Anda di halaman 1dari 3

DIDUGA CEMARKAN NAMA BAIK MOTIVATOR LEWAT

FACEBOOK, SEORANG PENULIS ILMIAH JADI TERLAPOR

A. Kronologi
Pada tanggal 27 Mei 2017, di laman facebook miliknya, Ravio Patra (RP)
mencantumkan sebuah tulisan yang berisi hasil investigasinya terhadap
Wempy Dyocta Koto (WDK) yang berprofesi sebagai motivator. Pasalnya,
beberapa pernyataan yang disampaikan WDK kepada publik selama ini
terlalu dilebih-lebihkan, bahkan terbilang tidak akurat.
Di antaranya
adalah pernyataan
WDK yang
mengklaim bahwa
dirinya adalah
seorang CEO dari
sebuah perusahaan
konsultasi bisnis
internasional yang
bernama Wardour
dan Oxford. Namun saat diselidiki, diketahui bahwa perusahaan tersebut
sudah tidak aktif sejak 2012. WDK juga mengaku telah mendapat
penghargaan sebagai Asias Highest Enterpreneurship Award. Sama halnya
dengan pernyataan sebelumnya, Ravio juga melakukan penelusuran untuk
mengetahui kebenarannya, tetapi hasilnya tidak pernah ada istilah
penghargaan tersebut.
Selain dua hal di atas, masih banyak lagi yang diungkap Ravio dalam
laman facebooknya yang berkaitan dengan riwayat dan latar belakang sang
motivator. Tidak hanya sekedar tulisan yang dicantukam, pria yang
berprofesi sebagai penulis ilmiah ini juga menyertakan bukti penelusuran
yang dilakukannya dalam bentuk screenshot sebagai penguat serta
pertanggung jawabannya.

B. Ketentuan UU dan Tuntutan


Karena tulisan di laman facebook itu, WDK merasa nama baiknya telah
dicemarkan oleh Ravio melalui media elektronik. Sehingga pada 21 Juni
2017, ia melaporkan Ravio ke Polda Metro Jaya, di mana sebelumnya WDK
juga sempat mengirimkan somasi tertulis kepada Ravio.
Adanya laporan tersebut, membuat Ravio dekenai Pasal 310 KUHP dan
Pasal 311 KUHP juncto Pasal 27 Ayat (3) UU ITE yang berbunyi sebagai
berikut.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.
Dengan ancaman penjara paling lama 6 tahun, dan/atau denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000,- seperti yang tertulis pada Pasal 45 Ayat (1) UU ITE.
Selain Pasal di atas, karena dianggap telah menimbulkan kerugian bagi
pihak pelapor, Ravio juga dikenai Pasal 36 UU ITE yang mana bunyinya
adalah sebagai berikut.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang
mengakibatkan kerugian bagi Orang lain.
Sedangkan untuk ancaman pidananya telah tercantum dalam Pasal 51 Ayat
(2) UUD ITE yaitu hukuman penjara paling lama 12 tahun, dan/atau denda
sebesar Rp. 12.000.000.000.-

C. Analisis Berdasarkan Hukum Islam


Dalam sebuah hadits dikatakan, seperti berikut ini.
Artinya:
Dari Abdullah bin Masud RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila
seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di
sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta,
karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan
mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta
dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta
(pembohong).
Peristiwa yang terjadi antara Ravio dan WDK sama halnya seperti istilah
tidak akan ada asap jika tidak ada api. Jika saja WDK berkata dengan
sejujurnya tanpa melebih-lebihkan latar belakangnya, tentu saja tidak akan
ada pertikaian di antara keduanya, terlebih hingga menempuh jalur hukum
seperti yang telah terjadi.
Melihat dari kejadian di atas, alangkah baiknya jika kita tetap mengatakan
segala sesuatunya sesuai dengan fakta atau keadaan yang sebenarnya dan
tidak melebih-lebihkan apalagi dilakukan dengan tujuan agar mendapat
penghormatan. Karena segala sesuatu yang berlebihan juga akan
menimbulkan dampak yang kurang baik ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai