1
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3208);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5049);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4090);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2012 tentang Jenis dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku
pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5333);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi
Pengendalian Lalu Lintas Dan Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 216, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5358);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2015 Nomor 6);
2
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DAN
BUPATI LOMBOK TENGAH
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi
Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011
Nomor 4) diubah sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah;
3. Bupati adalah Bupati Lombok Tengah;
4. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah adalah Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Tengah;
5. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tertentu dibidang
Perpajakan Daerah sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
yang ditunjuk oleh Bupati;
6. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan;
7. Retribusi Perizinan Tertentu adalah Retribusi atas kegiatan tertentu
Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau
badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
3
alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan;
8. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan
Perundang Undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
Retribusii termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu;
9. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu
dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan;
10. Izin Mendirikan Bangunan adalah Izin yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan suatu bangunan
yang dimaksudkan agar desain, pelaksanaan pembangunan dan bangunan
sesuaii dengan tata ruang yang berlaku, sesuai dengan Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Luar Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggiaan
Bangunan (KKB) yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat
keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut;
11. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan termasuk mengubah
bangunan;
12. Gangguan adalah segala perbuatan dan/atau kondisi yang tidak
menyenangkan atau mengganggu kesehatan, keselamatan, ketentraman
dan/atau kesejahteraan terhadap kepentingan umum secara terus menerus;
13. Izin gangguan yang selanjutnya disebut izin adalah pemberian izin tempat
usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang
dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat
usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat ,maupun
Pemerintah Daerah;
14. Retribusi Izin Gangguan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
pembayaran atas pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau
badan di lokasi tertentu yang menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan,
tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah;
15. Trayek adalah Lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan
orang dengan mobil bus, mobil penumpang dan angkatan khusus yang
4
mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap
dalam wilayah daerah;
16. Retribusi Izin Trayek yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran
atas pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan
pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek
dalam wilayah daerah;
17. Surat Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah surat
izin tertulis yang harus dimiliki oleh orang pribadi atau badan untuk
melakukan usaha dibidang perikanan dengan tujuan komersial, dengan
menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut;
18. Retribusi Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
pembayaran atas pemberian izin usaha dibidang perikanan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
19. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SSRD, adalah surat
yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran Retribusi yang terutang ke kas daerah atau ketempat
pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah;
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD, adalah surat
ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi;
21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat
SKRDLB, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar
dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang;
22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD, adalah surat
untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa
bunga dan/atau denda;
23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan Retribusi dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan
Perundang Undangan Perpajakan Daerah dan Retribusi daerah;
24. Penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
5
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana
dibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi yang terjadi serta menemukan
tersangkanya;
25. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat TKA adalah warga negara
asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia;
26. Perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing yang selanjutnya
disebut perpanjangan IMTA adalah izin yang diberikan oleh Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk kepada kepada pemberi kerja TKA yang mempunyai
lokasi kerja di Kabupaten Lombok Tengah;
27. Retribusi Perpanjangan Izin mempekerjakan tenaga kerja asing yang
selanjutnya disebut Retribusi Perpanjangan IMTA adalah pungutan daerah
atas pemberian perpanjangan IMTA kepada pemberi kerja TKA;
28. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing adalah orang pribadi atau badan hukum
atau badan badan lainya yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
3. Diantara Bab XIII dan Bab XIV disisipkan 1 (satu) Bab yaitu Bab XIIIA sebagai
berikut:
6
BAB XIIIA
Pasal 55A
(1) Tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Pasal II
Ditetapkan di Praya
pada tanggal
Diundangkan di Praya
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH,
7
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011
TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
I. UMUM
Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengakibatkan terjadinya pergeseran kewenangan
urusan pemerintahan dari Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Provinsi dan
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok
Tengah yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur organisasi dan tata
kerja perangkat daerah serta sesuai ketentuan pasal 155 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, tarif retribusi
dapat disesuaikan dengan indeks harga, tingkat perkembangan ekonomi dan
pembangunan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu berdasarkan evaluasi bahwa diperlukan
mengadakan perubahan.