Anda di halaman 1dari 164

GAMBARAN UMUM WALET

Taksonomi
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Subfillum :
Vertebrata Kelas :
Aves
Ordo : Apodiformes
Familia : Apodidae
Genus : Collocalia

Karakteristik
Burung walet merupakan burung yang
hidup di daerah yang beriklim tropis lembab
dan merupakan burung pemakan serangga
yang suka tinggal di dalam gua-gua dan
rumah-rumah yang cukup lembab, remang-
remang dan sampai gelap dan menggunakan
langit-langitnya untuk membangun sarang
dan berkembang biak.
Walet merupakan burung pemangsa
Dunia Walet 1
serangga yang bersifat aerial dan suka
meluncur.

Dunia Walet 2
Sayapnya yang berbentuk sabit, sempit, dan
runcing mendukung burung ini untuk terbang
lebih cepat. Namun, walet termasuk burung
yang tidak pernah hinggap di pohon. Kakinya
yang pendek dan lemah menyebabkan
burung ini tidak dapat bertengger di dahan
atau batang pohon. Hidupnya lebih banyak
dihabiskan di dalam gua-gua atau rumah-
rumah yang lembap, remang-remang,
sampai gelap.
Walet hanya keluar saat mencari makan
dan tidak pernah menetap di tempat terbuka.
Karenanya, burung ini juga sering mendapat
julukan swifts atau burung layang-layang.
Jika sedang istirahat, walet akan bergantung
di sarang dengan cara mencengkramkan
kuku kakinya yang tajam ke sarangnya.
Namun, jika sampai jatuh ke tanah atau
lantai, walet tidak dapat mengentakkan
kakinya sebagai tumpuan sehingga lama-
kelamaan burung ini mati kehabisan tenaga
karena terus berusaha untuk terbang.
Dunia Walet 3
Beberapa sifat dari burung walet yang
patut dikenali:
1. Hidup berkoloni
2. Home behaviour
3. Hidup di daerah tropis
4. Sensitif terhadap kondisi lingkungan
5. Liar
6. Menyukai tempat yang sejuk dan lembab
7. Membuat sarang secara kontinyu

Tingkah Laku
Perkembangbiakkan
Walet berkembang biak sepanjang tahun.
Musim berbiak ditandai dengan banyaknya
kawanan walet yang saling berkejaran dan
mengeluarkan nyanyian untuk menarik hati
lawan jenisnya. Namun walet memilih musim
kawin dan berkembang biak menjelang
musim hujan. Hal ini disebabkan populasi
serangga sebagai sumber makanan walet
sangat melimpah pada musim ini.
Kebanyakan walet berkembang
Dunia Walet 4
biak dua kali dalam setahun, yakni pada
musim kemarau dan musim hujan.
Proses perkawinan biasanya
berlangsung pada malam hari ketika walet
telah kembali ke dalam gua atau rumah
burung walet. Namun, ada kalanya walet
melakukan perkawinan di udara. Setelah 5-8
hari masa perkawinan, walet betina akan
bertelur. Dalam satu kali masa bertelur, walet
mampu menghasilkan dua butir telur. Interval
keluarnya telur pertama dan kedua
berselang 2-3 hari. Selanjutnya, telur- telur
ini akan dierami selama 1 5-1 7 hari. Setelah
menetas, anak walet akan diasuh induknya
sekitar 40 hari hingga siap terbang.
Selanjutnya, anak walet mencari serangga
makanannya bersama-sama dengan induk
dan koloninya.

Dunia Walet 5
Ekolokasi
Seperti halnya kelelawar, walet juga
mampu melakukan ekolokasi, yakni
kemampuan mengeluarkan suara
berfrekuensi tertentu secara terputus- putus
dan kemudian menangkap, kembali pantulan
suara tersebut untuk menentukan jarak dan
letak sebuah benda yang memantulkannya.
Kemampuan ini memungkinkan walet untuk
terbang di tempat yang gelap. Namun,
ekolokasi yang dimiliki walet berbeda
dengan ekolokasi yang dimiliki kelelawar.
Ekolokasi pada walet biasanya disertai
dengan suara "lengkingan" yang mampu
didengar oleh telinga manusia, sedangkan
kelelawar hanya mengeluarkan suara
infrasonic berfrekuensi rendah yang tidak
mampu didengar manusia.
Suara lengkingan pada walet dihasilkan
oleh organ yang terletak di belakang
tenggorokan yang disebut cyrinx. Selain
untuk mendeteksi keberadaan benda dan
Dunia Walet 6
untuk menemukan

Dunia Walet 7
sarang, ekolokasi pada walet juga digunakan
untuk berkomunikasi dan memberikan
peringatan kepada walet lain agar tidak
mendekati sarangnya. Namun, tidak semua
jenis walet memiliki kemampuan ini.
Beberapa spesies yang memiliki kemampuan
ekolokasi adalah walet sarang putih
(A.fuciphagus),walet sarang hitam (A.
maximus),dan walet papua (A. Papuensis).

Cara Makan

Walet adalah burung pemakan serangga.


Walet akan tinggal di daerah yang memiliki
perairan dan padang rumput karena terdapat
banyak serangga sebagai makanan utama.
Dalam berburu makanan, walet selalu
berkelompok. Makanan walet terdiri dari
serangga-serangga yang biasa menjadi hama
bagi tanaman yang dibudidayakan.
Serangga- serangga makanan walet antara
lain jenis-jenis

Dunia Walet 8
wereng, kumbang, belalang kecil, laron,
semut bersayap, hama putih padi, penghisap
batang padi, dan sundlep. Secara tak
langsung walet merupakan musuh biologi
hama tanaman tadi sehingga dapat
mengurangi kerugian usaha budidaya
tanaman. Dengan demikian walet berjasa
bagi usaha pertanian di sekitarnya.

Walet menangkap berbagai serangga di


udara dengan paruhnya yang lebar, tetapi
walet juga memakan serangga langsung dari
tanah. Walet akan terbang beberapa mil
untuk mencari makan. Walet minum sambil
terbang.

Habitat Walet

Burung walet mula-mula membuat sarangnya


di atap gua, sehingga untuk mengambil
sarang burung walet sangatlah sulit dan
berbahaya. Untuk mengambil sarang burung
walet di gua orang-orang harus naik
Dunia Walet 9
tangga bambu yang

Dunia Walet 1
0
sangat tinggi dan kurang stabil (Hadi
Iswanto, 2002). Di samping itu, sarang
burung walet yang dari gua adalah sumber
daya jadi siapapun bisa menghasilkan. Tetapi
dengan budidaya sarang burung walet di
dalam gedung tersebut bisa menghasilkan
semua sarangnya dengan sendirinya (A.L.
Rahman dan M.T. Nixon, 2007)

Menurut William (2011) sarang walet


dihasilkan oleh liur burung walet yang
memiliki habitat dan tempat hidup asli di gua
dalam hutan dan gua- gua yang berada
dipinggir-pinggir laut. Sarang walet dihasilkan
juga oleh burung walet yang sering
menempati rumah-rumah tua dan bertempat
tinggal di bawah jembatan. Sarang walet gua
dalam satu tahun bisa dipanen hingga tiga
kali jenis-jenis burung walet dialam antara
lain: Collocaliamarginata, Collocalia
esculenta, Collocalia brevirostis, Collocalia
vanikorensis, Collocalia fuciphaga, Collocalia

Dunia Walet 1
1
troglodytes, Collocaliamaxima dan lain-lain.
Sarang burung

Dunia Walet 1
2
walet yang paling sering diperdagangkan
adalah Collocalia fuciphaga (dibudidayakan
sebagai burung walet), Collocalia esculenta
(dibudidayakan sebagai burung seriti),
Collocalia maxima (walet gua hitam).

Ada beberapa faktor yang sangat penting


untuk budidaya sarang burung walet, yaitu:
lokasi, iklim, kondisi lingkungan, bentuk
bangunan, faktor makanan serta teknik
memancing walet. Semua faktor ini sangat
penting untuk keberhasilan budidaya sarang
burung walet. Di samping itu, gedung burung
walet harus seperti gua liar karena itulah
habitat asli burung walet.

Menurut Arif Budiman., dkk (2008)


menyebutkan bahwa habitat walet biasa
ditemukan pada tempat:

1). Dataran rendah dengan ketinggian


maksimum 1000 m dpl. Pada umumnya,
walet tidak mau menempati rumah

Dunia Walet 1
3
atau

Dunia Walet 1
4
gedung di atas ketinggian 1000 m dpl.
Tempat yang paling ideal adalah dataran
rendah dengan ketinggian di bawah 1000
dpl dengan suhu rata-rata 26C.

2). Daerah yang jauh dari jangkauan


pengaruh kemajuan teknologi
danperkembangan masyarakat. Pada
umumnya, perkembangan tersebut dapat
berdampak bagi kehidupan sriti maupun
walet, misalnya kebisingan suara mesin,
suara mesin, suara mobil, dan alat-alat
pabrik, serta pemakaian insektisida dan
sampah beracun dari pabrik yang banyak
mematikan serangga, oleh karena itu
daerah yang relatif murni dan alami
paling tepat untuk tempat tinggal walet.

3). Daerah yang jauh dari gangguan burung-


burung buas pemakan daging karena
burung tersebut sering membunuh
burung-burung yang masih lemah
sebagai makanannya.
Dunia Walet 10
Jenis burung buas antara lain burung
elang, alap-alap, dan burung rajawali.

4). Persawahan, padang rumput, hutan-hutan


terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa
merupakan daerah yang paling tepat
untuk berburu makanan bagi walet.

5). Suatu lokasi yang di sekitarnya banyak


sriti. Hal itu menandakan bahwa daerah
itu cocok dipakai untuk mengembangkan
walet.

6). Suatu lokasi yang di sekitanya terdapat


bangunan rumah sriti dan gedung. Lokasi
tersebut merupakan sentra sriti atau
sentra walet. Hal itu menandakan daerah
tesebut cocok untuk mengembangkan
kedua jenis burung tersebut.

Keadaan Bangunan

Agar burung walet kerasan


bertempat tinggal di dalam

Dunia Walet 1
1
gedung yang telah di bangun

Dunia Walet 1
2
sebagai sarang walet maka kondisi udara di
dalam rumah walet tersebut harus memenuhi
kebutuhan burung walet yang di namakan
habitat mikro walet yang meliputi
ketenangan, suhu, kelembaban dan
penerangan yang mirip dengan gua-gua
alami (William, 2011). Ketenangan, dengan
kekerasan relatif suara maksimum 20 dB.
Suhu gua alami berkisar antara 24-26 C dan
kelembaban 80-95 %. Pengaturan kondisi
suhu dan kelembaban dilakukan dengan:

a) Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm.


b) Membuat saluran-saluran air atau kolam
dalam gedung.
c) Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk L
yang berjaraknya 5 m satu lubang,
berdiameter 4 cm.
d) Menutup rapat pintu, jendela dan lubang
yang tidak terpakai

Dunia Walet 1
3
e) Pada lubang keluar masuk diberi penangkal
sinar yang berbentuk corong dari goni atau
kain berwarna hitam sehingga keadaan
dalam gedung akan lebih gelap karena
suasana gelap lebih disenangi walet.

Umumnya, rumah walet seperti bangunan


gedung besar, luasnya bervariasidari 10x15
m2 sampai 10x20 m2. Makin tinggi
wuwungan (bubungan) dan semakin besar
jarak antara wuwungan dan plafon, makin
baik rumah walet dan lebih disukai burung
walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh
pepohonan tinggi.

Tembok gedung dibuat dari dinding


berplester sedangkan bagian luar dari
campuran semen. Bagian dalam tembok
sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur
dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang
sangat baik untuk mengendalikan suhu dan
kelembaban udara. Untuk mengurangi bau
semen dapat disirami air setiap hari.
Dunia Walet 1
4
Kerangka atap dan sekat tempat

Dunia Walet 1
5
melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-
kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet,
tidak mudah dimakan rengat, atapnya
terbuat dari genting.

Gedung walet perlu dilengkapi dengan


roving room sebagai tempat berputar-putar
dan resting room sebagai tempat untuk
beristirahat dan bersarang. Lubang tempat
keluar masuk burung berukuran 20x20 atau
20x35 cm2 dibuat di bagian atas. Jumlah
lubang tergantung pada kebutuhan dan
kondisi gedung. Letaknya lubang jangan
menghadap ke timur dan dinding lubang
dicat hitam (William, 2011).

Reproduksi Walet

Musim kawin burung walet terjadi disaat


musim hujan tiba dikarenakan ketersediaan
pakan walet yaitu serangga sangat banyak
dan berlimpah sehingga anak burung walet
akan terjamin kelangsungan hidupnya.

Dunia Walet 1
6
Walaupun

Dunia Walet 1
7
koloni burung walet tinggal di rumah burung
walet tetapi burung walet tidak akan
melangsungkan perkawinan dengan
saudaranya sendiri, karena kalau hal tersebut
terjadi maka kualitas anakan tidak bagus
bahkan terjadi cacat. Dengan demikian maka
burung walet akan mencari pasangannya
dari rumah burung walet yang lain atau yang
tidak satu turunan dengannya.

Perkawinan di udara

Pada saat masa perkawinan tiba burung


walet biasa melakukan perkawinan di atas
udara. Salah satu dari sepasang burung ini
terbang di depan lawan jenisnya dan tiba-tiba
menahan sayapnya membentuk sudut besar
horizontal atau bahkan vertical. Burung ini
akan meluncur turun ke depan sedangkan
burung yang dibelakang mengejarnya.
Kemudian sepasang burung ini akan terbang
normal dengan posisi terbang pejantan
di atas dan
Dunia Walet 1
8
betina terbang agak dibawah. Kemudian
burung jantan langsung hinggap di punggung
burung walet betina tersebut dan sepasang
burung ini pun terbang meluncur turun
dengan sudut kecil. Burung betina
merentangkan sayapnya secara horizontal
dan burung jantan merentangkan sayapnya
secara vertical membentuk sudut. Sepasang
burung ini akan membentangkan sayap dan
ekornya selama terjadi perkawianan. Jika
ketinggian terbang rendah salah satu burung
ini akan sedikit mengepakan sayapnya
setelah beberapa detik mereka kembali
berpisah.

Perkawinan di sarang

Perkawinan di sarang dilakukan pada


malam hari. Sang betina memanggil burung
walet jantan dengan suara cicitannya,
setelah mendengar suara walet betina yang
berahi, burung walet jantan akan menuju ke
tempat burung walet betina dan hinggap di
Dunia Walet 1
9
punggung betina. Pasangan burung walet
ini kemudian

Dunia Walet 2
0
merenggangkan sayapnya dan terjadilah
perkawinan. Proses perkawinan di sarang ini
akan berlangsung beberapa kali dalam
semalam.

Dunia Walet 2
1
PAKAN
WALET

A. Serangga Terbang Makanan Walet


1. Makanan walet/seriti dan seriti kembang
Pada dasarnya, makanan walet, seriti, dan
seriti kembang adalah sama, yaitu
serangga terbang, sebagai berikut:
a. Semua jenis lalat seperti
lalat buah/sehari/rumah dan lalat haji;
b. Lebah (bee) dan tawon (wasp);
c. Ssemua jenis belalang bersayap;
d. Rayap/anai-anai dan laron;
e. Kepik/beluk/lembing/walang sangit;
f. Capung/sibar;
g. Semua jenis kumbang bersayap;
h. Semut api/rangrang/merah
i. Kutu busuk dan gaplek, menir (ampas
beras), dan jerami yang disiram air.

Dunia Walet 2
2
2. Sumber-sumber serangga
makanan walet/seriti.
a. Serangga tumbuh-tumbuhan tertentu,
seperti Iamtoro mini, pisang, mangga,
dan jambu.
1) Lamtoro sebagai tanaman
pendukung, selain membuat teduh,
mampu menyediakan serangga
pakan walet.
2) Penanaman lamtoro mini sebagai
penghasil serangga terbang pakan
walet.
3) Lingkungan rumah banyak
pepohonan merupakan gudang
makanan tambahan seriti/walet.
b. Serangga organik (pupuk urea yang
dibasahi air)
c. Serangga nonorganik (gaplek, jerami
padi, bekatul, dedak, menir,
tape/peuyeum, dan lain-lain)
1) Mengundang serangga dalam
gedung dilakukan dengan
Dunia Walet 2
3
menimbun gaplek,

Dunia Walet 2
4
bekatul, jagung, dan gabah, agar
muncul serangga kecil beterbangan
untuk makanan walet.
2) Tumpukan jerami padi dapat
mendatangkan kutu sebagai pakan
walet setelah disiram air dan
ditumpuk di luar dan di dalam
gedung walet.
d. Serangga kotoran binatang (kotoran
ayam/kambing/sapi/kerbau, dan lain-
lain)
e. Serangga pasar tradisional (serangga
kulit nangka, pisang, nanas, dan lain-
lain)
f. Penumpukan buah busuk atau batang
pisang yang dibiarkan membusuk, akan
mendatangkan serangga terbang yang
dapat digunakan sebagai makanan
walet.
g. Menimbun kayu, kegiatan ini akan
menghasilkan banyak serangga
sehingga bisa digunakan untuk
Dunia Walet 20
memancing seriti/walet.

Dunia Walet 20
3. Foraging flight
Adalah perilaku burung walet/seriti yang
sedang menyambar serangga sembari
terbang.

B. Budidaya Semut Rangrang/Kroto


1. Semut api dapat dibudidayakan
dengan menanam pohon, seperti mangga
dan jambu.
2. Semut api ini pun dapat menghasilkan
kroto yang merupakan makanan piyik
walet.
3. Semut api dapat pula dibeli di toko pakan
ternak.

C. Extra Fooding (Makanan Tambahan)

Extra fooding adalah makanan tambahan


yang dapat menimbulkan serangga. Contoh:
gaplek dan bekatul,

Pada dasarnya, walet mencari makan


sendiri dengan jalan keluar sarang pada pagi
Dunia Walet 2
1
hari dan

Dunia Walet 2
2
kembali pada sore hari, yaitu mencari
serangga terbang bersayap.

Pada musim kemarau ketika persediaan


pakan (serangga terbang) tidak begitu
melimpah, diperlukan makanan tambahan
(extra fooding) didalam dan diluar
gedung/rumah walet. Extra foodig ini dapat
juga berfungsi sebagai pemikat/penarik walet
untuk masuk ke dalam rumah walet yang
telah dibangun. Extra fooding ini
berpengaruh pula pada sarang yang
dihasilkan oleh walet.

1) Usaha-usaha menyediakan
makanan tambahan bagi walet
a. Secara langsung
(1) Membuat Miniatur Daerah
Kawasan Perburuan burung
walet/seriti, yakni suatu kawasan
yang dijadikan tiruan sesual dengan
habitat walet/seriti. Misalnya, ada
tiruan padang rumput, sawah,

Dunia Walet 2
3
perairan, hutan

Dunia Walet 2
4
terbuka/ladang, dan perkebunan /
hutan dengan tetap tidak
mengganggu iingkungan, seperti
kemungkinan berbau, menimbulkan
penyakit, dan pelestarian alam.
(2) Kesimpuiannya adalah: taman
miniatur daerah/kawasan perburuan
tersebut dapat berupa:
lapangan/padang rumput;
tanaman bunga-bungaan;
tanaman sayur-sayuran;
pepohonan, seperti pohon pinus,
lamtoro (petai cina), belimbing,
mangga, pepaya,jambu, pisang,
dan cemara; (lihat gambar di hlm.
67);
tempat pelapukan bahan organik
yang berproses cepat membusuk
seperti tumpukan kayu;
tempat pembuangan sampah;

Dunia Walet 2
5
penampungan kotoran ternak
(ayam, kambing, kerbau, sapi,
dan lain-lain);
bahan organik, seperti gaplek,
bekatul, buah buahan / sayur-
sayuran / umbi-umbian busuk,
tape, ubi, dedak, menir, dan
jerami padi yang dibasahi air
agar menghasilkan kutu.
b. Secara tidak Iangsung
(1) Daerah persawahan
Contoh: wereng, walang sangit,
kepik, capung, kupu-kupu kecil, dan
laba- laba.
(2) Daerah padang rumput
Contoh: serangga terbang yang
hidup di rumput-rumput.
(3) Daerah perladangan
Contoh: kutu daun, belalang, kupu-
kupu, dan laba-laba

Dunia Walet 2
6
(4) Kawasan/daerah perairan (danau,
rawa, tambak, dan kolam). Dalam
kolam ditanami dengan tanaman
air, seperti enceng gondok. Dengan
demikian, akan menghasilkan
serangga aquatic/air, seperti
capung, lalat sehari, dan anggang-
anggang.
2) Keuntungan dan makanan extra fooding
bagi wallet/seriti
a. Walet/seriti tidak harus mencari
makanan terlalu jauh dan tempat
tinggalnya.
b. Walet/seriti akan lebih produktif
membuat sarang ataupun
beregenerasi
c. Anak burung akan cepat
besar/dewasa/berpasangan/kawin
dan selanjutnya akan menghasilkan
keturunan sebagai pendukung
populasinya.

Dunia Walet 2
7
d. Menjadikan walet/seriti berpredikat
unggul, baik dalam membuat sarang
maupun keturunannya.
3) Jenis-jenis serangga berdasarkan
cara berkembang biak
a. Serangga luar gedung

Ada empat cara yang bisa dilakukan


pemilik gedung untuk mendapatkan
serangga di luar gedung.

(1) Menanam aneka pohon penghasil


serangga, seperti akasia, jenjing,
waru, Iamtoro, jambu, mangga, dan
belimbing.
(2) Menempatkan sampah organik
seperti kulit pisang/nangka/nenas.
(3) Menumpukjerami basah.
(4) Menimbun kotoran
ayam/sapi/
kerbau/kambing.

Dunia Walet 2
8
b. Serangga dalam gedung
Mengundang serangga di dalam
gedung dapat dilakukan dengan
menimbun gaplek, bekatul, jagung, dan
gabah agar muncul serangga kecil
beterbangan untuk makanan walet.
Tahapan yang harus dilalui untuk
mendapatkan serangga di dalam gedung
adalah sebagai berikut.
(1)Menimbun gaplek, bekatul, gabah, dan
jagung yang akan mengeluarkan
serangga terbang dalam waktu sekitar
dua bulan,
(2)Agar dapat mengeluarkan serangga
secara optimal, gaplek, bekatul, gabah,
dan jagung harus diletakkan di tempat
yang kering, jangan sampai terkena
genangan air.
(3)Agar produksi serangga tidak cepat
habis, sebaiknya gaplek, bekatul,
gabah, dan jagung disimpan dalam
karung dan tidak disebarkan di lantai.
Dunia Walet 2
9
Posisi karung dalam keadaan berdiri
dan mulut karung harus

Dunia Walet 3
0
ditutup sebelum gaplek
mengeluarkan serangga.
(4)Keberlangsungan produksi serangga
dan bahan-bahan tersebut harus
diperhatikan, jangan sampal habis.

c. Kesimpulan

Faktor makanan di dalam dan di luar


gedung walet harus selalu diperhatikan
oleh pengelola agar senantiasa tersedia
makanan tambahan.

4) Serangga yang merugikan dan


yang bermanfaat bagi walet/seriti
a. Serangga yang merugikan
(1) Lipas (kecoa).
(2) Kepinding (kutu busuk).
(3) Semut.
(4) Rayap.
(5) Serangga-serangga tersebut
jangan dimusnahkan dengan
insektisida
Dunia Walet 3
1
karena berbahaya bagi walet/seriti,
anakan dan telurnya, tetapi cukup
dibasmi secara manual seperti
dengan sapu lidi dan lain-lain.
(6) Di samping itu, ada juga musuh-
musuh walet/seriti berupa binatang
dan manusia. Mengenai musuh/
hama predator walet/seniti, lebih
lanjut akan dibahas di bab 8.
b. Serangga yang bermanfaat
c. Yaitu serangga terbang yang
merupakan makanan walet/seriti,
seperti
(1) serangga yang memiliki tubuh dan
kulit yang lunak sehingga mudah
dicerna oleh walet/seriti;
(2) serangga yang panjangnya
berkisar 28 mm;
(3) serangga yang dapat terbang.

Dunia Walet 3
2
D. Perakatan Untuk Mencari Serangga
Terbang bagi Pakan Wale

1. Alat-alat sederhana untuk mencari


serangga terbang pakan walet/seriti
a. Serok nilon, digunakan untuk
menangkap serangg yang besar.
b. Serok nilon berujung botol, Digunakan
untuk menangkap serangga kecil
(nyamuk, lalat sehari, dan lain-lain).
c. Serok kawat kasa atau bamboo,
digunakan untuk mengambil tanaman
air yang mengambang, seperti lurnut.
d. Ember dan talam, digunakan untuk
rnenampung hasil penangkapan
serangga.
e. Kaca pembesar, digunakan untuk
rnenentukan jenis serangga kecil.
f. Pada saat ini sudah dapat digunakan
alat penangkap serangga yang lebih
modern (elektronik) yang dinamakan
PAWER (Penyedot Anti Wereng).

Dunia Walet 30
MUSUH/HAMA BURUNG WALET/SERITI

A. Musuh Walet/Seriti (Gangguan


Lingkungan)
g. Asap dar pembakaran sampah.
h. Bau insektisida yang tajam.
i. Suara keras.
j. Perubahan warna yang mencolok,
k. Atap yang tidak rapat.

B. Musuh-Musuh Alami Walet/Seriti

Predator walet/seriti sdalah binatang


pemakan walet/seriti, seperti tikus, tokek,
elang, dan kelelawar. Semua binatang
tersebut merupakan sumber penghambat
walet.

1. Tikus
Tikus dianggap berbahaya terhadap
walet karena mengganggu induk walet
yang sedang mengeram, memakan
telur, sarang, dan piyik (anakan walet).
Dunia Walet 3
1
Cara penanggulangannya adalah
sebagai berikut:
menjauhkan barang bekas;
menebang pohon yang dekat
dengan gedung walet;
menutup lubang;
dibuat perangkap, menghindari
tempat yang menjadi sarang tikus,
dan diberi racun tikus.

2. Semut api

Semut api dianggap berbahaya


terhadap walet karena memakan sarang
walet, telur, dan anakan yang baru
menetas, mengganggu/rnenggigit induk
walet yang sedang mengeram.

Cara penanggulangannya adalah


sebagal berikut:

Dunia Walet 3
2
membersihkan rest/rig room
(tempat bertelur) saat walet tidak
ada;
mengeringkan lantai yang basah;
memancing supaya ke luar gedung
dan disiram dengan air panas;
diberi umpan racun.

3. Kecoa (upas)

Kecca (upas) dianggap berbahaya


terhadap walet karena memakan sarang
sehingga bentuk sarang menjadi jelek,
mengganggu ketenteraman induk walet
yang sedang mengeram.

Cara penanggulangannya adalah


sebagai berikut:

membuang barang-barang bekas;


mengumpan untuk keluar dan
gedung, kemudian dibunuh dengan

Dunia Walet 3
3
insektisida. atau diberi racun;
kecoa, tokek, dan tikus merupakan
beberapa hewan pengganggu
yang harus diwaspadai.

4. Kutu busuk (kepinding)

Kutu busuk (kepinding) dianggap


berbahaya terhadap walet karena
mengisap darah induk walet yang sedang
mengeram sampai mati dan anakan walet
yang baru menetas, bau kotorannya tidak
sedap.

Cara penanggulangannya adalah


sebagai berikut.

Sarang burung yang tidak dipanen


pada musim panen sebaiknya
diambil.
Sarang yang berkutu busuk disiram
dengan air panas.
Mengadakan pepyemprotan

Dunia Walet 3
4
dengan insektisida kadar rendah.

Dunia Walet 3
5
Mengganti sirip lapuk, sarang lama
dibuang, disemprot racun.

5. Kelelawar (kalong)

Kelelawar dianggap berbahaya


terhadap walet karena walet tidak suka
tinggal serumah dengan kelelawar karena
bau kencing kelelawar, berebut makanan
(serangga), mengurangi tempat
bersarang bagi wallet,memangsa walet.

Cara penanggulangannya adalah


sebagai berikut:

mengusir ke luar gedung, ditangkap


dengan jaring atau ditembak;
tempat bersarang dibersihkan
dengan alkohol dan serbuk arang

Berikut ini hal-hal yang


harus diperhatikan
mengenai kelelawar:

Dunia Walet 3
6
a. Terutama pada musim kemarau,
waktu walet/seriti masuk gedung
hampir bersamaan dengan waktu
kelelawar ke luar mencar mangsa,
akibatnya terjadi tabrakan antara
arus kelelawar ke luar gedung
dengan arus walet/seriti yang mau
masuk.
b. Kelelawar yang bermukim di dalam
gedung walet/seriti harus diusir,
diburu dan dibunuh, bisa dengan
dijaring pada siang hari saat
walet/seriti di luar rumah atau
ditembak, dan lain-lain.

6. Cicak

Cicak dianggap berbahaya terhadap


walet karena memakan telur wallet,
kedatangannya mengganggu induk walet
yang sedang mengeram menyebabkan
kaburnya walet dan hunian rumah walet.

Dunia Walet 3
7
Cara penanggulangannya adalah
sebagai berikut:

membuat parit/selokan di
sekeliling gedung;
menebang pohon yang dekat
dengan dinding atau atap;
menjauhkan barang-barang bekas;
menutup lubang yang tidak berguna;
mengaci dan mengecat dinding.

7. Tokek

Tokek dianggap berbahaya terhadap


walet karena memakan telur dan piyik
walet.

Cara penanggulangannya adalah


sebagai berikut:

membuat selokan/parit keliling;


menyingkirkan barang-barang bekas;

Dunia Walet 3
8
menebang pohon yang ranting dan
daunnya berdekatan dengan
gedung walet;
menutup lu bang yang tidak berguna;
diusir, sekelihng lubang burung
diberi gerigi seng atau ijuk;
tokek dalam gedung walet adalah
predator yang harus dibasmi.

8. Alap-alap/elang/hurung hantu

Alap-alap/elang/burung hantu dianggap


berbahaya terhadap wallet karena
memangsa walet ketika terbang di luar
gedung, bersarang di dalam rumah walet.

Cara penanggulangannya adalah


sebagai berikut :

Pohon besar dan tinggi yang


menjadi tempat tinggalnya
ditebang.
Lubang masuk walet dibuat sempit.

Dunia Walet 3
9
9. Rayap (anai-anai)

Rayap (anai-anai) dianggap berbahaya


terhadap walet karena mengganggu
rumah walet dengan cara merusak sirip
walet, lantai, kuda-kuda, dan konstruksi
atap rumah walet yang terbuat dan kayu.

Cara penanggulangannya adalah


menghindari rayap masuk ke dalam
rumah walet dengan membunuh rayap
dan sarangnya.

10. Ular

Ular dianggap berbahaya terhadap


walet karena kehadiran ular sangat
berbahaya bagi pemilik atau
pekerjarumah walet.

Cara penanggulangannya adalah


membuat ventilasi bawah yang tidak
terbuka lebar.

Dunia Walet 4
0
11. Lebah

Lebah dianggap berbahaya terhadap


walet karena dapat menakuti walet,
terutama lebah yang hidup berkoloni.

Cara penanggulangannya adalah


mengusir lebah dengan merusak
sarangnya.

12. Kumbang

Kumbang dianggap berbahaya


terhadap walet karena mengganggu
konstruksi kayu rumah walet. Cara
penanggulangannya adalah menangkap
dan membunuhnya.

13. Bangkai wallet

Bangkai walet dianggap berbahaya


terhadap walet karena walet yang
dimangsa oleh burung hantu/alap-
alap/elang dapat mati dan menimbulkan
bau busuk.

Dunia Walet 40
Cara penanggulangannya adalah
sebagai berikut:

Dunia Walet 40
menyingkirkan bangkai
sejauh mungkin;
mengamati burung yang sakit, dan
lain-lain;
membakar bangkai walet yang mati.

14. Jamur

Jamur dianggap berbahaya terhadap


walet disebabkan jamur tumbuh karena
kelembapan tinggi dan kemungkinan
walet akan mati karena makan jamur
beracun. Cara penanggulangannya
adalah pengaturan kelembapan udara
sesuai dengan habitat walet.

15. Burung merpati dan burung gereja

Burung merpati dianggap berbahaya


terhadap walet karena mengganggu jalur
terbang seriti/walet dan mengagetkan
karena disangka burung buas,
sedangkan burung

Dunia Walet 4
1
gereja dianggap berbahaya terhadap
walet karena sarangnya yang menyumbat
lubang- lubang ventilasi dapat
mengacaukan pengendalian kondisi udara
ruangan.

16. Laba-Laba

Laba-iaba dianggap berbahaya


terhadap walet karena benang laba-laba
yang terbentang, menutup lubang masuk,
sudut- sudut ruangan, dan antara sirip-
sirip, jaring laba-laba dapat menyangkut
pada buu walet. Cara penanggulangannya
adalah jaring laba- laba dibersihkan.

C. Akibat-Akihat yang Ditimbulkan Jika


Hama/Hewan Pengganggu Tidak
Diberantas dan Musuh Musuh Non-
alami Walet/Seriti

1. Akibat-akibat yang ditimbulkan jika


hama/hewan pengganggu tidak
diberantas

Dunia Walet 4
2
a. Populasi burung kian merosot atau
bahkan kabur.

Dunia Walet 4
3
b. Gagalnya usaha peningkatan
(regenerasi) populasi burung.
c. Gagalnya usaha menarik
burung pendatang baru.
d. Kualitas sarang walet/seriti
rendah (banyak yang rusak).

2. Musuh-musuh non-alami

Musuh-musuh non-alami walet/seriti


adalah pencuri, perampok, dan finja (garong).
Pencuri, perampok, finja (garong) dianggap
berbahaya terhadap walet karena
mengganggu ketenteraman walet karena
sarangnya yang dicuri.

Cara penanggulangannya adalah sebagai


berikut:

membuat tembok pengaman,


mengelilingi rumah walet;
menebang pohon dekat gedung;

Dunia Walet 4
4
menanam pohon berduri seperti salak
dan lain-lain;
pintu masuk pemilik harus kuat, pintu
ganda dan besi/baja;
atap dan plafon harus kuat, dirangkap
seng dan kawat;
lubang burung dibuat seminimal
mungkin (panjang 40 cm dan lebar 17
cm);
dibuat rumah jaga dan ditunggui oleh
penjaga slang dan malam;
alarm dan pengaman elektronik.

Dunia Walet 4
5
SARANG WALET DAN PANEN
SARANG WALET

A. Sarang Burung Walet


1. Sarang serih
a. Tempat-tempat yang dipakai
seriti bersarang
(1) Pada langit-langit/atap/plafon rumah.
(2) Pada rumah hunian, pada ruang
tamu, kamar mandi, dan lain-lain.
(3) Pada dinding/tembok.
(4) Pada rumah papan/gedek.
(5) Pada fitting lampu.
(6) Pada sudut jendela.
(7) Pada kayu (penyangga).
(8) Pada kisi-kisi/pagar dan teras rumah.

b. Cara seriti membuat sarang


(1) Bersifat umum

Dunia Walet 4
6
Koloni seriti membuat sarang
berderetan atau bergerombol,
tergantung situasi tempelan
sarang.
Seriti akan memilih tempat yang
mudah ditempeli sarang.
Koloni seriti akan
mengembangkan sarangnya
kearah tempelan yang
memungkinkan. Perkembangan
sarang akan ke kiri dulu sebelum
membelok.
(2) Bersifat khusus
Seriti mau bersarang pada
tempat yang suhu dan
kelembapan udaranya stabil.

c. Letak sarang-sarang seriti


Sarang seriti menempel pada bidang
vertikal.
Sarang seriti menempel pada bidang
horizontal (mendatar).
Dunia Walet 4
7
d. Penandaan sarang seriti

Dunia Walet 4
8
Untuk memudahkan pemetikan sarang,
harus dilakukan penandaan sarang seriti
yang telah dipetik.

e. Air liur pada sarang seriti


Sarang seriti hanya mengandung
sedikit air liur.
Sarang seriti lumut hanya
mengandung sekitar 23 gram air
liur.

2. Jenis-jenis sarang walet


a. Sarang yang dihasikan oleh jenis walet
yang berbeda
(1) Sarang hitam yang dihasilkan oleh
walet sarang hitam.
(2) Sarang putih yang dihasilkan
oleh walet sarang putih.
b. Sarang yang dihasilkan oleh jenis
rumah yang berbeda

Dunia Walet 4
9
(1) Sarang yang dihasilkan oleh rumah
walet primitif (gua). berentuk tidak
utuh dan mutunya kurang baik.
(2) Sarang yang dihasilkan oleh rumah
walet tradisional. Mutunya kurang
baik karena perawatan yang tidak
intensif.
(3) Sarang yang dihasilkan oleh rumah
walet modern. Mutunya paling baik
karena perawatan intensif.

c. Sarang yang dihasilkan oleh daerah


yang berbeda
(1) Faktor dan dalam. Setiap daerah
didominasi oleh jenis serangga
tertentu, sesuai dengan jenis
tanaman yang tumbuh di
sekitarnya.
(2) Faktor dan luar. Setiap daerah
mempunyai tanah dengan
kandungan mineral yang berbeda.
Bila bereaksi dengan liur walet
Dunia Walet 5
0
yang masih basah,

Dunia Walet 5
1
hal itu dapat mempengaruhi warna
sarang walet.
3. Warna dan hentuk sarang yang dihasilkan
a. Warna dan bentuk sarang yang dihasilkan
(1) Warna: merah, putih, kuning, biru,
cokelat.
(2) Bentuk: kristal, mangkuk, sudut dan
tempel.
b. Sarang merah dan sarang lidah naga
(1) Sarang lidah naga, adalah sarang
yang menggantung pada plafon dan
berbentuk seperti sendok makan.
Sarang lidah naga yang menempel
langsung di plafon merupakan asal
sarang walet raja.
(2) Sarang merah, adalah sarang walet
yang karena pengaruh kimiawi alu
berwarna merah. Sarang walet
merah konon mampu
memperpanjang usia. Sarang walet
dan rumah walet yang berkualitas
dan harganya mahal
Dunia Walet 5
2
terutama sarang walet warna
merah. Sarang warna merah sangat
jarang diperoleh. Sarang merah
hasil panen yang didukung oleh
lingkungan mikro dan makro.

c. Faktor-faktor penyebab sarang


berwarna merah.
(1) Faktor makanan
Kroto semut rangrang dikukus +
pil oselin.
Lebah madu/tawon, Extra foog
(makanan tambahan) terutama
musim kemarau.
Panen sarang dengan sistem
regenerasi.
Piyik walet diberi makan jangkrik
dan pu oselin.
Kuning telur. Contoh Sarang Lidah
Naga

Dunia Walet 50
(2) Faktor kimiawi
Faktor biologi burung (walet).
Sosok, perilaku, makanan,
cara kawin, dan cara membuat
sarang.
Kesehatan wallet.
Ketenangan hidup walet.
Habitat mikro dan makro wallet.
Faktor kimia (zat
yang menimbulkan war na
merah).

4. Macam-macam kualitas sarang dan faktor


yang mempengaruhinya
a. Macam-macam kualitas sarang walet
(1) Kualitas atas.
(2) Kualitas sedang.
(3) Kualitas rendah.

b. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas sarang walet
gedung
Dunia Walet 5
1
(1) Biologis

Dunia Walet 5
2
Kesehatan walet yang terganggu
bisa karena kesalahan yang bersumber
pada program putar/ganti telur, seperti:
salah pilih sarang;
salah pilih waktu;
salah pilih induk;
salah jumlah telur;
piyik/anakan walet
dipelihara
manusia;
faktor keturunan,

(2) Faktor di dalam gedung

Faktor di dalam gedung, seperti


suhu, kelembapan, dan ketenangan
sangat berpengaruh terhadap minat
walet untuk bersarang, seperti:

suhu, kelembapan, dan cahaya;


ketenangan;
kondisi gedung,
untuk
Dunia Walet 5
3
menetralisasi gas amoniak,
kapur

Dunia Walet 5
4
ditaburkan di atas lantai gedung
wallet;
kondisi sirip:
sirip berjamur
sirip yang basah
sirip basah karena plafon atau
genting bocor akan ditinggalkan
wallet
sirip keropos
sirip pendek
sirip tipis
sirip 11cm
populasi padat;
binatang pengganggu
(predator/musuh atami
walet).

(3) Faktor di luar gedung


Musim.
Perubahan ingkungan.
Makanan.

Dunia Walet 5
5
Kualitas sarang walet ikut
ditentukan oleh faktor makanan.
Pola panen.
Binatang pemangsa.
Populasi sentra yang padat.

5. Kualitas sarang
a. Warna sarang
(1) Merah.
(2) Putih,
(3) Kuning.
(4) Biru.
(5) Cokelat.

b. Bentuk sarang
(1) Bentuk sarang dipengaruhi
oleh beberapa faktor berikut ini:
pengaruh tempat menempel;
cara pembuatan;
cara menyimpan.

Dunia Walet 5
6
(2) Adanya sudut kerangka langit-langit
berpengaruh pada bentuk sarang.

c. Beberapa faktor yang


mempengaruhi ukuran sarang
Fisik burung.
Musim.
Cara panen sarang walet, antara lain:
panen ram pasan;
panen buang telur;
panen tetasan;
panen selektif.

d. Kebersihan sarang
Kotoran bulu.
Kotoran kepinding.
Kotoran pecah telur.
Kotoran anak walet.
Kotoran upas (kecoa).
Kotoran lain-lain.
e. Keutuhan sarang

Dunia Walet 5
7
Sarang utuh.
Sarang tidak utuh.

6. Beberapa lokasi yang dijadikan


tempat menempelkan sarang walet
a. Dinding gua, dinding gua yang
menonjol menjadi pilihan walet muda
untuk merekatkan sarangnya.
b. Sirip papan (sirip kayu), papan sirip
sebagai tempat menempelnya sarang
walet harus betul-betul kering.
c. Sirip cor, sirip cor lebih disukai walet
daripada sirip papan. Ketebalan sekitar
45 cm, lebar 2025 cm, dipasang
membujur atau melintang.
d. Sirip aluminium, sirip aluminium
dipasang pada dinding (gua atau
gedung walet) yang telah diberi plastik
mika untuk mencegah rembesan air.

7. Regenerasi walet dengan sarang tiruan

Dunia Walet 5
8
a. Sarang tiruan/imitasi
(1) Didesain mirip dengan sarang
aslinya. Ukuran dan bentuk
hampir sama besar dengan
sarang asli.
(2) Kegunaannya:
Solusi untuk regenerasi.
Mengamankan kualitas sarang
yang dipanen.
Tidak mengganggu
proses regenerasi.
(3) Penggunaan sarang tiruan
Penggunaan sarang tiruan
ini
berfungsi menggantikan sarang yang
dipanen, baik panen rampasan
maupun panen buang telur. Dengan
pemakaian sarang tiruan ini, walet
tetap bisa bertelur dan menghasilkan
anakan meskipun dilakukan
pemanenan.
(4) Sarang tiruan dipasang pada
Dunia Walet 5
9
bekas sarang ash jika panen
dilakukan secara rampasan.

Dunia Walet 6
0
(5) Hal-hal yang harus
diketahui berkenaan dengan
sarang tiruan
Bersifat umum:
Sarang imitasi/tiruan
bentuknya seperti sarang asli
(balkon).
Sarang walet imitasi
(tiruan) telah banyak dijual
di
sarana toko
walet,
Pemasangan sarang walet
tiruan.
Pemakalan sarang tiruan
(imitasi).

(6) Pemasangan sarang tiruan/imitasi


Pasanglah sarang tiruan
sesegera mungkin setelah
dilakukan
pemanenan (rampasan).
Pasanglah sarang tiruan tepat
Dunia Walet 6
1
di atas bekas sarang asli

Dunia Walet 6
2
Pakulah bagian kin, kanan,
dan bawah sarang tiru dengan
paku khusus ukuran kecil
untuk memperkirakan
kedudukan sarang.
Letakkan kembali dengan
hati- hati telur atau piyik
wallet ke dalam sarang tiruan.
Lakukan penyemprotan
dinding rumah dengan parfum
walet agar walet Iebih cepat
beradaptasi.

b. Sarang palsu
Sarang walet palsu dan
adonan kacang hijau.

8. Anatomi sarang walet dan sarang seriti


a. Anatomi (morfologi) sarang walet
(1) Bagian landasan.
(2) Bagian kaki sarang.
(3) Bibir sarang.
Dunia Walet 6
3
(4) Dinding sarang.
(5) Lapisan berongga.
(6) Dasar (alas) sarang.

b. Anatomi (morfologi) sarang seriti


(1) Bagian fondasi sarang.
(2) Bagian kaki sarang.
(3) Bibir sarang.
(4) Dinding sarang.
(5) Lapisan berongga.

c. Hal-hal yang berhubungan


dengan anatomi sarang walet
(1) Sirip tempelan sarang, sarang walet
hanya akan menempel di sirip
dengan lebar minimal 15 cm.
(2) Beberapa skema sarang walet atas
dasar anatomi
Skema sarang walet
yang menempel pada
tengah sirip.
Skema sarang sudut.
Dunia Walet 60
Skema sarang lepas.
Serat pipih (bibir) sarang
dan lembaran kaki
sarang.
Penampang sarang walet.

9. Macam-macam tipe sarang


a. Sarang walet gua
(1) Kualitas sarang walet dan gua
sangat bervariasi, ada yang besar
dan ada yang kecil.
(2) Sarang walet hitam berasal dan
gua- gua di Kalimantan Timur.

b. Sarang putih
(1) Sarang walet putih dihasilkan oleh
walet putih
(2) Sarang walet putih bukan dan gua
Kalimantan.
c. Sarang merah

Dunia Walet 6
1
(1) Sarang walet dan rumah walet yang
berkualitas dan harganya mahal
terutama sarang walet warna
merah.
(2) Sarang ini sangat jarang diperoleh.
(3) Sarang merah hash panen, hal ini
karena didukung oleh lingkungan
makro dan mikro.
(4) Sarang merah dari gua Kalimantan.

d. Sarang hitam
(1) Paling repot membersihkannya.
(2) Sarang hitam dan gua Kalimantan.

e. Sarang kekuning-kuningan
Di samping berwarna putih, merah, dan
hitam, sarang walet ada yang berwarna
kekuning-kuningan.

f. Sarang pojok (sarang sudut)


(1) Harganya Iebih murah.

Dunia Walet 6
2
(2) Sarang bentuk sudut tampak kusam
dan tergolong sarang berkualitas
rendah.
(3) Bidang segi delapan sebagai u paya
untuk mengatasi sarang sudut.

g. Sarang bercampur ranting

Membersihkannya bisa dilakukan

dengan
cara manual.

h. Sarang campuran

Adalah hash dan telur dan anakan


walet (piyik) yang ditempatkan di sarang
seriti.

i. Sarang mutu rendah


Setelah anak walet (piyik) bisa
tenbang, sarang bisa dipanen sebagai
sarang mutu rendah.

Dunia Walet 6
3
j. Sarang walet siap panen
Sarang walet siap panen, tiap sarang
dikontrol dengan cermin kecil bergalah
panjang (galah cermin).

k. Sarang walet dengan kotoran kepinding.

l. Sarang perawatan yang masih dihuni


anak walet.

m. Sarang hancuran

Adalah sarang hancuran yang masih


dapat dijual walaupun harganya murah.

10. Tempat-tempat yang dipakai walet untuk


bersarang
a. Tempat walet bersarang
(1) Pada tembok/dinding, walet
bersarang pada tembok, merupakan
awal imigrasi walet dan gua ke
rumah walet atas kemauan burung
burung itu sendiri.

Dunia Walet 6
4
(2) Pada kayu-kayu
Walet mau bersarang pada kayu
baru sebagai pengganti kayu
yang rusak.
Walet menempelkan sarangnya
pada kayu-kayu yang ada
(blandar dan penyangga plafon)
karena lebih mudah (cepat
dalam membangun sarang dan
lebih aman.

b. Faktor-faktor yang ikut


menentukan sarang walet
(1) Faktor di dalam gedung, seperti
suhu, kelembapan, dan ketenangan
sangat berpengaruh terhadap minat
walet untuk membuat sarang.
(2) Populasi walet yang sangat padat
mengakibatkan sarang walet
berukuran relatif kecil.

Dunia Walet 6
5
(3) Kualitas sarang walet ikut
ditentukan oleh faktor makanan,

c. Hal-hal yang berhubungan dengan


sarang walet
(1) Sarang yang berlubang perlu
ditambal dengan sarang hancuran
agar menjadi sarang sempurna.
(2) Sarang hancuran disusun di dalam
cetakan untuk dibuat sarang utuh.
(3) Ruang sarang wallet
(4) Piyik pada sarang walet di rumah
walet.
(5) Bidang segi delapan sebagai upaya
untuk meng atasi sarang sudut.
(6) Sistem lajur memungkinkan produks
sarang walet optimal.
(7) Penyekat lajur/sirip akan
memperluas permukaan tempat
menempelkan sarang.

Dunia Walet 6
6
11. Khasiat dan komposisi sarang walet
a. Air liur walet
(1) Sarang walet yang dibuat dan air
liur walet bernilai tinggi
(2) Sarang seriti yang diambil alih oleh
walet terlihat dengan adanya air liur
yang menempel pada rumput atau
daun cemara/pinus.
b. Khasiat sarang walet
(1) Sebagai food suplement yang
berkhasiat tinggi menjaga stamina.
(2) Konsumsi sarang walet secara rutin
dapat menyembuhkan penyakit
kanker, livefl stroke, dan lain-lain.
(3) Sarang walet di toko obat
tradisional Cina banyak
dimanfaatkan dalam pengobatan
tradisional Cina.
(4) Beberapa penyakit yang dapat
disembuhkan dengan bubur/sup
walet, yaitu lever, panas dalam,
paru-paru, dan asma.
Dunia Walet 6
7
c. Kadar asam amino (zat yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh)
(1) Tercatat empat belas asam amino
esensial ada di dalamnya dan asam
amino sarang walet rumah Iebih
Iengkap daripada sarang walet gua
walaupun gizi (protein, lemak, dan
karbohidrat) tidak jauh berbeda.
(2) Hal-hal yang berhubungan dengan
khasiat sarang wallet
Konsumsi sarang walet secara
rutin dapat menyembukan
penyakit kanker, lever, stroke,
panas dalam, paru-paru, dan
asma.
Bubur atau sup sarang walet
siap dikonsumsi, yang
berkhasiat untuk kesehatan,

12. Cara meningkatkan produksi sarang wallet


a. Cara menambah produksi sarang walet
(1) Memperluas bangunan.
Dunia Walet 6
8
(2) Menambah jumlah sirip.
(3) Menggunakan sarang tiruan/imitasi.
(4) Meningkatkan kapasitas
produksi sarang optimal rumah
walet.
(5) Analisis pengembangan sarang
walet dengan penetasan sekali atau
dua kali setahun selama lima tahun.
b. Faktor-faktor yang menentukan lama
tidaknya (waktu proses penyebaran
populasi walet dan gedung lama ke
gedung baru. Berikut ini faktor-faktor
yang menentukan lama tidaknya
(waktu proses) penyebaran populasi
walet dan gedung lama ke gedung
yang baru:
(1) iklim mikro berbeda;
(2) pindah pintu;
(3) geser sirip.
c. Cara penambahan sirip akbat populasi
walet padat, sedangkan lahan terbatas
(1) Memotong luas ruang.
Dunia Walet 6
9
(2) Menggunakan sirip piramida.

Dunia Walet 7
0
B. Panen Sarang Walet
1. Macam-macam panen sarang walet
a. Panen rampasan
(1) Merupakan petik sarang walet/seriti
sebelum burung bertelur.
(2) Cara panen yang dilakukan sebelum
sarang dipakai untuk bertelur.
b. Panen buang telur
(1) Merupakan petik sarang walet dan
seriti sesudah burung bertelur.
(2) Merupakan pola panen yang
dilakukan setelah burung bertelur
dua butir, lalu telur seriti digantikan
dengan telur/piyik walet,
c. Panen tetasan
(1) Yaitu petik sarang walet dan seriti
sesudah anakan burung terbang.
(2) Merupakan cara panen sarang yang
menunggu sampai anak anak walet
dapat terbang.

Dunia Walet 70
d. Panen regenerasi

Panen sarang walet dengan


memperhatikan kontinuitas wallet
ataupun seriti.

e. Pola panen selektif


Cara panen yang menggunakan tiga
pola di atas sekaligus.

2. Penyusunan waktu dan cara panen


sarang walet
a. Panen rampasan (lihat di atas).
b. Panen regenerasi (lihat di atas).
c. Panen buang telur (lihat di atas).
d. Panen tetasan (lihat di atas).

3. Pola panen sarang


a. Pola panen sarang watet 1 s.d. 5
setama setahun.

Dunia Walet 7
1
(1) Pola 1
Untuk rumah walet yang baru,
yang menjadi tempat populasi
burung harus dikembangkan,
sebaiknya ditakukan pata panen
dua kali setahun, yaitu pola
panen tetas-an.
Dengan cara ini, setiap tahun
populasi burung dan sarang yang
dipetik akan bertambah 50%.
Penerapan panen idealnya
sebagai berikut:
pada bulan Januari dan Februari;
pada bulan September dan Oktober.

(2) Pola 2
Adalah pola panen empat kali setahun:
panen rampasan: ianuariFebruari;
panen buang telur: AprilJuni;
panen buang tetur: September
Oktober;

Dunia Walet 7
2
panen buang tetur: November
Desember.

Pola ini sangat merugikan


perkembangan poputasi karena
tidak ada regenerasi, akibatnya
produksi akan merosot dari tahun
ke tahun.

(3) Pola 3
Pola panen empat kati setahun:
panen rampasan: ianuariFebruari;
panen tetasan: MaretJuni;
panen rampasan: iutiAgustus;
panen tetasan: September
Desember.

Pola ini cukup efektif untuk


perkembangan populasi. Tetapi,
hasil sarang rampasan biasanya
masih berbentuk kecil-kecil

(4) Pola 4
Pola panen empat kali setahun:

Dunia Walet 7
3
panen rampasan;
panen tetasan;
panen rampasan;
panen buang telur.

Pola ini cocok untuk rumah walet


yang produksinya sudah optimal.

(5) Pola 5
Pola panen tiga kali setahun:
panen rampasan;
panen tetasan;
panen buang telur.

Pola ini diterapkan pada rumah


walet yang burungnya sudah
optimal, dengan maksud panen
rampasan mendapatkan sarang
yang kualitasnya lebih baik
dibandingkan pola panen rampasan
empat kali setahun.

Dunia Walet 7
4
Catatan:
Burung-burung muda yang
pertama kali membuat sarang
adalah pada sekitar Februari dan
Oktober. Bulan-bulan tersebut
adalah tepat untuk dijadikan
awal program pembangunan
rumah walet.
Berarti rumah-rumah walet baru,
minimal sudah slap menjadi
hunian walet yang ideal, satu
bulan sebelum bulan-bulan
tersebut (bila kondisi suhu,
kelembapan, bau, jalur sirip, dan
lain-lain terpenuhi).
Sebelum bulan-bulan tersebut,
umumnya tidak ada pasangan
baru yang membuat sarang.

Dunia Walet 7
5
4. Cara memetik/memanen sarang
burung walet/seriti
a. Cara memetik/memanen sarang walet
(1) Lakukan panen pada pagi han
setelah walet meninggalkan
sarangnya sampai siang hari.
(2) Periksa sarang yang kosong, yaltu
yang tidak ada telur/anakan walet
di dalamnya dengan menggunakan
cermin bertangkai panjang.
(3) Usahakan pemanenan sarang
dilakukan setelah anak wallet dapat
terbang dengan cepat dan kuat.
(4) Jangan melakukan pemanenan
dengan metode buang telur secara
terus- menerus.
(5) Gunakan pisau pangot yang terbuat
dan baja, khusus digunakan untuk
mengambil sarang walet.
(6) jangan lakukan pemanenan seluruh
sarang dalam satu rumah walet,
agar
Dunia Walet 7
6
walet tidak kebingungan
karena kehilangan
sarangnya.
(7) Lakukan pengendalian terhadap
musuh-musuh alami wallet
terutama kutu busuk (kepinding).
(8) Sarang burung hasil panen dikering-
anginkan.
b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
memetik/memanen sarang walet
(1) Yang bersifat umum
Mengambil sarang, sarang walet
yang akan dipanen, diambil
secara hati-hati agar kualitasnya
tetap balk dan tidak rusak.
Sarang waet yang telah dipanen,
siap ditukar dengan yang
rupiah/dollar.
Perhatikan cara memanen sarang
walet di dalam gedung walet,
Pinset (pisau) untuk memetik
sarang walet.
Dunia Walet 7
7
Sarang yang terlambat dipanen
akan terkontaminasi oleh bulu
dan kotoran piyik.
(2) Yang bersifat khusus
Popufasi walet akan bertambah
kalau panen sarang ditunggu
sampai anakan (piyik) walet bisa
terbang.
Mengambil sarang harus
dilakukan dengan benar, agar
walet tetap kerasan dan
membuat sarangnya di tempat
tersebut.

5. Daftar panen berwawasan regenerasi satu


periode
a. Pemanenan berwawasan regenerasi
(1) Perlunya regenerasi
Regenerasi diperlukan karena
tingginya populasi walet
berkaitan langsung dengan
produksi sarang yang dihasilkan.
Dunia Walet 7
8
Caranya: meniru kondisi di gua
alami, yaitu hanya dilakukan
pemanenan setelah ditinggal oleh
anak walet.
Sarang yang masih ada
telur/anak wallet yang belum bisa
terbang tidak dipanen.
(2) Kendala yang dihadapi

Berdasarkan perilaku walet yang


suka berkelompok dan membuat
sarang dekat induknya, ternyata anak
walet yang kembali ke rumah induknya
minim sekali (kurang dan 5%)
disebabkan oleh beberapa faktor,
sebagai berikut.

Daya dukung makro dan kondisi


alam yang stabil serta tidak
berubah secara mendadak.
Daya dukung Iingkungan mikro,
yaitu keadaan di dalam rumah
walet.
Dunia Walet 7
9
Waktu yang tepat untuk proses
regenerasi.
Metode yang tepat untuk
regenerasi.
Anak walet baru belajar terbang,
membutuhkan suasana yang
aman, tenang, dan tenteram
sehingga bila akar panen perlu
dilakukan dengan metode yang
benar dan tepat.
Pelaksanaan pemungutan
sarang pascaregenerasi.
Untuk meredam terciptanya
suasana yang tidak nyaman
masa pascapanen, dapat
dilakukan upaya-upaya agar
walet tetap tinggal di dalam
sarangnya dengan nyaman
yaitu
dengan
penyemprotan cairan
perangsang.
Dunia Walet 8
0
6. Pencucian (pembersihan) dan
pencetakan sarang walet
a. Pencucian (pembersihan) sarang wallet

Sarang yang belum dibersihkan masih


mengandung bulu-bulu walet. Bulu-bulu
tersebut dicabut dan sarang dengan
mempergunakan pinset. Penyebabnya
mungkin karena ada kotoran berikut ini:

(1) kotoran bulu;


(2) kepinding (kutu busuk);
Kotoran kepinding dibersihkan dan
sarang dengan mempergunakan sikat gigi
berbulu lunak;
(3) pecahan telur;
(4) kotoran anak walet;
(5) upas (kecoa);
(6) kotoran lain-lain.

Dunia Walet 8
1
Pencucian sarang tidak boleh
menggunakan bahan kimia F1202
(Hidrogen Peroksida).

b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam


pencucian/pembersihan sarang
(1) Bersifat umum
Membersihkan sarang secara
manual membutuhkan waktu
sampai satu jam.
Sarang yang kotor (belum
dibersihkan) dan tercemar bulu
perlu dibersihkan terlebih dahulu
sebelum dijual.
Sarang dibersihkan dengan pinset
secara hati-hati.
Bak air didesain khusus untuk
merendam sarang walet.
Sarang walet yang belum
dibersihkan masih mengandung
bulu-bulu walet.

Dunia Walet 8
2
Kotoran kepinding dibersihkan
dan sarang dengan
menggunakan sikat gigi berbulu
lunak.
Bulu-bulu dicabut (dibersihkan)
dengan menggunakan pinset.
Pencucian dan pencetakan
sarang, agar diperoleh bentuk
dan berat yang sama.
(2) Bersifat khusus

Air cucian sarang walet yang


bermutu jelek dapat digunakan untuk
memikat datangnya walet.

7. Pencetakan sarang wallet

Alat pencetak sarang dapat


mempergunakan bola plastik yang dipotong
menjadi empat. Adapun peralatan yang
diperlukan adalah sebagai berikut:

(1) pinset stainless steel

Dunia Walet 8
3
(2) baskom (bak air) untuk
merendam sarang.

a. Cara mencetak sarang dengan


alat cetakan plastic

Berikut ini cara mencetak sarang


dengan alat cetakan plastik.

(1) Sarang yang berlubang perlu


ditambal dengan sarang hancuran
agar menjadi sarang yang
sempurna.
(2) Sarang hancuran disusun dalam
cetakan untuk dibuat sarang utuh.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pencetakan sarang
(1) Sarang yang sudah bersih, dicetak
dengan alat yang menyerupai
belahan bola.
(2) Alat cetak sarang dapat
menggunakan bola plastik yang
dipotong menjadi empat.
Dunia Walet 8
4
MENEKAN GANGGUAN WALLET

Rumah yang sudah dihuni walet tidak


sendirinya akan selalu mendatangkan
keuntungan begitu saja. Jika tidak dilakukan
pengelolaan dan perhatian
yang sungguh..sungguh
bukan tidak mungkin kegagalan akan
menimpa, Salab satu sumber penyebab
kegagalan dalarn mengelola rumah walet
adalah kurang tanggapnya pengelola
terhadap gangguan yang mengusik
ketenangan walet. Terganggunya ketenangan
walet dapat menurunkan produksi sarang
yang dibuatnya.

Gangguan pada walet dapat berasal dan


faktor lingkungan dan dari musuh-musuh
alami, Dengari mengetahuj faktor penyebab
gangguan pada rumah walet, akan lebih
mudah bagi pengelola untuk
mengendalikannya.
Dunia Walet 8
5
A. Gangguan karena Lingkungan

Beberapa faktor di lingkungan dapat


menjadi gangguan bagi ketenangan walet.
Hal-hal sepele yang mungkin tak terpikirkan
oleh peternak atau pengelola rumah walet
ternyata dapat menggagalkan usaha mereka.
Berikut ini beberapa faktor lingkunigan yang
dapat mengganggu ketenangan walet,
bahkan dapat menyebabkan burung ini kabur
dan rumahnya.

(1) Asap dan pembakaran sampah

Asap yang berasal dan pembakaran


sampab atau serasah di sekitar rumah
walet menjadi satu faktor pengganggu
ketenangan Walet. Asap tersebut akan
mengganggu penglihatan dan
menyebabkan mata walet berair. Asap
yang masuk ke dalam rumah pun, selain
mengaburkan penglihatan juga
menyebabkan ruang menjadi gerah.

Dunia Walet 8
6
Terlebih jika asap tersebut berasal dan
sampah yang

Dunia Walet 8
7
menimbulkan bau yang tidak disukai
walet, seperti ban bekas.

Jalan terbaik untuk menghindari


gangguan asap dan pembakaran sampah
adalah jangan mendirikan rumah walet di
dekat tempat-tempat yang
memungkinkan terjadinya pembakaran
sampah. Untuk lokasi yang berada di
dekat jalan raya sebaiknya rumah walet
dibangun agak jauh dari pagar pembatas.

(2) Bau insektisida yang tajam

Walet termasuk jenis burung yang


sangat peka dengan bau. Berkaitan
dengan sifat ini, peternak atau pengelola
rumah walet harus mengetahui jenis bau
yang tidak disukai burung ini. Bau yang
tajam dan menyengat termasuk jenis bau
yang sangat tidak disukai walet, misalnya
bau insektisida dan cat. Oleh karenanya,
peternak atau pengelola rumah

Dunia Walet 8
8
walet harus bertindak bijaksana dalam
mengendalikan hama pengganggu atau
dalam menggunakan cat atau bahan
kimia lainnya dalam rumah walet.

(3) Suara keras

Suara keras dan bising yang terjadi


terus-menerus di selcitar rumah tempat
tinggal walet dapat mengganggu
ketenangan walet. Namun demikian,
banyak pula ditemukan rumah-rumah
walet yang letaknya berdekatan dengan
tempat yang ramai, misalnya terminal
bus atau stasiun kereta api. Sampai saat
ini, memang belum diketahui dengan
pasti ambang batas kekerasan suara yang
dapat mengganggu ketenangan walet.
Walet akan kaget dan dapat
meninggalkan rumahnya jika mendengar
suara yang menggelegar, seperti bunyi
petasan atau meriam. Untuk itu,
diusahakan agar di sekitar rumah

Dunia Walet 8
9
walet

Dunia Walet 9
0
tidak ada anak-anak yang bermain
petasan, terutama menjelang lebaran.

(4) Perubahan warna yang mencolok

Salah satu sifat walet Lainnya yang


perlu diketahui oleh peternak atau
pengelola rumah walet adalah burung ini
sangat peka terhadap perubahan warna
yang mencolok. Pengelola rumah walet
yang berkeinginan untuic memperindah
rumahnya dengan mengecat bagian
tembok atau atapnya dapat mengalami
kekecewaan. Walet akan merasa bingung
dan ragu-ragu untuk masuk ke dalam
rumah tinggalnya yang telah berganti
warna. Selain tidak menyukai suasana
rumah yang terang karena cat,
ketenangan walet pun terganggu karena
bau cat yang tajam. Akibat selanjutnya,
walet akan kabur dari rumahnya.

Dunia Walet 9
1
Walet lebih menyukai warna gelap
sehngga sebaiknya dinding luar dan
dalam rumah dibiarkan di-lepa dan semen
saja. Berdasarkan pengalaman banyak
peternak atau pengelola rumah walet
menunjukkan bahwa walet lebih
menyukai rumah yang berwarna kusam.

5) Atap yang tidak rapat

Di dalam rumah, walet Iebih suka


menernpati tempat yang gelap dan tidak
terkena cahaya. Di tempat yang gelap ini,
walet akan membuat sarang dan
berkembang biak. Kebiasaan walet yang
menyukai tempat gelap ini menyebabkan
peternak atau pengelola rumab walet
harus memperhatikan kondisi atap
rumab. Atap sebaiknya dibuat dan bahan
yang gelap semua, jangan ada yang dan
bahan kaca, plastik, atau bahan terang
lainnya. Selain itu, kondisi atap secara
rutin harus dikontrol sehingga tidak

Dunia Walet 90
sampai terjadi ada atap yang terbuka
atau bocor. Atap yang bocor atau terbuka
dapat rnenyebabkan
walet-walet
pergi meninggalkan
kediamannya.

B. Gangguan karena Musuh Alami

Di lingkungan tempat tinggal walet, akan


banyak dijumpai musuh-musuh alami walet.
Musuh alami ini dapat berperan sebagai
pemangsa, pernbunuh, atau pengganggu
kehidupan walet. Apapun peran dan rnusuh
alami tersebut, langkah terbaik yang perlu
dilakukan oleh petcrnak atau pengelola
rumah walet adalah mengen dalikan
populasinya serendah mungkin. Dalam
mengendalikan musuh alami ini perlu
diperhatikan beberapa prinsip berikut.

1) Mencegah lebih baik daripada membasmi.

Dunia Walet 9
1
2) Diusahakan untuk mengusir musuh
alami sebelum membasminya.
3) Jika terpaksa membasmi, hindarkan
penggunaan insektisida, racun, atau
bahan pembunuh berbahan kimia.
Sebaiknya dilakukan pembasmian
secara manual.
4) Jika ketiga langkah di atas belum
berhasil maka langkah terakhir
terpaksa digunakan insektisida, racun,
atau bahan kimia lain yang tidak
berbau tajam.

Beberapa jeni musuh alami walet di


antaranya tikus, semut, kecoa, kutu busuk,
tokek, kelelawar, elang, dan pencuri.

a. Tikus
Tikus mengganggu peternakan walet
karena hama ini suka memakan telur,
anak walet, atau sarang. Kotoran dan air
kencingnya juga dapat mencemari
kebersihan
Dunia Walet 9
2
rurnah walet. Bahkan, suara hama ini
yang berisik dapat mengganggu
ketenangan walet.
Untuk mengendalikan tikus di rumah
walet dapat dilakukan dengan menutup
semua lubang ke dalam rumah. Selain itu,
dihindarkan adanya turnpukan barang-
barang yang tidak berguna di dalam
rumah walet.

b. Semut
Di antara sekian banyak jenis semut,
semut api dan sernut gatal merupakan
dua jenis semut yang sangat mengganggu
peternakan walet. Kedua jenis semut ini
dapat memakan anak walet hingga hanya
tersisa tulangnya. Selain itu, semut-semut
ini juga mengganggu ketenangan walet
yang sedang bertelur.
Pengendalian semut dapat dilakukan
dengan memberi urnpan agar semut
berkerumun. Selanjutnya, seinut-
Dunia Walet 9
3
semut

Dunia Walet 9
4
tersebut disiram dengan air panas,
alkohol, atau racun anti semut yang tidak
berbau tajam.

c. Kecoa
Kecoa menjadi hama pada peternakan
walet karena binatang ini memakan
sarang walet. Akibatnya, sarang walet
bentuknya menjadi cacat dan tidak
sempurna, berukuran kecil, dan mutunya
menurun karena tercemar oleh kotoran
kecoa.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga
kebersihan rumah wallet dan membuang
barang-barang yang tidak berguna. Kecoa
dikendalikan dengan cara mekanis,
misalnya dengan dipukul. Jika harus
digunakan insektisida, pilihlah jenis yang
tidak berbau tajam.
d. Kutu busuk
Kutu busuk termasuk pengganggu
walet karena hama ini mengisap darah.

Dunia Walet 9
5
Oangguan

Dunia Walet 9
6
hama ini akan menurunkan kondisi walet
sehingga akan menurunkan produksi air
liurnya.
Pengendaliannya dilakukan dengan
menyiramkan air panas pada sarang kutu
busuk.
e. Tokek
Tokek suka memakan telur walet dan
anak walet. Kotoran dan tokek pun
menyebabkan rumah walet kotor dan
tercemar. Suara yang dikeluarkan oleh
tokek pun dapat mengganggu ketenangan
walet.
Upaya untuk menghindari kedatangan
tokek ke dalam rumah walet dapat
dilakukan dengan memangkas taraman
atau pepohonan yang ada di sekitar
rurnah walet. Cabang dan pepohonan
tersebut dapat menjadi jembatan tokek
masuk ke dalam rumah walet.
Untuk mernberantasnya dapat
dilakukan secara mekanis, yaitu dengan
Dunia Walet 9
7
mengusir atau membunuhnya secara
manual.

Dunia Walet 9
8
f. Kelelawar
Kelelawar dapat menjadi pesaing walet
dalam memperebutkan tempat tinggal
dan pakan. Jika terjadi kelelawar dan walet
tinggal dalam sam rumah maka keeLawar
akan memaksa walet keluar dari rumah
tersebut. Hal ini tentu merugikan peternak
atau pengelola rumah walet.
Agar tidak semakin banyak walet yang
meninggalkan rumah, jalan terbaik adalah
mencegah kelelawar datang ke rumah
walet.
Kelelawar yang sudah berada di dalam
rumah walet diusir dengan cara
membersihkan kotoran dan tempatnya
bergelantung. Selanjutnya, tempat
tersebut dikapur atau diolesi bubuk arang
yang dicampur alkohol.

g. Elang
Elang dan burung sejenisnya menjadi
hama bagi waist karena suka
Dunia Walet 9
9
memangsa

Dunia Walet 1
0
walet yang sedang terbang. Keberadaan
hama ini jelas akan rnengurangi populasi
walet.
Bahkan, walet yang masih tersisa pun
akan meninggalkan rumahnya jika di
sekitar tempat tinggalnya tersebut banyak
terdapat elang dan burung sejenisnya.
Upaya untuk mencegah keberadaan
elang dan burung sejenisnya dengan
diusahakan agar di sekitar rumah walet
tidak ada pohon- pohon besar sebagai
tempat bertenggernya burung pemangsa.
Oleh karenanya, dalam perencanaan
membuat rumah walet diusahakan agar
lokasinya tidak di sekitar pohon-pohon
besar.

h. Pencuri
Pencuri termasuk saiah satu hama
walet yang berbahaya dan mengakibatkan
kerugian yang besar. Hama ini akan
menghabiskan sarang walet yang ada.
Dunia Walet 1
0
Akibat lain dan kedatangan pencuri ini
akan mengganggu

Dunia Walet 1
0
ketenangan dan regenerasi walet karena
biasanya hama ini akan datang dan
melakukan pemanenan tanpa aturan.
Bahkan, akibat iebih parah dan
kedatangan pencuri adaiah walet akan
segera meninggalkan rumahnya karena
stres.
Kedatangan pencuri dapat dicegah
dengan menempatkan penjaga di sekitar
lokasi rumah walet. Cara lain adalah
dengan memasang alat pengaman atau
dengan membuat park di antara dua
tembok pengaman. Lantai rumah walet
sebaiknya dibeton karena kebanyakan
pencuri menjalankan aksinya dengan
menggal lubang yang menembus lantai
rumah.
Cara lain yang juga efektif untuk
mencegah pencuri walet adalah dengan
melibatkan penduduk sekitar rumah walet
untuk ikut merasa memiliki. Caranya
adalah dengan membagikan sembako
Dunia Walet 1
0
atau sodakoh

Dunia Walet 1
0
infaq kepada masyarakat sekitar
setiap sehabis panen sarang walet.

Dunia Walet 1
0
JENIS-JENIS WALET

A. Walet Putih
Indonesia yang terletak di daerah tropis
merupakan habitat burung walet yang sangat
potensial, terbukti dengan ditemukannya
sekitar 11 jenis walet yang berkembang. Dari
kesebelas spesies walet tersebut ada tiga
spesies yaitu walet putih, walet hitam dan
seriti yang menghasilkan sarang yang
memliki nilai jual tinggi .
Habitat asli walet putih adalah gua,
namun pada saat ini sudah banyak
dilakukan modifikasi gua di gedung walet
(Mardastuti,1997) meskipun habitat
bersarang alami walet putih ini adalah gua-
gua kapur, jenis burung ini sejak tahun
1880 telah berhasil ditangkarkan dalam
habitat buatan yaitu rumah yang didesain
secara khusus (Shofiyah, 2001), bahwa
gedung walet umumya ada yang tidak
terdapat flora dan adanya
Dunia Walet 10
0
sengaja menanam tanaman yang berfungsi
untuk memancing serangga sekitar gedung
seperti. Jenis vegetasi yang ada disekitar
bangunan menjadi penting seperti dalam
habitat aslinya. Hal ini akan menunjang
keberhasilan budidaya wallet (Sumiarti,
1998).
Ciri-ciri burung walet adalah berbulu
coklat kehitaman dengan bulu bagaian
bawah coklat keabu-abuan, bulu ekor
sedikit bercelah, suara melengking tinggi,
panjang badan 12 cm, bentuk mata bulat
dengan warna coklat gelap, paruh dan kaki
berwarna hitam. Sayapnya sangat kaku,
tubuhnya ramping dan ringan. Perkiraan
kecepatan terbang berkisar antara 100-150
km/jam dan mampu terbang selama 12 jam
tanpa berhenti. Ekonavigasi lebih tajam
dibandingkan dengan walet lain. Pada bagian
kerongkongan terdapat sepasang glandula
salivales, yaitu sepasang kelenjar yang
menghasilkan air liur dengan besar
Dunia Walet 10
1
kecil

Dunia Walet 10
2
kelenjar ini tergantung umur burung
(Yangesa, 1997)
Telur walet putih hampir sama dengan
telur sriti hanya ukurannya yang dapat
dibedakan, telur walet putih memiliki ukuran
telur yang lebih besar dari pada telur sriti.
Walet dapat menghasilkan telur sebanyak
dua butir kecuali pada saat stress seperti
gangguan hama, polusi udara ketersediaan
pakan yang rendah dll (Alhaddad, 2003).
Telur walet berbentuk lonjong dan oval.
Perbedaan bentuk telur ini diperkirakan ada
hubungannya dengan jenis kelamin anak
yang ditetaskan. Telur lonjong menghasilkan
anak walet berjenis kelamin jantan dan telur
oval menghasilkan anak walet berjenis
kelamin betina (Alhaddad,2003)
Warna kerabang telur wallet cenderung
berubah sesuai dengan umurnya yakni warna
muda atau cerah untuk telur yang baru
dihasilkan atau berumur kurang dari 5
hari,
Dunia Walet 10
3
warna kerabang telur berubah menjadi putih
kemerahan bila sudah berumur 6-10 hari,
kemudian warna menjadi putih pekat pada
umur 10-15 hari dan telur walet yang dierami
akan menetas pada umur 16-21 hari
(Alhaddad, 2003).
Rata-rata bobot telur yang ditetaskan
wallet putih adalah 1,810,23 gram dengan
ukuran dimensi panjang telur rata-rata 20,00
0,96 mm dan Lebar telur 12,00 0,94 mm.
Bobot tetas rata-rata wallet putih 1,251,66
gram, jadi persentase bobot tetas adalah
sekitar 69-90%. Berdasarkan hasil coding,
tingkat fertilitas telur walet putih adalah
78,83 % dengan daya tetas 26,84 %. Ditinjau
dari segi pakan ada suatu kecenderungan
bahwa semakin tinggi persentase pemberian
sarang maka semakin baik penampilan dan
daya tahan hidup anak wallet putih. Pada
level pemberian sarang wallet 15% lebih baik
dari 10% dan 5%. Daya tahan dan
penampilan anak walet pada lingkungan
Dunia Walet 10
4
yang

Dunia Walet 10
5
dimodifikasi lebih baik, bahkan hanya anak
walet yang dipelihara pada konisi ini yang
mampu bertahan sampai terbang dengan
tingkat keberhasilan 50 % dari total walet
yang dipindahkan dari kotak pemeliharaan
(Saepudin, 2007).

B. Walet Besar
Wallet besar disebut juga Collocalia Gigas.
Bentuk tubuhnya berukuran paling besar
dibandingkan dengan walet-walet lainnya.
Bulu pada daerah punggung sampai kepala
berwarna hitam sedangkan bagian bawah
badannya berwarna coklat kehitam-hitaman.
Panjang berkisar 16 cm (Marhiyanto, 2000).
Walet hitam mampu terbang cepat dan
tinggi dibandingkan dengan wallet-walet
lainnya. Makannya serangga. Suka bersarang
dicelah- celah batu atu didekat air terjun dan
goa-goa di tebing-tebing pegunungan.
Bentuk sarangnya seperti mangkok .
dibangun dari bahan ranting
Dunia Walet 10
6
atau rumput halus, dijalin begitu saja lalu
direkat menggunakan air liurnya sehingga
terkesan kotor dan semrawut. Musim
bersarang (membangun sarang) dan bertelor
berlangsung pada bulan Nopember dan
desember. Telornya hanya sebutir. Daerah
penyebrangannya misalnyadi semenanjung
Malaya, daerah Sumeatra, Kalimantan, Jawa,
dan Irian, terutama di daerah bukit-bukit
berbatu (Idel, 2000).

Dunia Walet 10
7
C. Wallet Sarang Hitam (Collocalia
Maxima)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Apodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Collocalia

Spesies : C. Maxima

Nama Binomial : Collocalia Maxima

Walet sarang-hitam (Collocalia maxima)


adalah sejenis burung anggota suku
Apodidae.
Walet ini didapati menyebar di Brunei,
Burma, Filipina, Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Habitat alaminya adalah di pesisir pantai,
pegunungan berkapur, hutan-
hutan hujan dan hutan pegunungan tropika.

Dunia Walet 10
8
Bersama dengan walet sarang-putih (C.
fuciphaga), walet

Dunia Walet 10
9
sarang-hitam merupakan
penghasil penting sarang
burung walet yang berharga mahal. Meskipun
demikian, sarang yang dihasilkan C. maxima
masih lebih rendah harganya dibandingkan
C. fuciphaga karena masih perlu dibersihkan
dari bulu-bulu hitam dan kotoran lainnya.

Ciri-Ciri
Tubuh berukuran agak kecil (12-13 cm),
tubuh bagian atas coklat kehitaman, tunggir
bergradasi, dari abu-abu menjadi coklat
kehitaman, tubuh bagian bawah gelap, kaki
berbulu lebat. Hampir sulit dibedakan
dengan walet sarang-putih, tubuh agak
gemuk, ekor terpotong agak lurus. Mata
berwarna cokelat tua, paruh hitam, dan kaki
hitam. Tidak seperti walet lain, jenis ini
suaranya terdengar mencicit. Walet ini juga
memakan serangga- serangga kecil yang
disambarnya ketika terbang. Untuk lokasi
sarang, lebih meyukai pada gua-
Dunia Walet 11
0
gua kapur. Sarang berupa mangkuk setengah
lingkaran, terbuat dari air liur dan bulu
berwarna hitam, telur berwarna putih, jumlah
1 butir berbentuk memanjang. Musim
kawinnya sama dengan walet putih. Seperti
halnya walet putih, walet sarang hitam juga
lebih mudah untuk dibudidayakan
dibandingkan dengan jenis walet lainnya.

Penyebaran

Himalaya timur, Filipina, Palawan,


Semenanjung Malaysia, Sunda Besar.
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali.

Dunia Walet 11
1
D. Wallet Gunung (Aerodramus
Brevirostrus)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Apodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Aerodramus

Spesies : A. brevirostris

Nama Binomial : Aerodramus Brevirostrus

Walet gunung biasa disebut juga wallet


Himalaya pada umumnya berkoloni
menyebar di daerah Himalaya dan Asia
Tenggara. Warna burung ini hitam, tetapi
warna ekornya abu-abu kehitaman. Bulu ekor
bercelah dalam. Kakinya sedikit berbulu atau
tidak berbulu sama sekali. Suaranya khas
suara burung walet yang berderik chit-chit
ada pula teeree-teeree-teeree. Ukuran

Dunia Walet 11
2
tubuhnya tergolong besar. Panjang

Dunia Walet 11
3
tubuhnya sekitar 14 cm. Burung ini terbang
berkelompok dengan cepat di dekat tebing
atau puncak gunung. Serangga-serangga
kecil makanannya disantap ketika terbang.
Sarang dibuat di celah-celah batu. Biasanya
sarang dibangun pada bekas kawah
pegunungan. Karena terbuat dari rumput-
rumputan dan hanya sedikit atau tidak ada
air liur pada bahan sarangnya, maka sarang
walet gunung tidak dapat dimakan. Pada
musim kawin, biasanya bertelur dua butir.

Ada lima subspecies:


A. b. keturunan brevirostris di
Himalaya timur
ke Bangladesh , Myanmar dan Thailand .
ber habitat di dataran ketinggian hingga
di atas
4.500 m, tetapi musim dingin antara 900
dan 2.750 m dpl.
A. b. keturunan innominata di tengah
Cina , dan musim dingin di barat daya

Dunia Walet 11
0
Thailand

Dunia Walet 11
1
dan Semenanjung Melayu .Pantat
sedikit abu-abu gelap
daripada brevirostris
A. b. keturunan inopina di barat daya
Cina. Ini adalah balapan paling gelap-
rumped.
A. b. rogersi burung walet Indocina,
berkembang biak di timur Myanmar,
Thailand barat dan Laos . walet ini
bertubuh kecil, ras pucat-rumped.
A. b. vulcanorum gunung berapi walet,
keturunan Jawa, Indonesia pada puncak
gunung berapi. Memiliki hamster gelap
dan abu-abu pucat pantat tidak jelas.

Perilaku

Wallet ini adalah spesies dataran tinggi


dengan prefensi untuk makan daerah terbuka
di hutan, seberpi lembah dan sungai. Walet
jantan membangun sarang kecil dari
campuran air liur dan lumut pada dinding
batu vertikal gua. Sekali
Dunia Walet 11
2
bertelur menghasilkan 2 butir telur berwarna
putih. Walet ini bersifat monogamy dan
pasangan induk merawat anak burung secara
bergantian. Pada siang hari walet Himalaya
meninggalkan sarang untuk mencari
makanan berupa serangga udara dan pada
malam hari bertengger di dalam sarang.
Walet Himalaya hidup berkoloni hingga 50
bahkan hingga 300 ekor satu kawanannya.

Dunia Walet 11
3
E. Wallet Sapi (Collocalia Esculenta)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Apodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Collocalia

Spesies : C. Esculenta

Nama Binomial : Collocalia Esculenta

Wallet sapi memiliki nama umum yaitu


white-bellied swiftled yang memiliki sebuah
arti yaitu walet yang berperut putih. Ada pula
yang menyebut walet ini seriti. Layak orang
awam mengacaukannya dengan seriti (C.
Linchi) dikarenakan penampilannya yang
hampir mirip. Ukuran tubuhnya hanya sekitar
10 cm. Tubuh bagian atas berwarna hitam
kehijau-hijauan dan bagian bawahnya
abu-abu gelap. Bagian

Dunia Walet 11
4
perutnya yang berwarna putih merupakan ciri
khas pada walet sapi. Dan untuk model ekor
sedikit berbeda dengan belahannya yang
dangkal. Lengkingan suaranya yang tinggi
adalah ciri khas walet sapi dan biasanya
walet sapi terbang secara berputar putar
pelan dengan kelompoknya. Di daerah Jawa
dan Bali walet sapi ini sangat umum di
semua ketinggian. Sama seperti walet
lainnya,walet sapi ini juga memakan
serangga. Dan untuk serangga kesukaan
walet sapi biasanya adalah tawon kiara.

Walet sapi membuat sarang dengan


sedikit rumput, lumut dan direkatkan dengan
air liurnya. Sarang ini dapat dimakan, namun
dikarenakan kandungan rumput dan
lumutnya banyak biasanya harus dibersihkan
dahulu agar bisa dikonsumsi. Walet sapi
sering membuat sarangnya pada goa-goa,
sudut-sudut bangunan tua dan celah-celah
batu. Dan pada masa

Dunia Walet 11
5
bertelur, walet ini biasanya menghasilkan
dua butir telur. Walet sapi bersarang tidak
tergantung pada musim kawin sehingga bisa
bersarang sepanjang tahun. Walet sapi ini
telah tersebar di bagian Himalaya, Papua
Nugini, Asia dan Australia.

Dunia Walet 11
6
F. Walet Sarang Lumut
(Aerodramus Vanikorensis)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Apodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Aerodramus

Spesies : A. Vanikorensis

Nama Binomial : Aerodramus Vanikorensis

Walet ini memiliki nama umum yaitu


moss- nest swiflet. Memiliki ukuran tubuh
kecil yaitu 12 cm. Walet ini sangat sukar
dibedakan dengan walet putih (A.
fuchipagus). Namun apabila diteliti lebih
cermat, pada bagian warna bulu
tunggingnya, walet sarang lumut jauh lebih
gelap dan belahannya tidak terlalu dalam.

Dunia Walet 11
7
Dan

Dunia Walet 11
8
lebih baik lagi untuk membedakannya
dengan walet putih yaitu dengan dilihat dari
susunan sarangnya. Walet ini memiliki
kebiasaan terbang dengan sayap kaku. Suara
khasnya biasanya mendengung tinggi dan
biasanya dekat dengan tempat
berkembangbiaknya yang berada di
kegelapan goa. Walet ini juga sama dengan
walet lainnya yaitu pemakan serangga, dan
untuk bertelur walet sarang lumut ini juga
hampir tidak dapat dibedakan dengan walet
putih, maka dengan begitu walet sarang
lumut juga menghasilkan jumlah telur yang
sama dengan walet putih yaitu sekitar dua
butir. Sarang dari walet sarang lumut ini lebih
halus, berbentuk bulat dan lebih banyak
mengandung serat lumutnya dibandingkan
dengan walet sapi. Dan sarang ini tidak dapat
dimakan, namun masih ada pendapat
sebaliknya saat ini. Di alam biasanya walet
ini membuat sarang di kedalaman goa yang
cukup dalam sehingga dapat terhindar dari
Dunia Walet 11
9
predator yang ada. Untuk

Dunia Walet 12
0
wilayah penyebarannya di Sumatera,
Kalimantan dan Jawa bahkan sudah sampai
ke kawasan Pasifik barat daya.

G. Perbedaan Walet dan Kapinis

Burung adalah sebangsa burung


layang- layang yang masih
saudara dekat dengan Burung
Walet. Secara anatomi burung kapinis mirip
dengan walet, bahkan karena kemiripan
inilah banyak pengusaha walet
seringkali memaksa kapinis untuk
bertukar telur dengan walet, hal ini terjadi
jika di peternakan populasi walet masih lebih
sedikit dibanding populasi kapinis. Telur yang
ditukar sebaiknya memiliki umur sama agar
kapinis tidak merasa dibohongi.

Di rumah kapinis yang belum banyak


walet, keberhasilan penetasan 10%. Artinya
dari 100 telur menetas, yang hidup sampai
dewasa 10 ekor. Namun, begitu populasi

Dunia Walet 12
1
walet mencapai
100 sarang, sukses penetasan mencapai
30%.

Dunia Walet 12
2
Pergantian telur harus sesering mungkin
karena populasi terlalu sedikit menyebabkan
walet merasa tidak aman di tengah-tengah
koloni kapinis. Ruangan sebaiknya dibuat
lebih gelap agar anak walet betah dan
kapinis yang suka terang pindah ke tempat
lain.

Sarang burung kapinis dibangun dari


material seperti daun cemara, rumput, dan
lumut laut yang direkatkan oleh air liur
burung. Sedangkan sarang walet murni
terbuat dari liur walet. Harga sarang burung
kapinis lebih murah, berkisar Rp500.000/kg;
sarang walet Rp 10 - 15 juta/kg tergantung
kualitas dari sarang walletnya.

Burung kapinis atau burung layang layang


memang belum termasuk burung yang
dilindungi, tetapi kalau melihat perubahan
alam desa yang kurang bersahabat dengan
kelangsungan hidup satwa ini tentu nantinya
kita hanya akan melihat kapinis di sentra-
Dunia Walet 12
3
sentra

Dunia Walet 12
4
peternakan walet. Itupun mungkin hanya di
awal ketika peternakan itu baru akan mulai,
tentu saja jika populasi walet telah melimpah
pasti kapinis akan terusir karena sudah tidak
ekonomis lagi.

Dunia Walet 12
0
DAFTAR PUSTAKA

A.L. Rahman dan M.T. Nixon. 2007. Budidaya


Walet.

Arif Budiman., dkk. 2008. Budidaya Dan


Bisnis Sarang Walet. Depok: Penebar
Swadaya.

Hadi, I. 2002. Walet Budidaya dan Aspek


Bisnisnya. Agromeda.

William, Diter. 2011. Studi Komparasi


Budidaya Burung Walet di Kecamatan
Singkawang Tengah dan Singkawang Selatan.
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.

Alhaddad, A.A.K. 2003. Penetasan Telur


Walet. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anonimous, 2003. Panduan Praktis. Walet


Bisa Diternak. Majalah Trubus Edisi
Februari 2003. Jakarta

Budiman, A. 2002. Menetaskan Telur Walet


dengan Indukkan, Seriti, Seriti
Kembang.dan Mesin Tetas, Penebar
Swadaya. Jakarta.

Dunia Walet 12
1
Budiman, A. 2002. Pedoman Membangun
Gedung Walet. Penerbit AgroMedia
Pustaka.

Dediyanto. 2002. Studi Kasus Teknik


Pengelolaan Gedung Walet Putih di kota
Bengkulu. Jurusan Peternakan. Fakultas
Pertanian. Universitas Bengkulu.

Mujannada, J. 2003. Fertilitas dan daya Tetas


Telur Puyuh (Coturnix-coturnix Japanica)
Pada Umur 6, 7, dan 8 Bulan. Jurusan
Peternakan Fakultas
Pertanian. Universitas
Bengkulu.

Nazaruddin, A . Widodo. 1998. Sukses


Merumahkan Walet. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta.

Nesheim, M.C., R.E. Austic, dan L.E. Card.


1979. Poultry Production.12Ed. Lea
andFebiger. Philadephia.

Oktalina, S. 1998. Penetasan Telur dan


Pengaruh Pemberian beberapa Tipe
Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Daya
Hidup Anak Walet. Fakultas Pertanian.
IPB. Bogor.

Steel, R. G. D., dan J.H. Torrie. 1998. Prinsip


dan Prosedur Statistika Suatu
Pendekatan

Dunia Walet 12
2
Biometrik. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.

Yangesa, I. 1997. Penetasan Telur dan


Pemeliharaan Anakan
Burung Walet
Sarang Putih (Collocalia fuciphaga)
Thunberg 1812. Fakultas Kehutanan, IPB.
Bogor. Tidak Dipublikasikan.

Dunia Walet 12
3

Anda mungkin juga menyukai