Anda di halaman 1dari 130

i

i
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Pemerintah Kabupaten Lingga dapat
menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Lingga tahun
2019.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga disusun sesuai


dengan instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Riviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP ini
merupakan upaya untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah
dilakukan selama tahun 2019, sebagai konsistensi terhadap komitmen untuk
menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan
yang baik (Good Govermance).

LKjIP Kabupaten Lingga merupakan bentuk pertanggungjawaban atas


kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang telah diamanahkan kepada
Pemerintah Kabupaten Lingga yang diuraikan dalam bentuk pencapaian kinerja dan
disajikan setelah melalui proses pengumpulan data kinerja dan informasi pendukung
lainnya. Laporan kinerja ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi
keadaan masa lalu dan digunakan dalam pengukuran kinerja secara sistematis
tentang informasi kinerja yang dapat mendukung kualitas perencanaan dimasa
mendatang. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan Kabupaten Lingga tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras
semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam
perumusan kebijakan, implentasi mapun pengawasannya.

LKjIP Tahun 2019 ini memuat informasi tentang penyelenggaraan


pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan, serta pencapaian
sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Pemerintah Kabupaten Lingga

i
yaitu" MENJADIKAN LINGGA SEBAGAI PUSAT SUMBER DAYA KELAUTAN
MENUJU MASYARAKAT MAJU, SEJAHTERA, AGAMIS DAN BERBUDAYA",

sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga 2016-2021.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam penyusunan LKjIP
Kabupaten Lingga Tahun 2018.

Daik Lingga, 16 Maret 2020

BUPATI LINGGA

H. ALIAS WELLO

ii
DAFTAR ISI

REVIU INSPEKTORAT KAB. LINGGA ............................................................


KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum...................................................................... 4
1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................. 5
1.4. Gambaran Umum Kabupaten Lingga .......................................... 6
1.5. Penduduk ................................................................................ 10
1.6. Pendidikan ............................................................................... 11
1.7. Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah .................... 11
1.8. Kesehatan ............................................................................... 12
1.9. Kewenangan Tugas dan Pokok dan Struktur Organisasi ................ 12
1.10. Isu Strategis........................................................................... 15
1.11. Sistematika Penulisan .............................................................. 16
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................ 18
A. Rencana Kinerja Tahun 2018........................................................ 18
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018...................................................... 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................. 30
1. Metodelogi Pengukuran Pencapaian Kinerja ............................... 33
2. Analisis Kinerja ....................................................................... 34
3. Akuntabilitas Keuangan ........................................................... 104
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 111
LAMPIRAN
 Perjanjian Kinerja Bupati Lingga Tahun 2019
 Pengukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019

iii
IKHTISAR EKSEKUTIF

Pemerintah Kabupaten Lingga berupaya menyelenggarakan pemerintahan


dengan berprinsip pada tatakelola pemerintahan yang baik dan berorientasi pada
hasil sesuai dengan kewenangannya. Dalam mewujudkan Good Govermance,
akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting harus diimplentasikan dalam
manajemen pemerintahan. Akuntabilitas kinerja sekurang-kurangnya harus memuat
visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas atas
peremusan perencanaan strategis organisasi sehingga menggambarkan hasil yang
ingin dicapai dalam bentuk sasaran yang dapat diukur.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan wujud
pertanggungjawaban dalam mengukur kinerjanya selama melaksanakan tugas dan
kewenangannya. Materi yang terkandung dalam LKjIP berorientasi pada analisis
pencapaian sasaran serta pengukuran atas kegiatan yang ditetapkan dalam rencana
kinerja tahunan. Analisis pencapaian sasaran memuat informasi mengenai
keberhasilan dan kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
sehingga dapat diidentifikasi penyebab serta pemecahan masalahnya.
Tahun 2018 merupakan tahun KETIGA dalam upaya pencapaian tujuan dan
sasaran melalui indikator-indikator sasaran yang menunjukkan keberhasilan untuk
mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Lingga Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2016-2021.
Pemerintah Kabupaten Lingga pada umumnya telah berhasil menyelesaikan
program dan kegiatan yang telah direncanakan dan telah menghasilkan Output
yang direncanakan, namun dengan segala kerendahan hati menyatakan bahwa
masih diperlukan upaya yang lebih keras dan bersungguh-sungguh, sehinga dimasa
yang akan datang dapat menyajikan target dan capaian kinerja dengan lebih baik
dan dapat mempersempit perbedaan presepsi terhadap realisasi capaian kinerja
yang tersaji didalam Laporan Kinerja sesuai dengan harapan stakeholder.
Keberhasilan pencapaian sasaran ini tidak terlepas dari komitmen penuh
dari Bupati beserta dukungan segenap Staf dan Pegawai di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lingga di samping adanya koordinasi dan sinergi dengan pihak terkait.

iv
Terhadap sasaran yang belum tercapai sepenuhnya, disampaing karena
adanya faktor eksternal yang tidak dapat diantisipasi juga disebabkan faktor internal
yang perlu diperbaiki dimasa mendatang, diantaranya penetapan target yang
kurang tepat sehingga masih terdapat kegiatan yang belum terlaksana ataupun
terlambat dilaksanakan yang berakibat tertunda pemanfaatannya.
Adapun kekurangan dan keberhasilan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Kabupaten Lingga dapat dilihat dalam pembahasan BAB III Akuntabilitas
Kinerja. Kekurangan dan Keberhasilan yang telah dicapai selama tahun 2019 telah
memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi Pemerintah Kabupaten Lingga
untuk meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Berbagai langkah antisipasi
akan ditempuh untuk pemecahan masalah yang mungkin akan dijumpai pada
penyelenggaraan pemerintahan di masa yang akan datang.

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk


mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme
(KKN).
Dalam rangka mencapai visi dan misi serta untuk menunjukkan prioritas
utama perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam
bidang ekonomi, dan kepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda
prioritas itu disebut NAWA CITA yang terdiri dari:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri
bebas aktif;
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokrasi, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakakn
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6. Meningkatkan produktifias rakyat dan daya saing dipasar internasional sehingga


bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karater bangsa; dan

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

1
Good governance yang dimaksud adalah merupakan proses
penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good
and services disebut governance (pemerintahan atau kepemerintahan), sedangkan
praktek terbaiknya disebut "good governance" (pemerintahan yang baik). Good
governance yang efektif menuntut adanya “alignment” (koordinasi) yang baik dan
integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi, dengan demikian
penerapan konsep good governance penyelenggaraan kekuasaan pemerintah
negara merupakan tantangan tersendiri.
Perlunya sistem pertanggungjawaban daerah atas segala proses tindakan-
tindakan yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju instrumen kinerja daerah. Hal
inilah merupakan bagian terpenting untuk ditata agar dapat mewujudkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). Perlu diperhatikan
pula adanya mekanisme untuk meregulasi kinerja pada setiap instansi pemerintah
dan memperkuat peran dan kapasitas parlemen, serta tersedianya akses yang sama
pada informasi bagi masyarakat luas.
Konsep dasar kinerja instansi pemerintah didasarkan pada klasifikasi
responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan
untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap
jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada
bagiannya. Kinerja instansi pemerintah didefinisikan sebagai suatu perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
Dalam dunia birokrasi, kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan
prestasi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil
yang menjadi target yang akan dicapai atau kegagalan pelaksanaan program dan
kegiatan instansi yang bersangkutan. Hal tersebut bertujuan agar kinerja instansi
pemerintah mampu melaksanakan amanat TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang
penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelengaraan negara yang bersih
dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi
pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan

2
secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan pada
kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi dikatakan
berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila program yang disusun
dan kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan outcome maupun dampak dari
kegiatan yang dilaksanakan kedepan.
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah,
maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran
tersebut tidak semata-mata kepada input (masukan) dari program, akan tetapi lebih
ditekankan pada output (keluaran), proses, manfaat dan dampak. Sistem
pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan kinerja instansi
pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan. Melalui
pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari
kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; setiap Pemerintah Daerah
(Bupati) diminta untuk menyampaikan Laporan Kinerja kepada Gubernur, Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan RB, dan Menteri Dalam Negeri, sebagai perwujudan kewajiban suatu
Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dibuat dalam rangka
perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada
setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem kinerja instansi pemerintah
yang memadai. LKjIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan
alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas,
maka LKjIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu
memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan
daerah serta partisipasi masyarakat.
Bertitik tolak dari RPJMD Perubahan Kabupaten Lingga Tahun 2016-2021,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPDNegara dan Reformasi Birokrasi No. 53

3
Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP Tahun
2020 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran
tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi
pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas
pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga yang menjadi laporan
kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Bupati kepada Presiden ini telah
disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang
dilaporkan dalam LKjIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2019.

1.2. Landasan Hukum


Pelaksanaan penyusunan LKjIP Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019
dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang melandasi
pelaksanaan LKjIP, yaitu :

1. TAP MPR Republik Indonesia No.XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara


yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan
Nepotisme;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Pembentukkan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 146 , Tambahan Lembaran Negara
Repulik Indonesia);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan


Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

4
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 4 Tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lingga Tahun
2016-2021;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 12 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lingga Tahun Anggaran 2018;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Lingga Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lingga tahun 2018;

14. Surat Keputusan Bupati Kabupaten Lingga Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lingga Tahun 2016-2021.

1.3. Maksud dan Tujuan


Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal yang terpenting diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan ( disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja, dengan tujuan:

5
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerjanya.

1.4. Gambaran Umum Kabupaten Lingga

1.4.1. Aspek Geografis dan Demografi

Aspek geografi dan demografi merupakan salah satu aspek kondisi


kewilayahan yang mutlak diperhatikan sebagai ruang dan subyek pembangunan.
Aspek geografi memberikan gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah,
potensi pengembangan wilayah. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara
lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara
keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu. Dari uraian ini diharapkan dapat
terpetakan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan
Kabupaten Lingga lima tahun kedepan.

1.4.2. Karakteristik Lokasi dan Wilayah


Karateristik lokasi dan wilayah pada sub bab ini menjelaskan tentang luas
dan batas wilayah serta letak dan kondisi geografis Kabupaten Lingga.

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten
Lingga mempunyai luas wilayah daratan dan lautan mencapai 211,772 km 2 dengan
luas daratan 2.117,72 km2 (1 %) dan lautan 209,654 km2 (99%).
Kabupaten Lingga secara administrasi berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kota Batam dan laut Cina Selatan.
Sebelah Selatan : Laut Bangka dan Selat Berhala.
Sebelah Barat : Laut Indragiri Hilir.
Sebelah Timur : Laut Cina Selatan.

6
Gambar I.1
Peta Wilayah Kabupaten Lingga

Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Tahun 2016.

Tabel 1.1
Pembagian Dan Luas Wilayah Kabupaten Lingga

Banyaknya Luas Daratan


No Kecamatan
Kelurahan Desa Km2
1 Singkep Barat 1 11 406.25
2 Singkep 3 3 127.51
3 Singkep Selatan 0 3 155.38
4 Singkep Pesisir 0 6 95.01
5 Lingga 1 10 379.66
6 Selayar 0 4 41.85
7 Lingga Timur 0 6 128.83
8 Lingga Utara 1 11 361.32
9 Senayang 1 4 179.86
10 Kepulauan Posek 0 3 43.13
11 Katang Bidara 0 5 39.58
12 Temiang Pesisir 0 3 104.51
13 Bakung Serumpun 0 6 140.09
Jumlah 7 75 2.202.981
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Lingga Tahun 2019

7
Dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga, terluas adalah Singkep Barat
yaitu 406,25 km2 (19 % dari total luas daratan) yang terdiri dari 11 Desa dan 1
Kelurahan, kemudian Kecamatan Lingga yaitu 379,66 km2 (17% dari total luas
daratan) yang terdiri dari 10 Desa dan 1 Kelurahan. Berikut ini menunjukkan jumlah
Desa/Kelurahan yang ada dimasing-masing Kecamatan.

Tabel 1.2
Desa/Kelurahan Yang Ada di Kabupaten Lingga

NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Raya Sungai Harapan
Sungai Buluh Jagoh
Bakong Langkap
1 Singkep Barat
Marok Tua Tanjung Irat
Tinjul Bukit Belah
Sungai Raya -
Kel. Dabo Batu Berdaun
2 Singkep Kel. Dabo Lama Batu Kacang
Kel. Sungai Lumpur Tanjung Harapan
Marok Kecil Berhala
3 Singkep Selatan
Resang -
Berindat Persing
4 Singkep Pesisir Sedamai Lanjut
Kote Pelakak
Pekajang Kelumu
Mepar Kelombok
Merawang Daik
5 Lingga
Panggak darat Panggak Laut
Musai Mentuda
Nerekeh -
Selayar Penuba
6 Selayar
Pantai Harapan Penuba Timur
Bukit Langkap Kerandin
7 Lingga Timur
Pekaka Keton

8
NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN
Sungai Pinang Kudung
Sekanah Duara
Resun Limbung
Bukit Harapan Teluk
8 Lingga Utara
Linau Pancur
Rantau Panjang Sungai Besar
Rusun Pesisir Belungkur
Mamut Penaah
9 Senayang
Laboh Baran
Benan Pulau Duyung
11 Katang Bidara Mensanak Pulau Medang
Pulau Bukit -
Temiang Pulau Batang
12 Temiang Pesisir
Tajur Biru -
Batu Berlubang Tanjung Kelit
13 Bakung Serumpun Cempa Tanjung Lipat
Pasir Panjang Rejai
Sumber : Sekretariat Daerah (Bagian Tata Pemerintahan) 2019

2) Letak dan Kondisi Geografis


Secara Geografis Kabupaten Lingga terletak di antara 0° 00’ - 1° 00’ Lintang
Selatan dan 103° 30’ - 105°00’ Bujur Timur. Berdasarkan RTRW Kabupaten Lingga
2011-2031, luas wilayah daratan dan lautan mencapai 45.667,56 km persegi
dengan luas daratan 2.235,48 km persegi dan lautan 43.432,08 km persegi.
Wilayahnya terdiri dari 604 buah pulau besar dan kecil. Tidak kurang dari 86 buah
diantaranya sudah dihuni, sedangkan sisanya 518 buah walaupun belum
berpenghuni sebagiannya sudah dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas kegiatan
pertanian, khususnya pada usaha perkebunan.

9
3) Topografi
Jika dilihat dari topografinya, sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga
adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN),
terdapat 73.947 ha yang berupa daerah berbukit-bukit, sementara daerah datarnya
hanya sekitar 11.015 ha. Pada dasarnya, wilayah Kebupaten Lingga memiliki
kemiringan yang ideal untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan, karena
hampir mencapai 65 %, wilayah Kabupaten Lingga berada dalam kemiringan 0-2 %,
disusul oleh wilayah dengan kemiringan di atas 40 % yaitu mencapai hampir 17 %.
Hal ini sesuai dengan keadaan tofografi Kabupaten Lingga yang didominasi oleh
daerah yang berbukit-bukit.

1.5. Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung
besarnya semua kebutuhan yang diperlukan Masyarakat, seperti perumahan,
sandang, pangan, pendidikan dan sarana penunjang lainnya. Tabel berikut ini
menerangkan jumlah penduduk di Kabupaten Lingga Tahun 2018 dan 2019.

Tabel 1.3
Jumlah Penduduk di Kabupaten Lingga
Tahun 2018 dan 2019

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)


2018 2019
1. Singkep 24.169 24.404
2. Lingga 11.988 12.176
3. Senayang 22.364 6.612
4. Singkep Barat 14.632 14.752
5. Lingga Utara 11.368 11.542
6. Singkep Pesisir 4.807 4.869
7. Lingga Timur 3.908 3.973
8. Selayar 3.529 3.565
9. Singkep Selatan 2.619 2.614
10. Kepulauan Posek 3.308 4.431
11. Katang Bidare --- 4.253
12. Temiang Pesisir --- 3.803
13. Bakung Serumpun --- 7.953
Jumlah 102.692 104.947
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga, tahun 2019

10
Melakukan pemerataan penduduk merupakan salah satu tujuan
pembangunan di Kabupaten Lingga. Dengan pemerataan, penduduk secara umum
dapat membantu dalam usaha mensejahterakan penduduknya. Oleh karena itu,
dalam usaha melakukan pemerataan penduduk, idealnya komposisi jumlah
penduduk sejalan dengan luas wilayah keruangan suatu daerah.
Pada Tahun 2019 Pemerinta Kabupaten Lingga melakukan Pemekaran
Kecamatan, yaitu kecamatan Senayang dimekarkan dengan Tiga Kecamatan baru
yaitu Kecamatan Katang Bidare, Kecamatan Bakung Serumpun, Kecamatan Temiang
Pesisir.
1.6. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengembangkan dan
meningkatkan sumberdaya manusia melalui pendidikan adalah dengan
mencanangkan program wajib belajar 9 tahun. Dengan program ini diharapkan
akan tercipta sumberdaya manusia yang siap bersaing di era globalisasi. Rata-rata
tingkat pendidikan yang dicapai oleh suatu masyarakat, seringkali dipakai sebagai
indikator kualitas sumberdaya manusia. Semakin tinggi rata-rata tingkat pendidikan
yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki.
Taraf pendidikan masyarakat ini juga sangat menentukan kemampuan suatu
masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan.
Oleh karena itu sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang
mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional, bahkan Undang-Undang
mengamanatkan alokasi sebesar 20 persen dalam anggaran belanja negara.
Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga pada tahun 2019 mencapai Rp.
215.551.764.117,11 sedangkan realisasinya sebesar Rp. 201.351.637.569,89
(93,41%).

1.7. Rata-Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah


Rata-rata lama sekolah digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
sejauh mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk dengan merujuk
kepada rata-rata jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh penduduk di atas
usia 25 tahun. Persentase capaian rata-rata lama sekolah (tahun), pada tahun
2019 sebesar 6,21 tahun dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 6.07 tahun,
maka mengalami peningkatan 0,14 tahun. Meskipun mengalami peningkatan 0,14

11
tahun dibandingkan tahun sebelumnya angka tersebut belum mencapai target yang
ditetapkan tahun 2019 yaitu sebesar 6,21 tahun.
Persentase capaian harapan lama sekolah (tahun) pada tahun 2019 sebesar
12,72 tahun dibanding dengan tahun 2018 sebesar 12,50 tahun, mengalami
peningkatan sebesar 0,22 tahun. Meskipun mengalami peningkatan 0,22 tahun
dibanding dengan tahun sebelumnya angka tersebut belum mencapai target yang
ditetapkan pada tahun 2019 yaitu sebesar 12,72 tahun. Pada tahun 2019 angka
harapan lama sekolah sebesar 12,72 tahun, artinya lama sekolah yang diharapkan
akan dirasakan anak sejak umur 7 (tujuh) tahun di Kabupaten Lingga adalah 12,72
tahun rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lingga adalah 12,72 tahun.
Dalam hal peningkatan kualitas pendidikan salah satu upaya yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Lingga adalah mengalokasikan dana BOS Daerah (BOSDA)
dengan cakupan BOSDA yang lebih luas akan berimbas positif pada peningkatan
kualitas pendidikan.

1.8. Kesehatan
Perubahan derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung,
antara lain tingkat ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, ketersedian
tenaga medis dan paramedis, manajmen, kualitas pelayanan pendapatan dan
kesadaran masyarakat serta faktor lain yang bersifat menunjang terhadap
pembangunan sektor kesehatan.

1.9. Kewenangan Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

1.9.1. Kewenangan
Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai daerah otonom, maka
sesuai dengan pasal 13 ayat (4) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 memiliki
kewenangan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Urusan pemerintahan yang lokasinya dalam daerah kabupaten/kota;
2) Urusan pemerintahan yang penggunanya dalam daerah kabupaten/kota;
3) Urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam
daerah kabupaten/kota; dan/atau
4) Urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.

12
1.9.2. Tugas Pokok
Pemerintah Kabupaten Lingga mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat, agar tercapai visi Kabupaten Lingga yaitu:

Menjadikan Lingga Sebagai Pusat Sumber Daya


Kelautan Menuju masyarakat Maju, Sejahtera, Agamis
Dan Berbudaya

1.9.3. Struktur Organisasi


Dalam melaksanakan kewenangan otonomi daerah Kabupaten Lingga
menetapkan Perangkat Daerah Instansi Pemerintah guna meningkatkan pelayanan
publik, adapun peraturan Daerah yang mengatur tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah diantaranya:

1. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan


Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga.

2. Peraturan Bupati Lingga Nomor 32 Tahun 2016 tanggal 10 November 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Tata Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga. Berdasarkan dan
dijabarkan dengan yang telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Bupati
Lingga Nomor 37 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,
Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lingga
Susunan Organisasi yang berlaku sesuai dengan Perda tersebut sebagai
berikut:
1) Sekretariat Daerah terdiri dari:
(1) Staf Ahli
(2) Asisten Pemerintahan, terdiri dari 3 Bagian yaitu:
1. Bagian Tata Pemerintahan
2. Bagian Hukum
3. Bagian Organisasi dan Tata Laksana
(3) Asisten Ekonomi dan Pembangunan terdiri dari 4 Bagian yaitu:
1. Bagian Perekonomian

13
2. Bagian Pembangunan
3. Bagian Kesejahteraan Rakyat
4. Bagian Layanan Pengadaan
(4) Asisten Administrasi Umum terdiri dari 2 Bagian yaitu:
1. Bagian Umum
2. Bagian Kominfo dan Humas
2) Sekretariat DPRD
3) Inspektorat
4) Dinas Daerah terdiri dari 16 Dinas, yaitu:
1. Dinas Pendidikan;
2. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana;
3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
4. Satuan Polisi Pamong Praja;
5. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
6. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan;
7. Dinas Kelautan dan Perikanan;
8. Dinas Kependudukan Dan pencatatan Sipil;
9. Dinas Kebudayaan;
10. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa;
11. Dinas Lingkungan Hidup;
12. Dinas Perhubungan;
13. Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian;
14. Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga;
15. Dinas Penanaman Modal, Dan Pelayanan Terbadu Satu Pintu Dan
Perdagangan;
16. Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan.

5) Badan Daerah terdiri dari 4 Badan, yaitu:


1. Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah;
2. Badan Pendapatan Daerah;
3. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan;
4. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan.

14
6) Non Tipe merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang tidak diatur di Peraturan
Pemerintah No 18 Tahun 2016, diantaranya yaitu:
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
2. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
3. Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia.

7) Kecamatan terdiri dari 13, yaitu:


1. Kecamatan Singkep
2. Kecamatan Lingga
3. Kecamatan Senayang
4. Kecamatan Singkep Barat
5. Kecamatan Lingga Utara
6. Kecamatan Singkep Pesisir
7. Kecamatan Singkep Selatan
8. Kecamatan Lingga Timur
9. Kecamatan Selayar
10. Kecamatan Kepulauan Posek
11. Kecamatan Katang Bidare
12. Kecamatan Bakung Serumpun
13. Kecamatan Temiang Pesisir

1.10. Isu Strategis


Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan
bagi identitas daerah/masyarakat di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang
menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam jangka panjang. Oleh karena itu, isu-isu strategis harus
memenuhi kriteria yang memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap
pencapaian sasaran pembangunan nasional dan daerah yang merupakan tugas dan
tanggung jawab Pemerintah Daerah. Luasnya dampak yang ditimbulkannya
terhadap daerah dan masyarakat memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap

15
pembangunan daerah, kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola dan
prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Berdasarkan RPJMD Perubahan Kabupaten Lingga 2016-2021, isu-isu


pembangunan daerah tahun 2016 sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas pendidikan;
b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan aksesibilitas pelayanan
kesehatan yang berkualitas;
c. Percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran;
d. Pembangunan infrastruktur yang memadai, baik di wilayah perkotaan maupun
perdesaan berwawasan lingkungan;
e. Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana transportasi dan
telekomunikasi;
f. Penguatan ekonomi dalam bidang kelautan, pertanian dan pariwisata;
g. Peningkatan kesejahteraan bagi pelaku usaha pertanian dan kelautan;
h. Peningkatan iklim investasi di berbagai bidang potensial;
i. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien; dan
j. Pelestarian budaya Melayu dan nilai-nilai agama dalam kehidupan
bermasyarakat.

1 . 11 . Si ste mati ka P en uli sa n


Adapun sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Kabupaten Lingga tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, Gambaran


Umum, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial, Kewenangan, Tugas Pokok dan
Struktur Organisasi, Isu Strategis, Maksud dan Tujuan.

Bab II Perencanaan Kinerja

Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja Tahun 2019.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran kinerja, metode


pengukuran pencapaian kinerja, evaluasi dan analisis pencapaian kinerja
dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian
sasaran strategis untuk tahun 2018, Akuntabilitas Keuangan dan Tindak

16
lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya.

Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Tahun


2018 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan
kinerja di masa yang akan datang.

17
BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA KINERJA TAHUN 2019


Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 disusun suatu Rencana Kinerja
(Performance Plan) setiap tahunnya. Rencana kinerja ini merupakan penjabaran
target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan yang menunjukkan
nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja pada tingkat sasaran
strategis dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan
organisasi yang dilakukan akhir periode pelaksanaan.
Berdasarkan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2016-2021 telah dilakukan mapping dari misi terhadap sasaran,
indikator kinerja dan program yang dilaksanakan pada tahun 2019 secara rinci
disajikan dalam Rencana Strategis (RS).
Sasaran strategis tahun 2019 ditetapkan sebanyak 27 Sasaran dengan target
indikator sebanyak 38 Indikator, secara rinci dapat dilihat dalam Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) pada lampiran

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019


1. Dokumen penetapan kinerja adalah dokumen yang berisikan perjanjian, pada
dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji
untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan
khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan
tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar
pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
2. Pemerintah Kabupaten Lingga telah melakukan revisi terhadap Perjanjian
Kinerja pada tahun 2019 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas,
dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun
18
2019 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2019 yang telah
ditetapkan sehingga secara substansial Perjanjian Kinerja Tahun 2019 sebelum
dan setelah direvisi terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Perjanjian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019
Sebelum Perubahan

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET


1 2 3 4 5
Rata-rata lama
Meningkatkan Kualitas 1 Tahun 6,21
sekolah (tahun)
1 dan aksesibilitas
Harapan lama sekolah
pendidikan 2 Tahun 12,72
(tahun)
Angka harapan hidup
3 Tahun 63,37
(tahun)
Meningkatkan derajat Angka kematian ibu
kesehatan masyarakat 4 Jiwa 136
(1/100.000)
2 dan aksesibilitas Angka kematian bayi (
pelayanan kesehatan 5 Jiwa 27
1/1.000)
yang berkualitas
Persentase balita gizi
6 % 0,31
buruk
Rata - rata
Meningkatnya daya beli pengeluaran per
3 7 Ribu 886,99
masyarakat kapita Rill Disesuaikan
( ribu Rp )
Meningkatnya kualitas
Tingkat
pengetahuan dan
4 8 pengangguran % 4
ketrampilan angkatan
terbuka ( % )
kerja
Menurunya angka Persentase penduduk
5 9 % 12,53
kemiskinan miskin ( % )
Meningkatnya
Jumlah konflik
6 kerukunan hidup umat 10 Kasus 0
bernuansa SARA
beragama
Persentase siswa
Meningkatnya beragama islam yang
pemahaman masyarakat bisa membaca Al
7 Qur'an (%)
terhadap nilai - nilai
agama 11 SD / MI % 80
12 SMP / MTs % 85

19
Persentase nilai
budaya, adat, tradisi
13 yang digali, % 34,78
Meningkatnya
direvitalisasi,
Pelestarian Budaya
8 diaktualisasi, ( % )
Melayu dalam bingkai
Persentase gedung
Bunda Tanah Melayu
pemerintahan yang
14 % 12.33
berciri khas melayu
(%)
Menurunya penyandang
Persentase PMKS
masalah kesejahteraan 15 47
9 yang ditangani ( % ) %
sosial
Meningkatkan Indeks pembangunan % 89,46
16
Pengarusutaman gender
10
Gender dan Pemenuhan Predikat
hak anak 17 Kotal Layak Anak ---
Produksi perikanan
18 Ton 102,06
Meningkatnya produksi Budidaya ( Ton )
11
kelautan dan perikanan Produksi perikanan Ton
19 39.292,01
Tangkap ( Tton )
Kontribusi sektor
Meningkatnya peran kelautan dan
sektor kelautan dan perikanan terhadap
12 20 % 51,99
perikanan dalam PDRB Kategori
perekonomian daerah Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (%)
Kontribusi sektor
Menningkatnya taraf pertanian terhadap
13 hidup Petani dan 21 PDRB Kategori % 46,62
Nelayan Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (%)
Berkembangnya sektor
Kontribusi sektor
industri yang
industri yang
14 mendukung hasil 22 % 1
mendukung pertanian
pertanian dalam arti
terhadap PDRB (%)
luas
Meningkatnya
Laju Pertumbuhan
15 Pertumbuhan Ekonomi 23 % 5,87
ekonomi ( % )
Daerah
Meningkatnya kontribusi
sektor Jasa, Pariwisata, Kontribusi sektor jasa
16 dan ekonomi kreatif 22 pariwisata terhadap % 4,61
bagi perekonomian PDRB ( % )
daerah
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi transportasi
17 transportasi bagi 24 % 2,25
terhadap PDRB ( % )
perekonomian daerah

20
Persentase
Meningkatnya Investasi
18 25 Pertumbuhan % 30%
daerah
Investasi
Meningkatnya kualitas Persentase jalan
19 pelayanan transportasi 26 Kabupaten dalam % 33
darat kondisi Mantap
Jumlah arus
Lancarnya Penumpang
penumpang di
20 melalui terminal dan 27 Orang 33.214
pelabuhan dan
pelabuhan
terminal
Persentase rumah
Meningkatnya cakupan
21 28 tangga berakses air % 86
pelayanan air minum
minum
29 Persentase
pemukiman yang % 80
Meningkatnya cakupan
bersanitasi baik
22 pelayanan dan akses
30 Persentase
permukiman yang layak
permukiman yang % 80
layak huni
Meningkatnya Luas area sawah yang
23 31 Ha 400
pelayanan Irigasi dialiri irigasi
Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan
24 32 % 35
pemanfaat ruang terhadap RTRW
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas
25 33 % 82
lingkungan hidup lingkungan hidup
Meningkatnya kinerja Predikat
34 Predikat LKjIP CC
dan transparansi
penyelenggaraan Predikat
26 35 Predikat LPPD 4
pemerintahan serta
pengelolaan keuangan Predikat
36 Opini BPK WTP
daerah.
Indeks kepuasan
Meningkatnya kualitas
27 37 masyarakat terhadap Indeks C
pelayanan publik
pelayanan publik

Indikator perjanjian kinerja yang akan dibahas pada Bab Tiga (III) adalah
perjanjian kinerja yang telah direvisi. Dengan demikian pengukuran tingkat
capaian kinerja pemerintah yang akan dibahas ada (27) sasaran (38) indikator
Kinerja, dapat dilihat pada uraian pada tabel 2.2 dibawah ini:

21
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Perubahan
Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET


1 2 3 4 5

Rata - rata lama


Meningkatkan Kualitas 1 % 6,21
sekolah (tahun)
1 dan aksesibilitas
Harapan lama sekolah
pendidikan 2 % 12,72
(tahun)
Angka harapan hidup
3 % 63,37
(tahun)
Meningkatkan derajat
Angka kematian ibu
kesehatan masyarakat 4 Jiwa 136
(1/100.000)
2 dan aksesibilitas
Angka kematian bayi
pelayanan kesehatan 5 Jiwa 27
(1/1.000)
yang berkualitas
Persentase balita gizi
6 % 0,31
buruk
Rata - rata
Meningkatnya daya beli pengeluaran per kapita
3 7 Ribu Rp 886,99
masyarakat Rill Disesuaikan (ribu
Rp )
Meningkatnya kualitas
pengetahuan dan Tingkat pengangguran %
4 8 4
ketrampilan angkatan terbuka (%)
kerja
Menurunya angka Persentase penduduk
5 9 % 12,53
kemiskinan miskin (%)
Meningkatnya
Jumlah konflik
6 kerukunan hidup umat 10 Kasus 0
bernuansa SARA
beragama
Persentase siswa
Meningkatnya beragama islam yang
pemahaman masyarakat bisa membaca Al
7 Qur'an (%)
terhadap nilai - nilai
agama 11 SD/MI % 80
12 SMP/MTs % 85

22
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1 2 3 4 5

Persentase nilai
budaya, adat tradisi
13 yang digali, % 34,78
Meningkatnya
direvitalisasi,
Pelestarian Budaya
8 diaktualisasi, (%)
Melayu dalam bingkai
Rasio gedung
Bunda Tanah Melayu
pemerintahan yang
14 % 12,33
berciri khas melayu
(%)
9 Menurunya penyandang 15 Persentase PMKS
masalah kesejahteraan yang ditangani (%) % 47
sosial
Meningkatkan Indeks pembangunan
16 % 89,46
Pengarusutaman gender
10
Gender dan Pemenuhan
17 Kota Layak Anak Predikat PRATAMA
hak anak
Produksi perikanan
18 Ton 102,06
Meningkatnya produksi Budidaya (Ton)
11
kelautan dan perikanan Produksi perikanan
19 Ton 39.292,01
Tangkap (Ton)
Kontribusi sektor
Meningkatnya peran kelautan dan
sektor kelautan dan perikanan terhadap
12 20 % 51,99
perikanan dalam PDRB Kategori
perekonomian daerah Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (%)
Kontribusi sektor
Menningkatnya taraf pertanian terhadap
13 hidup Petani dan 21 PDRB Kategori % 46,62
Nelayan Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan ( % )
Berkembangnya sektor
Kontribusi sektor
industri yang
industri yang
14 mendukung hasil 22 % 1
mendukung pertanian
pertanian dalam arti
terhadap PDRB (%)
luas
Meningkatnya
Laju Pertumbuhan
15 Pertumbuhan Ekonomi 23 % 5,87
ekonomi ( % )
Daerah
Meningkatnya kontribusi
sektor Jasa, Pariwisata, Kontribusi sektor jasa
16 dan ekonomi kreatif 24 pariwisata terhadap % 4,61
bagi perekonomian PDRB (%)
daerah

23
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1 2 3 4 5

Meningkatnya kontribusi Kontribusi


17 transportasi bagi 25 transportasi terhadap % 2,25
perekonomian daerah PDRB ( % )
Meningkatnya Investasi Persentase
18 daerah 26 Pertumbuhan % 30%
Investasi
Meningkatnya kualitas Persentase jalan
19 pelayanan transportasi 27 Kabupaten dalam % 33
darat kondisi Mantap
Jumlah arus
Lancarnya Penumpang
penumpang di
20 melalui terminal dan 28 Orang 33,214
pelabuhan dan
pelabuhan
terminal
Persentase rumah
Meningkatnya cakupan
21 29 tangga berakses air % 86
pelayanan air minum
minum
Persentase
30 pemukiman yang % 80
Meningkatnya cakupan
bersanitasi baik
22 pelayanan dan akses
Persentase
permukiman yang layak
31 permukiman yang % 80
layak huni
Meningkatnya Luas area sawah yang
23 32 Ha 400
pelayanan Irigasi dialiri irigasi
Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan
24 33 % 35
pemanfaat ruang terhadap RTRW
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas
25 34 % 82
lingkungan hidup lingkungan hidup
Meningkatnya kinerja 35 Predikat LKjIP Predikat CC
dan transparansi
penyelenggaraan 36 Predikat LPPD Predikat 4
26
pemerintahan serta
pengelolaan keuangan 37 Opini BPK Predikat WTP
daerah.
Indeks kepuasan
Meningkatnya kualitas
27 38 masyarakat terhadap Predikat C
pelayanan publik
pelayanan publik

24
Tabel 2.3
INDIKATOR KENERJA UTAMA
URUSAN OPD
PEMERINT SASARAN RUMUS SUMBER PERTANGGU
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN
AHAN/PRI STRATEGIS PERHITUNGAN DATA NGJAWAB
ORITAS
1 2 3 4 5

Rata - rata lama sekolah


1 Tahun
(tahun)
Meningkatkan Kualitas Laporan
Dinas
1 Pendidikan dan aksesibilitas Dinas
Pendidikan
pendidikan Pendidikan
Harapan lama sekolah
2 Tahun
(tahun)

Angka harapan hidup pada umur tertentu


adalah rata-rata tahun hidup yang masih
Angka harapan hidup dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
3 Tahun Laporan
(tahun) mencapai umur tersebut, pada suatu tahun Dinas
Meningkatkan derajat tertentu, dalam situasi moralitas yang Dinas
Kesehatan,
kesehatan masyarakat berlaku di lingkungan masyarakat Kesehatan,
Pengendalian
2 Kesehatan dan aksesibilitas Bidang
Angka kematian ibu Per Jumlah Ibu Meninggal / Kelahiran Hidup 1 Penduduk dan
pelayanan kesehatan 4 Pengendalia
(1/100.000) 100.000 Tahun X 100.000 Keluarga
yang berkualitas n Penduduk
Angka kematian bayi Jumlah Bayi Meninggal / Kelahiran Hidup 1 Berencana
5 Per 1000 dan KB
(1/1.000) Tahun X 1.000
Jumlah Balita Gizi Buruk yang mendapat
6 Persentase balita gizi buruk %
perawatan / jumlah seluruh balita X 100%
Rata - rata pengeluaran per Laporan
Meningkatnya daya beli PDB per kapita = PDB tahun t / jumlah Sekretariat
3 Ekonomi 7 kapita Rill Disesuaikan (ribu Ribu Rp Bagian
masyarakat penduduk tahun t Daerah
Rp ) Ekonimi
Meningkatnya kualitas Disnaker, Kop,
Laporan
pengetahuan dan Tingkat pengangguran % TPT = P / AK x 100% Usaha Kecil,
4 Tenaga Kerja 8 Bidang
ketrampilan angkatan terbuka (%) Menegah dan
Tenaga Kerja
kerja Perindustrian

24
Laporan
Pemberdaya Dinas Dinas
an Menurunya angka Persentase penduduk miskin Pemberdaya Pemberdayaan
5 9 % 100 - Angka Kemiskinan
Masyarakat kemiskinan (%) an Masyarakat
Desa Masyarakat Desa
Desa
Laporan
Badan
Meningkatnya Badan
Jumlah konflik bernuansa Kesatuan
6 Kesbangpol kerukunan hidup umat 10 Jumlah Jumlah Konflik / 12 Bulan X 100% Kesatuan
SARA Bangsa dan
beragama Bangsa dan
Politik
Politik
Persentase siswa beragama
islam yang bisa membaca Al
Meningkatnya Qur'an (%)
pemahaman %
7 Kesra
masyarakat terhadap 11 SD/MI Jumlah Siswa beragama Islam yang bisa Laporan
Dinas
nilai - nilai agama baca Al-Qur'an / Jumlah Total Siswa yang Dinas
% Pendidikan
12 SMP/MTs beragama Islam X 100% Pendidikan

Persentase nilai budaya, adat Persentase nilai budaya, adat, tradisi yang
Laporan
tradisi yang digali, digali, direvilalisasi, diaktualisasi Dinas
Meningkatnya 13 Dinas
direvitalisasi, diaktualisasi, % dilestarikan (Jumlah WBTB yang ditetapkan Kebudayaan
Pelestarian Budaya Kebudayaan
8 Kebudayaan (%) / jumlah usulan WBTB X 100%)
Melayu dalam bingkai
Rasio gedung pemerintahan Laporan
Bunda Tanah Melayu Jumlah bangunan yang berciri khas melayu Dinas
14 yang berciri khas melayu % Dinas
/ bangunan secara keseluruhan X 100 Kebudayaan
(%) Kebudayaan
Menurunya Laporan
Persentase PMKS yang Jumlah PMKS yang tertangani / jumlah
9 Sosial penyandang masalah 15 % Dinas Sosial Dinas Sosial
ditangani (%) PMKS X 100 %
kesejahteraan sosial Pemberdaya Pemberdayaan
16 Indeks pembangunan gender % (IPMH HDI X 100%) an Perempauan
Meningkatkan
Perempauan dan
Pengarusutaman
10 Sosial Cakupan Klaster Layak Anak/Kasus dan Perlindungan
Gender dan 17 Kota Layak Anak Predikat
Kekerasan Terhadap Anak X 100% Perlindungan Anak
Pemenuhan hak anak
Anak

25
Produksi perikanan Budidaya Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Laut Laporan
18 Ton
Meningkatnya produksi (Ton) yang dihasilkan Nelayan dalam setahun Dinas Dinas Kelautan
11 DKP
kelautan dan perikanan Produksi perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Tangkat yang Kelautan dan dan Perikanan
19 Ton
(Ton) dihasilkan Nelayan dalam setahun Perikanan
Kontribusi sektor kelautan
Meningkatnya peran Laporan
dan perikanan terhadap Jumlah PDRB ADHB Sektor Perikanan (Juta
sektor kelautan dan Dinas Dinas Kelautan
12 DKP 20 PDRB Kategori Pertanian, % Rupiah) / Total PDRB ADHB Kab. Lingga
perikanan dalam Kelautan dan dan Perikanan
Kehutanan dan Perikanan (Juta Rupiah) X 100%
perekonomian daerah Perikanan
(%)
Laporan
Kontribusi sektor pertanian Dinas
Menningkatnya taraf Dinas Petanian
terhadap PDRB Kategori Pertanian
13 Pertanian hidup Petani dan 21 % Sumber Data Dari BPS Kab. Lingga dan Ketahanan
Pertanian, Kehutanan dan dan
Nelayan Pangan
Perikanan ( % ) Ketahanan
Pangan
Dinas Tenaga
Berkembangnya sektor
Kerja,
Usaha Kecil industri yang Kontribusi sektor industri KSIP = PDRB Sektor Industri yang Laporan
Koperasi,
14 dan mendukung hasil 22 yang mendukung pertanian % Mendukung Pertanian / Total PDRB X Bidang
Usaha Kecil,
Menengah pertanian dalam arti terhadap PDRB (%) 100% Tenaga Kerja
Menengah dan
luas
Perindustrian
Sekretaiat
Meningkatnya Laporan
Laju Pertumbuhan ekonomi ( Jumlah laju pertumbuhan ekonomi tahun Daerah,
15 Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi 23 % Bagian
%) ini dikurang tahun lalu / tahun lalu X 100% Bagian
Daerah Ekonomi
Ekonomi
Laporan
Meningkatnya
Pariwisata, Dinas Dinas
kontribusi sektor Jasa, Kontribusi sektor jasa
Kepemudaan Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pariwisata, Pariwisata,
16 Pariwisata, dan 24 pariwisata terhadap PDRB %
dan PDRB / Total PDRB Kab. Lingga X 100 % Kepemudaan Kepemudaan
ekonomi kreatif bagi (%)
Olahraga dan dan Olahraga
perekonomian daerah
Olahraga

26
Laporan
Dinas
Dinas
Pekerjaan
Pekerjaan
Meningkatnya Umum dan
Umum dan
kontribusi transportasi Kontribusi transportasi Kontribusi Sektor Transportasi terhadap Penataan
17 Perhubungan 25 % Penataan
bagi perekonomian terhadap PDRB ( % ) PDRB /Total PDBR X 100% Ruang,
Ruang,
daerah Perumahan
Perumahan
dan Kawasan
dan Kawasan
Pemukiman
Pemukiman
Laporan
Dinas
Dinas Tenaga
Tenaga
Kerja,
Realisasi tahun berjalan - realisasi tahun Kerja,
Meningkatnya Investasi Persentase Pertumbuhan Koperasi,
18 Perindustrian 26 % sebelumnya / realisasi tahun sebelumnya X Koperasi,
daerah Investasi Usaha Kecil,
100% Usaha Kecil,
Menengah dan
Menengah
Perindustrian
dan
Perindustrian
Laporan
Dinas
% Dinas
Pekerjaan
Pekerjaan
Umum dan
Meningkatnya kualitas Umum dan
Persentase jalan Kabupaten Jumlah jalan yang berkondisi baik (KM) / Penataan
19 Perhubungan pelayanan transportasi 27 Penataan
dalam kondisi Mantap Total Panjang seluruh jalan (KM) X 100% Ruang,
darat Ruang,
Perumahan
Perumahan
dan Kawasan
dan Kawasan
Pemukiman
Pemukiman
Lancarnya Penumpang Laporan
Jumlah arus penumpang di Dinas
20 Perhubungan melalui terminal dan 28 Orang Jumlah Arus Penumpang dalam satu tahun Dinas
pelabuhan dan terminal Perhubungan
pelabuhan Perhubungan

27
Jumlah Penduduk Pemakai Air bersih dalam
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga kurun waktu tertentu / Jumlah Penduduk
21 PU 29 %
pelayanan air minum berakses air minum disuatu wilayah kurun waktur tertentu X
100%
Laporan
Dinas
Persentase pemukiman yang Jumlah Pemukiman Layak Huni (HA) / Luas Dinas
30 % Pekerjaan
Meningkatnya cakupan bersanitasi baik Wilayah Pemukiman (HA) X 100% Pekerjaan
Umum dan
22 PU pelayanan dan akses Umum dan
Jumlah Rumah Tidak Layan Huni / Jumlah Penataan
permukiman yang layak Persentase permukiman Penataan
31 % Seluruh Rumah di Wilayah Kab. Lingga X Ruang,
yang layak huni Ruang,
100% Perumahan
Perumahan
dan Kawasan
Meningkatnya Luas area sawah yang dialiri Jumlah Sayah yang dialiri Irigasi / Jumlah dan Kawasan
23 PU 32 Ha Pemukiman
pelayanan Irigasi irigasi banyaknya sawah di Kab. Lingga X 100% Pemukiman

Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan Luas Realisasi RTRW (Ha) / Luas Rencana
24 BPPP 33 %
pemanfaat ruang terhadap RTRW (Ha) X 100%
Laporan
(Indeks tutupan lahan + Indeks Dinas
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas lingkungan Dinas
25 DLH 34 % pencemaran Udara + Indeks Pencemaran Lingkungan
lingkungan hidup hidup Lingkungan
Air) / 3 Hidup
Hidup
Penilaian dari Kementerian Pendayagunaan Laporan Bagian
35 Predikat LKjIP Predikat Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Bagian Organisasi dan
terhadap laporan yang disusun Organisasi Tata Laksana
Laporan
Bagian Meningkatnya kinerja Penilaian berdasarkan Tim Nasional BPK RI Bagian Bagian Tata
Organisasi, dan transparansi 36 Predikat LPPD Predikat
dan Dirjen Otda Kementerian dalam Negeri Pemerintaha Pemerintahan
Bagian penyelenggaraan n
26
Pemerintaha pemerintahan serta  Jumlah temuan BPK yang ditindaklanjuti
n, Keuangan pengelolaan keuangan Laporan
/ Jumlah temuan sampai akhir tahun lalu
Daerah daerah. Badan Badan
X 100%
Pengelolaan Pengelolaan
37 Opini BPK Predikat  Jumlah barang yang bernilai / jumlah
Keuangan Keuangan dan
barang yang sudah dilakukan penilaian X
dan Aset Aset Daerah
100%
Daerah

28
Lap.Dinas Dinas
Jumlah Indeks Kepuasan Masyarakat
Kependuduk Meningkatnya kualitas Indeks kepuasan masyarakat Kependuduk Kependudukan
27 38 Predikat terhadap pelayanan Publik / Jumlah indeks
an pelayanan publik terhadap pelayanan publik an dan dan Catatan
kepuasan Masyarakat X 100%
Catatan Sipil Sipil

29
BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA DAERAH


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah
proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi
organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan
yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk
memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat
manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga tahun


2019, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator
kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya sehingga terlihat apakah
sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat
beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga
beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2019 ini. Rincian tingkat
capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel
dibawah ini :

Tabel 3.1
Tingkat Capaian Kinerja
Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2019
SASARAN REALIS CAPAIA
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS ASI N (%)
1 Meningkatnya Rata-rata lama
1 6,21 6,27 100,96
kualitas dan sekolah (tahun)
aksesibilitas Harapan lama
2 12,72 12,43 97,72
pendidikan sekolah (tahun)

30
Meningkatnya derajat Angka harapan hidup
3 63,37 61,44 96,95
kesehatan (tahun)
masyarakat dan 4 Angka kematian ibu 136 149 91,27
2
aksesibilitas
5 Angka kematian bayi 27 19 142,10
pelayanan kesehatan
Persentase Balita Gizi
yang berkualitas 6 0,31 0,09 344,44
Buruk
Rata-Rata
Meningkatnya daya Pengeluaran per
3 7 886,99 958.250 108,15
beli masyarakat Kapita Riil
Disesuaikan (ribu Rp)
Meningkatnya kualitas
Tingkat
pengetahuan dan
4 8 pengangguran 4 4 100
keterampilan
terbuka (%)
angkatan kerja
Menurunnya angka Persentase
5 9 12,53 12,88 97,28
kemiskinan penduduk miskin (%)
Meningkatnya
Jumlah konflik
6 kerukunan hidup 10 0 0 100
bernuansa SARA
umat beragama
Persentase siswa
beragama Islam
Meningkatnya
yang bisa membaca
pemahaman
7 AL-Qur’an
masyarakat terhadap
nilai-nilai agama 11 SD/Mi 80 81,84 102,3
12 SMP/MTs) 85 94,86 111,6
Persentase nilai
budaya,adat tradisi di
Meningkatnya 13 34,78 40,98 117,82
gali, direvitalisasi,
pelestarian budaya
8 diaktualisasi
Melayu dalam bingkai
Rasio gedung
Bunda Tanah Melayu
14 pemerintahan yang 12,33 39,04 316,62
berciri khas Melayu
Menurunnya
Persentase PMKS
9 penyandang masalah 15 47 32,77 80,36
yang ditangani
kesejahteraan sosial
Meningkatkan Indeks Pembangunan
16 89,46 89,29 99,77
Pengarusutamaan Gender
10
Gender dan
17 Kota Layak Anak PRATA PRATAM
pemenuhan hak anak 100
MA A
Produksi Perikanan
Meningkatnya 18 102,06 104,61 102,49
Budidaya (ton)
11 produksi kelautan dan
Produksi Perikanan 39.292, 36.149,9
perikanan 19 92
Tangkap (ton) 01 9

31
Kontribusi sektor
kelautan dan
Meningkatnya peran
perikanan terhadap
sektor kelautan dan
12 20 PDRB Kategori 51,99 60,26 115,90
perikanan dalam
Pertanian,
perekonomian daerah
Kehutanan dan
Perikanan (%)
Kontribusi sektor
pertanian terhadap
Meningkatnya PDRB terhadap
13 taraf hidup petani dan 21 PDRB Kategori 46,62 38,26 86,83
nelayan Pertanian,
Kehutanan dan
Perikanan (%)
Berkembang
Kontribusi sektor
nya sektor
industri yang
industri yang
14 22 mendukung 1 0,73 99,27
mendukung hasil
pertanian terhadap
pertanian dalam arti
PDRB (%)
luas
Meningkatnya
Laju Pertumbuhan
15 pertumbuhan 23 5,87 4 68,14
Ekonomi (%)
ekonomi daerah
Meningkatnya
kontribusi sektor jasa, Kontribusi sektor
16 pariwisata, dan 24 jasa pariwisata 4,61 2,02 43,81
ekonomi kreatif bagi terhadap PDRB (%)
perekonomian daerah
Meningkatnya
Kontribusi transport
kontribusi transportasi
17 25 tasi terhadap PDRB 2,25 2,17 96,44
bagi perekonomian
(%)
daerah
Persentase
Meningkatnya
18 26 pertumbuhan 30 66,6 222
investasi daerah
investasi
Meningkatnya kualitas Persentase Jalan
19 pelayanan 27 Kabupaten dalam 33 12,20 36,96
transportasi darat Kondisi Baik
Lancarnya arus Jumlah arus
penumpang melalui penumpang di
20 28 33.214 228.798 668,86
terminal dan pelabuhan dan
pelabuhan terminal
Meningkatnya Persentase rumah
21 cakupan pelayanan 29 tangga berakses air 86 76,13 88,52
air minum minum

32
Persentase
Meningkatnya
30 Permukiman yang 80 94,85 118,56
cakupan pelayanan
bersanitasi baik
22 dan akses
Persentase
permukiman yang
31 Permukiman yang 80 88,10 110,13
layak
layak huni
Meningkatnya Luas area sawah yang
23 32 400 350 87,5
pelayanan irigasi dialiri irigasi (Hektar)
Meningkatnya
Persentase ketaatan
24 ketaatan pemanfaaan 33 35 22,75 65
terhadap RTRW
ruang
Menigkatnya kualitas Indeks Kualitas
25 34 82 86,21 105,13
lingkungan hidup lingkungan hidup
Meningkatnya kinerja 35 Predikat LkjIP CC CC 100
dan transparansi
penyelenggaraan
26 36 Predikat LPPD 4 5 80
pemerintahan serta
pengelolaan
37 Opini BPK WTP WTP 100
keuangan daerah
Indeks Kepuasaan
Meningkatnya kualitas
27 38 Masyarakat terhadap C A 200
pelayanan publik
pelayanan publik

1. METODELOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA

a. Metode Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan


realisasi, dengan cara perhitungan sebagai berikut :

1) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja


atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja.

Realisasi
% Pencapaian Kinerja = X 100 %
= Target

2) Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja


atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja.

Target - (Realisasi - Target)


% Pencapaian Kinerja = X 100 %
= Target

33
Selanjutnya, pemaknaan dari capaian nilai kinerja dibagi berdasarkan
klasifikasi berikut:

NO RENTANG CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN


1 ≥ 100% Sangat Baik

2 75% sampai 99,99% Baik

3 55% sampai 74,99% Cukup

4 Kurang dari 54,99% Kurang

Selain membandingkan rencana dengan realisasi, pengukuran kinerja juga


dilakukan dengan membandingkan realisasi tahun saat ini dengan realisasi tahun
sebelumnya, serta capaian sampai dengan tahun ini dengan target pada akhir
periode dokumen RPJMD.

b. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada


level sasaran. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level
sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung hubungan antara sasaran
dengan indikator kinerja pengukur keberhasilan sasaran yang telah direncanakan.

Untuk menentukan keberhasilan sasaran dapat dirumuskan dengan merata-


ratakan capaian indikator kinerja dengan skala ordinal sebagai berikut:

NO RENTANG CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN


1 ≥ 100% Sangat Berhasil

2 75% sampai 99,99% Berhasil

3 55% sampai 74,99% Cukup Berhasil

4 Kurang dari 54,99% Kurang Berhasil

2. ANALISIS KINERJA

a. Hubungan Indikator Kinerja Utama dengan Pencapaian Kinerja


Sasaran.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/09/M.PAN/05/2007, Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran

34
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. IKU
ditetapkan oleh instansi pemerintah dan digunakan sebagai acuan dalam penetapan
indikator dalam RPJMD, RKPD, Penetapan Kinerja, serta RKA/DPA Perangkat
Daerah. Dengan demikian akan tercipta keselarasan antara indikator kinerja dalam
IKU dengan dokumen perencanaan yang ada dalam pemerintahan daerah.

Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian kinerja dari indikator
kinerja sasaran. Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur pencapaian
sasaran merupakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen
indikator kinerja utama. Target pencapaian indikator kinerja ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja secara definitif setiap tahun. Pengukuran terhadap
setiap pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun yang
diwujudkan dalam bentuk formulir pengukuran kinerja. Dengan demikian
pengukuran kinerja sasaran sekaligus menggambarkan pengukuran pencapaian
indikator kinerja utama.

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro
diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing,
sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas
indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja
pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas
capaian indikator kinerja sasaran.

b. Analisis Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2019.

Secara umum, Pemerintah Kabupaten Lingga telah melaksanakan


tanggung jawab dan tugas/fungsi sebagai Pemerintah Daerah. Didalam RPJMD
Kabupaten Lingga tahun 2016-2021, pengukuran, evaluasi dan analisis capaian
sasaran strategis dilakukan terhadap 27 sasaran strategis dengan 38 Indikator
Kinerja yang program dan kegiatannya dilaksanakan pada tahun 2019.
Analisis dalam laporan ini dilakukan per Sasaran Strategis dan per Indikator
Kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten
Lingga tahun 2019 sebagai berikut:

35
a. Pencapaian Sasaran Strategis
TABEL 3.2
PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS

RATA-RATA TINGKAT
REALISA CAPAIA
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN CAPAIAN
SI N (%)
INDIKATOR SASARAN
Meningkatnya kualitas dan 1 Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,21 6,27 100,97
1 aksesibilitas pendidikan 99,35 Berhasil
2 Harapan lama sekolah (tahun) 12,72 12,43 97,72
Meningkatnya derajat 3 Angka harapan hidup (tahun) 63,37 61,44 96,95
kesehatan masyarakat dan Sangat
aksesibilitas pelayanan 4 Angka kematian ibu 136 149 91,27 168,69
2
kesehatan yang berkualitas 5 Angka kematian bayi 27 19 142,10 Berhasil

6 Persentase Balita Gizi Buruk 0,31 0,09 344,44


Meningkatnya daya beli Rata-Rata Pengeluaran per Sangat Berhasil
3 7 866,99 958.250 110,52 110,52
masyarakat Kapita Riil Disesuaikan (ribu Rp)
Meningkatnya kualitas
pengetahuan dan Tingkat pengangguran terbuka Sangat Berhasil
4 8 4 4 100 100
keterampilan angkatan (%)
kerja
Menurunnya angka Sangat Berhasil
5 9 Persentase penduduk miskin (%) 12,53 12,88 97,28 97,28
kemiskinan
Meningkatnya kerukunan Sangat Berhasil
6 10 Jumlah konflik bernuansa SARA 0 0 100 100
hidup umat beragama

36
Meningkatnya pemahaman Persentase siswa beragama Islam
masyarakat terhadap nilai- yang bisa membaca AL-Qur’an
7 nilai agama
11 SD/Mi 80 81,84 102,3 Sangat
115,05
Berhasil
12 SMP/MTs) 85 94,86 111,6
Meningkatnya pelestarian Persentase nilai budaya,adat tradisi Sangat
13 34,78 40,98 117,82 149,98
budaya Melayu dalam di gali, direvitalisasi, diaktualisasi Berhasil
8 Sangat
bingkai Bunda Tanah Rasio gedung pemerintahan yang
Melayu 14 12,33 39,04 316.62 118,70 Berhasil
berciri khas Melayu
Menurunnya penyandang
9 masalah kesejahteraan Cukup Berhasil
15 Persentase PMKS yang ditangani 47 32,77 80,36 62,93
sosial
Meningkatkan 16 Indeks Pembangunan Gender 89,46 89,29 99,77 Sangat
10 Pengarusutamaan Gender 149,77 Berhasil
dan pemenuhan hak anak 17 Kota Layak Anak PRATAMA PRATAMA 100
Meningkatnya produksi 18 Produksi Perikanan Budidaya (ton) 102,06 104,61 102,49
11 kelautan dan perikanan Sangat
148,49
Berhasil
19 Produksi Perikanan Tangkap (ton) 39.292,01 36.149,99 92
Meningkatnya peran sektor
Kontribusi sektor kelautan dan
kelautan dan perikanan perikanan terhadap PDRB Kategori Sangat
12 20 51,99 60,26 115,90 115,90
dalam perekonomian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Berhasil
daerah (%)
Meningkatnya taraf hidup Kontribusi sektor pertanian terhadap
13 petani dan nelayan PDRB terhadap PDRB Kategori
21 46,62 38,26 86,83 86,83 Berhasil
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
(%)

37
Berkembang nya sektor
industri yang mendukung Kontribusi sektor industri yang
14 22 mendukung pertanian terhadap 1 0,73 99,27 99,27 Berhasil
hasil pertanian dalam arti
PDRB (%)
luas
Meningkatnya
15 pertumbuhan ekonomi Cukup
23 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,87 4 68,14 68,14
Berhasil
daerah
Meningkatnya kontribusi
sektor jasa, pariwisata, Kontribusi sektor jasa pariwisata Kurang
16 24 4,61 2,02 43,81 43,81
dan ekonomi kreatif bagi terhadap PDRB (%) Berhasil
perekonomian daerah
Meningkatnya kontribusi
17 transportasi bagi Kontribusi transport
25 2,25 2,17 96,44 96,44 Berhasil
tasi terhadap PDRB (%)
perekonomian daerah
Meningkatnya investasi Sangat
18 26 Persentase pertumbuhan investasi 30 66,6 222 222
daerah Berhasil
Meningkatnya kualitas
19 pelayanan transportasi Persentase Jalan Kabupaten dalam Kurang
27 33 12,20 36,96 36,96
Kondisi Baik Berhasil
darat
Lancarnya arus
20 penumpang melalui Jumlah arus penumpang di Sangat
28 33.214 228.798 668,86 668,86
pelabuhan dan terminal Berhasil
terminal dan pelabuhan
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga berakses
21 29 86 76,13 88,52 88,52 Berhasil
pelayanan air minum air minum
22 Meningkatnya cakupan Persentase Permukiman yang Sangat
30 80 94,85 118,56 173,62
bersanitasi baik Berhasil

38
pelayanan dan akses Persentase Permukiman yang layak
permukiman yang layak 31 80 88,10 110,13
huni
Meningkatnya pelayanan Luas area sawah yang dialiri irigasi Cukup
23 32 400 350 87,5 87,5
irigasi (Hektar) Berhasil
Meningkatnya ketaatan Cukup
24 33 Persentase ketaatan terhadap RTRW 35 22,75 65 65
pemanfaaan ruang Berhasil
Menigkatnya kualitas Sangat
25 34 Indeks Kualitas lingkungan hidup 82 86,21 105,13 105,13
lingkungan hidup Berhasil
Meningkatnya kinerja dan 35 Predikat LkjIP CC CC 100
transparansi
penyelenggaraan 36 Predikat LPPD 4 5 80 Sangat
26 246,66
pemerintahan serta Berhasil
pengelolaan keuangan 37 Opini BPK WTP WTP 100
daerah
Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasaan Masyarakat Sangat
27 38 C A 200 200
pelayanan publik terhadap pelayanan publik Berhasil

39
b. Pencapaian Indikator Kinerja

Misi 1 : Menigkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang


Berdasarkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK), dan Iman dan Taqwa (IMTAQ) Disegala
Aspek Kehidupan

Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas dan Aksesibilitas


Pendidikan

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan indikator kinerja yang harus
dicapai yaitu rata-rata lama sekolah (tahun) dengan target 6,21 tahun, pada tahun
2019 dan harapan lama sekolah (tahun) dengan target 12,72 tahun, pada tahun
2019 dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut :

Tabel 3.3
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 1 Indikator Kinerja Sasaran 1 dan 2
Tahun 2019
Tingkat
Realisa
No Indikator Kinerja Satuan Target Pencapaian
si
(%)
1 2 3 4 5

1 Rata-rata lama sekolah Tahun 6,21 6,27 100,97


1
2 Harapan lama sekolah Tahun 12.72 12,43 97,72
Sumber : BPS Kabupaten Lingga Tahun 2019 (Data Tahun 2018)

1. Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatnya kualitas dan aksesibilitas


pendidikan dapat dicapai dengan "baik", karena dari 6,21% target tahun 2019
terealisasi sebanyak 6,27%, maka pencapaian sasaran kinerja meningkatnya
kualitas dan aksesibilitas pendidikan 100,97%. Sasaran dari indikator kinerja
pertama rata-rata sekolah (tahun) Kabupaten Lingga berjalan secara optimal
dengan kategori "Sangat Baik".
2. Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatnya kualitas dan aksesibilitas
pendidikan dapat dicapai dengan “baik”, karena dari 12,72 tahun target pada
tahun 2019 terealisasi sebanyak 12,43 tahun, maka pencapaian sasaran kinerja
meningkatnya kualitas dan aksesibilitas pendidikan 97,72%. Sasaran dari
indikator kinerja kedua harapan lama sekolah (tahun) Kabupten Lingga
berjalan secara optimal dengan kategori "Baik"

40
3. Setelah dilakukan pengukuran capaian kinerja tersebut di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Aksesibilitas Pendidikan
sudah "berhasil" dengan rata-rata capaiannya 99,34% dari kedua kinerja sasaran
tersebut.

Tabel 3.4
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 1 Indikator Kinerja Sasaran 1 dan 2
Tahun 2017-2018

Capaian
Indikator Kinerja Satuan
No Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6

1 Rata-rata lama sekolah (tahun) Tahun 5,97 6,27


1
Harapan lama sekolah
2 Tahun 12,42 12,43
(tahun)
Sumber : BPS Kabupaten Lingga Tahun 2019 (Data Tahun 2018)

Tingkat kecerdasan dan wawasan seseorang ditentukan oleh tingkat pendidikannya.


Pendidikan merupakan modal dasar bagi perkembangan suatu peradaban. Dengan
pendidikan yang tinggi, peluang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak semakin terbuka lebar. Dimensi pendidikan di antaranyadapat digambarkan
dengan indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) atau Expected Years of Schooling
(EYS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) atau Mean Years of Schooling (MYS).

Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010
hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Lingga telah meningkat sebesar
1,7 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah meningkat 1,03 tahun. Peningkatan kedua
indikator tersebut lebih tinggi dari peningkatan yang dicapai Provinsi. Selama
periode 2010 hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Kepulauan Riau telah
meningkat sebesar 1,31 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,43 tahun.

Selama periode 2010 hingga 2018, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Lingga
secara rata-rata tumbuh sebesar 1,86 persen per tahun. Meningkatnya Harapan
Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang
bersekolah. Di tahun 2018, Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Lingga telah

41
mencapai 12,43. Hal ini berarti bahwa anak-anak usia 7 (tujuh) tahun memiliki
peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA.
Dalam hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:
Harapan Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan Riau
(Tahun), 2010-2018

Kepulauan Riau Lingga

12,81 12,82
12,60 12,66
12,51
12,42 12,43
12,26
12,06
11,90
11,78
11,61 11,59
11,51
11,37
11,20
11,03
10,73

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, diolah

Rata- rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Kabupaten Lingga pada
tahun 2018 adalah 6,27 tahun. Hal ini berarti bahwa rata-rata tingkat pendidikan
penduduk di Kabupaten Lingga baru sampai taraf menamatkan Sekolah Dasar.
Namun, kondisi ini sudah lebih baik dari tahun 2017. Pada tahun 2017, rata- rata
lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Kabupaten Lingga hanya 5,97
tahun.

Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan


Riau(T ahun), 2010-2018
Kepulauan Riau Lingga

9,63 9,64 9,65 9,67 9,79 9,81


9,38 9,46 9,58

6,27
5,85 5,97
5,35 5,40 5,53 5,54
5,24 5,30

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, diolah

42
Tabel 3.5
Rata-rata Lama Sekolah Berdasarkan Pendidikan
Tahun 2018-2019
URAIAN 2018 2019 CAPAIAN
1 2 3 4
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke Kenaikan sebesar
87,02% 94,80%
SMP/MTs 7.78%
Untuk Angka Putus Sekolah (APS) Penurunan sebesar
0,02% 0,01
SD/MI 0,01%
Penurunan sebesar
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0,50% 0,29
0,21%

Persentase capaian Rata- rata lama sekolah (tahun), pada tahun 2019
sebesar 6,27 tahun dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 5.97 tahun, maka
mengalami peningkatan 0,3 tahun, angka rata-rata lama sekolah tersebut sudah
melebihi target yang ditetapkan 6,21 tahun tetapi belum maksimal.
Masih rendahnya peningkatan angka rata-rata lama sekolah disebabkan
masih adanya penduduk diatas umur 25 tahun hanya mengenyam pendidikan di
sekolah dasar dan juga tidak pernah mengenyam pendidikan dibangku sekolah
serta tidak melanjutkan sekolah. Walaupun rata-rata lama sekolah sudah mengalami
peningkatan, Dinas Pendidikan terus melakukan terobosan, baik itu dalam
peningkatan angka melanjutkan dan angka kelulusan serta menurunkan angka
putus sekolah.
Dalam hal ini dapat kita lihat pencapaian pada tahun 2019 dengan tahun
sebelumnya. Dimana pada tahun 2019 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
SMP/MTs sebesar 94,80% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 87,02% dalam
hal ini Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs mengalami peningkatan
sebesar 7,78 %.
Pada tahun 2019 capaian angka kelulusan 100%, baik itu Jenjang SD/MI
maupun SMP/MTs. Untuk Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI tahun 2019 sebesar
0,01% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 0,02% dalam hal ini angka putus
sekolah SD/MI mengalami penurunan sebesar 0,01% dan sudah mencapai target
yang ditetapkan sebesar 0,25%. Sedangkan angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
tahun 2019 sebesar 0,29% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 0,50% dalam
hal ini angka putus sekolah SMP/MTs mengalami penurunan sebesar 0,21 %.

43
Salah satu terobosan dalam menurunkan angka putus sekolah tersebut,
Dinas Pendidikan menganggarkan pendidikan gratis (BOSDA) dan Pendidikan
Kesetaraan yaitu Paket A, B dan C.
Dalam upaya peningkatan angka rata-rata lama sekolah juga, Dinas
pendidikan melakukan kebijakan dalam peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B serta
peningkatan Angka Melek Huruf. Dalam hal ini dapat kita lihat perkembangan Angka
Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A pada tahun 2019 sebesar 88,95%
dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 87,94% maka Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A mengalami peningkatan sebesar 1,01%.

Adapun rumus perhitungan :

Persentase capaian Harapan lama sekolah (tahun), pada tahun 2019 sebesar
12,43 tahun dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 12,42 tahun, maka angka
harapan lama sekolah mengalami Peningkatan sebesar 0.01 tahun. Meskipun
mengalami peningkatan 0,01 tahun di bandingkan tahun sebelumnya angka
tersebut belum mencapai target yang ditetapkan 12,72 tahun. Pada Tahun 2019
angka harapan lama sekolah sebesar 12,43 tahun artinya lama sekolah yang
diharapkan akan dirasakan anak sejak usia 7 (tujuh) tahun di Kabupaten Lingga
adalah 12,43 tahun, dalam hal ini salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas
Pedidikan dalam peningkatan angka harapan lama sekolah adalah dengan
mengalokasikan anggaran peningkatan kualitas Guru dengan cakupan yang lebih
luas akan berimbas positif pada peningkatan kualitas pendidikan., antara lain:
a. Memberdayakan Siswa, Guru dan pelaku Pendidikan yang bermuatan iman dan
taqwa artinya bahwa seorang guru/siswa dan pelaku pendidikan perlu
mempunyai kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya dan mempunyai peran
penting dalam keseluruhan upaya peningkatan mutu pendidikan dengan
memberikan pelatihan, perbaikan dan peningkatan kesejahteraan.
b. Mengoptimalkan pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan,
artinya bahwa pembangunan sarana infrastruktur pendidikan, memberikan
pelayanan, pemerataan dan perluasan kesempatan belajar.

44
c. Mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia yang ada sebagai motor
penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus pelaku pelayan masyarakat.

Sasaran 2 : Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dan


Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan yang
Berkualitas

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan Empat indikator kinerja yang
harus dicapai, yaitu angka harapan hidup dengan target 63,37 tahun, angka
kematian ibu dengan target 136 jiwa per 100.000 Ibu melahirkan, angka kematian
bayi dengan total 27 jiwa per 1.000 Bayi lahir dan Persentase Balita Gizi Buruk
0,31%, adapun evaluasi kinerjanya sebagai berikut :

Tabel 3.6
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 2 Indikator Kinerja Sasaran 3 s.d 6
Tahun 2018

Target Target Tingkat


No Indikator Kinerja Satuan Nasion Kabupa Realisasi Pencapaian
al ten (%)
1 2 3 4 5 6
Angka harapan hidup
3 (tahun) Tahun 71,06 63,37 61,44 96,95

Angka kematian ibu


4 Jiwa 306 136 149 91,27
(1/100.000)
2
Angka kematian bayi
5 Jiwa 24 27 19 142,10
(1/1.000)
Persentase Balita Gizi
6 Buruk % <5 0.31 0,09 344,44
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Kabupaten Lingga Tahun
2019 dan Badan Pusat Statistik Tahun 2018

1. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
penduduk adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Nilai AHH dipengaruhi oleh
banyak variabel, baik yang bersifat endogen (kondisi bawaan) maupun eksogen
(pengaruh dari luar). Khusus untuk variabel eksogen dapat dibuat daftar yang
cukup panjang di antaranya mencakup asupan makanan, upaya kesehatan, dan
kondisi lingkungan yang juga dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pengaruh
variabel tersebut dapat bersifat langsung atau tidak, dapat seketika maupun

45
dengan tenggang waktu tertentu, dan dapat bekerja sendiri atau bersinergi
dengan variabel lain.
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Lingga dan Provinsi
Kepulauan Riau (Tahun), 2010-2018

Kepulauan Riau
Ling
69,05 69,15 69,41 69,45 69,64
68,42 68,63 68,85 ga
69,48

61,14 61,44
59,77 60,44
59,13 59,47
58,45
57,57
56,49

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2019, diolah

Nilai AHH penduduk Kabupaten Lingga pada tahun 2018 bernilai 61,44. Hal ini
berarti bahwa bayi yang lahir pada tahun 2018 di Kabupaten Lingga diperkirakan
akan dapat hidup selama 61,44 tahun (61 tahun, 4 bulan), dengan syarat
besarnya kematian atau kondisi kesehatan tidak ada yang berubah. Jika
dibandingkan dengan AHH kabupaten atau kota lain di provinsi Kepulauan Riau,
nilai AHH Kabupaten Lingga merupakan nilai terendah. Tabel di
bawahmenunjukkan nilai AHH setiap kabupaten/kota di Kepulauan Riau dari
tahun 2010 hingga 2018.

Perkembangan AHH menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan


Riau (Tahun), 2010-2017

Tahun
Kabu
paten 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
/
Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Karimun 68,2 68,51 68,77 68,93 69,01 69,71 70,02 70,32 70,52

2 Bintan 69,42 69,62 69,76 69,86 69,91 69,92 70,02 70,12 70,21

3 Natuna 61,97 62,46 62,85 63,11 63,24 63,64 63,99 64,33 64,57

4 Lingga 56,49 57,57 58,45 59,13 59,47 59,77 60,44 61,14 61,44

5 Kepulauan 65,25 65,65 65,93 66,13 66,23 66,33 66,54 66,76 66,91

46
Anambas

6 Kota Batam 72,53 72,63 72,71 72,77 72,80 73,00 73,09 73,19 73,24

7 Kota Tanjung 71,18 71,32 71,43 71,51 71,55 71,65 71,74 71,84 71,93
Pinang
KEPULAU 68,42 68,63 68,85 69,05 69,15 69,41 69,45 69,48 69,64
AN RIAU
Sumber Data: Badan Pusat Statistik

Meskipun Kabupaten Lingga memiliki nilai AHH terendah, Kabupaten Lingga


memiliki perkembangan AHH yang lebih cepat baik dengan Provinsi maupun dengan
Kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan. Pertumbuhan AHH Kabupaten Lingga
pada tahun 2018 adalah sebesar 0,49 persen. Sementara itu, pertumbuhan AHH
Provinsi Kepulauan Riau hanya sebesar 0,23 persen.

Pertumbuhan AHH per Tahun Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan


Riau (Persen), 2010 – 2018

1,91

1,53

1,16 1,12 1,16

0,58
0,49
0,31 0,32 0,29
0,14
0,38 0,06 0,04 0,23

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kepulauan Riau Lingga

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

2. Kesehatan Masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas


dapat dicapai dengan "baik", karena dari 63,37 tahun target tahun 2018
terialisasi sebanyak 61,44 tahun, maka pencapaian sasaran kinerja Meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas ) 96,95%.
3. Pencapaian Indikator Kinerja dari sasaran Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas indikator
kinerja Angka kematian Ibu dicapai dengan “Baik”, karena dari 1.344 orang ibu

47
yang melahirkan ditemukan 2 orang yang meninggal dunia saat melahirkan. Hal
ini setara dengan 149 angka kematian Ibu dari 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2019, yang mana target di tahun 2019 adalah maksimal 136 kematian ibu
dari 100.000 kelahiran hidup.
Capaian untuk indikator tersebut adalah jumlah ibu yang meninggal dalam kurun
waktu 1 tahun (2 orang) di bagi jumlah kelahiran hidup dalam tahun tersebut
(1.344) di kali 100.000 (Angka Konstanta ) sehingga di peroleh angka sebesar
149 orang.
2
X 100.000 = 149
1.344

Tingginya kematian Ibu saat melahirkan karena terjadinya pendarahan saat


melahirkan dan sakit bawaan.
Berikut ini tabel jumlah angka kelahiran dan kematian per puskesmas di
Kabupaten Lingga Tahun 2019 :
Tabel 3.7
Jumlah Ibu Yang Melahirkan dan Ibu Yang Meninggal
Saat Melahirkan Tahun 2019

JUMLAH IBU JUMLAH KEMATIAN


NO PUSKESMAS
MELAHIRKAN IBU
1 2 3 4

1 Daik 3 ---
2 Penuba 168 ---
3 Pancur 54 ---
4 Dabo Lama 150 1
5 Lanjut 54 ---
6 Resang 5 ---
7 Raya 185 ---
8 Posek 31 ---
9 Senayang 143 1
10 Taju Biru 161 ---
11 Sungai Pinang 46 ---
Jumlah 1331 2

48
Sasaran dari indikator kinerja angka kematian ibu di Kabupaten Lingga
berjalan dengan baik, walaupun disadari masih ada persalinan yang dilakukan
diluar fasilitas kesehatan yang menjadikan resiko kematian Ibu saat melahirkan
cukup tinggi.

4. Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatkan derajat kesehatan


Masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas sudah dicapai
dengan baik karena dari target 27/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2019
ditemukan kematian bayi sebanyak 25 orang dari 1.344 kelahiran hidup. Hal ini
setara dengan 19 orang kematian bayi dari 1.000 kelahiran hidup (25/1.344 x
1.000). Sasaran dari indikator kinerja kelima angka kematian bayi Kabupaten
Lingga berjalan demgan baik, karena meningkatnya kesadaran Ibu hamil untuk
memeriksa kehamilannya ketenaga kesehatan dan persalinan difasilitas
kesehatan. Meskipun masih adanya sarana dan prasarana di polindes yang dirasa
kurang lengkap terutama yang berhubungan dengan keadaan gawat darurat
pada bayi dan masih kurangnya keterampilan petugas tenaga kesehatan.

Tabel 3.8
Jumlah Angka Kelahiran dan Kematian Bayi per Puskesmas
Tahun 2019
JUMLAH JUMLAH
NO PUSKESMAS
KELAHIRAN HIDUP KEMATIAN BAYI
1 Daik 166 4
2 Penuba 46 0
3 Pancur 149 2
4 Dabo Lama 328 3
5 Lanjut 54 0
6 Resang 25 0
7 Raya 185 4
8 Posek 31 1
9 Senayang 143 4
10 Tajur Biru 162 5
11 Sungai Pinang 55 2
Jumlah 1.344 25

5. Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas sudah dicapai

49
dengan “sangat baik”, karena dari 0,31 target tahun 2019 terealisasi sebanyak
0,09 % angka ini didapati dari jumlah gizi buruk sebesar 10 orang dibagi dengan
jumlah seluruh balita 11.443. Maka pencapaian sasaran kinerja meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas 344,44 %. Berikut ini tabel jumlah Balita gizi buruk dan jumlah
seluruh balita per puskesmas se Kabupaten Lingga.

Tabel 3.9
Jumlah Balita Gizi Buruk dan Jumlah Seluruh Balita
Per Puskesmas
Tahun 2019
JUMLAH BALITA GIZI
JUMLAH
KECAMATAN/ JUMLAH BURUK YANG
NO BALITA
PUSKESMAS BALITA MENDAPAT
GIZI BURUK
PERAWATAN
1 2 3 4 5
1 Daik 1.333 0 0
2 Penuba 394 2 2
3 Pancur 1.251 3 3
4 Dabo Lama 2.686 3 3
5 Lanjut 535 0 0
6 Resang 290 0 0
7 Raya 1.628 1 1
8 Posek 371 1 1
9 Senayang 1.236 0 0
10 Tajur Biru 1.235 0 0
11 Sungai Pinang 476 0 0
Jumlah 11.443 10 10

Sasaran dari indikator kinerja keenam persentase balita gizi buruk "Sangat
Baik" dengan tingkat capaian 344,44%, hal ini dikarenakan peran serta Ibu Balita
yang membawa Balitanya datang ke Posyandu sudah cukup baik, termasuk
terjaringnya Balita gizi buruk dan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
pabrikan dan demontrasi pembuatan makanan lokal oleh Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Kabupaten Lingga.

50
Tabel 3.10
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 2 Indikator Kinerja Sasaran 3 s.d 6
Tahun 2017-2018
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Angka harapan hidup Data BPS
3 Tahun 61,14 61,44
(tahun) 2018
Angka kematian ibu
4 Jiwa 413 149
2 (1/100.000)
Angka kematian bayi
5 Jiwa 16 19
(1/1.000)
6 Persentase Balita Gizi Buruk % 0.03 0.09

1. Pencapaian indikator kinerja meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan


aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas . Persentase Angka harapan
hidup (tahun), pada tahun 2019 sebesar 61,44 tahun dibandingkan
dengan tahun 2018 sebesar 62,14 tahun maka mengalami penigkatan
0,30 tahun. Kenaikan tersebut terjadi karena tingkat kesehatan
Masyarakat Kabupaten Lingga sudah semakin membaik sehingga Bayi
yang lahir pada tahun 2019 di Kabupaten Lingga diperkirakan akan
dapat hidup selama 61,44 Tahun.
2. Indikator Kinerja meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
aksebilitas Pelayanan Kesehatan yang berkualitas. Persentase Angka
kematian ibu, pada tahun 2019 sebesar 149 per 100.000 dibandingkan
dengan tahun 2018 sebesar 413 per 100.000 maka mengalami
penurunan sebesar 196 per 100.000. Angka ini menunjakkan "Sangat
Bagus" karena angka kematian Ibu menurun sebesar 210.71%
dibanding dengan tahun 2018 walaupun angga ini belum memenuhi
target Kabupaten Lingga pada tahun 2019.
3. Pencapaian indikator kinerja meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas. Persentase Angka kematian
bayi pada tahun 2019 sebesar 19 Jiwa per 1.000 dibandingkan dengan
tahun 2018 sebesar 16 Jiwa per 1.000 maka mengalami peningkatan
sebesar 3 Jiwa per 1.000.

51
4. Pencapaian indikator kinerja meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas. Persentase balita gizi buruk
pada tahun 2019 sebesar 0,09% dibandingkan dengan tahun 2017
sebesar 0,03% maka mengalami penurunan 0,06%. Angka ini
menunjukkan capaian "Sangat Baik" karna tingkat capaian 344,44% dari
target Kabupaten Lingga sebesar 0.31% di Tahun 2019 ini.

Sasaran 3 : Meningkatnya Daya Beli Masyarakat

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan indikator kinerja rata-rata


pengeluaran per kapita Riil disesuaikan dengan target 886,99 (ribu) dengan
penjelasan sebagai berikut :

Tabel 3.11
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 3 Indikator Kinerja Sasaran 7
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Rata rata
pengeluaran per
3 7 kapita Riil Ribu 886,99 958.250 110,52
disesuaikan
(ribu Rp.)
Sumber: BPS Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatnya daya beli


masyarakat dapat dicapai dengan "sangat baik", karena dari 886,99 yang
ditargetkan pada tahun 2019 terealisasi sebesar 958.250 maka pencapaian sasaran
kinerja meningkatnya daya beli masyarakat 110,52%. Untuk realisasi pada tahun
2019. Rata-rata pengeluaran perkapita ril Kabupaten Lingga sesuai dengan:
1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau
pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi
pendapatan seseorang makin tinggi pula daya beli dan semakin beraneka ragam
kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.

52
2. Tingkat Pendidikan

Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin
dipenuhinya. Contoh seorang sarjana lebih membutuhkan komputernya
dibandiingkan seseorang seseorang lulusan sekolah dasar.

3. Tingkat Kebutuhan

Kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota, daya


belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa.

4. Harga Barang

Jika harga barang dan jasa naik maka daya beli konsumen cenderung menurun
sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan
naik.

Tabel 3.12
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 3 Indikator Kinerja Sasaran 7
Tahun 2017-2019
Satua Capaian
NO Indikator Kinerja n Tahun Ket
2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6
Rata rata
pengeluaran per
Ribu 979,729 1.028.095 1.028.095
kapita Riil
3 7 disesuaikan
Pengeluaran Belum
11.421.000 11.499.000
Perkapita yang Juta Rilis
disesuaikan

Untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digunakan data


pengeluaran per kapita penduduk per bulan. Pengeluaran per kapita penduduk per
bulan adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga
selama sebulan dibagi dengan banyak anggota rumah tangga. Data hasil Susenas
Maret tahun 2019 menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita penduduk
Kabupaten Lingga sebesar Rp 1.110.177,- setiap bulannya.
Pengeluaran per kapita dapat mengungkap tentang proporsi pengeluaran
untuk makanan dan non makanan. Proporsi ini akan menentukan sejauh mana
masyarakat di suatu daerah tergolong mapan atau tidak. Perubahan komposisi
pengeluaran akan menjadi indikasi perubahan tingkat kesejahteraan. Semakin

53
rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran maka
semakin membaik pula tingkat kesejahteraannya.
Pola konsumsi rata-rata per kapita penduduk Kabupaten Lingga pada tahun
2019 masih didominasi oleh pengeluaran makanan yang mencapai 54,37 persen,
sedangkan sisanya sebesar 45,63 persen untuk pengeluaran non makanan. Hal ini
mengindikasikan bahwa secara umum penduduk Kabupaten Lingga masih belum
cukup mapan atau tingkat kesejahteraannya belum tinggi. Dari tabel di bawah
terlihat bahwa persentase pengeluaran per kapita penduduk banyak digunakan
untuk konsumsi makanan. Sebanyak 66,63 persen dari total konsumsi makanan
tersebut bahkan didapatkan hanya dari empat kelompok komoditi yang paling
banyak dikonsumsi. Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, keempat
komoditi yang dominan dikonsumsi masih sama dengan tahun 2018. Keempat
kelompok komoditi tersebut berturut-turut adalah makanan dan minuman jadi
(15,89 persen), ikan/ udang/ cumi/ kerang (8,01 persen), padi-padian (7,00
persen), serta rokok dan tembakau (5,33 persen).
Pola pengeluaran per kapita penduduk untuk non makanan selama sebulan
dari total pengeluaran didominasi oleh kelompok komoditi perumahan dan
fasilitasnya yakni sebesar 23,05 persen. Sementara itu, sumbangan terkecil pada
pengeluaran non makanan disokong oleh keperluan pesta dan upacara yaitu
sebesar 1,28 persen.
Namun demikian, secara umum rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
penduduk Kabupaten Lingga pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 7,98
persen dari tahun 2018, yaitu dari Rp 1.028.095,- per bulan di tahun 2018 menjadi
Rp 1.110.177,- per bulan di tahun 2019. Selain itu, jika dilihat dari pola
konsumsinya, konsumsi non makanan masyarakat Kabupaten Lingga juga
mengalami peningkatan dari 44,28 persen di tahun 2018, menjadi 45,63 persen di
tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Lingga semakin membaik.

54
Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Pengetahuan dan
Keterampilan Angkatan Kerja

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan indikator kinerja tingkat


pengangguran terbuka dengan target 4%, dengan evaluasi kinerjanya sebagai
berikut:

Tabel 3.13
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 4 Indikator Kinerja Sasaran 8
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Tingkat pengangguran
4 8 % 4 4 100
terbuka
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian Kabupaten
Lingga Tahun 2019

Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatnya kualitas


pengetahuan dan keterampilan angkatan kerja dapat dicapai dengan "Baik", karena
dari 4% target tahun 2019 terialisasi 4%, maka pencapaian sasaran kinerja tingkat
pengangguran terbuka sebesar 100%, namun dalam pelaksanaanya
ketenagakerjaan, terdapat beberapa kendala yaitu :
1. Belum tersedianya tenaga kerja yang sesuai kualifikasi sehingga masih banyak
yang tidak diterima dipasar kerja.
2. Kurangnya lapangan perkerjaan di Kabupaten Lingga sehingga tidak dapat
menyerap tenaga kerja;
3. Terbatasnya lapangan pekerjaan akibat minimnya investasi yang masuk dan
sektor wirausaha belum berkembang;
4. Masih terbatasnya pelaksanaan uji kompetensi bagi tenaga kerja/angkatan
kerja;
5. Ketersedian informasi pasar kerja belum optimal;
6. Perluasan kesempatan kerja di sektor informal belum berkembang secara
optimal;
7. Belum tersedianya Database ketenagakerjaan.

55
Dengan adanya hambatan tersebut perlu dilakukan solusi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi tenaga kerja;
b. Memberikan kemudahan kepada investor dalam berusaha di Kabupaten Lingga;
c. Menyedikan informasi bursa kerja bagi tenaga kerja.

Tabel 3.14
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 4 Indikator Kinerja Sasaran 8
Tahun 2018-2019

Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

4 8 Tingkat pengangguran terbuka % 3,64 4,01

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian Kabupaten
Lingga Tahun 2019

Pencapaian indikator kinerja sasaran tingkat pengangguran terbuka pada


tahun 2019 sebesar 4,01 % dan pada tahun 2018 sebesar 3,23% maka terjadi
kenaikan angka pengangguran sebesar 0.37%

JUMLAH PENGANGGURAN DAN ANGKATAN KERJA


PER KECAMATAN

ANGKATAN
NO KECAMATAN PENGANGGURAN
KERJA
1 Singkep 14.962 5.423
2 Siengkep Barat 10.141 4.373
3 Singkep Pesisir 3.310 1.343
4 Singkep Selatan 1.786 664
5 Selayar 2.439 852
6 Kepulauan Posek 2.311 831
7 Lingga 7.954 2.994
8 Lingga Utara 7.729 3.037
9 Lingga Timur 2.661 896
10 Senayang 4.617 1.774
11 Katang Bidare 2.971 1.213
12 Temiang Pesisir 2.677 1.251
13 Bakong Serumpun 5.348 2.623
TOTAL 68.906 27.274

56
Sasaran 5 : Menurunnya Angka Kemiskinan

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan indikator kinerja Persentase


Penduduk Miskin 12,53 % dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut :

Tabel 3.15
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 5 Indikator Kinerja Sasaran 9
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase
5 9 % 12,53 12,88 97,28
penduduk miskin
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lingga 2019

Pencapaian indikator kinerja dari sasaran menurunnya angka kemiskinan


dengan target 12,53% pada tahun 2019 dan terealisasi sebesar 12,88%, maka
tingkat pencapaian sasaran pesentase penduduk miskin mencapai 97,28% dengan
katagori "Baik".

Tabel 3.16
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 5 Indikator Kinerja Sasaran 9
Tahun 2018 - 2019

Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

5 9 Persentase penduduk miskin % 13,55 12,88


Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lingga 2019

Dalam berbagai literatur, kemiskinan selalu didefinisikan sebagai suatu


kondisi dimana tingkat pendapatan seseorang tidak mampu mencukupi kebutuhan
dasarnya, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Untuk
mengukur kemiskinan, menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Berdasarkan hasil Susenas Maret tahun 2019, persentase penduduk miskin
di Kabupaten Lingga pada tahun 2019 adalah sebesar 12,88 persen. Tabel di bawah

57
menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan penduduk Kabupaten Lingga mengalami
penurunan dibanding tahun 2018. Pada tahun 2018, persentase penduduk miskin di
Kabupaten Lingga adalah sebesar 13,55 persen. Jika dilihat selama lima tahun
terakhir, yaitu dari tahun 2015-2019, persentase penduduk miskin Kabupaten
Lingga terus mengalami penurunan, yaitu dari 14,95 persen di tahun 2015 menjadi
12,88 persen di tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat semakin membaik.
Peningkatan maupun penurunan angka kemiskinan sangat bergantung pada
program-program pengentasan kemiskinan, baik yang dilakukan pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Penduduk miskin adalah penduduk yang sangat rentan
dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya, terutama dengan perubahan harga
pada bahan makanan. Oleh karena itu, bantuan pemerintah berupa bahan makanan
pokok diharapkan mampu menekan angka kemiskinan. Selain itu, bantuan yang
diberikan untuk kesehatan dan pendidikan diharapkan juga mampu menanggulangi
kemiskinan. Dalam jangka panjang, penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan diharapkan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan dapat hidup
mandiri tanpa bantuan dari pemerintah.
Pencapaian indikator kinerja sasaran menurunya angka kemiskinan dari
indikator kinerja persentase penduduk miskin tahun 2019 sebesar 12,88% di
bandingkan dengan tahun 2018 sebesar 13,55%. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan angka kemiskinan sebesar 0,67%.

Persentase Penduduk Miskin Kabupaten


Lingga, 2015-2019 (Persen)

15,50
14,95
15,00

14,50 14,36

13,84
14,00
13,55
13,50

13,00 12,88

12,50

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Tahun 2019

58
Sasaran 6 : Meningkatkan Kerukunan Hidup Umat Beragama

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja jumlah konflik bernuansa


SARA dengan target 0% adalah:

Tabel 3.17
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 6 Indikator Kinerja Sasaran 10
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Jumlah konflik bernuansa
6 10 Jumlah 0 0 100%
SARA
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya kerukunan hidup umat beragama dari


jumlah konflik bernuansa SARA dari target 0 tahun 2019 teralisasi 0 maka
pencapaian sasaran indikator kinerja jumlah konflik bernuansa SARA pencapaian
100% hal ini dikarenakan di Kabupaten Lingga tidak pernah terjadinya konflik
bernuansa SARA.
Adapun sasaran strategi indikator kinerja konflik bernuansa SARA telah
melakukan pembinaan kepada pemeluk agama masing-masing di Kabupaten Lingga
agar dapat berjalan dengan baik. Adapun kegiatan pembinaan umat bergama
melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lingga dan terjalinya
toleransi antar umat beragama sehingga tercipta kondisi yang harmonis.
Hal-hal yang dilakukan dalam mencapai target tersebut antara lain:
1. Adanya Koordinasi dan konsolidasi antara pihak terkait dengan pihak Kesbangpol
dalam menangani permasalahan yang terkait situasi keamanan dan ketertiban
dimasyarakat.
2. Seringnya pihak Kesbangpol melakukan sosialisasi kepada Masyarakat baik
langsung maupun melalui kerjasama dengan instansi terkait seperti Kepolisian,
Kejaksaan, TNI, Beacukai, Rutan, Imigrasi dalam upacara mencegah terjadinya
konflik dimasyarakat.
3. Dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Kesbangpol baik pada tahun
2018 maupun 2019 selalu mengikut sertakana unsur-unsur yang terkait dalam

59
Masyarakat maupun instansi terkait baik instansi yang ada di daerah mapun
dengan instansi vertikal.

Tabel 3.18
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 5 Indikator Kinerja Sasaran 10
Tahun 2018 - 2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

5 10 Jumlah Konflik Bernuansa SARA % 100 100


Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya kerukunan hidup umat beragama dari


jumlah konflik bernuansa SARA pada tahun 2018 dan 2019 masih dengan capaian
yang sama yaitu tidak terjadinya permasalahan.

Sasaran 7 : Meningkatnya Pemahaman Masyarakat Terhadap


Nilai-nilai Agama

Untuk mencapai sasaran Siswa beragama Islam yang bisa membaca Alqur'an
dengan dua indikator kinerja yaitu SD/Mi dengan target 80% dan SMP/MTs dengan
target 85% sebagai berikut:

Tabel 3.19
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 7 Indikator Kinerja Sasaran 11 dan 12
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6

11 SD/Mi % 80 81,84 102,3


7
12 SMP/MTs % 85 94,86 111,6
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga Tahun 2019

Persentase capaian Siswa Sekolah Dasar (SD/MI) yang beragama Islam yang
bisa membaca Al-Quran pada tahun 2019 adalah sebesar 81,84% dibandingkan
dengan tahun 2018 sebesar 76,47% maka mengalami peningkatan sebesar 5,37%.
Sedangkan persentase capaian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) yang
60
beragama islam yang bisa membaca Al Quran pada tahun 2019 adalah sebesar
94,86% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 90,62% maka mengalami
peningkatan sebesar 4,24%.
Meskipun Siswa SD/MI dan SMP/MTs yang beragama islam yang bisa
membaca Al Quran mengalami peningkatan tetapi masih belum maksimal, ini
disebabkan masih kurangnya Guru Agama Islam di SD/MI dan SMP/MTs terutama
pada Sekolah Dasar (SD/MI).
Dalam hal ini, Dinas Pendidikan perlu melakukan rekrutmen guru agama
islam serta penambahan kegiatan ekstra kurikuler di Sekolah yang sifatnya
keagamaan, salah satunya adalah membuat kebijakan yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan untuk melaksanakan sebelum proses belajar mengajar dimulai, 15 menit
melakukan pengajian bersama di seluruh Sekolah di Pemerintah Kabpaten Lingga.

DATA JUMLAH SISWA DAN SISWI YANG BISA BACA AL-QUR'AN

JUMLAH SISWA YANG


JUMLAH SISWA
BISA BACA AL QUR'AN
NO KECAMATAN
SD/MI SMP/MTS SD/MI SMP/MTS
1 Lingga 1318 638 1077 618
2 Lingga Utara 1052 340 867 318
3 Singkep 2297 740 1950 680
4 Singkep Barat 1365 538 1030 508
5 Senayang 2153 767 1779 727
6 Lingga Timur 377 166 301 164
7 Selayar 321 202 253 195
8 Singkep Pesisir 450 196 394 193
9 Singkep Selatan 254 85 224 83
10 Kepulauan Posek 327 64 239 58
JUMLAH 9914 3736 8114 3544

61
Tabel 3.20
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 7 Indikator Kinerja Sasaran 11 dan 12
Tahun 2018-2019

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

11 SD/Mi % 76,47 81,84


7
12 SMP/MTs % 90,65 94,86

Capaian indikator kinerja sasaran meningkatnya pemahaman masyarakat


terhadap nilai-nilai agama indikator kinerja SD/Mi tahun 2019 sebesar 81,84% bila
dibandingkan tahun 2018 hanya sebesar 76,47%. Persentase SD/Mi mengalami
kenaikan sebesar 5,37% sedangkan indikator kinerja SMP/MTs tahun 2019 sebesar
94,86% bila dibandingkan tahun 2018 sebesar 90,65%. Persentase SMP/MTs
mengalami kenaikan sebesar 4,21%.

Sasaran 8 : Meningkatnya pelastarian budaya melayu dalam


bingkai bunda tanah melayu

Kabupaten Lingga merupakan pusat kebudayaan melayu sehingga terkenal


dengan julukan Bunda Tanah Melayu. Kebudayaan melayu yang sangat beragam,
telah menjadi sendi kehidupan Masyarakat Kabupaten Lingga baik dalam norma
kemasyarakatan, tradisi mapun berbagai kegiatan kesenian. sementara itu, adat
melayu merupakan konsep yang menjelaskan satu keseluruhan cara hidup melayu
ditanah melayu itu sendiri. Masyarakat melayu mengatur kehidupan mereka dengan
adat agar setiap anggota adat hidup beradat, seperti hukum adat, adat bernegeri,
adat memerintah, adat berbicara dan sebagainya.

Salah satu budaya melayu yang perlu dilestarikan adalah bangunan ciri khas
melayu minimal memiliki ornamen-ornamen melayu seperti petunjuk langit, lebah
begayut dan ukiran-ukiran melayu lainnya.

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja yang
harus dicapai, yaitu persentase nilai budaya, adat tradisi yang digali, direvitalisasi,

62
diaktualisasi, dilestarikan dengan target 34,78% dan rasio gedung pemerintahan
yang berciri khas melayu dengan target 12,33%.

Tabel 3.21
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 8 Indikator Kinerja Sasaran 13 dan 14
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6

Persentase nilai budaya,


13 adat tradisi digali, % 34,78 40,98 117,82
direvitalisasi, diaktualisasi
8
Rasio gedung
14 pemerintahan yang berciri % 12,33 39,04 316,62
khas melayu
Sumber : Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya pelestarian budaya melayu dalam bingkai


bunda tanah melayu dengan indikator kinerja persentase nilai budaya, adat tradisi
digali, direvitalisasi, diaktualisasi dapat dilaksanakan dengan "Sangat Baik" dari
target yang ditetapkan sebesar 34,78% dan realisasinya sebesar 40,98%, maka
persentase nilai budaya, adat tradisi digali, direvitalisasi, diaktualisasi mencapai
117,82 %. Realisasi tersebut didapat dari jumlah nilai budaya adat tradisi yang
ditetapkan sebanyak 25 (Dua puluh lima) jenis dibagi jumlah data tradisi dan nilai
budaya yang diusulkan (jumlah WBTB yang ditetapkan dibagi jumlah usulan
sebanyak 61 X 100%

Jumlah nilai budaya, adat tradisi


Persentase nilai budaya yang digali, revitalisasi,
diaktualisasi (jumlah WBTB yang
,adat tradisi, yang digali, = ditetapkan)
direvitalisasi, diaktualisasi X 100
Jumlah Usulan WBTB
Sebelum
nya
Persentase nilai budaya ,adat
25
tradisi, yang digali, = X 100 = 40,98
direvitalisasi, diaktualisasi 61

63
BELUM
NO WBTB YANG DIUSULKAN DITETAPKAN
DITETAPKAN
1 Sandiwara Bangsawan 
2 Tudung Manto 
3 Bejenjang 
4 Tari Inai 
5 Tepuk Tepung Tawar 
6 Ratib Saman Lingga 
7 Silat Pengantik Kepulauan Riau 
8 Mandi Syafar Kepulauan Riau 
9 Bubur Lambok Lingga 
10 Bele Kampung 
11 Berkhatam Al-Qur'an Lingga 
12 Bersih Tembuni Lingga 
13 Gasing Lingga 
14 Kain Lipat 44 
15 Kepurun Lingga 
16 Kue Mueh Pengantin Lingga 
17 Layang-layang Lingga 
18 Permainan Ambung Gile 
19 Tam-Tam Buku Lingga 
20 Permainan Tangkap Ayam 
21 Sunat Mudim 
22 Tradisi Basuh Lantai 
23 Tudung Saji Pandan Lingga 
24 Tujuh Likur dan Pintu Gerbang 
25 Tuturan Asal Mula Nama Kapung Nerekeh 
26 Tari Merawai 
27 Prosesi Adat Perkawainan Melayu Lingga 
28 Malam Nisfu Sya'ban 
29 Manakih Saman 
30 Pembacaan Hikayat Isra' Miraj 
31 Maulud Nabi Muhammad, S.A.W 
32 Tradisi Houl Jama' 
33 Prosesi Tabur Beras Kunyit 
34 Cerita Patahnya Gunung Daik 
35 Debus 
36 Kue Anta Kesuma 
37 Keu Bahulu Berendam 
38 Kue Ganti Susu 
39 Kue Kacau Tepung 
40 Kue Kasidah 
41 Kue Pasir Neraka 
42 Kue Penganan Bakar 
43 Kue Rumput Surga 
44 Kue Sango Atau Agar-Agar 

64
45 Kue Tahi Burung 
46 Kue Belangkas 
47 Kue Telur Laba-laba 
48 Kue Intan Terambo 
49 Kue Apam Bagdad 
50 Kue Apam Dewa 
51 Bubur Asyura 
52 Gubal 
53 Barodah 
54 Kain Telepok 
55 Batik Lingga 
56 Obat Rebus 
57 Cok Lele 
58 Teknologi Menyalo Sagu 
59 Kintau Lingga 
60 Baju Kurung Teluk Belange 
61 Syair Burung 

Disamping itu adanya salah satu kegiatan yang mendukung indikator


tersebut yaitu kegiatan pelestarian dan aktuliasi adat budaya daerah dan festival
budaya tanah melayu serta Tamadun Budaya Melayu Sedunia.
Jumlah nilai budaya, adat tradisi digali, direvitalisasi, diaktualisasi jumlah
WBTB yang ditetapakan sampai tahun 2019 sebanyak 25 jenis WBTB, yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 106 Tahun 2013 dan SK Nomor 362/M/2019 tentang Warisan
Budaya Tak Benda Indoensia Tahun 2019 dari jumlah usulan sebanyak 61 Usulan
WBTB dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga.
Pencapaian sasaran meningkatnya pelestarian budaya melayu dalam bingkai
bunda tanah melayu dengan indikator kinerja persentase gedung pemerintahan
yang berciri khas melayu pada tahun 2019 dari target 12,33% dan realisasi 38,56%
maka mengalami peningkatan “sangat baik“ dengan capaian kinerja sebesar
312,73%. Berdasarkan pendataan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan
Kabupaten Lingga yang berkoordinasi dengan Bidang Aset Daerah Kabupaten
Lingga terdapat 153 Gedung Pemerintah Kabupaten Lingga dan 59 Gedung yang
berciri khas melayu.

65
Adapun rumus perhitunganya adalah sebagai berikut :

Persentase
gedung yang Jumlah gedung yang berciri khas melayu (59)
= X 100% = 38,56%
berciri khas Bangunan secara keseluruhan (153)
melayu

Tabel 3.22
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 8 Indikator Kinerja Sasaran 13 dan 14
Tahun 2018-2019

Capaian
No Indikatr Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

Persentase nilai budaya,adat tradisi


13 % 16,66 34,78
digali,direvitalisasi ,diaktualisasi
8
Persentase gedung pemerintah
14 % 39,04 38,56
yang berciri khas melayu

Meningkatnya pelestarian budaya melayu dalam bingkai bunda tanah melayu


dengan indikator kinerja persentase nilai budaya, adat tradisi digali, direvitalisasi,
diaktualisasi dengan capaian 34,78% pada tahun 2019 dan capaian 16,66% pada
tahun 2018 mengalami peningkatan yang cukup sebesar yaitu sebesar 18,12%,
sedangkan Persentase gedung pemerintahan yang berciri khas melayu dengan
capaian 38,56% di tahun 2019 dan capaian 39,04% pada tahun 2018 mengalami
penrunan sebesar 0,48%.

Sasaran 9 : Menurunya Penyandang Masalah Kesejahteraan


Sosial

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani
dengan target 47% dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut:

66
Tabel 3.23
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 9 Indikator Kinerja Sasaran 15
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase PMKS
9 15 % 47 32,77 80,36
yang ditangani
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga Tahun
2019

Pencapaian indikator kinerja sasaran Penyandang Masalah Kesejahteraan


Sosial (PMKS) dengan target 47% pada tahun 2019 dan terealisasi sebesar 80,36%
maka pencapaian sasaran persentase PMKS yang ditangani sebesar 80,36% dari
target yang telah ditetapkan dengan kategori capaian "Baik". Hal ini menunjukkan
masih rendahnya PMKS yang tertangani di Kabupaten Lingga yang disebabkan oleh
masih kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih juga perlu adanya
Tenaga Pendamping Sosial untuk pelaksanaan Sosialisasi dan Penyuluhan Sosial
sehingga pembinaan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
masih rendah.

Tabel 3.24
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 9 Indikator Kinerja Sasaran 15
Tahun 2018-2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
9 15 Persentase PMKS yang ditangani % 30,03 32,77

Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga tahun
2019

Angka realisasi didapati dari jumlah PMKS yang seharusya ditangani selama
tahun 2019 sebesar 574 dan jumlah PMKS yang sudah ditangani sebesar 188 dan
berikut ini tabel jumlah PMKS :

67
Tabel 3.25
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2018

JUMLAH
JUMLAH SUDAH
NO JENIS PMKS SEHARUSNYA PERSENTASE
DITANGANI
DITANGANI
1 2 3 4 5

1 Anak Terlantar --- --- 0%

2 Balita Terlantar --- --- 0%

3 Lanjut Usia Terlantar --- --- 0%


Penyandang
4 573 187 32,63%
Disabilitas
Perempuan Rawan
5 1 1 100%
Sosial Ekonomi
Jumlah 574 188 32,75%
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga tahun
2019

Dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

PMKS yang Jumlah PMKS yang ditangani


= X 100
Ditangani
Jumlah PMKS Keseluruhan

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yakni tahun 2018


sebesar 30,03% maka hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,74% terjadinya
peningkatan dikarenakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak sudah mempunyai data PMKS, dan strategi peningkatan dapat
dilakukan serta mengadakan pemberian bantuan dan membuka pelatihan berupa
keterampilan.

Sasaran 10 : Meningkatnya Pengarustaman Gender dan


Pemenuhan Hak Anak

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yaitu Indeks


pembangunan gender dengan target 89,46 dan Kota layak anak dengan target
Pratama dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut :

68
Tabel 3.27
Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 10 Indikator Kinerja Sasaran 16 dan 17
Tahun 2019
Tingkat
N
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
o
(%)
1 2 3 4 5 6
Indeks pembangunan
16 % 89,46 89,29 99,77
10 gander
17 Kota layak anak Predikat Pratama Pratama 100
Sumber: Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Kabupaten Lingga tahun
2019

Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatkan pengarustaman


gender dan pemenuhan hak anak dari indikator kinerja indeks pembangunan
gander dari 89,46% target tahun 2019 dan tereliasasi 89,29% maka pencapaian
sasaran persentase indeks pembangunan gander 99,77% dari target yang telah
ditetapkan. Hal ini menunjukkan indeks pembangunan gander dapat dikategori
"baik" dan dilaksanakan hampir sesuai dengan target yang diharapkan. Bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 (89,73%). Tercapainya target yang
diharapkan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman SDM tentang Perencanaan dan Penganggaran Refponsif
Gender (PPRG) dan Anggaran Responsif Gender (ARG) yang belum optimal
sehingga perlu adanya Sosialisasi lebih lanjut.
2. Kader yang diikutsertakan dalam TOT baru memahami materi pelatihan dasar
pendampingan Korban KDRT
3. Belum tersedianya tenaga Psikolog kliniks sehingga kurang maksimal dalam
pemulihan perempuan dan anak korban kekerasan.

69
Tabel 3.28
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 1 Sasaran 109 Indikator Kinerja Sasaran 15
Tahun 2018-2019
Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

16 Indeks pembangunan gander % 89,73 89,29


10
17 Kota layak anak Predikat Pratama Pratama
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga tahun
2019

Misi 2 : Pengembangan dan Peningkatan Usaha dan


Produktifitas Semberdaya Kelautan Melalui Usaha
Kecil, Menengah dan Besar

Sasaran 11 : Meningkatnya produksi kelautan dan perikanan

Untuk mencapai sasaran indikator kinerja produksi perikanan budidaya


dengan target 102,06 ton dan produksi perikanan tangkap 39.292,00 ton dengan
evaluasi kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.28
Capaian Indikator Kinerja
Misi 2 Sasaran 11 Indikator Kinerja Sasaran 18 dan 19
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Produksi perikanan
18 Ton 102,06 104,61 102,49
budidaya
11
Produksi Perikanan
19 Ton 39.292,00 36.149,99 92,00
tangkap
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian indikator kinerja dari sasaran meningkatnya produksi kelautan


dan perikanan pada tahun 2019, dari 2 (dua) sub indikator rata-rata pencapaianya
97,25% dengan predikat "baik". Hal ini menunjukkan meningkatnya produksi
kelautan dan perikanan walaupun pada Produksi Perikatan Tangkap tidak mencapai
target yang sudah ditetapkan dengan capaian 92% karena masih adanya
permasalahan yang dihadapi pada tahun 2019 yaitu:

70
a. Ketidak jelasan status kepemilikan lahan untuk usaha pengembangan budidaya
(lahan tambak);
b. Bantuan hibah prasarana budidaya terelisasi pada akhir tahun, sehingga kurang
mendongkrak hasil produksi perikanan budidaya pada tahun 2018 sehingga
jumlah produksi belum diketahui dengan pasti;
c. Masih adanya konflik wilayah penangkapan Ikan antar Nelayan;
d. Kondisi cuaca buruk pada tahun 2018 yang mempengaruhi hasil tangkap.

Tabel 3.29
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 2 Sasaran 11 Indikator Kinerja Sasaran 18 dan 19
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

18 Produksi perikanan budidaya Ton 94,60 104,61


11
19 Produksi Perikanan tangkap Ton 33.774 36.149,99

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya produksi kelautan dan perikanan dari


indikator kinerja produksi perikanan budidaya pada tahun 2019 sebesar 104,61 ton
terdiri dari budidaya laut 81,55 ton, budidaya air tawar sebesar 9,21 ton dan
budidaya air payau 13,85 ton pada tahun 2018 sebesar 94,6 ton terdiri dari
budidaya laut 90,185 ton dan budidaya air tawar sebesar 4,415 ton dengan total
94,6 ton dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.30
Produksi Kelautan dan Perikanan Budidaya Pada Tahun 2019
Perikanan Budidaya
Perikanan Budidaya 2019
2018
Kecamat Jumla
No Budiday Budiday Jumlah
an Budidaya Budidaya h Budiday
a Air a Air
Laut Air Tawar a Laut
Tawar Payau
1 2 3 4 5 6 7 8
Singkep
1 0,3 0,14 0,44 0,15 0,14 1,70 1,99
barat
2 Singkep 0 0,891 0,891 0 2,30 0 2,30
Singkep
3 0 0 0 0 0 11,85 11,85
selatan

71
Singkep
4 1,263 0,891 2,154 4,20 2,21 0 6,41
pesisir

5 Lingga 2,303 1,927 4,23 2,76 3,86 0 6,62

6 Selayar 2,303 0 2,303 4,20 0 0 4,20


Lingga
7 0,1 0 0,1 0 0 0 0
timur
Lingga
8 16,523 0,566 17,089 12,51 0,70 0,30 13,51
utara
9 Senayang 66,792 0 66,792 19,24 0 0 19,24
Kepulauan
10 0,601 0 0,601 15,97 0 0 1,14
Posek
Bakung
11 0 0 0 15,97 0 0 15,97
Serumpun
Temiang
12 0 0 0 14,69 0 0 14,69
Pesisir
Katang
13 0 0 0 6,69 0 0 6,69
Bidare
Jumlah 90,185 4,415 94,60 81,55 9,21 13,85 104,61
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya produksi kelautan dan perikanan dari


indikator kinerja produksi perikanan tangkap pada tahun 2018 sebesar 33.774,6 ton
dan tahun 2019 sebesar 36.149,99 ton dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.31
Produksi Perikanan Tangkap
Tahun 2018-2019

Perikanan Perikanan Produksi


No Kecamatan Keterangan
Produksi 2018 2019
1 2 3 4 5

1 Singkep barat 5.120 5.421,21

2 Singkep 2.144 420,30

3 Singkep Selatan 1.626 967,02

4 Singkep pesisir 1.580 2.187,47

5 Lingga 3.136 1,117,20

6 Selayar 1.008 1.623,16

7 Lingga timur 919 838,23

8 Lingga utara 1.743 3,013,06

72
9 Senayang 9.619 3.275,47

10 Kepulauan Posek 6.880 3.921,19


Bakung
11 --- 2.414,41 Kec. Baru
Serumpun
12 Katang Bidare --- 5.814,86 Kec. Baru

13 Temiang Pesisir --- 5.136,42 Kec. Baru


Jumlah 33.774
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lingga Tahun 2019

Misi 3 : Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku dan


Pengelola Usaha Sumberdaya Kelautan Melalui
Keterkaitan Usaha dan Industri Kelautan Skala
Besar, Menengah dan Kecil

Sasaran 12 : Meningkatnya Peran Sektor Kelautan dan


Perikanan Dalam Perekonomian Daerah

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB kategori pertanian,
kehutanan dan perikanan dengan target 51,99 %, evaluasi kinerjanya sebagai
berikut :

Tabel 3.32
Capaian Indikator Kinerja
Misi 3 Sasaran 12 Indikator Kinerja Sasaran 20
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6

Kontribusi sektor kelautan


dan perikanan terhadap
12 20 % 51,99 60,26 115,90
PDRB katagori pertanian,
kehutanan dan perikanan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)

Pencapaian sasaran dalam meningkatnya peran sektor kelautan dan


perikanan dalam perekonomian daerah dari indikator kinerja kontribusi sektor
kelautan dan perikanan terhadap PDRB katagori pertanian, kehutanan dan
perikanan pencapaian kinerjanya 115,90% dengan predikat "sangat baik". Hal ini

73
berarti sampai dengan tahun 2019 sektor kelautan dan perikanan dalam
perekonomian sudah mampu ditangani dengan baik.

Tabel 3.33
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 3 Sasaran 12 Indikator Kinerja Sasaran 20
Tahun 2017-2018
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6

Kontribusi sektor kelautan dan


12 20 perikanan terhadap PDRB katagori % 59,78 60,26
pertanian,kehutanan dan perikanan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)

Pencapaian sasaran dalam meningkatnya peran sektor kelautan dan


perikanan dalam perekonomian daerah dari indikator kinerja kontribusi sektor
kelautan dan perikanan terhadap PDRB katagori pertanian, kehutanan dan
perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,48%.

Uraian 2014 2015 2016 2017* 2018**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) 384,63 428,05 467,83 488,66 527,20
(Miliar Rupiah)

PDRB Atas Dasar


Harga Konstan 325,76 349,52 370,45 384,68 384,62
(ADHK)
(Miliar Rupiah)
Kontribusi terhadap
PDRB Kategori
Pertanian, Kehutanan, 56,33 59,46 60,21 59,78 60,26
dan Perikanan
(Persen)

Pertumbuhan (Persen) 6,24 7,30 5,99 3,84 -0,01

Pada tahun 2018, sub kategori perikanan berkontribusi terhadap PDRB


Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lingga sebesar 60,26

74
persen. Kontribusi tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2017.
Kontribusi sub kategori perikanan pada tahun 2017 adalah sebesar 59,78 persen.
Selama tahun 2014-2019, laju pertumbuhan sub kategori perikanan di Kabupaten
Lingga cenderung berfluktuatif dan cenderung melambat dan menurun selama tiga
tahun terakhir. Pada tahun 2018, sub kategori perikanan mengalami pertumbuhan
negatif yaitu sebesar -0,01 persen. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan
produksi ikan sebagai dampak dari cuaca buruk.
Namun demikian, Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB), nilai PDRB sub kategori perikanan terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Nilai PDRB ADHB pada kategori ini pada tahun 2017 adalah
sebesar 488,66 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 527,20 miliar rupiah
pada tahun 2018.

Misi 4 : Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Nelayan


Melalui Penguatan Keterkaitan Agro Industri Skala
Besar, Menengah dan Kecil

Sasaran 13 : Meningkatnya Taraf Hidup Petani dan Nelayan

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB katagori pertanian dan kehutanan dan
perikanan dengan target 46,62 %, evaluasi kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.34
Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 13 Indikator Kinerja Sasaran 21
Tahun 2019
Tingkat
Pencapaian
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
(%)
1 2 3 4 5 6

Kontribusi sektor pertanian


terhadap PDRB katagori
13 21 % 44,06 38,26 86,83
pertanian dan kehutanan dan
perikanan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)

Pencapaian sasaran menigkatnya tarap hidup Petani dan Nelayan dari


indikator kinerja kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB katagori pertanian dan

75
kehutanan dan perikanan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB
katagori pertanian, kehutanan dan perikanan tingkat pencapaianya sebesar 86,83%
dengan predikat "Baik" Perhitungan dilakukan dari data Badan Pusat Statistik Kab.
Lingga (Lingga Dalam Angka) tahun 2018 dikarenakan BPS Kab. Lingga baru merilis
data tahun 2019 pada bulan Agustus 2020. Sehingga perhitungan ini menggunakan
data tahun 2018.

Tabel 3.35
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 13 Indikator Kinerja Sasaran 21
Tahun 2017-2018

Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6

Kontribusi sektor pertanian terhadap


13 21 PDRB katagori pertanian dan % 38,69 38,26
kehutanan dan perikanan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2019

Pada tahun 2018, sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa
pertanian berkontribusi terhadap PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lingga sebesar 38,26 persen. Kontribusi tersebut mengalami
penurunan dibanding tahun 2017. Kontribusi sub kategori pertanian, peternakan,
perburuan dan jasa pertanian pada tahun 2017 adalah sebesar 38,69 persen.
Namun demikian, sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian
mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 1,00 persen pada tahun 2018, mengalami
percepatan jika dibandingkan dengan tahun 2017. Pada tahun 2017, pertumbuhan
sub kategori ini hanya sebesar 0,57 persen. Selama tahun 2014-2019, laju
pertumbuhan sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian di
Kabupaten Lingga cenderung berfluktuatif, tetapi selalu mengalami pertumbuhan
positif.

Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB sub kategori
pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Nilai PDRB ADHB pada sub kategori ini pada tahun 2017 adalah

76
sebesar 316,28 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 334,73 miliar rupiah
pada tahun 2018. Sementara itu, nilai PDRB ADHK pada tahun 2017 adalah sebesar
254,07 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 256,61 miliar rupiah di tahun
2018.

Uraian 2014 2015 2016 2017* 2018**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

PDRB Atas Dasar Harga


286,72 280,03 296,96 316,28 334,73
Berlaku (ADHB) (Miliar
Rupiah)
PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) 246,61 250,34 252,64 254,07 256,61
(Miliar Rupiah)
Kontribusi terhadap PDRB Kategori
Pertanian, Kehutanan, 41,99 38,90 38,22 38,69 38,26
dan Perikanan (Persen)

Pertumbuhan (Persen) 0,81 1,51 0,92 0,57 1,00

Keterangan: *Angka Sementara


** Angka Sangat Sementara

Sasaran 14 : Berkembangnya Sektor Industri Yang Mendukung


Hasil Pertanian Dalam Arti Luas

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor industri yang mendukung pertanian terhadap PDRB dengan target
1% pada tahun 2019 dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.36
Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 14 Indikator Kinerja Sasaran 22
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Kontribusi sektor industri
14 22 yang mendukung pertanian % 1 0,73 99,27
terhadap PDRB
Sumber: Badan Pusat Satatistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)

77
Pencapaian sasaran berkembangnya sektor industri yang mendukung hasil
pertanian dalam arti luas dari indikator kinerja kontribusi sektor industri yang
mendukung pertanian terhadap PDRB dari target 1 % tahun 2019 realisasi 0,73%
dengan pencapaian sasaran sebesar 99,27% dengan predikat "Baik". Hal ini
menunjukkan indikator kinerja kontribusi sektor industri yang mendukung pertanian
terhadap PDRB Kabupaten Lingga sudah berjalan secara sangat optimal. Upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga dalam hal ini Dinas Tenagakerja,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menegah dan Perindustrian menjalin koordinasi dengan
Investor yang mau berinvestasi disentra IKM Kelapa.

Tabel 3.37
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 4 Sasaran 14 Indikator Kinerja Sasaran 22
Tahun 2017-2018
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
Kontribusi sektor industri yang
14 22 mendukung pertanian terhadap % 0,76 0,73
PDRB
Sumber: BPS Kabupaten Lingga Tahun 2019
PDRB Kategori Industri Pengolahan

Uraian 2014 2015 2016 2017* 2018**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB Atas Dasar Harga
20,39 58,94 38,43 27,82 29,10
Berlaku (ADHB)
(Miliar Rupiah)

PDRB Atas Dasar


16,89 45,76 28,90 20,57 21,36
Harga Konstan
(ADHK)
(Miliar Rupiah)
Kontribusi terhadap PDRB
0,71 1,94 1,17 0,76 0,73
Kab.Lingga (Persen)
Pertumbuhan (Persen) 11,84 170,86 -36,84 -28,84 3,85
Sumber : BPS Kab. Lingga

78
Kontribusi sektor industri yang mendukung pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Lingga, dapat didekati berdasarkan kontribusi kategori industri
pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Lingga. Pada tahun 2018, kontribusi kategori
industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Lingga hanya sebesar 0,73 persen.
Kontribusi tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2017. Kontribusi
kategori industri pengolahan pada tahun 2017 adalah sebesar 0,76 persen. Namun
demikian, jika dilihat dari pertumbuhannya, kategori industri pengolahan mengalami
percepatan di tahun 2018 yaitu sebesar 3,85 persen.
Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB kategori
industri pengolahan juga mengalami peningkatan pada tahun 2018. Nilai PDRB ADHB
pada kategori ini meningkat dari 27,82 miliar rupiah di tahun 2017 menjadi 29,10
miliar rupiah di tahun 2018 . Sementara itu, nilai PDRB ADHK kategori industri
pengolahan meningkat dari 20,57 miliar rupiah di tahun 2017 menjadi 21,36 miliar
rupiah di tahun 2018.
Pada tahun 2016-2017, industri pengolahan di Kabupaten Lingga mengalami
pertumbuhan negatif yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan adanya penutupan
satu-satunya industri logam dasar di Kabupaten Lingga pada triwulan kedua tahun
2016. Industri tersebut bergerak dalam bidang pengolahan timah menjadi
lempengan timah.
Pencapaian sasaran berkembangnya sektor industri yang mendukung hasil
pertanian dalam arti luas dari indikator kinerja kontribusi sektor industri yang
mendukung pertanian terhadap PDRB mengalami kenaikan sebesar 0,16%.

Misi 5 : Meningkatkan Sumber-sumber Pertumbuhan


Ekonomi Dari Jasa, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Serta Transportasi

Sasaran 15 : Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
laju pertumbuhan ekonomi dengan target 5,87%, evaluasi kinerjanya sebagai
berikut :

79
Tabel 3.38
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 15 Indikator Kinerja Sasaran 23
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6

15 23 Laju pertumbuhan ekonomi % 5,87 4,00 68,14


Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2019 (Data tahun 2018)

Pencapaian sasaran meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah dengan


indikator kinerja laju pertumbuhan ekonomi target 5,87% pada tahun 2019
realisasinya 4 % (Realisasi tahun 2018) tingkat pencapaian kinerja sebesar 68,14%
dengan predikat "Cukup". Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lingga mengalami perlambatan.

Tabel 3.39
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 15 Indikator Kinerja Sasaran 23
Tahun 2017-2018
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6

15 23 Laju pertumbuhan ekonomi % 6,08 4,00


Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2018

Pencapaian indikator kinerja meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah


pada tahun 2018 sebesar 4,00% sedangkan pada tahun 2017 sebesar 6,08%
mengalami penurunan sebesar 2,32% dari tahun 2017. Hal ini berarti laju
pertumbuhan ekonomi menurun.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator makro untuk melihat
kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi
dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang
bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang
sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua lapangan
usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun.

80
Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Kabupaten Lingga selama lima
tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
meningkatnya produksidi seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh
inflasi. Pada tahun 2018, nilai PDRB Kabupaten Lingga atas dasar harga konstan
2010, mencapai 2.790,0,2 miliar rupiah, sedangkan padatahun 2016 mencapai
sebesar 2.682,78 miliar rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun
2018 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,00 persen, mengalami perlambatan
jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai
6,08 persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lingga selama lima tahun
terakhir adalah 4,34 persen pertahun.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial yaitu sebesar 13,41 persen. Dari 17 lapangan usaha ekonomi
yang ada, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan positif, kecuali lapangan
usaha Pengadaan Listrik dan Gas (-1,19 persen) dan lapangan usaha Pertambangan
dan Penggalian (-7,07 persen). Sebanyak sembilan lapangan usaha mengalami
percepatan pertumbuhan, sedangkan enam lapangan usaha lainnya mengalami
perlambatan pertumbuhan.
Sembilan lapangan usaha yang mengalami percepatan pertumbuhan antara
lain: Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (13,41 persen); Informasi dan Komunikasi
(11,34 persen); Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
(9,87 persen); Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (9,04 persen); Jasa
Pendidikan (7,93 persen); Jasa Lainnya (5,05 persen); Industri Pengolahan (3,85
persen); Jasa Perusahaan (3,67 persen); dan Real Estat (2,26 persen). Sementara
itu, enam lapangan usaha yang mengalami perlambatan pertumbuhan adalah
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
(7,96 persen); Jasa Keuangan dan Asuransi (3,67 persen); Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (2,29 persen); Konstruksi (1,98
persen); Transportasi dan Pergudangan (0,47 persen); dan Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan (0,38 persen).
Pembangunan tidak hanya cukup pada pencapaian pertumbuhan ekonomi
saja. Akan tetapi terdapat banyak dimensi yang dicakup dan target yang ingin
dicapai dengan tujuan utama mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik bagi
masyarakat. Pertumbuhan hanyalah sasaran antara (syarat perlu) bagi tercapainya

81
kesejahteraan. Tanpa pertumbuhan, tujuan pembangunan akan sulit terwujud.
Ukuran kesejahteraan memang sulit tercakup dalam satu indikator yang
komprehensif karena masalah aspek multidimensi yang melatarbelakanginya.
Namun demikian, banyak literatur dan kajian akademik yang menggunakan
berbagai alternatif, diantaranya adalah dengan pendekatan variabel PDRB per
kapita. PDRB per kapita diperoleh dengan membagi nilai PDRB dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun pada waktu tertentu. Oleh karena itu, besar
kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan
besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan
faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar
harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Sasaran 16 : Meningkatnya Kontribusi Sektor Jasa, Pariwisata,


dan Ekonomi Kreatif Bagi Perekonomian
Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi sektor jasa pariwisata terhadap PDRB dengan target 4,61%, evaluasi
kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.40
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 16 Indikator Kinerja Sasaran 24
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Kontribusi sektor jasa
16 24 pariwisata terhadap % 4,61 2,02 43,81
PDRB
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lingga Tahun 2019 (Data 2018)

Pencapaian sasaran meningkatnya kontribusi sektor jasa, pariwisata dan


ekonomi kreatif bagi perekonomian daerah dengan inidkator kinerja kontribusi
sektor jasa pariwisata terhadap PDRB (PDRB 2018) dengan target 4,61% dengan
realisasinya 2,02% dengan pencapaian 43,81% dengan kategori capaian "kurang".
Angka realisasi didapat dari data Lingga dalam angka tahun 2018 yang dikeluarkan
oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Lingga.

82
Tabel 3.41
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 16 Indikator Kinerja Sasaran 24
Tahun 2017-2018
Capaian
NO Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6

Kontribusi sektor jasa pariwisata


16 24 % 1,98 2,02
terhadap PDRB

Capaian sasaran meningkatnya kontribusi sektor jasa, pariwisata dan


ekonomi kreatif bagi perekonomian daerah dengan indikator kinerja kontribusi
sektor jasa pariwisata terhadap PDRB tahun 2018 sebesar 2,02% dan tahun 2017
sebesar 1,98% hal ini mengalami kenaikan sebesar 0.04 %.
Kontribusi sektor jasa pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Lingga dapat
didekati berdasarkan kontribusi kategori akomodasi dan penyediaan makan minum
terhadap PDRB Kabupaten Lingga. Pada tahun 2018, kategori penyediaan
akomodasi dan makan minum berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Lingga
sebesar 2,02 persen. Kontribusi tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun
2017 . Kontribusi kategori penyediaan akomodasi dan makan minum pada tahun
2017 hanya sebesar 1,98 persen.
Secara keseluruhan, kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 9,04
persen pada tahun 2018, mengalami percepatan jika dibandingkan dengan tahun
2017. Pada tahun 2017, pertumbuhan kategori ini hanya sebesar 7,54 persen.
Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sejak tahun 2014 hingga 2018
selalu mengalami pertumbuhan yang positif, bahkan terus mengalami percepatan
dari tahun 2015-2019. Hal ini menunjukkan bahwa geliat perekonomian pada
kategori akomodasi dan makan minum cenderung membaik dari tahun ke tahun.
Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB kategori
akomodasi dan makan minum, terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Nilai PDRB ADHB pada kategori ini pada tahun 2017 adalah sebesar 72,55 miliar
rupiah, kemudian meningkat menjadi 72,55 miliar rupiah kemudian meningkat
menjadi 80,05 miliar rupiah pada tahun 2018. Sementara itu, nilai PDRB ADHK pada

83
tahun 2017 adalah sebesar 57,28 miliar rupiah, kemudian meningkat menjadi 62,46
miliar rupiah di tahun 2018.

Uraian 2014 2015 2016 2017* 2018**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


PDRB Atas Dasar Harga
53,59 60,59 66,63 72,55 80,05
Berlaku (ADHB)
(Miliar Rupiah)
PDRB Atas Dasar Harga
46,36 49,59 53,26 57,28 62,46
Konstan (ADHK)
(Miliar Rupiah)

Kontribusi terhadap PDRB


1,88 1,99 2,03 1,98 2,02
Kab.Lingga (Persen)

Pertumbuhan (Persen) 7,38 6,98 7,41 7,54 9,04

Sumber: BPS Kab. Lingga

Sasaran 17 : Meningkatnya Kontribusi Transportasi Bagi


Perekonomian Daerah

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
kontribusi transportasi terhadap PDRB dengan target 2,25%, evaluasi kinerjanya
sebagai berikut:

Tabel 3.42
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 17 Indikator Kinerja Sasaran 25
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Kontribusi transportasi
17 25 % 2,25 2,17 96,44
terhadap PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Lingga tahun 2019 (Data 2018)

Pencapaian sasaran meningkatnya kontribusi transportasi bagi perekonomian


daerah dari indikator kinerja kontribusi transportasi terhadap PDRB dengan target
2,25% dan terealisasi sebesar 2,17%. Indikator kinerja tersebut dapat dicapai

84
dengan "Baik" terlihat dari pencapaian sebesar 96,44% dengan kategori capaian
"baik" walaupun belum mencapai target yang ditetapkan.

Tabel 3.43
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 17 Indikator Kinerja Sasaran 25
Tahun 2017-2018

Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2017 2018
1 2 3 4 5 6
Kontribusi transportasi terhadap
17 25 % 2,09 2,17
PDRB
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab Lingga 2019 (Data 2018)

Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan

Uraian 2014 2015 2016 2017* 2018**


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) 55,53 59,22 68,58 79,84 81,72
(Miliar Rupiah)
PDRB Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) 43,73 43,01 47,51 53,39 53,64
(Miliar Rupiah)
Kontribusi terhadap PDRB
1,95 1,95 2,09 2,17 2,06
Kab.Lingga (Persen)
Pertumbuhan (Persen) 4,36 -1,65 10,45 12,38 0,47
Sumber: BPS Kab. Lingga Tahun 2019

Wilayah Kabupaten Lingga yang terdiri dari pulau-pulau menjadikan


transportasi menjadi sarana yang penting dalam mendukung akitivitas ekonomi
daerah khususnya transportasi laut baik yang menghubungkan antar pulau maupun
yang menghubungkan Kabupaten Lingga dengan kabupaten/kota lain.
Kategori transportasi dan pergudangan terdiri dari 6 (enam) subkategori,
yaitu angkutan rel, angkutan darat, angkutan laut, angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan, angkutan udara, serta pergudangan dan jasa penunjang angkutan.

85
Namun demikian, hanya empat subkategori yang tersedia di Kabupaten
Lingga. Kontribusi yang diberikan kategori ini terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Lingga pada tahun 2018 hanya sekitar 2,06 persen. Akan tetapi,
kontribusi tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun
2018 mengalami sedikit penurunan.
Wilayah Kabupaten Lingga yang terdiri dari pulau-pulau menjadikan
transportasi menjadi sarana yang penting dalam mendukung akitivitas ekonomi
daerah khususnya transportasi laut baik yang menghubungkan antarpulau maupun
yang menghubungkan Kabupaten Lingga dengan kabupaten/ kota lain.
Laju pertumbuhan kategori transportasi dan pergudangan dari tahun 2014
hingga 2018 cenderung berfluktuatif. Selama tahun 2014 hingga 2015 terus
mengalami perlambatan, bahkan pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan negatif
yaitu sebesar -1,65 persen. Hal ini disebabkan subkategori angkutan laut sebagai
kontributor terbesar pembentuk PDRB kategori transportasi dan pergudangan
mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2015, yaitu sebesar -3,46 persen.
Akan tetapi, pada tahun 2016-2017, laju pertumbuhan kategori transportasi dan
pergudangan kembali mengalami percepatan, dengan laju pertumbuhan mencapai
10,45 persen di tahun 2016, dan 12,38 persen di tahun 2017. Namun demikian,
pada tahun 2018, pertumbuhan kategori ini kembali mengalami perlambatan, yaitu
hanya tumbuh sebesar 0,47 persen. Perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan
perlambatan pertumbuhan yang sangat signifikan pada sub kategori angkutan laut
sebagai kontributor terbesar dalam kategori transportasi dan pergudangan.
Jika dilihat berdasarkan nilai PDRB, baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), nilai PDRB kategori
transportasi dan pergudangan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Nilai PDRB ADHB kategori ini pada tahun 2017 adalah sebesar 79,84 miliar rupiah,
kemudian meningkat menjadi 81,72 miliar rupiah pada tahun 2018. Sementara itu,
nilai PDRB ADHK pada tahun 2017 adalah sebesar 53,39 miliar rupiah, kemudian
meningkat menjadi 53,64 miliar rupiah di tahun 2018.

86
Sasaran 18 : Meningkatnya Investasi Daerah

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
persentase pertumbuhan investasi daerah dengan target 30%, evaluasi kinerjanya
sebagai berikut:
Tabel 3.44
Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 18 Indikator Kinerja Sasaran 26
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase Pertumbuhan
18 26 % 30 66,6 222
Investasi
Sumber: Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Perdagangan 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya investasi daerah dari indikator kinerja


persentase pertumbuhan investasi tahun 2019 dengan target sebesar 30% dan
realisasi sebesar 66,6% dengan tingkat pencapaian sebesar 222% dengan kategori
capaian "Sangat Baik".
Berdasarkan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Perubahan (RPJMD) Tahun 2016 sampai 2021 target penanamam modal sebanyak
10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)/PMA (Penanaman Modal Asing),
dengan rincian target dan realisasi sebagai berikut:
TARGET REALISASI
NO TAHUN
INVESTASI INVESTASI
1 2016 0 0
2 2017 1 0
3 2018 2 1
4 2019 3 2
5 2020 2 -
6 2021 2 -

Hal ini dikarenakan:


(1) Lokasi Usaha tidak sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTRW.
(2) Masih kurangnya promosi tentang potensi Kabupaten Lingga ke Investor.
(3) Geografis dan Jarak tempuh Kabupaten Lingg yang cukup jauh.
(4) Mobilitas angkutan Laut dan Udara yang sangat terbatas.

87
Tabel 3.45
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 5 Sasaran 18 Indikator Kinerja Sasaran 26
Tahun 2018-2019

Capaian
Satuan
No Indikator Kinerja Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

18 26 Persentase Pertumbuhan Investasi % 50 66,6

Sumber : Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Perdagangan 2019

Misi 6 : Meningkatkan Aksesibilitas Melalui Pembangunan

Sasaran 19 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Transportasi


Darat

Untuk mencapai sasaran dengan indikator kinerja yang harus dicapai, yaitu
persentase jalan Kabupaten dalam kondisi mantap dengan target 33%, evaluasi
kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.46
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 19 Indikator Kinerja Sasaran 27
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase jalan
19 27 kabupaten dalam % 33 12,20 36,96
kondisi Baik
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 2019

Pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi darat dari


indikator kinerja persentase jalan Kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2019
dengan target sebesar 33% dan terealisasi sebesar 12,20% dengan tingkat
pencapaian sebesar 36,96% dengan katagori capaian "kurang". Hal ini dikarenakan:
1) Banyak daerah di Kabupaten Lingga yang belum terjangkau oleh akses
insfratruktur jalan. Karena harus dibuat dokumen perencanaannya, untuk itu
perlu ketersediaan anggaran yang cukup dalam pelaksanaannya.

88
2) Belum maksimalnya penanganan pembangunan jalan/jembatan yang merata di
Kabupaten Lingga, hal ini dikarenakan kondisi jalan yang perlu penanganan
cukup banyak dan belum terlaksana sepenuhnya yang disebabkan ketersediaan
anggaran yang belum cukup.

Tabel 3.47
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 19 Indikator Kinerja Sasaran 27
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase jalan kabupaten dalam
19 27 % 11,33 12,20
kondisi baik

Capaian sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi darat dengan


indikator kinerja persentase jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 12,20%
tahun 2019 dan 11,33% ditahun 2018. Hal ini mengalami penurunan peningkatan
sebesar 0,87%.

Sasaran 20 : Lancarnya Arus Penumpang Melalui Terminal dan


Pelabuhan

Untuk mencapai sasaran Lancarnya arus penumpang melalui terminal dan


pelabuhan indikator kinerja jumlah arus penumpang di pelabuhan dan terminal
dengan target 33.214 Orang dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut :

Tabel 3.48
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 20 Indikator Kinerja Sasaran 28
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Jumlah arus penumpang
20 28 di pelabuhan dan Jumlah 33.214 228.798 668,86
terminal
Sumber: Dinas perhubungan Kabupaten Lingga Tahun 2019

89
REKAPITULASI ARUS PENUMPANG KAPAL
SELAMA TAHUN 2019

NO PELABUHAN JUMLAH PENUMPANG


1 Tanjung Buton 28.316
2 Sungai Tenam 35.382
3 Jagoh 77.489
4 Benan 2.986
5 Pancur 9.858
6 Roro Jagoh 74.767
TOTAL 228.798

Pencapaian sasaran lancarnya arus penumpang melalui terminal dan


pelabuhan dari indikator kinerja lancarnya penumpang melalui pelabuhan dan
terminal dengan target 33.214 di tahun 2019 terealisasinya sebesar 228.798 dengan
tingkat pencapaian 668,86% dikatagori capaian "sangat baik". Hal ini disebabkan
lancarnya aktivitas pengangkutan penumpang di pelabuhan dan terminal di
Kabupaten Lingga, karena:
1. Sudah dibukanya pelabuhan Sungai Tenam.
2. Kapal Ferry sudah menambahkan titik pemberhentian di setiap pulau yang
berpenghuni yang dilalui.
3. Sudah tersedianya Kapal Roro yang melayani Jagoh - Penarik
4. Sudah dibukanya jalur Roro yang melayani Jagoh - Kuala Tungkal (Jambi),
Jagoh - Tanjungpinang, Jagoh - Batam

Masing-masing terminal maupun pelabuhan di Kabupaten Lingga mendata


jumlah penumpang berdasarkan manifest ASDP dan retribusi jumlah penumpang
maupun pengantar.

Tabel 3.49
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 20 Indikator Kinerja Sasaran 28
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

Lancarnya penumpang melalui di


20 28 Jumlah 175.875 228.798
pelabuhan dan terminal
Sumber: Dinas perhubungan Kabupaten Lingga Tahun 2019

90
Capaian sasaran lancarnya arus penumpang melalui terminal dan pelabuhan
dengan indikator kinerja Lancarnya penumpang melalui di pelabuhan dan terminal
sebesar 228.798 ditahun 2019 dan pada tahun 2018 sebesar 175.875 mengalami
kenaikan sebesar 858 orang. Tingkat pencapaian sangat baik dan terdapat kenaikan
jumlah penumpang dari tahun 2018.

Sasaran 21 : Meningkatnya Cakupan Pelayanan Air Minum

Untuk mencapai sasaran Meningkatnya cakupan pelayanan Air minum


dengan indikator kinerja Persentase rumah tangga berakses air minum, target
sebesar 86% evaluasi kinerjanya sebagai berikut :

Tabel 3.50
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 21 Indikator Kinerja Sasaran 29
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase rumah
% 86 76,13 88,52
21 29 tangga berakses air
minum
Sumber : Dinas Perkerjaan Umum dan Penataan ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Tahun
2019

Pencapaian sasaran meningkatnya cakupan air minum dari indikator kinerja


Persentase rumah tangga berakses Air Minum dengan target sebesar 86% ditahun
2019 dan terealisasinya sebesar 76,13% dengan tingkat pencapaian 88,52%
dengan katagori capaian "baik".

Tabel 3.51
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 21 Indikator Kinerja Sasaran 29
Tahun 2019

Capaian
No Indikator Kinerja Tahun Ket
Satuan
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase rumah tangga
21 29 % 74,87 76,13
berakses air minum

91
Capaian sasaran meningkatnya cakupan pelayanan Air minum dan indikator
kinerja Persentase rumah tangga berakses air minum 76,13% pada tahun 2019 dan
ditahun 2018 sebesar 74,87% hal ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar
1,26%. Adapun kegiatan yang mendukung pada tahun 2019 adalah Penyediaan
sarana dan prasarana air bersih/air minum, sehingga pada tahun 2019, jumlah Jiwa
yang terlayani Air bersih pada tahun 2019 sebanyak 76.886 Jiwa dari Jumlah
Penduduk Kabupaten Lingga per Desember 2019 sebanyak 103.919 Jiwa.

Adapun Rumus perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah Penduduk Pemakai Air Bersih 79.118


X 100% X 100% = 76,13%
Jumlah Penduduk 103.919

Sasaran 22 : Meningkatnya Cakupan Pelayanan dan Akses


Pemukiman Yang Layak

Untuk mencapai sasaran ini telah ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja yang
harus dicapai, yaitu persentase pemukiman yang bersanitasi baik dan persentase
pemukiman yang layak huni dengan evaluasi kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.52
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 22 Indikator Kinerja Sasaran 30 dan 31
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6

Persentase pemukiman %
30 80 94,85 118,56
yang bersanitasi baik
22
Persentase pemukiman
31 % 80 88,10 110,13
yang layak huni
Dinas Perkerjaan Umum dan Penataan ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten
LinggaTahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya cakupan pelayanan dan akses


pemukiman layak huni dengan indikator kinerja Persentase pemukiman yang
bersanitasi baik dan persentase pemukiman yang layak huni dari hasil tingkat
pencapaianya sangat baik.

92
Tabel 3.53
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 22 Indikator Kinerja Sasaran 30 dan 31
Tahun 2018-2019
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase pemukiman yang
30 % 47,85 94,85
bersanitasi baik
22
Persentase pemukiman yang
31 % 95,69 88,10
layak huni

Capaian sasaran meningkatnya cakupan pelayanan dan berakses


permukiman yang layak dengan indikator kinerja persentase pemukiman yang
bersanitasi baik sebesar 94,85% ditahun 2019 dan tahun 2018 sebesar 47,85%
capaian mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 47% sedangkan indikator
kinerja persentase pemukiman yang layak huni sebesar 88,10% ditahun 2019 dan
tahun 2018 sebesar 95,69% mengalami penurunan sebasar 7,59%. Adapun
kegiatan yang mendukung adalah Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan
Masyarakat yang kurang mampu.
Tingkat capaian Persentase pemukiman yang layak huni sudah sangat bagus
yaitu 110,13% namun dibandingkan dengan tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 7,59% hal ini dikarenakan Dinas PU&PR Kabupaten Lingga sifat
pekerjaannya hanya mefasilitasi sedangkan untuk pembangunan fisiknya
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait.

Sasaran 23 : Meningkatnya Pelayanan Irigasi

Untuk mencapai sasaran ini dengan indikator kinerja yaitu luas area sawah
yang dialiri irigasi dengan target 400 Hektar, evaluasi kinerjanya sebagai berikut:

93
Tabel 3.54
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 22 Indikator Kinerja Sasaran 32
Tahun 2017
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6

23 32 Luas area sawah


Ha 400 350 87,5
yang dialiri irigasi
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun
2019

Pencapaian sasaran Meningkatnya Pelayanan Irigasi dengan indikator kinerja


luas area sawah yang dialiri irigasi dengan target 400 Hektar pada tahun 2019
realisasinya 350 Hektar dengan pencapaian sebesar 87,5%. Tingkat capaian ini
belum maximal karena belum mencapai target yang sudah ditentukan. Adapun hal-
hal yang mempengaruhi percepatan pembangunan ini adalah:
1. Kabupaten Lingga memiliki area persawahan di 5 kecamatan.
2. Pencetakan area persawahan ini dilakukan oleh Pemerintah Pusat tanpa adanya
irigasi.
3. Pembuatan Irisgasi persawahan dilaksanakan oleh BWSS IV Batam dan Dinas
PUPRPKP Kab. Lingga
Upaya untuk mengatasinya pada tahun 2019 yaitu :
a. Berkoordinasi dengan Badan Wilayah Sungai Sumatra (BWSS).
b. Berkoordinasi dengan pertanian Provinsi dan Menteri Pertanian melalui e-
Proposal.

Tabel 3.55
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 23 Indikator Kinerja Sasaran 32
Tahun 2018-2019
(2)

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6

Luas area sawah yang dialiri


23 32 Ha 45 350
irigasi
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun
2019

94
Capaian sasaran meningkatnya pelayanan irigasi dengan indikator kinerja
luas area Sawah yang dialiri irigasi sebesar 350 Hektar ditahun 2019 dan ditahun
2018 sebesar 45 Hektar, capaian mengalami kenaikan yang sangat tinggi yaitu
sebesar 350 Hektar. Hal ini menunjukkan di Kabupaten Lingga terjadi perluasan
area persawahan yang dialiri irigasi yang sangat luas.

Sasaran 24 : Meningkatnya Ketaatan Pemanfaatan Ruang

Untuk mencapai sasaran ini ditetapkan indikator kinerja yang harus dicapai,
yaitu persentase ketaatan terhadap RT/RW dengan target 35% evaluasi kinerjanya
sebagai berikut:

Tabel 3.56
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 24 Indikator Kinerja Sasaran 33
Tahun 2019
Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Persentase ketaatan
24 33 % 35 22,75 65
terhadap RT/RW
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya ketaatan pemanfaatan ruang dengan


indikator kinerja persentase ketaatan terhadap RT/RW tahun 2019 dengan target
35% dan teralisasi sebesar 22,75% dengan tingkat pencapaian 65% dengan
kategori capaian "cukup" hal dikarenakan Pelaku pemanfataan ruang bukan hanya
dari Perangkat Daerah, tetapi Masyarakat dan Investor. Perlunya upaya koordinasi
yang lebih intens dalam upaya perbaikan dan strategi untuk meningkatkan
kesesuaian pemanfataan ruang secara bertahap dalam rangka terwujudnya struktur
dan pola ruang sehingga ketaataan pemanfataan ruang dapat lebih meningkat.
Realisasi rencana tata ruang wilayah RT/RW Kabupaten Lingga tahun 2019.
Total luas lahan yang direncanakan sesuai dengan peruntukannya sampai
dengan tahun perencanaan, yaitu tahun 2031 seluas 223.548 Ha dengan rincian
sebagai berikut:

95
1. Peruntukan kawasan lindung yang dinyatakan kawasan non budidaya adalah
kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yaitu daerah
yang memiliki kendala fisik tertentu seperti lereng curam, rawan banjir, rawan
longsor dan erosi, kawasan bergambut, dan kedalaman efektif agak dangkal
hingga dangkal dengan luas ± 69.120,65 Ha.
2. Peruntukan kawasan budidaya ± 154.435,00 Ha dengan rincian sebagai
berikut:

NO PERUNTUKAN KAWASAN LUAS


1 Hutan Tanaman Rakyat 7.232,76
2 Permukiman Pedesaan 5.523,38
3 Permukiman Perkotaan 7.462,40
4 Peternakan 2.762,37
5 Peruntukan Lainnya 128,00
6 Holtikutura 1.642,51
7 Industri 401,54
8 Pariwisata 2.966,74
9 Perikanan 2.852,37
10 Perkebunan 116.352,60
11 Tanaman Pangan 6.172,02
12 Kawasan Lindung Pulau Lainnya 938,37
Total Luasan 154.435,96

3. Realisasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lingga Tahun 2019:
 Kawasan Perikanan : ± 81,55 Ha
 Kawasan Pertanian Tanaman Pangan : ± 270,9 Ha
 Kawasan Perkebunan : ± 4.567 Ha
 Kawasan Peternakan : ± 1 Ha
 Hutan Taman Rakyat : ± 38,7 Ha
 Kawasan Pariwisata : ± 619,686 Ha
 Kawasan Hortikultura : ± 10.990 Ha
 Kawasan Budidaya Lainya : ± 63 Ha
 Kawasan Lindung Pulau Lainnya : ± 938 Ha

96
Total Ralisasi RT/RW Tahun 2019 : ± 17.569 ha

Dengan rumus perhitungan target pada tahun 2021 adalah:


50% x 154,435 = 77.217,51

Ketaan Terhadap Realisasi RT/RW 17.659 HA


= X 100 X 100 = 22,75%
RT/RW
Rencana RT/RW 154.345,96 HA

Tabel 3.57
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 24 Indikator Kinerja Sasaran 33
Tahun 2019

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Persentase ketaatan terhadap
24 33 RT/RW % 22,60 22,75
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman 2019

Capaian sasaran meningkatnya persentase ketaatan terhdap RT/RW


mengalami kenaikan sebesar 0,15% pada tahun 2019. walaupun capaian meningkat
dari tahun sebelumnya, namun masih belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Untuk kedepannya Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang, Perumahan dan


Kawasan Permukiman Kabupaten Lingga akan lebih mengoptimalkan perhitungan
ruang yang sudah dimanfaatkan mapun mengarahkan Investor agar dapat
menggunakan ruang sesuai peruntukannya.

Sasaran 25 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup

Untuk mencapai sasaran ini ditetapkan indikator kinerja yang harus dicapai,
yaitu indeks kualitas lingkungan hidup target 82% evaluasi kinerjanya sebagai
berikut :

97
Tabel 3.58
Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 25 Indikator Kinerja Sasaran 34
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
(%)
1 2 3 4 5 6
Indeks Kualitas
25 34 % 82 86,21 105,13
Lingkungan Hidup
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga Tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya kualitas lingkungan hidup dengan


indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup pada tahun 2019 dengan terget
82% dengan capaian realisasi 86,21% dengan tingakt capaian 105,13 kategori
capaian "Sangat Baik", hal ini dikarenakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Lingga telah melakukan perhitungan terhadap Indeks Kualitas Air sehingga
membuat perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dapat dilakukan,
dimana nilai IKLH didapat dari perhitungan indeks tutupan lahan, Indeks Kualitas Air
dan Indeks Kualitas Udara.

Adapun rincian perhitungannya sebagai berikut:


1. Indeks Kualitas Air (IKA) Kabupaten Lingga sebesar 66,67.
2. Indeks Kualitas Udara (IKU) Kabupaten Lingga sebesar 95,98.
3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Kabupaten Lingga sebesar 95,56
Perhitungan Indeks Kualitas Air mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
(Dengan tujuh parameter kunci: TSS, BOD-5, COD, DO, Sulfat, Feal Coli dan Total
Coliform).
Pencapaian IKA melalui Indikator Kinerja upaya pengendalian terhadap
pecemaran dan perusakan lingkungan hidup mencapai hasil 100%, dengan target
jumlah upaya pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah
5 (lima) upaya dan terealisasi di tahun 2019 adalah sebanyak 5 (lima) upaya.
Pencapaian sasaran mewujudkan komitmen pengelolaan lingnkungan,
melalui indikator persentase luas lahan atau hutan yang dilakukan upaya
penanaman kembali telah mencapai hasil 100%, Persentase kawasan sumber daya
alam yang dilindungi dan dikonservasi terealisasi 100% pada tahun 2019 dengan

98
luas tutupan lahan yang terjaga baik berupa hutan lahan kering primer, hutan lahan
kering skunder, hutan rawa primer, hutan rawa skunder, hutan mangrove primer,
hutan mangrove sekinder, hutan tanaman, semak/belukar, sempadan sungai,
danau/waduk.
Pengelolaan lingkungan hidup dalam pembangunan yang berwawasan
lingkungan, melalui indikator persentase upaya penyampaian data/informasi bidang
lingkungan hidup mencapai hasil 100%.

Tabel 3.59
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 6 Sasaran 25 Indikator Kinerja Sasaran 34
Tahun 2019

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Indeks Kualitas Lingkungan
25 34 Hidup % 0 86,21
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga Tahun 2019

Sasaran 26 : Meningkatnya Kinerja dan Tranparansi


Penyelenggaraan Pemerintahan Serta Pengelolaan
Keuangan Daerah

Untuk mencapai sasaran ini pada tahun 2019 telah ditetapkan 3 (tiga)
indikator kinerja yaitu: 1). Predikat LKjIP dengan target CC, 2). Predikat LPPD
dengan target 4 dan 3). Opini BPK dengan target WTP dengan capaian indikator
kinerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.60
Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 26 Indikator Kinerja Sasaran 35 s.d 37
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Pencapaian
1 2 3 4 5 6

35 Predikat LKjIP Predikat CC CC 100%

26 36 Predikat LPPD Peringkat 4 5 80%

37 Opini BPK Predikat WTP WTP 100%


Sumber: Sekretariat Daerah (Bagian Ortal, Bagian Tata Pemerintahan) dan Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga tahun 2019

99
Pencapaian sasaran meningkatnya kinerja dan tranparansi penyelenggaraan
pemerintahan serta pengelolaan keuangan daerah dari tiga indikator kinerja
predikat LKjIP dan Opini BPK sudah berjalan sesuai dengan target yang dinginkan,
sedangkan Predikat LPPD tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

Tabel 3.61
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 26 Indikator Kinerja Sasaran 35 s.d 37
Tahun 2018-2019

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
35 Predikat LKjIP Predikat CC CC
26 36 Predikat LPPD Peringkat 3 5

37 Opini BPK Predikat WTP WTP


Sumber: Sekretariat Daerah (Bagian Ortal, Bagian Tata Pemerintahan) dan Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga tahun 2019

Pencapaian sasaran Meningkatnya kinerja dan tranparansi penyelenggaraan


pemerintahan serta pengelolaan keuangan daerah, terdiri dari tiga indikator kinerja
yaitu predikat LKjIP, predikat LPPD dan Opini BPK.

Pencapaian Predikat LKjIP sesuai dengan target yang ditentukan dengan


target CC dan capaian sedangkan Opini BPK mendapat predikat WTP sesuai
dengan target dan Predikat LPPD dibawah target. Dibanding dengan tahun 2018
mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari target peringkat 3 se Provinsi
Kepulauan Riau, pada tahun 2018 mendapat peringkat 5 dari 1 Prov dan 7
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

Pada Indikator Kinerja Predikat LKJiP sudah memenuhi target yang telah
ditetapkan yaitu "CC" namun hal ini tatap saja belum dikategorikan sangat baik,
adapun hal-hal yang mempengaruhi hal tersebut adalah:
1. Masih adanya sasaran yang belum berorientasi outcome, indikator sasaran belum
memenuhi kriteria yang baik, relevan atau cukup mencapai sasaran.
2. Rencana Aksi atas kinerja belum mencantumkan target secara periodik atas
kinerja.

100
3. Kualitas RPJMD mapun Renstra belum sepenuhnya baik, dilihat dari
Program/kegiatan yang ada belum mencapai tujuan/sasaran.
4. Renstra Perangkat Daerah belum selaras dengan RPJMD sehingga belum
menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan.
5. Perangkat Daerah belum memiliki mekanisme pengumpulan data kinerja yang
memadai.
6. Iku Perangkat Daerah belum selaras dengan IKU Daerah.
7. Pemerintah Kabupaten Lingga telah membangun e-Planning, e-Budgeting dan e-
Monev, namun belum terintegrasi dan tidak menyajikan data kinerja yang
seharusnya.
Pada indikator kinerja Opini BPK, Pemerintah Kabupaten Lingga
mendapatkan Predikat "WTP" (Wajar Tanpan Pengeculian) yang kedua kalinyanya.
Adapun faktor-faktor yang mendukung perolehan WTP ini adalah:
1. LKPD telah sesuai dengan SAP yang berlaku.
2. LKPD telah cukup mengungkapkan informasi keuangan dalam LKPD sesuai
dengan pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti yang disebutkan dalam
SAP.
3. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga telah memiliki tingkat kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-undangan terkait dengan pelaporan keuangan/LKPD
4. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga telah menerapkan sistim pengendalian
intern yang efektif terkait dengan pelaporan keuangan/LKPD
5. Dalam semua hal yang material posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Lingga
per tanggal 31 Desember 2018 realisasi anggaran, arus kas serta perubahan
ekuitas pada tahun tersebut sesuai dengan SAP.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan Pemerintah
Kabupaten Lingga sebagai upaya untuk mempertahankan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), Pemerintah Kabupaten Lingga meminta kepada Kepala
Perangkat Daerah untuk:
1. Membangun dan memperkuat komitmen segenap pimpinan dan pegawai
disemua level dan unit kerja dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel.
2. Mengimplementasikan system pengendalian internal pemerintah sebagai soft
control dalam penegakan integritas dan nilai etika.

101
3. Penyusunan laporan keungan dan pelaksanaan review dilaksanakan sesuai
standar akuntansi pemerintah.
4. Menyelesaikan rekomendasi hasil pemeriksaan Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan penuh
kesungguhan.

Sasaran 27 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

Untuk mencapai sasaran kinerja indek kepuasaan masyarakat terhadap


pelayanan publik target C dengan capaian indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.62
Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 27 Indikator Kinerja Sasaran 38
Tahun 2019

Tingkat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Pencapaian
1 2 3 4 5 6

Indek kepuasaan
27 38 masyarakat terhadap Predikat C A 200%
pelayanan public
Sumber: Dinas Kependukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga tahun 2019

Pencapaian sasaran meningkatnya kualitas pelayanan publik dengan target C


pada tahun 2019 terealisasi A, hal ini menunjukkan Indek kepuasan Masyarkat
terhadap pelayanan publik sudah "sangat baik".
Hal ini didapat dari hasil survei kepuasan masyarakat yang telah dilakukan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lingga pada tahun 2019
terhadap 384 Responden dan 14 Unsur Penilaian. Survei ini dilakukan mengacu
pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 14 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat dan Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

102
Tabel 3.63
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja
Misi 7 Sasaran 27 Indikator Kinerja Sasaran 38
Tahun 2019

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Tahun Ket
2018 2019
1 2 3 4 5 6
Indek kepuasaan
26 38 masyarakat terhadap Predikat B A
pelayanan public
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lingga 2019

NILAI RATA-RATA PER UNSUR PELAYANAN


PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

NILAI RATA-RATA
NO UNSUR PELAYANAN
TERTIMBANG
1 Prosedur Pelayanan 0,26
2 Persyaratan Pelayanan 0,26
3 Kejelasan Petugas Pelayanan 0,26
4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 0,25
5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 0,25
6 Kemampuan Petugas Pelayanan 0,24
7 Kecepatan Pelayanan 0,25
8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 0,24
9 Kesopanan dan Keramahan Petugas-petugas 0,24
10 Kewajaran Biaya Pelayana 0,27
11 Kepastian Biaya Pelayanan 0,27
12 Kepastian Jadwal Pelayanan 0,27
13 Kenyamanan Lingkungan 0,24
14 Kenyamanan Pelayanan 0,24
Nilai Interval SKM 3,54
Nilai Interval Konversi SKM 88,56
Mutu Pelayanan A
Kinerja Unit Pelayanan SANGAT BAIK

103
3. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Keberhasilan kinerja sasaran tahun 2019 didukung oleh tersedianya input
berupa Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Perubahan (APBDP) sebesar Rp.
1.050.301.013.207,07 dengan realisasi sebesar Rp. 976.058.628.445 adapun
anggaran yang masuk dalam indikator kinerja tahun 2018 adalah sebesar Rp.
247.394.680.271,00 dan tereliasasi sebesar Rp. 225.350.911.550,00,00 atau
91,08% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.63

104
Tabel 3.64
Anggaran APBD Perubahan dan Realisasi
Kabupaten Lingga Tahun 2019

SASARAN PROGRAM/ ANGGARAN REALISASI


NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS KEGIATAN APBDP ANGGARAN
Rata - rata lama sekolah Program Pendidikan wajib
1 6,21 43.794.688.799,00 38.994.871.935,89
Meningkatkan Kualitas (tahun) belajar sembilan tahun
1 dan aksesibilitas Program Peningkatan
Harapan lama sekolah
pendidikan 2 12.72 mutu pendidikan dan 4.405.109.920,00 3.969.620.252,00
(tahun)
tenaga kependidikan
Program peningkatan
Angka harapan hidup
3 63,37 pelayanan kesehatan 71.469.000,00 71.418.890,00
(tahun)
lansia
Meningkatkan derajat Program Peningkatan
Angka kematian ibu
kesehatan masyarakat 4 136 keselamatan ibu 271.330.000,00 267.462.010,00
(1/100.000)
2 dan aksesibilitas melahirkan dan anak
pelayanan kesehatan Program Peningkatan
Angka kematian bayi
yang berkualitas 5 27 Pelayanan kesehatan 113.690.000,00 112.207.690,00
(1/1.000)
anak balita
Persentase balita gizi Program perbaikan gizi
6 0.31 899.008.000,00 897.766.400,00
buruk masyarakat
Program Koordinasi
Rata - rata pengeluaran
Meningkatnya daya Kebijakan Bidang
3 7 per kapita Rill Disesuaikan 886,99 1.133.990.000,00 1.004.746.345,00
beli masyarakat Ekonomi
( ribu Rp )

Program peningkatan
Meningkatnya kualitas 256.420.000,00 250.419.960,00
kesempatan kerja
pengetahuan dan Tingkat pengangguran
4 8 4 Program perlindungan
ketrampilan angkatan terbuka ( % )
kerja dan pengembangan 241.890.000,00 236.334.100,00
lembaga ketenagakerjaan

105 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program peningkatan
Menurunya angka Persentase penduduk
5 9 12,53 keberdayaan masyarakat --- ---
kemiskinan miskin ( % )
pedesaan
Program Pemeliharaan
Meningkatnya
Jumlah konflik bernuansa Kantrantibmas dan
6 kerukunan hidup umat 10 0 1.999.613.118,00 1.983.002.018,00
SARA pencegahan tindak
beragama
criminal
Persentase siswa
Meningkatnya beragama islam yang bisa Program Pembinaan
pemahaman membaca Al Qur'an (%)
7 Peningkatan kualitas 4.614.135.000,00 4.614.135.000,00
masyarakat terhadap 11 SD/MI 80 Keagamaan
nilai - nilai agama
12 SMP/MTs 85
Program Pengembangan
1.262.165.000,00 1.201.131.570,00
Persentase nilai budaya, Nilai Budaya
adat tradisi yang digali, Program Pengelolaan
13 34,78 2.287.156.634,00 2.232.327.479,00
direvitalisasi, diaktualisasi, Kekayaan Budaya
Meningkatnya dilestarikan (%) Program Pengelolaan
Pelestarian Budaya 2.091.717.905,00 2.049.381.794,00
8 Keragaman Budaya
Melayu dalam bingkai
Program Peningkatan
Bunda Tanah Melayu
sarana dan prasarana 25.655.062.938,00 22.385.141.903,00
Rasio gedung
aparatur
14 pemerintahan yang berciri 12,33
Program Pembangunan
khas melayu (%)
sarana kantor Pemerintah 2.049.750.000,00 2.021.979.000
Ibukota.
9 Menurunya Program Pelayanan
Persentase PMKS yang
penyandang masalah 15 47 rehabilitas kesejahteraan 559.545.000,00 543.353.536,00
ditangani (%)
kesejahteraan sosial sosial

106 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Indeks pembangunan 89,46
Meningkatkan 16 Program Peningkatan
gender
10 Pengarusutaman Gender Kualitas Perlindungan 1.653.432.000,00 1.612.322.632,00
dan Pemenuhan hak anak 17 Kota Layak Anak PRATAMA Perempuan dan Anak

Produksi Perikanan Program pengembangan


18 102,06 7.700.954.740,00 7.193.407.183,00
Meningkatnya produksi Budidaya ( Ton ) perikanan budidaya
11
kelautan dan perikanan Produksi perikanan Program pengembangan
19 39.292,01 2.600.452.497,00 2.542.330.343,00
Tangkap ( ton ) perikanan tangkap
Kontribusi sektor kelautan
Meningkatnya peran
dan perikanan terhadap Program Peningkatan dan
sektor kelautan dan
12 20 PDRB Kategori Pertanian, 51,99 Pengembangan Prasarana --- ---
perikanan dalam
Kehutanan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan
perekonomian daerah
(%)
Program peningkatan
486.250.400,00 401.211.220
kesejahteraan petani

Program pemberdayaan
penyuluh
Kontribusi sektor 1.358.980.600,00 964.698.374,00
petani/perkebunan
pertanian terhadap PDRB
Meningkatnya taraf hidup lapangan
13 21 Kategori Pertanian, 46,62
Petani dan Nelayan
Kehutanan dan Perikanan
Program peningkatan
(%) 3.660.131.248,00 2.309.013.123
produksi hasil peternakan

Program peningkatan
produksi pertanian dan 4.242.493.100,00 3.563.576.014,00
perkebunan

107 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program penataan
--- ---
struktur industri
Program peningkatan,
kemampuan teknologi --- ---
Berkembangnya sektor Kontribusi sektor industri
industri
industri yang mendukung yang mendukung
14 22 1 Program peningkatan
hasil pertanian dalam arti pertanian terhadap PDRB
efisiensi perdagangan --- ---
luas (%)
dalam negeri
Program pengembangan
industri kecil dan 5.695.617.500,00 5.526.164.058,00
menengah
Meningkatnya Program pengembangan
Laju Pertumbuhan
15 Pertumbuhan Ekonomi 23 5,87 wilayah strategis dan 4.846.844.000,00 4.514.453.108,00
ekonomi ( % )
Daerah cepat tumbuh
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi sektor jasa
sektor Jasa, Pariwisata, Program destinasi
16 24 pariwisata terhadap PDRB 4,61 3.337.505.800,00 3.313.570.850,00
dan ekonomi kreatif bagi pariwisata
(%)
perekonomian daerah
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi transportasi Program peningkatan
17 transportasi bagi 25 2.25 982.055.000,00 947.553.280,00
terhadap PDRB ( % ) pelayanan angkutan
perekonomian daerah
Program pengembangan
sistem pendukung usaha
966.340.000,00 956.392.796,00
bagi usaha mikro kecil
Meningkatnya Investasi Persentase Pertumbuhan menengah
18 26 30
daerah Investasi Program pengembangan
kewirausahaan dan
---- ----
keunggulan komperatif
usaha

108 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program pembangunan
19.131.618.346,00 14.072.104.034,00
jalan dan jembatan
Program
rehabilitasi/pemeliharaan 8.560.230.000,00 8.317.993.200,00
Meningkatnya kualitas Persentase jalan
jalan dan jembatan
19 pelayanan transportasi 27 Kabupaten dalam kondisi 33
Program peningkatan
darat Mantap 38.998.889.990,00 38.343.757.900,00
jalan dan jembatan
Program pengendalian
dan pengamanan lalu 2.539.026.340,00 2.029.946.085,00
lintas
Lancarnya Penumpang Program pengelolaan
Jumlah arus penumpang
20 melalui terminal dan 28 33.214 prasarana dan failitas 9.430.715.000,00 9.185.246.175,00
di pelabuhan dan terminal
pelabuhan perhubungan
Program pengembangan
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga
21 29 86 pengelolaan air minum 13.442.556.166,00 12.798.787.578,63
pelayanan air minum berakses air minum
dan air limbah
Persentase pemukiman
Meningkatnya cakupan 30 80
yang bersanitasi baik Program pengembangan
22 pelayanan dan akses 228.120.000,00 225.929.550,00
Persentase permukiman perumahan
permukiman yang layak 31 80
yang layak huni
Program pengembangan
Meningkatnya pelayanan Luas area sawah yang dan pengelolaan jaringan
23 32 400 1.265.450.000,00 1.085.654.407,00
Irigasi dialiri irigasi irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya
Program pemanfaatan
--- ---
Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan ruang
24 33 35
pemanfaat ruang terhadap RTRW Program perencanaan
4.803.371.000,00 4.653.999.398,00
tata ruang

109 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program pengendalian
pencemaran dan
1.032.171.950,00 943.726.490,00
perusakan lingkungan
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas
25 34 82 hidup
lingkungan hidup lingkungan hidup
Program perlindungan
dan konservasi sumber 561.905.000,00 539.863.000,00
daya alam
Program peningkatan
pengembangan sistem
35 Predikat LKjIP CC 4.475.149.451,00 4.366.164.210,00
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
Meningkatnya kinerja dan
Program pembinaan dan
transparansi
36 Predikat LPPD 4 bimbingan perangkat 1.337.960.000,00 1.153.178.898,00
penyelenggaraan
26 daerah
pemerintahan serta
Program manajemen aset
pengelolaan keuangan 1.876.945.000,00 1.001.293.492,00
daerah
daerah.
Program peningkatan dan
37 Opini BPK WTP
pengembangan
6.723.745.829,00 6.272.852.435,00
pengelolaan kuangan
daerah
Indeks kepuasan Program penataan
Meningkatnya kualitas
27 38 masyarakat terhadap C administrasi 3.749.028.000,00 3.680.421.834,00
pelayanan publik
pelayanan publik kependudukan

110 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) Kabupaten Lingga Tahun


Anggaran 2019 pada yang merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas
Pemerintah Kabupaten Lingga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
berbagai capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Lingga. Meskipun disadari bahwa
laporan ini belum sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas
seperti yang diharapkan, namun setidaknya diharapkan Masyarakat dan para
Stakeholder dapat memperoleh gambaran tentang hasil pembangunan yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga tahun 2019, baik menyangkut
keberhasilan maupun ketidak berhasilannya.

Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten


Lingga tahun 2019, dapat disimpulkan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja
tahun 2019, yaitu:
1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan yang telah
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lingga telah dapat
diselenggarakan sebagaimana mestinya.
2. Dari 27 sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lingga tahun 2016-2021, pengukuran terhadap
38 indikator sasaran, dapat disimpulkan bahwa:

JUMLAH PERSENTASE CAPAIAN


CAPAIAN
INDIKATOR INDIKATOR
21 Sangat Baik 55,27%
13 Baik 34,21%
2 Cukup 5,26 %
2 Kurang 5,26 %

Dengan demikian masih terdapat beberapa indikator sasaran yang


capaiannya tidak sesuai yang diharapkan dengan berkategori cukup dan kurang,
sehingga perlu perhatian pada tahun berikutnya.

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


111
3. Sistem pengumpulan data kinerja tahun 2019 belum terbangun dengan baik.
Oleh karena, itu di masa yang akan datang pengembangan sistem pengukuran
kinerja mutlak dilakukan oleh seluruh instansi pemerintah yang ada di
Kabupaten Lingga.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah
Kabupaten Lingga ini, masih dirasakan belum pada taraf sempurna dan mungkin
belum dapat memenuhi harapan bagi para pengguna sebagai pihak pengambil
keputusan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua
pihak demi kesempurnaan dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) di masa yang akan datang sangat kami harapkan.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Lingga
Tahun 2019 ini sebagai sarana pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan
pencapaian kinerja Tahun 2019, untuk dapat digunakan sebagai acuan perbaikan
penyusunan perencanaan dan meningkatkan kinerja pada tahun yang akan datang.

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


112
BUPATI LINGGA
PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan


akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : H. ALIAS WELLO

Jabatan : BUPATI LINGGA

berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran


perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seeperti
yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung


jawab kami.

Daik Lingga, 09 Oktober 2019

BUPATI LINGGA

H. ALIAS WELLO

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN
KABUPATEN LINGGA TAHUN 2019

PROGRAM/
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN
KEGIATAN
Rata - rata lama sekolah Program Pendidikan wajib belajar sembilan
1 6,21 25.385.162.036
Meningkatkan Kualitas dan (tahun) tahun
1
aksesibilitas pendidikan Harapan lama sekolah Program Peningkatan mutu pendidikan dan
2 12.72 4.405.109.920
(tahun) tenaga kependidikan
Angka harapan hidup Program peningkatan pelayanan kesehatan
3 63,37 71.469.000
(tahun) lansia
Meningkatkan derajat Angka kematian ibu Program Peningkatan keselamatan ibu
4 136 271.330.000
kesehatan masyarakat dan (1/100.000) melahirkan dan anak
2
aksesibilitas pelayanan Angka kematian bayi Program Peningkatan Pelayanan kesehatan anak
5 27 113.690.000
kesehatan yang berkualitas (1/1.000) balita
Persentase balita gizi
6 0.31 Program perbaikan gizi masyarakat 899.008.000
buruk
Rata - rata pengeluaran
Meningkatnya daya beli Program Koordinasi Kebijakan Bidang Ekonomi
3 7 per kapita Rill Disesuaikan 886,99 1.133.990.000
masyarakat
( ribu Rp )

Meningkatnya kualitas Program peningkatan kesempatan kerja 256.420.000


Tingkat pengangguran
4 pengetahuan dan 8 4
terbuka ( % ) Program perlindungan dan pengembangan
ketrampilan angkatan kerja 241.890.000
lembaga ketenagakerjaan

Menurunya angka Persentase penduduk Program peningkatan keberdayaan masyarakat


5 9 12,53 ---
kemiskinan miskin ( % ) pedesaan

Meningkatnya kerukunan Jumlah konflik bernuansa Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan


6 10 0 1.999.613.118
hidup umat beragama SARA pencegahan tindak criminal

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Persentase siswa
Meningkatnya pemahaman beragama islam yang bisa
membaca Al Qur'an (%) Program Pembinaan Peningkatan kualitas
7 masyarakat terhadap nilai - 4.614.135.000
11 SD/MI 80 Keagamaan
nilai agama
12 SMP/MTs 85

Program Pengembangan Nilai Budaya 1.262.165.000


Persentase nilai budaya,
adat tradisi yang digali,
13 34,78 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 2.287.156.634
direvitalisasi, diaktualisasi,
Meningkatnya Pelestarian
(%)
8 Budaya Melayu dalam Program Pengelolaan Keragaman Budaya 2.091.717.905
bingkai Bunda Tanah Melayu
Program Peningkatan sarana dan prasarana
Rasio gedung 3.571.353.338
aparatur
14 pemerintahan yang berciri 12,33
Program Pembangunan sarana kantor
khas melayu (%) 2.049.606.000
Pemerintah Ibukota.
9 Menurunya penyandang Persentase PMKS yang Program Pelayanan rehabilitas kesejahteraan
15 47 559.545.000
masalah kesejahteraan sosial ditangani (%) sosial
Indeks pembangunan 89,46 Program Peningkatan Kualitas Perlindungan
Meningkatkan 16 1.653.432.000
gender Perempuan dan Anak
10 Pengarusutaman Gender dan
Program perlindungan dan pemenuhan hak-hak
Pemenuhan hak anak 17 Kota Layak Anak PRATAMA ---
anak
Produksi Perikanan
18 102,06 Program pengembangan perikanan budidaya 7.700.954.740
Meningkatnya produksi Budidaya ( Ton )
11
kelautan dan perikanan Produksi perikanan
19 39.292,01 Program pengembangan perikanan tangkap 2.600.452.497
Tangkap ( ton )
Kontribusi sektor kelautan
Meningkatnya peran sektor dan perikanan terhadap
Program Peningkatan dan pengembangan
12 kelautan dan perikanan 20 PDRB Kategori Pertanian, 51,99 ---
prasarana kelautan dan perikanan
dalam perekonomian daerah Kehutanan dan Perikanan
(%)

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program peningkatan kesejahteraan petani 486.250.400

Kontribusi sektor Program pemberdayaan penyuluh


1.358.980.000
pertanian terhadap PDRB petani/perkebunan lapangan
Meningkatnya taraf hidup
13 21 Kategori Pertanian, 46,62
Petani dan Nelayan
Kehutanan dan Perikanan Program peningkatan produksi hasil peternakan 2.013.511.846
(%)
Program peningkatan produksi pertanian dan
4.242.493.100
perkebunan
Program penataan struktur industri ---
Program peningkatan, kemampuan teknologi
Berkembangnya sektor Kontribusi sektor industri ---
industri
industri yang mendukung yang mendukung
14 22 1 Program peningkatan efisiensi perdagangan
hasil pertanian dalam arti pertanian terhadap PDRB ---
dalam negeri
luas (%)
Program pengembangan industri kecil dan
5.695.617.500
menengah
Meningkatnya Pertumbuhan Laju Pertumbuhan Program pengembangan wilayah strategis dan
15 23 5,87 4.846.844.000
Ekonomi Daerah ekonomi ( % ) cepat tumbuh
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi sektor jasa
sektor Jasa, Pariwisata, dan
16 24 pariwisata terhadap PDRB 4,61 Program destinasi pariwisata 3.337.505.800
ekonomi kreatif bagi
(%)
perekonomian daerah
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi transportasi
17 transportasi bagi 25 2.25 Program peningkatan pelayanan angkutan 982.055.000
terhadap PDRB ( % )
perekonomian daerah
Program pengembangan sistem pendukung
966.340.000
Meningkatnya Investasi Persentase Pertumbuhan usaha bagi usaha mikro kecil menengah
18 26 30
daerah Investasi Program pengembangan kewirausahaan dan
---
keunggulan komperatif usaha

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program pembangunan jalan dan jembatan 19.131.618.346
Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan
Persentase jalan 8.560.230.000
Meningkatnya kualitas jembatan
19 27 Kabupaten dalam kondisi 33
pelayanan transportasi darat Program peningkatan jalan dan jembatan 38.998.899.990
Mantap
Program pengendalian dan pengamanan lalu
2.539.026.340
lintas
Lancarnya Penumpang
Jumlah arus penumpang Program pengelolaan prasarana dan failitas
20 melalui terminal dan 28 31.214 9.430.715.000
di pelabuhan dan terminal perhubungan
pelabuhan
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga Program pengembangan pengelolaan air minum
21 29 86 dan air limbah 13.442.366.166
pelayanan air minum berakses air minum
Persentase pemukiman
Meningkatnya cakupan 30 80
yang bersanitasi baik
22 pelayanan dan akses Program pengembangan perumahan 228.120.000
Persentase permukiman
permukiman yang layak 31 80
yang layak huni
Program pengembangan dan pengelolaan
Meningkatnya pelayanan Luas area sawah yang
23 32 400 jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan 1.265.450.000
Irigasi dialiri irigasi
lainnya
Meningkatnya ketaatan Persentase ketaatan Program pemanfaatan ruang ---
24 33 35
pemanfaat ruang terhadap RTRW Program perencanaan tata ruang 4.803.371.000
Program pengendalian pencemaran dan
1.032.171.950
Meningkatnya kualitas Indeks kualitas perusakan lingkungan hidup
25 34 82
lingkungan hidup lingkungan hidup Program perlindungan dan konservasi sumber
561.905.000
daya alam

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Program peningkatan pengembangan sistem
Meningkatnya kinerja dan 35 Predikat LKjIP CC 184.510.000
pelaporan capaian kinerja dan keuangan
transparansi
Program pembinaan dan bimbingan perangkat
penyelenggaraan 36 Predikat LPPD 4 1.337.960.000
26 daerah
pemerintahan serta
Program manajemen aset daerah 1.876.945.000
pengelolaan keuangan
37 Opini BPK WTP Program peningkatan dan pengembangan
daerah. 5.160.548.829
pengelolaan kuangan daerah
Indeks kepuasan Program penataan administrasi kependudukan
Meningkatnya kualitas
27 38 masyarakat terhadap C 3.749.028.000
pelayanan publik
pelayanan publik

Daik Lingga, 09 Oktober 2019

BUPATI LINGGA

H. ALIAS WELLO

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA
TAHUN 2019

CAPAIAN KATEGORI
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
(%) CAPAIAN
Meningkatkan Kualitas dan 1 Rata-rata lama sekolah (tahun) 6,21 6,27 100,97 SANGAT BAIK
1
aksesibilitas pendidikan 2 Harapan lama sekolah (tahun) 12.72 12,43 97,72 BAIK

3 Angka harapan hidup (tahun) 63,37 61,44 96,95 BAIK


Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan 4 Angka kematian ibu (1/100.000) 136 149 91,27 BAIK
2
aksesibilitas pelayanan 5 Angka kematian bayi (1/1.000) 27 19 142,10 SANGAT BAIK
kesehatan yang berkualitas
6 Persentase balita gizi buruk 0.31 0,09 344,44 SANGAT BAIK

Meningkatnya daya beli Rata-rata pengeluaran per kapita Rill


3 7 886,99 958.250 110,52 SANGAT BAIK
masyarakat Disesuaikan (ribu Rp)

Meningkatnya kualitas
4 pengetahuan dan 8 Tingkat pengangguran terbuka (%) 4 4 100 SANGAT BAIK
ketrampilan angkatan kerja

Menurunya angka
5 9 Persentase penduduk miskin (%) 12,53 12,88 97,28 BAIK
kemiskinan
Meningkatnya kerukunan
6 10 Jumlah konflik bernuansa SARA 0 0 100 SANGAT BAIK
hidup umat beragama
Persentase siswa beragama islam yang
Meningkatnya pemahaman bisa membaca Al Qur'an (%)
7 masyarakat terhadap nilai - 11 SD/MI 80 81,84 102,3 SANGAT BAIK
nilai agama
12 SMP/MTs 85 94,86 111,6 SANGAT BAIK

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Persentase nilai budaya, adat tradisi
Meningkatnya Pelestarian 13 yang digali, direvitalisasi, diaktualisasi, 34,78 40,98 117,82 SANGAT BAIK
8 Budaya Melayu dalam (%)
bingkai Bunda Tanah Melayu Rasio gedung pemerintahan yang
14 12,33 39,04 316,62 SANGAT BAIK
berciri khas melayu (%)
9 Menurunya penyandang
masalah kesejahteraan sosial 15 Persentase PMKS yang ditangani (%) 47 32,77 80,36 BAIK

Meningkatkan 16 Indeks pembangunan gender 89,46 89,29 99,77 BAIK


10 Pengarusutaman Gender dan
Pemenuhan hak anak 17 Kota Layak Anak PRATAMA PRATAMA 100 SANGAT BAIK

Meningkatnya produksi 18 Produksi Perikanan Budidaya ( Ton ) 102,06 104,61 102,49 SANGAT BAIK
11
kelautan dan perikanan 19 Produksi perikanan Tangkap ( ton ) 39.292,01 36.149,99 92,00 BAIK
Kontribusi sektor kelautan dan
Meningkatnya peran sektor
perikanan terhadap PDRB Kategori
12 kelautan dan perikanan 20 51,99 60,26 115,90 SANGAT BAIK
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
dalam perekonomian daerah
(% )

Kontribusi sektor pertanian terhadap


Meningkatnya taraf hidup
13 21 PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan 46,62 38,26 86,83 BAIK
Petani dan Nelayan
dan Perikanan ( % )

Berkembangnya sektor
Kontribusi sektor industri yang
industri yang mendukung
14 22 mendukung pertanian terhadap PDRB 1 0,73 99,27 BAIK
hasil pertanian dalam arti
(%)
luas
Meningkatnya Pertumbuhan
15 23 Laju pertumbuhan ekonomi ( % ) 5,87 4 68,14 CUKUP
Ekonomi Daerah

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Meningkatnya kontribusi
sektor Jasa, Pariwisata, dan Kontribusi sektor jasa pariwisata
16 24 4,61 2,02 43,81 KURANG
ekonomi kreatif bagi terhadap PDRB (%)
perekonomian daerah
Meningkatnya kontribusi
Kontribusi transportasi terhadap PDRB
17 transportasi bagi 25 2,25 2,17 96,44 BAIK
(%)
perekonomian daerah
Meningkatnya Investasi
18 26 Persentase Pertumbuhan Investasi 30 66,6 222 SANGAT BAIK
daerah

Meningkatnya kualitas Persentase jalan Kabupaten dalam


19 27 33 12,20 36,96 KURANG
pelayanan transportasi darat kondisi Mantap
Lancarnya Penumpang
Jumlah arus penumpang di pelabuhan
20 melalui terminal dan 28 33.214 228.798 668,86 SANGAT BAIK
dan terminal
pelabuhan
Meningkatnya cakupan Persentase rumah tangga berakses air
21 29 86 76,13 88,52 BAIK
pelayanan air minum minum
Persentase pemukiman yang
Meningkatnya cakupan 30 80 94,85 118,56 SANGAT BAIK
bersanitasi baik
22 pelayanan dan akses
permukiman yang layak Persentase permukiman yang layak
31 80 88,10 110,13 SANGAT BAIK
huni
Meningkatnya pelayanan
23 32 Luas area sawah yang dialiri irigasi 400 350 87,5 BAIK
Irigasi
Meningkatnya ketaatan
24 33 Persentase ketaatan terhadap RTRW 35 22,75 65 CUKUP
pemanfaat ruang

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019


Meningkatnya kualitas
25 34 Indeks kualitas lingkungan hidup 82 86,21 105,13 SANGAT BAIK
lingkungan hidup

Meningkatnya kinerja dan 35 Predikat LKjIP CC CC 100 SANGAT BAIK


transparansi
penyelenggaraan 36 Predikat LPPD 4 5 80 BAIK
26
pemerintahan serta
pengelolaan keuangan 37 Opini BPK WTP WTP 100 SANGAI BAIK
daerah.
Meningkatnya kualitas Indeks kepuasan masyarakat terhadap
27 38 C A 200 SANGAT BAIK
pelayanan publik pelayanan publik

111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai