Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TERMODINAMIKA PERMUKAAN Nama : Chandra Chrisna S.

Wauran
NIM : 16/403602/PPA/05119

PERENGKAHAN KATALITIK (CATALYTIC CRACKING)

Teori yang diterima secara umum dari perengkahan hidrokarbon parafin terkatalisasi asam terjadi melalui
mekanisme ion karbenium yang dengannya ion karbenium klasik terbentuk dari hidrokarbon, yang kemudian
mengalami pemutusan ikatan karbon-karbon pada posis untuk menghasilkan ion karbenium dari jumlah karbon
rendah dan olefin. Teori perengkahan terkatalisasi asam yang dikemukakan tahun 1949 ketika Greensflerder, Voge,
Good, dan Thomas mengusulkan teori ion karbonium mereka, seperti yang digambarkan pada gambar 1.

Gambar 1. Perengkahan n-paraffin dengan mekanisme ion karbenium klasik dari


Greensfelder, Voge, Good, and Thomas

Pada tahun 1992 Sie mengusulkan mekanisme baru reksi perengkahan terkatalisasi asam khususnya
n-parafin. Mekanisme tersebut diusulkan dengan tujuan untuk memperjelas fakta-fakta yang terjadi selama
proses perengkahan yang tidak dapat dijelaskan pada ion karbenium klasik, seperti senyawa C1 dan C2 yang
terbentuk sebagai produk perengkahan sangat rendah, fraksi perengkahan katalitik senyawa parafin
mengandung senyawa hidrokarbon jenuh dimana kandungan hidrokarbon rantai bercabang yang dihasilkan
tinggi dan reaktivitas perengkahan yang terjadi meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah atom karbon
senyawa parafin yang direngkah, sedangkan perengkahan senyawa parafin dengan jumlah atom karbon yang
rendah sangat sulit terjadi.
Berdasarkan mekanisme baru reaksi perengkahan hidrokarbon parafin terkatalisasi asam, Sie
mengatakan bahwa terbentuknya produk isoparafin karena mekanisme reaksi perengkahan hidrokarbon
parafin terjadi melalui intermediet siklopropana terprotonasi yang disebut sebagai non-classical carbonium
ion seperti yang digambarkan pada gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme perengkahan n-parafin terkatalisasi asam (Sie, 1993a)

Berdasarkan gambar 2, Ion karbonium klasik terjadi penataan ulang dan menghasilkan ion siklopropana
terptotonasi (non-classical carbenium ion). Kemudian terbentuk produk olefin linier dan ion karbonium
dengan rantai cabang metil. Terkhir karena transfer hidrida hidrokarbon jenuh maka terbentuklah produk
isoparafin. Demikian disimpulkan bahwa hidrokarbon dengan jumlah atom karbon yang semakin banyak akan
semakin mudah direngkah. Untuk hidrokarbon rantai pendek, misalnya: n-heksana, kemungkinan
mekanisme yang terjadi melalui intermediet ion karbonium pentakoordinasi (satu atom karbon mengikat
lima substituen).
HIDRORENGKAH (HIDROCRACKING)

Pada tulisan sebelumnya mekanisme baru mampu menjelaskan banyak ciri proses perengkahan katalitik yang sampai
sekarang belum atau hanya kurang dipahami. Pada tahun 1993, hasil hidrokrafik dan percobaan hidroisomerisasi
dianalisis. Mekanisme perengkahan yang diusulkan agak mirip dengan isomerisasi kerangka parafin karena keduanya
mengasumsikan intermediasi dari spesies siklopropana terprotonasi. Oleh karena itu, dipostulatkan bahwa hidrokarbon
dan hidrokarbon tidak hanya menghasilkan reaksi berturut-turut, tetapi reaksi hidroisomerisasi dan hidrorengkah
terjadi secara paralel yang memiliki intermediet umum seperti yang ditunjukkan gambar 4 untuk
hidroisomerisasi dan hidrorengkah n-parafin.

Gambar 4. Mekanisme hidrorengkah dan hidroisomerisasi hidrokarbon

Aspek penting dari mekanisme reaksi yang ditunjukkan pada Gambar 4 adalah bahwa nilai n harus paling
sedikit 1. Untuk reaksi isomerisasi, nilai m juga harus lebih besar. Untuk membuat perengkahan sesuai dengan
mekanisme yang diusulkan, nilai m harus paling sedikit 3. Analisis data yang diperoleh dalam program hidroisomerisasi
/ hidrorengkah dengan umpan parafin normal, seperti hidrokarbon dengan jumlah atom karbon C1 dan C2 sangat
sedikit, jumlah C3 lenih sedikit dibanding hidrokarbon dengan jumlah atom karbon diatas 3. Produk berupa
farksi C3 dan Cn-3 (n=jumlah atom C) jumlah molarnya setengah dari fraksi hidrokarbon yang berada di
antaranya. Fraksi hidrokarbon jenuh kebanyakan merupakan isoparafin , rasio iso/normal parafin rendah
untuk hidrokarbon tak jenuh. Selektifitas produk isomerisasi tinggi terhadap hidrokarbon C 5 dan C6, tetapi
C7 sulit terisomerisasi. Semakin panjang rantai hidrokarbon umpan, semakin mudah direngkah.

Anda mungkin juga menyukai