Makalah Akuntansi Pertanggungjawaban
Makalah Akuntansi Pertanggungjawaban
Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut :
berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
1. Struktur organisasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran
tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap
tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula.
Dimana organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap
pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke
bawah, sedangkan tanggungjawab adalah sebaliknya.
2. Anggaran
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta
dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para
manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. Diikut
sertakannya semua manajer dalam penyusunan.
3. Penggolongan biaya
Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh
manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung jawabkan
olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan perlu
dilakukan dalam akuntansi pertanggungjawaban.
a. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh
manajer dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan
pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena biaya
ini diabaikan.
4. Sistem akuntansi
Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer maka
biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang
terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya
dan akan dibebani dengan biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya
terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Kode perkiraan diperlukan untuk
mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam laporan rugi
laba.
5. Sistem pelaporan biaya
Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk
tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar total biaya
bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan
laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan pertanggungjawaban disesuaikan
dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang
terrendah disajikan jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya disajikan total
biaya tiap pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan
dan terjadi dipusat biayanya sendiri.
2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam organisasi
perusahaan.
3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu biaya oleh
seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan.
4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen
dalam perusahaan.
5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat
dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban
Menurut Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57) dikemukakan bahwa :
“Tujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat pertanggungjawaban
dengan biaya yang dikeluarkannya.”
Pengertian pusat pertanggungjawaban yang dijelaskan oleh beberapa ahli antara lain :
Hansen, Mowen (2005:116) mengartikan pusat pertanggungjawaban sebagai berikut :
“Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya
bertanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu”.
Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas penulis mengambil suatu kesimpulan
bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas aktivitas unit yang
dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti seksi,
segmen, departemen, divisi atas sebuah perusahaan.
Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan dalam
bentuk biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama yaitu :
Keterangan:
1. Pusat Biaya (Cost Center)
Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat pertanggungjawaban
yang hanya bertanggungjawab dalam mengendalikan biaya-biaya yang terjadi
didalamnya tanpa menghubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan.
Sebuah pusat biaya tidak mengendalikan penjualan atau aktivitas perusahaan. Laba
sebuah departemen yang berbentuk pusat biaya sulit ditentukan karena adanya masalah
dalam alokasi pendapatan. Tujuan dari manajer pusat biaya ini adalah meminimalkan
perbedaan antara realisasi biaya dengan anggarannya.
Dengan demikian anggaran harus disusun untuk setiap pusat pertanggungjawaban, yang
dibebani tanggungjawab atas pendapatan dan biaya. Disamping itu melalui realisasi dari
setiap pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan anggarannya sehingga dapat
ditentukan selisih (Variance) dan anggaran. Selanjutnya selisih ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk menilai prestasi manager dari setiap pusat pertanggungjawaban.
Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban penting dalam proses perencanaan dan
pengendalian kegiatan organisasi; karena dapat menekankan hubungan antara lnformasi
dengan jasa yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi manager untuk
merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi tanggungjawab dan kemudian
menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manager yang
bertanggungjawab. Dengan demikian informasi yang ada melalui akuntansi
pertanggungjawaban dapat mencerminkan nilai yang dibuat oleh setiap manager dalam
menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manager tersebut
dalam mencapai tujuan perusahaan.
3.2.1. Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif biasanya dalam satuan
uang yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penyusunan anggaran pada
dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program.
Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang bertanggungjawab untuk
melaksanakan sebagian kegiatan untuk pencapaian tujuan perusahaan dan ditetapkan
dana sumber ekonomi yang disediakan bagi pemegang tanggungjawab tersebut untuk
memungkinkan melaksanakan tanggungjawabnya. Sumber ekonomi yang disediakan
yang memungkinkan manager bertangggungjawab dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standard yang berupa informasi
akuntansi. Penyusunan Anggaran dilakukan hanya jika tersedia informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan bagi tiap
manajer yang bertanggungjawab dalam usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam
tahun anggaran.
Informasi akuntansi adalah salah satu informasi terpenting bagi perusahaan. Namun
informasi akuntansi bukanlah merupakan satu-satunya informasi formal yang digunakan
oleh perusahaan ini. Selain informasi akuntansi, perusahaan ini juga menggunakan
informasi manajemen. Tujuanya adalah untuk menyajikan kepada manager mengenai
informasi yang berguna dalam mengambil keputusan.
Informasi akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak intern organisasi perusahaan
maupun untuk pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern. informasi akuntansi sangat
diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manager, hasil kerja tersebut dapat
berupa laporan. Sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan informasi untuk
pengendalian manajemen. Pada hakekatnya, sistem pelaporan pertanggungjawaban juga
dikenal sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri dari seperangkat
laporan di dalam suatu perusahaan.
Biaya merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat biaya, sedangkan pendapatan
merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat pendapatan. Dalam pusat investasi
rasio laba dengan investasi utau residual income dipakai sebagai tolok ukur prestasi
manajer pusat pertanggungiawaban tersebut. Perlu diingat bahwa manajer pusat
pertanggungjawaban tidak hanya diukur prestasinya dengan menggunakan tolok ukur
keuangan saja, namun masih ada tolok ukur non keuangan yang digunakan untuk
mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.
Selama ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara akurat dan
komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan.
Ditengah kekurangan alat ukur untuk menilai kinerja operasional, beberapa metode yang
dapat dipergunakan antara lain:
1. Analisa Rasio
2. Anggaran
3. Balance Scorecard
4. Economic Value Added (EVA)
5. Benchmarking.
Contoh:
Departemen Listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dua departemen
produksi A dan B. kapasitas depertemen listrik pertahun adalah 180.000 kwh dengan
jumlah biaya produksi listrik sebesar Rp60.000 yang terdiri dari :
Biaya Tetap Rp40.000
Biaya Variabel Rp20.000
Kebutuhan minimum departemen A dan B berturut-turut 50.000 kwh dan 30.000 kwh
pertahun.
Dengan cara ini, Departemen Pemakai dibebani biaya tetap Departemen Penghasil jasa
berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh Departemen Penghasil jasa untuk
memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai biaya variabel departemen penghasil
jasa berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai.
Dengan demikian, Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggungjawab
biaya tetap departemen listrik sebesar Rp20.000(50.000/80.000)*Rp40.000 dan
Departemen B menerima beban tanggungjawab sebesar
RP15.500(30.000/80.000)*Rp40.000. disamping itu, untuk setiap kwh listrik yang
dipakai oleh departemen A dan B akan dibebani oelh biaya variabel sebesar
Rp0.20(Rp20.000/100.000)
Dalam metode ini, biaya departemen penghasil jasa dipandang dapat terkendalikan
seluruhnya oleh departemen pemakai. Oleh karena itu, biaya departemen Listrik sebesar
Rp60.000 dibebankan dengan cara membagi total biaya tersebut dengan total kebutuhan
listrik Departemen produksi, Departemen produksi dibebani biaya Departemen Listrik
sebesar Rp0.333(Rp60.000/100.000)
Keterangan :
Kst : Kuantitas ideal cost diver
KS : Kuantitas Sesungguhnya cost driver yang digunakan
Hst : Harga Stndar per unit cost driver.
Cost Driver adalah Suatu factor yang menjadi penyebab(pendorong timbulnya biaya
aktivita tertentu).
Contoh: jika persiapan(set up) mesin sebelum produksi suatu pesanan dimulai merupakan
suatu aktivitas, maka biaya set up mesin timbul karena aktivitas set
up dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-syahrul.pdf
http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008042510212300312043.pdf