Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGKAJIAN
ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK
PADA IBU NIFAS
Diajukan untuk Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
Semester III

Disusun Oleh :
Kelompok 4 Kelas II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN MALANG
PRODI D IV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan ini disusun oleh kelompok 4 kelas II A yang


beranggotakan:
1. Hijjatul Isnaini 1402450040
2. Anisah Salamah 1402450041
3. Al Fisha Rahma 1402450042
4. Mazaya Yusrina Abidah1402450043
5. Rifzi Devi Nurvitasari 1402450044
6. Shela Desy Sartika 1402450045
7. Sinta Dewanti 1402450046
8. Kinanggun Saengtyasa 1402450047
9. Fajri Diyah Maulani 1402450048
10. Nur Ratnawati Musdjalifah 1402450049
11. Alfi Zamilul Haniah 1402450050

Satuan Acara Penyuluhan ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim dosen mata
kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui sebagai berikut:
1. Reni Wahyu Triningsih, S.SiT.,M.Kes
2. Herawati Mansur, SST.,S.Psi.,M.Pd
3. Afnani Toyibah, A.Per.Pen.,M.Pd
4. Ita Yuliani, SST.,M.Keb
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. IDENTITAS SAP
Bidang studi : Askeb Ibu Nifas dan Menyusui
Pokok Bahasan : Pengkajian (Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik)
Sub Pokok Bahasan : Pengkajian (Anamnesa dan Pemeriksaan
Fisik) pada Ibu Nifas
Sasaran : Ibu Nifas
Target : Ibu-Ibu Peserta Penyuluhan
Hari / tanggal : Selasa, 15 Desember 2015
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 60 menit
Tempat : di Posyandu Kasih Ibu

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat
kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil)dalam waktu kurang
lebih 3 bulan. di mulai dengan kehamilan, persalinan dan di lanjutkan
dengan masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya.
Kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila
tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan,
bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. untuk itu pemberian asuhan kebidanan
kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan
untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya
komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi.
Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai
perubahan. pelayanan atau asuhan merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui
secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu
dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayi sehat.
Menurut Varney (1997), penatalaksanaan menajemen kebidanan
sebagai proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
mengorganisasikan fikiran dan tindakan melibatkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat
dapat memahami tentang Pengkajian (Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik)
pada Ibu Nifas.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat
dapat memahami dan menjelaskan kembali pada ibu masa nifas, meliputi :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik

V. MATERI
Terlampir (lampiran 1)

VI. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Laptop
4. Alat Demonstrasi
VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalkan diri dan tim penyuluh, mengatur
proses penyuluhan, tanya jawab, serta menutup acara.
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dan mendemonstrasikan dengan jelas
dan mudah dipahami peserta penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses
penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan auidien/peserta penyuluhan, dan
masukan dari fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperhatikan, serta mengajukan pertanyaan.

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
 Memberi salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan pem-belajaran
dan
Memperhatikan
2 30 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi penyuluhan  Menyimak dan
secara berurutan dan teratur mendengarkan
Materi :
1. Anamnesa Ibu Nifas
2. Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
 Mendemonstrasikan materi pe-
nyuluhan secara berurutan dan teratur
Materi :
1. Anamnesa Ibu Nifas
2. Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas

3 22 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat untuk menjelaskan  Bertanya dan
kembali dan mendemonstrasikan ulang menjawab
materi :
1. Anamnesa Ibu Nifas
2. Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
4 3 menit Penutup :
 Mengucapkan terima kasih dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

X. SETTING TEMPAT
Posyandu Kasih Ibu
XI. REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
Suherni, Hesty widyastuti, dkk. 2010. Perawatan Masa
Nifas.Yogyakarta: Fitramaya
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: ANDI
https://desiarianti22.wordpress.com/2014/08/29/pemeriksaan-fisik-pada-
ibu-nifas/ diakses pada selasa, 1 Desember 2015 pukul 14.35
WIB
XII. PENGESAHAN

Menyetujui: Malang, 10 Desember 2015


Dosen Pembimbing/Fasilitator Penyuluh;

(…………………………….) ( --------------------------- )
NIP. ………………………... NIM:...........................

Mengetahui:
Kaprodi DIV Kebidanan Malang

( Naimah, SKM, M.Kes)


NIM. 196612311986032005
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Merupakan wawancara oleh bidan dengan ibu bersalin tentang identitas
dan riwayat kesehatan ibu bersalin tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan dari anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang
riwayat kesehatan dan kehamilan. Informasi ini digunakan dalam proses
membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.
C. PERSIAPAN
Tempat pemeriksaan :
1. Aman
2. Nyaman
3. Bersih
4. Tenang
Alat-Alat:
1. Lembar status ibu
2. Alat tulis
3. Register Ibu nifas
D. PENGKAJIAN
Pada langkah ini, semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien telah dikumpulkan. Untuk
memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa. Anamnesa adalah pengkajian
dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan.
Anamnesa dapat dilakukan melalui dua cara, antara lain:
a) Auto anamnesa
Auto anamnesa merupakan anamnesa yang dilakukan kepada
pasien secara langsung. Jadi, data yang diperoleh adalah data primer
karena langsung dari sumbernya.
b) Allo anamnesa
Allo anamnesa merupakan anamnesa yang dilakukan kepada
keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat.
Bagian-bagian penting dari anamnesa, antara lain:
1. Data Subjektif
I. Biodata
Untuk mengetahui biodata pasien, bidan dapat menanyakan:
Istri Suami
Nama : ............................ Nama : ...................................
Umur : ............................ Umur : ...................................
Agama : ............................ Agama : ...................................
Pendidikan : ............................ Pendidikan : ...................................
Pekerjaan : ............................ Pekerjaan : ...................................
Suku/Ras : ............................ Suku/Ras : ...................................
Alamat : ............................ Alamat : ...................................
II. Riwayat pasien
a. Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasana pasien datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya, ibu post partum normal
ingin memeriksakan kesehatannya setelah persalinan. Contoh lain,
ibu post partum patologis dengan keluhan demam, keluar darah segar
dan banyak, nyeri dan infeksi luka jahitan, dan lain-lain.
b. Riwayat kebidanan
Data ini penting untuk diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai data
acuan jika pasien mengalami kesulitan post partum.
 Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan
masanifas, namun dari data yang bidan peroleh, bidan akan
mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya.
Beberapa data yang harus bidan peroleh dari riwayat menstruasi,
antara lain:
 Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Pada wanita Indonesia, umumnya sekitar 12-16 tahun.
 Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari.
Biasanya sekitar 23-32 hari.
 Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yag
dikeluarkan. Kadang bidan akan kesulitan untuk
mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan, biasanya bidan
menggunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit. Jawaban
yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun
bidan dapat menggali informasi lebih dalam lagi dengan
beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali
ganti pembalut dalam sehari.
 Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan
ketika mengalami menstruasi, misalnya sakit yang sangat,
pening sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Ada
beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat
menunjukkan kepada diagnosa tertentu.
 Gangguan kesehatan alat reproduksi
Data ini sangat penting untuk bidan gali karena dapat
memberikan petunjuk kepada bidan tentang organ reproduksinya.
Ada beberapa penyakit organ reproduksi yang berkaitan erat
dengan personal hygiene pasien atau kebiasaan lain yang tidak
mendukung kesehatan reproduksinya. Jika didapatkan adanya
salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi maka bidan harus waspada akan adanya kemungkinan
gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa post partum. Data
yang perlu bidan gali dari pasien, yaitu apakah pasien pernah
mengalami gangguan, seperti keputihan, infeksi, gatal karena
jamur, atau tumor?
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas KB
Anak
BB Vit Tab
Ke Lama Penyulit Penolong Tempat Penyulit Alkon Lama
Bayi A Fe

 Riwayat persalinan sekarang

Lama Lama Lama


Kala Perdarahan BB Jenis Apgar
Penolong Tempat Kala Kala Ket
Kala IV Bayi Kelamin Score
I II III

c. Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan tersebut dapat bidan gunakan sebagai
peringatan akan adanya penyult masa nifas. Adanya perubahan fisik
dan fisiologis pada masa nifas yang melibatkan seluruh sistem dalam
tubuh akan memengaruhi organ yang mengalami gangguan. Data
penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu bidan ketahui,
yaitu apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti
penyakit jantung, disbetes melitus, ginjal, hipertensi/hipotensi, atau
hepatitis?
d. Status perkawinan
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan.
Beberapa pertanyaann yang dapat diajukan, antara lain:
 Usia nikah pertama kali : .................................................
 Status pernikahan : sah/tidak
 Lama pernikahan : .................................................
 Ini adalah suami yang ke : .................................................

e. Pola makan
Hal ini juga penting untuk bidan ketahui, supaya bidan mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil. Bidan dapat menggali informasi dari pasien tentang makanan
yang disukai dan yang tidak disukai, serta seberapa banyak ia
mengonsumsinya sehingga jika bidan peroleh data ynag senjang
(yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan) maka bidan dapat
memberikan klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan
mengenai gizi ibu post partum.
Beberapa hal yang perlu bidan tanyakan pada pasien, dalam
kaitannya dengan pola makan, antara lain:
 Menu
Hal ini dikaitkan dengan pola diet berimbang bagi ibu post
partum. Jika pengaturan menu mekan yang dilakukan oleh pasien
kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa komponen
gizi tidak akan terpenuhi maka bidan dapat memberikan
pendidikan kesehatan mengenai penyusunan menu seimbang bagi
ibu. Bidan dapat menanyakan pada apsien tentang apa saja yan ia
makan dalam sehari (nasi, sayur, lauk, buah, makanan selingan,
dan lain-lain).
 Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang seberapa
banyak asupan makanan yang dimakan.
 Banyaknya
Data ini memberikan informasi tentang seberapa banyak makanan
yang ia makan dalam satu kali waktu makan. Untuk mendapatkan
gambaran total dari makanan yang ia makan, dikalikan dengan
frekuensi makan dalam sehari.
 Pantangan
Hal ini juga penting untuk bidan gali karena ada kemungkinan
pasien berpantang makanan yang justru sangat mendukung
pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan, atau telur.
f. Pola minum
Bidan juga harus dapat memperoleh data mengenai kebiasaan pasien
dalam pemenuhan kebutuhan cairannya, apalagi pada masa nifas in
take, sangat dibutuhkan cairan yang cukup.
Yang perlu bidan tanyakan kepada pasien tentang pola minum, antara
lain:
 Frekuensi
Bidan dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum dalam
sehari dan dalam sekali minum dapat habis berapa gelas.
 Jumlah per hari
Frekuensi minum dikalikan seberapa banyak ia dalam sekali
minum akan diperoleh data jumlah in take cairan dalam sehari.
 Jenis minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman yang sebenarnya kurang
baik untuk kesehatannya.
g. Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum. Oleh karena itu,
bidan perlu menggali informasi mengai kebiasaan istirahat pada ibu
supaya bidan mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika bidan
mendapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan
istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur di
siang dan malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua wanita
mempunyai kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting
untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi fisiknya setelah
melahirkan. Untuk istirahat malam, rata-rata waktu yang diperlukan
adalah 6-8 jam.
h. Aktivitas sehari-hari
Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran kepada bidan tentang seberapa berat aktivitas
yang biasa dilakukan pasien di rumah. Jika kegiatan pasien terlalu
berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan kesulitan post
partum maka bidan akan memberikan peringatan seawal mungkin
pada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan
pulih kembali. Aktivitas yang terlalu berat dapat menyebabkan
perdarahan per vagina.
i. Personal hygiene
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan memengaruhi
kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan
yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka bidan
harus dapat memberikan bimbingan cara perawatan kebersihan diri
dan bayinya sedini mungkin.
Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri,
antara lain:
 Mandi
Kita dapat tanyakan kepada pasien berapa kali ia mandi dalam
sehari dan kapan waktunya (jam berapa mandi pagi dan sore).
 Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebiasaan
keramas ini karena mereka beranggapan keramas tidak begitu
berpengaruh terhadap kesehatannya. Jika bidan menemukan
pasien yang seperti ini maka bidan harus memberikan pengertian
kepadanya bahwa keramas harus selalu dilakukan sewaktu rambut
kotor karena bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang
mudah terkena infeksi. Kepala akan terasa gatal, yang secara
spontan tangan pasti akan menggaruk-garuk kepalanya yang
gatal, padahal saat itu ia juga harus selalu menyentuh kulit
bayinya jika menyusui atau mengganti popoknya. Kulit bayi yang
masih sensitif akan mudah untuk iritasi dan infeksi yang tertular
dari tangan ibunya yag tidak bersih.
 Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan celana dalam
minimal dua kali. Jika sewaktu-waktu baju dan celana dalam
sudah kotor, sebaiknya segera diganti tanpa harus menunggu
waktu untuk ganti berikutnya.
 Kebersihan kuku
Kuku ibu post partum harus selalu dalam keadaan pendek dan
bersih. Kuku selain sebagai sarang kuman sumber infeksi, juga
dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang.
Bidan dapat menanyakan kepada pasien tiap berapa hari ia
memotong kukunya atau apakah ia selalu memanjangkan
kukunya supaya kelihatan menarik.
j. Aktifitas seksual
Walaupun hal ini merupakan hal yng cukup privasi bagi pasien,
namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini karena pernah
terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup
mangganggu pasien, namun ia tidak tahu harus berkonsultasi kemana.
Dengan teknik komunikasi yang senyaman mungkin bagi pasien,
bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual,
misalnya:
 Frekuensi
Bidan menanyakan kepada pasien tentang berapa kali ia
melakukan hubungan seksual dalam seminggu.
 Gangguan
Bidan juga menanyakan apakah pasien mengalami gangguan
ketika melakukan hubungan seksual, seperti nyeri saat
berhubungan, adanya ketidakpuasan dengan suami, kurangya
keinginan untuk melakukan hubungan, dan lain sebagainya.
Jika bidan mendapatkan data-data tersebut maka sebaiknya bidan
membantu pasien untuk mengatasi permasalahannya dengan
konseling lebih intensif mengenai hal ini.
k. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan sangat memengaruhi status kesehatan keluarga.
Beberapa data yang dapat bidan gali untuk memastikan keadaan
kesehatan keluarga, antara lain:

 Fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus)


Bdan dapat menanyakan kepada pasien tentang kebiasaan buang
air besar dan kecil sehari-hari dimana. Jika keluarga tidak
mempunyai fasilitas MCK pribadi, apakah di sekitar tempat
tinggal mereka ada fasilitas MCK umum atau mungkin mereka
biasa buang air besar dan kecil di sungai.
 Letak tempat tinggal dekat dengan kandang ternak atau
tidak
Kandang ternak sangat memungkinkan untuk menularkan
berbagai macam penyakit, apalagi jika kotoran hewan ternak tidak
secara rutin dibersihkan. Bidan harus waspada akan bahaya
penyakit infeksi yang awal penularannya melalui feses hewan.
Bidan juga harus mengkajijika keluarga pasien memelihara
ternak, pastikan bahwa bayi tidak akan terganggu pernapasannya
oleh debu sisa pakan ternak dan kotorannya.
 Polusi udara
Bidan mengkaji apakah tempat tinggal pasien berada di
pemukiman yang tingkat polusi udaranya tinggi atau tidak.
Untyuk mengurangi tingkat polusi, bidan dapat menganjurkan
pada pasien untuk menanam pohon di depan rumahnya, meskipun
hanya memakai pot jika lahannya terbatas.
 Keadaan kamar
Kamar yang sehat adalah jika sirkulasi udaranya lancar dengan
ventilasi udara yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke
dalam kamar. Kamar yang lembab kurang baik untuk kesehatan
bayi.
l. Respon keluarga terhadap kelahiran bayi
Bagaimanapun juga, hal ini sangat penting untuk kenyamanan
psikologis ibu. Adanyabrespon yang positif dari keluarga terhadap
kelahiran bayi akan mempercepat proses adaptasi ibu menerima
perannya.
Dalam mengkaji data ini, bidan dapat menanyakan langsung kepada
pasien dan keluarga. Ekspresi wajah yang mereka tampilkan juga
dapat memberikan petunjuk kepada bidan tentang bagaimana respon
mereka terhadap kelahiran ini. Pada beberapa kasus, bidan sering
menjumpai tidak adanya respon yang positif dari keluarga dan
lingkungan pasien karena adanya permasalahan yang mungkin tidak
mereka ceritakan kepada bidan. Jika hal itu terjadi, bidan sedapat
mungkin akan berperan dalam mencari beberapa alterntif solusi.
m. Respon ibu terhadap kelahiran bayi
Dalam mengkaji data ini, bidan dapat menanyakan langsung kepada
pasien mengenai bagaimana perasaannya terhadap kelahiran bayinya.
Pertanyaan yang dapat bidan ajukan, misalnya “Bagaimana Mbak,
perasaannya dengan kelahiran putranya ini?”
n. Respon ayah terhadap bayi
Untuk mengetahui respon ayah terhadap kelahiran bayinya, bidan
dapat menanyakan langsung kepada suami pasien atau kepada pasien
itu sendiri. Data mengenai respon ayah ini sangat penting karena
dapat bidan jadikan sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana
pola bidan dalam memberikan asuhan kepada pasien dan bayinya.
Jika suami pasien memberikan respon yang positif terhadap istri dan
anaknya maka akan memberikan kemudahan bagi bidan untuk
melibatkannya dalam memberikan perawatan.
o. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi
Data ini dapat bidan peroleh dari beberapa pertanyaan yang bidan
ajukan kepada pasien mengenai perawatan bayi. Pengalaman atau
riwayat kehamilannya dapat pula bidan jadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyimpulkan sejauh mana pasien mengetahui
tentang perawatan bayi. Biasanya, dalam pengkajian ini pasien akan
langsung mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh
pasien akan bidan jadikan sebagai acuan dalam memberikan
pendidikan kesehatan.
p. Perencanaan KB
Meskipun pemakaian alat kontrasepsi masih lama, namun tidak ada
salahnya jika bidan mengkajinya lebih awal agar pasien mendapatkan
informasis sebanyak mungkin mengenai pilihan beberapa alat
kontrasepsi. Bidan juga dapat memberikan penjelasan mengenai alat
kontrasepsi tertentu yang sesuai dengan kondisi dan keinginan pasien.
q. Pengetahuan ibu tentang keadaannya dan perawatannya
Pasien perlu mengetahui tentang keadaannya dan perjalanan
perawatannya. Hal ini dimaksudkan agar pasien dapat kooperatif
dalam menjalankan program perawatan.
r. Adat-istiadat setempat yang berkaitan dengan masa nifas
Untuk mendapatkan data ini, bidan sangat perlu untuk melakukan
pendekatan terhadap keluarga pasien, terutama orang tua. Hal penting
yang biasanya mereka anut kaitannya dengn masa nifas adalah menu
makan untuk ibu nifas, misalnya ibu nifas harus pantang makanan
yang berasal dari daging, ikan, telur, dan goreng-gorengan karena
dipercaya akan menghambat penyembuhan luka persalinan dan
makanan ini akan membuat ASI menjadi lebih manis
Adat ini akan sangat merugikan pasien karena justru pemulihan
kesehatannya akan terhambat. Dengan banyaknya jenis makanan
yang harus ia pantang maka akan mengurangi juga nafsu makannya
sehingga asupan makanan yang seharusnya lebih banyak dari
biasanya malah semakin berkurang.
Produksi ASI juga akan berkurang karena volume ASI sangat
dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang kualitas dan kuantitasnya
cukup.
2. Data Objektif
Untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnosa, bidan ahrus
melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi yang bidan lakukan secara berurutan.
Langkah-langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
1. Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporan dengan
kriteria:
a. Baik
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara
fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b. Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain,
serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.
2. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat
melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan
composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (paien tidak
dalam keadaan sadar).
3. Tanda vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernapasan
d. Suhu
4. Kepala
a. Rambut
 Warna
 Kebersihan
 Mudah rontok atau tidak
b. Telinga
 Kebersihan
 Gangguan pendengaran
c. Mata
 Konjungtiva
 Sklera
 Kebersihan
 Kelainan
 Gangguan penglihatan (rabun jauh/ dekat)
d. Hidung
 Kebersihan
 Polip
 Alergi debu
e. Mulut
 Bibir
 Warna
 Integritas jaringan (lembab, kering, atau pecah-pecah)
 Lidah
 Warna
 Kebersihan
 Gigi
 Kebersihan
 Karies
 Gangguan pada mulut (bau mulut)
5. Leher
a. Pembesaran kelenjar limfe
b. Parotitis
6. Dada
a. Bentuk
b. Simetris/ tidak
c. Payudara
 Bentuk
 Gangguan
 ASI
 Keadaan puting
 Kebersihan
 Bentuk BH
d. Denyut jantung
e. Gangguan pernapasan (auskultasi)
7. Perut
a. Bentuk
b. Striae
c. Linea
d. Kontraksi uterus
e. TFU
8. Ekstermitas
a. Atas
 Gangguan/ kelainan
 Bentuk
b. Bawah
 Bentuk
 Odem
 Varises
9. Genital
a. Kebersihan
b. Pengeluaran per vagina
c. Keadaan luka jahitan
d. Tanda-tanda infeksi vagina
10. Anus
a. Haemorhoid
b. Kebersihan
11. Data penunjang
a. Laboratorium
 Kadar Hb
 Hmt (haematokrit)
 Kadar leukosit
 Golongan darah

E. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala
sebagai berikut :
O : perlu perbaikan
langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan
1 : mampu (dapat diterima dengan bimbingan)
langkah yang dikerjakan kurang benar atau kurang tepat atau perlu
bimbingan
2 : mahir
langkah yang dikerjakan benar dan tepat, tanpa ragu-ragu, sesuai dengan
urutan tanpa bimbingan
Tanggal Penilaian:
Nama Mahasiswa :
NIM :

SOP ANAMNESA PADA IBU NIFAS


NILAI
NO. KOMPONEN
0 1 2
A. PERSIAPAN ALAT
1. Status pasien
2. Alat tulis
B. PERSIAPAN RUANGAN
1. Tempat yang bersih, nyaman, dan tenang
2. Pintu ditutup
C. LANGKAH-LANGKAH
1. Persiapan pasien:
a. Tersenyum, menyapa pasien, dan seseorang yang
menemani pasien
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
2. Menanyakan biodata pasien dan suami:
a. Nama
b. Umur
c. Agama
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Suku/bangsa
g. Alamat
3. Menanyakan keluhan utama/alasan datang (jika pasien
yang mendatangi bidan)
4. Menanyakan riwayat kebidanan:
a. Menstruasi
b. Gangguan alat reproduksi
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang
lalu
d. Riwayat persalinan sekarang
5. Menanyakan riwayat kesehatan:
a. Penyakit jantung
b. DM
c. Penyakit ginjal
d. Hipertensi
e. Hepatitis
6. Menanyakan status perkawinan:
a. Usia nikah pertama kali
b. Status pernikahan
c. Lama pernikahan
d. Ini adalah suami yang ke...
7. Menanyakan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi:
a. Menu
b. Frekuensi
c. Banyaknya
d. Pantangan
8. Menanyakan pola pemenuhan kebutuhan cairan:
a. Jenis minuman
b. Frekuensi minum
c. Banyaknya
9. Menanyakan pola istirahat dan tidur:
a. Istirahat/tidur siang
b. Tidur malam
c. Gangguan
d. Keluhan
10. Menanyakan aktivitas sehari-hari
11. Menanyakan tentang perawatan kebersihan diri:
a. Mandi
b. Keramas
c. Sikat gigi
d. Ganti baju
e. Ganti celana dalam dan pembalut
f. Memotong kuku
12. Menanyakan tentang aktivitas seksual:
a. Frekuensi
b. Gangguan
13. Menanyakan tentang keadaan lingkungan tempat tinggal:
a. Dekat kandang ternak
b. Banyak polusi udara
c. Fasilitas MCK
d. Keadaan kamar tidur
14. Menanyakan tentang bagaimana respon keluarga terhadap
kehamilan ini
15. Menanyakan tentang bagaimana perasaannya dengan
kelahiran bayinya ini
16. Menanyakan tentang bagaimana respon ayah dengan
kelahiranbayinya ini (ditanyakan langsung kepada suami
jika kebetulan sedang mendampingi pasien)
17. Menanyakan tentang pengetahuan pasien dalam merawat
bayinya
18. Menanyakan tentang perencanaan KB
19. Menanyakan kepada pasien mengenai pengetahuannya
tentang keadaannya dan perawatan yang dilakukan
terhadapnya
20. Menanyakan tentang adat-istiadat yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya, yang ada kaitannya dengan bayi baru
lahir dan ibu nifas
21. Menanyakan tenang perasaan dan kepuasaannya dengan
perawatan yang didapatkan
22. Mendokumentasikan data dalam status pasien
TOTAL NILAI:

SOP PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS


NILAI
NO. KOMPONEN
0 1 2
A. PERSIAPAN ALAT
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Sarung tangan dan pinset dalam bak steril
5. Status pasien dan alat tulis
6. Bengkok
7. Alas bokong
8. Celana dalam psien dan pembalut
9. Selimut
10. Kantong plastik (tas resek)
B. PERSIAPAN RUANGAN
Jendela dan pintu ditutup
C. LANGKA-LANGKAH
1. Memperkenalkan diri kepada pasien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
3. Mempersilahkan pasien untuk naik ke tempat tidur
4. Melakukan observasi KU dan kesadaran pasien dengan
mengajak pasien bicara
5. Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan
6. Mencuci tangan
7. Mengkaji keadaan rambut
8. Memeriksa mata (konjungtiva, sklera, kebersihan mata)
9. Memeriksa hidung (apakah ada polip atau tidak)
10. Memeriksa mulut dan gigi
11. Memeriksa leher
12. Mempersilahkan pasien untuk membuka pakaian bagian
atas untuk diperiksa payudaranya
13. Memeriksa tangan (kebersihan kuku, warna ujung jari
pucat/tidak)
14. Memeriksa keadaan payudara (bentuk, puting, ASI,
bendungan ASI)
15. Memeriksa keadaan perut (luka jahitan operasi/jika SC)
16. Memeriksa kontraksi uterus dan mengukur TFU
17. Memasang alas bokong dan selimut
18. Mempersilahkan pasien untuk membuka pakaian bawah
untuk diperiksa bagian kemaluannya
19. Memasukkan pembalut ke dalam kantong plastik sambil
mengkaji lochea (warna, bau, dan volume)
20. Meminta pasien dalam posisi dorsal recumbent
21. Memakai sarung tangan
22. Mengkaji keadaan luka jahitan perineum (tanda-tanda
infeksi, proses penyembuhan luka, dan keadaan benang
jahitan)
23. Memeriksa anus (apakah ada haemorhoid)
24. Membantu pasien untuk memakai celana dalam dan
pembalut
25. Membantu pasien memakai celana dalam
26. Mengambil alas bokong
27. Memeriksa keadaan ekstremitas bawah (odem, varises,
kram otot)
28. Mencuci tangan
29. Mendokumentasikan data ke dalam status pasien
TOTAL NILAI:

Anda mungkin juga menyukai