Anda di halaman 1dari 6

Hasil Diskusi Video

Kelompok 3
Video 1 : Jejak Petualang | Menyapa Tradisi Papua Selatan 

Di Papua tepatnya di Kabupaten Bovendiogel, Papua Selatan yang merupakan


suku tertua memiliki berbagai tradisi salah satunya pesta ulat sagu. Pesta ulat
sagu merupakan bagian dari siklus metamorphosis kumbang hutan yang
dilakukan secara turun menurun oleh masyarakat suku kombai. Ulat sagu adalah
makanan khas asli masyarkat Papua yang didapat dari pohon sagu yang sudah
tua. Pohon sagu yang telah tumbang atau busuk lebih dari 40 hari menjadi
tempat yang tepat untuk mencari ulat sagu. Saat kondisi serat serat kayu
membusuk biasanya ada larva yang berasal dari telur kumbang dan akan berubah
menjadi ulat. Ulat sagu yang sudah diambil akan didiamkan selama sehari
semalam setelah itu bisa di bakar dan awet sampai 1 minggu.
Video 2 : Mengelola Sumber Mata Air Melalui Konservasi Hutan Berbasis
Kearifan Lokal
 
1. Hutan Monggal (630 Hektar)

 sebagai sumber hidup masyarakat di daerah tersebut.


 mempunyai tradisi AWIK-AWIK (adalah kegiatan tradisi Kearifan Lokal
untuk menjaga kelestarian konservasi hutan di daerah tersebut).

 contoh kegiatan dari AWIK-AWIK : dilarang bermukim di daerah hutan,


kalau ada masyarakat kena sanksi, sanksi tersebut ialah mengganti biaya
pembongkaran, dan juga mengganti kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh tempat selama ia bermukim
Video 2 : Mengelola Sumber Mata Air Melalui Konservasi Hutan Berbasis
Kearifan Lokal
 
 kopi dan kakao merupakan sumber pendapatan didaerah tersebut.
 sumber pendapatan untuk desa dapat diambil dari sektor pariwisata yang
dimiliki daerah tersebut.
 satu tindakan yakni menjaga hutan telah berdampak pada semua aspek
kehidupan masyarakat daerah tersebut.
Video 3 : Ni Hao: Nasionalisme Tionghoa Untuk Kesatuan Indonesia
 
Nama Indonesia baru di cetuskan tahun 1850 oleh james richardson logan.
Dalam proses Sumpah Pemuda banyak sekali campur tangan dari orang orang
Tionghoa. Beberapa pemuda Tionghoa juga ikut dalam proses Sumpah pemuda.
Sumpah pemuda itusendiri dibacakan di rumah seorang tionghoa yaitu Sie Kong
Liong dan yang mempublikasikan sumpah pemuda itu adalah majalah yang di kelola
oleh orang orang Tionghoa. Jejak etnis Tionghoa di nusantara ini telah ada jauh
sebelum negeri kita diberi nama Indonesia. Oleh karena itu Tionghoa adalah bagian
dari kita yang sampai kapanpun yang tak akan terpisahkan. Pengaruh budaya
Tionghoa sendiri terlalu nyata di kehidupan kita. Kehadiran leluhur mereka
memperkaya keragaman sebagai kekuatan bangsa yang harus di jaga dan dilestarikan
budayanya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai