Anda di halaman 1dari 10

RS.

BUDI AGUNG
Jl. Bajo No. 7 Juwana
Telp. / Fax. ( 0295 ) 471321

KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG JUWANA PATI

NOMOR :
TENTANG
PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Menimbang :
1. Bahwa dalam mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan komunikasi antar
pemberi layanan RS Budi Agung perlu dibuatkan panduan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) Peningkatan Komunikasi Efektif.
2. Bahwa dalam meningkatkan Peningkatan Komunikasi Efektif sebagaimana
merupakan acuan standar Sasaran Keselamatan Pasien.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2 perlu
ditetapkan denganKeputusan Direktur RS Budi Agung.
Mengingat :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 43 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 BAB IV
Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN
PERTAMA : KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG TENTANG
KEDUA : Yang dimaksud dengan kebijakan tentang Peningkatan Komunikasi Efektif di
dalam point PERTAMA adalah sebagai berikut:
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secaa lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
KETIGA : Kebijakan ini mengatur Standar Peningkatan Komunikasi Efektif.
KEEMPAT : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan Peningkatan Identifikasi
Pasien.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Pati
Pada tanggal :
RS BUDI AGUNG
Direktur

dr. Partomo Widodo, M. Kes

RS. BUDI AGUNG


Jl. Bajo No. 7 Juwana
Telp. / Fax. ( 0295 ) 471321
KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG JUWANA PATI

NOMOR :
TENTANG
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH-ALERT)

Menimbang :
1. Bahwa dalam mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan
obat – obat yang perlu diwaspadai RS Budi Agung perlu dibuatkan panduan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai (high-alert).
2. Bahwa dalam meningkatkan Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
(high-alert) sebagaimana merupakan acuan standar Sasaran Keselamatan Pasien.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2 perlu
ditetapkan denganKeputusan Direktur RS Budi Agung.
Mengingat :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 43 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 BAB IV
Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN
PERTAMA : KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG TENTANG
KEDUA : Yang dimaksud dengan kebijakan tentang Peningkatan Keamanan Obat Yang
Perlu Diwaspadai (high-alert) di dalam point PERTAMA adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian
label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali
jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien
harusdiberi label yang jelas, dan disimpan pada aea yang dibatasi ketat
(restricted).
KETIGA : Kebijakan ini mengatur Standar Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai (high-alert)
KEEMPAT : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan Peningkatan Identifikasi
Pasien.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Pati
Pada tanggal :
RS BUDI AGUNG
Direktur

dr. Partomo Widodo, M. Kes

RS. BUDI AGUNG


Jl. Bajo No. 7 Juwana
Telp. / Fax. ( 0295 ) 471321
KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG JUWANA PATI

NOMOR :
TENTANG
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

Menimbang :
1. Bahwa dalam mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai RS Budi Agung perlu dibuatkan panduan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat-
Pasien Operasi.
2. Bahwa dalam meningkatkan Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat-
Pasien Operasi sebagaimana merupakan acuan standar Sasaran Keselamatan Pasien.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2 perlu
ditetapkan denganKeputusan Direktur RS Budi Agung.
Mengingat :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 43 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 BAB IV
Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN
PERTAMA : Kebijakan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Tentang Kepastian Tepat-Lokasi,
Tepat Prosedur, Tepat-Pasien Operasi.
KEDUA : Yang dimaksud dengan kebijakan tentang Peningkatan Keamanan Obat Yang
Perlu Diwaspadai (high-alert) di dalam point PERTAMA adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2. Rumah Sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan
fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

KETIGA : Kebijakan ini mengatur Standar Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat-
Pasien Operasi.
KEEMPAT : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat
Prosedur, Tepat-Pasien Operasi.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Pati
Pada tanggal :
RS BUDI AGUNG
Direktur

dr. Partomo Widodo, M. Kes

RS. BUDI AGUNG


Jl. Bajo No. 7 Juwana
Telp. / Fax. ( 0295 ) 471321

KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG JUWANA PATI


NOMOR :
TENTANG
PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Menimbang :
1. Bahwa dalam mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan RS Budi Agung perlu dibuatkan panduan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan.
2. Bahwa dalam meningkatkan Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan sebagaimana merupakan acuan standar Sasaran Keselamatan Pasien.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2 perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Budi Agung.
Mengingat :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 43 tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 BAB IV
Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN
PERTAMA : Kebijakan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Tentang Pengurangan Resiko
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.

KEDUA : yang dimaksud dengan kebijakan tentang Pengurangan Resiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan di dalam point PERTAMA adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient
Safety).
2. Rumah sakit menerapkan hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
KETIGA : Kebijakan ini mengatur Standar Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan.
KEEMPAT : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengurangan Resiko Infeksi
Terkait Pelayanan Kesehatan.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Pati
Pada tanggal :
RS BUDI AGUNG
Direktur

dr. Partomo Widodo, M. Kes

RS. BUDI AGUNG


Jl. Bajo No. 7 Juwana
Telp. / Fax. ( 0295 ) 471321

KEPUTUSAN DIREKTUR RS BUDI AGUNG JUWANA PATI


NOMOR :
TENTANG
PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Menimbang :
1. Bahwa dalam mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
pasien dari cedera karena jatuh RS Budi Agung perlu dibuatkan panduan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengurangan Resiko Pasien Jatuh.
2. Bahwa dalam meningkatkan Pengurangan Resiko Pengurangan Resiko
Pasien Jatuh sebagaimana merupakan acuan standar Sasaran Keselamatan Pasien.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Budi Agung.
Mengingat :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 43 tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011
BAB IV Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 8.

MEMUTUSKAN
PERTAMA : Kebijakan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Tentang Pengurangan Resiko
Pasien Jatuh.
KEDUA : yang dimaksud dengan kebijakan tentang Pengurangan Resiko Pasien Jatuh di
dalam point PERTAMA adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko
jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh dan
melakukan asesmen dianggap beresiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan resiko pasien cedera akibat jatuh di Rumah Sakit.
KETIGA : Kebijakan ini mengatur Standar Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
KEEMPAT : Rumah Sakit bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengurangan Resiko Pasien
Jatuh.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal yang ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Pati
Pada tanggal :
RS BUDI AGUNG
Direktur

dr. Partomo Widodo, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai