LP Mual
LP Mual
oleh:
B. Epidemiologi
Berdasarkan dari hasil pengkajian pada Ny. H yang didiagnosa
menderita DHF (Dengue Hemorraghic Fever) di Ruang Rawat Inap Melati
Rumkit Tingkat III Baladhika Husada, Jember didapatkan data bahwa pasien
mengalami gangguan tidur yang cukup menganggu sehingga pasien merasa tidak
dapat beristirahat. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Indonesia tahun
2012 menyebutkan jumlah penderita DBD di Indonesia sebanyak 90.245 kasus
dengan jumlah kematian 816 orang (Indeks Rate/IR= 37,27 per 100.000 penduduk
dan Case Fatality Rate/CFR= 0,90 %). Jumlah kasus penyakit DBD terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu 19.663 kasus diikuti oleh Jawa Timur (8.177
kasus), Jawa Tengah (7.088 kasus) dan DKI Jakarta (6669 kasus). Keempatnya
merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbesar dimana ini
merupakan faktor risiko dari penyebaran penyakit dengue. Penularan infeksi virus
dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A.
albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi
lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu
bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan
air lainnya). Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi
virus dengue yaitu :
C. 1) Vektor : perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan
vektor di lingkungan, transportasi vektor dilingkungan, transportasi vektor
dai satu tempat ke tempat lain;
D. 2) Pejamu : terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi
dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin;
E. 3) Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk
(WHO, 2000).
F. Etiologi
Mual dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Kemoterapi
2) Obstruksi usus
3) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (hiperkalsemia, hiperglikemia,
hiponatremia)
4) Uremia
5) Obat (digitalis, opium) dan metastase otak
viremia
ansietas
Zat pirogen trombositopenia Aktivasi sistem
lepas komplemen
perdarahan Antihistamin
Anemia hipertemi
dilepaskan
Kekuran Peningkatan
Perdarahan Kekurangan
gan permeabilitas
gastrointestinal volume cairan
darah kapiler
Perawatan
Peningkatan di rumah Kebocoran
Nyeri asam lambung sakit plasma
abdomen
Gatal,
hospitalisasi Ruam, perdarahan
Mual muntah pruritus
dibawah kulit
Penatalaksanaan
F.1 Penetalaksanaan Medis
Pemberian obat antiemetik:
1) Domperidon 10mg
Indikasi:
a. Dyspepsia fungsional
b. Mual akut dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan
bromokriptin)
Kontraindikasi:
a. Pengguna alergi pada domperidon
2) Ondansentron
Indikasi:
a. Untuk untuk menangani mual dan muntah yang diinduksi oleh obat
kemoterapi dan radioterapi sitotoksik.
b. Pencegahan mual dan muntah pasca operasi.
c. Narfoz sebaiknya tidak digunakan pada keadaan mual atau muntah
karena sebab lain.
Kontraindikasi:
a. Narfoz jangan diberikan kepada penderita yang hipersensitif atau alergi
terhadap Ondansetron.
F.2 Penatalaksaan Non Medis
1) Kenali semua makanan pemicu mual dan muntah dan berusahalah untuk
menghindarinya.
2) Makan lebih sering dengan porsi yang lebih kecil, sehingga kita tidak
pernah merasa terlalu lapar atau terlalu kenyang.
3) Hindari makanan berlemak atau makanan yang digoreng dan juga berkuah.
4) Pastikan menempatkan crackers, roti, sereal atau makanan tawar lainnya
tidak jauh dari jangkauan kita. Cobalah makan beberapa crackers sebelum
turun dari tempat tidur di pagi hari.
5) Lakukan manajemen mual dan distraksi untuk pasien
I. Tindakan Keperawatan
G.1 Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (PES)
1) Mual berhubungan dengan peningkatan asam lambung yang ditandai oleh
pasien mengatakan enggan terhadap makanan, peningkatan menelan, dan
rasa asam di mulut.
G.2 Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan pada diagnosa mual dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Penatalaksaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
(NOC) (NIC)
1. (00134) Kontrol mual dan muntah Manajemen Mual (1450)
Mual berhubungan (1618) a. Ajarkan pasien cara a. Membantu pasien agar dapat
dengan peningkatan Setelah dilakukan tindakan mengatasi mual. secara mandiri mengatasi
asam lambung yang keperawatan masalah b. Monitor asupan makanan mualnya apabila sewaktu-
ditandai oleh pasien keperawatan mual akan c. Identifikasi faktor-faktor waktu timbul
mengatakan enggan berkurang dengan kriteria yang dapat menyebabkan b. Mengetahui dampak mual
terhadap makanan, hasil: atau berkontribusi terhadap terhadap nafsu makan
peningkatan menelan, 1. Pasien dapat melakukan timbulnya mual c. Mencegah timbulnya rasa
dan rasa asam di mulut langkah-langkah d. Anjurkan pasien untuk mual
pencegahan muntah meningkatkan istirahat dan d. Mengurangi mual dan
(161805) tidur membuat pasien tenang
2. Menghindari faktor-faktor e. Dorong pola makan dengan
penyebab bila mungkin ada porsi sedikit tapi sering e. Mengurangi mual dan
(161806) memperbaiki nutrisi tubuh
DAFTAR PUSTAKA