Anda di halaman 1dari 5

KECAMATAN JENU TUBAN

Secara geografis Desa Jenu terletak pada jalur pantura (pantai utara jawa), berjarak 111 km
dari ibu kota Provinsi Jawa Timur, 8 km dari ibu kota Kabupaten Tuban ke arah barat (jalur
pantura), dan 2 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Jenu ke arah timur. Adapun batas-
batas wilayah Desa Jenu adalah sebagai berikut :

Utara : Laut Jawa


Selatan : Desa Sumberjo – Kec. Merakurak
Barat : Desa Sekardadi, Jenggolo dan Beji
Timur : Desa Sugihwaras

Letak Desa Jenu sangat strategis karena selain berada di jalur pantura dan berbatasan
langsung dengan laut jawa, wilayah Desa Jenu juga dialiri oleh dua sungai yang mengapit
Desa Jenu, yaitu kali morobuntu di sebelah timur dan kali gede di sebelah barat. Serta terletak
diantara dua wilayah yang sedang berkembang yaitu kota Tuban di wilayah Timur serta di
wilayah barat sedang berkembang daerah industri yang merupakan Kawasan Industri Tuban
dimana terdapat banyak pabrik, bahkan ada beberapa pabrik yang berskala Nasional dan
Internasional.

KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Desa Jenu pada saat ini (up date sampai tanggal 23 Oktober 2014)
tercatat 1.804 jiwa yang terdiri dari 936 penduduk laki-laki dan 868 penduduk perempuan.
Terdiri dari 477 KK. Kepadatan penduduk 746 jiwa/km2 yang terpusat pada area pemukiman,
sedangkan wilayah lainnya merupakan area tambak, pabrik, ladang dan persawahan.
Mayoritas penduduk Desa Jenu memeluk agama Islam serta terdapat beberapa orang
keturunan Tionghoa yang memeluk agama Katholik. Penduduk Desa Jenu merupakan
pencampuran antara sebagian penduduk asli Desa Jenu serta sebagian lainnya merupakan
pendatang yang awalnya para pedagang, pengusaha serta pekerja dari beberapa pabrik yang
ada di Desa Jenu.

SOSIAL BUDAYA
Mayoritas penduduk Desa Jenu bermata pencaharian sebagai karyawan pabrik, petani,
pedagang, petambak, pegawai pemerintah dan lain sebagainya. Penduduk Desa Jenu sangat
majemuk yang merupakan perbauran antara penduduk asli dan para pendatang, sehingga
setiap ada kegiatan, suasana kegotong royongan dan kekeluargaan penduduk sangat terlihat.
Hal ini terlihat ketika terdapat kegiatan kerja bakti bersih-bersih sungai, saluran irigasi, dan
bersih-bersih area pemakaman ketika akan ada kegiatan haul atau "manganan" dan
sebagainya.

POTENSI DESA
Desa Jenu merupakan daerah pertanian yang mendapat suplay air sepanjang tahun
karena dialiri oleh dua sungai dengan tiga kali masa tanam, yaitu dua kali untuk tanaman padi
dan satu kali untuk tanaman jagung atau palawijo. Tetapi pada beberapa tahun terakhir ini,
para petani lebih memilih untuk menanami padi sepanjang tahun. Pada musim penghujan
area pertanian tersebut sering dilanda banjir karena merupakan daerah buangan (aliran) air
dari daerah di selatannya (hulu).
Peternakan di Desa Jenu tidak dapat berkembang secara intensif karena sebagian besar
penduduk merupakan karyawan pabrik yang sulit untuk mengembangkan peternakan secara
intensif. Namun di Desa Jenu terdapat beberapa pengusaha tambak baik secara tradisional
maupun yang sudah secara intensif sehingga banyak menyerap tenaga kerja lokal. Serta
adanya beberapa pengusaha pembibitan udang (Hitchery) baik yang berskala kecil maupun
besar yang juga banyak menyerap tenaga kerja.

Pantai di Kawasan Mangrove Center Tuban


Desa Jenu mempunyai potensi yang sangat besar dengan adanya “Mangrove Center Tuban”
yang terdapat di Desa Jenu yang merupakan kawasan pendidikan konservasi mangrove dan
merupakan bank benih mangrove Provinsi Jawa Timur. Saat ini kawasan Mangrove Center
Tuban menjadi tujuan utama tempat kegiatan perkemahan bagi sekolah-sekolah yang berada
di Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Rembang, dan dari daerah-daerah lain.
Namun kawasan tersebut masih dikelola dan dikuasai secara personal oleh pengelolanya,
sehingga kawasan tersebut belum bisa dimanfaatkan secara intensif oleh masyarakat maupun
pemerintah Desa Jenu.

KONDISI TANAH
Jenis tanah Alluvial atau tanah endapan, Jenis tanah alluvial mendominasi yaitu berada
disekitar Desa Sugihwaras sampai disekitar desa Beji. Untuk jenis tanah Mediteran berada
di sekitar Desa Remen, Tasikharjo, sebagian Desa Purworejo dan sebagaian Desa Temaji.
Jenis tanah Litosol dan Gramusol terdapat di Desa Purworejo sampai Desa Bulujowo
Bancar, Jenis tanah Regusol desa Jenggolo sampai Sumurgeneng. Kondisi geologi/ tanah di
wilayah pesisir kecamatan jenu pada umumnya mempunyai kelerengan antara 0-2% yang
terletak antara 0 – 100 dpl.

KEADAAN CUACA
Ketinggian daratan di Kecamatan Jenu berkisar antara 5 - 182 meter diatas permukaan
laut (dpl). Bagian utara berupa dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas
permukaan laut, bagian selatan dan tengah juga merupakan dataran rendah dengan
ketinggian 5 – 500 meter. Daerah yang berketinggian 0 – 25 m terdapat disekitar pantai
Kecamatan Jenu sangat berdekatan dengan pantai yang memiliki suhu udara antara 25º-
27,5º C dengan iklim tropis kering. Curah hujan bervariasi dari rata-rata berkisar 1483 mm
per tahun.

LEMBAGA SOSIAL
Di Desa Jenu terdapat beberapa pabrik pencucian pasir kwarsa (silica) baik yang
berskala besar maupun berskala kecil. Diantara pabrik-pabrik tersebut adalah PT. Jara Silica,
CV. Perwira Cipta dan CV. Ari Jaya. Pabrik-pabrik tersebut merupakan penyedia mata
pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk. Selain itu di Desa Jenu juga terdapat
beberapa industri rumah tangga, yaitu pembuatan krupuk iris yang juga banyak menyerap
tenaga kerja bagi ibu-ibu di Desa Jenu.

Sarana pendidikan formal di Desa Jenu terdiri dari sebuah SD Negeri, sebuah MI, sebuah
MTs, dan sebuah MA. Untuk pendidikan usia dini (pendidikan pra sekolah) terdapat dua
buah Play Group, sebuah TK dan sebuah RA. Sedangkan untuk pendidikan non formal
terdapat sebuah TPA dan Madrasah Diniyah. Terdapat dua Yayasan Pendidikan yang
menaungi sejumlah sekolah dan pendidikan non formal di Desa Jenu, yaitu Yayasan
Pendidikan Al Hidayah dan Yayasan Pendidikan An Nur Astana. Dalam hal keagamaan
terdapat sebuah masjid dan 12 musholla yang tersebar di seluruh wilayah Desa Jenu.

KONDISI INFRASTRUKTUR
Secara umum infrastruktur di Desa Jenu dalam kondisi baik, namun ada beberapa yang
masih perlu perhatian dari pemerintah diantaranya adalah drainase dan jalan lingkungan.
Sebagian besar jalan lingkungan di Desa Jenu sudah diaspal, namun ada beberapa bagian
yang sudah rusak sehingga memerlukan perbaikan. Serta masih terdapat kurang lebih 3 km
jalan lingkungan yang belum diaspal. Hal ini disebabkan karena prioritas pembangunan jalan
sudah ada drafnya dari Pemerintah Kabupaten Tuban, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum.
Dan untuk perbaikan dan pembangunan jalan di Desa Jenu setiap tahun selalu di bawah
prioritas daerah lain, sehingga pembangunan jalan di Desa Jenu belum dapat terlaksana
secara maksimal.

Sedangkan untuk drainase, masih terdapat sepanjang kurang lebih 4 km yang belum
dibangun. Selain itu sepanjang 3 km irigasi juga belum dibangun, hanya sebagian kecil irigasi
yang sudah dapat dibangun yang dananya berasal dari PNPM-MP.

KONDISI BERDASARKAN PEMANFAATAN LAHAN


Kondisi Fisik Lahan pada lokasi penelitian di Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban
yaitu pasir lanauan secara umum termasuk dalam kategori sesuai untuk rehabilitasi dengan
jenis Rizhophora mucronata dan Rizhophora apiculata (Wibisono et al., 2006 dalam wijaya,
2010). Kitamura et al., (1997), Noor et al., (1999) dan Takashima et al., (1999). Tekstur tanah
pasir lanauan dengan kondisi perairan di lokasi penelitian yang juga mendukung untuk
mangrove dapat tumbuh dengan baik, dimana kisaran salinitas yang teramati sebesar 10-15
ppm. Julat pasang pada saat penelitian pada perairan Desa Jenu sebesar 1 m dengan tipe pasut
mixed tide prevailing diurnal atau campuran condong harian tunggal 1) keanekaragaman jenis
mangrove yaitu terdapatnya 3 jenis mangrove di lokasi penelitian dan menjadi tempat
pembinaan bagi kelompok tani di Kab. Tuban. Keberhasilan kegiatan rehabilitasi dan
pengelolaan hutan mangrove di Desa Jenu sehingga luasan kawasan mangrove yang sekarang
adalah 56 ha dari 17 ha dan memiliki > 1.000 pohon mangrove. 2) kesesuaian lahan yaitu
jenis tanah di lokasi penelitian adalah pasir lanauan, sehingga sesuai dengan tumbuh
kembangnya mangrove jenis Rhizophora sp (Wibisono.2006). 3) keberadaan habitat burung
yaitu bermacam-macam jenis burung yang berada di habitat mangrove Desa Jenu. Jenis
burung tersebut antara lain kokokan laut (Butorides striatus), perkutut jawa (Flavicolis),
blekok sawah (Ardeola speciosa), raja udang (Alcedo coerulescens). Belum adanya penelitian
tentang jumlah dari spesies burung tersebut, tetapi diperkirakan jumlah terbanyak dari
populasi burung tersebut adalah kuntul kecil (Egretta garzetta) yaitu jumlahnya yang lebih
dari 100 ekor. Keberadaan populasi burung kuntul kecil tersebut juga digunakan sebagai
indikator keberhasilan rehabilitasi mangrove di Desa Jenu (wawancara pribadi dengan Ali
Mansyur, 2013). 4) pemanfaatan bernilai ekonomis yaitu masyarakat memanfaatkan lahan
kawasan mangrove untuk berdagang makanan dengan kios- kios kecil dan pemanfaatan yang
digunakan sebagai tambak silvofishery. 5) persemaian mandiri yaitu pengurus Mangrove
Center melakukan persemaian pribadi dengan menggunakan propagul dari mangrove yang
kemudian disemaikan di polybag. Yang kedua yaitu Partisipasi stakeholder (Pemerintah,
LSM, lembaga pendonor swasta dan masyarakat) dengan skor 3,23 (sedang) yang di
dalamnya

POLA PENGGUNAAN LAHAN DESA UNTUK PERMUKIMAN


Pola Memanjang (Linier)
Pola memanjang permukiman kecamatan jenu penduduk dikatakan linier karena
rumah-rumah yang dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola
memanjang karena pada kawasan permukiman yang berada di garis pantai. Pola ini dapat
terbentuk karena kondisi lahan di kawasan tersebut memang menuntut adanya pola ini.
Seperti kita ketahui, sungai, jalan, maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke
titik lainnya, sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-
rumah mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.

POLA PENGGUNAAN LAHAN DESA UNTUK KEGIATAN EKONOMI


Kehidupan ekonomi penduduk kecamatan jenu dicerminkan oleh aktivitas dalam
menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi penduduk juga
bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut.
(1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan
sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan aktivitas perdagangan.
(2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan perkebunan,
sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan perdagangan.
(3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber mata
pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil tangkapan
seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai