAWAB PENULIS.

Anda mungkin juga menyukai