Anda di halaman 1dari 3

Nama : Septia Nindi Fariani

NIM : H1A 008 034

BNO 3 POSISI

Definisi

BNO 3 posisi adalah prosedur pemeriksaan radiografi pada daerah abdomen khususnya untuk
memperlihatkan kelainan yang terjadi pada tractus digestivus / gastrointestinal yang dilakukan
dalam 3 posisi pemotretan (biasanya pada kasus abdomen akut).

Teknik & Tujuan

Prosedur BNO 3 posisi dilakukan dalam 3 posisi yaitu :

1. Abdomen AP supine
Tujuan : untuk memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang disebabkan
oleh massa atau gas pada kolon.
2. Abdomen AP setengah duduk
Tujuan : untuk menampakkan udara bebas dibawah diafragma.
3. Abdomen LLD (Left Lateral Decubitus)
Tujuan : untuk memperlihatkan air fluid level atau udara bebas yang mungkin terjadi akibat
perforasi kolon.

Untuk setiap posisi, perlu penundaan kira-kira 10 menit sebelum difoto, dengan tujuan untuk
memberikan waktu bagi udara yang ada di dalam perut untuk naik sampai ke posisinya yang
paling tinggi. Misalnya bila ada perforasi usus, udara yang keluar ke rongga peritoneum akan
naik sampai di bawah diafragma.

Prosedur

1. Abdomen AP supine
 Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan, MSP (Mid Sagital Plane / bidang
yang membagi tubuh sama bagiannya kanan dan kiri) berada di pertengahan meja. Kedua
tangan diatur lurus disamping tubuh dan kedua kaki diatur lurus.
 Posisi objek : batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada simfisis pubis dan crista
iliaca berada dipertengahan.
 CR (Central Ray) : vertikal tegak lurus ke kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista
iliaca.
 Lakukan ekspos saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (karena pada saat tahan
nafas, pergerakan usus akan berhenti, diafragma akan naik, dan gambaran abdomen akan
tampak jelas).

2. Abdomen AP setengah duduk


 Posisi pasien : pasien duduk diatas meja pemeriksaan dengan menempatkan MSP (Mid
Sagital Plane) tubuh sejajar kaset, kedua tangan lurus disamping tubuh dan kedua kaki
diatur lurus.
 Posisi objek : kaset berada dibelakang tubuh pasien dengan batas atas procxypoid dan
batas bawahnya simfisis pubis.
 CR (Central Ray) : horisontal tegak lurus ke kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista
iliaca (umbilikus)
 Lakukan ekspos saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.

3. Abdomen LLD (Left Lateral Decubitus).


 Posisi pasien : pasien tidur miring ke sisi kiri, kedua genue ditekuk (difleksikan), kedua
tangan diletakkan di atas kepala.
 Posisi objek : batas atas kaset pada diafragma, batas bawah pada simfisis pubis dan crista
iliaca berada dipertengahan. kaset berada di belakang punggung.
 CR (Central Ray) : horizontal sejajar kaset, pusat sinar diatur sejajar dengan crista iliaca.
 Lakukan ekspos saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh.
Hal-Hal yang Dinilai

Hal – hal yang dinilai dapat dilihat dari masing-masing posisi :

1. Abdomen AP supine
 Dinding abdomen : lemak praperitoneal kanan dan kiri baik atau menghilang.
 Garis psoas kanan dan kiri baik / menghilang / pelembungan (bulging)
 Batu yang radioopak, kalsifikasi, atau benda asing yang radioopak.
 Kontur ginjal kanan dan kiri
 Gambaran udara usus :
- Normal
- Pelebaran lambung, usus halus, kolon
- Penyebaran dari usus-usus yang melebar
- Keadaan dinding usus.
- Jarak antara 2 dinding usus yang berdampingan.
 Kesuraman yang dapat disebabkan oleh cairan di luar usus atau massa tumor.

2. Abdomen AP setengah duduk


 Gambaran udara, cairan, di dalam atau luar usus, misalnya pada abses.
 Gambaran udara bebas di bawah diafragma.
 Gambaran cairan di rongga pelvis atau abdomen bawah.

3. Abdomen LLD (Left Lateral Decubitus)


 Hampir sama seperti posisi setengah duduh, hanya saja udara bebas letaknya antara hepar
dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen.

Anda mungkin juga menyukai