Paper Akuntansi Pemerintah Beban Dan Belanja Pemerintah PDF
Paper Akuntansi Pemerintah Beban Dan Belanja Pemerintah PDF
2014
KATA PENGANTAR
Laporan Keuangan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup....................................................................................... 2
BAB II ISI 3
A. Landasan Teori…..……......................................................................... 3
B. Pembahasan………………………….................................................... 4
3. Klasifikasi Belanja……………………………................................. 16
A. Simpulan................................................................................................ 19
Lampiran 22
DAFTAR REFERENSI 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun dua elemen yang terdapat dalam akuntansi berbasis akrual adalah beban
dan belanja. Pelaporan beban dalam Laporan Operasional merupakan hal yang
baru karena pada basis sebelumnya yaitu akuntansi berbasis kas menuju akrual
tidak terdapat pelaporan beban dalam laporan Operasional. Dengan adanya beban
dan belanja maka pengakuan terhadap dua akun ini juga dibedakan dimana beban
1
2
basis akuntansi akrual agar dapat memuluskan proses transisi basis akuntansi.
B. Ruang Lingkup
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca mampu menjelaskan
ISI
A. Landasan Teori
pedoman penyusunan SAP. Jadi secara umum prinsip SAP dan IFRS akan serupa.
Untuk sektor publik, maka SAP sudah pasti lebih mendetail dari IFRS. Menurut
IFRS, Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau deplesi atas aset atau penambahan kewajiban yang
peserta ekuitas. IFRS juga mengadopsi pengecualian beban yang berasal dari
yang potensial yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar
atau konsumsi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya nilai
bersih aset atau ekuitas, selain yang berhubungan dengan kepemilikan pemilik
(distribution of owners).
Menurut PP No.71 Tahun 2010, yang dimaksud dengan belanja adalah semua
3
4
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
dengan beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
Definisi ini berbeda dengan pengertian beban pada akuntansi sektor swasta. Beban
pada akuntansi sektor swasta terjadi karena konsumsi aset atau terjadinya beban
yang disebabkan oleh produksi atau pengantaran barang atau penyerahan jasa.
Dengan kata lain, beban pada akuntansi sektor swasta berhubungan langsung
matching cost. Prinsip ini tidak diketemukan dalam akuntansi beban di sektor
B. Pembahasan
a. Definisi dan perbedaan pengakuan akuntansi basis kas menuju akrual dengan
basis akrual.
5
Dari dua definisi mengenai pengakuan dalam akuntansi di atas, dapat disimpulkan
kejadian atau peristiwa yang memiliki nilai ekonomi dan dapat diklasifikasikan ke
dalam salah satu unsur laporan keuangan. Kriteria minimum yang perlu dipenuhi
kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke
2) kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
kas menuju akrual berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2005. Hal tersebut dapat
dilihat dari perbedaan atas unsur laporan keuangan yang dapat dipenuhi dalam
yang telah dijabarkan di atas. Pada PP Nomor 24 Tahun 2005 hanya terdapat
unsur belanja yang merupakan unsur pada Laporan Realisasi Anggaran sedangkan
pada PP Nomor 71 Tahun 2010 terdapat unsur belanja yang merupakan unsur
pada Laporan Realisasi Anggaran dan unsur beban yang merupakan unsur pada
Laporan Operasional.
kembali oleh pemerintah. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belanja
diakui bila sudah ada pengeluaran kas pada periode tahun anggaran bersangkutan
merupakan semua bentuk pengeluaran kas dari BUN/BUD yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali. Titik dimana belanja diakui adalah pada saat
kas dikeluarkan dari rekening BUN/BUD, bukan pada saat beban terjadi. Dengan
demikian basis yang dipakai dalam pengakuan belanja adalah basis kas.
7
Basis Kas pada belanja tidak mengenal perbedaan antara Expense dan
menjadi pengurang SAL pada periode bersangkutan. Prinsip layak temu biaya-
komersial.
1) Pembelian suatu aset tetap diakui dan dilaporkan sebagai belanja pada periode
akuntansi saat kas dikeluarkan walaupun masa manfaat aset tersebut melebihi
ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas,
yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.”
“Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.”
“Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan … dan beban diakui pada
saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah
terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan ….”
8
Dari definisi atas beban tersebut dapat disimpulkan bahwa beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa yang diakui pada periode terjadinya
beban. Basis yang digunakan dalam pengakuan beban adalah basis akrual, dimana
titik pengakuan adalah pada saat terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang
pelaporan walaupun belum ada pengeluaran kas dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari entitas
pelaporan yang bersangkutan dan mempunyai nilai yang dapat diukur atau
materialitas.
1) Timbulnya kewajiban,
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain
Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
pemerintah.
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
Dalam hal Badan Layanan Umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan
beban yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi
dan lokasi yang ada pada periode berjalan. Sehingga, tidak ada penyusutan untuk
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa
berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka
Keuangan.
10
berikut:
1) Pendekatan Beban (expense). Setiap pembelian barang dan jasa diakui sebagai
persediaan atau aset jika manfaat ekonomis akan digunakan dalam satu
Secara umum prinsip pengakuan akuntansi menurut IPSAS dapat diakui dengan
Pada prinsip ini beban langsung diakui pada suatu periode saat terjadinya
beban meliputi seluruh beban yang dikeluarkan. Biaya yang diakui dengan
metode pengakuan ini adalah Biaya Pinjaman (Borrowing Cost) yang lebih
pendapatan pasti ada biaya yang dikeluarkan. Metode ini juga dikenal dengan
metode pengakuan beban ini adalah biaya yang dikaitkan dengan produksi
persediaan yang diatur dalam IPSAS 12. Biaya-biaya yang dikeluarkan terkait
Biaya tersebut antara lain biaya langsung dan biaya tidak langsung. Ketika
amount) diakui sebagai beban pada periode di mana pendapatan terkait diakui.
Jika tidak ada pendapatan yang terkait, beban diakui pada saat barang atau jasa
realizable value) diakui sebagai beban pada periode kerugian atau penurunan
terjadi. Pembalikan yang timbul dari kenaikan nilai realisasi bersih diakui
jenis ini dilakukan pada alokasi beban penyusutan atas peralatan atau gedung.
secara sistematis selama masa manfaat aset. Adanya tambahan kata sistematis
ekonomis atau layanan potensial aset di masa depan. Lebih lanjut mengenai
1) Menerima barang atau jasa secara langsung sebagai gantinya, seperti dalam
transaksi jual/beli;
Hibah Pemerintah:
Tidak mencakup manfaat yang diberikan secara tidak langsung melalui tindakan
Tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang
memadai bagi entitas dan transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat
b. Hibah.
Menurut PP No.71 Tahun 2010, Hibah adalah beban pemerintah dalam bentuk
kebijaksanaan pemerintah.
apakah atau tidak untuk melakukan transfer, kondisi harus dipenuhi, jika berapa
1) Depresiasi
karena manfaat ekonominya terwujud untuk jangka waktu yang sangat lama.
atau tidaknya layanan potensial atau manfaat ekonomi di masa depan yang
terwujud dalam aktiva tersebut akan dikonsumsi atau akan kadaluwarsa. Fakta
manfaat ekonomi masa depan akan berlangsung selama jangka waktu yang
lama tidak
pengakuan sumber daya tertentu atau dengan penyediaan jasa tertentu, atau
tidak dapat dikaitkan dengan peristiwa atas periode pelaporan tertentu, tidak
sistem aset bertepatan dengan biaya konsumsi potensial layanan aset akan
dibebankan secara periodik dan saham aset tidak akan salah saji.
ketika seharusnya terjadi atau saat dijadwalkan dan yang, oleh karena itu,
menunda atau ditunda untuk masa yang akan datang." Pemeliharaan yang
kewajiban untuk biaya pemeliharaan masa depan dan dengan demikian, bisa
dibilang, menyajikan gambaran yang lebih realistis dari posisi keuangan suatu
entitas.
d. Belanja.
operasional lainnya.
16
2) Belanja modal, terdiri atas belanja aset tetap dan belanja asset lainnya.
3. Klasifikasi Belanja.
menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi. Sesuai dengan
paragraf 17 PSAP Nomor 02, klasifikasi belanja menurut jenis belanja disajikan
atas Laporan Keuangan, dan klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam
pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
Sesuai dengan paragraf 41 PSAP Nomor 02, klasifikasi menurut organisasi yaitu
dengan paragraf 41 PSAP Nomor 02, klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi
Fungsi terbagi dalam 11 (sebelas) fungsi, yaitu fungsi pelayanan umum, fungsi
hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata
dan budaya, fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial.
PENUTUP
Simpulan
bentuk arus keluar atau deplesi atas aset atau penambahan kewajiban yang
peserta ekuitas.
b. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
a. Definisi dan perbedaan pengakuan akuntansi basis kas menuju akrual dengan
basis akrual
pencatatan terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang memiliki nilai ekonomi
dan dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu unsur laporan keuangan. Kriteria
19
20
minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui
yaitu:
kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke
2) kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
pemerintah. Belanja diakui bila sudah ada pengeluaran kas pada periode tahun
Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa yang diakui pada
periode terjadinya beban. Basis yang digunakan dalam pengakuan beban adalah
basis akrual, dimana titik pengakuan adalah pada saat terjadinya suatu peristiwa
manfaat ekonomi atau potensi jasa serta mengakibatkan penurunan nilai kekayaan
bersih entitas pelaporan walaupun belum ada pengeluaran kas dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah.
b. Hibah
1) Depresiasi
d. Belanja
1) Belanja rutin
2) Belanja modal
4. Klasifikasi Belanja
LAMPIRAN
Kode Bagian
Nomenklatur Kementerian Negara/Lembaga
Anggaran
BA 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
BA 002 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
BA 004 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
BA 005 Mahkamah Agung Republik Indonesia
BA 006 Kejaksaan Republik Indonesia
BA 007 Kementerian Sekretariat Negara
BA 010 Kementerian Dalam Negeri
BA 011 Kementerian Luar Negeri
BA 012 Kementerian Pertahanan
BA 013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
BA 015 Kementerian Keuangan
BA 018 Kementerian Pertanian
BA 019 Kementerian Perindustrian
BA 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
BA 022 Kementerian Perhubungan
BA 023 Kementerian Pendidikan Nasional
BA 024 Kementerian Kesehatan
BA 025 Kementerian Agama
BA 026 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
BA 027 Kementerian Sosial
BA 029 Kementerian Kehutanan
BA 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan
BA 033 Kementerian Pekerjaan Umum
BA 034 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
BA 035 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
BA 036 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
BA 040 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
BA 041 Kementerian Badan Usaha Milik Negara
BA 042 Kementerian Riset dan Teknologi
BA 043 Kementerian Lingkungan Hidup
BA 044 Kementerian Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah
BA 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
BA 048 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
23
Kode Bagian
Nomenklatur Kementerian Negara/Lembaga
Anggaran
BA 050 Badan Intelijen Negara
BA 051 Lembaga Sandi Negara
BA 052 Dewan Ketahanan Nasional
BA 054 Badan Pusat Statistik
BA 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
BA 056 Badan Pertanahan Nasional
BA 057 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
BA 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika
BA 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia
BA 063 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
BA 064 Lembaga Ketahanan Nasional
BA 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal
BA 066 Badan Narkotika Nasional
BA 067 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
BA 068 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BA 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
BA 075 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
BA 076 Komisi Pemilihan Umum
BA 077 Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
BA 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
BA 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
BA 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional
BA 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BA 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
BA 083 Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
BA 084 Badan Standardisasi Nasional
BA 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir
BA 086 Lembaga Administrasi Negara
BA 087 Arsip Nasional Republik Indonesia
BA 088 Badan Kepegawaian Negara
BA 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
BA 090 Kementerian Perdagangan
BA 091 Kementerian Perumahan Rakyat
BA 092 Kementerian Pemuda dan Olahraga
BA 093 Komisi Pemberantasan Korupsi
BA 095 Dewan Perwakilan Daerah
BA 100 Komisi Yudisial Republik Indonesia
24
Kode Bagian
Nomenklatur Kementerian Negara/Lembaga
Anggaran
BA 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana
BA 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
BA 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
BA 106 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
BA 107 Badan SAR Nasional
BA 108 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
BA 109 Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
BA 110 Ombudsman Republik Indonesia
BA 111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan
BA 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
BA 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
BA 114 Sekretariat Kabinet
BA115 adan Pengawas Pemilihan Umum
BA 116 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
BA 117 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
BA 118 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
BA 999 Bendahara Umum Negara, yang terdiri dari:
BA 999.01 Pengelolaan Utang
BA 999.02 Hibah
BA 999.03 Investasi Pemerintah
BA 999.04 Penerusan Pinjaman
BA 999.05 Transfer ke Daerah
BA 999.07 Belanja Subsidi
BA 999.08 Belanja Lain-lain
BA 999.99 Transaksi Khusus
BA 999.-- Badan Lainnya
DAFTAR REFERENSI
Bayu, Widyarman dkk, Akuntansi beban sektor public basis akrual, STAN,
https://www.academia.edu/7304286/Akuntansi_Beban_Kelompok_IV
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Sekretariat Negara. Jakarta.