i
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Pemerintah Kabupaten Lingga dapat
menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Lingga tahun
2019.
i
yaitu" MENJADIKAN LINGGA SEBAGAI PUSAT SUMBER DAYA KELAUTAN
MENUJU MASYARAKAT MAJU, SEJAHTERA, AGAMIS DAN BERBUDAYA",
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam penyusunan LKjIP
Kabupaten Lingga Tahun 2018.
BUPATI LINGGA
H. ALIAS WELLO
ii
DAFTAR ISI
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
iv
Terhadap sasaran yang belum tercapai sepenuhnya, disampaing karena
adanya faktor eksternal yang tidak dapat diantisipasi juga disebabkan faktor internal
yang perlu diperbaiki dimasa mendatang, diantaranya penetapan target yang
kurang tepat sehingga masih terdapat kegiatan yang belum terlaksana ataupun
terlambat dilaksanakan yang berakibat tertunda pemanfaatannya.
Adapun kekurangan dan keberhasilan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Kabupaten Lingga dapat dilihat dalam pembahasan BAB III Akuntabilitas
Kinerja. Kekurangan dan Keberhasilan yang telah dicapai selama tahun 2019 telah
memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah Kabupaten Lingga
untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Berbagai langkah antisipasi
akan ditempuh untuk pemecahan masalah yang mungkin akan dijumpai pada
penyelenggaraan pemerintahan di masa yang akan datang.
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Good governance yang dimaksud adalah merupakan proses
penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good
and services disebut governance (pemerintahan atau kepemerintahan), sedangkan
praktek terbaiknya disebut "good governance" (pemerintahan yang baik). Good
governance yang efektif menuntut adanya “alignment” (koordinasi) yang baik dan
integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi, dengan demikian
penerapan konsep good governance penyelenggaraan kekuasaan pemerintah
negara merupakan tantangan tersendiri.
Perlunya sistem pertanggungjawaban daerah atas segala proses tindakan-
tindakan yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju instrumen kinerja daerah. Hal
inilah merupakan bagian terpenting untuk ditata agar dapat mewujudkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). Perlu diperhatikan
pula adanya mekanisme untuk meregulasi kinerja pada setiap instansi pemerintah
dan memperkuat peran dan kapasitas parlemen, serta tersedianya akses yang sama
pada informasi bagi masyarakat luas.
Konsep dasar kinerja instansi pemerintah didasarkan pada klasifikasi
responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan
untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap
jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada
bagiannya. Kinerja instansi pemerintah didefinisikan sebagai suatu perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Dalam dunia birokrasi, kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan
prestasi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil
yang menjadi target yang akan dicapai atau kegagalan pelaksanaan program dan
kegiatan instansi yang bersangkutan. Hal tersebut bertujuan agar kinerja instansi
pemerintah mampu melaksanakan amanat TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang
penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelengaraan negara yang bersih
dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi
pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan
2
secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan pada
kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi dikatakan
berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila program yang disusun
dan kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan outcome maupun dampak dari
kegiatan yang dilaksanakan kedepan.
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah,
maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran
tersebut tidak semata-mata kepada input (masukan) dari program, akan tetapi lebih
ditekankan pada output (keluaran), proses, manfaat dan dampak. Sistem
pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan kinerja instansi
pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan. Melalui
pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari
kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; setiap Pemerintah Daerah
(Bupati) diminta untuk menyampaikan Laporan Kinerja kepada Gubernur, Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB, dan Menteri Dalam Negeri, sebagai perwujudan kewajiban suatu
Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dibuat dalam rangka
perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada
setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem kinerja instansi pemerintah
yang memadai. LKjIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan
alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas,
maka LKjIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu
memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan
daerah serta partisipasi masyarakat.
Bertitik tolak dari RPJMD Perubahan Kabupaten Lingga Tahun 2016-2021,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPDNegara dan Reformasi Birokrasi No. 53
3
Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP Tahun
2020 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran
tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi
pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas
pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga yang menjadi laporan
kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Bupati kepada Presiden ini telah
disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang
dilaporkan dalam LKjIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2019.
4
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lingga tahun 2018;
14. Surat Keputusan Bupati Kabupaten Lingga Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lingga Tahun 2016-2021.
5
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.
6
Gambar I.1
Peta Wilayah Kabupaten Lingga
Tabel 1.1
Pembagian Dan Luas Wilayah Kabupaten Lingga
7
Dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga, terluas adalah Singkep Barat
yaitu 406,25 km2 (19 % dari total luas daratan) yang terdiri dari 11 Desa dan 1
Kelurahan, kemudian Kecamatan Lingga yaitu 379,66 km2 (17% dari total luas
daratan) yang terdiri dari 10 Desa dan 1 Kelurahan. Berikut ini menunjukkan jumlah
Desa/Kelurahan yang ada dimasing-masing Kecamatan.
Tabel 1.2
Desa/Kelurahan Yang Ada di Kabupaten Lingga
NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Raya Sungai Harapan
Sungai Buluh Jagoh
Bakong Langkap
1 Singkep Barat
Marok Tua Tanjung Irat
Tinjul Bukit Belah
Sungai Raya -
Kel. Dabo Batu Berdaun
2 Singkep Kel. Dabo Lama Batu Kacang
Kel. Sungai Lumpur Tanjung Harapan
Marok Kecil Berhala
3 Singkep Selatan
Resang -
Berindat Persing
4 Singkep Pesisir Sedamai Lanjut
Kote Pelakak
Pekajang Kelumu
Mepar Kelombok
Merawang Daik
5 Lingga
Panggak darat Panggak Laut
Musai Mentuda
Nerekeh -
Selayar Penuba
6 Selayar
Pantai Harapan Penuba Timur
Bukit Langkap Kerandin
7 Lingga Timur
Pekaka Keton
8
NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Sungai Pinang Kudung
Sekanah Duara
Resun Limbung
Bukit Harapan Teluk
8 Lingga Utara
Linau Pancur
Rantau Panjang Sungai Besar
Rusun Pesisir Belungkur
Mamut Penaah
9 Senayang
Laboh Baran
Benan Pulau Duyung
11 Katang Bidara Mensanak Pulau Medang
Pulau Bukit -
Temiang Pulau Batang
12 Temiang Pesisir
Tajur Biru -
Batu Berlubang Tanjung Kelit
13 Bakung Serumpun Cempa Tanjung Lipat
Pasir Panjang Rejai
Sumber : Sekretariat Daerah (Bagian Tata Pemerintahan) 2019
9
3) Topografi
Jika dilihat dari topografinya, sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga
adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN),
terdapat 73.947 ha yang berupa daerah berbukit-bukit, sementara daerah datarnya
hanya sekitar 11.015 ha. Pada dasarnya, wilayah Kebupaten Lingga memiliki
kemiringan yang ideal untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan, karena
hampir mencapai 65 %, wilayah Kabupaten Lingga berada dalam kemiringan 0-2 %,
disusul oleh wilayah dengan kemiringan di atas 40 % yaitu mencapai hampir 17 %.
Hal ini sesuai dengan keadaan tofografi Kabupaten Lingga yang didominasi oleh
daerah yang berbukit-bukit.
1.5. Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung
besarnya semua kebutuhan yang diperlukan Masyarakat, seperti perumahan,
sandang, pangan, pendidikan dan sarana penunjang lainnya. Tabel berikut ini
menerangkan jumlah penduduk di Kabupaten Lingga Tahun 2018 dan 2019.
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk di Kabupaten Lingga
Tahun 2018 dan 2019
10
Melakukan pemerataan penduduk merupakan salah satu tujuan
pembangunan di Kabupaten Lingga. Dengan pemerataan, penduduk secara umum
dapat membantu dalam usaha mensejahterakan penduduknya. Oleh karena itu,
dalam usaha melakukan pemerataan penduduk, idealnya komposisi jumlah
penduduk sejalan dengan luas wilayah keruangan suatu daerah.
Pada Tahun 2019 Pemerinta Kabupaten Lingga melakukan Pemekaran
Kecamatan, yaitu kecamatan Senayang dimekarkan dengan Tiga Kecamatan baru
yaitu Kecamatan Katang Bidare, Kecamatan Bakung Serumpun, Kecamatan Temiang
Pesisir.
1.6. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengembangkan dan
meningkatkan sumberdaya manusia melalui pendidikan adalah dengan
mencanangkan program wajib belajar 9 tahun. Dengan program ini diharapkan
akan tercipta sumberdaya manusia yang siap bersaing di era globalisasi. Rata-rata
tingkat pendidikan yang dicapai oleh suatu masyarakat, seringkali dipakai sebagai
indikator kualitas sumberdaya manusia. Semakin tinggi rata-rata tingkat pendidikan
yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki.
Taraf pendidikan masyarakat ini juga sangat menentukan kemampuan suatu
masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
Oleh karena itu sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang
mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional, bahkan Undang-Undang
mengamanatkan alokasi sebesar 20 persen dalam anggaran belanja negara.
Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga pada tahun 2019 mencapai Rp.
215.551.764.117,11 sedangkan realisasinya sebesar Rp. 201.351.637.569,89
(93,41%).
11
tahun dibandingkan tahun sebelumnya angka tersebut belum mencapai target yang
ditetapkan tahun 2019 yaitu sebesar 6,21 tahun.
Persentase capaian harapan lama sekolah (tahun) pada tahun 2019 sebesar
12,72 tahun dibanding dengan tahun 2018 sebesar 12,50 tahun, mengalami
peningkatan sebesar 0,22 tahun. Meskipun mengalami peningkatan 0,22 tahun
dibanding dengan tahun sebelumnya angka tersebut belum mencapai target yang
ditetapkan pada tahun 2019 yaitu sebesar 12,72 tahun. Pada tahun 2019 angka
harapan lama sekolah sebesar 12,72 tahun, artinya lama sekolah yang diharapkan
akan dirasakan anak sejak umur 7 (tujuh) tahun di Kabupaten Lingga adalah 12,72
tahun rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lingga adalah 12,72 tahun.
Dalam hal peningkatan kualitas pendidikan salah satu upaya yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Lingga adalah mengalokasikan dana BOS Daerah (BOSDA)
dengan cakupan BOSDA yang lebih luas akan berimbas positif pada peningkatan
kualitas pendidikan.
1.8. Kesehatan
Perubahan derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung,
antara lain tingkat ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, ketersedian
tenaga medis dan paramedis, manajmen, kualitas pelayanan pendapatan dan
kesadaran masyarakat serta faktor lain yang bersifat menunjang terhadap
pembangunan sektor kesehatan.
1.9.1. Kewenangan
Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai daerah otonom, maka
sesuai dengan pasal 13 ayat (4) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 memiliki
kewenangan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Urusan pemerintahan yang lokasinya dalam daerah kabupaten/kota;
2) Urusan pemerintahan yang penggunanya dalam daerah kabupaten/kota;
3) Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam
daerah kabupaten/kota; dan/atau
4) Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.
12
1.9.2. Tugas Pokok
Pemerintah Kabupaten Lingga mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat, agar tercapai visi Kabupaten Lingga yaitu:
13
2. Bagian Pembangunan
3. Bagian Kesejahteraan Rakyat
4. Bagian Layanan Pengadaan
(4) Asisten Administrasi Umum terdiri dari 2 Bagian yaitu:
1. Bagian Umum
2. Bagian Kominfo dan Humas
2) Sekretariat DPRD
3) Inspektorat
4) Dinas Daerah terdiri dari 16 Dinas, yaitu:
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana;
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
4. Satuan Polisi Pamong Praja;
5. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
6. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan;
7. Dinas Kelautan dan Perikanan;
8. Dinas Kependudukan Dan pencatatan Sipil;
9. Dinas Kebudayaan;
10. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa;
11. Dinas Lingkungan Hidup;
12. Dinas Perhubungan;
13. Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian;
14. Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga;
15. Dinas Penanaman Modal, Dan Pelayanan Terbadu Satu Pintu Dan
Perdagangan;
16. Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan.
14
6) Non Tipe merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang tidak diatur di Peraturan
Pemerintah No 18 Tahun 2016, diantaranya yaitu:
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
3. Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia.
15
pembangunan daerah, kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola dan
prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
16
lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya.
17
BAB II
Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019
Sebelum Perubahan
19
Persentase nilai
budaya, adat, tradisi
13 yang digali, % 34,78
Meningkatnya
direvitalisasi,
Pelestarian Budaya
8 diaktualisasi, ( % )
Melayu dalam bingkai
Persentase gedung
Bunda Tanah Melayu
pemerintahan yang
14 % 12.33
berciri khas melayu
(%)
Menurunya penyandang
Persentase PMKS
masalah kesejahteraan 15 47
9 yang ditangani ( % ) %
sosial
Meningkatkan Indeks pembangunan % 89,46
16
Pengarusutaman gender
10
Gender dan Pemenuhan Predikat
hak anak 17 Kotal Layak Anak ---
Produksi perikanan
18 Ton 102,06
Meningkatnya produksi Budidaya ( Ton )
11
kelautan dan perikanan Produksi perikanan Ton
19 39.292,01
Tangkap ( Tton )
Kontribusi sektor
Meningkatnya peran kelautan dan
sektor kelautan dan perikanan terhadap
12 20 % 51,99
perikanan dalam PDRB Kategori
perekonomian daerah Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (%)
Kontribusi sektor
Menningkatnya taraf pertanian terhadap
13 hidup Petani dan 21 PDRB Kategori % 46,62
Nelayan Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (%)
Berkembangnya sektor
Kontribusi sektor
industri yang
industri yang
14 mendukung hasil 22 % 1
mendukung pertanian
pertanian dalam arti
terhadap PDRB (%)
luas
Meningkatnya
Laju Pertumbuhan
15 Pertumbuhan Ekonomi 23 % 5,87
ekonomi ( % )
Daerah
Meningkatnya kontribusi
sektor Jasa, Pariwisata, Kontribusi sektor jasa
16 dan ekonomi kreatif 22 pariwisata terhadap % 4,61
bagi perekonomian PDRB ( % )
daerah
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi transportasi
17 transportasi bagi 24 % 2,25
terhadap PDRB ( % )
perekonomian daerah
20
Persentase
Meningkatnya Investasi
18 25 Pertumbuhan % 30%
daerah
Investasi
Meningkatnya kualitas Persentase jalan
19 pelayanan transportasi 26 Kabupaten dalam % 33
darat kondisi Mantap
Jumlah arus
Lancarnya Penumpang
penumpang di
20 melalui terminal dan 27 Orang 33.214
pelabuhan dan
pelabuhan
terminal
Persentase rumah
Meningkatnya cakupan
21 28 tangga berakses air % 86
pelayanan air minum
minum
29 Persentase
pemukiman yang % 80
Meningkatnya cakupan
bersanitasi baik
22 pelayanan dan akses
30 Persentase
permukiman yang layak
permukiman yang % 80
layak huni
Meningkatnya Luas area sawah yang
23 31 Ha 400
pelayanan Irigasi dialiri irigasi
Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan
24 32 % 35
pemanfaat ruang terhadap RTRW
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas
25 33 % 82
lingkungan hidup lingkungan hidup
Meningkatnya kinerja Predikat
34 Predikat LKjIP CC
dan transparansi
penyelenggaraan Predikat
26 35 Predikat LPPD 4
pemerintahan serta
pengelolaan keuangan Predikat
36 Opini BPK WTP
daerah.
Indeks kepuasan
Meningkatnya kualitas
27 37 masyarakat terhadap Indeks C
pelayanan publik
pelayanan publik
Indikator perjanjian kinerja yang akan dibahas pada Bab Tiga (III) adalah
perjanjian kinerja yang telah direvisi. Dengan demikian pengukuran tingkat
capaian kinerja pemerintah yang akan dibahas ada (27) sasaran (38) indikator
Kinerja, dapat dilihat pada uraian pada tabel 2.2 dibawah ini:
21
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Perubahan
Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019
22
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1 2 3 4 5
Persentase nilai
budaya, adat tradisi
13 yang digali, % 34,78
Meningkatnya
direvitalisasi,
Pelestarian Budaya
8 diaktualisasi, (%)
Melayu dalam bingkai
Rasio gedung
Bunda Tanah Melayu
pemerintahan yang
14 % 12,33
berciri khas melayu
(%)
9 Menurunya penyandang 15 Persentase PMKS
masalah kesejahteraan yang ditangani (%) % 47
sosial
Meningkatkan Indeks pembangunan
16 % 89,46
Pengarusutaman gender
10
Gender dan Pemenuhan
17 Kota Layak Anak Predikat PRATAMA
hak anak
Produksi perikanan
18 Ton 102,06
Meningkatnya produksi Budidaya (Ton)
11
kelautan dan perikanan Produksi perikanan
19 Ton 39.292,01
Tangkap (Ton)
Kontribusi sektor
Meningkatnya peran kelautan dan
sektor kelautan dan perikanan terhadap
12 20 % 51,99
perikanan dalam PDRB Kategori
perekonomian daerah Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (%)
Kontribusi sektor
Menningkatnya taraf pertanian terhadap
13 hidup Petani dan 21 PDRB Kategori % 46,62
Nelayan Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan ( % )
Berkembangnya sektor
Kontribusi sektor
industri yang
industri yang
14 mendukung hasil 22 % 1
mendukung pertanian
pertanian dalam arti
terhadap PDRB (%)
luas
Meningkatnya
Laju Pertumbuhan
15 Pertumbuhan Ekonomi 23 % 5,87
ekonomi ( % )
Daerah
Meningkatnya kontribusi
sektor Jasa, Pariwisata, Kontribusi sektor jasa
16 dan ekonomi kreatif 24 pariwisata terhadap % 4,61
bagi perekonomian PDRB (%)
daerah
23
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1 2 3 4 5
24
Tabel 2.3
INDIKATOR KENERJA UTAMA
URUSAN OPD
PEMERINT SASARAN RUMUS SUMBER PERTANGGU
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
AHAN/PRI STRATEGIS PERHITUNGAN DATA NGJAWAB
ORITAS
1 2 3 4 5
24
Laporan
Pemberdaya Dinas Dinas
an Menurunya angka Persentase penduduk miskin Pemberdaya Pemberdayaan
5 9 % 100 - Angka Kemiskinan
Masyarakat kemiskinan (%) an Masyarakat
Desa Masyarakat Desa
Desa
Laporan
Badan
Meningkatnya Badan
Jumlah konflik bernuansa Kesatuan
6 Kesbangpol kerukunan hidup umat 10 Jumlah Jumlah Konflik / 12 Bulan X 100% Kesatuan
SARA Bangsa dan
beragama Bangsa dan
Politik
Politik
Persentase siswa beragama
islam yang bisa membaca Al
Meningkatnya Qur'an (%)
pemahaman %
7 Kesra
masyarakat terhadap 11 SD/MI Jumlah Siswa beragama Islam yang bisa Laporan
Dinas
nilai - nilai agama baca Al-Qur'an / Jumlah Total Siswa yang Dinas
% Pendidikan
12 SMP/MTs beragama Islam X 100% Pendidikan
Persentase nilai budaya, adat Persentase nilai budaya, adat, tradisi yang
Laporan
tradisi yang digali, digali, direvilalisasi, diaktualisasi Dinas
Meningkatnya 13 Dinas
direvitalisasi, diaktualisasi, % dilestarikan (Jumlah WBTB yang ditetapkan Kebudayaan
Pelestarian Budaya Kebudayaan
8 Kebudayaan (%) / jumlah usulan WBTB X 100%)
Melayu dalam bingkai
Rasio gedung pemerintahan Laporan
Bunda Tanah Melayu Jumlah bangunan yang berciri khas melayu Dinas
14 yang berciri khas melayu % Dinas
/ bangunan secara keseluruhan X 100 Kebudayaan
(%) Kebudayaan
Menurunya Laporan
Persentase PMKS yang Jumlah PMKS yang tertangani / jumlah
9 Sosial penyandang masalah 15 % Dinas Sosial Dinas Sosial
ditangani (%) PMKS X 100 %
kesejahteraan sosial Pemberdaya Pemberdayaan
16 Indeks pembangunan gender % (IPMH HDI X 100%) an Perempauan
Meningkatkan
Perempauan dan
Pengarusutaman
10 Sosial Cakupan Klaster Layak Anak/Kasus dan Perlindungan
Gender dan 17 Kota Layak Anak Predikat
Kekerasan Terhadap Anak X 100% Perlindungan Anak
Pemenuhan hak anak
Anak
25
Produksi perikanan Budidaya Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Laut Laporan
18 Ton
Meningkatnya produksi (Ton) yang dihasilkan Nelayan dalam setahun Dinas Dinas Kelautan
11 DKP
kelautan dan perikanan Produksi perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Tangkat yang Kelautan dan dan Perikanan
19 Ton
(Ton) dihasilkan Nelayan dalam setahun Perikanan
Kontribusi sektor kelautan
Meningkatnya peran Laporan
dan perikanan terhadap Jumlah PDRB ADHB Sektor Perikanan (Juta
sektor kelautan dan Dinas Dinas Kelautan
12 DKP 20 PDRB Kategori Pertanian, % Rupiah) / Total PDRB ADHB Kab. Lingga
perikanan dalam Kelautan dan dan Perikanan
Kehutanan dan Perikanan (Juta Rupiah) X 100%
perekonomian daerah Perikanan
(%)
Laporan
Kontribusi sektor pertanian Dinas
Menningkatnya taraf Dinas Petanian
terhadap PDRB Kategori Pertanian
13 Pertanian hidup Petani dan 21 % Sumber Data Dari BPS Kab. Lingga dan Ketahanan
Pertanian, Kehutanan dan dan
Nelayan Pangan
Perikanan ( % ) Ketahanan
Pangan
Dinas Tenaga
Berkembangnya sektor
Kerja,
Usaha Kecil industri yang Kontribusi sektor industri KSIP = PDRB Sektor Industri yang Laporan
Koperasi,
14 dan mendukung hasil 22 yang mendukung pertanian % Mendukung Pertanian / Total PDRB X Bidang
Usaha Kecil,
Menengah pertanian dalam arti terhadap PDRB (%) 100% Tenaga Kerja
Menengah dan
luas
Perindustrian
Sekretaiat
Meningkatnya Laporan
Laju Pertumbuhan ekonomi ( Jumlah laju pertumbuhan ekonomi tahun Daerah,
15 Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi 23 % Bagian
%) ini dikurang tahun lalu / tahun lalu X 100% Bagian
Daerah Ekonomi
Ekonomi
Laporan
Meningkatnya
Pariwisata, Dinas Dinas
kontribusi sektor Jasa, Kontribusi sektor jasa
Kepemudaan Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pariwisata, Pariwisata,
16 Pariwisata, dan 24 pariwisata terhadap PDRB %
dan PDRB / Total PDRB Kab. Lingga X 100 % Kepemudaan Kepemudaan
ekonomi kreatif bagi (%)
Olahraga dan dan Olahraga
perekonomian daerah
Olahraga
26
Laporan
Dinas
Dinas
Pekerjaan
Pekerjaan
Meningkatnya Umum dan
Umum dan
kontribusi transportasi Kontribusi transportasi Kontribusi Sektor Transportasi terhadap Penataan
17 Perhubungan 25 % Penataan
bagi perekonomian terhadap PDRB ( % ) PDRB /Total PDBR X 100% Ruang,
Ruang,
daerah Perumahan
Perumahan
dan Kawasan
dan Kawasan
Pemukiman
Pemukiman
Laporan
Dinas
Dinas Tenaga
Tenaga
Kerja,
Realisasi tahun berjalan - realisasi tahun Kerja,
Meningkatnya Investasi Persentase Pertumbuhan Koperasi,
18 Perindustrian 26 % sebelumnya / realisasi tahun sebelumnya X Koperasi,
daerah Investasi Usaha Kecil,
100% Usaha Kecil,
Menengah dan
Menengah
Perindustrian
dan
Perindustrian
Laporan
Dinas
% Dinas
Pekerjaan
Pekerjaan
Umum dan
Meningkatnya kualitas Umum dan
Persentase jalan Kabupaten Jumlah jalan yang berkondisi baik (KM) / Penataan
19 Perhubungan pelayanan transportasi 27 Penataan
dalam kondisi Mantap Total Panjang seluruh jalan (KM) X 100% Ruang,
darat Ruang,
Perumahan
Perumahan
dan Kawasan
dan Kawasan
Pemukiman
Pemukiman
Lancarnya Penumpang Laporan
Jumlah arus penumpang di Dinas
20 Perhubungan melalui terminal dan 28 Orang Jumlah Arus Penumpang dalam satu tahun Dinas
pelabuhan dan terminal Perhubungan
pelabuhan Perhubungan
27
Jumlah Penduduk Pemakai Air bersih dalam
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga kurun waktu tertentu / Jumlah Penduduk
21 PU 29 %
pelayanan air minum berakses air minum disuatu wilayah kurun waktur tertentu X
100%
Laporan
Dinas
Persentase pemukiman yang Jumlah Pemukiman Layak Huni (HA) / Luas Dinas
30 % Pekerjaan
Meningkatnya cakupan bersanitasi baik Wilayah Pemukiman (HA) X 100% Pekerjaan
Umum dan
22 PU pelayanan dan akses Umum dan
Jumlah Rumah Tidak Layan Huni / Jumlah Penataan
permukiman yang layak Persentase permukiman Penataan
31 % Seluruh Rumah di Wilayah Kab. Lingga X Ruang,
yang layak huni Ruang,
100% Perumahan
Perumahan
dan Kawasan
Meningkatnya Luas area sawah yang dialiri Jumlah Sayah yang dialiri Irigasi / Jumlah dan Kawasan
23 PU 32 Ha Pemukiman
pelayanan Irigasi irigasi banyaknya sawah di Kab. Lingga X 100% Pemukiman
Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan Luas Realisasi RTRW (Ha) / Luas Rencana
24 BPPP 33 %
pemanfaat ruang terhadap RTRW (Ha) X 100%
Laporan
(Indeks tutupan lahan + Indeks Dinas
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas lingkungan Dinas
25 DLH 34 % pencemaran Udara + Indeks Pencemaran Lingkungan
lingkungan hidup hidup Lingkungan
Air) / 3 Hidup
Hidup
Penilaian dari Kementerian Pendayagunaan Laporan Bagian
35 Predikat LKjIP Predikat Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Bagian Organisasi dan
terhadap laporan yang disusun Organisasi Tata Laksana
Laporan
Bagian Meningkatnya kinerja Penilaian berdasarkan Tim Nasional BPK RI Bagian Bagian Tata
Organisasi, dan transparansi 36 Predikat LPPD Predikat
dan Dirjen Otda Kementerian dalam Negeri Pemerintaha Pemerintahan
Bagian penyelenggaraan n
26
Pemerintaha pemerintahan serta Jumlah temuan BPK yang ditindaklanjuti
n, Keuangan pengelolaan keuangan Laporan
/ Jumlah temuan sampai akhir tahun lalu
Daerah daerah. Badan Badan
X 100%
Pengelolaan Pengelolaan
37 Opini BPK Predikat Jumlah barang yang bernilai / jumlah
Keuangan Keuangan dan
barang yang sudah dilakukan penilaian X
dan Aset Aset Daerah
100%
Daerah
28
Lap.Dinas Dinas
Jumlah Indeks Kepuasan Masyarakat
Kependuduk Meningkatnya kualitas Indeks kepuasan masyarakat Kependuduk Kependudukan
27 38 Predikat terhadap pelayanan Publik / Jumlah indeks
an pelayanan publik terhadap pelayanan publik an dan dan Catatan
kepuasan Masyarakat X 100%
Catatan Sipil Sipil
29
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1
Tingkat Capaian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019
SASARAN REALIS CAPAIA
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS ASI N (%)
1 Meningkatnya Rata-rata lama
1 6,21 6,27 100,96
kualitas dan sekolah (tahun)
aksesibilitas Harapan lama
2 12,72 12,43 97,72
pendidikan sekolah (tahun)
30
Meningkatnya derajat Angka harapan hidup
3 63,37 61,44 96,95
kesehatan (tahun)
masyarakat dan 4 Angka kematian ibu 136 149 91,27
2
aksesibilitas
5 Angka kematian bayi 27 19 142,10
pelayanan kesehatan
Persentase Balita Gizi
yang berkualitas 6 0,31 0,09 344,44
Buruk
Rata-Rata
Meningkatnya daya Pengeluaran per
3 7 886,99 958.250 108,15
beli masyarakat Kapita Riil
Disesuaikan (ribu Rp)
Meningkatnya kualitas
Tingkat
pengetahuan dan
4 8 pengangguran 4 4 100
keterampilan
terbuka (%)
angkatan kerja
Menurunnya angka Persentase
5 9 12,53 12,88 97,28
kemiskinan penduduk miskin (%)
Meningkatnya
Jumlah konflik
6 kerukunan hidup 10 0 0 100
bernuansa SARA
umat beragama
Persentase siswa
beragama Islam
Meningkatnya
yang bisa membaca
pemahaman
7 AL-Qur’an
masyarakat terhadap
nilai-nilai agama 11 SD/Mi 80 81,84 102,3
12 SMP/MTs) 85 94,86 111,6
Persentase nilai
budaya,adat tradisi di
Meningkatnya 13 34,78 40,98 117,82
gali, direvitalisasi,
pelestarian budaya
8 diaktualisasi
Melayu dalam bingkai
Rasio gedung
Bunda Tanah Melayu
14 pemerintahan yang 12,33 39,04 316,62
berciri khas Melayu
Menurunnya
Persentase PMKS
9 penyandang masalah 15 47 32,77 80,36
yang ditangani
kesejahteraan sosial
Meningkatkan Indeks Pembangunan
16 89,46 89,29 99,77
Pengarusutamaan Gender
10
Gender dan
17 Kota Layak Anak PRATA PRATAM
pemenuhan hak anak 100
MA A
Produksi Perikanan
Meningkatnya 18 102,06 104,61 102,49
Budidaya (ton)
11 produksi kelautan dan
Produksi Perikanan 39.292, 36.149,9
perikanan 19 92
Tangkap (ton) 01 9
31
Kontribusi sektor
kelautan dan
Meningkatnya peran
perikanan terhadap
sektor kelautan dan
12 20 PDRB Kategori 51,99 60,26 115,90
perikanan dalam
Pertanian,
perekonomian daerah
Kehutanan dan
Perikanan (%)
Kontribusi sektor
pertanian terhadap
Meningkatnya PDRB terhadap
13 taraf hidup petani dan 21 PDRB Kategori 46,62 38,26 86,83
nelayan Pertanian,
Kehutanan dan
Perikanan (%)
Berkembang
Kontribusi sektor
nya sektor
industri yang
industri yang
14 22 mendukung 1 0,73 99,27
mendukung hasil
pertanian terhadap
pertanian dalam arti
PDRB (%)
luas
Meningkatnya
Laju Pertumbuhan
15 pertumbuhan 23 5,87 4 68,14
Ekonomi (%)
ekonomi daerah
Meningkatnya
kontribusi sektor jasa, Kontribusi sektor
16 pariwisata, dan 24 jasa pariwisata 4,61 2,02 43,81
ekonomi kreatif bagi terhadap PDRB (%)
perekonomian daerah
Meningkatnya
Kontribusi transport
kontribusi transportasi
17 25 tasi terhadap PDRB 2,25 2,17 96,44
bagi perekonomian
(%)
daerah
Persentase
Meningkatnya
18 26 pertumbuhan 30 66,6 222
investasi daerah
investasi
Meningkatnya kualitas Persentase Jalan
19 pelayanan 27 Kabupaten dalam 33 12,20 36,96
transportasi darat Kondisi Baik
Lancarnya arus Jumlah arus
penumpang melalui penumpang di
20 28 33.214 228.798 668,86
terminal dan pelabuhan dan
pelabuhan terminal
Meningkatnya Persentase rumah
21 cakupan pelayanan 29 tangga berakses air 86 76,13 88,52
air minum minum
32
Persentase
Meningkatnya
30 Permukiman yang 80 94,85 118,56
cakupan pelayanan
bersanitasi baik
22 dan akses
Persentase
permukiman yang
31 Permukiman yang 80 88,10 110,13
layak
layak huni
Meningkatnya Luas area sawah yang
23 32 400 350 87,5
pelayanan irigasi dialiri irigasi (Hektar)
Meningkatnya
Persentase ketaatan
24 ketaatan pemanfaaan 33 35 22,75 65
terhadap RTRW
ruang
Menigkatnya kualitas Indeks Kualitas
25 34 82 86,21 105,13
lingkungan hidup lingkungan hidup
Meningkatnya kinerja 35 Predikat LkjIP CC CC 100
dan transparansi
penyelenggaraan
26 36 Predikat LPPD 4 5 80
pemerintahan serta
pengelolaan
37 Opini BPK WTP WTP 100
keuangan daerah
Indeks Kepuasaan
Meningkatnya kualitas
27 38 Masyarakat terhadap C A 200
pelayanan publik
pelayanan publik
Realisasi
% Pencapaian Kinerja = X 100 %
= Target
33
Selanjutnya, pemaknaan dari capaian nilai kinerja dibagi berdasarkan
klasifikasi berikut:
2. ANALISIS KINERJA
34
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU
ditetapkan oleh instansi pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan
indikator dalam RPJMD, RKPD, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA Perangkat
Daerah. Dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam
IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam pemerintahan daerah.
Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator
kinerja sasaran. Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur pencapaian
sasaran merupakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen
indikator kinerja utama. Target pencapaian indikator kinerja ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja secara definitif setiap tahun. Pengukuran terhadap
setiap pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun yang
diwujudkan dalam bentuk formulir pengukuran kinerja. Dengan demikian
pengukuran kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pengukuran pencapaian
indikator kinerja utama.
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro
diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing,
sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas
indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja
pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas
capaian indikator kinerja sasaran.
35
a. Pencapaian Sasaran Strategis
TABEL 3.2
PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS
RATA-RATA TINGKAT
REALISA CAPAIA
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN CAPAIAN
SI N (%)
INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya kualitas dan 1 Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,21 6,27 100,97
1 aksesibilitas pendidikan 99,35 Berhasil
2 Harapan lama sekolah (tahun) 12,72 12,43 97,72
Meningkatnya derajat 3 Angka harapan hidup (tahun) 63,37 61,44 96,95
kesehatan masyarakat dan Sangat
aksesibilitas pelayanan 4 Angka kematian ibu 136 149 91,27 168,69
2
kesehatan yang berkualitas 5 Angka kematian bayi 27 19 142,10 Berhasil
36
Meningkatnya pemahaman Persentase siswa beragama Islam
masyarakat terhadap nilai- yang bisa membaca AL-Qur’an
7 nilai agama
11 SD/Mi 80 81,84 102,3 Sangat
115,05
Berhasil
12 SMP/MTs) 85 94,86 111,6
Meningkatnya pelestarian Persentase nilai budaya,adat tradisi Sangat
13 34,78 40,98 117,82 149,98
budaya Melayu dalam di gali, direvitalisasi, diaktualisasi Berhasil
8 Sangat
bingkai Bunda Tanah Rasio gedung pemerintahan yang
Melayu 14 12,33 39,04 316.62 118,70 Berhasil
berciri khas Melayu
Menurunnya penyandang
9 masalah kesejahteraan Cukup Berhasil
15 Persentase PMKS yang ditangani 47 32,77 80,36 62,93
sosial
Meningkatkan 16 Indeks Pembangunan Gender 89,46 89,29 99,77 Sangat
10 Pengarusutamaan Gender 149,77 Berhasil
dan pemenuhan hak anak 17 Kota Layak Anak PRATAMA PRATAMA 100
Meningkatnya produksi 18 Produksi Perikanan Budidaya (ton) 102,06 104,61 102,49
11 kelautan dan perikanan Sangat
148,49
Berhasil
19 Produksi Perikanan Tangkap (ton) 39.292,01 36.149,99 92
Meningkatnya peran sektor
Kontribusi sektor kelautan dan
kelautan dan perikanan perikanan terhadap PDRB Kategori Sangat
12 20 51,99 60,26 115,90 115,90
dalam perekonomian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Berhasil
daerah (%)
Meningkatnya taraf hidup Kontribusi sektor pertanian terhadap
13 petani dan nelayan PDRB terhadap PDRB Kategori
21 46,62 38,26 86,83 86,83 Berhasil
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
(%)
37
Berkembang nya sektor
industri yang mendukung Kontribusi sektor industri yang
14 22 mendukung pertanian terhadap 1 0,73 99,27 99,27 Berhasil
hasil pertanian dalam arti
PDRB (%)
luas
Meningkatnya
15 pertumbuhan ekonomi Cukup
23 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,87 4 68,14 68,14
Berhasil
daerah
Meningkatnya kontribusi
sektor jasa, pariwisata, Kontribusi sektor jasa pariwisata Kurang
16 24 4,61 2,02 43,81 43,81
dan ekonomi kreatif bagi terhadap PDRB (%) Berhasil
perekonomian daerah
Meningkatnya kontribusi
17 transportasi bagi Kontribusi transport
25 2,25 2,17 96,44 96,44 Berhasil
tasi terhadap PDRB (%)
perekonomian daerah
Meningkatnya investasi Sangat
18 26 Persentase pertumbuhan investasi 30 66,6 222 222
daerah Berhasil
Meningkatnya kualitas
19 pelayanan transportasi Persentase Jalan Kabupaten dalam Kurang
27 33 12,20 36,96 36,96
Kondisi Baik Berhasil
darat
Lancarnya arus
20 penumpang melalui Jumlah arus penumpang di Sangat
28 33.214 228.798 668,86 668,86
pelabuhan dan terminal Berhasil
terminal dan pelabuhan
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga berakses
21 29 86 76,13 88,52 88,52 Berhasil
pelayanan air minum air minum
22 Meningkatnya cakupan Persentase Permukiman yang Sangat
30 80 94,85 118,56 173,62
bersanitasi baik Berhasil
38
pelayanan dan akses Persentase Permukiman yang layak
permukiman yang layak 31 80 88,10 110,13
huni
Meningkatnya pelayanan Luas area sawah yang dialiri irigasi Cukup
23 32 400 350 87,5 87,5
irigasi (Hektar) Berhasil
Meningkatnya ketaatan Cukup
24 33 Persentase ketaatan terhadap RTRW 35 22,75 65 65
pemanfaaan ruang Berhasil
Menigkatnya kualitas Sangat
25 34 Indeks Kualitas lingkungan hidup 82 86,21 105,13 105,13
lingkungan hidup Berhasil
Meningkatnya kinerja dan 35 Predikat LkjIP CC CC 100
transparansi
penyelenggaraan 36 Predikat LPPD 4 5 80 Sangat
26 246,66
pemerintahan serta Berhasil
pengelolaan keuangan 37 Opini BPK WTP WTP 100
daerah
Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasaan Masyarakat Sangat
27 38 C A 200 200
pelayanan publik terhadap pelayanan publik Berhasil
39
b. Pencapaian Indikator Kinerja
Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan indikator kinerja yang harus
dicapai yaitu rata-rata lama sekolah (tahun) dengan target 6,21 tahun, pada tahun
2019 dan harapan lama sekolah (tahun) dengan target 12,72 tahun, pada tahun
2019 dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut :
Tabel 3.3
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 1 Indikator Kinerja Sasaran 1 dan 2
Tahun 2019
Tingkat
Realisa
No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian
si
(%)
1 2 3 4 5
40
3. Setelah dilakukan pengukuran capaian kinerja tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Aksesibilitas Pendidikan
sudah "berhasil" dengan rata-rata capaiannya 99,34% dari kedua kinerja sasaran
tersebut.
Tabel 3.4
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 1 Indikator Kinerja Sasaran 1 dan 2
Tahun 2017-2018
Capaian
Indikator Kinerja Satuan
No Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Lingga telah meningkat sebesar
1,7 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah meningkat 1,03 tahun. Peningkatan kedua
indikator tersebut lebih tinggi dari peningkatan yang dicapai Provinsi. Selama
periode 2010 hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Kepulauan Riau telah
meningkat sebesar 1,31 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,43 tahun.
Selama periode 2010 hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Lingga
secara rata-rata tumbuh sebesar 1,86 persen per tahun. Meningkatnya Harapan
Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang
bersekolah. Di tahun 2018, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Lingga telah
41
mencapai 12,43. Hal ini berarti bahwa anak-anak usia 7 (tujuh) tahun memiliki
peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA.
Dalam hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:
Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan Riau
(Tahun), 2010-2018
12,81 12,82
12,60 12,66
12,51
12,42 12,43
12,26
12,06
11,90
11,78
11,61 11,59
11,51
11,37
11,20
11,03
10,73
Rata- rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Kabupaten Lingga pada
tahun 2018 adalah 6,27 tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata tingkat pendidikan
penduduk di Kabupaten Lingga baru sampai taraf menamatkan Sekolah Dasar.
Namun, kondisi ini sudah lebih baik dari tahun 2017. Pada tahun 2017, rata- rata
lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Kabupaten Lingga hanya 5,97
tahun.
6,27
5,85 5,97
5,35 5,40 5,53 5,54
5,24 5,30
42
Tabel 3.5
Rata-rata Lama Sekolah Berdasarkan Pendidikan
Tahun 2018-2019
URAIAN 2018 2019 CAPAIAN
1 2 3 4
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke Kenaikan sebesar
87,02% 94,80%
SMP/MTs 7.78%
Untuk Angka Putus Sekolah (APS) Penurunan sebesar
0,02% 0,01
SD/MI 0,01%
Penurunan sebesar
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,50% 0,29
0,21%
Persentase capaian Rata- rata lama sekolah (tahun), pada tahun 2019
sebesar 6,27 tahun dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 5.97 tahun, maka
mengalami peningkatan 0,3 tahun, angka rata-rata lama sekolah tersebut sudah
melebihi target yang ditetapkan 6,21 tahun tetapi belum maksimal.
Masih rendahnya peningkatan angka rata-rata lama sekolah disebabkan
masih adanya penduduk diatas umur 25 tahun hanya mengenyam pendidikan di
sekolah dasar dan juga tidak pernah mengenyam pendidikan dibangku sekolah
serta tidak melanjutkan sekolah. Walaupun rata-rata lama sekolah sudah mengalami
peningkatan, Dinas Pendidikan terus melakukan terobosan, baik itu dalam
peningkatan angka melanjutkan dan angka kelulusan serta menurunkan angka
putus sekolah.
Dalam hal ini dapat kita lihat pencapaian pada tahun 2019 dengan tahun
sebelumnya. Dimana pada tahun 2019 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
SMP/MTs sebesar 94,80% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 87,02% dalam
hal ini Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs mengalami peningkatan
sebesar 7,78 %.
Pada tahun 2019 capaian angka kelulusan 100%, baik itu Jenjang SD/MI
maupun SMP/MTs. Untuk Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI tahun 2019 sebesar
0,01% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 0,02% dalam hal ini angka putus
sekolah SD/MI mengalami penurunan sebesar 0,01% dan sudah mencapai target
yang ditetapkan sebesar 0,25%. Sedangkan angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
tahun 2019 sebesar 0,29% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 0,50% dalam
hal ini angka putus sekolah SMP/MTs mengalami penurunan sebesar 0,21 %.
43
Salah satu terobosan dalam menurunkan angka putus sekolah tersebut,
Dinas Pendidikan menganggarkan pendidikan gratis (BOSDA) dan Pendidikan
Kesetaraan yaitu Paket A, B dan C.
Dalam upaya peningkatan angka rata-rata lama sekolah juga, Dinas
pendidikan melakukan kebijakan dalam peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B serta
peningkatan Angka Melek Huruf. Dalam hal ini dapat kita lihat perkembangan Angka
Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A pada tahun 2019 sebesar 88,95%
dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 87,94% maka Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A mengalami peningkatan sebesar 1,01%.
Persentase capaian Harapan lama sekolah (tahun), pada tahun 2019 sebesar
12,43 tahun dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 12,42 tahun, maka angka
harapan lama sekolah mengalami Peningkatan sebesar 0.01 tahun. Meskipun
mengalami peningkatan 0,01 tahun di bandingkan tahun sebelumnya angka
tersebut belum mencapai target yang ditetapkan 12,72 tahun. Pada Tahun 2019
angka harapan lama sekolah sebesar 12,43 tahun artinya lama sekolah yang
diharapkan akan dirasakan anak sejak usia 7 (tujuh) tahun di Kabupaten Lingga
adalah 12,43 tahun, dalam hal ini salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas
Pedidikan dalam peningkatan angka harapan lama sekolah adalah dengan
mengalokasikan anggaran peningkatan kualitas Guru dengan cakupan yang lebih
luas akan berimbas positif pada peningkatan kualitas pendidikan., antara lain:
a. Memberdayakan Siswa, Guru dan pelaku Pendidikan yang bermuatan iman dan
taqwa artinya bahwa seorang guru/siswa dan pelaku pendidikan perlu
mempunyai kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya dan mempunyai peran
penting dalam keseluruhan upaya peningkatan mutu pendidikan dengan
memberikan pelatihan, perbaikan dan peningkatan kesejahteraan.
b. Mengoptimalkan pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan,
artinya bahwa pembangunan sarana infrastruktur pendidikan, memberikan
pelayanan, pemerataan dan perluasan kesempatan belajar.
44
c. Mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia yang ada sebagai motor
penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus pelaku pelayan masyarakat.
Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan Empat indikator kinerja yang
harus dicapai, yaitu angka harapan hidup dengan target 63,37 tahun, angka
kematian ibu dengan target 136 jiwa per 100.000 Ibu melahirkan, angka kematian
bayi dengan total 27 jiwa per 1.000 Bayi lahir dan Persentase Balita Gizi Buruk
0,31%, adapun evaluasi kinerjanya sebagai berikut :
Tabel 3.6
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 2 Indikator Kinerja Sasaran 3 s.d 6
Tahun 2018
1. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
penduduk adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Nilai AHH dipengaruhi oleh
banyak variabel, baik yang bersifat endogen (kondisi bawaan) maupun eksogen
(pengaruh dari luar). Khusus untuk variabel eksogen dapat dibuat daftar yang
cukup panjang di antaranya mencakup asupan makanan, upaya kesehatan, dan
kondisi lingkungan yang juga dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pengaruh
variabel tersebut dapat bersifat langsung atau tidak, dapat seketika maupun
45
dengan tenggang waktu tertentu, dan dapat bekerja sendiri atau bersinergi
dengan variabel lain.
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Lingga dan Provinsi
Kepulauan Riau (Tahun), 2010-2018
Kepulauan Riau
Ling
69,05 69,15 69,41 69,45 69,64
68,42 68,63 68,85 ga
69,48
61,14 61,44
59,77 60,44
59,13 59,47
58,45
57,57
56,49
Nilai AHH penduduk Kabupaten Lingga pada tahun 2018 bernilai 61,44. Hal ini
berarti bahwa bayi yang lahir pada tahun 2018 di Kabupaten Lingga diperkirakan
akan dapat hidup selama 61,44 tahun (61 tahun, 4 bulan), dengan syarat
besarnya kematian atau kondisi kesehatan tidak ada yang berubah. Jika
dibandingkan dengan AHH kabupaten atau kota lain di provinsi Kepulauan Riau,
nilai AHH Kabupaten Lingga merupakan nilai terendah. Tabel di
bawahmenunjukkan nilai AHH setiap kabupaten/kota di Kepulauan Riau dari
tahun 2010 hingga 2018.
Tahun
Kabu
paten 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
/
Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Karimun 68,2 68,51 68,77 68,93 69,01 69,71 70,02 70,32 70,52
2 Bintan 69,42 69,62 69,76 69,86 69,91 69,92 70,02 70,12 70,21
3 Natuna 61,97 62,46 62,85 63,11 63,24 63,64 63,99 64,33 64,57
4 Lingga 56,49 57,57 58,45 59,13 59,47 59,77 60,44 61,14 61,44
5 Kepulauan 65,25 65,65 65,93 66,13 66,23 66,33 66,54 66,76 66,91
46
Anambas
6 Kota Batam 72,53 72,63 72,71 72,77 72,80 73,00 73,09 73,19 73,24
7 Kota Tanjung 71,18 71,32 71,43 71,51 71,55 71,65 71,74 71,84 71,93
Pinang
KEPULAU 68,42 68,63 68,85 69,05 69,15 69,41 69,45 69,48 69,64
AN RIAU
Sumber Data: Badan Pusat Statistik
1,91
1,53
0,58
0,49
0,31 0,32 0,29
0,14
0,38 0,06 0,04 0,23
47
yang melahirkan ditemukan 2 orang yang meninggal dunia saat melahirkan. Hal
ini setara dengan 149 angka kematian Ibu dari 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2019, yang mana target di tahun 2019 adalah maksimal 136 kematian ibu
dari 100.000 kelahiran hidup.
Capaian untuk indikator tersebut adalah jumlah ibu yang meninggal dalam kurun
waktu 1 tahun (2 orang) di bagi jumlah kelahiran hidup dalam tahun tersebut
(1.344) di kali 100.000 (Angka Konstanta ) sehingga di peroleh angka sebesar
149 orang.
2
X 100.000 = 149
1.344
1 Daik 3 ---
2 Penuba 168 ---
3 Pancur 54 ---
4 Dabo Lama 150 1
5 Lanjut 54 ---
6 Resang 5 ---
7 Raya 185 ---
8 Posek 31 ---
9 Senayang 143 1
10 Taju Biru 161 ---
11 Sungai Pinang 46 ---
Jumlah 1331 2
48
Sasaran dari indikator kinerja angka kematian ibu di Kabupaten Lingga
berjalan dengan baik, walaupun disadari masih ada persalinan yang dilakukan
diluar fasilitas kesehatan yang menjadikan resiko kematian Ibu saat melahirkan
cukup tinggi.
Tabel 3.8
Jumlah Angka Kelahiran dan Kematian Bayi per Puskesmas
Tahun 2019
JUMLAH JUMLAH
NO PUSKESMAS
KELAHIRAN HIDUP KEMATIAN BAYI
1 Daik 166 4
2 Penuba 46 0
3 Pancur 149 2
4 Dabo Lama 328 3
5 Lanjut 54 0
6 Resang 25 0
7 Raya 185 4
8 Posek 31 1
9 Senayang 143 4
10 Tajur Biru 162 5
11 Sungai Pinang 55 2
Jumlah 1.344 25
49
dengan “sangat baik”, karena dari 0,31 target tahun 2019 terealisasi sebanyak
0,09 % angka ini didapati dari jumlah gizi buruk sebesar 10 orang dibagi dengan
jumlah seluruh balita 11.443. Maka pencapaian sasaran kinerja meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas 344,44 %. Berikut ini tabel jumlah Balita gizi buruk dan jumlah
seluruh balita per puskesmas se Kabupaten Lingga.
Tabel 3.9
Jumlah Balita Gizi Buruk dan Jumlah Seluruh Balita
Per Puskesmas
Tahun 2019
JUMLAH BALITA GIZI
JUMLAH
KECAMATAN/ JUMLAH BURUK YANG
NO BALITA
PUSKESMAS BALITA MENDAPAT
GIZI BURUK
PERAWATAN
1 2 3 4 5
1 Daik 1.333 0 0
2 Penuba 394 2 2
3 Pancur 1.251 3 3
4 Dabo Lama 2.686 3 3
5 Lanjut 535 0 0
6 Resang 290 0 0
7 Raya 1.628 1 1
8 Posek 371 1 1
9 Senayang 1.236 0 0
10 Tajur Biru 1.235 0 0
11 Sungai Pinang 476 0 0
Jumlah 11.443 10 10
Sasaran dari indikator kinerja keenam persentase balita gizi buruk "Sangat
Baik" dengan tingkat capaian 344,44%, hal ini dikarenakan peran serta Ibu Balita
yang membawa Balitanya datang ke Posyandu sudah cukup baik, termasuk
terjaringnya Balita gizi buruk dan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
pabrikan dan demontrasi pembuatan makanan lokal oleh Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Kabupaten Lingga.
50
Tabel 3.10
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 2 Indikator Kinerja Sasaran 3 s.d 6
Tahun 2017-2018
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Angka harapan hidup Data BPS
3 Tahun 61,14 61,44
(tahun) 2018
Angka kematian ibu
4 Jiwa 413 149
2 (1/100.000)
Angka kematian bayi
5 Jiwa 16 19
(1/1.000)
6 Persentase Balita Gizi Buruk % 0.03 0.09
51
4. Pencapaian indikator kinerja meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas. Persentase balita gizi buruk
pada tahun 2019 sebesar 0,09% dibandingkan dengan tahun 2017
sebesar 0,03% maka mengalami penurunan 0,06%. Angka ini
menunjukkan capaian "Sangat Baik" karna tingkat capaian 344,44% dari
target Kabupaten Lingga sebesar 0.31% di Tahun 2019 ini.
Tabel 3.11
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 3 Indikator Kinerja Sasaran 7
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Rata rata
pengeluaran per
3 7 kapita Riil Ribu 886,99 958.250 110,52
disesuaikan
(ribu Rp.)
Sumber: BPS Kabupaten Lingga Tahun 2019
Tingkat pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau
pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi
pendapatan seseorang makin tinggi pula daya beli dan semakin beraneka ragam
kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.
52
2. Tingkat Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin
dipenuhinya. Contoh seorang sarjana lebih membutuhkan komputernya
dibandiingkan seseorang seseorang lulusan sekolah dasar.
3. Tingkat Kebutuhan
4. Harga Barang
Jika harga barang dan jasa naik maka daya beli konsumen cenderung menurun
sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan
naik.
Tabel 3.12
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 3 Indikator Kinerja Sasaran 7
Tahun 2017-2019
Satua Capaian
NO Indikator Kinerja n Tahun Ket
2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6
Rata rata
pengeluaran per
Ribu 979,729 1.028.095 1.028.095
kapita Riil
3 7 disesuaikan
Pengeluaran Belum
11.421.000 11.499.000
Perkapita yang Juta Rilis
disesuaikan
53
rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran maka
semakin membaik pula tingkat kesejahteraannya.
Pola konsumsi rata-rata per kapita penduduk Kabupaten Lingga pada tahun
2019 masih didominasi oleh pengeluaran makanan yang mencapai 54,37 persen,
sedangkan sisanya sebesar 45,63 persen untuk pengeluaran non makanan. Hal ini
mengindikasikan bahwa secara umum penduduk Kabupaten Lingga masih belum
cukup mapan atau tingkat kesejahteraannya belum tinggi. Dari tabel di bawah
terlihat bahwa persentase pengeluaran per kapita penduduk banyak digunakan
untuk konsumsi makanan. Sebanyak 66,63 persen dari total konsumsi makanan
tersebut bahkan didapatkan hanya dari empat kelompok komoditi yang paling
banyak dikonsumsi. Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, keempat
komoditi yang dominan dikonsumsi masih sama dengan tahun 2018. Keempat
kelompok komoditi tersebut berturut-turut adalah makanan dan minuman jadi
(15,89 persen), ikan/ udang/ cumi/ kerang (8,01 persen), padi-padian (7,00
persen), serta rokok dan tembakau (5,33 persen).
Pola pengeluaran per kapita penduduk untuk non makanan selama sebulan
dari total pengeluaran didominasi oleh kelompok komoditi perumahan dan
fasilitasnya yakni sebesar 23,05 persen. Sementara itu, sumbangan terkecil pada
pengeluaran non makanan disokong oleh keperluan pesta dan upacara yaitu
sebesar 1,28 persen.
Namun demikian, secara umum rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
penduduk Kabupaten Lingga pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 7,98
persen dari tahun 2018, yaitu dari Rp 1.028.095,- per bulan di tahun 2018 menjadi
Rp 1.110.177,- per bulan di tahun 2019. Selain itu, jika dilihat dari pola
konsumsinya, konsumsi non makanan masyarakat Kabupaten Lingga juga
mengalami peningkatan dari 44,28 persen di tahun 2018, menjadi 45,63 persen di
tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Lingga semakin membaik.
54
Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Pengetahuan dan
Keterampilan Angkatan Kerja
Tabel 3.13
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 4 Indikator Kinerja Sasaran 8
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Tingkat pengangguran
4 8 % 4 4 100
terbuka
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian Kabupaten
Lingga Tahun 2019
55
Dengan adanya hambatan tersebut perlu dilakukan solusi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi tenaga kerja;
b. Memberikan kemudahan kepada investor dalam berusaha di Kabupaten Lingga;
c. Menyedikan informasi bursa kerja bagi tenaga kerja.
Tabel 3.14
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 4 Indikator Kinerja Sasaran 8
Tahun 2018-2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian Kabupaten
Lingga Tahun 2019
ANGKATAN
NO KECAMATAN PENGANGGURAN
KERJA
1 Singkep 14.962 5.423
2 Siengkep Barat 10.141 4.373
3 Singkep Pesisir 3.310 1.343
4 Singkep Selatan 1.786 664
5 Selayar 2.439 852
6 Kepulauan Posek 2.311 831
7 Lingga 7.954 2.994
8 Lingga Utara 7.729 3.037
9 Lingga Timur 2.661 896
10 Senayang 4.617 1.774
11 Katang Bidare 2.971 1.213
12 Temiang Pesisir 2.677 1.251
13 Bakong Serumpun 5.348 2.623
TOTAL 68.906 27.274
56
Sasaran 5 : Menurunnya Angka Kemiskinan
Tabel 3.15
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 5 Indikator Kinerja Sasaran 9
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase
5 9 % 12,53 12,88 97,28
penduduk miskin
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lingga 2019
Tabel 3.16
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 5 Indikator Kinerja Sasaran 9
Tahun 2018 - 2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
57
menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan penduduk Kabupaten Lingga mengalami
penurunan dibanding tahun 2018. Pada tahun 2018, persentase penduduk miskin di
Kabupaten Lingga adalah sebesar 13,55 persen. Jika dilihat selama lima tahun
terakhir, yaitu dari tahun 2015-2019, persentase penduduk miskin Kabupaten
Lingga terus mengalami penurunan, yaitu dari 14,95 persen di tahun 2015 menjadi
12,88 persen di tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat semakin membaik.
Peningkatan maupun penurunan angka kemiskinan sangat bergantung pada
program-program pengentasan kemiskinan, baik yang dilakukan pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Penduduk miskin adalah penduduk yang sangat rentan
dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya, terutama dengan perubahan harga
pada bahan makanan. Oleh karena itu, bantuan pemerintah berupa bahan makanan
pokok diharapkan mampu menekan angka kemiskinan. Selain itu, bantuan yang
diberikan untuk kesehatan dan pendidikan diharapkan juga mampu menanggulangi
kemiskinan. Dalam jangka panjang, penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan diharapkan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan dapat hidup
mandiri tanpa bantuan dari pemerintah.
Pencapaian indikator kinerja sasaran menurunya angka kemiskinan dari
indikator kinerja persentase penduduk miskin tahun 2019 sebesar 12,88% di
bandingkan dengan tahun 2018 sebesar 13,55%. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan angka kemiskinan sebesar 0,67%.
15,50
14,95
15,00
14,50 14,36
13,84
14,00
13,55
13,50
13,00 12,88
12,50
58
Sasaran 6 : Meningkatkan Kerukunan Hidup Umat Beragama
Tabel 3.17
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 6 Indikator Kinerja Sasaran 10
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Jumlah konflik bernuansa
6 10 Jumlah 0 0 100%
SARA
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lingga Tahun 2019
59
Masyarakat maupun instansi terkait baik instansi yang ada di daerah mapun
dengan instansi vertikal.
Tabel 3.18
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 5 Indikator Kinerja Sasaran 10
Tahun 2018 - 2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Untuk mencapai sasaran Siswa beragama Islam yang bisa membaca Alqur'an
dengan dua indikator kinerja yaitu SD/Mi dengan target 80% dan SMP/MTs dengan
target 85% sebagai berikut:
Tabel 3.19
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 7 Indikator Kinerja Sasaran 11 dan 12
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase capaian Siswa Sekolah Dasar (SD/MI) yang beragama Islam yang
bisa membaca Al-Quran pada tahun 2019 adalah sebesar 81,84% dibandingkan
dengan tahun 2018 sebesar 76,47% maka mengalami peningkatan sebesar 5,37%.
Sedangkan persentase capaian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) yang
60
beragama islam yang bisa membaca Al Quran pada tahun 2019 adalah sebesar
94,86% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 90,62% maka mengalami
peningkatan sebesar 4,24%.
Meskipun Siswa SD/MI dan SMP/MTs yang beragama islam yang bisa
membaca Al Quran mengalami peningkatan tetapi masih belum maksimal, ini
disebabkan masih kurangnya Guru Agama Islam di SD/MI dan SMP/MTs terutama
pada Sekolah Dasar (SD/MI).
Dalam hal ini, Dinas Pendidikan perlu melakukan rekrutmen guru agama
islam serta penambahan kegiatan ekstra kurikuler di Sekolah yang sifatnya
keagamaan, salah satunya adalah membuat kebijakan yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan untuk melaksanakan sebelum proses belajar mengajar dimulai, 15 menit
melakukan pengajian bersama di seluruh Sekolah di Pemerintah Kabpaten Lingga.
61
Tabel 3.20
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 7 Indikator Kinerja Sasaran 11 dan 12
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Salah satu budaya melayu yang perlu dilestarikan adalah bangunan ciri khas
melayu minimal memiliki ornamen-ornamen melayu seperti petunjuk langit, lebah
begayut dan ukiran-ukiran melayu lainnya.
Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja yang
harus dicapai, yaitu persentase nilai budaya, adat tradisi yang digali, direvitalisasi,
62
diaktualisasi, dilestarikan dengan target 34,78% dan rasio gedung pemerintahan
yang berciri khas melayu dengan target 12,33%.
Tabel 3.21
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 8 Indikator Kinerja Sasaran 13 dan 14
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
63
BELUM
NO WBTB YANG DIUSULKAN DITETAPKAN
DITETAPKAN
1 Sandiwara Bangsawan
2 Tudung Manto
3 Bejenjang
4 Tari Inai
5 Tepuk Tepung Tawar
6 Ratib Saman Lingga
7 Silat Pengantik Kepulauan Riau
8 Mandi Syafar Kepulauan Riau
9 Bubur Lambok Lingga
10 Bele Kampung
11 Berkhatam Al-Qur'an Lingga
12 Bersih Tembuni Lingga
13 Gasing Lingga
14 Kain Lipat 44
15 Kepurun Lingga
16 Kue Mueh Pengantin Lingga
17 Layang-layang Lingga
18 Permainan Ambung Gile
19 Tam-Tam Buku Lingga
20 Permainan Tangkap Ayam
21 Sunat Mudim
22 Tradisi Basuh Lantai
23 Tudung Saji Pandan Lingga
24 Tujuh Likur dan Pintu Gerbang
25 Tuturan Asal Mula Nama Kapung Nerekeh
26 Tari Merawai
27 Prosesi Adat Perkawainan Melayu Lingga
28 Malam Nisfu Sya'ban
29 Manakih Saman
30 Pembacaan Hikayat Isra' Miraj
31 Maulud Nabi Muhammad, S.A.W
32 Tradisi Houl Jama'
33 Prosesi Tabur Beras Kunyit
34 Cerita Patahnya Gunung Daik
35 Debus
36 Kue Anta Kesuma
37 Keu Bahulu Berendam
38 Kue Ganti Susu
39 Kue Kacau Tepung
40 Kue Kasidah
41 Kue Pasir Neraka
42 Kue Penganan Bakar
43 Kue Rumput Surga
44 Kue Sango Atau Agar-Agar
64
45 Kue Tahi Burung
46 Kue Belangkas
47 Kue Telur Laba-laba
48 Kue Intan Terambo
49 Kue Apam Bagdad
50 Kue Apam Dewa
51 Bubur Asyura
52 Gubal
53 Barodah
54 Kain Telepok
55 Batik Lingga
56 Obat Rebus
57 Cok Lele
58 Teknologi Menyalo Sagu
59 Kintau Lingga
60 Baju Kurung Teluk Belange
61 Syair Burung
65
Adapun rumus perhitunganya adalah sebagai berikut :
Persentase
gedung yang Jumlah gedung yang berciri khas melayu (59)
= X 100% = 38,56%
berciri khas Bangunan secara keseluruhan (153)
melayu
Tabel 3.22
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 8 Indikator Kinerja Sasaran 13 dan 14
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikatr Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani
dengan target 47% dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut:
66
Tabel 3.23
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 9 Indikator Kinerja Sasaran 15
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase PMKS
9 15 % 47 32,77 80,36
yang ditangani
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga Tahun
2019
Tabel 3.24
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 9 Indikator Kinerja Sasaran 15
Tahun 2018-2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
9 15 Persentase PMKS yang ditangani % 30,03 32,77
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga tahun
2019
Angka realisasi didapati dari jumlah PMKS yang seharusya ditangani selama
tahun 2019 sebesar 574 dan jumlah PMKS yang sudah ditangani sebesar 188 dan
berikut ini tabel jumlah PMKS :
67
Tabel 3.25
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2018
JUMLAH
JUMLAH SUDAH
NO JENIS PMKS SEHARUSNYA PERSENTASE
DITANGANI
DITANGANI
1 2 3 4 5
68
Tabel 3.27
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 10 Indikator Kinerja Sasaran 16 dan 17
Tahun 2019
Tingkat
N
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
o
(%)
1 2 3 4 5 6
Indeks pembangunan
16 % 89,46 89,29 99,77
10 gander
17 Kota layak anak Predikat Pratama Pratama 100
Sumber: Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Kabupaten Lingga tahun
2019
69
Tabel 3.28
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 109 Indikator Kinerja Sasaran 15
Tahun 2018-2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Tabel 3.28
Capaian Indikator Kinerja
Misi 2 Sasaran 11 Indikator Kinerja Sasaran 18 dan 19
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Produksi perikanan
18 Ton 102,06 104,61 102,49
budidaya
11
Produksi Perikanan
19 Ton 39.292,00 36.149,99 92,00
tangkap
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga Tahun 2019
70
a. Ketidak jelasan status kepemilikan lahan untuk usaha pengembangan budidaya
(lahan tambak);
b. Bantuan hibah prasarana budidaya terelisasi pada akhir tahun, sehingga kurang
mendongkrak hasil produksi perikanan budidaya pada tahun 2018 sehingga
jumlah produksi belum diketahui dengan pasti;
c. Masih adanya konflik wilayah penangkapan Ikan antar Nelayan;
d. Kondisi cuaca buruk pada tahun 2018 yang mempengaruhi hasil tangkap.
Tabel 3.29
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 2 Sasaran 11 Indikator Kinerja Sasaran 18 dan 19
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Tabel 3.30
Produksi Kelautan dan Perikanan Budidaya Pada Tahun 2019
Perikanan Budidaya
Perikanan Budidaya 2019
2018
Kecamat Jumla
No Budiday Budiday Jumlah
an Budidaya Budidaya h Budiday
a Air a Air
Laut Air Tawar a Laut
Tawar Payau
1 2 3 4 5 6 7 8
Singkep
1 0,3 0,14 0,44 0,15 0,14 1,70 1,99
barat
2 Singkep 0 0,891 0,891 0 2,30 0 2,30
Singkep
3 0 0 0 0 0 11,85 11,85
selatan
71
Singkep
4 1,263 0,891 2,154 4,20 2,21 0 6,41
pesisir
Tabel 3.31
Produksi Perikanan Tangkap
Tahun 2018-2019
72
9 Senayang 9.619 3.275,47
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB kategori pertanian,
kehutanan dan perikanan dengan target 51,99 %, evaluasi kinerjanya sebagai
berikut :
Tabel 3.32
Capaian Indikator Kinerja
Misi 3 Sasaran 12 Indikator Kinerja Sasaran 20
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
73
berarti sampai dengan tahun 2019 sektor kelautan dan perikanan dalam
perekonomian sudah mampu ditangani dengan baik.
Tabel 3.33
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 3 Sasaran 12 Indikator Kinerja Sasaran 20
Tahun 2017-2018
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
74
persen. Kontribusi tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2017.
Kontribusi sub kategori perikanan pada tahun 2017 adalah sebesar 59,78 persen.
Selama tahun 2014-2019, laju pertumbuhan sub kategori perikanan di Kabupaten
Lingga cenderung berfluktuatif dan cenderung melambat dan menurun selama tiga
tahun terakhir. Pada tahun 2018, sub kategori perikanan mengalami pertumbuhan
negatif yaitu sebesar -0,01 persen. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan
produksi ikan sebagai dampak dari cuaca buruk.
Namun demikian, Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB), nilai PDRB sub kategori perikanan terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Nilai PDRB ADHB pada kategori ini pada tahun 2017 adalah
sebesar 488,66 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 527,20 miliar rupiah
pada tahun 2018.
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB katagori pertanian dan kehutanan dan
perikanan dengan target 46,62 %, evaluasi kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 3.34
Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 13 Indikator Kinerja Sasaran 21
Tahun 2019
Tingkat
Pencapaian
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
1 2 3 4 5 6
75
kehutanan dan perikanan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB
katagori pertanian, kehutanan dan perikanan tingkat pencapaianya sebesar 86,83%
dengan predikat "Baik" Perhitungan dilakukan dari data Badan Pusat Statistik Kab.
Lingga (Lingga Dalam Angka) tahun 2018 dikarenakan BPS Kab. Lingga baru merilis
data tahun 2019 pada bulan Agustus 2020. Sehingga perhitungan ini menggunakan
data tahun 2018.
Tabel 3.35
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 13 Indikator Kinerja Sasaran 21
Tahun 2017-2018
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
Pada tahun 2018, sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa
pertanian berkontribusi terhadap PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lingga sebesar 38,26 persen. Kontribusi tersebut mengalami
penurunan dibanding tahun 2017. Kontribusi sub kategori pertanian, peternakan,
perburuan dan jasa pertanian pada tahun 2017 adalah sebesar 38,69 persen.
Namun demikian, sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian
mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 1,00 persen pada tahun 2018, mengalami
percepatan jika dibandingkan dengan tahun 2017. Pada tahun 2017, pertumbuhan
sub kategori ini hanya sebesar 0,57 persen. Selama tahun 2014-2019, laju
pertumbuhan sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian di
Kabupaten Lingga cenderung berfluktuatif, tetapi selalu mengalami pertumbuhan
positif.
Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB sub kategori
pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Nilai PDRB ADHB pada sub kategori ini pada tahun 2017 adalah
76
sebesar 316,28 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 334,73 miliar rupiah
pada tahun 2018. Sementara itu, nilai PDRB ADHK pada tahun 2017 adalah sebesar
254,07 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 256,61 miliar rupiah di tahun
2018.
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor industri yang mendukung pertanian terhadap PDRB dengan target
1% pada tahun 2019 dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 3.36
Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 14 Indikator Kinerja Sasaran 22
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Kontribusi sektor industri
14 22 yang mendukung pertanian % 1 0,73 99,27
terhadap PDRB
Sumber: Badan Pusat Satatistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)
77
Pencapaian sasaran berkembangnya sektor industri yang mendukung hasil
pertanian dalam arti luas dari indikator kinerja kontribusi sektor industri yang
mendukung pertanian terhadap PDRB dari target 1 % tahun 2019 realisasi 0,73%
dengan pencapaian sasaran sebesar 99,27% dengan predikat "Baik". Hal ini
menunjukkan indikator kinerja kontribusi sektor industri yang mendukung pertanian
terhadap PDRB Kabupaten Lingga sudah berjalan secara sangat optimal. Upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga dalam hal ini Dinas Tenagakerja,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah dan Perindustrian menjalin koordinasi dengan
Investor yang mau berinvestasi disentra IKM Kelapa.
Tabel 3.37
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 14 Indikator Kinerja Sasaran 22
Tahun 2017-2018
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
Kontribusi sektor industri yang
14 22 mendukung pertanian terhadap % 0,76 0,73
PDRB
Sumber: BPS Kabupaten Lingga Tahun 2019
PDRB Kategori Industri Pengolahan
78
Kontribusi sektor industri yang mendukung pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Lingga, dapat didekati berdasarkan kontribusi kategori industri
pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Lingga. Pada tahun 2018, kontribusi kategori
industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Lingga hanya sebesar 0,73 persen.
Kontribusi tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2017. Kontribusi
kategori industri pengolahan pada tahun 2017 adalah sebesar 0,76 persen. Namun
demikian, jika dilihat dari pertumbuhannya, kategori industri pengolahan mengalami
percepatan di tahun 2018 yaitu sebesar 3,85 persen.
Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB kategori
industri pengolahan juga mengalami peningkatan pada tahun 2018. Nilai PDRB ADHB
pada kategori ini meningkat dari 27,82 miliar rupiah di tahun 2017 menjadi 29,10
miliar rupiah di tahun 2018 . Sementara itu, nilai PDRB ADHK kategori industri
pengolahan meningkat dari 20,57 miliar rupiah di tahun 2017 menjadi 21,36 miliar
rupiah di tahun 2018.
Pada tahun 2016-2017, industri pengolahan di Kabupaten Lingga mengalami
pertumbuhan negatif yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan adanya penutupan
satu-satunya industri logam dasar di Kabupaten Lingga pada triwulan kedua tahun
2016. Industri tersebut bergerak dalam bidang pengolahan timah menjadi
lempengan timah.
Pencapaian sasaran berkembangnya sektor industri yang mendukung hasil
pertanian dalam arti luas dari indikator kinerja kontribusi sektor industri yang
mendukung pertanian terhadap PDRB mengalami kenaikan sebesar 0,16%.
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
laju pertumbuhan ekonomi dengan target 5,87%, evaluasi kinerjanya sebagai
berikut :
79
Tabel 3.38
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 15 Indikator Kinerja Sasaran 23
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Tabel 3.39
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 15 Indikator Kinerja Sasaran 23
Tahun 2017-2018
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
80
Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kabupaten Lingga selama lima
tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
meningkatnya produksidi seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh
inflasi. Pada tahun 2018, nilai PDRB Kabupaten Lingga atas dasar harga konstan
2010, mencapai 2.790,0,2 miliar rupiah, sedangkan padatahun 2016 mencapai
sebesar 2.682,78 miliar rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun
2018 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,00 persen, mengalami perlambatan
jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai
6,08 persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lingga selama lima tahun
terakhir adalah 4,34 persen pertahun.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial yaitu sebesar 13,41 persen. Dari 17 lapangan usaha ekonomi
yang ada, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan positif, kecuali lapangan
usaha Pengadaan Listrik dan Gas (-1,19 persen) dan lapangan usaha Pertambangan
dan Penggalian (-7,07 persen). Sebanyak sembilan lapangan usaha mengalami
percepatan pertumbuhan, sedangkan enam lapangan usaha lainnya mengalami
perlambatan pertumbuhan.
Sembilan lapangan usaha yang mengalami percepatan pertumbuhan antara
lain: Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (13,41 persen); Informasi dan Komunikasi
(11,34 persen); Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
(9,87 persen); Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (9,04 persen); Jasa
Pendidikan (7,93 persen); Jasa Lainnya (5,05 persen); Industri Pengolahan (3,85
persen); Jasa Perusahaan (3,67 persen); dan Real Estat (2,26 persen). Sementara
itu, enam lapangan usaha yang mengalami perlambatan pertumbuhan adalah
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
(7,96 persen); Jasa Keuangan dan Asuransi (3,67 persen); Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (2,29 persen); Konstruksi (1,98
persen); Transportasi dan Pergudangan (0,47 persen); dan Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan (0,38 persen).
Pembangunan tidak hanya cukup pada pencapaian pertumbuhan ekonomi
saja. Akan tetapi terdapat banyak dimensi yang dicakup dan target yang ingin
dicapai dengan tujuan utama mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik bagi
masyarakat. Pertumbuhan hanyalah sasaran antara (syarat perlu) bagi tercapainya
81
kesejahteraan. Tanpa pertumbuhan, tujuan pembangunan akan sulit terwujud.
Ukuran kesejahteraan memang sulit tercakup dalam satu indikator yang
komprehensif karena masalah aspek multidimensi yang melatarbelakanginya.
Namun demikian, banyak literatur dan kajian akademik yang menggunakan
berbagai alternatif, diantaranya adalah dengan pendekatan variabel PDRB per
kapita. PDRB per kapita diperoleh dengan membagi nilai PDRB dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun pada waktu tertentu. Oleh karena itu, besar
kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan
besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan
faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar
harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor jasa pariwisata terhadap PDRB dengan target 4,61%, evaluasi
kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 3.40
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 16 Indikator Kinerja Sasaran 24
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Kontribusi sektor jasa
16 24 pariwisata terhadap % 4,61 2,02 43,81
PDRB
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)
82
Tabel 3.41
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 16 Indikator Kinerja Sasaran 24
Tahun 2017-2018
Capaian
NO Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
83
tahun 2017 adalah sebesar 57,28 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 62,46
miliar rupiah di tahun 2018.
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi transportasi terhadap PDRB dengan target 2,25%, evaluasi kinerjanya
sebagai berikut:
Tabel 3.42
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 17 Indikator Kinerja Sasaran 25
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Kontribusi transportasi
17 25 % 2,25 2,17 96,44
terhadap PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Lingga tahun 2019 (Data 2018)
84
dengan "Baik" terlihat dari pencapaian sebesar 96,44% dengan kategori capaian
"baik" walaupun belum mencapai target yang ditetapkan.
Tabel 3.43
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 17 Indikator Kinerja Sasaran 25
Tahun 2017-2018
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
Kontribusi transportasi terhadap
17 25 % 2,09 2,17
PDRB
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab Lingga 2019 (Data 2018)
85
Namun demikian, hanya empat subkategori yang tersedia di Kabupaten
Lingga. Kontribusi yang diberikan kategori ini terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Lingga pada tahun 2018 hanya sekitar 2,06 persen. Akan tetapi,
kontribusi tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun
2018 mengalami sedikit penurunan.
Wilayah Kabupaten Lingga yang terdiri dari pulau-pulau menjadikan
transportasi menjadi sarana yang penting dalam mendukung akitivitas ekonomi
daerah khususnya transportasi laut baik yang menghubungkan antarpulau maupun
yang menghubungkan Kabupaten Lingga dengan kabupaten/ kota lain.
Laju pertumbuhan kategori transportasi dan pergudangan dari tahun 2014
hingga 2018 cenderung berfluktuatif. Selama tahun 2014 hingga 2015 terus
mengalami perlambatan, bahkan pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan negatif
yaitu sebesar -1,65 persen. Hal ini disebabkan subkategori angkutan laut sebagai
kontributor terbesar pembentuk PDRB kategori transportasi dan pergudangan
mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2015, yaitu sebesar -3,46 persen.
Akan tetapi, pada tahun 2016-2017, laju pertumbuhan kategori transportasi dan
pergudangan kembali mengalami percepatan, dengan laju pertumbuhan mencapai
10,45 persen di tahun 2016, dan 12,38 persen di tahun 2017. Namun demikian,
pada tahun 2018, pertumbuhan kategori ini kembali mengalami perlambatan, yaitu
hanya tumbuh sebesar 0,47 persen. Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan
perlambatan pertumbuhan yang sangat signifikan pada sub kategori angkutan laut
sebagai kontributor terbesar dalam kategori transportasi dan pergudangan.
Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB kategori
transportasi dan pergudangan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Nilai PDRB ADHB kategori ini pada tahun 2017 adalah sebesar 79,84 miliar rupiah,
kemudian meningkat menjadi 81,72 miliar rupiah pada tahun 2018. Sementara itu,
nilai PDRB ADHK pada tahun 2017 adalah sebesar 53,39 miliar rupiah, kemudian
meningkat menjadi 53,64 miliar rupiah di tahun 2018.
86
Sasaran 18 : Meningkatnya Investasi Daerah
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
persentase pertumbuhan investasi daerah dengan target 30%, evaluasi kinerjanya
sebagai berikut:
Tabel 3.44
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 18 Indikator Kinerja Sasaran 26
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase Pertumbuhan
18 26 % 30 66,6 222
Investasi
Sumber: Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Perdagangan 2019
87
Tabel 3.45
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 18 Indikator Kinerja Sasaran 26
Tahun 2018-2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
persentase jalan Kabupaten dalam kondisi mantap dengan target 33%, evaluasi
kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 3.46
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 19 Indikator Kinerja Sasaran 27
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase jalan
19 27 kabupaten dalam % 33 12,20 36,96
kondisi Baik
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 2019
88
2) Belum maksimalnya penanganan pembangunan jalan/jembatan yang merata di
Kabupaten Lingga, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang perlu penanganan
cukup banyak dan belum terlaksana sepenuhnya yang disebabkan ketersediaan
anggaran yang belum cukup.
Tabel 3.47
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 19 Indikator Kinerja Sasaran 27
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase jalan kabupaten dalam
19 27 % 11,33 12,20
kondisi baik
Tabel 3.48
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 20 Indikator Kinerja Sasaran 28
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Jumlah arus penumpang
20 28 di pelabuhan dan Jumlah 33.214 228.798 668,86
terminal
Sumber: Dinas perhubungan Kabupaten Lingga Tahun 2019
89
REKAPITULASI ARUS PENUMPANG KAPAL
SELAMA TAHUN 2019
Tabel 3.49
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 20 Indikator Kinerja Sasaran 28
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
90
Capaian sasaran lancarnya arus penumpang melalui terminal dan pelabuhan
dengan indikator kinerja Lancarnya penumpang melalui di pelabuhan dan terminal
sebesar 228.798 ditahun 2019 dan pada tahun 2018 sebesar 175.875 mengalami
kenaikan sebesar 858 orang. Tingkat pencapaian sangat baik dan terdapat kenaikan
jumlah penumpang dari tahun 2018.
Tabel 3.50
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 21 Indikator Kinerja Sasaran 29
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase rumah
% 86 76,13 88,52
21 29 tangga berakses air
minum
Sumber : Dinas Perkerjaan Umum dan Penataan ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Tahun
2019
Tabel 3.51
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 21 Indikator Kinerja Sasaran 29
Tahun 2019
Capaian
No Indikator Kinerja Tahun Ket
Satuan
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase rumah tangga
21 29 % 74,87 76,13
berakses air minum
91
Capaian sasaran meningkatnya cakupan pelayanan Air minum dan indikator
kinerja Persentase rumah tangga berakses air minum 76,13% pada tahun 2019 dan
ditahun 2018 sebesar 74,87% hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar
1,26%. Adapun kegiatan yang mendukung pada tahun 2019 adalah Penyediaan
sarana dan prasarana air bersih/air minum, sehingga pada tahun 2019, jumlah Jiwa
yang terlayani Air bersih pada tahun 2019 sebanyak 76.886 Jiwa dari Jumlah
Penduduk Kabupaten Lingga per Desember 2019 sebanyak 103.919 Jiwa.
Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja yang
harus dicapai, yaitu persentase pemukiman yang bersanitasi baik dan persentase
pemukiman yang layak huni dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 3.52
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 22 Indikator Kinerja Sasaran 30 dan 31
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase pemukiman %
30 80 94,85 118,56
yang bersanitasi baik
22
Persentase pemukiman
31 % 80 88,10 110,13
yang layak huni
Dinas Perkerjaan Umum dan Penataan ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten
LinggaTahun 2019
92
Tabel 3.53
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 22 Indikator Kinerja Sasaran 30 dan 31
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase pemukiman yang
30 % 47,85 94,85
bersanitasi baik
22
Persentase pemukiman yang
31 % 95,69 88,10
layak huni
Untuk mencapai sasaran ini dengan indikator kinerja yaitu luas area sawah
yang dialiri irigasi dengan target 400 Hektar, evaluasi kinerjanya sebagai berikut:
93
Tabel 3.54
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 22 Indikator Kinerja Sasaran 32
Tahun 2017
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Tabel 3.55
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 23 Indikator Kinerja Sasaran 32
Tahun 2018-2019
(2)
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
94
Capaian sasaran meningkatnya pelayanan irigasi dengan indikator kinerja
luas area Sawah yang dialiri irigasi sebesar 350 Hektar ditahun 2019 dan ditahun
2018 sebesar 45 Hektar, capaian mengalami kenaikan yang sangat tinggi yaitu
sebesar 350 Hektar. Hal ini menunjukkan di Kabupaten Lingga terjadi perluasan
area persawahan yang dialiri irigasi yang sangat luas.
Untuk mencapai sasaran ini ditetapkan indikator kinerja yang harus dicapai,
yaitu persentase ketaatan terhadap RT/RW dengan target 35% evaluasi kinerjanya
sebagai berikut:
Tabel 3.56
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 24 Indikator Kinerja Sasaran 33
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase ketaatan
24 33 % 35 22,75 65
terhadap RT/RW
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 2019
95
1. Peruntukan kawasan lindung yang dinyatakan kawasan non budidaya adalah
kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yaitu daerah
yang memiliki kendala fisik tertentu seperti lereng curam, rawan banjir, rawan
longsor dan erosi, kawasan bergambut, dan kedalaman efektif agak dangkal
hingga dangkal dengan luas ± 69.120,65 Ha.
2. Peruntukan kawasan budidaya ± 154.435,00 Ha dengan rincian sebagai
berikut:
3. Realisasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lingga Tahun 2019:
Kawasan Perikanan : ± 81,55 Ha
Kawasan Pertanian Tanaman Pangan : ± 270,9 Ha
Kawasan Perkebunan : ± 4.567 Ha
Kawasan Peternakan : ± 1 Ha
Hutan Taman Rakyat : ± 38,7 Ha
Kawasan Pariwisata : ± 619,686 Ha
Kawasan Hortikultura : ± 10.990 Ha
Kawasan Budidaya Lainya : ± 63 Ha
Kawasan Lindung Pulau Lainnya : ± 938 Ha
96
Total Ralisasi RT/RW Tahun 2019 : ± 17.569 ha
Tabel 3.57
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 24 Indikator Kinerja Sasaran 33
Tahun 2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase ketaatan terhadap
24 33 RT/RW % 22,60 22,75
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 2019
Untuk mencapai sasaran ini ditetapkan indikator kinerja yang harus dicapai,
yaitu indeks kualitas lingkungan hidup target 82% evaluasi kinerjanya sebagai
berikut :
97
Tabel 3.58
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 25 Indikator Kinerja Sasaran 34
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Indeks Kualitas
25 34 % 82 86,21 105,13
Lingkungan Hidup
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga Tahun 2019
98
luas tutupan lahan yang terjaga baik berupa hutan lahan kering primer, hutan lahan
kering skunder, hutan rawa primer, hutan rawa skunder, hutan mangrove primer,
hutan mangrove sekinder, hutan tanaman, semak/belukar, sempadan sungai,
danau/waduk.
Pengelolaan lingkungan hidup dalam pembangunan yang berwawasan
lingkungan, melalui indikator persentase upaya penyampaian data/informasi bidang
lingkungan hidup mencapai hasil 100%.
Tabel 3.59
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 25 Indikator Kinerja Sasaran 34
Tahun 2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Indeks Kualitas Lingkungan
25 34 Hidup % 0 86,21
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga Tahun 2019
Untuk mencapai sasaran ini pada tahun 2019 telah ditetapkan 3 (tiga)
indikator kinerja yaitu: 1). Predikat LKjIP dengan target CC, 2). Predikat LPPD
dengan target 4 dan 3). Opini BPK dengan target WTP dengan capaian indikator
kinerjanya sebagai berikut:
Tabel 3.60
Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 26 Indikator Kinerja Sasaran 35 s.d 37
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Pencapaian
1 2 3 4 5 6
99
Pencapaian sasaran meningkatnya kinerja dan tranparansi penyelenggaraan
pemerintahan serta pengelolaan keuangan daerah dari tiga indikator kinerja
predikat LKjIP dan Opini BPK sudah berjalan sesuai dengan target yang dinginkan,
sedangkan Predikat LPPD tidak mencapai target yang telah ditetapkan.
Tabel 3.61
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 26 Indikator Kinerja Sasaran 35 s.d 37
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
35 Predikat LKjIP Predikat CC CC
26 36 Predikat LPPD Peringkat 3 5
Pada Indikator Kinerja Predikat LKJiP sudah memenuhi target yang telah
ditetapkan yaitu "CC" namun hal ini tatap saja belum dikategorikan sangat baik,
adapun hal-hal yang mempengaruhi hal tersebut adalah:
1. Masih adanya sasaran yang belum berorientasi outcome, indikator sasaran belum
memenuhi kriteria yang baik, relevan atau cukup mencapai sasaran.
2. Rencana Aksi atas kinerja belum mencantumkan target secara periodik atas
kinerja.
100
3. Kualitas RPJMD mapun Renstra belum sepenuhnya baik, dilihat dari
Program/kegiatan yang ada belum mencapai tujuan/sasaran.
4. Renstra Perangkat Daerah belum selaras dengan RPJMD sehingga belum
menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan.
5. Perangkat Daerah belum memiliki mekanisme pengumpulan data kinerja yang
memadai.
6. Iku Perangkat Daerah belum selaras dengan IKU Daerah.
7. Pemerintah Kabupaten Lingga telah membangun e-Planning, e-Budgeting dan e-
Monev, namun belum terintegrasi dan tidak menyajikan data kinerja yang
seharusnya.
Pada indikator kinerja Opini BPK, Pemerintah Kabupaten Lingga
mendapatkan Predikat "WTP" (Wajar Tanpan Pengeculian) yang kedua kalinyanya.
Adapun faktor-faktor yang mendukung perolehan WTP ini adalah:
1. LKPD telah sesuai dengan SAP yang berlaku.
2. LKPD telah cukup mengungkapkan informasi keuangan dalam LKPD sesuai
dengan pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti yang disebutkan dalam
SAP.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga telah memiliki tingkat kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-undangan terkait dengan pelaporan keuangan/LKPD
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga telah menerapkan sistim pengendalian
intern yang efektif terkait dengan pelaporan keuangan/LKPD
5. Dalam semua hal yang material posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Lingga
per tanggal 31 Desember 2018 realisasi anggaran, arus kas serta perubahan
ekuitas pada tahun tersebut sesuai dengan SAP.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan Pemerintah
Kabupaten Lingga sebagai upaya untuk mempertahankan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), Pemerintah Kabupaten Lingga meminta kepada Kepala
Perangkat Daerah untuk:
1. Membangun dan memperkuat komitmen segenap pimpinan dan pegawai
disemua level dan unit kerja dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel.
2. Mengimplementasikan system pengendalian internal pemerintah sebagai soft
control dalam penegakan integritas dan nilai etika.
101
3. Penyusunan laporan keungan dan pelaksanaan review dilaksanakan sesuai
standar akuntansi pemerintah.
4. Menyelesaikan rekomendasi hasil pemeriksaan Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan penuh
kesungguhan.
Tabel 3.62
Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 27 Indikator Kinerja Sasaran 38
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
1 2 3 4 5 6
Indek kepuasaan
27 38 masyarakat terhadap Predikat C A 200%
pelayanan public
Sumber: Dinas Kependukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga tahun 2019
102
Tabel 3.63
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 27 Indikator Kinerja Sasaran 38
Tahun 2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Indek kepuasaan
26 38 masyarakat terhadap Predikat B A
pelayanan public
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lingga 2019
NILAI RATA-RATA
NO UNSUR PELAYANAN
TERTIMBANG
1 Prosedur Pelayanan 0,26
2 Persyaratan Pelayanan 0,26
3 Kejelasan Petugas Pelayanan 0,26
4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 0,25
5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 0,25
6 Kemampuan Petugas Pelayanan 0,24
7 Kecepatan Pelayanan 0,25
8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 0,24
9 Kesopanan dan Keramahan Petugas-petugas 0,24
10 Kewajaran Biaya Pelayana 0,27
11 Kepastian Biaya Pelayanan 0,27
12 Kepastian Jadwal Pelayanan 0,27
13 Kenyamanan Lingkungan 0,24
14 Kenyamanan Pelayanan 0,24
Nilai Interval SKM 3,54
Nilai Interval Konversi SKM 88,56
Mutu Pelayanan A
Kinerja Unit Pelayanan SANGAT BAIK
103
3. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Keberhasilan kinerja sasaran tahun 2019 didukung oleh tersedianya input
berupa Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Perubahan (APBDP) sebesar Rp.
1.050.301.013.207,07 dengan realisasi sebesar Rp. 976.058.628.445 adapun
anggaran yang masuk dalam indikator kinerja tahun 2018 adalah sebesar Rp.
247.394.680.271,00 dan tereliasasi sebesar Rp. 225.350.911.550,00,00 atau
91,08% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.63
104
Tabel 3.64
Anggaran APBD Perubahan dan Realisasi
Kabupaten Lingga Tahun 2019
Program peningkatan
Meningkatnya kualitas 256.420.000,00 250.419.960,00
kesempatan kerja
pengetahuan dan Tingkat pengangguran
4 8 4 Program perlindungan
ketrampilan angkatan terbuka ( % )
kerja dan pengembangan 241.890.000,00 236.334.100,00
lembaga ketenagakerjaan
Program pemberdayaan
penyuluh
Kontribusi sektor 1.358.980.600,00 964.698.374,00
petani/perkebunan
pertanian terhadap PDRB
Meningkatnya taraf hidup lapangan
13 21 Kategori Pertanian, 46,62
Petani dan Nelayan
Kehutanan dan Perikanan
Program peningkatan
(%) 3.660.131.248,00 2.309.013.123
produksi hasil peternakan
Program peningkatan
produksi pertanian dan 4.242.493.100,00 3.563.576.014,00
perkebunan
PENUTUP
BUPATI LINGGA
H. ALIAS WELLO
PROGRAM/
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN
KEGIATAN
Rata - rata lama sekolah Program Pendidikan wajib belajar sembilan
1 6,21 25.385.162.036
Meningkatkan Kualitas dan (tahun) tahun
1
aksesibilitas pendidikan Harapan lama sekolah Program Peningkatan mutu pendidikan dan
2 12.72 4.405.109.920
(tahun) tenaga kependidikan
Angka harapan hidup Program peningkatan pelayanan kesehatan
3 63,37 71.469.000
(tahun) lansia
Meningkatkan derajat Angka kematian ibu Program Peningkatan keselamatan ibu
4 136 271.330.000
kesehatan masyarakat dan (1/100.000) melahirkan dan anak
2
aksesibilitas pelayanan Angka kematian bayi Program Peningkatan Pelayanan kesehatan anak
5 27 113.690.000
kesehatan yang berkualitas (1/1.000) balita
Persentase balita gizi
6 0.31 Program perbaikan gizi masyarakat 899.008.000
buruk
Rata - rata pengeluaran
Meningkatnya daya beli Program Koordinasi Kebijakan Bidang Ekonomi
3 7 per kapita Rill Disesuaikan 886,99 1.133.990.000
masyarakat
( ribu Rp )
BUPATI LINGGA
H. ALIAS WELLO
CAPAIAN KATEGORI
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
(%) CAPAIAN
Meningkatkan Kualitas dan 1 Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,21 6,27 100,97 SANGAT BAIK
1
aksesibilitas pendidikan 2 Harapan lama sekolah (tahun) 12.72 12,43 97,72 BAIK
Meningkatnya kualitas
4 pengetahuan dan 8 Tingkat pengangguran terbuka (%) 4 4 100 SANGAT BAIK
ketrampilan angkatan kerja
Menurunya angka
5 9 Persentase penduduk miskin (%) 12,53 12,88 97,28 BAIK
kemiskinan
Meningkatnya kerukunan
6 10 Jumlah konflik bernuansa SARA 0 0 100 SANGAT BAIK
hidup umat beragama
Persentase siswa beragama islam yang
Meningkatnya pemahaman bisa membaca Al Qur'an (%)
7 masyarakat terhadap nilai - 11 SD/MI 80 81,84 102,3 SANGAT BAIK
nilai agama
12 SMP/MTs 85 94,86 111,6 SANGAT BAIK
Meningkatnya produksi 18 Produksi Perikanan Budidaya ( Ton ) 102,06 104,61 102,49 SANGAT BAIK
11
kelautan dan perikanan 19 Produksi perikanan Tangkap ( ton ) 39.292,01 36.149,99 92,00 BAIK
Kontribusi sektor kelautan dan
Meningkatnya peran sektor
perikanan terhadap PDRB Kategori
12 kelautan dan perikanan 20 51,99 60,26 115,90 SANGAT BAIK
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
dalam perekonomian daerah
(% )
Berkembangnya sektor
Kontribusi sektor industri yang
industri yang mendukung
14 22 mendukung pertanian terhadap PDRB 1 0,73 99,27 BAIK
hasil pertanian dalam arti
(%)
luas
Meningkatnya Pertumbuhan
15 23 Laju pertumbuhan ekonomi ( % ) 5,87 4 68,14 CUKUP
Ekonomi Daerah