A. Teori konflik
Teori intraksi pada tahun 1970 mengumumkan bahwa konflik merupakan suatu hal yang
penting, dan secara aktif mengajak organisasi untuk menjadikan konflik sabagai salah satu
pertumbuhan produksi. Teori ini menekankan bahwa konflik dapat mangakibatkan pertumbuhan
produksi sekaligus kehancuran organisasi, keduanya tergantung bagai mana manajel mengelolahnya.
Mengingat konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam organisasi, maka manajer
harus dapat mengelolahnya dengan baik.
B. Kategori konflik
Konflik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, konflik intrapersonal, interpersonal, dan antar
kelompok.
1. Intrapersonal.
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan masalah internal untuk
mengklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik yang terjadi.
2. Interpersonal.
Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih di mana nilai, tujuan dan keyakinan berbeda.
Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan berinteraksi dengan orang lain, sehingga
ditemukan perbedaan-perbedaan.
3. Antar kelompok.
Konflik terjadi antar dua atau lebih dari kelompok orang, departemen, atau organisasi. Sumber
konflik jenis ini adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan),
serta keterbatasan prasarana.
konflik
laten
konflik yang
konflik yang dialami
dirasakan
konflik aftermath
Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi 6, yakni:
2. Kompetensi
Strategi ini dapat diartikan sebagai win/lose penyelesaian konflik. Penyelesaian ini
menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan
yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk
perbaikan di masa mendatang. (Nursalam, 2009:127)
Ketika seseorang berusaha memperjuangkan kepentingannya sendiri, tanpa memedulikan
dampaknya atas pihak lain yang berkonflik, orang dapat kita katakan sedang bersaing (competing).
Contoh dari perilaku ini mencakup maksud untuk mencapi tujuan anda dengan mengurbankan tujuan
orang lain, berupaya meyakinkan orang lain bahwa kesimpulan anda benar dan kesimpulan ia salah,
dan mencoba membuat orang lain dipesalahkan atas suatu masalah. (Robbins, 2008:181)
3. Akomodasi
Ketika salah satu pihak berusaha menyenangkan hati lawannya, pihak tersebut kiranya akan
bersedia menempatkan kepentingan lawan diatas kepentingannya sendiri. Dengan kata lain, agar
hubungan tetap terpelihara, salah satu pihak bersedia berkurban. Kita menyebut maksud ini sebagai
akomodatif (accommodating). Contohnya adalah kesediaan untuk mengurbankan kepentingan Anda
sehingga tujuan pihak lain dapat tercepai, mendukung pendapat orang lain meskipun
Anda sebenarnya enggan, serta memaafka seseorang atas suatu pelanggaran dan membuka pintu bagi
pelanggaran selanjutnya. (Robbins, 2008:182)
Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative. konflik ini berlawanan dengan
kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi
kesempatan pada orang lain untuk menang. Masalah utama pada strategi ini sebenarnya tidak
terselesaikan strategi ini biasanya digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan dengan berbagai
konsekuensinya. (Nursalam, 2009:127)
4. Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi kompnen emosional
dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencari kebersamaan
daripada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada
konflik yang ringan, tetapi untuk konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan/hasil
produksi,tidak dapat dipergunakan. (Nursalam, 2009:128)
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah yang
dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya
dipilih bila ketidak sepakatan membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar daripada
menghindar, atau perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan
dengan sendirinya . (Nursalam, 2009:128)
Seseorang mungkin mengakui adanya konflik namun ia ingin menarik diri atau menekannya.
Contoh-contoh dari perilaku meghindar (avaiding) adalah mencoba mengabaikan sesuatu konflik dan
menghindari orang lain yang tidak bersepakat dengan anda. (Robbins, 2008:182)
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi, kedua unsur yang
terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan. Karena keduanya
meyakini akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya. Strategi
kolaborasi tidak akan bisa berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut,
kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak
adanya kepercayaan dari kedua kelompok atau seseorang. (Nursalam, 2009:128)
Ketika setiap pihak yang berkomplik berkeinginan untuk bersama-sama memperjuangkan
kepentingan kedua belah pihak, dapat dikatakan mereka sedang bekerjasama dan mengupayakan hasil
yang sama-sama menguntungkan. Dalam bekerja sama (collaborating), maksud para pihak adalah
menyelesaikan masalah dengan memperjelas perbedaan ketimbang mengakomodasi sudut pandang.
Contohnya adalah upaya untuk mencari solusi menang-menang yang memungkinkan tujuan belah
pihak sepenuhnya tercapai dan pencarian kesimpulan yang menyatakan wawasan yang valid dari
kedua belah pihak. (Robbins, 2008:181-182)
Konflik dapat terjadi dalam diri individu maupun kelompok, setiap konflik yang
timbul dalam keduanya mempunyai strategi penyelesaian yang berbeda diantaranya :
o Arbitrasi ( arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur dimana pihak ketiga mendengarkan kedua belah
pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam
menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
o Mediasi (mediation)
Mediasi dipergunakan oleh mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang
diselesaikan oleh abritor, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara
langsung terhadap pihak- pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak
mengikat.
Strategi menang-kalah (win-lose strategy)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu
pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategi dapt
melalui:
o Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang
puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence)
o Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk
mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena
adanya rintangan komnikasi (communication barriers)
Maksud-maksud yang diuraikan di atas memberikan panduan umum bagi para pihak yang
berada dalam situasi konflik. Namun, maksud orang tidak selalu sama. Selama berjalannya konflik,
maksud itu bisa saja berubah karena rekonseptualisasi atau reaksi emosional terhadap perilaku pihak
lain. Namun, penelitian mennjukan bahwa orang memiliki sifat yang menjadi dasar untuk menangani
konflik dengan cara-cara tertentu. Tepatnya mereka memiliki preferensi diantara enam maksud
penanganan konflik yang baru saja diuraikan; preferensi ini biasanya dipakai secara konsisten, serta
serta maksud seseorang dapat diprediksi dengan cukup baik melalui kombinasi karakteristik
intelektual dan kepribadiannya. Jadi, lebih tepa memandang ke enam maksud penanganan konflik itu
relatif pasti dari pada memandangnya sebagai sekumpulan pilihan untuk menyesuaikan dengan
situasi yang semestinya.
Dalam praktik penggunaan dari setiap terjadi konflik, strategi yang sering digunakan dan
memberikan konstribusi keputusan terbaik adalah negosiasi, untuk itu ada hal-hal yang perlu
diketahui tentang negosiasi. Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi dapat juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston,
1998).
Smeltzer (1991) mengidentifikasi 2 tipe dasar negosiasi, yakni Kooperatif (setiap orang
menang) dan Kompetitif (hanya satu orang yang menang)
Meskipun dalam negosiasi ada unsur yang menang dan yang kalah antara kedua belah pihak,
namun sebagian negosiator, penting untuk :
1. Memaksimalkan kemenangan kedua belah pihak untuk mencapai tujuan bersama.
2. Maminimalkan kekalahan dan bagi yang kalah tetap dapat mengikuti tujuan bersama.
3. Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi.
Tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk memulai proses negosiasi:
1. Masalah harus dapat dinegosiasikan;
2. Negoisator harus tertarik terhadap take and givei selama proses negosiasi;
3. Mereka harus saling percaya.
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kondusif, asertif, dan
komunikatif terbuka, yakni:
1. Pilih fakta-fakta yang rasional berdasarkan hasil penelitian.
2. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respon nonverbal yang Nampak.
3. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi yang
disampaikan.
4. Upayakan untuk memahami apa yang disampaikan lawan bicara Anda. Konsentrasi dan
perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
5. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarikan masalah-masalah pribadi saat
negosiasi.
6. Hindari menyalahkan orang lain atas konfik yang terjadi.
7. Jujur.
8. Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
9. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan meminta waktu untuk
menjawabnya.
10. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lebih selama negosiasi berlangsung, istrahatkan
sebentar.
11. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum Anda pahami.
12. Bersabarlah (Smelter, 1991). (Nursalam, 2009:299)
Kunci kesuksesan dalam melakukan negosiasi, berdasarkan atas apa yang dilaukan dan apa yang
dihindari saat melakukan negosiasi.
1. Harus dilakukan
o Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa anda mengetahui keinginan
orang lain.
o Perlakukan orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan masalah, bukan sebagai
musuh. Hadapi masalah yang ada bukan orangnya.
o Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika anda
dapat menyajikan sesuatu yang baik dan menarik.
o Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan gerakan
tubuhnya.
o Lakukan sesuatu yang sederhana tidak berbelit-belit.
o Antisipasi penolakan
o Tahu apa yang dapat Anda berikan.
o Tunjukan beberapa alternatif pilihan.
o Tunjukan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat dengan pendapat Anda.
o Bersikap asertif bukan agresif.
o Hati-hati, anda mempunyai kekuasaan untuk memutuskan.
o Pergunakan gerakan tubuh, jika anda menyetujui atau tidak terhadap suatu pendapat.
o Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar.
2. Harus dihindari
o Sikap yang tidak baik : sinis, kasar dan menyepelekan.
o Trik yang tidak baik : manipulasi.
o Distorsi
o Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.
o Tidak berurutan.
o Membuat hanya satu pilihan.
o Memaksakan kehendak.
o Berusaha menekankan pada suatu pendapat.(Nursalam, 2012:122-124)
Tipe konflik
Konflik timbul didalam diantara dan antara orang- orang adanya perbedaan adanya pada kenyataan
definisi, pandangan, otoritas, tujuan, nilai, dan kendali konflik dalam organisasi secra strukturan dapat
dikategorikan sebagai konflik vertika atau horizontal. Konflik vertical meliputi perbedaan antara pemimpin
dan anak buah. Hal inin sering diakibatkan oleh komunikasi dan kurang penyebaran persepsi dan
perilaku yang tepat untuk peran diri sendiri atau orang lain. Konflik horizontal adalh garis konflik antara
staff dan ada hubungan dengan praktik keahlian otoritas, dan sebagainya. Sering berupa perselisihan
antar departemen:
Konflik di dalam pengirim
Pengirim sama pesan saling berlawaan. Contoh pemimpin yang sama menutut pelayanan yang
tinggi, menolak memecat anggota staff tidak kompeten dan menolak pengontrak staff tambahan
Antar pengirim
Pesan pesan yang berlawan dari dua atau lebih pengirim. Contoh pimpinan tertinggi dari
keperawatan menekankan kebutuhan untuk memakai keperawatan menekankan kebutuhan untuk
memakai keperawatan primer sebagai model pelayanan keperawatan; anak buah yakin bahwa
mereka dapat mencapai layanan keperawatan yang individual dan bermutu dengan menggunakan
metode keperawatan tim
Antar pesan
Orang yang sama ternasuk didalam kelompok- kelompok yang berkonflik. Contoh Direktur
keperawatan adalah seorang anggota kelompok konsumen masyarakat yang sedang berusaha untuk
mengkonsilidasi pelatyanan obsteri dan pediatric didaerahnya, dengan menempatkan semau ahli
pediatric terbagi diantara dua rumah sakit lainya. Perawat yang sama juga merupakan pegawai di
salah satu rumah sakit yang ingin tetap mempertahankan kedua pelayanan tersebut dirumah
sakitnya.
Peran pribadi
Orang yang sama nilai- nilainya berlawanan (ketidak sesuaian kognitif). Contoh perawat percaya
bahwa pasien di klinik harus menerima perhatian individual dari seseorang perawat yang mengikuti
perkembangannya pada setiap kunjungan. Syarat syarat dari kedudukannya dan system pelayanan
yang ada membuat tujuan ini jarang bisa tercapai, jika tidak boleh dibilang bahwa tidak mungkin
tercapai.
Antar pribadi
Dua atau lebih orang bertindak sebagai pendukung kelompok- kelompok yang berbeda. Contoh
direktur keperawatan bersaing dengan direktur lain untuk sebuah posisi baru.
Tipe-tipe Konflik
Konflik dalam organisasi secara struktural dapat dikategorikan sebagai konflik vertikal dan horizontal
(Marriner, 1979). Konflik vertikal meliputi perbedaan antara pimpinan dan anak buah. Konflik horizontal
adalah garis konflik antara staf dan ada hubungannya dengan praktek, keahlian, otoritas dan sebagainya.