Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terkait tentang magma tidak akan jauh dengan kata sumber panas, asal
mula magma, gunung api dan tataan tektonik yang mernyertainya serta berbagai
pernyataan bahan argumentasi dalam kaitannya dengan keberadaan magma.
Magma yang terbentuk dan naik kedalam kerak Bumi adalah hasil proses
peleburan parsial (partial melting) dari batuan yang bertekstur halus yang berasal
atau terbawa kerak samudra pada kondisi tekanan tinggi dan tegasan gerus sebagai
akibat subduksi lempeng melalui jalur Beniofdi dalam mantel Bumi. Magman ini
dalam perjalanannya mancapai permukaan Bumi akan mengalami perubahan-
perubahan penting teruma komposisi sebagai akibat proses-proses asimilasi,
kontaminasi dengan material mantel Bumi dan kerak Bumi, percampuran magma
(magma mixing) dan deferiansi magma sendiri. Bagaimana pembentukan magma
hot spot adlah pembubungan magma dari mantel Bumi bagian dalam yang
menerobos lithosfer dan membentuk gunung api. Sementara jejak gunung api hot
spot yang sudah punah atau yang sudah mati dapat digunan untuk menentukan
arah gerak lempeng.
Pemekaran kerak punggungan samudra baru terbentuk. Arah pergerakan
lempeng aktif ditentukan dengan pola dan jenis gempa Bumi, dari indikator
magnetik yang ada dalam batuan kontinental dan batuan samudra, orentasi batas
sesar transform dan umur pemisahan roma muka geologi. Berdasan aalisis
indikator-indikator tersebut Closs (1993) menyebutkan bahwa pergerakan
lempeng utama ditentukan dengan baik setelah 100 juta tahun.Gambar II.1 Bagian
terluar kulit Bumi dibentuk oleh lempeng kaku yang luas dan bergerak terus
menerus. Batuan astenoferik panas mincul di punggungan kerak samudra baru.
Terjadinya busur gunung api dan gempa Bumi serta kemunculan hot spot dari
mantel dalam kebagian dasar litosfer.
Pembentukan magma sebenarnya adalah suatu proses yang sangat rumit.
Proses-proses ini berlangsung tahap demi tahap yang kemudian membentuk
sebuah rangkaian khusus yang meliputi proses pemisahan atau differentiation,
pencampuran atau assimilation, dan anateksis atau peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar. Sementara itu, faktor atau hal-hal yang selanjutnya
akan menentukan komposisi suatu magma adalah bahan-bahan yang meleleh,
derajat fraksinasi, dan jumlah material-material pengotor dalam magma oleh
batuan samping (parent rock).

1
B. Tujuan
Tujuan diadakannya penyusunan makalah ini antara lain yaitu, untuk
mengetahui lempeng-lempeng tektonik yang ada di bumi, proses pergerakannya
dan akibat-akibat yang ditumbulkan dari proses pergerakan lempeng tektonik
Sehingga Mengetahui Hubungan Kegiatan Volkanisme Dan Tektonik Lempeng

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Tektonik Lempeng

Teori Tektonik Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori


dalam bidang geologiyang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap
adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi.
Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang
lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor
spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat
tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu
geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength)
yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya
menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic
plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng
yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik
divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform(menyamping).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung
samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Pemekaran kerak punggungan samudra baru terbentuk (Gambar II.1). Arah
pergerakan lempeng aktif ditentukan dengan pola dan jenis gempa Bumi, dari
indikator magnetik yang ada dalam batuan kontinental dan batuan samudra,
orentasi batas sesar transform dan umur pemisahan roma muka geologi. Berdasan
aalisis indikator-indikator tersebut Closs (1993) menyebutkan bahwa pergerakan
lempeng utama ditentukan dengan baik setelah 100 juta tahun.Gambar II.1 Bagian
terluar kulit Bumi dibentuk oleh lempeng kaku yang luas dan bergerak terus
menerus. Batuan astenoferik panas mincul di punggungan kerak samudra baru.
Terjadinya busur gunung api dan gempa Bumi serta kemunculan hot spot dari
mantel dalam kebagian dasar litosfer.
Tektonik adalah salah satu cabang ilmu kebumian yang mempelajari
hubungan timbal balik dan sejarah evolusi bersekala besar deformasi roman muka
bagian paling luar Bumi, sedangkan tektonik lempeng merupakan teori yang
dikembangkan oleh parah ahli kebumian sekitar pertengahan tahun 1960-qn, hal
ini menjadi penting karena secara komprehensif teori ini dapat menerangkan asal

3
mula gempa Bumi, gunung api, palung laut dalam dan jalur-jalur pengunungan.
Premis teori ini menyebutkan bahwa kegiantan paling luar Bumi tersusun oleh
litosfer, secara relatif bersifat kaku dan kemudian pecah menjadi 10 bagian besar
dan kemungkinan menjadi 20 bagian yang lebih kecil. Bagian-bagian pecahan
tersebut dikenal sebagai lempeng (plates) yang mempunyai ketebalan sekitar 100
kilometer. Aktifita tektonik terpusat tiga jenis batas-batas lempeng (Gambar II.2)
yaitu:
a. Batas lempeng divergent dimana lempeng-lempeng saling menjauh;
b. Batas lempeng convergen di mana lempeng-lempeng saling mendekat; dan
c. Batas lempeng trasnform di mana lempeng-lempeng saling berpapasan.

Di sisilain di bagian bawah dari litosfer yang kokoh ini adalah astenosfer
yang bersifat cukup panas, dan lebih lentur. Lempeng yang bersifat kaku
danmengapung di atsa athenosfer itu dapat bergeser satu terhadapat lainnya
dengan kecepatan berkisar antara 1 sampai 10 centimeter per tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bagian besar kekuatan energi sebagai sumber
gejala tektonik terdapat batas antara lempeng-lempeng yang saling bersentuhan
atau saling bertemu.Batas ini dapat berwujud palung laut, punggungan samudra

dan sesar transform.


Gambar 1. lithosfer Bumi berupa kerak dan mantel bagian paling atas, sendiri
sekitar 10 lempeng-lempeng utama. Kebanyakan vulkanisme di Bumi terjadi di
mana lempeng-lempeng bergerak bersamaan atau sebagian pad kecepatan antara 1
10 centimeter per tahun, sedangkan gempa Bumi terjadi di mana lempeng saling
mendahului satu dengan yang lainnya.

Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan


didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan
yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada sebuah

4
simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke
dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih mengarah ke
pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi
menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau
berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman
(subduction zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah teori
tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori yang
umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian
lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan
magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan
oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme yang
menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.
Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan
lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada
kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas.
Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar
zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian
mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang
luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi.
Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang
berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam
pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga
dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di
semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan
memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga
implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi
Kecepatan pergerakan lempeng diukurrelatif terhadap lempeng pasangannya
dan terdapat bukti bahwa kecepatan pergerakan lempeng pernah mencapai 20
centimeter pertahun di masa lalu. Keseluruhan pola pergerakan lempeng seperti
Samudra Antlatika yang mempunyai sistem penggunungan samudra di sepanjang
pusatnya (Penggunungsn Tengah-Atlatika) tumbuh menjadi lebar sementara
Samudra Pasifik luas melingkar di dekat palung menjadi lebih kecil. Karena
kebanyakan gunung api dengan gempa Bumi di batas Samudra Pasifik sehingga
sering disebut Ring Of Fire atau andesit line.

Batas Lempeng
Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng (plate boundary),
yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya terjadi seperti gempa bumi dan
pembentukan kenampakan topografis seperti gunung, gunung berapi, dan palung
samudera. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di dunia berada di atas batas

5
lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di Lempeng Pasifik
yang paling aktif dan dikenal luas.
Lempeng tektonik bisa merupakan kerak benua atau samudera, tetapi biasanya
satu lempeng terdiri atas keduanya. Misalnya, Lempeng Afrika mencakup benua
itu sendiri dan sebagian dasar Samudera Atlantik dan Hindia. Perbedaan antara
kerak benua dan samudera ialah berdasarkan kepadatan material pembentuknya.
Kerak samudera lebih padat daripada kerak benua dikarenakan perbedaan
perbandingan jumlah berbagai elemen, khususnya silikon. Kerak samudera lebih
padat karena komposisinya yang mengandung lebih sedikit silikon dan lebih
banyak materi yang berat. Maka, kerak samudera umumnya berada di bawah
permukaan laut seperti sebagian besar Lempeng Pasifik, sedangkan kerak benua
timbul ke atas permukaan laut, mengikuti sebuah prinsip yang dikenal dengan
isostasi.

Gambar 2 Plate Boundary

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan
mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar
transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke
kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di
sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar
San Andreas di California.
Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika
dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika
dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona

6
subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.
Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan
lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung
air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur
dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas
vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika
Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).

B. Definisi Magma
Secara sederhana magma didefinisikan sebagai pembentuk batuan beku
atau sebagai zat batuan yang mencair. Adapun beberapa definisi magma dari
peneliti terdahulu sebagai beriku:
1. Magma adalah batuan kental pijar yang masih berada di dalam Bumi atau yang
sudah dilontarkan kepermukaan Bumi (Macdonald, 1972);
2. Magma adalah material silika cair, termasuk di dalamnya kristal dan gas yang
terletak di bawah permukaan Bumi (Flint, 1977);
3. Magma adalah suatu subtasi ilmiah yang secara keseluruhan atau sebagian
berupa bahan kental pijar yang pada proses pendinginannya membeku
membentuk batuan beku tersusun oleh kristal atau gelas (Williams dan
McNirney, 1979);
4. Magma adalah larutan atau cairan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu tinggi antara 900 0C 1100 0C dan
berasal atau terbentuk pada kerak Bui bagian bawah hingga mantel bagian atas
(Alzwar ddk, 1988)
5. Magma adalah campuran padat (kristalin dan fragmen batuan) multifase
bersuhu tinggi, larutan silika atau karbonatit dan gas kaya H-O-C-S-CI atau
larutan yang terbentuk sebagai akibat peleburan sebagian atau keseluruhan
sumber mineral induk (Spera, 2000).

Definisi magma tersebut menggambarkan adanya sifat fisik magma dan sifat
kimia magma. Sifat fisik magma berhubungan dengan magma sebagian bahan cair
sebagian bahan kental pijar, mengandung gas dan bersuhuhu tinggi, oleh sebab
itu, magma mudah bergerak dan arah kecendrunganya menuju ke permukaan
Bumi membentuk gunung api.
Sifat mudah bergeraknya magma atau mudah mengalirnya magma berkaitan
dengan viskositas magma atau kekentalan artinya magma yang mempunyai
viskositas tinggi tidak mudah mengalir dan relatif lebih cepaat membeku,
sedangkan magma yang yang viskositasnya rendah akan mudah mengalir dan
relatif lebih lambat membekunya. Viskositas magma tergantung pada komposisi
(terutama SiO2 dan kandungan gas yang terlarut di dalamnya) dan tergantung
pada temperatur. Magma yang berkomposisi basal (kurang dari 50 % SiO2)

7
adalah cepat mengalir, sedangkan magma yang mempunyai komposisi asam
(mengandung 70 % atau lebih SiO2) sangat pekat (viskositas tinggi) sehimgga
mengalir sangat lambat dan pergerakannya sukar dideteksi.

C. Type Magma

Magma adalah cairan atau larutan silikat pejar yang terbentuk secara
alamiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 700-13000C (sekitar
1200-2400 derajat Fahrenheit) dan berasal atau terbentuk pada kerak bumi bagian
bawah hingga selubung bagian atas dan bersifat asam atau basa. Secara fisika,
magma merupakan sistem berkomponen ganda (multi compoent system) dengan
fase cair dan sejumlah kristal yang mengapung di dalamnya sebagai komponen
utama, dan pada keadaan tertentu juga berfase gas.
Magma merupakan larutan silikat pijar yang panas mengandung sulfide, oksida,
dan volatile (gas), sumber magma terletak jauh di bawah bumi, pada lapisan
mantel, yaitu pada kedalaman 1200-2900 km, dari sumbernya itu kemudian
magma mengalir dan berkumpul pada suatu tempat yang dikenal sebagai dapur
magma, yang terletak pada kedalaman lebih dari 60 km. Suhu magma berkisar
antara 700 - 11000C, sifatnya yang sangat panas dan cair menyebabkan magma
memiliki tekanan hidrostatis yang sangat kuat sehingga terus bergerak menerobos
untuk berusaha ke luar ke atas permukaan bumi.
Magmatisma adalah peristiwa penerobosan magma melalui rekahan dan
celah-celah pada litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi, peristiwa ini
menyebabkan magma membeku di dalam bumi membenutuk batuan plutonik,
proses tesebut disebut intrusi, dan batuan yang terbentuk disebut batuan intrusi.
Apabila penerobosan magma sampai ke luar permukaan bumi, maka prosesnya
dinamakan ekstrusi, sedangkan cara keluar magma seperti ini dinamakan erupsi
dan pristiwanya dinamakan vulkanisma.
Para ahli berpendapat bahwa panas bumi berasal dari proses
pembusukan material-material radioaktif yang kemudian meluruh atau
mengalami disintegration menjadi unsur radioaktif dengan komposisi yang lebih
stabil dan pada saat meluruh akan mengeluarkan sejumlah energi (panas) yang
kemudian akan melelehkan batuan-batuan disekitarnya. Dimungkinkan, dari
proses tersebut dan pengaruhnya terhadap geothermal gradient yang mencapai
193.600C inilah magma dapat terbentuk.
Komposisi kimiawi magma terdiri dari senyawa-senyawa yang bersifat
non volatile (senyawa yang tidak mudah menguap) dan merupakan senyawa
oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma , sehingga
merupakan mayor element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO,
Na2O, K2O, TiO2, P2O5. Senyawa volatil (senyawa yang mudah menguap) yang
banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2,

8
HCl, H2S, SO2 dsb. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan
merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.

1. Viskositas dan Densitas Magma

Viskositas dan densitas magma adalah sifat fisika magma dan sebagai
parameter yang signifikan untuk memahami proses aktivitas gunung api.
Viskositas magma mengontrol mobilitas magma, densitas mengontrol arah
gerakan relatif antara magma dan material padat (batuan fragmen dan kristal).
Magma yang mempunyai viskositas rendah, seperti magma basalti, dapat
membentuk lava yang sangat panjang dengan aliran yang cepat. Sebaliknya,
magma riolitis yang cukup kental sangat terbatas mengalir. Karena kentalnya
magma riolitis, maka gelembung gas di perangkap oleh magma, mengalami
ekspansi, dan dapat menyebabkan erupsi yang eksplosif.
Viskositas merupakan sifat suatu cairan atau gas yang berhubungan
dengan hambatan alir gas/cairan itu sendiri akibat adanya gaya-gaya antar
partikel yang mengalir. Viskositas magma didefinisikan sebagai perbandingan
antara shear stress dan strain rate. Lava akan mengalir pada saat shear stress lebih
besar dari yield strength. Viskositas bergantung pada komposisi/kandungan
kristal, gelembung, gas (H2O), serta temperatur dan tekanan.
Densitas ukuran kepekatan atau kemampatan suatu zat merupakan
perbandingan antara massa dan volume zat itu sendiri. Magma terdiri atas cairan
si-lika, dan material lainnya, seperti kristal, gelembung gas, dan fragmen batuan.
Cairan silika mengandung rantai panjang dan cincin polimer Si-O tetrahedra,
bersama-sama kation (seperti Ca2+, Mg2+, Fe2+) dan anion (misal OH-, F-, Cl-,
S-) yang terletak secara acak, berada dalam tetrahedra (Gambar III.2.3.a).
Densitas rangkaian Si-O, yang merupakan fungsi komposisi, tekanan, dan
temperatur, mengontrol sifat-sifat fisika cairan, seperti densitas dan viskositas.
Densitas cair-an silika berbeda dengan densitas magma, karena cairan silika
tidak mengandung kristal, gelembung, dan fragmen. Batuan ini akan
memengaruhi densitas magma. Densitas cairan silika mempunyai rentang antara
2850 kg/m3 untuk basaltik sampai 2350 kg/m3 untuk riolit.
Condie (1982) menyebutkan kebanyakan kemunculan magma dihasilkan
di batas lempeng, kecuali pada sesar transform yang bila manapun dihasilkan
magma dalam jumlah sedikit. Lingkungan di mana magma dihasilkan dapat di
kelomokan kedalam lingkungan tepi lempeng (plant margin) dan bagian tenggah
lempeng (intraplan) yang di dalamnya dapat dibagi lagi menjadi tujuh tatanan
tektonik lempeng (Tabel 1). di pihak lain Wilson (1989) menjelaskan bahwa
lingkungan tatanan tektonik pembentukan magma meliputi tepi lempeng
konstruktif, tepi lempeng destruktif, tatanan bagian tegah lempeng samudra dan

9
tatanan bagian tegah lepeng benua (Tabel 2 selainitu McBirney (1984)
memberikan pemikiran angka kecepatan pembentukan magma (km3 per tahun) di

dalam lingkungan tektonik yang berbeda tersebut (Tabel 3). tampak bahwa
kecepatan perubahan magma pada batuan pultonik jauh lebih cepat (29,5
km3/tahun) dibanding dengan batuan gunung api (4,1 km3/tahun) untuk masing-
masing lokasi tatanan tektoniknya.

Tabel III.2.3.a.1 Klafikasi magma yang berhubungan dengan


lingkungan tektonik lempeng (Condie, 1982).

Tabel III.2.3.a.2. Ciri-ciri seri magma yang berasosiasi degan tataan


tektonik khusus (Wilson 1989).

10
Tabel III.2.3.a.1. Kecepatan glombang magmatisme pada Masa
Mesozoikum (McBirney, 1984)

Pada dasarnya distribusi magma tampak berhubungan dengan tegasan


tektonik didalam kerak maupun di dalam mantel bseperti yang digambarkan oleh
Ringwood (agian ats 1969; Gambar 3). Lingkungan tegasan efektif seperti
penggunungan samudra, cekungan tepi-laut dan regangan benua dicirikan oleh
seri magma tholeit, atau dalam hal ini di regangan benua dicirikan oleh
vulkanisme bimodal yang meliputi seri magma thonelit dan seri magma alkali.
Jalur subduksi atau penekukan diasosiasikan dengan dominasi dengan tegasan
kompretif yang menghasilkan seri magma kapur alkali. Daerah dengan tegasan
minor (kompresif atau ekstensif) seperti cekungan samudra dan daerah inti benua
dicirikan oleh seri, magma thonelit atau seri magma alkali.

Gamabar 3. Penampang yang memperlihatkan hubungan pembentukan


magma dengan tektonik lempeng (Ringwood, 1969).

11
2. Komposisi Magma
Komposisi kimiawi magma terdiri dari Senyawa-senyawa yang bersifat
non volatile (senyawa yang tidak mudah menguap) dan merupakan senyawa
oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma , sehingga
merupakan mayor element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO,
Na2O, K2O, TiO2, P2O5. Senyawa volatil (senyawa yang mudah menguap) yang
banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2,
HCl, H2S, SO2 dsb. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan
merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.

3. Evolusi Magma
Magma pada perjalanannya dapat mengalami perubahan atau disebut
dengan evolusi magma. Proses perubahan inilah yang menyebabkan magma
berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai berikut :
1. Hibridasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang
berlainan jenisnya.
2. Sinteksis : Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan bantuan
samping
3. Anteksis : Proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.

Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami


differensiasi magma. Diferensiasi magma ini meliputi semua proses yang
mengubah magma dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi
masa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi.

4. Golongan Magma (Diferensiasi Magma)


Penggolongan Magma (Diferensiasi magma) adalah suatu tahapan
pemisahan atau pengelompokan magma dimana material-material yang memiliki
kesamaan sifat fisika maupun kimia akan mengelompok dan membentuk suatu
kumpulan mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi magma
sesuai penggolongannya berdasarkan kandungan magma. Proses ini dipengaruhi
banyak hal. Tekanan, suhu, kandungan gas serta komposisi kimia magma itu
sendiri dan kehadiran pencampuran magma lain atau batuan lain juga
mempengaruhi proses diferensiasi magma ini.
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses
sebagai berikut:
a. Hibridisasi: pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma yang
berlainan jenis.
b. Sintesis: pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan
gamping.

12
c. Anateksis: proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.

Sehingga dari akibat-akibat proses tersebut magma selanjutnya mengalami


perubahan daya kondisi awal yang homogen dalam skala besar sehingga menjadi
suatu tubuh batuan beku yang bervariasi.

Gambar 4. Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair

Proses-proses differensiasi magma (keterangan untuk Gambar 4) meliputi:

1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O),


Karbon dioksida (CO2), Sulfur dioksida (SO2), Sulfur (S) dan Klorin (Cl).
Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk
gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik
dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti Sodium dan
Potasium.

2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan
material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang
sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat

13
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection)
dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa
unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.

3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung Sodium dan Potasium


cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar
dengan unsur-unsur Sodium dan Potasium.

4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung Kalsium,


Magnesium dan Besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak
disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin
menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling
bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-
mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral Silikat
yang lebih ringan.

5. Assimilation of Wall Rock, Proses ini dapat terjadi pada saat terdapat material
asing dalam tubuh magma seperti adanya batuan disekitar magma yang
kemudian bercampur, meleleh dan bereaksi dengan magma induk dan
kemudian akan mengubah komposisi magma. Selama emplacement magma,
batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan
ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma,
sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan Sodium,
Potasium dan Silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika
batuan dinding kaya akan Kalsium, Magnesium dan Besi, magma akan berubah
menjadi berkomposisi Gabroik.

Gambar 5. asimilasi magma

6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses


differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding
reservoir. Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan

14
menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada
lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.

7. Fragsinasi, Proses ini merupakan suatu proses pemisahan kristal-kristal dari


larutan magma karena proses kristalisasi perjalan tidak seimbang atau kristal-
kristal tersebut pada saat pendinginan tidak dapat mengubah perkembangan.
Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi sebagai akibat dari adanya
perubahan temperatur dan tekanan yang mencolok serta tiba-tiba.

Gambar 6. Crystallization and settling

2.1. Liquid Immisbility, Ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan
pecah menjadi larutan yang masing-masing akan membelah membentuk
bahan yang heterogen. Hubungan Tektonik dan Tataan Gunung Api
Bumi merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti. Manusia dan
ciptaan Tuhan melangsungkan kehidupan di bumi. Kita hidup di bumi
berada di bagian kerak bumi (lithospher) atau di permukaan bumi.
Permukaan bumi terbentuk dari berbagai macam batuan yang kurang lebih
80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan volume kurang lebih
0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk oleh batuan
batuan ang bermacam macam.
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala
vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi.

15
Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi.
Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona
tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah
lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini
disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak
keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.
Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus
menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang
gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang
mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi.
Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan
vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan
Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan
vulkanik.
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua,
terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat
penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi
akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi
akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di
Indonesia, yaitu sistem Sunda, sistem Busur Tepi Asia dan sistem Sirkum
Australia.
a. Sistem Sunda
Sistem ini di mulai dari arakan Yoma dan Myanmar sampai ke kepulauan
Banda di Maluku dengan panjang sekitar 7.000 km. sistem ini terdiri dari 5
busur pegunungan, yaitu sebagai berikut.
1. Busur Arakan Yoma, berpusat di Shan (Myanmar)
2. Busur andaman Nicobar, berpusat di Mergui
3. Busur Sumatra Jawa, berpusat di Anambas
4. Busur Kepulauan Nusa Tenggara, berpusat di Flores
5. Busur Banda, berpusat di Banda

16
Secara umum, sistem sunda terbagi atas dua busur, yakni busur dalam
vulkanik dan busur luar non vulkanik yang terletak di bawah permukaan laut.
b. Sistem Busur Tepi Asia
Sistem ini di mulai dari semenajung Kamchatka melalui Jepang, Filipina,
Kalimantan, dan Sulawesi. Di Filipina sistem busur ini bercabang tiga, yaitu
sebagai berikut.
1. Cabang pertama, dari pulau Luzon melalui pulau Pahlawan ke Kalimantan
Utara
2. Cabang kedua, dari pulau Luzon melalui pulau Samar ke Mindanao, dan
kepulauan Sulu ke Kalimantan Utara.
3. Cabang ketiga, daripulau Samar ke Mindanao, dan pulau Sangihe ke
Sulawesi.
c. Sistem Sirkum Australia
Sistem ini di mulai dari Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Papua.
Bagian utara dari sistem pegunungan ini bercabang dua, yaitu sebagai berikut.
1. Cabang pertama dari ekor pulau Papua melalui bagian tengah sampai ke
pegunungan Charles Louis di sebelah barat.
2. Cabang kedua dari pulau Bismarck melalui pegunungan tepi utara Papua
sampai ke kepala burung menuju Halmahera.

Ketiga sistem pegunungan ini bertemu di sekitar kepulauan Sulu dan


Banggai. Indonesia adalah daerah pertemuan rangkaian Sirkum Mediterania
dan rangkaian Sirkum Pasifik, dengan proses pembentukn pegunungan yng
masih berlangsung, oleh sebab itu, banyak terjadi gempa bumi di indonesia.

17
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari
teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi
dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan.
Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi
magma serta lokasi dan kejadian gunung api.Dari sejumlah batuan yang
memiliki ciri khas yang berbeda beda terangkum dalam sebuah lempeng
lempeng yang tersebar di seluruh dunia. Lempeng lempeng di permukaan
bumi bersifat dinamis, karena adanya perbedaan perlapisan dan tenaga
endogen yang mengakibatkan pergerakan lempeng.
Salah satu contohnya Indonesia yang berada di dekat batas lempeng
tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis batas antara kedua lempeng ini
adalah konvergen.
Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang menunjam ke bawah
lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng tektonik
sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia. Subduksi
antara dua lempeng menyebabkan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng
Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain
adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di

18
sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain
adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng tektonik terus bergerak.
Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup
keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya
kenaikan magma ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang
bersumber dari dasar Samudra Hindia, yang seringkali diikuti dengan
tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan Jawa juga
turut meningkat.

Indonesia terletak pada jalur gunungapi tersebut dan merupakan negara


dengan jumlah gunungapi terbanyak. Pola penyebaran gunungapi
menunjukkan jalur yang hampir mirip dengan pola penyebaran fokus gempa
dan tipe aktivitas kegunungapiannya tergantung pada batas lempengnya.
Hubungan ini menunjukkan bahwa volkanismamerupakan salah satu produk
penting sistem tektonik.
Akibatnya berbagai gejala alam di Indonesia sering terjadi. Yang salah
satunya banyak di jumpai gunung api di bagian selatan Indonesia yang

19
merupakan buah karya dari pergerakan lempeng Ino-Australian dengan
lempeng Eurasian. Jumlah gunung api di Indonesia 177 gunung api, Sert
gunung api juga di temui di daerah sebagain dari pulau halmahera dan
sebagian dari pulau sulawesi yang merupakan tempat pertemuan lempeng
pasifik dengan lempeng eurasian.
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah
yang sangat menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan
sebaran endapan mineral serta energi yang terkandung di dalamnya,
keterhuniannya, dan ketektonikaannya. Oleh sebab itulah, berbagai anggitan
(konsep) geologi mulai berkembang di sini, atau mendapatkan tempat untuk
mengujinya (Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).
Inilah wilayah yang memiliki salah satu paparan benua yang terluas di
dunia (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), dengan satu-satunya pegunungan
lipatan tertinggi di daerah tropika sehingga bersalju abadi (Pegunungan
Tengah Papua), dan di sini pulalah satu-satunya di dunia terdapat laut
antarpulau yang terdalam (-5000 meter) (Laut Banda), dan laut sangat dalam
antara dua busur kepulauan (-7500 meter) (Dalaman Weber). Dua jalur
gunungapi besar dunia bertemu di Nusantara. Beberapa jalur pegunungan
lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia. Indonesia pun dibentuk oleh
pertemuan dua dunia : asal Asia dan asal Australia. Ini mengakibatkan
begitu kayanya biodiversitas Indonesia.
Meskipun Indonesia hanya meliputi sekitar 4 % dari luas daratan di
Bumi, tidak ada satu negeri pun selain Indonesia yang mempunyai begitu
banyak mamalia, 1/8 dari jumlah yang terdapat di dunia). Bayangkan, satu
dari enam burung, amfibia, dan reptilia dunia terdapat di Indonesia; satu dari
sepuluh tumbuhan dunia terdapat di Indonesia (Kartawinata dan Whitten,
1991). Indonesia juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang lebih besar
dibandingkan dengan kebanyakan negara tropika lainnya. Sejarah geologi
dan geomorfologinya yang beranekaragam, dan kisaran ikim dan
ketinggiannya telah mengakibatkan terbentuknya banyak jenis hutan daratan
dan juga hutan rawa, sabana, hutan bakau dan vegetasi pantai lainnya,
gletsyer, danau-danau yang dalam dan dangkal, dan lain-lain.

20
Tektonik Indonesia Barat dan Timur :
Pembahasan tatanan teknonik Indonesia menggunakan pendekatan
tektonik lempeng telah lama dilakukan. Aplikasi teori ini untuk
menerangkan gejala geologi regional di Indonesia dilakukan oleh Hamilton
(1970, 1973, 1978), Dickinson (1971), dan Katili (1975, 1978, 1980).
Sistem penunjaman Sunda merupakan tipe busur tepi kontinen sekaligus
busur kepulauan, yang berlangsung selama Kenozoikum Tengah Akhir
(Katili, 1989; Hamilton, 1989) Menurut Hamilton (1989) Palung Sunda
bukan menunjukkan batas litosfer samudera India, tetapi merupakan salah
satu jejak sistem penunjaman busur Sunda. Penunjaman mempunyai
kemiringan sekitar 70.Bagian dasar cekungan Jawa dan Sumatera
mempunyai kecepatan tipikal litosfer samudera, dengan kecepatan di sektor
Sumatera lebih besar dari litosfer samudera. Busur vulkanik yang sekarang
aktif di atas zona Benioff berada pada kedalaman 100 130 km. Busur
magmatik ini berubah dari kecenderungan bersifat kontinen di Sumatera,
transisional di Jawa ke busur kepulauan (oceanic island arc) di Bali dan
Lombok. Komposisi vulkanik muda bervariasi secara sistematis yang
berkesesuaian antara karakter litosfer dengan magma yang dierupsikan.
Secara setempat-setempat Audley-Charles (1974) menerapkan teori ini
untuk menjelaskan gejala geologi kawasan Pulau Timor, Rab Sukamto
(1975) dan Simanjuntak (1986) menerapkannya untuk memahami
keruwetan Sulawesi. Sartono (1990) mengemukakan bahwa tatanan tektonik
Indoenesia selama Neogen yang dipengaruhi oleh tatanan geosinklin pasca
Larami. Busur-busur geosiklin ini merupakan zona akibat proses tumbukan
kerak benua dan samudra. Kerak benua yang bekerja pada waktu itu terdiri
dari kerak benua Australia, kerak benua Cina bagian selatan, benua mikro
Sunda, kerak samudra Pasifik, dan kerak samudra Sunda. Tumbukan Larami
tersebut membentuk busur-busur geosinklin Sunda, Banda, Kalimantan
utara dan Halmahera-Papua.
Peta anomali gaya berat dapat menunjukkan dengan baik pola hasil
tektonik ini. Tatanan tektonik Indonesia bagian barat menunjukkan pola

21
yang relatif lebih sederhana dibanding Indonesia timur. Kesederhanaan
tatanan tektonik tersebut dipengaruhi oleh keberadaan Paparan Sunda yang
relatif stabil. Pergerakan dinamis menyolok hanya terjadi pada perputaran
Kalimantan serta peregangan selat Makassar. Hal ini terlihat pada pola
sebaran jalur subduksi Indonesia Barat (Katili dan Hartono, 1983, dan
Katili, 1986; dalam Katili 1989). Sementara keberadaan benua mikro yang
dinamis karena dipisahkan oleh banyak sistem sesar (Katili, 1973 dan
Pigram dkk., 1984 dalam Sartono, 1990) sangat mempengaruhi bentuk
kerumitan tektonik Indonesia bagian timur.
Di beberapa tempat, lempeng-lempeng tersebut bergerak saling
menjauh dan di beberapa tempat lain bergerak saling mendekat dan
bertabrakan. Gerakan tersebut ada hubungan antara gunung api
menuruttatanan tektoniknya juga.
- Tektonik Transform: yaitu pergerakan lempeng yang saling berpapasan
(mendatar) . Biasanya akan membentuk gunung api perisai ( flood
basalt), memiliki afinitas magma berupa seri toleit yang mempunyai sifat
magma primitif yaitu basa. Hal ini dikarenakan magma yang keluar dari
permukaan dan menjadi gunung api itu berlangsung dariselubung bagian
atas dan secara kimia magma tersebut akan mengandung SiO 2dibawah
50% tapi kandungan (Fe)dan (Mg) cukup tinggi.
- Tektonik Konvergen: yaitu pergerakan lempeng yang saling bertumbukan
dan menyebabkan lempeng yangmempunyai berat jenis lebih tinggi akan
menyusup kebagian bawah lempeng lainnya. Pada saat yang
bersamaandengan proses tombukan, terjadi gesekan antara kedua
lempeng yang bertumbukan tersebut yang kemudianmenyebabkan
peleburan ( melting) pada batuan karena pengaruh tempratur yang tinggi
dan menjadi magma.Magma tersebut kemudian keluar ke permukaan
melalui rekahan-rekahan (fracture) / zona lemah kemudian sampai
dpermukaan terbentuklah gunung api. Dimana gunung api yang terbentuk
memiliki komposisi magma yang bersifatasam intermediet dikarenakan
telah mengalami proses diferensiasi magma.

22
- Tektonik Divergent: adalah Divergen Terjadi pada dua lempeng tektonik
yang bergerak saling menjauh (break apart). Ketika sebuah lempeng
tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas
divergen.Terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain.
Pada batas-batas dimana antar lempeng salingmenjauh terdapat beberapa
fenomena sebagai berikut:
Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa dan
hamparan leleran lava yang encer.
Renggangnya lempeng.
Aktivitas gempa didasar laut dan sekitarnya.
Pembentukan tanggl dasar samudra disepanjang tempat perenggangan
lempeng.

1.Divergen, 2. Konvergen, 3. Transform

Di daerah yang lempengnya saling menjauh akan menimbulkan bahan


lelehan dari dalam bumi melalui retakan-retakan, kemudian mendingin dan
membentuk batuan basalt. Berpisahnya lempeng-lempeng bumi ini terjadi
jauh di bawah laut, batuan basalt yang timbul kemudian membentuk
punggungan tengah samudra.

23
Semakin banyak lelehan yang membentuk basalt, lempeng-lempeng
tektonik semakin jauh terpisah, hal ini menyebabkan melebarnya dasar
samudra.
Diantara benua Australia dan Antartika terdapat punggungan tengah
samudra. Punggungan ini melebar sebesar 6 7,5 cm pertahun. Pelebaran
dasar samudra ini mendorong lempeng india-Australia ke arah utara
sehingga bertabrakan dengan lempeng Eurasia.
Peristiwa ini dimulai sekitar 25 juta tahun yang lalu dan terus berlanjut
hingga sekarang.Lempeng India-Australia menunjam kebawah lempeng
Eurasia membentuk pegunungan himalaya, busur gunung api di indonesia,
parit Sunda dan Jawa, serta dataran tinggi Papua Nugini. Australia bagian
utara condong ke arah bawah sehingga membentuk teluk Carpentaria, laut
Timor, serta laut arafuru.
Ketika pinggiran lempeng India-australia bertabrakan dengan lempeng
Eurasia, lempeng tesebut menunjam jauh ke dalam bumi di bawah
indonesia. Suhu yang sangat tinggi telah meledakan pinggiran lempeng
sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat magma ini kemudian
muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membetuk gunung-gunung
api. Busur gunung api di indonesia terbentuk dengan cara tersebut. Gempa
bumi sering terjadi pada kawasan ini karena lempeng samudra
mengeluarkan tekanan saat menunjam ke bawah lempeng benua. Gunung
api yang terbentuk akibat proses itu di sebut gunung api andesit. Gunung api
andesit bersifat mudah meletus secara tak terduga.

24
Pegunungan dibentuk oleh lempeng tektonik. Rantai pegunungan besar
dapat mempengaruhi sirkulasi udara rentang gunung yang dibentuk oleh
lempeng tektonik.
Di indonesia terdapat 142 gunung api, tetapi yang aktif kira-kira 76
gunung. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas tiga rangkaian yaitu.

1. Sumatra Jawa Nusa Tenggara sekitar laut Banda


2. Halmahera dan pulau-pulau di sebelah baratnya
3. Sulawesi Utara pulau Sangihe pulau Mindanao
Beberapa gunung api di indonesia yang sangat berbahaya letusannya
adalah gunung Tambora di pulau Sumbawa yang meletus tahun 1815, gunung
Krakatau yang meletustahun 1883, gunung Kelud yang meletus tahun 1919,
gunung Merapi yang meletus tahun 1930, gunung Agung yang meletus tahun
1962 dan 1963, serta gunung Galunggung yang meletus tahun 1982.

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi


berbeda :
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga
memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian
membentuk busur gunungapi tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak
benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan
lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian
membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga
menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi
jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk
busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan
kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma
ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

25
Manfaat dari tatanan gunung api dengan lempeng tektonik di Indonesia :
Penyebaran mineral ekonomis di Indonesia ini tidak merata. Seperti
halnya penyebaran batuan, penyebaran mineral ekonomis sangat
dipengaruhi oleh tatanan geologi Indonesia yang rumit. Berkenaan dengan
hal tersebut, maka usaha-usaha penelusuran keberadaan mineral ekonomis
telah dilakukan oleh banyak orang. Mineral ekonomis adalah mineral
bahan galian dan energi yang mempunyai nilai ekonomis.
Mineral logam yang termasuk golongan ini adalah tembaga, besi,
emas, perak, timah, nikel dan aluminium. Mineral non logam yang
termasuk golongan ini adalah fosfat, mika, belerang, fluorit, mangan.
Mineral industri adalah mineral bahan baku dan bahan penolong dalam
industri, misalnya felspar, ziolit, diatomea. Mineral energi adalah minyak,
gas dan batubara atau bituminus lainnya. Belakangan panas bumi dan
uranium juga masuk dalam golongan ini walaupun cara pembentukannya
berbeda. (Sudradjat, 1999).

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dilihat dari gambar peta tektonik ada terjadi tumbukan antara lempeng benua
dengan benua, samudra dengan samudra dan benua dengan samudra. Dengan
menghasilkan roman muka bumi yang berbeda dan komposisi kerak bumi
yang berbeda pula.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas
lempeng tersebut adalah:
a) Batas transform (transform boundaries)
b) Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries)
c) Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries)
Diferensiasi magma adalah proses yang memungkinkan satu magma
homogen menghasilkan bermacam-macam batuan beku yang secara kimiawi
berbeda. Proses ini terjadi pada saat magma mulai mendingin, terjadilah
kristal-kristal mineral pada suhu yang tinggi. Akibat gaya gravitasi, kristal-
kristal yang terbentuk lebih dulu akan mengendap.dan demikianlah
seterusnya sehingga terjadilah pemisahan kristal yang mengakibatkan
komposisi magma induknya berubah. Hasilnya adalah batuan beku lain
dengan komposisi berbeda

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. 2014. Apa Itu Lempeng Tektonik?. Tersedia pada.


www.searchpage.com Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.

Ibanrose. 2014. Seismic tomography. Tersedia pada www.iris.edu. Diakses pada


tanggal 10 Oktober 2012

Trefil, J. & Hazen, R. 2009. The Science An Itegrated Approach. 6th Edition.
United States: George Masen University

https://www.academia.edu/9410465/makalah_magma

https://dokumen.tips/download/link/makalah-lempeng-tektonik

28

Anda mungkin juga menyukai