Anda di halaman 1dari 71

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan
hidayahnya-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Tahun
Anggaran 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu yang telah
ditentukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang ini merupakan media pertanggungjawaban yang
berisikan informasi tentang pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja yang
disampaikan secara periodik untuk mengetahui dan menilai kinerja BAPPEDA Kota
Malang dalam melaksanakan kegiatan Perencanaan dan tupoksinya serta menjadi
bahan evaluasi dan pedoman bagi peningkatan kinerja pada tahun-tahun berikutnya.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang yang disahkan melalui
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang organisasi dan tata
kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu merupakan unsur pelaksana teknis yang membidangi perencanaan
pembangunan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Bappeda Kota Malang
menjalankan pelaksanaan tugasnya melalui berbagai kegiatan perencanaan tata
kota, sosial budaya & ekonomi, pendataan dan evaluasi serta penelitian dan
pengembangan.
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi dimaksud sesuai
jenis dan alokasi biaya sebagaimana dituangkan dalam APBD Kota Malang 2015,
maka disusunlah laporan akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bappeda
Kota Malang Tahun 2015.
Pada Kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada seluruh Staf Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah atas peran aktif dan dukungannya baik pikiran
maupun fisik sehingga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya untuk tahun anggaran 2015 dapat dilaksanakan dengan baik.
Selain itu dengan disusunnya LAKIP Bappeda Kota Malang tahun 2015,
diharapkan diperoleh manfaat bagi semua pihak khususnya bagi Pimpinan dan
seluruh staf Bappeda Kota Malang dalam perbaikan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang mendukung upaya peningkatan kinerja pada masa yang akan datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

1
Harapan berikutnya bahwa LAKIP ini dapat menjadi informasi yang berharga bagi
penyusun LAKIP Pemerintah Kota Malang tahun berikutnya.
Demikian penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP), semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 29 Januari 2016


KEPALA BAPPEDA
KOTA MALANG,

TTD

Drs. WASTO, SH.,M.H


Pembina Utama Muda
NIP. 19610212 198303 1 025

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

2
RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja merupakan ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan


lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang
ditetapkan dalam APBD, penyusunannya adalah berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang memiliki tugas


pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah, memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan maupun pembangunan. Adapun program Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang, baik yang menyangkut kepentingan
masyarakat banyak, kebijakan-kebijakan yang mendesak dan tujuan maupun
sasaran yang ingin dicapai, telah tersusun dalam Rencana Strategis (RENSTRA)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang yang mengacu pada
RPJMD Pemerintah Kota Malang Tahun 2013-2018 sebagai parameternya, dan
merupakan acuan dalam menyusun anggaran APBD dan konsistensi
penggunaannya.
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pembangunan daerah dalam
Rencana Program Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Malang Tahun 2013-2018, Bappeda Kota Malang menetapkan rencana strategis
Tahun 2014-2018 sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan, program, dan
kegiatan, dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

3
Bappeda Kota Malang sebagai bagian dari Pemerintah Kota Malang
menetapkan visinya dengan mendasarkan pada salah satu Misi Pemerintah Kota
Malang yang tertuang dalam RPJMD. Adapun misi Kota Malang yang relevan untuk
diemban sesuai dengan tugas dan fungsi adalah Misi “Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik Yang Adil, Terukur Dan Akuntabel”. Sesuai dengan ketentuan
umum dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 yang dimaksud dengan
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara publik.
Pelayanan publik adalah identik dengan representasi dari eksistensi birokrasi
pemerintahan, karena berkenaan langsung dengan salah satu fungsi pemerintah
yaitu memberikan pelayanan. Oleh karenanya sebuah kualitas pelayanan publik
merupakan cerminan dari sebuah kualitas birokrasi pemerintah. Di mana Bappeda
Kota Malang dalam melaksanakan pelayanan Perencanaan Pembangunan kepada
pelanggan internal dimana konsumen yang menerima layanan adalah lingkungan
instansi Pemerintah Daerah Kota Malang begitu juga memberikan pelayanan yang
bersifat keluar atau eksternal yaitu kepada masyarakat.
Oleh karena Bappeda Kota Malang berperan penting dalam menghasilkan
acuan berupa dokumen perencanaan baik jangka panjang, menengah dan tahunan
yang akuntabel dan akan dipakai sebagai acuan dari SKPD lain yang ada maka
dalam rangka Penyusunan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang Perencanaan
Pembangunan Daerah Bappeda Kota Malang melaksanakan pelayanan intern.
sebagai berikut :
a. Penyiapan dan pengaturan penerimaan tamu-tamu Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang ;
b. Penyampaian informasi data Pembangunan Daerah bagi instansi Pemerintah
Kota Malang ;
c. Penyiapan bahan dan penyusunan usulan prioritas pembangunan Daerah Kota
Malang melalui MUSRENBANG Kota Malang ;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

4
d. Penyiapan bahan dan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) ;
e. Penyiapan dan penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ;
f. Penyampaian informasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) yang ditetapkan dalam Peraturan
Walikota Malang sebagai berikut :
- Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010-2030;
g. Penyampaian publikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangannya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai bagian


integral dari Pemerintah Kota Malang, yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam
perencanaan pembangunan memiliki peran dan posisi strategis dalam kerangka
pencapaian visi pembangunan jangka menengah Kota Malang “ Terwujudnya Kota
Malang sebagai Kota Bermartabat “. sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malangng tahun 2013-2018. Sejalan dengan Visi
dan Misi Kota Malang, maka BAPPEDA Kota Malang memiliki VISI sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG


BERKUALITAS DAN HANDAL“

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Malang


mempunyai kewenangan dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah
berdasarkan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, bottom up dan top down ”.
Maka agar Pembangunan di Kota Malang terus berkembang maju dengan kualitas
perencanaan pembangunan yang terpelihara dengan baik Bappeda Kota Malang
bertekat melibatkan partisipasi masyarakat untuk berperan serta dalam mendukung
pembangunan Kota Malang, sesuai dengan program prioritas Pembangunan Kota
Malang tahun 2013-2018.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

5
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibidang perencanaan
pembangunan daerah yang mana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Malang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan perencanaan dan
pengendalian pembangunan daerah secara koordinatif dan partisipatif. Untuk itu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang dalam menjalankan
perencanaan pembangunan daerah secara partisipatif dan transparansi dengan
melibatkan seluruh masyarakat dan membangun kemitraan yang berarti bahwa
perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada hubungan kemitraan antara
pemerintah kota dan masyarakat, menuju Kota Malang yang Bersih, Makmur, Adil,
Religius-toleran, terkemuka, Aman, Berbudaya, Asri, dan Terdidik.

Upaya-upaya untuk mewujudkan Visi Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah (BAPPEDA) Kota Malang perlu dirumuskan misi. Misi adalah rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan
merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Bappeda Kota
Malang dengan seluruh sumberdaya yang dimiliki, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi BAPPEDA.

Bertitik tolak dari visi diatas, misi Bappeda Kota Malang “ Mewujudkan
Perencanaan Pembangunan Daerah yang Akuntabel, Konsisten dan Implementatif “.
Dalam Tahun Anggaran 2015, Badan Perencanaan Pembangunan daerah
Kota Malang telah menetapkan dan melaksanakan 100 (Seratus) kegiatan dengan
biaya yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Malang Tahun Anggaran 2015, yang sudah dilaksanakan dengan pagu Anggaran
Belanja Langsung sebesar Rp 14.594.968.000,- telah terealisasi sebesar
Rp.12.740.241.425,- dengan capaian 87,29 %.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan hasil evaluasi capaian kinerja


kegiatan memperoleh nilai antara 85 s/d 100 atau sangat berhasil.

Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Kota Malang Tahun Anggaran 2015 ini, diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai alat kendali dan alat penilai kinerja secara kualitatif, sekaligus sebagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

6
pertanggungjawaban atas keberhasilan/kegagalan Visi dan Misi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang Tahun 2015.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

7
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
RINGKASAN UNTUK PIMPINAN ..................................................................... 3
DAFTAR ISI...................................................................................................... 8
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 9
A. Penjelasan Umum Bappeda Kota Malang ......................................... 9
B. Struktur Organisasi ............................................................................ 10
C. Aspek Strategis Organisasi ............................................................... 17
D. Isu-Isu Strategis................................................................................. 21
BAB II: PERENCANAAN KINERJA …………………………………………… 23
A. Perencanaan Strategis …………………………………………………… 25
B. Perjanjian Kinerja ………………………………………………………… 40
BAB III: AKUNTABILITAS KINERJA…………………………………………….. 43
A. Capaian Kinerja Tujuan …………………………………………………. 43
B. Capaian Kinerja Sasaran ………………………………………………… 45
C. Realiasi Anggaran……………………………………..……….…………. 99
BAB IV: PENUTUP……………………………………………………………….…. 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENJELASAN UMUM BAPPEDA KOTA MALANG

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang biasa disingkat AKIP


adalah merupakan kewajiban setiap instansi pemerintah dalam rangka
mempertanggung-jawabkan atau menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada
pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawabkan sesuai dengan Inpres Nomor 7 tahun 1999. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada setiap instansi pemerintah
tentang pentingnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, bebas korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Berdasarkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tersebut mewajibkan setiap
instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara mulai dari
pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya dan
kebijaksanaan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategik yang
telah dirumuskan.
Bappeda Kota Malang sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, BP2T,
BKD dan Lembaga Teknis Daerah, pembentukannya sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Inspektorat
Kabupaten/Kota.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang memiliki
tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah, memiliki peranan penting dalam

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

9
penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan harus membuat LAKIP
sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja dan sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi kedinasannya pada setiap akhir
Tahun Anggaran.

B. Struktur Organisasi dan Uraian Kedudukan, Tugas Pokok dan fungsi


1. Struktur Organisasi BAPPEDA Kota Malang terdiri dari :
Kepala Badan;
a. Sekretariat, terdiri dari :
1)Subbagian Penyusunan Program;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Umum.
b. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
1) Subbidang Penelitian;
2) Subbidang Publikasi dan Dokumentasi.
c. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, terdiri dari :
1) Subbidang Ekonomi;
2) Subbidang Sosial dan Budaya.
d. Bidang Tata Kota, terdiri dari :
1) Subbidang Prasarana dan Sarana;
2) Subbidang Tata Ruang.
e. Bidang Pendataan dan Evaluasi, terdiri dari :
1) Subbidang Pendataan dan Pelaporan;
2) Subbidang Monitoring dan Evaluasi.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Seperti yang tercantum di dalam Bab II, Pasal 2 Peraturan Walikota


Malang No. 59 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang, disebutkan bahwa
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana
penyelenggara pemerintahan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

10
Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
Serta yang tercaum dalam pasal 3 bahwa Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
berikut :
1) Tugas Pokok :
Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah.;
2) Fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan
daerah;
b. penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang
perencanaan pembangunan daerah;
c. penyiapan dan penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Kebijakan Umum
Perubahan APBD;
d. penyiapan dan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);
e. penyiapan dan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK);
f. penyusunan program dan perumusan kebijakan operasional penelitian dan
pengembangan;
g. pelaksanaan penelitian dan pengembangan;
h. pelaksanaan pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM);
i. pengkoordinasian penelitian dan mengadakan kerjasama penelitian
dengan lembaga-lembaga penelitian lainnya;
j. penyiapan bahan dalam rangka publikasi hasil-hasil penelitian dan
pengembangannya;
k. pemeliharaan hasil-hasil penelitian dan pengembangannya serta
penyusunan statistik perkembangan penelitian dan pengembangannya;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

11
l. pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan;
m. pelaksanaan kerjasama perencanaan pembangunan antar daerah dan
antara daerah dengan swasta, dalam dan luar negeri;
n. pelaksanaan kerjasama antar lembaga untuk mengembangkan statistik;
o. pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan;
p. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan
pembangunan;
q. pengkoordinasian penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja
Perangkat Daerah sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD);
r. pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang
perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
s. pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud
yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi;
t. pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam
rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;
u. pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
v. penyusunan rencana pencapaian SPM;
w. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
x. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan
Standar Operasional dan Prosedur (SOP);
y. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau
pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan;
z. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang perencanaan
pembangunan;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

12
aa. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait
layanan publik secara berkala melalui website Pemerintah Daerah;
bb.pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan;
cc. pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;
dd. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; dan
ee. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas pokoknya.

a. Potensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang

Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut,


Bappeda memiliki 33 PNS Berikut merupakan perincian sumber daya manusia
pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang :
TABEL I
DAFTAR NAMA PEGAWAI, NIP, JABATAN, GOLONGAN DAN PENDIDIKAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG
MASA JANUARI – DESEMBER 2014

PANGKAT / Pendidikan
NO. NAMA NIP. JABATAN
GOL. Terakhir

Pembina Utama
1 Drs. WASTO, SH, M.H 19610212 198303 1025 Kepala Bappeda S2
Muda (IV/c)

Pembina Tk. I Sekretaris


2 Ir. DIAH AYU KUSUMADEWI, M.T 19700714 199503 2 004 S2
(IV/b) Bappeda

Kabid. Penelitian
3 Dra. RUKAYAH, M.Si 19620622 199103 2 003 Pembina (IV/a) S2
& Pengembangan

Pembina Tingkat Kabid. Ekonomi,


4 Ir. HEROE AGOESDIJANTO 19600801 199103 1 001 S1
I (IV/b) Sosbud

5 Ir. M. ANISJANUAR, ST, MT 19750127 199901 1 001 Pembina (IV/a) Kabid. Tata Kota S2

Kabid. Data dan


6 MOH. SULTHON, S. Sos., M.M 19690313 199003 1 001 Pembina (IV/a) S2
Evaluasi

Kasubag.
Penata Tk. I
7 SISWANTO 19671108 199102 1 001 Penyusunan D3
(III/d)
Program

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

13
Penata Tingkat I Kasubag
8 Dra. LILIS RUKMINIWATI 19620705 198603 2 014 S1
(III/d) Keuangan

9 GANIS INDAJANI, SE, MM. 10690103 199003 2 008 Pembina (IV/a) Kasubag. Umum S2

Penata Tingkat I Kasubid.


10 Drs. RUDI CAHYONO CATUR U 19680606 198809 1 001 S1
(III/d) Penelitian

Kasubid. Publikasi
11 ZAKARIA, S.AP 19690613 199602 1 001 Penata (III/c) S1
& Dok.

WILLSTARTARIPAR HATOGUAN, Penata Tk. I Kasubbid. Sosial


12 19800629 199810 1 002 S1
S.STP (III/d) dan Budaya

Penata Tingkat I
13 Dra. SRI ENDANG SUCIATY 19621231 199303 2 029 Kasubid. Ekonomi S1
(III/d)

AGUSTINA RATRI H, Kasubid. Tata


14 19770814 200312 2 006 Penata (III/c) S2
ST.,MPP,MAP Ruang

Penata Tk. I Kasubid Sarana


15. TRI SUCIATI, ST. MAP 19760403 200112 2 004 S2
(III/d) Prasarana

Kasubid.
Penata Tingkat I
16 Drs. SUKARYONO 19601217 198303 1 021 Pendataan & S1
(III/d)
Pelaporan
Kasubid.
YOGI HANDOYO WASESO,
17 19811205 20051 1 008 Penata (III/c) Monitoring dan S1
S.Sos
Evaluasi

VERY KOESWIJAYANTI, S.E.,


18 19750216 199602 2 001 Penata (III/c) Penata S2
M.Si

Penata Muda Bendahara


19 LUH EKA PRAMAWATI, SE 19770524 199803 2 003 S1
Tingkat I (III/b) Pengeluaran

Penata Muda Pengadministrasi


20 MOCH. ZAINURRIDHO, SH, MM 19740529 199901 1 001 S2
Tingkat I (III/b) Umum

Penata Muda
21 DONNY WAHYU WIJAYA, ST 19810819 200604 1 010 Planologi S1
Tingkat I (III/b)

Penata Muda Penata Laporan


22 YON YUAN MARAIN, SE. 19770319 200903 1 002 S1
Tingkat I (III/b) Keuangan

Penata Muda
23 RIZA SAADIAH, S.Si. 19850429 200903 2 007 Statistisi S1
Tingkat I (III/b)

Penata Muda
24 LENNA KRISWATI, ST 19800128 201001 2 012 Perencana S1
Tk. I (III/b)

Penata Muda
25 SOPHIA NUR, S.Si 19801218 200904 2 002 Statistisi S1
Tk. I (III/b)

MALINDRA DISIX SUKARNO, Penata Muda Pengelola Data &


26 19830226 201001 1 006 S2
S.Sos, MM Tk. I (III/b) Perencanaan

MIRZA RONALD ADISAPUTRA, Penata Muda


27 19780412 201101 1 002 Calon Perencana S2
SE, MM Tk. I (III/b)

Penata Muda
28 HAMIDAH HENDRAYATI, S.T 19850429 200903 2 007 Staf Bid. Litbang S1
(III/a)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

14
Penata Muda
29 PANDU ZANUAR SULISTYO, ST 10820109 201001 1 017 Perencana S1
Tk. I (III/b)

Penata Muda
30 ARIYANTO 19680104 199203 1 010 Caraka SMA
(III/a)

31 LILIK SURYANINGSIH 19610120 200604 2 002 Pengatur (II/c) Pengentri Data SMA

Pengatur Muda
32 WINDIANTO PRASETYO 19820219 200901 1 001 Pengelola Data SMA
(II/a)

Petugas
Pengatur Muda
33 ZAINI 19760405 200701 1 021 Operasional SMA
(II/a)
Kebersihan

TABEL II
JUMLAH PEGAWAI DAN KEPANGKATAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG

NO PANGKAT GOL JUMLAH


1 Pembina Utama Muda IV/ c 1
2 Pembina Tk. I IV/ b 2
3 Pembina IV/ a 4
4 Penata Tk. I III/ d 8
5 Penata III/ c 4
6 Penata Muda Tk. I III/ b 10
7 Penata Muda III/ a 2
8 Pengatur Tk. I II /d -
9 Pengatur II /c 1
10 Pengatur Muda Tk. I II /b -
11 Pengatur Muda II /a 1
12 Juru Tk. I I /d -
13 Juru I /c -
14 Juru Muda Tk. I I /b -
15 Juru Muda I /a -
JUMLAH 33

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

15
TABEL III
JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
BERDASARKAN PENDIDIKAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG

NO PENDIDIKAN JUMLAH PROSENTASE (%)


1 SD 0 0
2 SLTP 0 0
3 SMA/ STM 4 12,12 %
4 D3 1 3,03 %
5 S1 16 48,48 %
6 S2 12 36,36 %
JUMLAH 33 100 %

TABEL IV
ESELONISASI
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG

JABATAN GOL. ESELON NON JML


ESELON
Kepala Bappeda IV/c II.B - 1
Sekretaris Bappeda IV/b III.B - 1
Kabid. Tata Kota IV/a III.B - 1
Kabid. Sosial Budaya & Ekonomi IV/b III.B - 1
Kabid. Pendataan dan Evaluasi IV/a III.B - 1
Kabid. Penelitian & Pengembangan IV/a III.B - 1
Kasubid. Tata Ruang III/c IV.A - 1
Kasubid. Prasarana & Sarana III/d IV.A - 1
Kasubid. Sosial Budaya III/d IV.A - 1
Kasubid. Ekonomi III/d IV.A - 1
Kasubid. Monitoring & Evaluasi III/c IV.A - 1
Kasubid. Pendataan & Pelaporan III/d IV.A - 1
Kasubid. Penelitian III/d IV.A - 1
Kasubid. Publikasi & Dokumentasi III/c IV.A - 1
Kasubag. Penyusunan Program III/d IV.A - 1
Kasubag. Umum IV/a IV.A - 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

16
Kasubag. Keuangan III/d IV.A - 1
Staf Bappeda Kota Malang IV/a - 0 0
III/d - 0 0
III/c - 1 1
III/b - 10 10
III/a - 2 2
II/d - 1 1
II/c - 1 1
II/b - 01 0
II/a - 1 1
I/d - 0 0
JUMLAH 17 16 33

C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Strategi merupakan suatu pola tujuan, kebijakan, program, kegiatan,


keputusan, maupun pengalokasian sumberdaya yang memerlukan
pemahaman tentang apa organisasi itu, apa yang dikerjakannya dan
mengapa ia melakukan itu. Dengan demikian strategi merupakan
pengembangan dari misi organisasi yang menghubungkan organisasi itu
dengan lingkungannya, sehingga strategi merupakan tanggapan yang
mendasar (outline respon) organisasi terhadap tantangan – tantangan
mendasar yang dihadapi.

Lebih lanjut strategi adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan


tertentu yang disusun sedemikian rupa oleh suatu organisasi sesuai dengan
misi yang hendak diraihnya sekaligus untuk melaksanakan mandat/tugas-
tugas yang diembannya dengan mempertimbangkan pengaruh faktor-faktor
lingkungan eksternal maupun internal. Sebagai suatu rencana, maka strategi
tidak dengan sendirinya akan mampu meraih apa yang diharapkan begitu
selesai disusun. Faktor implementasi/pelaksanaan dari suatu strategi itulah
yang paling berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu strategi. Sebaik
apapun suatu strategi, tidak akan berhasil apabila buruk dalam
mengimplementasikannya. Sebaliknya, apabila suatu strategi disusun biasa-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

17
biasa saja, namun baik dalam melaksanakannya, niscaya akan membuat
berhasil strategi tersebut.

Strategi bukan merupakan pedoman kaku (rigid) bagi implementasi


karena filosofi penyusunan strategi adalah sebagai jembatan suatu organisasi
dengan lingkungannya, sehingga tetap dimungkinkan adanya suatu
fleksibillitas yang adaptif namun tetap relevan. Dalam suatu organisasi,
strategi yang dipandang baik dan sesuai serta secara nyata dapat
memberikan kontribusi kemajuan perlu dipertahankan keberadaannya.
Sedangkan untuk strategi yang dipandang sudah tidak sesuai dan tidak dapat
memberikan kontribusi kemajuan pada organisasi, perlu untuk dirumuskan
kembali dengan maksud agar hubungan antara faktor internal dan eksternal
organisasi dapat terjalin kesesuaian dan keserasian kembali.

Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa strategi bagi suatu


organisasi merupakan alat untuk meraih tujuan. Organisasi pemerintah yang
tidak memiliki visi dan misi yang jelas, akan kehilangan proyeksi terhadap
keadaan organisasi di masa depan, dan tidak memiliki pedoman bagi
peningkatan kinerja organisasi. Demikian pula misi yang telah diterjemahkan
dalam kegiatan konkrit tidak akan memiliki arti tanpa adanya implementasi
yang baik, belum lagi ditambah perubahan yang cepat dari keadaan suatu
organisasi dalam pemerintahan seperti penambahan/ adanya suatu organisasi
baru atau pengurangan/ hilangnya suatu organisasi lama tergabung ke dalam
organisasi lainnya. Oleh karena itu, yang sangat dibutuhkan adalah
penguasaan tugas dan fungsinya dengan optimal sehingga proses-proses
perencanaan pembangunan secara kolektif dapat menyelesaian masalah dan
memenuhi harapan masyarakat.

Untuk itu, peningkatan kinerja organisasi pemerintah daerah seperti


BAPPEDA harus selalu berkaitan dengan bagaimana pelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan itu seharusnya diorganisir sehingga dapat

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

18
menghasilkan tatanan organisasi yang benar-benar mampu mengemban visi
dan misi pemerintah daerah.

Di samping adanya kejelasan visi dan misi BAPPEDA, faktor yang


perlu dipertimbangkan dalam peningkatan kinerja BAPPEDA adalah strategi
yang relevan. Dengan berpedoman pada strategi organisasi, maka garis
wewenang, saluran komunikasi dan arus informasi serta mekanisme
perencanaan dapat disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pelaksanaan tugas dan fungsi BAPPEDA dapat berjalan dengan baik dan
optimal.

Dalam melaksanakan berbagai pilihan-pilihan alternatif yang


berkaitan dengan pembangunan daerah tentu akan didasarkan pada
pemilihan isu-isu strategis dalam menentukan prioritas kegiatan dan ini
menjadi mandat dan tantangan mendasar yang dihadapi BAPPEDA dalam
peningkatan kinerjanya.

Isu-isu strategis yang dihadapi oleh BAPPEDA dapat terjadi karena


adanya perubahan lingungan eksternal dan internal. Selain itu dapat pula
disebabkan karena adanya perubahan mandat dan visi BAPPEDA.

Melalui uraian di atas, dapat dirumuskan pengertian dalam kerangka


konseptual tentang peningkatan kinerja organisasi BAPPEDA yaitu sebagai
suatu usaha untuk meningkatkan hasil-hasil kerja pegawai BAPPEDA dalam
penyelenggaraan kegiatan. Berdasarkan fungsi yang menjadi misinya, yang
dapat dinilai dari ukuran responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas.

Usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja BAPPEDA itu


secara teoritis menyentuh aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kinerja
umum suatu organisasi yaitu dari faktor internal : pertama, aspek input /
sumber daya berupa SDM, ekonomi (anggaran/keuangan), sarana prasarana/
fasilitas, data dan informasi, serta budaya organisasi; kedua, aspek proses
manajemen melalui unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

19
penganggaran, pengawasan dan evaluasi; dan ketiga aspek output / hasil
yang meliputi produk dan pelayanan yang profesional, akuntabel dan
berkelanjutan.

Setiap unsur ini memiliki potensi yang sama untuk muncul sebagai
faktor dominan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi baik dari segi
peningkatan maupun penurunan.

Selain faktor internal tersebut, faktor eksternal juga secara langsung


dapat mempengaruhi kinerja BAPPEDA, seperti perubahan-perubahan kondisi
politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, kondisi alam dan kelompok –
kelompok yang berkaitan dengan penyediaan input, proses pelaksanaan dan
pemanfaat output.

Berdasarkan konsep strategi tersebut dan sesuai dengan tujuan yang


ingin di capai, maka BAPPEDA menetapkan strategi yang diwujudkan dalam
kebijakan dan program berikut :

• Menjabarkan tugas pokok dan fungsi kelembagaan melalui keterpaduan


koordinasi, sinkronisasi, serta bottom up planning dan top down planning;
• Memanfaatkan dan memadukan instrumen perencanaan dalam
implementasi program dan kegiatan;
• Meningkatkan strategi perencanaan daerah melalui penelitian;
• Meningkatkan sistem informasi pembangunan melalui penyediaan
informasi perencanaan, proses, monitoring, evaluasi dan hasil-hasil
pembangunan;
• Meningkatkan monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan
pembangunan melalui temuan deviasi atas perencanaan yang telah
disepakati bersama dengan hasil pelaksanaan program dan kegiatan.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis yang dilakukan, akan


diperoleh isu-isu yang bernilai sangat strategis. Isu-isu yang sangat strategis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

20
tersebut dapat dijadikan rangkaian strategi yang dapat diterapkan dalam
usaha peningkatan kinerja BAPPEDA Kota Malang.

D. ISUS-ISU TRATEGIS

Bappeda Kota Malang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak lepas
dari berbagai kendala dan hambatan teknis yang merupakan isu-isu strategis
yang harus dicari solusi pemecahan masalahnya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang berdasarkan
Peraturan Walikota Malang Nomor Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu,
Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah yang dijabarkan
dalam Peraturan Walikota Kota Malang Nomor 59 Tahun 2012 tentang Uraian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
mempunyai tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perencanaan pembangunan daerah.
Eksistensi Bappeda sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
mempunyai tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya pencapaian tujuan sistem
perencanaan pembangunan yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yaitu :
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergik, baik antar daerah,
antar ruang, antar fungsi, antar waktu maupun antara Pusat dan Daerah;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara effesien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

21
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai perencanaan pembangunan
daerah, Bappeda bertanggung jawab dalam perumusan konsep penyelesaian
masalah-masalah pembangunan sekarang dan ke depan di daerah dengan
mengacu pada RPJM Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018 dan
memperhatikan aspirasi dan kondisi obyektif perkembangan dan kebutuhan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan data hasil Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Kota Malang
sebanyak 820.243 jiwa, mengalami pertumbuhan pada tahun 2013 sebanyak
845.865 Jiwa (sumber data : Dispendukcapil Kota Malang) yang
mengakibatkan permasalahan pembangunan yang semakin besar dan
kompleks, oleh karena itu BAPPEDA didalam melaksanakan tugasnya
menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan alternatif- alternatif
pemecahan masalah.
Dalam upaya penyusunan perencanaan pembangunan yang sinergis,
efektif, efisien dan partisipatif, maka permasalahan-permasalahan yang
dihadapi ke depan antara lain :
1. Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan
pembangunan daerah antara Bappeda dengan SKPD lain;
2. Belum optimalnya pemanfaatan peluang otonomi daerah dengan peraturan
perundang-undangan yang ada untuk meningkatkan perencanaan
pembangunan di Kota Malang;
3. Belum optimalnya sinergitas perencanaan pembangunan antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta antar SKPD sehingga terjadi tumpang tindihnya
Dokumen Perencanaan;
4. Belum optimalnya pastisipasi dan kerjasama stakeholders dengan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang;
5. Kebijakan Pemerintah yang belum mendukung terbentuknya jabatan
fungsional Perencana dan Peneliti di lingkungan Pemerintah Kota Malang;
6. Terbatasnya data base yang mendukung penyusunan rencana;
7. Kurangnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk mendukung penyusunan
rencana pembangunan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

22
8. Belum optimalnya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan.

Adapun isu-isu strategis tersebut adalah :


1. Eksternal
Dapat pula disampaikan yang menjadi isu strategis pembangunan Kota
Malang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2013-2018 yang terkait dengan tugas fungsi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Good Governance dan Reformasi Birokrasi yang belum optimal;
Esensi terwujudnya good governance dan reformasi birokrasi adalah
kepuasan layanan publik yang merupakan hak-hak masyarakat. Pemerintah
Kota Malang berkomitmen meningkatkan layanan publik yang didasarkan
pada kejelasan prosedur dan persyaratan, waktu penyelesaian dan biaya
secara transparan. Langkah yang dilakukan adalah melalui penyusunan Road
Map Reformasi Birokrasi.
b. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang;
Upaya pengendalian pemanfaatan ruang diarahkan untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
Tahun 2010-2030, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2011. Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan melalui
penetapan Rencana Detail Tata Ruang dan peraturan zonasi-nya, perijinan
pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan
sanksi. Dalam pelaksanaannya diperlukan konsistensi dan kemitraan dalam
penegakan hukum.
Untuk itu diperlukan sinergitas antara pemerintah, aparat penegak hukum,
masyarakat dengan komunitas pemerhati penataan ruang yang didukung oleh
transparansi informasi terkait penataan ruang.
c. Pengembangan Kerjasama Antar Kota dan Kabupaten;
Untuk lebih memposisikan Kota Malang sebagai penyangga pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur diperlukan kerjasama antar kota dan kabupaten di

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

23
wilayah Malang Raya dengan mengedepankan posisi Kota Malang sebagai
sentra pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan yang dilakukan antara lain melalui jejaring kerjasama baik di
lingkungan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan menerapkan
prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.
Pengembang an kerjasama antar kota dan kabupaten didukung oleh
kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana dengan
mengedepankan semangat pro aktif dan berwawasan ke depan serta untuk
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dari hal tersebut maka
sangatlah diperlukan adanya kerjasama dalam perencanaan pembangunan
antara Pemerintah Daerah maupun dengan pihak swasta.

2. Internal
1. Terbukanya kerjasama dalam perencanaan pembangunan.
Keterbukaan informasi dan teknologi mendorong adanya kesempatan untuk
lebih meningkatkan kerjasama daerah dengan daerah lain, lembaga swasta
maupun lembaga lain dalam mengupayakan pembangunan yang lebih baik,
termasuk di dalamnya dalam perencanaan pembangunan yang didukung
dengan ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan.
2. Adanya sistem perencanaan pembangunan yang baku dan legal.
Sistem perencanaan pembangunan yang diatur dengan Peraturan Perundang-
Undangan (Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004) memiliki kepastian yang
tetap yang harus dilaksanakan di dalam menyusun perencanaan
pembangunan di semua urusan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Sehingga perencanaan pembangunan semakin meningkat
kualitasnya sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya dan mampu
memecahkan berbagai permasalahan yang ada.
3. Perkembangan tehnologi informasi.
Perkembangan tehnologi informasi mampu merubah wawasan, pola pikir dan
cara bertindak seluruh komponen pembangunan. Tehnologi informasi yang
berkembang pesat akan mendorong terwujudnya transparansi pembangunan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

24
Namun demikian kemajuan informasi ini belum seluruhnya dapat
dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat dan aparatur pemerintah
daerah, sehingga secara bertahap aplikasi informasi ini dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan penyediaan data valid perencanaan pembangunan.
4. Meningkatkan koordinasi perencanaan pembangunan agar mampu
menghilangkan ego sektoral SKPD.
Sikap ego sektoral ini dapat mengakibatkan tidak optimalnya pencapaian
tujuan dan sasaran pembangunan, maka dipandang perlu adanya satu sikap
bahwa perencanaan pembangunan ini untuk memberikan arah dalam
pelaksanaan pembangunan untuk mencapai misi pemerintah daerah dengan
mendapatkan kesempatan yang seimbang dengan tugas pokok mesing-
masing sektor atau SKPD. Sehingga masing-masing memiliki peran dan
merupakan satu sistem dalam pembangunan pemerintah daerah.
5. Perlu optimalisasi database pembangunan.
Data merupakan cermin dari realisasi kondisi yang ada dan sebagai dasar
didalam melakukan perencanaan pembangunan. Namun kondisi kesiapan
data pembangunan daerah dirasakan masih belum optimal, ketersediaannya
masih terbatas. Sehingga dapat memperlambat perencanaan pembangunan
dan sebagai salah satu solusinya adalah perlu dilakukan pembaharuan data
secara periodik dan berkelanjutan dengan variasi berbagai jenis data serta
melakukan kerjasama dengan BPS untuk validasi data.
6. Adanya komitmen seluruh komponen perencana.
Komitmen komponen perencana ini sangat penting untuk mewujudkan
perencanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

25
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS
Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah harus dijalankan dengan
sebaik-baiknya berdasarkan prinsip-prinsip good governance (Pemerintahan yang
baik) yang meliputi: partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan,
daya tanggap wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan
efektifitas serta profesionalisme.
Sehubungan dengan hal itu dalam rangka menberikan pedoman bagi
setiap langkah penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
daerah, maka sesuai surat edaran Nomor 050/2020/SJ Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah Dan
RPJM Daerah perlu menyusun dokumen perencanaan daerah yang merupakan
rencana lima tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan strategi, program
dan kegiatan daerah.
Adapun RPJMD Pemerintah Kota Malang tersebut pada Bab VII Kebijakan
Umum dan Program Pembengunan Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Malang merujuk Misi 4 Meningkatkan pembangunan infrastruktur
dana daya dukung Kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang
serta berwawasan lingkungan, yang meliputi :
1. Program Pengoptimalan Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang
meliputi Kegiatan :
d. Perencanaan Tata Ruang,
e. Pengendalian Pemanfaatan Ruang,
f. Perencanaan Pengembangan Kota-Kota menengah dan besar.
2. Perencanaan Pembangunan meliputi Kegiatan :
g. Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah.
h. Perencanaan pembangunan daerah Pengembangan data/ikualitas
informasi/statistik daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

26
i. Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber daya alam

1. Visi Kota Malang


Langkah penting dalam proses perencanaan strategi adalah
mengembangkan rumusan yang jelas dan ringkas tentang visi dan misi.Visi
adalah cara pandang jauh kedepan dan merupakan gambaran dimasa
mendatang tentang keadaan masa depan, kearah mana Instansi Pemerintah
harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap
eksis, antipatif, inovatif serta produktif dengan kata lain adalah suatu gambaran
menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan Instansi Pemerintah.
Adapun Visi Kota Malang adalah “ Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota
Bermartabat “

2. Misi Kota Malang


Sedangkan Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan . Misi harus jelas
dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, mampu melingkup semua pesan
yang terdapat dalam visi. Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut
di atas, maka misi pembangunan dalam Kota Malang Tahun 2013-2018 adalah
sebagai berikut :

Misi 1 : Meningkatkankualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan


pendidikan dan kesehatan.
Misi 2 : Meningkatkan Produktivitas dan daya saing daerah.
Misi 3 : Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap masyarakat
rentan, pengarusutamaan gender serta kerukunan osial.
Misi 4 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan daya dukung Kota
yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang serta
berwawasan lingkungan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

27
Misi 5 : Mewujudkan pelaksanaan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan
publik yang professional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan
masyarakat.

Visi BAPPEDA Kota Malang


BAPPEDA Kota Malang yang merupakan bagian dari Pemerintah Kota
Malang menetapkan visinya dengan berdasarkan pada Visi Pemerintah Kota
Malang.
Visi yang merupakan parameter bagi unit kerja untuk mencapai
tujuannya, adalah sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor faktor
eksternal, oleh karena itu visi dapat berubah apabila diperlukan untuk
penyempurnaanya. Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang
diidealkan dapat menjadi motor seluruh kegiatan unit kerja, yaitu pengelolaan
sumber daya, pengembangan indikator kinerja, cara pengukuran kinerja dan
evaluasi pengukuran kinerja yang diintegrasikan secara sinergis.
Untuk mewujudkan visinya dengan mengacu pada Visi Kota Malang,
maka Visi Badan Perencanan Pembangunan Daerah Kota Malang dirumuskan
sebagai berikut :
” TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG
BERKUALITAS DAN HANDAL”.
Adapun Visi dimaksud dapat dimaknai sebagai berikut :
1. SMART secara terminologi berarti Pintar atau Cerdas dimana dimaksudkan
bahwa perencanaan pembangunan daerah yang menjadi fungsi Bappeda
diselenggarakan secara elegan disesuaikan dengan kondisi riil yang
berlaku pada ruang dan waktu berkenaan, kendati tetap berpedoman pada
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta kaidah normatif
lainnya

2. SMART juga merupakan singkatan/kependekan dari : Sinergi, Memadai,


Akuntabel, Responsif, dan Terukur, yang masing-masing dapat dimaknai
sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

28
• Sinergi :

Ø Perencanaan pembangunan daerah dilakukan dengan


mengedepankan sinergitas antara seluruh penyelenggara
pembangunan daerah;

Ø Perencanaan pembangunan daerah diberbagai bidang dilakukan


secara terintegrasi dan terkordinasi sehingga dapat saling
mendukung dan melengkapi satu dengan yang lainnya

• Memadai :

Ø Data, informasi dan analisa yang disajikan dalam dokumen


perencanaan pembangunan diharapkan dapat menjawab
kebutuhan atau tuntutan dinamika yang terjadi;

Ø Perencanaan pembangunan mengedepankan semangat partisipatif


dan kolaboratif guna memperoleh hasil perencanaan yang reliable,
implementatif, fisibel serta sesuai kebutuhan masyarakat;

• Akuntabel :

Ø Perencanaan pembangunan dilakukan dengan berpedoman pada


kaidah normatif yang berlaku, khususnya ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang perencanaan
pembangunan;

Ø Perencanaan pembangunan menggunakan data yang akurat, valid


dan reliabel, melalui metodologi ilmiah, serta didasarkan pada
kajian dan analisa yang obyektif dan berdasar sehingga hasil
perencanaan dapat dipertanggungjawabkan secara kaidah normatif
yang berlaku.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

29
• Responsif :

Ø Perencanaan pembangunan memperhatikan dengan sungguh-


sungguh permasalahan dan dinamika yang terjadi dalam
masyarakat guna memperoleh hasil perencanaan yang
berketahanan;

Ø Perencanaan pembangunan diharapkan dapat turut berperan dalam


penyelesaian dinamika yang timbul dan berkembang di masyarakat,
dengan segera dan tanpa penundaan namun dengan tetap
memperhatikan kaidah-kaidah normatif yang berlaku dan
mengedepankan pemanfaatan teknologi informatika.

• Terukur :

Ø Indikator dan parameter yang digunakan dalam penyusunan


perencanaan pembangunan bersifat terukur dan memiliki metode
pengukuran yang jelas;

Ø Hasil pelaksanaan perencanaan pembangunan dapat dinilai secara


kuantitatif atau kualitatif.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibidang perencanaan pembangunan
daerah dengan mengacu pada Perda Kota Malang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Malang Tahun 2013-2018 yang mana Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Malang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan perencanaan
dan pengendalian pembangunan daerah secara koordinatif dan partisipatif.
Untuk itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang dalam
menjalankan perencanaan pembangunan daerah secara partisipatif dan
transparansi dengan melibatkan seluruh masyarakat dan membangun
kemitraan yang berarti bahwa perencanaan pembangunan daerah didasarkan
pada hubungan kemitraan antara pemerintah kota dan masyarakat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

30
Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang
Guna mewujudkan Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Malang yang telah dirumuskan dan sebagai penjabaran Visi tersebut, perlu
adanya Misi yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan oleh unit kerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya. Adapun Misi yang telah dirumuskan
” Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Akuntabel,
Konsisten dan Implementatif ”.

3. Analisa SWOT dan CSF


Faktor-faktor kunci Keberhasilan lebih memfokuskan pada strategi
organisasi dalam mencapai tujuan dan misi organisasi secara efektif dan
efisien. Uraian tentang faktor kunci keberhasilan dapat dimulai dengan
melakukan identifikasi indikator atau ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
pencapaian tujuan dan sasaran yang lebih ditetapkan.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran tidak bisa terlepas dari faktor-
faktor lingkungan strategis yang seringkali juga disebut faktor-faktor kunci
keberhasilan Bappeda Kota Malang.
Faktok-faktor kunci keberhasilan merupakan hasil pengembangan
kajian yang diperoleh dari unsur perencanaan Strategik Bappeda kota Malang
serta analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan menjadi
landasan kritis dalam merencanakan strategik antara lain melalui metode
analisis SWOT (Strenght, Weaknes, Oppourtunity dan traeat).
Secara rinci analisis lingkungan BAPPEDA Kota Malang meliputi :
Kekuatan (Strenght) :
(1) Tersedianya peraturan perundangan;
(2) Tersedianya Sumber Daya Aparatur ;
(3) Aparat yang profesional,memiliki integritas, dedikasi dan komitmen yang
tinggi ;
(4) Hubungan kerja dan koordinasi yang baik ;
(5) Tersedianya sarana/prasarana dan sumber pembiayaan yang cukup untuk
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Bappeda.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

31
Kelemahan (Weakness) :
(1) Belum memadai jumlah tenaga teknis perencanaan penelitian dan
pengkajian.
(2) Perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu.
(3) Belum tersedianya data-data pembangunan yang tersusun secara
sistematis dan akurat.
(4) Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-program
pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokume perencanaan.
Peluang (opportunity) :
(1) Sistem dan birokrasi Pemerintah Kota Malang Yang sudah tertera dengan
baik.
(2) Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa
seluas-luasnya untuk daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
(3) Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPD lain dan juga dengan
para pemangku kepentingan
(4) Ditetapkannya Perda No. 5 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota Malang
2005-2025 dan No 6 Tahun 2010 tentang RPJMD Kota Malang 2013-
2018 yang merupakan pedoman bagi perencanaan Pembangunan di Kota
Malang.
(5) Keleluasaan dalam akses informasi.
Ancaman (threath) :
(1) Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan
yang semuanya harus ditampung dan diperhatikan.
(2) Semakin meningkatnya pengawasan dari berbagai elemen masyarakat
dan juga DPRD terhadap berbagai kebijakan pembangunan
(3) Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat yang
belum memahami arti pentingnya dari proses perencanaan pembangunan
partisipatif.
(4) Bervariasinya tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

32
(5) Masih adanya kebijakan yang kadang-kadang tidak berpihak pada
masyarakat.
Berdasarkan analisis terhadap lingkungan strategis tersebut, maka
faktor-faktor yang dipandang mempengaruhi keberhasilan (critical success
factor) pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang mencakup hal-hal sebagai berikut :
(1) Mendayagunakan peraturan perundang - undangan untuk
pengembangan kelembagaan organisasi Perangkat Daerah dan
peningkatan kualitas sumber daya aparatur.
(2) Mengoptimalkan komitmen peningkatan kinerja organisasi untuk
peningkatan Kualitas pelayanan publik.
(3) Memanfaatkan pengembangan kelembagaan Bappeda untuk
meningkatkan pemahaman tupoksi.
(4) Memanfaatkan peningkatan tenaga teknis perencanaan penelitian dan
pengkajian untuk meningkatkan pelaksanaan perencanaan
pembangunan.
(5) Memanfaatkan Peningkatan perencanaan pembangunan yang tepat
waktu dengan meningkatkan hubungan yang harmonis dengan SKPD lain
dan juga dengan para pemangku kepentingan.
(6) Mengoptimalkan tersedianya sumber daya aparatur dalam meningkatkan
perencanaan pembangunan partisipatif.
(7) Mengoptimalkan komitmen peningkatan kinerja Bappeda dengan
meningkatkan pelaksanaan perencanaan pembangunan Daerah.
(8) Meningkatkan pemahaman terhadap tupoksi untuk meningkat tuntutan
dan aspirasi yang semakin beragam.
(9) Mengoptimalkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-program
pembangunan untuk mengoptimalkan kebijakan yang berpihak pada
masyarakat.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

33
4.Tujuan

Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota


Malang yang telah dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan
proporsional berupa tujuan dan sasaran SKPD. Penetapan tujuan dan sasaran
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang pada umumnya
didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang telah diuraikan diatas,
yang telah dilakukan setelah penetapan visi dan misi sehingga diharapkan
seluruh sasaran atau aktifitas tercapai.
Dengan mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan tersebut, berarti
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang sudah mengetahui
apa yang menjadi kelebihan maupun kekurangan dalam melaksanakan suatu
sasaran dan aktivitasnya. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang pada Tahun 2015 adalah ”
Terselenggaranya proses perencanaa pembangunan daerah sesuai tahapan
yang benar ”.

1. Sasaran
Sasaran organisasi merupakan bagian integral proses perencanaan
strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang, dimana
fokus utamanya adalah tindakan dan alokasi sumber daya unit kerja dalam
kegiatan operasional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Malang. Sasaran yang hendak dicapai dalam Renstra Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018 adalah yaitu :
1. Meningkatnya kualitas perumusan, pengendalian dan evaluasi
perencanaan pembangunan daerah;
2. Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang wilayah;
3. Meningkatnya ketersediaan data pendukung perencanaan pembangunan;
4. Meningkatnya kualitas pelayanan perencanaan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

34
2. Strategi Mencapai Tujuan Dan Sasaran.
Selanjutnya dalam upaya pencapaian visi dan misi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang diperlukan cara yang tepat untuk
pencapaian tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Untuk keperluan
tersebut langkah yang ditempuh adalah menetapkan kebijakan teknis, program
dan kegiatan yaitu sebagai berikut:

A) Kebijakan
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan menetapkan
kebijakan yang meliputi:
1. Meningkatan pelayanan dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak ;
2. Mempertajam prioritas penelitian, pengembangan dan rekayasa yang
berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia usaha dengan roadmap
yang jelas ;
3. Mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang merata sebagai motor
penggerak pertumbuhan perekonomian kawasan sekitarnya ;
4. Mengoptimalkan percepatan dan pemerataan pembangunan sosial budaya
Kota Malang untuk kesejahteraan masyarakat ;
5. Menanamkan dan menumbuhkan kembangkan partisipasi masyarakat untuk
aktif dalam perencanaan ;
6. Menyusun dokumen perencanaan pembangunan sebagai acuan
pelaksanaan pembangunan Kota Malang ;
7. Mengoperasionalkan rencana tata ruang sesuai dengan hirarki perencanaan
(RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW Propinsi, RTRW-Kab/Kota) sebagai
acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar
wilayah.

B) Program
Oleh karena program merupakan kumpulan kegiatan yang
sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan maka
sebagai implementasi kebijakan tersebut diatas, program kerja yang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

35
selanjutnya dijadikan rujukan dalam menyusun kegiatan ditetapkan sebagai
berikut:
a. Program Perencanaan Tata Ruang ;
b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang ;
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran ;
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur ;
e. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur ;
f. Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan ;
g. Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan
Besar ;
h. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah ;
i. Program Perencanaan Pembangunan Daerah ;
j. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi ;
k. Program Perencanaan Sosial Budaya ;
l. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah.

C) Kegiatan
Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang
dilakukan oleh Instansi Pemerintah dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan kebijakan dan
program yang disepakati
Berdasarkan program yang telah ditetapkan maka kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun 2014 ini adalah sebagai berikut :
1. Proses Persetujuan RDTRK;
2. Pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang Kota Malang;
3. Penyusunan Rencana Aksi Pencapaian RTH Publik dan Sistem Informasi
Capaian RTH Publik;
4. Pelaksanaan Asistensi Evaluasi Ranperda dan Penetapan Perda RDTR;
5. Penyusunan Basemap Data Informasi Geospasial;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

36
6. Pembuatan Video Animasi Penataandan Pengembangan Wilayah Prioritas di
Kota Malang;
7. Peringatan Hari Tata Ruang;
8. Penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Peraturan Walikota tentang
Mekanisme Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Malang;
9. Penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Peraturan Walikota tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi atas Pelanggaran Pemanfaatan Ruang;
10. Monitoring Sarana dan Utilitas;
11. Penyediaan Jasa Surat Menyurat ;
12. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik ;
13. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor;
14. Penyediaan Alat Tulis Kantor ;
15. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan ;
16. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor ;
17. Koordinasi Malang Raya;
18. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor ;
19. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundanga-undangan;
20. Penyediaan makanan dan minuman ;
21. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah ;
22. Kegiatan penunjang pengadaan barang dan jasa ;
23. Penataan Arsip;
24. Pawai Pembangunan;
25. Pengadaan kendaraan dinas/operasional ;
26. Pengadaan Mebeleur;
27. Pembuatan Materi Tayang Perencanaan Pembangunan Daerah;
28. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor ;
29. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional ;
30. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor ;
31. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor;
32. Pendidikan dan pelatihan formal ;
33. Pengembangan Kapasitas Pegawai;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

37
34. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD ;
35. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran ;
36. Penatausahaan Keuangan ;
37. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran;
38. Publikasi Hasil Musrenbang Tahun 2015;
39. Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Dana Alokasi Khusus dan Tugas
Pembantuan ;
40. Sosialisasi ketentuan Dibidang Cukai ;
41. Review Renstra SKPD;
42. Sinkronisasi dan Koordinasi Bidang Tata Kota;
43. Pelaksanaan Enviromental Health Risk Assesment (EHRA);
44. Penyusunan Materi Teknis dan Rancangan Peraturan Walikota tentang
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran;
45. Analisa Kebutuhan Kantong Parkir di Bagian Wilayah Perencanaan Malang
Tengah;
46. Penyusunan Rencana Aksi Malang Tanpa Kumuh (Slim Free City);
47. Penyusunan Rencana Aksi Malang Kota Hijau (Green City);
48. Penyusunan rencana Aksi Malang Kota Pusaka (Heritage City);
49. Penyusunan Study Kelayakan Underpass Taman Trunojoyo-Taman Sriwijaya –
Stasiun;
50. Penyusunan Study Kelayakan Pembangunan Jalan Tembus Tidar – Genting;
51. Penyusunan Rencana Aksi Malang Sustainable Urban Development (SUD);
52. Koordinasi Bidang Penelitian dan Pengembangan;
53. Fasilitasi Dewan Riset Daerah;
54. Kajian Pemanfaatan Pelayanan Pemerintahan Berbasis Elektronik;
55. Kegiatan Publikasi Hasil Penelitian dan Pengembangan;
56. Kajian Peningkatan Kelembagaan Usaha Ekonomi Perempuan;
57. Fasilitasi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD);
58. Fasilitasi Dewan Hijau Kota;
59. Fasilitasi Tim Penanganan Kumuh;
60. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

38
61. Penyusunan KU APBDdan PPAS APBD 2016;
62. Penyusunan KU Perubahan APBD dan PPAS Perubahan APBD 2015;
63. Penyusunan Perubahan RKPD 2015;
64. Penyusunan hasil evaluasi Renja SKPD;
65. Pendampingan Aplikasi Sistem Perencanaan Pembangunan;
66. Bimtek dan FGD RKPD dan Revisi RPJMD (Nara Sumber Kemenpan RB dan
Biro Organisasi Prp. Kemendagri);
67. Bimtek Penyusunan Renstra dan Renja/RKT SKPD;
68. Asistensi Penyusunan Rancangan Renstra dan Renja SKPD;
69. Penyusunan Naskah Akademis dan Ranperda Perubahan RPJMD 2013-2018;
70. Penyusunan Rancangan Awal RKPD Tahun 2017;
71. Penyusunan Grand Design Peruntukan dana bagi hasil cukai hasil tembakau
(DBHCHIT);
72. Penyusunan dan Sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2016;
73. Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2016;
74. Kajian Peningkatan Fasilitas Sarana dan Prasarana Penunjang Destinasi
Pariwisata;
75. Analisis penguatan kemitraan di sector Pariwisata, Hotel, Restoran dan
Transportasi untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan lama hari berkunjung;
76. Rapat Koordinasi Bidang Ekonomi Kota Malang;
77. Penyusunan Naskah Akademis dan ranperda Penataan UMKM di Kota Malang;
78. Kajian Inovasi dan Peningkatan Standarisasi Produk;
79. Evaluasi RAD Pangan dan Gizi;
80. Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif;
81. Analisa PDRB Kota Malang dan Penghitungan RDRB Kota Malang;
82. Analisa Pengembangan Semangat Kewirausahaan bagi Wirausaha Pemula
Kota Malang;
83. Kajian Peran Koperasi Dalam Ekonomi Kerakyatan;
84. Penyusunan Analisa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Malang;
85. Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Malang;
86. Koordinasi Pengembangan Kota Layak Anak;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

39
87. Koordinasi dan Laporan Capaian MDGs Kota Malang;
88. Analisa Situasi Ibu dan Anak Kota Malang;
89. Penyusunan Naskah Akademis dan ranperda tentang Perlindungan dan
Pemenuhan Hak Anak Kota Malang;
90. Penguatan Kelembagaan Gender Kota Malang;
91. Kajian Minat Baca Masyarakat dan Akses ke Perpustakaan Umum Kota
Malang;
92. Pemetaan Kesenian;
93. Kajian dan Inventarisasi Berbasis Masyarakat;
94. Penyusunan Profil Kota Malang;
95. Penyusunan Database Pembangunan Kota Malang;
96. Penysunan Data Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD;
97. Penyusunan Database Geografi, Pemerintahan, Demografi dan Sumberdaya
Alam Daerah;
98. Penyusunan Database Infrastruktur daerah;
99. Penyusunan Database Sosial Budaya dan Ekonomi Daerah;
100. Penyusunan Database, Hukum dan Keamanan serta Insidental.

B. RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

1. Sasaran Tahun 2015 yang ingin dicapai


Untuk mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi hasil, maka BAPPEDA Kota Malang
berjanji mewujudkan target tahunan sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja dalam rangka mencapai target
kinerja jangka menengah. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggungjawab BAPPEDA Kota Malang. Sasaran yang
telah ditetapkan dalam Rencana Statejik Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota MalangTahun 2013-2018 dengan indikator
sasarannya untuk rencana kinerja sasaran tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

40
NO TARGET
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatnya kualitas 1. Presentase SKPD 100 %
perumusan, pengendalian dan yang telah menyusun
evaluasi perencanaan dokumen Renstra dan
pembangunan daerah. Renja/RKT berkualitas
baik.
2. Presentase 100 %
Kecamatan yang
melaksanakan
Musrenbang sesuai
Juknis.
3. Presentase SKPD 100 %
yang RKA nya telah
memiliki hubungan
kausalitasdengan
Renja/RKT.
4. Presentase indikator
sasaran pada 100 %
RKPDyang targetnya
terpenuhi.
2. Meningkatnya tertib Presentase luas wilayah 0%
pemanfaatan ruang wilayah. yang peruntukannya telah
sesuai dengan RDTR dan
Peraturan Zonasi.

3. Meningkatny ketersediaan data Presentase kecukupan 90 %


pendukung perencanaan data pendukung
pembangunan. perencanaan
pembangunan daerah.

4. Meningkatnya kualitas Nilai Survey Kepuasan 80,88


pelayanan perencanaan. Masyarakat.
Nilai Survey Kepuasan 80,2
Pegawai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

41
1. Standart Penilaian Kinerja.
Pertanggungjawaban atas kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Malang Tahun 2015 telah disusun LAKIP dengan mengacu pada Rencana
Strategik Tahun 2013-2018 untuk mewujudkan Visi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang yaitu : ” TERWUJUDNYA PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN HANDAL” sehingga
berdaya guna bagi masyarakat, dan untuk mewujudkan misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, program serta kegiatan.
Sedangkan untuk melaksanakan evaluasi capaian kinerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang Malang, ditetapkan penilaian

skala ordinal sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan


kebijakan teknis, program dan kegiatan sebagai berikut :

NILAI % PENCAPAIAN
90-100 Tercapai/Berhasil
80-90 Kurang tercapai/Kurang berhasil
Kurang dari 80 Tidak Tercapai/Tidak Berhasil

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

42
BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEDA KOTA MALANG

Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban Instansi Pemerintah


untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan kinerja organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik setiap tahun. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu upaya untuk terciptanya
pemerintahan yang baik (Good Governance).
Secara umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang pada
tahun 2015 telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik untuk
kegiatan yang bersifat koordinasi, penyusunan perencanaan dan pelayanan teknis
kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan Walikota Malang. Secara proporsional
telah berjalan dengan baik.
Pertanggungjawaban Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disajikan
dalam perbandingan antara target tiap indikator kinerja dengan realisasinya. Yang
berkaitan dengan pencapaian sasaran meliputi :
a) Pencapaian sasaran organisasi;
b) Realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi;
c) Penjelasan yang memadai atas tercapainya kinerja; dan
d) Pembandingan capaian indikator kinerja tahun berjalan dengan capaian tahun
sebelumnya.
3.1. CAPAIAN KINERJA
A. Capaian Kinerja Tujuan
Evaluasi dan analisa capaian kinerja Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan indikator
sasaran yang ada pada tujuan sebagai berikut :
Tujuan : “ Terselenggaranya Proses Perencanaan Pembangunan Daerah
sesuai tahapan yang benar “

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

43
sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Tahun 2015. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan
unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan
mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah.
Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan
ini adalah :
1. Presentase SKPD yang telah memiliki dokumen perencanaan yang baik,
konsisten dan selaras,
Dokumen perencanaan yang baik, konsisten dan selaras dimaksud adalah
meliputi dokumen Renstra, Renja/RKT, RKA dan Perjanjian Kinerja sampai
dengan Eselon IV, konsisten dan selaras yang dibuktikan dengan hasil evaluasi
SAKIP oleh Inspektorat minimal B dengan target 100 % (Jumlah SKPD yang
telah memiliki dokumen perencanaan yang baik, konsisten dan selaras dibagi
jumlah SKPD dikali 100%). Sedangkan realisasinya tercapai 40,54 %. (15
SKPD yang mendapatkan nilai B dari 37 SKPD yang ada.
Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa Indikator tujuan Bappeda
Kota Malang mencapai target yang diharapkan sehingga perlu adanya rencana
aksi kegiatan untuk mendukung pencapaian target yang diharapkan.
Untuk mewujudkan tujuan terselenggaranya proses perencanaan
pembangunan daerah dalam tahun 2015 telah ditetapkan sasaran strategis
sebagai berikut :
Sasaran 1. Meningkatnya kualitas perumusan, pengendalian dan evaluasi
perencanaan pembangunan daerah.
Kualitas perumusan, pengendalian dan evaluasi merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan social dalam suatu

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

44
lingkungan wilayah.daerah dalam jangka waktu tertentu. (PP 8 Tahun 2008).
Dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah perlu adanya
perumusan, pengendalian (untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui koreksi dan penyesuaian
selama pelaksanaan rencana) dan evaluasi (untuk menilai capaian sasaran,
tujuan dan kinerja pembangunan) yang baik di dalam pelaksanaannya. Sasaran
strategis ini diukur melalui indicator utama sebagai berikut :

1.1. Persentase SKPD yang telah menyusun dokumen Renstra dan


renja/RKT berkualitas baik.
Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan SKPD yang
merupakan upaya untuk memberikan landasan dan arah bagi kerja SKPD
secara umum menjadi indicator capaian kerja untuk periode 5 tahun.
Sedangkan Renja/RKT merupakan merupakan dokumen perencanaan
perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Yang dimaksud dengan dokumen Renstra dan Renja/RKT
berkualitas baik adalah dokumen Renstra dan renja/RKT yang berorientasi
pada outcome, indicator kinerjanya bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai,
terkait langsung pada hasil dan berbatas waktu serta target yang yang
ditetapkan rasional, optimis dan memenuhi asas kepatutan.
Berdasarkan Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah jumlah SKPD yang telah menyusun
dokumen Renstra dan Renja/RKT berkualitas baik sebanyak 37 SKPD dari 37
SKPD yang dimonitoring atau sebesar 100 %. Target tahun 2015 yang
ditetapkan pada Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebesar
95 %, maka capaian IKU ini sebesar 105,26 %.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

45
1.2. Persentase Kecamatan yang melaksanakan Musrenbang sesuai
Juknis.
Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah tahunan para
pemangku kepentingan di tingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan
mengenai kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan terkait yang
didsarkan pada masukan dari kelurahan, serta menyepakati rencana kegiatan
lintas kelurahan di wilayah kecamatan (Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004). Yang dimaksud dengan Juknis adalah pedoman pelaksanaan
musrenbang yang ditetapkan dengan peraturan walikota. Jumlah wilayah
kecamatan yang ada sebanyak 5 Kecamatan yang terdiri dari wilayah
Kecamatan Blimbing, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Klojen, Kecamatan
Sukun dan Kecamatan Kedungkandang. Berdasarkan monev yang dilakukan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah , jumlah kecamatan yang
melaksanakan Musrenbang sesuai Juknis sebanyak 5 kecamatan atau sebesar
100 %. Target tahun 2015 yang ditetapkan pada Renstra Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Malang sebesar 95 %, maka capaian IKU ini
sebesar 105,26%.

1.3. Persentase SKPD yang RKA nya telah memiliki hubungan


kausalitas dengan Renja/RKT.
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD merupakan dokumen perencanaan
dan penganggaran yang berisi program, kegiatan dan anggaran SKPD untuk
dilaksakan oleh SKPD. Sedangkan Renja/RKT merupakan merupakan
merupakan dokumen perencanaan perencanaan SKPD untuk periode satu (1)
tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Setiap usulan SKPD berupa Renja/RKT
yang telah ditetapkan oleh SKPD mempunyai hubungan kausalitas dengan
RKA SKPD yang bersangkutan. Berdasarkan Monev yang dilakukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, jumlah SKPD yang RKA nya telah
memiliki hubungan kausalitas sebanyak 37 SKPD dari 37 SKPD atau sebesar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

46
100 %. Target tahun 2015 yang ditetapkan pada Renstra Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah sebesar 95 %, maka capaian IKU ini 105.26%.

1.4. Prosentase indikator sasaran pada RKPD yang targetnya terpenuhi.


RKPD merupakan dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah,
yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan mengacu pada rencana Kerja Pemerintah (RKP). Setiap
RKPD mempunyai indikator sasaran untuk mencapai tujuan dari RKPD.
Berdasarkan monev yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, jumlah indicator sasaran pada RKPD yang targetnya terpenuhi
sebanyak 21 dari 40 target yang ada, atau sebesar 52,5 %. Target tahun 2015
yang ditetapkan pada Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
sebesar 90 %, maka capaian IKU ini sebesar 58,3 %.

Tabel 3.1. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas perumusan,


pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan.

Indikator kinerja Target Realisasi Capaian


1. Persentase SKPD yang telah 95 % 100 % 105.26 %
menyusun dokumen Renstra dan
renja/RKT berkualitas baik.
2. Persentase Kecamatan yang 95 % 100 % 105,26 %
melaksanakan Musrenbang sesuai
Juknis.
3. Persentase SKPD yang RKA nya 95 % 100 % 105,26 %
telah memiliki hubungan kausalitas
dengan Renja/RKT.
4. Prosentase indikator sasaran pada 90 % 52,5 % 58,3 %
RKPD yang targetnya terpenuhi.
Rata-rata 93,52

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

47
Berdasarkan rata-rata capaian, maka sasaran meningkatnya kualitas
perumusan, pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah
berhasil dicapai. Akan tetapi pada indikator kinerja indicator sasaran pada
RKPD yang targetnya terpenuhi, target tidak tercapai.
Capaian kinerja sasaran tidak dapat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, karena tidak support data yang merupakan hasil monev dan baru
dilaksanakan pada awal tahun 2016. Jika dibandingkan dengan jangka
menengah maka yang perlu ditingkatkan adalah indikator sasaran pada RKPD
yang targetnya terpenuhi. Untuk itu perlu adanya kegiatan-kegiatan yang
mendukung untuk terpenuhinya target indikator sasaran pada RKPD.

Tabel 3.2. Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas perumusan,


pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan Tahun
2015 dibandingkan dengan tahun 2018.

Target tahun
Indikator kinerja Realisasi
2018
Persentase SKPD yang telah menyusun 100 % 100 %
dokumen Renstra dan renja/RKT berkualitas
baik.
Persentase Kecamatan yang melaksanakan 100 % 100 %
Musrenbang sesuai Juknis.
Persentase SKPD yang RKA nya telah 100 % 100 %
memiliki hubungan kausalitas dengan
Renja/RKT.
Prosentase indikator sasaran pada RKPD 52,5 % 100 %
yang targetnya terpenuhi.

Pada tahun anggaran 2015 untuk mencapai target indikator sasaran pada
RKPD yang targetnya terpenuhi belum bias mencapai target yang diharapkan
hal ini dikarenakan pengawasan dan monitoring pencapaian target inikator

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

48
sasaran pada RKPD belum maksimal oleh instansi terkait. Untuk itu perlua
adanya kegiatan yang dapat mensuport pencapaian target indikator sasara
RKPD di tahun ayang akan datang.

Sasaran 1.2. Meningkatnya tertib pemanfaatan ruang wilayah.

Berdasarkan Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang,


serta Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 disebutkan bahwa Pengendalian
pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang yang
merupakan salah satu aspek utama dalam penataan ruang. Sejauh ini telah
begitu banyak Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten (RTRWK),
RDTRK, RTBL, Blok Plan dan dokumen rencana detail lainnya yang telah
disusun serta instrumen pengendaliannya yang telah memiliki dasar hukum (UU
No. 26 Tahun 2007), namun tidak terimplementasikan dengan baik akibat
masalah-masalah teknis yang terkait instrumen pengendalian tersebut.

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


proses penataan ruang. Pemanfaatan ruang dalam pelaksanaannya tidak selalu
sejalan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Ketidaksesuaian atau
pelanggaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tekanan
perkembangan pasar terhadap ruang, belum jelasnya mekanisme pengendalian,
dan lemahnya penegakan hukum. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa untuk
mewujudkan terciptanya pembangunan yang tertib ruang diperlukan tindakan
pengendalian pemanfaatan ruang. Kecenderungan penyimpangan tersebut
dapat terjadi karena produk rencana tata ruang kurang memperhatikan aspek
pelaksanaan atau sebaliknya bahwa pemanfaatan ruang kurang memperhatikan
rencana tata ruang. Pengendalian pemanfaatan tata ruang dilakukan agar
pemanfaatan tata ruang dapat berjalan sesuai dengan rencana tata ruang.

Untuk menyusun rencana implementasi instrumen pengendalian, pada tahap


awal harus dipahami terlebih dahulu konsep instrumen yang akan diterapkan ke

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

49
dalam desain analisis sistem. Yakni konsep peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Tujuan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan untuk


menjamin terwujudnya tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang.
Pelaksanaan pengendalian dilakukan dengan menggunakan instrumen
pengendalian yang mencakup :

1. Peraturan zonasi
2. Perizinan
3. Pemberian insentif dan disinsentif
4. Pengenaan sanksi.

Penataan ruang kini telah memasuki era pemanfaatan ruang, melalui suatu
pemrograman yang terpadu dan terintegrasi dalam mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang wilayah di lapangan.
Dalam rangka mencapai sasaran diatas maka Renstra Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah menyusun langkah-langkah kegiatan di
tahun 2015 antara lain pengembangan Sistem Informasi Penataan Ruang Kota
Malang dengan demikian semua akses mengenai pemanfaatan ruang wilayah
Kota Malang yang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK),
RDTRK, RTBL, Blok Plan dan dokumen rencana detail lainnya dapat di akses
oleh masyarakat dan diharapkan tertib pemanfaatan ruang wilayah meningkat.
Sasaran strategis ini diukur melalui indikator utama yaitu :

2.1. Prosentase luas wilayah yang peruntukannya telah sesuai dengan


RDTR dan Peraturan Zonasi.
Rencana tata ruang wilayah kota yang disingkat RTRW adalah rencana tata
ruang yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari
RTRW Provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang
wilayah kota, rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah
kota, penetapan kawasan strstegis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

50
kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Rencana
detail tata ruang kabupaten/kota yang selanjutnya disingkat RDTR adalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota yang dilengkapi
dengan peraturan zonasi kota.Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan
disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya
dalam rencana rinci tata ruang. Zonasi adalah pembagian kawasan ke dalam
beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan
bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Wilayah adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Wilayah perencanaan adalah bagian dari kota dan/atau kawasan strategis yang
akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal ini RDTR kabupaten/kota sesuai
arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW kota yang bersangkutan. Peraturan
zonasi merupakan dokumen turunan dari RDTR yang berisi ketentuan yang
harus diterapkan pada setiap zona peruntukan. Dalam peraturan zonasi dimuat
hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak yang
memanfaatkan ruang, termasuk pengaturan koefisien dasar bangunan, koefisien
lantai bangunan, penyediaan ruang terbuka hijau publik, dan hal-hal lain yang
dipandang perlu untuk mewujudkan ruang yang nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Peraturan zonasi tersebut bersama dengan RDTR menjadi bagian
ketentuan perizinan pemanfaatan ruang yang harus dipatuhi oleh pemanfaat
ruang. Di Indonesia sendiri, secara legal peraturan zonasi merupakan instrumen
yang baru dipakai yaitu sejak diundangkannya UU Penataan Ruang No.26/2007.
Sesuai UU ini, peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang
untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Selanjutnya peraturan zonasi ditetapkan
dengan:
1. Peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional;
2. Peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi;
3. Peraturan daerah kabupaten/kota untuk peraturan zonasi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

51
Berdasarkan monev yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, jumlah luas wilayah yang peruntukannya telah sesuai dengan RDTR
dan Peraturan Zonasi sebanyak1952,6 (HA) dari luas wilayah Kota Malang
220013,4 (HA) atau sebesar 4,36 %. Target tahun 2015 yang ditetapkan pada
Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebesar 5 %, maka
capaian IKU ini sebesar 87,2 %.

Tabel 3.3. Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya tertib pemanfatan


ruang wilayah.

Target
Indikator kinerja Realisasi
Tahun 2018
Prosentase luas wilayah yang peruntukannya 87,2 % 100 %
telah sesuai dengan RDTR dan Peraturan
Zonasi.

Pada tahun anggaran 2015 belum mencapai target yang ditentukan


dalam Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah hal ini dikarenakan
untuk tahun 2015 Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Kota Malang yang sudah
ditetapkan dengan Peraturan daerah sebanyak 1 (satu) BWP yaitu BWP
Malang Utara (Perda No. 5 tahun 2015) dari 6 (enam) BWP yaitu BWP Malang
Utara, BWP Malang Barat, BWP Malang Tengah, BWP Malang Timur Laut,
BWP Malang Timur dan BWP Malang Tenggara. Sedangkan untuk
meningkatkan tertib pemanfatan ruang wilayah ditahun yang akan dating maka
akan diusulkan kegiatan yang mendukung diterbitkannya Peraturan Daerah
tentang Batas Wilaya Perkotaan sesuai RDTR dan Peraturan Zonasi, dengan
kegiatan ini diharapkan target di tahun depan akan tercapai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

52
Sasaran 1.3. Meningkatnya ketersediaan data pendukung perencanaan
pembangunan
Data/Informasi statistik merupakan salah satu bahan evaluasi
pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai bahan
masukkan dalam proses perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional Bab VII Pasal 31 yang menyatakan bahwa
perencanaan pembangunan didasarkan pada data/ informasi yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 Pasal 13 ayat 1 bahwa
:” Penyusunan rencana pembangunan daerah menggunakan data dan
informasi perencanaan pembangunan daerah serta rencana tata ruang “.
Pernyataan tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi pengambil
kebijakan/ keputusan karena kebijakan/keputusan yang berkualitas tergantung
dari data /informasi akurat, terintegrasi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan data statistik dalam perencanaan
pembangunan , perlu adanya kegiatan Pengolahan, Updating dan Analisis
Data dalam hal ini penyusunan Analisis Pembangunan Ekonomi (APE/
PDRB) dan Analisis Pembangunan Sosial (APS / IPM) secara
berkesinambungan. Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi makro suatu wilayah dan biasanya
akan digunakan sebagai alat pengukur tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu
wilayah . Jika PDRB tinggi maka diharapkan kesejahteraan ekonomi di wilayah
tersebut juga tinggi dan berlaku sebaliknya. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) adalah indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia dan merupakan indeks daya saing karena
bisa dibandingkan antar waktu dan antar wilayah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

53
Sasaran strategis ini diukur melalui indikator utama yaitu :
3.1. Persentase kecukupan data pendukung perencanaan pembangunan
daerah.

Proses perencanaan memerlukan kapasitas data dan statistik yang baik


Ketersediaan data dan statistik yang andal merupakan salah satu kunci
keberhasilan perencanaan. Penyusunan dokumen perencanaan yang
berkualitas sangat membutuhkan data yang valid, akurat dan terkini. Proses
peencanaan memerlukan data dan statistik yang baik. Oleh Karena Itu
ketersediaan data dan statistik yang andal merupakan salah satu kunci
keberhasilan perencanaan. Data dan statistik yang bekualitas merupakan
rujukan bagi upaya perumusan kebijakan dalam :
Ø Menyusun perencanaan
Ø Penetapan Perencanaan
Ø Melakukan Pengendalian/Pemantauan/monitoring, dan
Ø Melakukan Evaluasi program dan sasaran yang telah ditetapkan.
Data Dasar Indikator Makro PDRB, Laju Pertumbuhan ekonomi, Pendapatan
Perkapita, Inflasi (Indeks Harga Konsumen), dsb.
Data Dasar Indikator Sosial IPM, Data Kependudukan, data Kemiskinan, Data
Ketenagakerjaan, Data Kesehatan, dsb.
Berdasarkan monev yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, jumlah jenis data pendukung yang tersedia sebanyak 27 jenis data
dari 27 jenis data pendukung atau sebesar 100 %. Target tahun 2015 yang
ditetapkan pada Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebesar
90 %. Maka capaiannya mencapai 111,11 %.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

54
Tabel 3.4. Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya ketersediaan data
pendukung perencanaan pembangunan.

Target
Indikator kinerja Realisasi
Tahun 2018
Prosentase kecukupan data pendukung 111,11 % 100 %
perencanaan pembangunan daerah

Pada tahun anggaran 2015 sudah melebihi target yang ditentukan dalam
Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, karena untuk tahun 2015
hanya ditargetkan 90 % sedangkan di tahun 2018 ditargetkan 100 %.
Pencapaian kinerja sasaran ini hanya bersifat supporting dari IKU Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.

3.2. EVALUASI DAN ANALISA CAPAIAN KINERJA

EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN TUJUAN


Pencapaian tujuan “ Terselenggaranya proses perencanaan
pembangunan daerah sesuai tahapan yang benar “ didukung oleh dua
Sasaran strategis dan lima Indikator Kinerja Utama. Ringkasan hasil
pencapaiannya terdapat pada table berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

55
Tabel. 3.5. Pencapan Tujuan terselenggaranya proses perencanaan
pembangunan daerah sesuai tahapan yang benar.

Indikator kinerja Target Realisasi Capaian


1. Persentase SKPD yang telah 95 % 100 % 105.26 %
menyusun dokumen Renstra dan
renja/RKT berkualitas baik.
2. Persentase Kecamatan yang 95 % 100 % 105,26 %
melaksanakan Musrenbang sesuai
Juknis.
3. Persentase SKPD yang RKA nya 95 % 100 % 105,26 %
telah memiliki hubungan kausalitas
dengan Renja/RKT.
4. Prosentase indikator sasaran pada 90 % 52,5 % 58,3 %
RKPD yang targetnya terpenuhi.
5. Prosentase luas wilayah yang 5% 43,6 % 87,2 %
peruntukannya telah sesuai dengan
RDTR dan Peraturan Zonasi.
Rata-rata 90,36

Sampai tahun anggaran 2015 tujuan terselenggaranya proses


perencanaan pembangunan daerah sesuai tahapan yang benar telah berhasil
dicapai, dengan nilai 90,36 meskipun terdapat dua indikator sasaran yang
belum berhasil dicapai yaitu indikator sasaran pada RKPD yang targetnya
terpenuhi dan luas wilayah yang peruntukannya telah sesuai dengan RDTR
dan Pearturan Zonasi. Sebagai indikator tujuan adalah SKPD yang telah
memiliki dokuemn perencanaan yang baik, konsisten dan selaras.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

56
3.3. REALISASI ANGGARAN
Pagu Realisasi
No. Program/Kegiatan
Rp. Rp.
Program Perencanaan Tata 2,657,596,000.00 2.436.685.700,00
Ruang
Proses Persetujuan RDTRK 271,500,000.00 240.869.700,00
Pengembangan Sistem Informasi 347,243,000.00 324.058.000,00
Penataan Ruang Kota Malang
Penyusunan Rencana Aksi 158,853,000.00 158.530.500,00
Pencapaian RTH Publik dan Sistem
Informasi Capaian RTH Publik
Pelaksanaan Asistensi Evaluasi 360,000,000.00 227.582.500,00
Raperda dan Penetapan Perda
RDTR
Penyusunan Basemap Data 485,000,000.00 473.770.000,00
Informasi Geospasial
Pembuatan Video Animasi Penata 750,000,000.00 734.762.500,00
dan Pengembangan Wilayah
Prioritas Dikota malang
Peringatan Hari Tata Ruang 285,000,000.00 277.112.500,00
Program Pengendalian 185,000,000.00 169.690.000,00
Pemanfaatan Ruang
Penyusunan Materi Teknis dan 45,000,000.00 42.680.000,00
Rancangan Peraturan Walikota
tentang Mekanisme Pengendalian
Pemanfaatan Ruang Kota Malang
Penyusunan Materi Teknis dan 40,000,000.00 38.040.000,00
Rancangan Peraturan Walikota
tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi atas Pelanggaran
Pemanfaatan Ruang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

57
Monitoring sarana dan utilitas 100,000,000.00 88.970.000,00
Program Pelayanan Administrasi 1,616,966,000.00 1.212.686.825,00
Perkantoran
Penyediaan jasa surat menyurat 31,240,000.00 30.989.200,00
Penyediaan jasa komunikasi, 35,000,000.00 13.221.500,00
sumber daya air dan listrik
Penyediaan jasa kebersihan kantor 53,000,000.00 53.000.000,00
Penyediaan alat tulis kantor 43,654,000.00 43.654.000,00
Penyediaan barang cetakan dan 44,750,000.00 44.750.000,00
penggandaan
Penyediaan komponen instalasi 4,678,000.00 4.576.000,00
listrik/penerangan bangunan kantor
Koordinasi Malang Raya 69,530,000.00 62.057.500,00
Penyediaan peralatan dan 500,159,000.00 461.333.000,00
perlengkapan kantor
Penyediaan bahan bacaan dan 6,000,000.00 5.120.000,00
peraturan perundang-undangan
Penyediaan makanan dan minuman 261,750,000.00 44.700.000,00
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi 450,000,000.00 337.910.625,00
ke luar daerah
Kegiatan Penunjang Pengadaan 32,205,000.00 28.125.000,00
Barang dan Jasa
Penataan arsip 60,000,000.00 59.710.000,00
Pawai Pembangunan 25,000,000.00 23.540.000,00
Program peningkatan sarana dan 919,090,000.00 877.661.975,00
prasarana aparatur
Pengadaan kendaraan 513,550,000.00 501.045.000,00
dinas/operasional
Pengadaan mebeleur 26,700,000.00 26.319.975,00
Pembuatan materi tayang 50,000,000.00 49.517.000,00
perencanaan Pembangunan Daerah
Pemeliharaan rutin/berkala 125,000,000.00 115.426.000,00
kendaraan dinas/operasional
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan 3,840,000.00 3.840.000,00
gedung kantor
Rehabilitasi sedang/berat gedung 200,000,000.00 181.514.000,00
kantor

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

58
Program peningkatan kapasitas 271,900,000.00 197.821.000,00
sumber daya aparatur
Pendidikan dan pelatihan formal 51,900,000.00 4.000.000,00
Pengembangan Kapasitas Pegawai 220,000,000.00 193.821.000,00
Program peningkatan 498,707,000.00 381.464.450,00
pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan
Penyusunan laporan capaian kinerja 5,000,000.00 4.772.000,00
dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Penyusunan laporan keuangan 54,550,000.00 51.700.000,00
semesteran
Penyusunan Rencana Kegiatan dan 4,000,000.00 3.575.000,00
Anggaran
Penatausahaan keuangan 23,857,000.00 23.853.000,00
Publikasi Hasil Musrenbang Tahun 183,000,000.00 130.847.000,00
2015
Pemantauan dan Evaluasi serta 73,300,000.00 57.685.000,00
Pelaporan Dana Alokasi Khusus dan
Tugas Pembantuan
Sosialisasi ketentuan Dibidang Cukai 130,000,000.00 84.202.450,00
Review Renstra SKPD 25,000,000.00 24.830.000,00
Program Perencanaan 2,136,544,000.00 1.949.241,00
Pengembangan Kota-kota
menengah dan besar
Sinkronisasi dan Koordinasi Bidang 174,807,000.00 69.108.000,00
Tata Kota
Pelaksanaan Enviromental Health Risk 395,000,000.00 392.387.500,00
Assesment (EHRA)
Penyusunan Materi Teknis dan 171,535,000.00 171.262.500,00
Rancangan Peraturan Walikota tentang
Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran
Analisa Kebutuhan Kantong Parkir di 143,967,000.00 142.967.000,00
Bagian Wilayah Perencanaan Malang
Tengah
Penyusunan Rencana Aksi Malang 350,000,000.00 333.422.500,00
Tanpa Kumuh (Slum Free City)
Penyusunan Rencana Aksi Malang 170,000,000.00 166.353.500,00
kota hijau (Green City)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

59
penyusunan Rencana Aksi Malang 160,000,000.00 156.712.500,00
Kota Pusaka (Hertage City)
Penyusunan Studi Kelayakan 160,000,000.00 144.793.500,00
Underpass Taman Trunojoyo- Taman
Sriwijaya-Stasiun
Penyusunan Studi Kelayakan 180,000,000.00 151.198.500,00
Pembangunan Jalan Tembus Tidar-
Genting
Penyusunan Rencana Aksi Malang 200,000,000.00 197.302.500,00
Sustainable Urban
Development(SUD)
Koordinasi Bidang Penelitian dan 31,235,000.00 23.733.000,00
Pengembangan
Program peningkatan kapasitas 1,207,356,000.00 1.158.952.400,00
kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
Fasilitasi Dewan Riset Daerah 587,000,000.00
Kajian Pemanfaatan Pelayanan 160,875,000.00 159.675.000,00
pemerintahan berbasis elektronik
Kegiatan Publikasi Hasil Penelitian 157,040,000.00 142.973.900,00
dan Pengembangan
Kajian Peningkatan Kelembagaan 92,441,000.00 91.441.000,00
Usaha Ekonomi Perempuan
Fasilitasi Badan Koordinasi Penataan 70,000,000.00 69.375.000,00
Ruang Daerah (BKPRD)
Fasilitasi Dewan Hijau Kota 70,000,000.00 69.125.000,00
Fasilitasi Tim Penanganan Kumuh 70,000,000.00 68.035.000,00
Program perencanaan 2,456,550,000.00 1.962.528.750,00
pembangunan daerah
Penyelenggaraan musrenbang RKPD 175,000,000.00
Penyusunan KU APBD dan PPAS 272,500,000.00 262.939.000,00
APBD 2016
Penyusunan KU Perubahan APBD 170,000,000.00 162.146.000,00
dan PPAS Perubahan APBD 2015
Penyusunan Perubahan RKPD 2015 100,000,000.00 92.996.500,00
Penyusunan hasil evaluasi Renja 125,000,000.00 115.078.500,00
SKPD
Pendampingan Aplikasi Sistem 50,000,000.00 48.160.000,00
Perencanaan Pembangunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

60
Bimtek dan FGD RKPD dan Revisi 297,800,000.00 191.749.000,00
RPJMD (Narasumber Kemenpan RB
dan Biro Organisasi Prp.Kemendagri)
Bimtek Penyusunan Renstra dan 278,950,000.00 180.089.750,00
Renja/RKT SKPD
Asistensi Penyusunan Rancangan 107,200,000.00 73.339.000,00
Renstra dan Renja SKPD
Penyusunan Naskah Akademis dan 200,000,000.00 144.861.000,00
Ranperda Perubahan RPJMD 2013-
2018
Penyusunan Rancangan Awal RKPD 150,000,000.00 114.414.000,00
Tahun 2017
Penyusunan Grand Design Peruntukan 178,500,000.00 143.405.000,00
dana bagi hasil cukai hasil tembakau
(DBHCHIT)
Penyusunan dan Sosialisasi Pedoman 201,600,000.00 151.664.000,00
Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2016
Evaluasi Hasil RKPD Tahun 2015 150,000,000.00 116.722.000,00
Program perencanaan 913,027,500.00 883.742.725,00
pembangunan ekonomi
Kajian Peningkatan Fasilitas Sarana 56,842,000.00 56.842.000,00
dan Prasarana penunjang Destinasi
Pariwisata
Analisis penguatan kemitraan di Sektor 149,440,000.00 148.240.000,00
Pariwisata, Hotel, Restoran dan
Transportasi untuk peningkatan jumlah
kunjungan dan lama hari berkunjung
Rapat Koordinasi Bidang Ekonomi 75,000,000.00 70.970.225,00
Kota Malang
Penyusunan Naskah Akademis dan 86,593,500.00 83.243.500,00
RANPERDA Penataan UMKM di Kota
Malang
Kajian Inovasi dan Peningkatan 56,797,000.00 56.797.000,00
Standarisasi Produk
Evaluasi RAD Pangan dan Gizi 97,000,000.00 93.586.000,00
Rencana Induk Pengembangan 150,000,000.00 143.672.000,00
Ekonomi Kreatif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

61
Analisa PDRB Kota Malang dan 137,000,000.00 127.110.000,00
Perhitungan PDRB Kota Malang
Analisa Pengembangan Semangat 50,000,000.00 49.548.000,00
Kewirausahaan bagi Wirausaha
Pemula Kota Malang
Kajian Peran Koperasi Dalam Ekonomi 54,355,000.00 53.734.000,00
Kerakyatan
Program perencanaan sosial 1,087,731,500.00 953.098.100,00
budaya
Penyusunan Analisa Indeks 100,000,000.00 97.000.000,00
Pembangunan Manusia (IPM) Kota
Malang
Koordinasi Tim Penanggulangan 142,950,000.00 110.207.500,00
Kemiskinan (TKPK) Kota Malang
Koordinasi Pengembangan Kota Layak 74,000,000.00 73.568.000,00
Anak
Koordinasi dan Laporan capaian MDGs 93,500,000.00 87.632.000,00
Kota Malang
Analisa Situasi Ibu dan Anak Kota 80,000,000.00 76.440.000,00
Malang
Penyusunan Naskah Akademik dan 157,000,000.00 109.948.000,00
Raperda tentang Perlindungan dan
Pemenuhan Hak Anak Kota Malang
Penguatan Kelembagaan Gender Kota 225,000,000.00 184.451.100,00
Malang
Kajian Minat Baca Masyarakat dan 54,355,000.00 53.745.000,00
Akses Ke Perpustakaan Umum Kota
Malang
Analisa Sarana dan Prasarana Olah 53,250,000.00 52.925.000,00
Raga di Kota Malang
Pemetaan Kesenian 54,426,500.00 54.201.500,00
Kajian dan Inventarisasi Berbasis 53,250,000.00 52.980.000,00
Masyarakat
Program pengembangan 644,500,000.00 556.668.500,00
data/informasi/statistik daerah
Penyusunan Database Pembangunan 160,000,000.00 133.012.500,00
Kota Malang
Penyusunan data sistem informasi 94,500,000.00 84.725.000,00
pembangunan daerah (SIPD)
Penyusunan Database Geografi, 60,000,000.00 54.635.000,00
Pemerintahan, demografi dan
sumberdaya alam daerah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

62
Penyusunan Database 60,000,000.00 55.315.000,00
Insfrastruktur daerah
Penyusunan Database sosial 60,000,000.00 54.470.000,00
budaya dan ekonomi daerah
penyusunan database, Hukum dan 60,000,000.00 55.480.000,00
keamanan serta insidensial
Penyusunan Profil Kota Malang 150.000.000,00 119.031.000,00

14.594.968.000,00 12.740.241.425,00

Dalam Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Malang telah


menyusun RPJPD, RPJMD dan RKPD Kota Malang sebagai berikut :
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Malang Tahun
2005-2025 sesuai Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010 tanggal
5 Nopember 2010 ;
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang
Tahun 2009-2013 sesuai Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6 Tahun 2010
tanggal 5 Nopember 2010 ;
c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang
Tahun 2013-2018 sesuai Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014;
d. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2010 sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor Tahun 2009 tanggal Juni 2009.
e. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2011 sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor 38 Tahun 2010 tanggal 1 September 2010.
f. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2012 sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor 31 Tahun 2011 tanggal 7 Juli 2011.
g. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2013 sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor 17 Tahun 2012 tanggal 21 Juni 2012.
h. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2014 sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor 23 Tahun 2013 tanggal 2 Mei 2013.
i. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2015 sesuai
Peraturan Walikota Malang Nomor 21 Tahun 2014 tanggal 1 Juli 2014.
j. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Malang Tahun 2016 sesuai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

63
Peraturan Walikota Malang Nomor 40 Tahun 2015 tanggal 6 Juli 2015.

PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MALANG
TAHUN ANGGARAN 2012, 2013 DAN 2014
SASARAN INDIKATOR TARGET REALISA REALISA REALISA %
STRATEGIS KINERJA SI 2012 SI 2013 SI 2014
Meningkatnya Prosentase 100 % 93% 100% 100 % 100
peran serta keikutsertaan (150org) (140 org) (150org) (150 org) %
masyarakat masyarakat
dalam proses dalam setiap
perencanaan tahapan
pembangunan perencanaan
pembangunan
kota.

Meningkatnya Pelaksanaan
Perencanaan Perencanaan
Pengembanga Pembangunan
n berbasis a.RPJPD Sudah Ada/Perda Ada/Perda Ada/Perda 100
masyarakat ada No 5 Th No 5 Th No.5 Th %
2010 2010 2010
b.RPJMD Sudah Ada/Perda Ada/Perda Ada/Perda 100
ada No 6 Th No 6 Th No. 7 Th. %
2010 2010 2014
c.RKPD 1 produk 4 Produk 5 Produk 1 Produk

Tersedianya 1 Produk 1 Produk 1 Produk 100


informasi Peraturan Peraturan Peraturan %
mengenai Zonasi Zonasi Zonasi
Meningkatnya Rencana Tata 5 Ram 5 Ram 5 Ram 100
perencanaan Ruang, perda perda perda %
penataan dan Rencana Rinci, Sosiali Sosiali Sosiali 100
pengendalian dan Rencana sasi sasi sasi %
tata ruang Teknis Ruang Ke : 2 Ke : 3 Ke : 2
Kawasan kecamat Kecamat kecamat
an/ 24 an/33 an/ 24
kelurahan Kelurahan kelurahan
Meningkatnya Ketaatan
Pemanfaatan terhadap 81 % 76 % 76 % 76 % 92%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

64
ruang sesuai RTRW
peraturan Luas Wilayah 1.435 Ha 1.435 Ha 1.435 Ha 1.435 Ha 100
Produktif %
Luas Wilayah 320,70 Ha 320,70 Ha 320,70 Ha 320,70 Ha 100
Industri %
Luas Wilayah 11.005 11.055,66 11.055,66 11,055,66 100
Perkotaan Ha Ha Ha Ha %
Peningkatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100
Pertumbuhan %
ekonomi dan
peningkatan
Meningkatnya PDRB
Perekonomian Pertumbuhan 6,45 % 7,08% 7,57 % 7,30 % 12,7
Daerah dan PDRB %
sekitar pertahun
Laju Inflasi 6% 4,06% 7,92% 4,66 % 78 %
Kota
PDRB 17,81 18,14Juta 17,12 Juta 97%
Perkapita Juta(Rp) (Rp) (Rp.)
Jumlah 10,28% 9,24% 5,58% 4,85 % 48 %
Meningkatnya
penduduk Angka Angka Angka
Pelaksanaan
diatas garis Kemiskina kemiskina kemiskina
Pengentasan
kemiskinan n n n
Kemiskinan
Hasil-Hasil
penelitian
yang
diterapkan
untuk
kepentingan
Tersedianya
perencanaan
dokumen
:
rencana
- Study 5 2 3 2 40
pembangunan
kelayakan penelitian penelitian penelitian Penelitian %
kota dan tata
ttg ekonomi
ruang kota
- Study
serta dokumen
kelayakan 2 4 4 2
pendukung
ttg Sosial penelitian penelitian penelitian Penelitian 100
lainnya
Budaya %
- Study
kelayakan 0 7 3 1
ttg penelitian penelitian penelitian penelitian 100
Pemerintaha %
n Umum

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

65
- Study
kelayakan 10 4 10 11 110
Tata Ruang Masterpla penelitian penelitian penelitian %
n
Kualitas dan 5 laporan 5 laporan 5 laporan 5 laporan 100
kuantitas %
Tersedianya laporan hasil
laporan hasil kegiatan
pembangunan pembangunan
kota kota
meningkat

- Terpenuhiny 12 12 12 12 100
a Jasa bulan/10 bln/100% bln/100% Bln/100% %
Administrasi 0%
Perkantoran
- Terpenuhiny 12 bln/100 12 12 12 100
a Fasilitas % bln/100% bln/100% Bln/100% %
perkantoran
- Frekuansi 100 kali 101 kali 137 kali 75 kali 75%
konsultasi
dan
koordinasi
Meningkatnya dengan
kualitas pemerintah
pelayanan dan propinsi
koordinasi serta
yang baik dengan
pemerintah
Kab/Kota
lain
- Terpeliharan 12 12 bln/2 12 12 100
ya sarana bln/1mbl. mbl. 7 spd bln/1mbl. Bln/3 mbl. %
dan 4 spd mtr mtr 4 spd mtr 6 spd mtr
prasarana
perkantoran
- Tercapainya 100 % 100 % 100% 100% 100
akuntabilitas %
instansi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

66
A. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan yang ada di BAPPEDA Kota
Malang tentunya perlu ditunjang dengan anggaran yang memadai. Untuk itu
pada tahun 2015 dianggarkan untuk :
a. Belanja Langsung
Anggaran belanja langsung sebelum perubahan Rp. 6.750.000.000,- dan
setelah perubahan Rp 14.594.968.000,- bertambah Rp 7.844.968.000,- dan
terrealisasi sebesar Rp. 12.740.241.425,- jadi sisa anggaran pada tahun
anggaran 2015 sebesar Rp 1.854.726.575,-
Dana yang dianggarkan dan realisasinya untuk mewujudkan pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan tahun 2015 sebagai berikut :

NO. SASARAN ANGGARAN REALISASI %


1. Meningkatnya Rp 3.101.050.000,- Rp 2.519.197.250,- 81,24 %
kualitas perumusan,
pengendalian dan
evaluasi
perencanaan
pembangunan
daerah
2. Meningkatnya tertib Rp 4.979.140.000,- Rp 4.555.616.700,- 91,49 %
pemanfaatan ruang
wilayah
3. Meningkatnya Rp 2.018.759.000,- Rp 1.836.840.825,- 90,99 %
ketersediaan data
pendukung
perencanaan
pembangunan
4. Meningkatnya Rp 4.496.019.000,- Rp 3.828.586.650,- 85,15 %
kualitas pelayanan
perencanaan
Total Belanja Rp. 14.594.968.000,- Rp. 12.740.241.425,- 87,29 %

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

67
b.Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung sebelum perubahan sebesar Rp. 2.808.018.383,77
setelah perubahan sebesar Rp 2.906.422.383,77 bertambah Rp 98.404.000,-
dengan realisasi sebesar Rp. 2.792.520.556,- atau sebesar 96,08 % yang
digunakan untuk belanja pegawai (gaji untuk karyawan karyawati BAPPEDA
Kota Malang yang berjumlah 33 orang).

Adapun perbandingan Anggaran tahun 2014 dan 2015 sebagaimana dalam tabel
berikut :
JUMLAH ANGGARAN JUMLAH ANGGARAN
URAIAN TAHUN 2014 TAHUN 2015
(Rp.) (Rp.)
Jumlah Belanja Tak Langsung 2.760.494.536,26 2.808.018.383,77
Jumlah Belanja Langsung 8.216.254.000,00 14.594.968.000,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan bahwa penggunaan belanja tidak


langsung yang tersedia pada tahun Anggaran 2014 dan 2015, mengalami
kenaikan sebesar Rp. 47.523.847,- Penggunaan belanja langsung dari tahun 2014
ke 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp 6.378.714.000,-

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

68
BAB IV
PENUTUP

Tinjauan Umum Tentang Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan


Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang merupakan media komunikasi
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembangunan, penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang menjadi tugas dan wewenang Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang. Media komunikasi ini sangat
penting untuk menginformasikan sasaran, program dan kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan oleh Bappeda Kota Malang pada tahun 2015 dalam rangka
pencapaian visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah dituangkan dalam Review
Renstra Bappeda Kota Malang 2013-2018. Disamping itu penyusunan LAKIP ini
merupakan sarana sebagai bahan evaluasi dan umpan balik dalam menunjang
perbaikan kinerja Bappeda Kota Malang pada tahun-tahun mendatang.
Adapun keberhasilan pencapaian kinerja Badan Perencanaan
pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Malang pada tahun 2015 capaian kinerja
kegiatan dari 100 Kegiatan yang dilaksanakan mencapai 87,29 %. Pada tahun 2014
pencapaian kinerja dari 69 Kegiatan yang direncanakan tercapai 93,30 %. sehingga
jika dibandingkan maka pada tahun 2014 terdapat peningkatan kinerja.
Salah satu indikator lain yang dapat menggambarkan kemajuan suatu
wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang pada
tahun 2012 adalah 0,57 % sedangkan pada tahun 2013 adalah 7,30 % sehingga
terdapat kelambatan 0,27 %. Untuk besaran PDRB pertahun atas dasar harga
berlaku pada tahun 2013 sebasar Rp 43.799.720,03 (Dalam Jutaan) sedangkan atas
dasar harga konstan sebesar Rp 17.357.450,74 (Dalam Jutaan) untuk tahun 2012
PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 38.523.031,82 ( Dalam Jutaan)
sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp 16.176.980,57 (Dalam Jutaan). Laju

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

69
Inflasi Kota Malang tahun 2011 mencapai 4,05 % sedangkan tahun 2012 mencapai
4,06% untuk tahun 2013 mencapai 4,06%.

Kendala Dari Pelaksanaan

Dalam upaya mencapai Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan program Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Malang pada tahun 2015
melaksanakan 100 Kegiatan dengan target capaian kinerjanya masing-masing.
Dari kegiatan dan program yang dilakanakan dalam pencapaian sasaran
yang tertuang didalam Review Renstra Bappeda Kota Malang 2013-2018, kinerja
Bappeda Kota Malang pada tahun 2015 menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan. Namun demikian dalam pelaksanaan kegiatan juga dijumpai
adanya beberapa kendala, hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa kegiatan yang
tidak dapat memenuhi target yang diinginkan.
Permasalahan-permasalahan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
kegiatan Bappeda Kota Malang Tahun 2015 adalah :
1. Kurangnya Sinergitas Data mengenai kemiskinan;
2. Kurangnya pemahaman akan fungsi SKPD tentang fungsi Rensponsif Gender;
3. Untuk kegiatan yang dilakukan melalui metode swakelola, sebagian besar
kegiatan bergantung pada pemenuhan data oleh SKPD atau instansi vertikal
(khususnya BPS);
4. Kesulitan dalam meminta SKPD/instansi vertikal untuk memenuhi data yang
diminta atau dibutuhkan, baik dikarenakan data tersebut tidak tersedia pada
database SKPD/instansi vertical maupun pemenuhan/pengiriman data oleh
SKPD/instansi vertikal seringkali terlambat/melewai batas waktu yang
ditentukan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

70
Adapun permasalahan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah telah melaksanakan koordinasi
terus menerus dengan instansi vertikan sebagai upaya perbaikan kinerja ditahun
yang akan datang. Sedangkan Pemecahan masalah dari kegiatan diatas adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan penyusunan database terkait kemiskinan yang merupakan hasil
sinergi semua SKPD;
2. Memaksimalkan fungsi Tim Driver PUG;
3. Perlu menyusun suatu mekanisme pemenuhan data oleh SKPD yang mencakup
pengaturan tentang kewajiban SKPD dalam memenuhi kebutuhan data
perencanaan pembangunan berikut sanksi/punishment apabila kewajiban
tersebut tidak dilaksanakan;
4. Melakukan kerjasama dengan instansi vertical dalam rangka
pengumpulan/pemenuhan data melalui mekanisme kerjasama sebagaimana
peraturan perundang-undangan.

Akhirnya, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(LAKIP) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang ini dapat menjadi
bahan atau informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat di Kota
Malang. Semoga pada tahun mendatang kinerja Bappeda Kota Malang dapat
semakin ditingkatkan searah dengan tugas pokok dan fungsi Bappeda Kota Malang
selaku perencana dan koordinator pembangunan di Kota Malang.

LAMPIRAN
1. Penetapan Kinerja 2014
2. Rencana Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAPPEDA Tahun 2015

71

Anda mungkin juga menyukai