Anda di halaman 1dari 38

DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK

ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

BAB I

URAIAN KAK DAN METODOLOGI

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan UU IG No. 4 tentang Informasi Geospasial khususnya pada pasal 7


menyebutkan bahwa Peta Rupabumi Indonesia (RBI) merupakan salah satu
komponen informasi Geospasial Dasar (IGD). IGD diselenggarakan secara
bertahap dam sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan wilayah yuridiksinya.

Kebutuhan penyediaan peta RBI skala besar khususnya skala 1:5.000 terutama
di seluruh wilayah Indonesia memerlukan percepatan dalam pelaksanaannya.
Salah satu bentuk percepatan penyediaan data dasar dengan penyediaan
citrategak resolusi sangat tinggi sebagai alternatif pendukung data foto udara.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2012 tenang Penyediaan,


Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit
Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi, yang menyatakan bahwa Badan Informasi
Geospasial (BIG) berkewajiban untuk menyediakan citra tegak satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi untuk keperluan survei dan pemetaan
nasional.

Citra satelit resolusi sangat tinggi yang digunakan untuk pembuatan peta dasar
skala 1:5.000 harus dikoreksi terlebih dahulu untuk menghilangkan distorsi
akibat sudut pengambilan citra dan ketinggian (relief) di atas permukaan bumi.
Proses koreksi yang disebut dengan orthorektifikasi citra ini memerlukan citra
ini memerlukan GCP (Ground Control Point atau Titik Kontrol Tanah) yang
tersebar di daerah cakupan citra dengan jumlah dan sebaran tertentu
tergantung luasan dan posisi citranya. Di samping GCP, juga diperlukan
pengukuran ICP (Independent Check Point atau Titik Uji Independen) yang
akan digunakan untuk menguji hasil orthorektifikasi nantinya.

Halaman | 1
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Pada tahun 2014, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponimi sudah mulai
mengadakan kegiatanpengukuran GCPuntuk keperluan orthorektifikasi citra
SPOT yang memiliki resolusi 1,5 m. Mulai tahun 2015, BIG menggunakan citra
resolusi yang lebih tinggi yaitu 0,5-0,65 m yang memerlukan titik kontrol (GCP
dan ICP) yang lebih rapat. Oleh karena itu, Pusat Pemetaan Rupabumi dan
Toponimi, mengadakan kegiatan penyediaan data perapatan titik kontrol yang
akan digunakan untuk proses orthorektifikasi citra satelit sangat tinggi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud dari pekerjaan ini adalah menyediakan data masukan utama untuk
pengolahan (orthorektifikasi) data citra tegak satelit resolusi sangat tinggi
berupa titik kontrol yang terdiri dari Ground Control Point (GCP) dan
Independent Control Point (ICP).
b. Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan penyediaan data perapatan titik
kontrol yang digunakan untuk orthorektifikasi sangat tinggi dalam rangka
perceptan penyediaan Informasi Geospasial Dasar (IGD), khususnya skala
besar.

1.3. TARGET /SASARAN

Target / sasaran yang ingin dicapai dari pengadaan ini yaitu tersedianya titik
kontrol (GCP dan ICP) untuk keperluan Orthorektifikasi Citra Tegak Satelit
Resolusi Sangat Tinggi).

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan Penyediaan Bengkulu dan sekitarnya , adalah sebagai


berikut :

Halaman | 2
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Tabel 1 : Ruang Lingkup Pekerjaan

Bobot
No Tahapan Pekerjaan (%)
1 Persiapan 4.25
2 Pengukuran dan pengolahan GCP 87.24
3 Mobilisasi dan Demobilisasi 7.36
4 Pelaporan 1.16
Total 100%

1.5. VOLUME PEKERJAAN

Volume pekerjaan pada paket ini seperti yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja yaitu volume kegiatan adalah Volume kegiatan adalah 478 titik
kontrol. Terdiri dari 364 GCP dan 132 ICP.

1.6. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan di Wilayah Bengkulu dan sekitarnya, adalah sebagai berikut :

Halaman | 3
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Gambar 1 : Rencana Sebaran Titik Kontrol

1.7. DATA DASAR YANG DISEDIAKAN

Data dasar yang disediakan oleh pemberi kerja berupa :

1) Data citra satelit sesuai wilayah pekerjaan dalam format digital


2) Citra yang digunakan adalah citra Pleaides pengadaan LAPAN
3) Rencana sebaran titik kontrol dalam format digital (.gdb)
4) Data titik jaring Kontrol Geodesi (JKG) dan CORS pada wilayah pekerjaan
dalam format digital
5) Dokumen pendukung pelaksanaan pekerjaan

Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diperbolehkan untuk


menggunakan data tambahan yang tidak memerlukan pembiayaan. Data
tambahan yang dimaksud telah dikoordinasikan untuk mendapatkan persetujuan
Pemberi Kerja.

Halaman | 4
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

1.8. HASIL YANG DISERAHKAN

Hasil pekerjaan yang diserahkan sesuai dengan petunjuk yang diarahkan oleh
KAK yang tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 2 : Hasil Pekerjaan

Tahapan/
No Hasil Spesifikas Format Volume
1 Pekerjaa
Persiapan i
a Dokumennhasil Mencakup hasil pemeriksaan alat Cetak dan 1 rangkap
pemeriksaan dan personil pada digital cetak dan 1
kesiapan alat tahapan persiapan (*.pdf) set
dan file digital
personil
b Dokumen rencana • Menjelaskan rencana Cetak dan 1 rangkap
detail pekerjaan detail pelaksanaan digital cetak dan 1
pekerjaan (*.pdf) set
• Non Disclosure file digital
Agreement
(NDA) yang sudah
ditandatangan
• Dilengkapi dengan hasil
verifikasi peralatan GNSS
Receiver
c Rencana Titik • Berdasarkan rencana Digital (.gdb) 1 set file
Kontol yang sudah sebaran titik dari BIG mencakup 478
teridentifikasi • Telah diisi dengan atribut titik kontrol
dengan citra yang ditentukan
• Memenuhi kriteria
penentuan titik kontrol
d File AOI titik kontrol • Berdasarkan rencana Cetak sejumlah 478
distribusi titik (point c) dan titik kontrol
• 1 titik dalam 1 AOI digital
• Titik kontrol dapat terlihat (.jpg)
jelas di AOI
• Cetak minimal ukuran A3
pada skala 1:2.500

Dilengkapi dokumen QC Cetak 1 rangkap


internal tahapan persiapan dan cetak dan 1
pengukuran GCP digital set file digital
hasil
scan
(.pdf)
e Laporan tahapan Menjelaskan seluruh proses Cetak 1 rangkap
Persiapan dan hasil yang dilakukan dan cetak dan 1
pada tahap persiapan digital set file digital
(*.pdf)

Halaman | 5
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

2 Pengukuran dan
Pengolahan GCP
a Dokumen Mencakup hasil pemeriksaan Cetak dan 1 rangkap
hasil alat dan personil pada tahapan digital cetak dan 1
pemeriksaan persiapan pengukuran GCP (*.pdf) set
kesiapan alat file digital
b dan personil
Formulir • Formulir pengukuran - Cetak dan Sejumlah
Pengukuran dan pengamatan yang telah diisi digital untuk 478 titik
foto dokumentasi dengan lengkap pada saat formulir, - kontrol
pengukuran lapangan dan Digital (.jpg)
hasil scan untuk foto
• Foto obyek dari 4 (empat) dokumentasi
arah
• Foto obyek jauh

c Data pengamatan • RAW Data Digital 1 set file


GNSS • RINEX Data
• Sesuai uraian pada tahapan
pengukuran GCP

d Report hasil • Ketelitian Horizontal masing- Digital 1 set file


pengolahan data masing titik ≤ 0,15 mete (.pdf)
GNSS Titik Kontrol • Ketelitian Vertikal masing-
masing titik ≤ 0,30 meter
• Disajikan per titik dan rekap
keseluruhan titik dalam sistem
koordinat geografis dan UTM

e Deskripsi titik Digital Sejumlah 478


kontrol Deskripsi titik kontrol (GCP dan (.pdf) titik kontrol
ICP) yang telah dilengkapi dengan
hasil survei lapangan
f Daftar titik • Mencakup keseluruhan titik Digital (.xls dan .gdb)
kontrol • Dalam sistem koordinat: (.xls dan 1 set file
o geografis, tinggi ellipsoid .gdb) mencakup 478
o UTM, tinggi orthometrik titik kontrol
• Hasil pengolahan koordinat
dalam SRGI2013
• Memenuhi ketelitian
geometri yang disyaratkan

Dokumen QC internal Cetak Cetak dan


tahapan pengukuran GCP dan digital hasil
digital scan (.pdf
hasil
scan
(.pdf

Halaman | 6
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

g Laporan Menjelaskan seluruh Cetak 1 rangkap


tahapan proses dan hasil yang dan cetak dan 1
Pengukuran dilakukan pada tahapan digital set file digital
GCP pengukuran GCP (*.pdf

3 Pelaporan
a Laporan akhir Berisi laporan Cetak 1 rangkap
keseluruhan dan cetak dan 1
pelaksanaan pekerjaan digital set file
(*.pdf) digital

Seluruh data hasil pekerjaan dalam format digital tersimpan dalam Hard disk
eksternal dan dilengkapi dengan daftar file yang tersimpan (daftar isi Hard disk
eksternal atau struktur file) yang diberikan pada akhir pekerjaan

1.9. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah 59 (Lima


Puluh Sembilan) hari.

(jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada lampiran)

1.10. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN

Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai


berikut :

Halaman | 7
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Tabel 3 : Persyaratan Personil

Jumlah
NO Jabatan Kualifikasi Tahapan Bobot
Minimal

KKNI IG Jenjang 7 Ahli


1 Ketua Tim Muda / Manajer proyek - Semua Tahapan 1 19.25%
survei dan pemetaan dasar

Koordinator KKNI IG Jenjang 7 Ahli


2 Pengukuran Titik Muda / Supervisor Survei Semua Tahapan 1 16.84%
Kontrol dan Pemetaan

Surveyor KKNI IG Jenjang 4 Operator 1. Persiapan

3 Pengukuran Survei Terestris 3 24.90%


2. Pengukuran
Pengolahan GCP

Surveyor KKNI IG Jenjang 4 Operator


Pengukuran dan
4 Pengukuran Survei Terestris 1 7.37%
Pengolahan GCP
Base

Asisten Surveyor KKNI IG Jenjang 3 Asisten Pengukuran dan


5 3 19.73%
Pengukuran Operator Survei Terestris Pengolahan GCP

Asisten Surveyor KKNI IG Jenjang 3 Asisten Pengukuran dan


6 Pengukuran Operator Survei Terestris Pengolahan GCP 1 6.58%
Base

Staf Administrasi 1. Tidak bersertifikat Semua Tahapan

. Pendidikan minimal SMA


7 1 5.33%
dan pengalaman minimal 1
tahu

Total 11 100%

▪ Semua personil selain staf administrasi mengikuti ketentuan sebagai berikut


a. Untuk personil yang bersertifikat KKNI Bidang Informasi Geospasial
harus melampirkan sertifikat profesi atau surat keterangan lulus
uji kompetensi (lulus semua kompetensi) tenaga profesional
bidang informasi geospasial, atau;

Halaman | 8
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

b. Surat keterangan lulus uji kompetensi (lulus sebagian


kompetensi) tenaga profesional KKNI bidang informasi geospasial
Bidang Informasi Geospasial, atau;
c. Surat pendaftaran sertifikasi dari lembaga sertifikasi KKNI Bidang
Informasi Geospasial. Untuk personil yang memiliki surat pendaftaran
sertifikasi maksimal 80% dari total minimal kebutuhan personil sertifikat
IG atau sejumlah 80% x 8 orang = 6 orang. Jabatan atau kualifikasi
pada Jenjang Ahli dapat mengisi jabatan atau kualifikasi Jenjang
Terampil, maksimal dua tingkat di bawah kualifikasi jenjang keahliannya
dengan penilaian setara dengan surat pendaftaran sertifikasi.
d. Sertifikasi kompetensi di luar skema SKKNI-IG dan KKNI Bidang IG
Tahun 2017 atau SKKNI-IG Tahun 2013 tidak dapat diperhitungkan
dalam penilaian.
e. Jabatan atau kualifikasi pada Jenjang 8 pada KKNI Bidang IG tahun
2017 atau SKKNI-IG Tahun 2013 dapat mengisi jabatan atau kualifikasi
pada Jenjang 8,7, dan Jenjang 6 pada Sub Bidang Informasi Geospasial
keahlian yang sama.
f. Jabatan atau kualifikasi pada Jenjang 5 pada KKNI Bidang IG Tahun
2017 atau SKKNI-IG Tahun 2013 dapat mengisi jabatan atau kualifikasi
pada Jenjang 5,4, dan Jenjang 3 pada Sub Bidang Informasi Geospasial
keahlian yang sama.
▪ Personil yang terlibat untuk tahapan persiapan dan pelaporan yaitu
Ketua Tim, staf adminsitrasi dan koordinator pekerjaan.
▪ Pada saat pelaksanaan Pengukuran Titik Kontrol diperbolehkan menggunakan
tenaga lokal untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.
▪ Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara sequential (seri), diperkenankan
menggunakan personil yang sama pada lebih dari satu tahapan sepanjang
personil yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pada
tahapan tersebut.
Rincian tugas masing-masing unit organisasi adalah sebagai berikut:

Halaman | 9
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

1. Ketua Tim Pelaksana


a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan
b. Memberikan arahan kepada seluruh tim pelaksana terkait
pelaksanaan pekerjaan
c. Mengkoordinasikan seluruh tim pelaksana dalam pelaksanaan
pekerjaan, dibantu koordinator
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana
sekurang- kurangnya satu kali dalam satu bulan
e. Melaksanakan koordinasi dengan Tim BIG selama pelaksanaan
pekerjaan
f. Menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan, dibantu oleh para
koordinator
2. Koordinator Pengukuran GCP
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tahapan pekerjaan sesuai
bidang tugasnya.
b. Menguasai metodologi dan bisnis proses pekerjaan yang
dipersyaratkan, sesuai bidang tugasnya.
c. Memberikan arahan kepada tim pelaksana dibawah koordinasinya
terkait pelaksanaan tahapan pekerjaan yang menjadi bidang
tugasnya.
d. Mengkoordinasikan tim pelaksana sesuai bidang tugasnya.
e. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tim pelaksana
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana
sekurang- kurangnya satu kali dalam satu minggu
g. Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam melaksanakan koordinasi
teknis dengan Tim BIG selama pelaksanaan pekerjaan
h. Melaksanakan kontrol kualitas internal terhadap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh para surveyor

Halaman | 10
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

i. Melaksanakan penyiapan bahan untuk penyusunan laporan


pelaksanaan pekerjaan sesuai bidang tugasnya
j. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana
3. Surveyor Pengukuran
a. Melaksanakan pekerjaan pengukuran titik kontrol berdasarkan
petunjuk dan arahan teknis dari Koordinator
b. Menguasai teknis pelaksanaan pada tahapan pekerjaan yang
dilakukan
c. Melakukan identifikasi titik kontrol pada citra satelit
d. Melakukan pembuatan AOI titik kontrol
e. Melaksanakan pekerjaan pengolahan data titik kontrol (GCP dan ICP)
f. Mengisi personal logbook dalam setiap pelaksaan pekerjaan
g. Bertanggung jawab kepada Koordinator Pengukuran GCP
4. Asisten Surveyor Pengukuran
a. Mengisi personal logbook dalam setiap pelaksaan pekerjaan
b. M Melakukan dokumentasi pelaksanaan pengukuran
c. mengisi formulir Pengukuran
d. Membantu surveyor pengukuran dalam melaksanakan tugasnya
e. Bertanggung jawab kepada Koordinator Pengukuran GCP
5. Staf Administrasi
a. Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam hal administrasi pekerjaan
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana
Dalam 1 Tim Pengukuran terdiri dari 1 orang Surveyor dan 1 orang Asisten Surveyor
Pengukuran. Penyedia Jasa diperkenankan untuk bekerjasama (Kerja Sama
Operasional/ KSO) untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam
pelaksanaan paket pekerjaan.

Halaman | 11
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

1.11. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN

Spesifikasi teknis peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini


adalah sebagai berikut :

Tabel 4 : Spesifikasi Teknis Peralatan

Kode Peralatan Jumlah Keterangan

A.2.1 Persiapan

- Digunakan oleh (1) Koordinator


PC/Laptop Workstation 4 Pengukuran Titik Kontrol dan (3)
Surveyor Pengukuran Titik Kontro

- Digunakan oleh (1) Koordinator


GIS Perangkat lunak 1
Pengukuran Titik Kontro

Plotter A0 1
Pengukuran dan Pengolahan
A.2.2
GCP
GNSS Receiver dan - Digunakan oleh (1) Surveyor
Kelengkapannya, Dual 4 Pengukuran Base dan (3) Surveyor
Frequency Pengukuran Titik Kontro

- Digunakan oleh (1) Surveyor


Kamera Digital 4 Pengukuran Base dan (3) Surveyor
Pengukuran Titik Kontrol

- Digunakan oleh (1) Surveyor


Kompas Digita 4 Pengukuran Base dan (3) Surveyor
Pengukuran Titik Kontrol

- Digunakan oleh (1) Koordinator


Pengukuran Titik Kontrol dan (1)
Laptop/PC 5
Surveyor Pengukuran Base dan (3)
Surveyor Pengukuran Titik Kontrol

- Digunakan oleh (1) Surveyor


GPS Handheld dan
4 Pengukuran Base dan (3) Surveyor
Kelengkapannya
Pengukuran Titik Kontrol

- Digunakan oleh (1) Koordinator


GIS Perangkat lunak 1
Pengukuran Titik Kontrol

GNSS Processing Perangkat - Digunakan untuk pengolahan hasil


1
lunak pengukuran

Halaman | 12
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

1. Spesifikasi teknis peralatan

Tabel 5 : Spesifikasi Perangkat

Jumlah
No. Jenis Peralatan Spesifikasi Bobot
Peralatan

Peralatan Utama

1 Laptop/PC setara Core i7, RAM ≥ 4 GB 5 6.72%

2 PC/Laptop Workstation setara Core i7, RAM ≥ 8 GB 4 1.90%

3 GNSS Receiver dan GNSS Receiver dan


Kelengkapannya, Dual Kelengkapannya, Dual 4 62.16%
Frequency Frequency

4 dapat melakukan
pengolahan data GPS
GNSS Processing
hingga menghasilkan 1 2.75%
Perangkat lunak
koordinat dengan akurasi
sesuai persyaratan

5 dapat melakukan
pengelolaan data GIS dan
GIS Perangkat lunak dapat menghasilkan data 1 6.90%
sesuai schema data yang
dipersyaratkan

Peralatan Pendukung

1 Harddisk Eksternal 4TB 4 TB 2 1.73%

2 Plotter A0 berwarna 1 0.24%

3 GPS Handheld dan Dapat menunjukkan lokasi


Kelengkapannya pendekatan berdasarkan
4 5.38%
koordinat (untuk navigasi
menuju titik kontrol)

4 Kamera Digital Resolusi minimal 10MP 4 9.78%

5 Kompas Digital Dapat menunjukkan arah


4 2.44%
mata angin

Halaman | 13
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

2. Sanggup menyediakan perangkat sebagaimana tersebut di atas yang


dinyatakan dengan:
a) Untuk perangkat milik sendiri: bukti kepemilikan
b) Untuk perangkat sewa: surat dukungan dari penyedia perangkat
3. Penyedia Jasa menyertakan jadwal pemakaian peralatan dalam pelaksanaan
pekerjaan (sesuai dengan format yang diberikan).

BAB II

PENDEKATAN TEKNIS DAN

PROGRAM KERJA

2.1. Pendekatan Teknis

2.1.1. Pengertian GNSS

Global Positioning System (GPS) merupakan suatu konstelasi yang terdiri


tidak kurang dari 24 satelit yang meyediakan informasi koordinat posisi
yang akurat secara global. GNSS mempergunakan satelit dan komputer
untuk melakukan penghitungan posisi dimanapun di muka bumi ini. Sistem
ini dimiliki, dioperasikan dan dikontrol oleh United States Departement of
Defenses (DoD). GNSS dapat dipergunakan secaral global dimanapun dan
oleh siapapun dimuka bumi ini secara gratis.
Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan istilah singkatan dari
suatu sistem satelit navigasi yang menyediakan posisi geospasial dalam
lingkup global.
GNSS beroperasi secara penuh sejak Desember 2009. Seiring itu
GLONASS punya Russia mempunyai cakupan seluruh dunia dengan 18
satelit yang tersedia sejak Desember 2009, dan satelit GALILEO milik Eropa
juga COMPASS milik China sedang dikembangkan.

Halaman | 14
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

GLONASS (GLObal'naya NAvigatsionnaya Sputnikovaya Sistema , atau Global


Navigation Satellite System) merupakan sistem navigasi ruang angkasa milik
Russia yang bisa disamakan dengan sistem GNSS milik Rusia. Satelit
berjumlah 21 pada 3 bidang orbit datar.

2.1.2. Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GNSS

Konsep dasar penentuan posisi dengan GNSS adalah reseksi jarak, yaitu
dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GNSS yang
koordinatnya telah diketahui. Secara vektor, prinsip dasar penentuan posisi
dengan GNSS diperlihatkan pada gambar berikut

Gambar 2 : Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS (pendekatan vektor)

Pada pengamatan dengan GNSS, yang dapat diukur adalah jarak antara
pengamat dengan satelit (bukan vektornya), agar posisi pengamat dapat
ditentukan maka dilakukan pengamatan terhadap beberapa satelit sekaligus
secara simultan. Gambar berikut adalah ilustrasi prinsip dasar penentuan
posisi dengan GNSS.

Halaman | 15
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Gambar 3 : Prinsip dasar penentuan posisi dengan GNSS

Koordinat titik-titik yang dihasilkan dari suatu survai GNSS adalah posisi titik
3-D yang mengacu pada datum WGS-84 dalam sistem koordinat kartesian
(X,Y,Z) dan geodetik (L,B,H)

Gambar 4 : Sistem koordinat GNSS

Halaman | 16
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

2.1.3. Klasifikasi Receiver GNSS

Dilihat dari fungsinya, secara umum receiver GNSS dapat diklasifikasikan


secara sistematik pada gambar berikut :

Gambar 5 : Klasifikasi Receiver GNSS

Receiver GNSS untuk penentuan posisi pada dasarnya dapat dibagi atas
receiver tipe navigasi, tipe pemetaan (mapping), dan tipe geodetic. Receiver
tipe navigasi yang kadang disebut tipe genggam (handheld receiver)
umumnya digunakan untuk penentuan posisi absolute secara instan yang
tidak menuntut ketelitian tinggi. Receiver navigasi tipe sipil dapat memberikan
ketelitian posisi sekitar 5-10 m, dan tipe militer sekitar 3-5 meter. Harga
receiver tipe navigasi umumnya relative murah.

Seperti halnya receiver tipe navigasi, receiver GNSS tipe pemetaan (mapping)
juga memberikan data pseudorange (kode C/A). hanya bedanya, pada
receiver tipe pemetaan, data tersebut direkam dan dapat kemudian
dipindahkan ke computer untuk diproses lebih lanjut. Oleh sebab itu, tidak
seperti halnya receiver tipe navigasi, receiver tipe pemetaan dapat
digunakan untuk penentuan posisi secara diferensial, dan dalam hal ini
ketelitian yang dapat diperoleh adalah sekitar 1-2 meter.

Dari ketiga receiver GNSS untuk penetuan posisi, tipe geodetic adalah tipe
receiver yang relative paling canggih, paling mahal dan juga memberikan data
yang paling presisi. Oleh sebab itu, receiver tipe geodetic umumnya
digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian yang relative tinggi

Halaman | 17
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

dari orde cm sampai mm, seperti untuk pengadaan titik – titik control geodesi,
pemantauan deformasi, dan studi geodinamika. Berdasarkan pada jumlah
data yang diamati, dikenal tipe geodetic satu frekuensi dan dua frekuensi.
Tipe geodetic satu frekuensi hanya merekam data pseudorange dan fase dari
sinyal L1, sedangkan tipe dua frekuensi juga merekan data dari sinyal L2.

Gambar 6 : Macam Tipe GNSS

2.1.4. Sinyal GNSS

Satelit GNSS memancarkan sinyal-sinyal, pada prinsipnya untuk “memberi


tahu” si pengamat sinyal tersebut tentang posisi satelit yang bersangkutan
serta jaraknya dari si pengamat beserta informasi waktunya, seperti yang
diilustrasikan pada gambar berikut :

Halaman | 18
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Gambar 7: Informasi yang dikandung sinyal GNSS

Pada dasarnya sinyal GNSS cukup kompleks. Ini disebabkan sinyal GNSS
didesain untuk memenuhi beberapa objektif, untuk keperluan sipil maupun
militer seperti yang dijabarkan pada Tabel berikut :

Sinyal GNSS dapat dibagi atas 3 komponen yaitu penginformasi jarak (kode),
penginformasi posisi satelit (Navigation message), dan gelombang pembawa
(Carrier wave) ( Hasanuddin Z.Abidin, 1994).

Halaman | 19
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

2.1.5. Perencanaan Persiapan Survey GNSS

Pelaksanaan survey GNSS memerlukan perencaan dan persiapan yang


matang untuk menghindarkan terjadinya permasalahan yang terjadi di
lapangan yang biasanya berhubungan dengan manajemen survey seperti
kelengkapan jenis peralatan yang digunakan, kondisi di lapangan baik itu
untuk geometri penerimaan satelit maupun jumlah titik, lokasi titik termasuk
juga metode pengamatan, pengolahan data dan organisasi pelaksanaan.

Gambar 8 : Parameter Perencanaan Survey GNSS (Hasanuddin Z. Abidin 1994)

2.1.6. Metode Penentuan Posisi

Metode penentuan posisi dengan GNSS dapat dikelompokkan atas beberapa


metode yaitu: absolute, differential, static, rapid static, pseudo-kinematic, dan
stop and go. Prinsip dan karakteristik dari setiap metode penentuan posisi
tersebut dijelaskan berikut ini

Halaman | 20
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Gambar 9 : Metode Penentuan Posisi

Berdasarkan aplikasinya, metode-metode penentuan posisi dengan GNSS


juga dapat dibagi atas tiga kategori utama, yaitu survey geodetik, survey
mapping dan navigasi, dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 10 : Metode Penentuan Posisi dengan GNSS

2.2. Program Kerja

2.2.1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Uraian ruang lingkup pekerjaan Penyediaan Data Perapatan Titik Kontrol


untuk Orthorektifikasi wilayah Bengkulu dan sekitarnya, adalah sebagai
berikut:

Halaman | 21
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Tabel 6 : uraian tahapan pekerjaan

Bobot
No Tahapan Pekerjaan (%)
1 Persiapan 4.25
2 Pengukuran dan pengolahan GCP 87.24
3 Mobilisasi dan Demobilisasi 7.36
4 Pelaporan 1.16
Total 100%

2.2.2. Daftar Personil Pelaksanaan Pekerjaan

Daftar Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini dapat


dilihat pada lampiran :

a. Daftar Personil
b. Template jadwal alat personil
c. Daftar Riwayat Hidup Personil yang diusulkan

2.2.3. Spesifikasi Teknis Peralatan

Spesifikasi peralatan dapat dilihat pada lampiran peralatan yang diusulkan


seperti :

a. Daftar Peralatan
b. Template jadwal alat personil

2.2.4. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan Penyediaan Data Perapatan Titik Kontrol


untuk Orthorektifikasi wilayah Sumbar dan sekitarnya , digambarkan dalam
diagram alir sebagai berikut :

Halaman | 22
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Gambar 11. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan penyediaan data perapatan titik kontrol untuk


orthorektifikasi wilayah Papua dan sekitarnya, mengacu kepada spesifikasi teknis
yang diuraikan di Kerangka Acuan Kerja. Pelaksanaan teknis pekerjaan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Umum untuk Setiap Tahapan Pekerjaan
Untuk setiap tahapan berlaku hal-hal sebagai berikut:
a. Menyiapkan personil dan peralatan yang digunakan dalam setiap tahapan
pekerjaan, sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
b. Pemberi Kerja melakukan pengecekan terhadap kesesuaian Tim Pelaksana
dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan
dokumen penawaran.

Halaman | 23
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

c. Melaksanakan QC internal terhadap semua hasil tahapan pekerjaan sesuai


dengan petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh Pemberi Kerja. Hasil QC
dituangkan dalam dokumen QC internal. Dokumen QC internal merupakan
salah satu kelengkapan yang diperlukan untuk proses QC oleh Pemberi Kerja.
d. Melaksanakan perbaikan data berdasarkan hasil QC dari Pemberi Kerja.
e. Pelaksanaan tahapan pekerjaan harus mengacu kepada dokumen petunjuk
pelaksanaan kegiatan.

2. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana detail pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan teknis
dalam pelaksanaan pekerjaan. Rencana detail pelaksanaan pekerjaan
sekurang kurangnya mencakup:
1) Pendahuluan: latar belakang, maksud dan tujuan, volume pekerjaan,
hasil pekerjaan yang akan diserahkan.
2) Pelaksanaan pekerjaan, meliputi:
i. Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan diagram
alir dan penjelasan rinci pada masing-masing tahapan pelaksanaan
pekerjaan.
ii. Jadwal pelaksanaan rinci.
iii. Organisasi pelaksanaan dilengkapi dengan deskripsi kerja masing-
masing unit organisasi. Dalam hal Penyedia Jasa merupakan
konsorsium harus dilengkapi dengan deskripsi tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing perusahaan anggota konsorsium.
iv. Susunan personil pelaksana dilengkapi dengan jadwal penugasan
dan beban kerja masing-masing personil pada setiap tahapan
pekerjaan. Dalam hal Penyedia Jasa merupakan konsorsium, maka
perusahaan asal dari masing-masing personil pelaksana harus
dicantumkan.

Halaman | 24
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

v. Mekanisme kemajuan pekerjaan disajikan dalam tabel progres


pengukuran titik kontrol.
vi. Prosedur kontrol kualitas (QC) internal terhadap output dari setiap
vii. tahapan pekerjaan dilengkapi dengan formulir QC
3) Uraian sumber data yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4) Peralatan yang digunakan
5) Spesifikasi teknis pekerjaan wajib mengikuti yang tercantum dalam KAK.
b. Penyedia Jasa wajib mengikutsertakan para Koordinator dalam rapat
koordinasi teknis yang diselenggarakan oleh Pemberi Kerja untuk
menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib menandatangani pernyataan kesediaan (Non Disclosure
Agreement) untuk tidak memberikan seluruh data-data yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini maupun seluruh hasil pekerjaan kepada
pihak lain tanpa izin tertulis dari BIG
d. Identifikasi titik kontrol menggunakan data citra satelit. Kriteria obyek yang
dapat dijadikan sebagai titik kontrol adalah sebagai berikut:
i. Berdasarkan sebaran titik dari Pemberi Kerja
ii. Obyek dapat diidentifikasi secara jelas dan akurat baik pada citra dan di
lapangan
iii. Obyek harus berada pada permukaan tanah
iv. Obyek bukan merupakan bayangan
v. Obyek tidak memiliki pola yang sama
vi. Obyek merupakan permanen dan diam serta diyakini tidak akan
mengalami perubahan atau pergeseran pada saat pengukuran GNSS
vii. Bentuk obyek harus jelas dan tegas
viii. Warna obyek harus kontras dengan warna disekitarnya.
ix. Terdapat akses menuju lokasi titik kontrol
x. Bukan berada di sudut atau pojok yang tertutup atap bangunan
xi. Mempertahankan sebaran titik kontrol untuk keperluan pengolahan
orthorektifikasi.

Halaman | 25
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

e. Atribut file hasil identifikasi titik kontrol disesuaikan dengan format dari
pemberi kerja:
i. Nama file: IDENTIFIKASI__.shp
ii. Nama titik: ABC1234 untuk GCP dan IABC1234 untuk ICP
Keterangan: ABC : Tiga huruf yang menunjukkan paket pekerjaan
1234 : nomor urut titik
f. Membuat dan mencetak AOI sesuai dengan hasil identifikasi titik control
i. Penomoran AOI disesuaikan dengan ketentuan dari Pemberi Kerja
ii. Layout cetak AOI sesuai dengan yang diberikan oleh Pemberi Kerja
iii. AOI yang dicetak dan yang akan dibawa ke lapangan merupakan AOI
yang dibuat dengan menggunakan titik sebaran yang sudah
diidentifikasi dan telah disetujui oleh Pemberi Kerja
g. Menyusun rencana pengukuran di lapangan yang memuat:
i. Rincian kegiatan disertai jadwal pengukuran
ii. Metode pengukuran yang akan digunakan, termasuk metode
pengikatan ke BASE dan pemilihan JKG atau CORS yang akan
digunakan
iii. Rencana titik ikat bantu jika dibutuhkan
iv. Metode pengolahan data yang akan dilakukan
v. Menjelaskan rencana lokasi basecamp dan rute survei
vi. Pembagian kerja untuk masing-masing tim dan pembagian alatnya
h. Verifikasi alat receiver GNSS dan kelengkapannya, serta penyiapan
perlengkapan yang akan dibawa pada saat tahapan Pengukuran GCP dengan
memperhatikan hal-hal sebagai
i. Untuk peralatan GNSS Receiver dan kelengkapannya (Dual Frequency) yang
digunakan wajib dilakukan verifikasi oleh Pemberi Kerja untuk menjaga
supaya alat yang disediakan dapat digunakan di lapangan dan mendapatkan
hasil pengukuran yang sesuai dengan spesifikasi.
i. Untuk peralatan GNSS Receiver dan kelengkapannya (Dual Frequency)
yang digunakan wajib dilakukan verifikasi oleh Pemberi Kerja untuk

Halaman | 26
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

menjaga supaya alat yang disediakan dapat digunakan di lapangan


dan mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai dengan spesifikasi.
ii. Menyiapkan perlengkapan pengukuran titik kontrol seperti: formulir
pengukuran, tanda arah dan nama titik

3. Tahapan Pengukuran dan Pengolahan GCP


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan survei meliputi:
a. Mobilisisasi tim kerja:
i. Masing-masing tim dilengkapi dengan peralatan dan data yang
diperlukan selama melakukan pengukuran di lapangan
ii. Pengarahan dan pertemuan teknis bersama seluruh personil
lapangan untuk pembagian tugas
b. Melakukan koordinasi dengan instansi dan pihak terkait di lokasi
pengukuran titik control
c. Alat diletakkan pada obyek yang telah direncanakan sesuai dengan AOI
yang dibawa
d. Pengukuran titik kontrol menggunakan metode statik diferensial
dengan bentuk radial dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Pengukuran titik kontrol bersifat independen antar titik
pengamatan (baseline dibentuk dengan stasiun CORS atau pilar
JKG terdekat).
ii. Lama pengamatan tiap titik kontrol disesuaikan dengan panjang
baseline

Jarak Baseline (km) Baseline (km) Lama Pengamatan (menit)


0-30 45
30-50 60
50-75 90
75-100 120

Halaman | 27
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

iii. Bila jarak baseline >100 km maka dibuat titik ikat bantu.
Ketentuan terkait pembuatan dan pengukuran titik ikat bantu
dapat dilihat pada bagian 3f.
e. Jika terjadi Reposisi penamaan titik kontrol disesuaikan menjadi :
Nama titik: ABC1234_R untuk GCP dan IABC1234_R untuk ICP
Keterangan: ABC : Tiga huruf yang menunjukkan paket pekerjaan
234_R : nomor urut titik Reposisi
f. Pengaturan alat pada titik
BASE (titik ikat) i. Arah antena menghadap ke utara (ditandai dengan
mounting kabel antena mengarah ke utara dengan
bantuan kompas)
ii. Elevation mask diset 10o
iii. Interval perekaman data per ≤15 detik
Titik Ikat Bantu i. Arah antena menghadap ke utara (ditandai dengan
mounting kabel antena mengarah ke utara dengan
bantuan kompas)
ii. Elevation mask diset 10 o
iii. Interval perekaman data per ≤ 30 detik
iv. Diukur selama 12 jam
ROVER (titik kontrol) i. GNSS Receiver terikat dengan BASE.
ii. GNSS Receiver terikat dengan BASE.
iii. Elevation mask diset 10 o

iv. Interval perekaman data per ≤ 15 detik.

g. Dalam pembuatan dan pengukuran untuk titik ikat bantu, memperhatikan


hal-hal sebagai berikut:
i. Kriteria umum lokasi titik ikat bantu :
a) punya ruang pandang langit yang bebas ke segala arah di atas
elevasi 15 o
b) jauh dari objek-objek reflektif yang mudah memantulkan
sinyal GPS, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya
multipath

Halaman | 28
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

c) jauh dari objek-objek yang dapat menimbulkan interferensi


elektris terhadap penerimaan sinyal GPS,
d) kondisi dan struktur tanahnya stabil,
e) mudah dicapai (lebih baik dengan kendaraan bermotor)
f) sebaiknya ditempatkan di tanah milik negara,
g) ditempatkan pada lokasi dimana monumen/pilar tidak mudah
terganggu atau rusak, baik akibat gangguan manusia,
binatang, ataupun alam
h) penempatan titik pada suatu lokasi juga harus memperhatikan
rencana penggunaan lokasi yang bersangkutan di masa
depan, dan
i) titik-titik harus dapat diikatkan minimal ke satu titik yang telah
diketahui koordinatnya, untuk keperluan perhitungan,
pendefinisian datum, serta penjagaan konsistensi dan
homogenitas dari datum dan ketelitian titik-titik dalam jaringan
ii. Pengukuran Titik Ikat Bantu diikatkan ke stasiun Jaring Kontrol
Geodesi milik BIG selama minimal 12 jam
iii. Ketelitian Horizontal masing-masing titik ≤ 0,05 meter
iv. Ketelitian Vertikal masing-masing titik ≤ 0,10 meter
v. Disajikan per titik dan rekap keseluruhan titik dalam sistem
koordinat geografis dan UTM
vi. Koordinat pendekatan yang dicatat pada formulir pengukuran
pengamatan adalah koordinat di akhir pengukuran
h. File hasil pengamatan memperhatikan hal- hal sebagai
i. Nama file raw: .xx, dimana xx adalah jenis file ekstensi sesuai
dengan alat masing-masing yang digunakan
ii. Satu titik dalam satu DOY (Day Of Year) memiliki 1 RINEX
iii. Header RINEX berisikan informasi yang sesuai dengan formulir
pengukuran (logsheet) (tipe dan SN (serial number) receiver, tipe
dan SN antena, tinggi alat)

Halaman | 29
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

iv. Penamaan file RINEX untuk titik control (GCP dan ICP): G1234DOY
Keterangan: G atau I : GCP atau ICP
1234 : nomor titik
DOY : DOY hari pengukuran

i. Dokumentasi pelaksanaan pengukuran titik kontrol:


i. Mengisi dan melengkapi formulir pengukuran pengamatan pada
titik kontrol. Formulir pengukuran pengamatan yang telah lengkap
diisi discan dan diberi nama sesuai dengan nama titik control
ii. Melakukan dokumentasi obyek yang menunjukan empat arah mata
angin, disimpan dalam folder sesuai dengan nama titik kontrol.
Dokumentasi obyek pada saat alat sedang didirikan diperlukan
untuk keperluan rekonstruksi obyek pada saat pengolahan
orthorektifikasi. Arah utara menggunakan acuan arah utara obyek
pada citra
iii. Foto obyek jauh yang menunjukkan arah utara dengan jarak ±
15m dari obyek (yang dapat menggambarkan kenampakan obyek
dan sekitarnya untuk keperluan identifikasi pada saat proses
pengolahan orthorektifikasi)
iv. Data pengamatan titik kontrol disimpan dalam format RAW sesuai
dengan peralatan yang digunakan lalu dikonversi ke dalam format
RINEX
v. Rekap hasil pengukuran per hari untuk setiap tim beserta
kelengkapan file pendukungnya.
vi. Untuk efisiensi pelaksanaan pekerjaan, pelaksana melakukan
kompilasi hasil pengukuran (data perekaman GNSS dan
dokumentasinya), rekap, evaluasi dan QC internal harian untuk
memastikan bahwa titik yang diukur setiap harinya telah sesuai
dengan spesifikasi.

Halaman | 30
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

j. Pelaksana pekerjaan wajib menyampaikan kepada Tim BIG bila terdapat


titik kontrol yang tidak dapat diukur sesuai rencana (reposisi) karena
ternyata tidak dapat diakses atau karena adanya perubahan kondisi
lapangan, dan faktorfaktor lainnya. Reposisi tetap harus memperhatikan
ketentuan pada bagian 2d.
k. Untuk titik reposisi, pelaksana membuat AOI reposisi sesuai dengan
ketentuan pada bagian 2f yang menunjukkan posisi reposisi.
l. Pengolahan data hasil pengamatan dengan metode statik differensial
dilakukan dengan perangkat lunak pengolah data GNSS berlisensi atau
open source untuk mendapatkan nilai koordinat horizontal dan vertikal titik
GCP/ICP. Maksimum nilai ketelitian koordinat horizontal dan vertikal titik
kontrol (GCP dan ICP) adalah 15 cm dan 30 cm.
m. Data hasil pengolahan titik kontrol (report) disajikan dalam sistem
koordinat geografis dan UTM per titik, serta dalam rekap keseluruhan titik
n. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas (QC) dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa
maupun oleh Pemberi Kerja. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk
menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol
kualitas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal
terhadap hasil pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang
dilakukan oleh operator sesuai dengan petunjuk teknis QC yang
ditetapkan. QC internal dilakukan oleh Koordinator terhadap hasil
pekerjaan Operator yang berada di bawahnya.
- Hasil QC dituangkan dalam suatu dokumen QC sesuai dengan
petunjuk teknis QC yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Koordinator
bertanggung jawab terhadap kualitas data yang dikerjakan oleh
Operator dan berhak untuk memerintahkan Operator untuk
mengulangi atau memperbaiki kesalahan apabila data yang dihasilkan
belum memenuhi kualitas yang ditetapkan.

Halaman | 31
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

- Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa


menunggu seluruh hasil pada satu tahapan pekerjaan sesuai dengan
petunjuk teknis QC.
- Pemberi Kerja hanya akan melakukan kontrol kualitas terhadap hasil
pekerjaan yang sudah lolos QC internal dan dilengkapi dengan
dokumen QC.
- Hasil QC yang dilakukan oleh Pemberi Kerja akan dituangkan dalam
dokumen QC berikut catatan untuk perbaikan
o. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara
internal oleh tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh Pemberi
Kerja.
a. Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara
internal dan berkala selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
✓ Ketua Tim (Team Leader) melaksanakan monitoring dan evaluasi
internal terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya
selama satu kali setiap bulan.
✓ Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu
kali setiap minggu
✓ Pemberi Kerja akan melaksanakan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu
kali dalam satu bulan. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang
diselenggarakan oleh Pemberi Kerja wajib dihadiri oleh Ketua Tim
dan para Koordinator.
✓ Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara
internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Pemberi Kerja harus
dicatat dalam notulensi

Halaman | 32
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

✓ Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus


didokumentasikan dengan baik. Pemberi Kerja sewaktu-waktu
dapat meminta seluruh notulensi untuk dilakukan pemeriksaan
✓ Pemberi Kerja dapat memberikan teguran apabila Penyedia Jasa
lalai dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait
pelaksanaan pekerjaan.
b. Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
✓ Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
✓ Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan
✓ Solusi bagi setiap kendala yang timbul.
✓ Rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya
✓ Strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi
keterlambatan dari jadwal pelaksanaan yang ditetapkan.
c. Setiap Operator wajib melakukan pencatatan dalam suatu personal
logbook terkait aktivitas sehari-hari dalam pelaksanaan pekerjaan.
personal logbook mencakup beberapa hal, antara lain:
✓ Waktu mulai kerja, istirahat, waktu selesai kerja (harian).
✓ Pekerjaan yang dilaksanakan dan pencapaian hasil kerja perhari.
✓ Permasalahan yang dijumpai dan solusi yang dilakukan
d. Catatan dalam personal logbook dari setiap Operator berfungsi
sebagai laporan harian. Personal logbook dari setiap Operator harus
direkapitulasi oleh Koordinator sebagai bahan masukan dalam
monitoring dan evaluasi serta untuk penyusunan laporan tahapan
pekerjaan. Sewaktu-waktu, Pemberi Kerja dapat meminta logbook
dari masing-masing operator pelaksana untuk keperluan pemeriksaan.

4. Pelaporan
Ketentuan pelaporan kemajuan pekerjaan adalah sebagai berikut:
- Laporan kemajuan berisi:

Halaman | 33
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

▪ Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sampai akhir tahapan


berjalan.
▪ Kendala yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan.
▪ Rencana pelaksanaan pekerjaan pada tahapan berikutnya.
- Laporan diserahkan pada setiap akhir tahapan
- Laporan cetak dan digital diserahkan pada saat tahapan pekerjaan selesai.
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan ini adalah
Laporan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
a. Laporan tahapan persiapan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
i. Tanda serah terima data dasar dari pemberi kerja
ii. Penjelasan terkait kegiatan yang dilakukan pada saat persiapan
b. Laporan Tahapan pengukuran dan pengolahan GCP
c. Laporan akhir
i. Laporan akhir merupakan hasil kompilasi pekerjaan berisi laporan
lengkap pelaksanaan seluruh tahapan pekerjaan
ii. Data-data hasil pekerjaan dalam format digital yang disimpan di
dalam Hard disk dan dilengkapi dengan checklist daftar data yang
tersimpan yang disesuaikan dengan struktur folder Hard disk.

BAB III

DATA ORGANISASI PERUSAHAAN

DAN PELAKSANA PEKERJAAN

3.1. ORGANISASI PERUSAHAAN

USHAKI JAYA KONSULTAN merupakan perusahaan swasta yang bersatus


hukum Perseroan Terbatas (PT) dan secara resmi didirikan di Bandung pada
tanggal 7 Oktober 1985 dengan Akte Notaris Wiratni Ahmadi, SH dan

Halaman | 34
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

berubah namanya menjadi PT. USHAKINDO JAYA KONSULTAN dengan Akte


Perubahan No. 1, tanggal 1 Mei 1986, Pengesahan Menteri Kehakiman : C2-
2445.HT.01.01.TH.87 tanggal 23 Maret 1987, Pendaftaran di Pengadilan
Negeri Bandung: No. 331, Tanggal 12 Mei 1987. Kemudian mengalami
perubahan baik mengenai pemegang saham maupun struktur kepengurusan
dengan Akte Notaris Wiratni Ahmadi, SH No. 94, Tanggal 19 Desember 1986
dan terakhir dengan Akte Perubahan No. 254 tanggal 29 Agustus 1990, dan
terakhir sekali telah dikeluarkan Akte Notaris Hj. Tetty Sutiati Hidayat, SH. No.
14 tanggal 23 April 2009 mengenai Perseroan Terbatas, dan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
47247.AH.01.02. Tahun 2010 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan.

PT. USHAKINDO JAYA KONSULTAN berdiri diawali dengan dukungan


seperangkat bekal disiplin ilmu dan pengetahuan personil yang profesional
dibidangnya serta didukung oleh peralatan dan tenaga pelaksana yang
handal, khususnya untuk bidang Konsultan Konstruksi meliputi Pekerjaan
Bidang Jasa Sipil meliputi Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan
Teknik Sipil Keairan dan Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring
Pekerjaan Sipil Transportasi; Bidang Tata Lingkungan meliputi Jasa
Konsultansi Lingkungan dan Perencanaan Urban; Bidang Jasa Survey meliputi
Jasa Survey Permukaan dan Jasa Pembuatan Peta; serta Konsultan Non
Konstruksi meliputi Pekerjaan Bidang Transportasi meliputi Pengembangan
Sarana Transportasi dan Sub bidang Transportasi Lainnya; Bidang Jasa Studi
meliputi Studi Makro, Studi Kelayakan & Studi Mikro Lainnya, Jasa Penelitian;
Bidang Jasa Khusus meliputi Jasa Teknologi dan Sistem Informasi; Bidang
Pengembangan Pertanian dan Pedesaan meliputi Pembibitan, Kehutanan,
Tanaman Keras, Tanaman Pangan dan Produk Tanaman Lain, Konservasi dan
Penghijauan, Bidang Telematika meliputi Telekomunikasi Satelit, Perangkat
Keras, Aplikasi/Perangkat Lunak; Bidang Jasa Survey meliputi Survey
Teristris; Penginderaan Jauh/Fotogrametri; Survey Hidrografi/ Batimetri;

Halaman | 35
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Sistem Informasi Geografi; Survey Registrasi Kepemilikan Tanah/Kadastral.


Cita-cita dan motivasi usaha kami adalah memberikan pelayanan keahlian
sebaik-baiknya dengan memanfaatkan sumber daya manusia sebagai partner
kerja yang bertanggung jawab atas seluruh kepercayaan yang diberikan.

PT. USHAKINDO JAYA KONSULTAN adalah perusahaan swasta umum yang


dimiliki oleh warganegara Indonesia termasuk pimpinan perusahaan.
Susunan kepengurusan utama adalah :
Komisari Utama : Inne Rusniati
Direktur : Ir. Djumawan Idik W., MT
Manajer Keuangan : Diah Palupiningsih SE

Struktur Organisasi Perusahaan dapat terlihat seperti dibawah ini:

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR PENASEHAT AHLI

DIR. PEMASARAN DIR. TEKNIK DIR. KEUANGAN DIR. UMUM

SEKRETARIAT
STAF PEMASARAN STAF AHLI STAF KEUANGAN
DAN BIRO

STAF ADMINISTRASI

DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI

PERENCANAAN MANAJEMEN KONS MANAJEMEN UMUM STUDI

Halaman | 36

STAF TEKNIS STAF TEKNIS STAF TEKNIS STAF TEKNIS


DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

Gambar 21 : Bagan Organisasi PT Ushakindo Jaya Konsultan

3.2. RINCIAN TUGAS PELAKSANA PEKERJAAN

Rincian tugas masing-masing unit organisasi pelaksanaan kegiatan adalah


sebagai berikut :
1. Ketua Tim
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.
b. Memberikan arahan kepada seluruh tim pelaksana terkait pelaksanaan
pekerjaan.
c. Menkoordinasikan seluruh tim pelaksana dalam pelaksanaan pekerjaan,
dibantu oleh para koordinator.
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu bulan.
e. Melaksanakan kordinasi dengan Tim Supervisi BIG selama pelaksanaan
pekerjaan.
f. Menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan dibantu oleh para koordinator.
2. Koordinator Pengukuran GPS
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tahapan pekerjaan sesuai
bidang tugasnya.
b. Memberikan arahan kepada tim pelaksana dibawah
koordinasinya terkait pelaksanaan tahapan pekerjaan yang menjadi
bidang tugasnya.
c. Mengoordinasikan Tim Pelaksana sesuai bidang tugasnya.
d. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tim pelaksana.
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana sekurang -
kurangnya satu kali dalam satu minggu.

Halaman | 37
DOKUMEN USULAN TEKNIS PEKERJAAN PENYEDIAAN DATA PERAPATAN TITIK KONTROL UNTUK
ORTHOREKTIFIKASI WILAYAH SUMBAR DAN SEKITARNYA

f. Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam melaksanakan koordinasi teknis


dengan Tim BIG selama pelaksanaan pekerjaan.
g. Melaksanakan kontrol kualitas internal terhadap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan oleh surveyor
h. Melaksanakan penyiapan bahan untuk penyusunan laporan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya.
i. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana.
3. Surveyor Pengukuran
a. Melaksanakan pekerjaan pengukuran titik kontrol berdasarkan petunjuk dan
arahan teknis dari koordinator.
b. Menguasai teknis pelaksanaan pada tahapan pekerjaan yang dilakukan
c. Melakukan identifikasi titik kontrol padacitra satelit.
d. Melakukan pembuatan AOI titik kontrol
e. Melaksanakan pekerjaan pengolahan data titik kontrol (GCP dan ICP)
f. Mengisi personal logbook dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
g. Bertanggung jawab kepada Koordinator Pengukuran GCP.
4. Asisten Surveyor Pengukuran
a. Mengisi personal logbook dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
b. Mengisi formulir logsheet
c. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pengukuran
d. Membantu surveyor pengukuran dalam melaksanakan tugasnya
e. Bertanggung jawab kepada Koordinator Pengukuran GCP
5. Staf Administrasi
a. Membantu Ketua Tim dalam pelaksanaan administrasi pekerjaan.
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana.
6. Tenaga Lokal (opsional)
a. Membantu pelaksanaan pemasangan titik ikat bantu
b. Bertanggung jawab kepada Koordinator Pengukuran GCP

Halaman | 38

Anda mungkin juga menyukai