Anda di halaman 1dari 3

BOOK REVIEW

ACTIVE LEARNING
101 Cara Belajar Siswa Aktif
Silberman, M.L. 1996.Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Terjemahan
Raisul Muttaqien. 2006. Bandung:Nusa Media.
Oleh:
Achmad Faizal Fachrurrozi
S1 Pendidikan Teknik Mesin /140511603505

1. PENGENALAN BELAJAR AKTIF

Didalam buku ini dijelaskan bahwa pendidikan bukanlah sekedar penuangan


informasi dari seorang pendidik kepada anak didiknya. Akan tetapi, penulis
mengatakan bahwa belajar memerlukan keaktifan siswa yang ditunjukkan dengan
keterlibatan mental dan kerja siswa itu sendiri. Dari anggapan tersebut, penulis
memunculkan sebuah pernyataan yang dikenal sabagai paham belajar aktif, sebagai
berikut :

Yang saya dengar, saya lupa.


Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikandengan orang lain,
saya mulai pahami.
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan
dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Dari penyataan tersebut dapat dimpulkan bahwa bahwa, untuk bisa mahami
sesuatu dengan baik, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu: mendengar ,
melihat, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang suatu hal tersebut,
mendiskusikannya dengan orang lain sehingga terbentuk suatu pemahaman baru.
Selain itu, siswa juga perlu mengerjakannya, menggambarkan dengan penafsiran

1
mereka masing-masing, menunjukkan conohnya, dan mempraktikkan pengetahuan
tersebut sebagai sebuah keterampilan.

Pernyataan tersebut muncul seiring dengan adanya model pembelajaran ceramah


yang berhubungan dengan kecepatan bicara guru dan tingkat kecepatan mendengar
serta memproses informasi yang didengar oleh siswa. Jika guru terlalu cepat dalam
memberikan materi maka siswa akan kesulitan dalm memproses informasi yang
mereka dengar. Akan tetapi, bila guru terlalu lambat dalam menjelaskan, anak didik
cenderung merasa jenuh dan pemikiran merekapun melancong kemana-mana.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pollio, 1986 menunjukkan bahwa dalam
perkuliahan menggunakan metode ceramah mahasiswa menaruh perhatian selama
40% dari keseluruhan waktu kuliah. Pendapat ini diperkuat oleh pendapat david dan
Roger Johnson,bersamaKarl Smith berkenaan dengan dampak dari metode tersebut
secara berkepanjangan, yaitu: menurunnya perhatian mahasiswa, metode ini
cenderung menarik perhatian para audiotori, menyebabkan kurangnya belajar tentang
informasi factual, mengasumsikan mahasiswa memerlukan informasi dengan
penyampaian yang sama, dan yang pasti kebanyakan mahasiswa tidak menyukainya.

2. TEKNIK PEMBELAJARAN SISWA AKTIF

Dari uraian tersebut penulis cenderung mengajak para pembaca untuk menciptkan
at,osfer pembelajaran aktif didalam kelas, yangmana strategi pembelajarannya secara
praktis dan khusus telah dituangkan didalam buku ini. Kumpulan strategi tersebut
terbagi menjadi tiga bagian yang masing-masing adalah sebagai berikut:
(1) bagaimana agar membuat siswa aktif sejak awal dengan strategi pembentukan
tim, penilaian sederhana, dan belajar langsung.
(2) Bagaimana membantu siswa mendapat kan pengetahuan, keterampilan dan
sikap secaraaktif melalui kegiatan belajar satu kelas penuh, diskusikelas,
pengajuan pernyataan, pengajaran sesame siswa, belajar mandiri, belajar yang

2
efektif, dan pengembangan keterampilan. Serta ditambah dengan strategi
terakhir dalam pembelajaran siswa aktif yaitu
(3) bagaimana suatu pembalajaran yang telah dilaksanakan nenberika dampak
positif serta berkesan pada siswa dengan dilakukannya peninjauan ulang
tentang materi yang telah disampaikan, penilaian sendiri oleh anak didik
(refleksi/perenungan tentang apa yang telah didapat dari sebuah
pembelajaran), perencanaan masa depan, dan ucapan perpisahan dan
mengungkapkan sebuah penghargaan atas dorongan satu sama lain selama
melakukan pembelajaran aktif.

3. TUJUAN SECARA UMUM BUKU

Secara keseluruhan buku ini berisikan strategi-strategi dalam mengajarkan


informasi, konsep, dan keterampilan, yang ditujukan intuk seluruh tenaga
kependidikan baik yang sudah berpengalaman maupun bagi yang masih pemula.
Diberbagai jenjang pendidikan, baik sekolah menengah, perguruan tinggi, pusat-pusat
pendidikan, maupun masyarakat umum.

Namun, karena pembalajaran siswa aktif memposisikan pendidik sebagai inisiator


pembelajaran, yang fungsinya memandu arah jalannya pembelajaran yang dilakukan.
Maka, diperlukan usaha lebih dari seorang gupendidik untuk menerapkan sebuah
pembelajaran aktif, yang meliputi: kreatifitas, memberikan instruksi yang optimal,
serta control yang ketat terhadap jalannya suatu pembelajaran.

-TERIMA KASIH -

Anda mungkin juga menyukai