Pneumo Thorak S
Pneumo Thorak S
Pembimbing
Disusun oleh
Mohammad Sadhyo P.
( 110.2004.151 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya serta rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini adalah salah satu syarat kelulusan dalam bagian radiologi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini terutama ditujukan oleh pembimbing :
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Mohammad Sadhyo P.
BAB I
PENDAHULUAN
Pleura dibentuk oleh jaringan yang berasal dari mesodermal. Pembungkus ini
dapat dibedakan menjadi pleura viseral yang nmelapisi paru dan pleura parietal yang
yang melapisi dinding dalam hemithorax. Diantara kedua pleura tadi terbentuk ruang
yang disebut rongga pleura yang sebenernya tidak berupa tetapi merupakan ruang
potensial. Pada keadaan normal rongga pleura tersebut berisi cairan pleura dalam jumlah
yang sedikit yang menyelimuti kedua belah pleura yang memisahkan pleura parital dan
pleura viseral. Penyakit penyakit yang berhubungan dengan rongga pleura seperti efusi
pleura dan pneumotoraks. Bila terdapat udara disertai cairan di dalan rongga pleura
disebut hidropneumotoraks.1.2
A. DEFINISI
Pleura adalah suatu membran serosa yang melapisi permukaan dalam dinding
toraks kanan dan kiri,melapisi permukaan superior diafragma kanan dan kiri, melapisi
mediastinum kanan dan kiri yang semuanya disebut pleura parietalis. Kemudian pada
pangkal paru, membran serosa ini berbalik melapisi paru dan disebut pleura viseralis
yang berinvaginasi mengikuti fisura yang membagi tiap lobusnya.3.4
Diantara pleura parietal dan viseral terdapat ruang yang disebut rongga pleura
yang didalamnya terdapat cairan pleura seperti lapisan film karena jumlahnya sangat
sedikit yang hanya berfungsi memisahkan pleura parietal dan viseral. Cairan pleura
masuk ke dalam rongga pleura dari dinding dada yaitu bagian pleura parietalis dan
mengalir meninggalkan rongga pleura menembus pleura viseralis untuk masuk ke dalam
aliran limfa. melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan
tersebut pada saat pernafasan. Arah aliran cairan pleura tersebut ditentukan oleh tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotik di kapiler sistemik.3.4
Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan paru
dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru diakibatkan oleh
pembesaran rongga dada. Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2 faktor, yaitu faktor
thoracal dan abdominal. Faktor thoracal (gerakan otot-otot pernafasan pada dinding dada)
akan memperbesar rongga dada ke arah transversal dan anterosuperior, sementara faktor
abdominal (kontraksi diafragma) akan memperbesar diameter vertikal rongga dada.
Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negatif pada kavum pleura, paru-paru
menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar, tekanan
intrapulmoner pun menurun. Oleh karena itu, udara yang kaya O2 akan bergerak dari
lingkungan luar ke alveolus. Di alveolus, O2 akan berdifusi masuk ke kapiler sementara
CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.3.4
Sebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari
tekanan atmosfer. Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan mengakibatkan
rongga dada kembali ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum pleura menjadi
lebih positif dan mendesak paru-paru. Akibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat
sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari peru-paru ke atmosfer.3.4
C. INSINDEN DAN PREVELENSI
Keadaan fisiologi dalam rongga dada pada waktu inspirasi tekanan intrapleura
lebih negatif dari tekanan intrabronkial, maka paru mengembang mengikuti gerakan
dinding dada sehingga udara dari luar akan terhisap masuk melalui bronkus hingga
mencapai alveol. Pada saat ekspirasi dinding dada menekan rongga dada sehingga
tekanan intrapleura akan lebih tinggi daripada tekanan udara alveol atau di bronkus
akibatnya udara akan ditekan keluar melalui bronkus.3.4
Pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura. Pada
kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa
mengembang terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan
oleh :
a. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari alveolus
akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed
pneumothorax. Apabila kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai katup, maka udara
yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari kavum pleura pada saat ekspirasi.
Akibatnya, udara semakin lama semakin banyak sehingga mendorong mediastinum
kearah kontralateral dan menyebabkan terjadinya tension pneumothorax.
b. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara kavum
pleura dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3 diameter
trakea, maka udara cenderung lebih melewati lubang tersebut dibanding traktus
respiratorius yang seharusnya. Pada saat inspirasi, tekanan dalam rongga dada menurun
sehingga udara dari luar masuk ke kavum pleura lewat lubang tadi dan menyebabkan
kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan rongga dada meningkat, akibatnya
udara dari kavum pleura keluar melalui lubang tersebut. Kondisi ini disebut sebagai open
pneumothorax.3.4.5
E. KLASIFIKASI
3. Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar menjadi :
a. Open pneumotorak
b. Closed pneumotorak
Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi yang
hampir sama. Pneumotorak spontan, closed pneumotorak, simple pneumotorak, tension
pneumotorak, dan open pneumotorak
Terjadinya hiperekspansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock
dikenal dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya udara pada cavum pleura dengan
tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed pneumotorak.3.4.
Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena
elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini
semakin berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal
ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena
luka yang bersifat katup tertutup, terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru
yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau
shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension
pneumotorak.3.4.
F. DIAGNOSIS
Biasanya ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti
ditusuk, disertai sesak nafas dan kadang-kadang disertai dengan batukbatuk. Rasa nyeri
dan sesak
nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat. Berat ringannya perasaan
sesak nafas ini tergantung dari derajat penguncupan paru, dan apakah paru dalam keadaan
sakit atau tidak. Pada penderita dengan COPD, pneumotoraks yang minimal sekali pun
akan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti
ditusuk-tusuk se tempat pada sisi paru yang terkena, kadang-kadang menyebar ke arah
bahu, hipokondrium dan skapula. Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan batuk. Sakit
dada biasanya akan berangsur-angsur hilang dalam waktu satu sampai empat hari. 6
Batuk-batuk biasanya merupakan keluhan yang jarang bila tidak disertai penyakit
paru lain; biasanya tidak berlangsung lama dan tidak produktif. Keluhan.keluhan tersebut
di atas dapat terjadi bersama-sama atau sendirisendiri, bahkan ada penderita
pneumotoraks yang tidak mempunyai keluhan sama sekali. Pada penderita pneumotoraks
ventil, rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama makin hebat, penderita gelisah, sianosis,
akhirnya dapat mengalami syok karena gangguan aliran darah akibat penekanan udara
pada pembuluh darah dimediastinum.6
a) Inspeksi, mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batukbatuk,
sianosis serta iktus kordis tergeser kearah yang sehat.
G. GAMBARAN RADIOLOGI
H. PENATALAKSANAAN
Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah :
portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak dibenarkan
melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang emergency.
Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk
menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan penyelamatan
nyawa. Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan
atau setelah melakukan prosedur penanganan trauma.10
Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,
pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.11
1. Indikasi :
Bedah paru :
Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura
Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
2. Tekanan positif : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau
lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg )
3. Suction
Jenis WSD
1. 1. Satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang,
satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar
botol. Keuntungannya adalah :
- Penyusunannya sederhana
Kerugiannya adalah :
- Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan
- Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol
- Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi
garis pengukuran drainase
1. 2. Dua botol
Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua
bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada
segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.
Keuntungan :
- Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
Kerugian :
- Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam
area pleura.
- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.
1. 3. Tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol
ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah
kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding
yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah
penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan
putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan
kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam
unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan,
penghisap harus dilepaskan saat itu juga.
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
- Plastik dan tidak mudah pecah
Kerugian :
- Mahal
- Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.
Fluther valve
Keuntungan :
- Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik
Kerugian :
- Mahal
- Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural
karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
Keuntungan :
Kerugian
- Mahal
4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan
dalam yang rutin pasca bedah.
5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada
pasca bedah setelah melakukan latihan lengan.
Persiapan alat
2. Motor suction
6. Kassa steril
7. Pisau jaringan
8. Trocart
14. Masker
2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama
6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang
dibuang
10. Anjurkan pasien menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif
Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa
kondisi dapat terjadi antara lain :
1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.
2. http: //www.medicastore.com/doc/pneumotoraks
3. Asril Bahar, 1999, Penyakit-penyakit Pleura, Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid II,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
5. Robbins, Kumar, 1995, Buku ajar patologi, jakarta, Balai penerbit FKUI
6. http://dokterkharisma.blogspot.com/2008/08/pneumothorax.html
7. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09
10. http://augusfarly.wordpress.com/2010/06/12/asuhan-keperawatan-wsd
11. http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/29/water-seal-drainage/