Anda di halaman 1dari 13

DRAF NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA

PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA SKALA BESAR,

BAB VI PENYEDIAAN DATA CITRA RESOLUSI SANGAT TINGGI

Citra satelit resolusi sangat tinggi merupakan alternatif percepatan pemenuhan


data dasar untuk pemetaan skala besar.

A. Standar Citra Resolusi Sangat Tinggi untuk Pemetaan Rupabumi


Indonesia Skala Besar

Standar spesifikasi teknis citra satelit resolusi sangat tinggi yang dapat
digunakan sebagai data dasar pemetaan skala besar adalah sebagai berikut:

a. Resolusi spasial pankromatik 0,83 meter untuk skala 1:5.000


b. Harus dilengkapi dengan parameter fisik orbit atau model pendekatan
(Rational Polynomial Coeffisien/ RPC)
c. Level data telah dikoreksi radiometrik
d. Data dalam bentuk bundle (Pankromatik dan Multispektral)
e. Incidence angle per scene 20
f. Liputan awan 10 untuk wilayah yang akan dilakukan orthorektifikasi
(bisa dari 1 atau beberapa waktu perekaman dengan catatan setiap waktu
perekaman memiliki liputan awan 20)

B. Prosedur dalam Penyediaan Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi untuk


Pemetaan Rupabumi Indonesia Skala Besar

Prosedur dalam penyediaan citra satelit resolusi sangat tinggi sesuai dengan
peraturan yang berlaku dengan hasil sesuai dengan standar spesifikasi teknis
pada point A.

C. Norma dalam Penyediaan Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi untuk


Pemetaan Rupabumi Indonesia Skala Besar

Hubungan skala peta dan resolusi spasial untuk keperluan identifikasi obyek
dalam penyediaan citra resolusi sangat tinggi:

Skala Peta Dasar Pendekatan Resolusi Spasial


(cm)
1: 10.000 66-166
1: 5.000 33-83
1: 2.500 16-41
1: 1.000 6-16

D. Kriteria dalam Penyediaan Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi untuk


Pemetaan Rupabumi Indonesia Skala Besar

Kriteria citra satelit:

1 dari 13
a. Citra satelit resolusi sangat tinggi adalah citra yang diperoleh dari
perekaman satelit dengan resolusi spasial pankromatik 0,83 meter
b. Citra satelit resolusi tinggi adalah citra yang diperoleh dari perekaman
satelit dengan resolusi spasial pankromatik 4 meter

2 dari 13
BAB VII PENGUKURAN TITIK KONTROL UNTUK PROSES
ORTHOREKTIFIKASI DATA CITRA RESOLUSI SANGAT TINGGI

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran titik kontrol untuk proses


orthorektifikasi, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

A. Standar Titik Kontrol untuk Proses Orthorektifikasi Data Citra Satelit


Resolusi Sangat Tinggi

Titik Kontrol yang digunakan dalam proses orthorektifikasi data citra satelit
resolusi sangat tinggi dibedakan menjadi 2 jenis:

a. Ground Control Point (GCP) merupakan titik kontrol yang digunakan dalam
proses pengolahan orthorektifikasi dan berfungsi sebagai referensi
koordinat;
b. Independent Check Point (ICP) merupakan titik kontrol yang tidak
disertakan dalam pengolahan orthorektifikasi, namun digunakan sebagai
referensi untuk cek ketelitian dari data yang dihasilkan dalam pengolahan
citra.

Standar spesifikasi titik kontrol yang digunakan untuk proses orthorektifikasi


data citra satelit resolusi sangat tinggi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Teknis Titik Kontrol untuk Proses Orthorektifikasi Data Citra
Satelit Resolusi Sangat Tinggi

No Tahapan/ Hasil Pekerjaan Spesifikasi


1 Persiapan
a Dokumen hasil pemeriksaan Mencakup hasil pemeriksaan alat dan personil pada tahapan
kesiapan alat dan personil persiapan
b Dokumen rencana detail Menjelaskan rencana detail pelaksanaan pekerjaan
pekerjaan Non Disclosure Agreement (NDA) yang sudah ditandatangan
c Laporan tahapan persiapan Menjelaskan seluruh proses dan hasil yang dilakukan pada tahap
persiapan
2 Persiapan Pengukuran Titik
Kontrol untuk
Orthorektifikasi
a Dokumen hasil pemeriksaan Mencakup hasil pemeriksaan alat dan personil pada tahapan
kesiapan alat dan personil persiapan pengukuran titik kontrol untuk orthorektifikasi
b Rencana distribusi titik kontrol Berdasarkan rencana sebaran titik dari Pemberi Kerja
yang sudah teridentifikasi Telah terisi keterangan file citra yang digunakan
dengan citra Memenuhi kriteria penentuan titik
Telah ditandai menjadi GCP atau ICP
c AOI titik kontrol Berdasarkan rencana distribusi titik (point 2b)
1 titik dalam 1 AOI
Titik kontrol dapat terlihat jelas di AOI
Cetak minimal ukuran A3 pada skala 1:2.500
Dilengkapi formulir logsheet
Dilengkapi dokumen QC internal tahapan persiapan titik kontrol
d Dokumen rencana detail Menjelaskan rencana detail pelaksanaan pengukuran di lapangan,
pengukuran melampirkan dokumen kalibrasi peralatan
e Laporan tahapan persiapan Menjelaskan seluruh proses dan hasil yang dilakukan pada tahap
pengukuran persiapan pengukuran titik kontrol
3 Pengukuran Titik Kontrol
untuk Orthorektifikasi
a Dokumen hasil pemeriksaan Mencakup hasil pemeriksaan alat dan personil pada tahapan
kesiapan alat dan personil pengukuran titik kontrol
b Formulir pengukuran dan foto Formulir pengukuran yang telah diisi hasil survei lapangan

3 dari 13
No Tahapan/ Hasil Pekerjaan Spesifikasi
dokumentasi Foto yang menunjukkan obyek yang diukur yang menunjukkan
4 (empat) arah mata angin (Utara, Timur, Selatan dan Barat)
c Deskripsi titik kontrol Deskripsi titik kontrol yang telah diisi hasil survei lapangan
d Data pengamatan lapangan RAW Data
RINEX Data
e Report hasil pengolahan data Ketelitian Horizontal masing-masing titik 0.15 meter
pengukuran Ketelitian Vertikal masing-masing titik 0.30 meter
Disajikan per titik dan rekap keseluruhan titik dalam sistem
koordinat geografis
f Daftar Titik Kontrol Mencakup keseluruhan titik
Koordinat dalam sistem koordinat geografis
Memenuhi ketelitian geometri yang disyaratkan
Dokumen QC internal tahapan pengukuran GCP
g Laporan Tahapan Pengukuran Menjelaskan seluruh proses dan hasil yang dilakukan pada tahap
Titik Kontrol untuk pengukuran titik kontrol untukorthorektifikasi
Orthorektifikasi
4 Pelaporan
a Laporan akhir Berisi laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan

Standar minimal peralatan dan personil untuk masing-masing tahapan


pekerjaan sesuai dengan analisis biaya keluaran (SK Deputi Bidang Informasi
Geospasial Dasar).

B. Prosedur Pengukuran Titik Kontrol untuk Proses Orthorektifikasi Data


Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Prosedur dalam pelaksanaan pengukuran titik kontrol untuk proses


orthorektifikasi data citra satelit resolusi tinggi adalah sebagai berikut:

4 dari 13
Gambar 1. Prosedur pelaksanaan pekerjaan Pengukuran Titik Kontrol untuk
Proses Orthorektifikasi Data Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Penjelasan masing-masing tahapan dalam prosedur pelaksanaan pekerjaan


Pengukuran Titik Kontrol untuk Proses Orthorektifikasi Data Citra Satelit
Resolusi Sangat Tinggi adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyiapan personil dan peralatan
2) Penentuan AOI
3) Pembuatan rencana pelaksanaan pekerjaan
4) Pembuatan laporan tahapan persiapan
b. Tahapan Persiapan Pengukuran Titik Kontrol
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyiapan personil dan peralatan
2) Kompilasi data yang akan digunakan selama pelaksanaan kegiatan
3) Pembuatan rencana detail pengukuran: rencana pergerakan tim,
pembagian kerja, dan hal-hal detail lainnya terkait dengan
pelaksanaan pengukuran di lapangan
4) Penyiapan formulir lapangan
5) Pengecekan peralatan untuk pengukuran titik kontrol

5 dari 13
6) Penentuan sebaran titik kontrol
7) Identifikasi titik rencana sebaran titik kontrol dan cadangannya bila
diperlukan
8) Pembuatan peta citra untuk identifikasi titik di lapangan
9) Pembuatan laporan tahapan persiapan pengukuran titik kontrol
c. Tahapan Pengukuran Titik Kontrol
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyiapan personil dan peralatan
2) Koordinasi dengan pemerintah daerah
3) Pengukuran titik kontrol
4) Pengisian formulir lapangan
5) Melakukan dokumentasi pengukuran titik kontrol
6) Pembuatan deskripsi titik
7) Pengolahan data hasil pengukuran lapangan
8) Pembuatan laporan tahapan pengukuran titik kontrol
d. Tahapan Pelaporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan akhir kegiatan yang
mencakup keseluruhan kegiatan yang dilakukan selama pekerjaan
berlangsung. Laporan akhir disusun dari setiap laporan tahapan
pekerjaan yang sudah disusun.

C. Norma dalam Pengukuran Titik Kontrol untuk Proses Orthorektifikasi


Data Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Norma dalam pelaksanaan Pengukuran Titik Kontrol untuk Proses


Orthorektifikasi Data Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi:

a. Pengukuran titik kontrol menggunakan metode static differensial


dengan bentuk radial
b. Pengukuran titik kontrol bersifat independen antar titik pengamatan
(baseline dibentuk dengan stasiun CORS atau pilar JKG).
c. Lama pengamatan tiap titik kontrol disesuaikan dengan panjang
baseline

Jarak Baseline (KM) Lama Pengamatan (Menit)


0-30 45
30-50 60
50-100 120
d. Bila jarak baseline > 100 km maka dibuat titik ikat baru. Titik ikat
baru diamat independen selama 36 jam, dengan spesifikasi
menggunakan pilar pvc dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar
dibawah:

6 dari 13
Keterangan: Brescap tablet kuningan titik kontrol harus
menghadap Utara kompas.
e. Titik kontrol diberi nomor 6 digit alfanumerik yaitu ABC001
Keterangan:
ABC: akronim dari blok area pekerjaan
001: tiga digit akhir numerik yang merupakan nomor urut titik dalam
blok area pekerjaan.
f. Pengukuran menggunakan GPS Geodetik dual frekuensi
g. Melakukan cek peralatan sebelum melakukan pengukuran lapangan
h. Pengaturan alat pada titik ikat (BASE) :
Elevation mask diset 10o
Arah antena menghadap ke utara (ditandai dengan mounting
kabel antena mengarah ke utara dengan bantuan kompas)
Interval perekaman data per 1 detik
i. Pengaturan alat pada titik kontrol (ROVER) :
GNSS receiver terikat dengan BASE
Elevation mask diset 10o
Interval perekaman data per 1 detik
j. Pelaksana pekerjaan mengisi lengkap formulir pengukuran pada titik
ikat (BASE) dan titik kontrol (ROVER). Formulir pengukuran yang
telah lengkap diisi discan dan diberi nama sesuai dengan nama titik
kontrol.
k. Pelaksana melakukan dokumentasi 4 arah mata angin pada titik ikat
(BASE) dan titik kontrol (ROVER). Foto 4 arah mata angin disimpan
dalam folder sesuai dengan nama titik GCP/ICP.
l. Pelaksana pekerjaan wajib menyampaikan kepada supervisi bila
terdapat titik kontrol yang tidak dapat diukur karena akses yang
sulit, perubahan kondisi lapangan dan faktor-faktor lainnya.
m. Data pengamatan titik kontrol disimpan dalam format RAW sesuai
dengan peralatan yang digunakan lalu dikonversi ke dalam format
RINEX. Format RAW dan RINEX titik kontrol disimpan dalam folder
sesuai dengan nama titik kontrol.
n. Pengolahan data hasil pengamatan dengan metode static differential
dilakukan dengan perangkat lunak pengolah data GPS/GNSS
berlisensi/open source untuk mendapatkan nilai koordinat horizontal
dan vertikal titik kontrol.
o. Data hasil pengolahan titik kontrol disajikan dalam sistem koordinat
geografis per titik dan rekap keseluruhan titik.

7 dari 13
D. Kriteria dalam Pekerjaan Pengukuran Titik Kontrol untuk Proses
Orthorektifikasi Data Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi

Kriteria penentuan sebaran GCP:


a. Tersebar merata pada seluruh area pekerjaan
b. Pada satu scene citra minimal terdapat 9 GCP
c. Pada area yang bertampalan minimal terdapat 3 GCP
d. Di ujung scene atau area yang akan dilakukan ortho, minimal terdapat 1
GCP
e. Pada daerah yang berbukit atau bergunung
f. GCP diidentifikasi menggunakan cakupan citra yang akan digunakan
dalam orthorektifikasi

Kriteria penentuan sebaran ICP:


a. Tersebar merata pada seluruh area pekerjaan sesuai dengan SNI Ketelitian
Peta Dasar
b. ICP diletakkan di antara titik-titik GCP
c. ICP tidak terlalu dekat dengan GCP
d. ICP diidentifikasi menggunakan cakupan citra yang akan digunakan
dalam orthorektifikasi

Kriteria penentuan jumlah titik kontrol:


a. Jumlah titik kontrol adalah jumlah GCP + ICP
b. Jumlah GCP minimal 9 GCP per scene dan maksimal disesuaikan dengan
luasan yang akan dilakukan orthorektifikasi
c. Jumlah ICP dihitung berdasarkan SNI Ketelitian Peta Dasar
d. Jumlah ICP minimal adalah x Jumlah GCP dan sekurang-kurangnya
adalah 12 titik
e. Jumlah GCP dan ICP diidentifikasi menggunakan cakupan citra yang
akan digunakan dalam orthorektifikasi

Kriteria pemilihan obyek sebagai titik kontrol:


a. Obyek diidentifikasi dari citra yang akan digunakan dalam orthorektifikasi
b. Obyek dapat diidentifikasi secara jelas dan akurat di citra yang digunakan
(jika di daerah bertampalan, maka harus nampak di seluruh scene yang
digunakan)
c. Obyek harus berada pada permukaan tanah
d. Obyek bukan merupakan bayangan
e. Obyek tidak memiliki pola yang sama
f. Obyek merupakan permanen dan diam serta diyakini tidak akan
mengalami perubahan atau pergeseran pada saat pengukuran di lapangan
g. Bentuk obyek harus jelas dan tegas
h. Warna obyek harus kontras dengan warna disekitarnya
i. Terdapat akses menuju lokasi titik kontrol (berdasarkan visual dan data
sekunder)
j. Bukan berada di sudut atau pojok yang tertutup atap bangunan

Kriteria reposisi titik kontrol:

8 dari 13
a. Reposisi adalah perubahan lokasi titik kontrol dari yang sudah
direncanakan pada saat tahapan persiapan pengukuran titik kontrol
b. Reposisi dilakukan ketika titik kontrol yang sudah direncanakan tidak
dapat ditemukan di lapangan karena:
1) Perbedaan waktu antara akuisisi data dan pengukuran lapangan
2) Perubahan bentuk obyek sehingga obyek yang terlihat di citra tidak
dapat dikenali lagi di lapangan
3) Setelah datang ke lapangan tidak ditemukan akses jalan menuju
obyek tersebut
b. Reposisi dapat dilakukan dengan ketentuan:
1) Mempertahankan sebaran dan jumlah titik kontrol
2) Menggunakan kriteria pemilihan obyek sebagai titik kontrol

9 dari 13
BAB VIII PENGOLAHAN CITRA TEGAK RESOLUSI SANGAT TINGGI

A. Standar Citra Tegak Resolusi Sangat Tinggi

Citra tegak resolusi sangat tinggi adalah citra yang diperoleh dari hasil
orthorektifikasi citra satelit resolusi sangat tinggi dengan menggunakan data
ketinggian permukaan (Digital Surface Model/ DSM) dan titik kontrol (GCP/ ICP).

Tabel 2. Spesikasi Teknis Citra Tegak Resolusi Sangat Tinggi

No Tahapan/ Hasil Pekerjaan Spesifikasi


1 Persiapan
a Dokumen hasil pemeriksaan Mencakup hasil pemeriksaan alat dan personil pada tahapan
kesiapan alat dan personil persiapan
b Dokumen rencana detail Menjelaskan rencana detail pelaksanaan pekerjaan
pekerjaan Non Disclosure Agreement (NDA) yang sudah ditandatangan
c Laporan tahapan persiapan Menjelaskan seluruh proses dan hasil yang dilakukan pada tahap
persiapan
2 Persiapan Pengolahan Citra
Tegak
a Dokumen hasil pemeriksaan Mencakup hasil pemeriksaan alat dan personil pada tahapan
kesiapan alat dan personil persiapan pengukuran titik kontrol untuk orthorektifikasi
b Data yang sudah diinventarisasi Sudah memiliki data citra satelit resolusi tinggi, data ketinggian
(DSM) dan data titik kontrol
Berdasarkan wilayah kerja yang akan diorthorektifikasi (Area of
Interest/ AOI)
Sudah dikelompokkan berdasarkan jenis datanya: IMAGE, DSM,
TITIK KONTROL
Sesuai dengan spesifikasi penyediaan data citra satelit resolusi
sangat tinggi
c Laporan tahapan persiapan Menjelaskan seluruh proses dan hasil yang dilakukan pada tahap
pengukuran persiapan pengukuran titik kontrol
3 Pengolahan Citra Tegak
a Dokumen hasil pemeriksaan Mencakup hasil pemeriksaan alat dan personil pada tahapan
kesiapan alat dan personil pengukuran titik kontrol
b Statistik hasil Bundle Per titik dan keseluruhan titik kontrol
Adjustment RMSE tie point maksimal 1 piksel dan rata-rata 1/3 piksel
RMSE dengan GCP maksimal 2,5 m dan rata-rata 2,5m/1,5175
b Data vektor cutline Data vektor cutline yang digunakan untuk mosaik
d Citra Tegak Resolusi Sangat Berdasarkan wilayah kerja yang akan diorthorektifikasi (Area of
Tinggi Interest/ AOI)
Resolusi spasial sesuai dengan resolusi pankromatik
Dalam bentuk gabungan dan dipotong dalam ukuran lembar
peta RBI 1:5.000 dengan buffer 5 arcsecond
e Hasil cek ketelitian Ketelitian hasil 2,5m
menggunakan ICP Mencakup keseluruhan area pekerjaan
f Laporan Tahapan Pengukuran Menjelaskan seluruh proses dan hasil yang dilakukan pada tahap
Titik Kontrol untuk pengukuran titik kontrol untukorthorektifikasi
Orthorektifikasi
4 Pelaporan
a Laporan akhir Berisi laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan

10 dari 13
B. Prosedur Pengolahan Citra Tegak Resolusi Sangat Tinggi
(Orthorektifikasi)

Persiapan Penyiapan Data

Impor Data

Bundle Adjustment

Orthorektifikasi

Pansharpening

Editing Cutline

Mosaik

Ekspor Data

Cek Ketelitian

Tiling Pelaporan

Uraian tahapan pekerjaan pengolahan citra tegak resolusi sangat tinggi:

a. Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyiapan personil dan peralatan
2) Penentuan AOI
3) Pembuatan rencana pelaksanaan pekerjaan
4) Pembuatan laporan tahapan persiapan
b. Penyiapan Data
Pada tahapan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

11 dari 13
1) Penyiapan personil dan peralatan
2) Penyiapan data yang akan digunakan:
a. Data citra satelit yang akan digunakan
b. Data ketinggian berupa Digital Surface Model (DSM)
c. Data GCP berikut deskripsinya
d. Data ICP berikut deskripsinya
3) Penentuan AOI
4) Pembuatan laporan tahapan penyiapan data
c. Pengolahan Citra Tegak
Pada tahapan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyiapan personil dan peralatan
2) Impor Data
3) Bundle Adjustment:
i. Generate tie point
ii. Editing tie point
iii. Cek ketelitian dengan tie point
iv. Impor GCP
v. Reposisi GCP
vi. Cek ketelitian dengan GCP
4) Orthorektifikasi
5) Pansharp data pankromatik dan multispektral
6) Mosaik data
7) Editing cutline
8) Ekspor Data
9) Cek ketelitian dengan menggunakan ICP
10) Tiling
11) Pembuatan laporan tahapan pengolahan citra tegak
d. Pelaporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan akhir kegiatan yang
mencakup keseluruhan kegiatan yang dilakukan selama pekerjaan
berlangsung. Laporan akhir disusun dari setiap laporan tahapan
pekerjaan yang sudah disusun.

C. Norma dalam Pengolahan Citra Tegak Resolusi Sangat Tinggi


(Orthorektifikasi)

Tidak ada norma khusus.

D. Kriteria dalam Pengolahan Citra Tegak Resolusi Sangat Tinggi


(Orthorektifikasi)

Tidak ada kriteria khusus.

12 dari 13
BAB XIII DAFTAR PUSTAKA

Umum
Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
SNI Nomor 8202 Tahun 2015 tentang Ketelitian Peta Dasar
Peraturan Kepala BIG Nomor 15 Tahn 2015 tentang Pedoman Teknis Ketelitian
Peta Dasar

Kerjasama Teknis
Peraturan Presiden RI Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi
Geospasial Pasal 3 point i
Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Informasi Geospasial Pasal 45 point f

CSRT
Tobler, Waldo. 1987. Measuring Spatial Resolution, Proceedings, Land
Resources Information Systems Conference, Beijing, pp. 12-16.
Tobler, Waldo. 1988. Resolution, Resampling, and All That, pp. 129-137 of H.
Mounsey and R. Tomlinson, eds., Building Data Bases for Global Science,
London, Taylor and Francis.
Amhar, F. and WIjanarko, A.B. (2009). Skala Sebuah Indikator Awal Kualitas
Peta Rencana Tata Ruang in Subagyo, H., Audit Sistem Informasi Spasial
Sensitif. Bogor: BAKOSUTANAL.
Sutanto (2009). Remote Sensing Research: A Users Perspective. International
Journal of Geography, 42(2), 129-142.
Bhatta, Basudeb. "Selection of Data for Remote Sensing
Researches/Applications."

13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai