Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KOPI DENGAN TINGKAT STRES

PADA DEWASA MUDA IKATAN KELUARGA BESAR


(IKB) NEKMESE DI KOTA MALANG

Merdiant G. M. Liunima(1), Ani Sustriningsih(2), Swaidatul Masluliya AF(3)


(1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
(2)(3) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email: jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Menurut data World Health Organisation (WHO) diperkirakan sekitar 450 juta
penduduk dunia mengalami gangguan kesehatan akibat stres. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara konsumsi kopi dengan tingkat stres
pada dewasa muda Ikatan Keluarga Besar (IKB) Nekmese di kota Malang. Desain
penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota IKB
Nekmese di Kota Malang yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 81 orang dan
sampel penelitian menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 45
orang.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan konsumsi kopi sebagian besar dikategorikan konsumsi
sedang yaitu sebanyak 24 orang (53,33%) dengan tingkat stres sebagian besar
dikategorikan stres sedang yaitu sebanyak 38 orang (84,44%), selanjutnya data
dianalisa menggunakan uji spearman rank dan didapatkan nilai signifikansi
sebesar 0,004 ≤ α 0,05, artinya ada hubungan antara konsumsi kopi dengan
tingkat stres pada dewasa muda Ikatan Keluarga Besar (IKB) Nekmese di Kota
Malang. Dengan demikian diharapkan kepada dewasa muda IKB Nekmese di
Malang untuk mengkonsumsi kopi dengan beberapa varian rasa, misalnya kopi
jahe yang selain memberikan kesegaran juga dapat menghangatkan tubuh,
dandapatmengurangifrekuensikonsumsikopi. Konsumsikopi yang baik dengan
dosis moderat 300 mg kafein, yaitu sekitar 1-2 gelas per hari.

Kata Kunci : Dewasa Muda, IKB, Konsumsi Kopi, Tingkat Stres.


Liunima, Merdiant G. M. 2016. THE RELATIONSHIP BETWEEN COFFEE
CONSUMPTION AND STRESS LEVEL ON IKB NEKMESE
YOUTH IN MALANG CITY. Final assignment. Health science
faculty of Tribhuwana Tunggadewi University, malang. The first
advisor: Ani Sutriningsih, S. Kep., Ns., M. Kep; Second advisor:
Swaidatul Masluhiya AF, S.Si., M.Ked.Trop.

ABSTRACT

According to the World Health Organisation (WHO) data, it’s predicted about 450
million people in the world were inflected by the health disturbance about stress.
The purpose of this research is recognizing the relationship between coffee
consumption and the stress level on IKB nekmese youth in Malang city. It’s
designed by correlational style by cross sectional approach. The population of this
research was the whole member of IKB Nekmese in Malang city. They were
gendered by male, in amount of 81 persons and the research sample used
purposive sampling. It’s 45 persons. The technique of data collecting was
questionnaire. The result of this research showed the coffee consumption partially
was medium. In amount of 24 persons (53,33%) with stress level partially were
medium stress. In amount of 38 persons (84,44%). The data analyzed by spearman
rank examination and there was significant value in amount of 0,004 ≤ α 0,05,
means there was relationship between coffee consumption and the stress level on
IKB nekmese youth in Malang city. Hopefully, the IKB Nekmese youth in Malang
city will consume the coffee in various taste. For example, ginger coffee could
give the fresh also make them keep warm, also could decrease the frequency on
consuming coffee. The great coffee consumption was moderate dose 300mg for
caffeine, about 1-2 glass per day.

The key words: Youth, Coffee consumption, Stress level

PENDAHULUAN akan berbahaya bagi kesehatan


(Khoirul, 2011).
Menurut data World Health Stres tidak dapat dipisahkan dari
Organisation (WHO) diperkirakan setiap aspek kehidupan. Stres dapat
sekitar 450 juta penduduk dunia dialami oleh siapa saja dan memiliki
mengalami gangguan kesehatan akibat implikasi negatif jika berakumulasi
stres. Stres sebagai salah satu problem dalam kehidupan individu tanpa solusi
serius yang mengancam penduduk yang tepat. Menurut penelitian
dunia saat ini. Stres ringan bisa Aprianto (2013), dapat diketahui
merangsang dan memberikan rasa bahwa usia 21- 40 tahun adalah usia
lebih bersemangat dalam kehidupan terbanyak yang mengalami stres.
yang biasanya membosankan. Tetapi, Bentuk-bentuk stres dewasa muda
stres yang terlalu berat dan yaitu stres budaya, somatic,
berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi psikologis, dan ekonomi (Pieter &
Lubis, 2010). Dewasa muda termasuk farmakologis, perilaku, kognitif,
masa transisi, baik transisi secara fisik meditasi, hipnotis dan terapi musik
(physically transtition), transisi secara (Djohan, 2006). Bentuk terapi lain
intelektual (cognitive trantition), serta yang dapat mengatasi stres , yaitu
transisi peran sosial (social role berupa terapi religi atau disebut juga
trantition) (Santrock, 2002). terapi murotal (Ramolda, 2009).
Menurut Kozier (2009), usia Selain itu, menurut Zakaria (2015)
dewasa muda merupakan masa dimana metode yang dapat dilakukan untuk
seseorang dihadapkan dengan banyak mengurangi stres adalah dengan
pilihan diantaranya memilih seorang mengonsumsi kopi.
teman hidup, belajar hidup dengan Kopi menjadi salah satu
suami atau istri, membentuk sebuah minuman yang popular dan di gemari
keluarga, membesarkan anak-anak, di Indonesia. Satu cangkir kopi
dan mengelola sebuah rumah tangga. menjadi perangkat simbol yang luar
Pada masa ini, penyesuaian diri biasa, karena tidak hanya berfungsi
tergolong radikal dan peran dalam sebagai penghilang rasa kantuk, stres,
kehidupan yang berubah-ubah lelah, atau teman bergadang, tetapi
khususnya, disertai perubahan fisik sebagai kode simbolik yang digunakan
dapat mengganggu hemoestasis fisik, oleh sebagian kalangan penikmatnya
ketegangan emosional, dan stres. untuk mengaktualisasikan keberadaan
Tidak hanya sedikit dari mereka yang mereka dalam kelompok sosial.
mengalami stres, bahkan sampai Kebiasaan minum kopi di Indonesia
menjadi depresi karena mengalami rupanya sudah menjadi budaya turun-
masa transisi dan proses penyesuaian temurun, karena dari kalangan tua
diri dengan lingkungan sosial. Stres hingga muda saat ini banyak yang
yang mereka alami beragam, baik stres menyukai kopi dan bahkan
secara emosional dan stres psikologis menjadiikannya sebuah hobi (Anonim,
(Santrock, 2002). 2014).
Stres adalah gangguan pada Kopi terkenal akan kandungan
tubuh dan pikiran yang disebabkan kafeinnya yang tinggi, satu cangkir
oleh perubahan dan tuntutan kopi (120-480 ml) mengandung kafein
kehidupan yang dipengaruhi oleh 75- 400 mg atau lebih, tergantung
lingkungan, maupun penampilan pada jenis biji kopi, cara pengolahan
individu di dalam lingkungan (Lestari, kopi, dan cara mempersiapkan
2015), sedangkan menurut Lazarus minuman kopi (Weinberg & Bonnie,
(dalam Lumonga, 2009), stres 2010). Kafein merupakan perangsang
merupakan bentuk interaksi antara susunan saraf pusat, dieuritik,
individu dengan lingkungan, yang merangsang otot jantung, dan
dinilai individu sebagai suatu yang melemaskan otot-otot polos bronchus.
membebani atau melampaui Pada dosis standar, 50-200 mg kafein
kemampuan yang dimiliki serta utamanya mempengaruhi lapisan luar
mengancam kesejahteraan. otak. Pengaruh ini bisa mengurangi
Diperlukan beberapa metode kelelahan (Vanzaitan, 2010).
untuk mengatasi stres. Metode yang Menurut penelitian Purdiani
dapat digunakan untuk mengatasi stres (2014), menyatakan bahwa responden
diantaranya adalah melalui pendekatan yang biasanya mengonsumsi kafein
dan diminta untuk tidak mengonsumsi Desain penelitian ini adalah
kafein menunjukan gejala kecemasan, penelitian korelasional yang bertujuan
letih/lesu, tidak bersemangat dari pada mengungkapkan hubungan antar
yang tidak biasa mengonsumsi kafein. variabel dan pendekatan yang dipakai
Sedangkan hasil penelitian Muller yaitu cross sectional. Populasi dalam
(2015) menyatakan bahwa, kafein penelitian ini adalah seluruh anggota
meredakan gejal-gejala khas stres IKB Nekmese di Kota Malang yang
seperti pelupa, cemas, dan perasaan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 81
tertekan. Kafein mengandung alkaloid orang dan sampel penelitian
jenis xantine, yang bertindak menggunakan purposive sampling
memblokir reseptor adenosine A2A. yaitu sebanyak 45 orang yang
ketika stres, tubuh memproduksi memenuhi kriteria inklusi. Teknik
banyak adenosine yang menimbulkan pengumpulan data yang digunakan
berbagai gejala stres (Salma, 2015). adalah kuesioner. Metode analisa data
Hasil studi pendahuluan yang yang di gunakan yaitu uji spearman
dilakukan pada 3 Juni 2016 pada 10 rank.
orang dewasa muda Ikatan Keluarga
Besar (IKB) Nekmese di Kota HASIL DAN PEMBAHASAN
Malang, dikatakan bahwa 7 orang
diantaranya mengatakan mengalami 1. Konsumsi Kopi
gejala stres seperti gangguan pola tidur
(sering terbangun tengah malam, Berdasarkan hasil penelitian
insomnia, sulit bangun pagi), diketahui bahwa kategori konsumsi
kehilangan semangat, dan kelelahan kopi pada dewasa muda Ikatan
fisik. Selain itu, 3 orang mengatakan Keluarga Besar (IKB) Nekmese di
sulit bangun pagi, merasa kelelahan, kota Malang sebagai berikut:
sulit mengatur waktu, kurang mampu
berkonsentrasi, kurang mampu Tabel 1: Kategori Konsumsi Kopi
membuat jadwal kegiatan. Dari ke-10 pada Dewasa Muda Ikatan
orang tersebut memiliki pola konsumsi Keluarga Besar (IKB)
kopi lebih dari 2 gelas perhari, dengan Nekmese di Kota Malang
alasan bahwa konsumsi kopi Tahun 2016
merupakan kebiasaan sehari-hari, agar
Kategori
pikiran tenang, tubuh kembali segar, No Konsumsi F (%)
dan tetap berkonsentrasi dalam Kopi
melakukan aktivitas sehari-hari. 1 Rendah 16 35,56
2 Sedang 24 53,33
Tujuan penelitian ini adalah 3 Berat 5 11,11
untuk mengetahui hubungan antara Total 45 100%
konsumsi kopi dengan tingkat stres
pada dewasa muda Ikatan Keluarga Berdasarkan Tabel 1, dapat
Besar (IKB) Nekmese di Kota diketahui bahwa dari total sampel
Malang. yang diteliti sebanyak 45 orang,
sebagian besar responden
METODE PENELITIAN dikategorikan konsumsi kopi sedang
yaitu sebanyak 24 orang (53,33%).
Jika dikaitkan dengan data umum dari persoalan atau masalah yang
berupa umur, maka umur juga dapat sedang dihadapi. Hal ini didukung
mempengaruhi pola konsumsi kopi hasil penelitian Aiska (2014), yang
pada dewasa mudah IKB Nekmese di menemukan bahwa faktor status umur,
Kota Malang. Seperti halnya dalam jenis kelamin, status perkawinan,
penelitiannya Poh dan Budi (2012) pendidikan terakhir, masa kerja dan
menemukan bahwa dari segi usia beban kerja berpengaruh signifikan
terdapat 2 indikator yaitu: 1) mencari terhadap tingkat stres.
atau mendapat informasi dari teman
sebelum mengonsumsi produ; dan 2) 3. Uji Statistik.
Kesukaan untuk membeli produk.
Uji statistik pada penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS, Uji
2. Tingkat Stres
statistik yang digunakan adalah
spearman rank. Analisis dengan
Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan teknik ini dengan
diketahui bahwa kategori tingkat stres
tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05.
pada dewasa muda Ikatan Keluarga
Adapun data disajikan sebagai berikut:
Besar (IKB) Nekmese di Kota Malang
sebagai berikut:
Tabel 3: Uji spearman rank
Tabel 2: Kategori Tingkat Stres pada Variabel N Sig. Keterangan
Dewasa Muda Ikatan Konsumsi
Keluarga Besar (IKB) Kopi 45 0,004 H1 diterima
Nekmese di Kota Malang Tingkat Stres
Tahun 2016
Dari Tabel 3,menunjukkan
Kategori bahwa hasil perhitungan Spearman
No F %
Tingkat Stres
Rank hubungan konsumsi kopi dengan
1 Ringan 3 6,67
tingkat stres pada dewasa muda Ikatan
2 Sedang 38 84,44
3 Berat 4 8,89 Keluarga Besar (IKB) Nekmese di
Total 45 100% Kota Malang didapatkan nilai Sig.
(signifikansi)= 0,004 ≤ α (0,05) yang
Berdasarkan Tabel 2, dapat berarti data dinyatakan signifikan dan
diketahui bahwa dari total sampel H1 diterima. Artinya ada hubungan
yang diteliti sebanyak 45 orang, antara konsumsi kopi dengan tingkat
sebagian besar responden stres pada dewasa muda Ikatan
dikategorikan stres sedang yaitu Keluarga Besar (IKB) Nekmese di
sebanyak 38 orang (84,44%). Jika Kota Malang. Lebih lanjut untuk
dikaitkan dengan umur, maka umur mengetahui korelasi negatif dapat
juga dapat mempengaruhi tingkat stres dilihat pada hasil penyebaran korelasi
seseorang. Semakin tinggi umur dalam bentuk diagram berikut.
seseorang, maka semakin tinggi
tingkat stres seseorang sebagai akibat
Hubungan Konsumsi Kopi dengan Tingkat Stres
35
30
Tingkat Stres

25
20
15
10
5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45
Konsumsi Kopi
(Responden Ke)
Konsumsi Kopi Tingkat Stres

Gambar 1: Diagram Hubungan Wahyudian, dkk (2004) yang


Konsumsi Kopi dengan mengungkapkan bahwa
Tingkat Stres mengonsumsi kopi untuk
mengurangi kantuk merupakan dasar
Gambar 1, terlihat jelas bahwa biologis bagi konsumen untuk tetap
semakin tinggi responden mengonsumsi kopi.
mengonsumsi kopi berdampak pada Konsumsi kopi juga dapat
penurunan tingkat stres, sebaliknya dipengaruhi oleh faktor lingkungan
ketika responden mengalami atau budaya. Budaya. Budaya
penurunan konsumsi stres masyarakat Dawan-Timor biasanya
berdampak pada peningkatan stres, mengonsumsi kopi di pagi hari
sehingga dapat diambil kesimpulan setelah sarapan atau sore hari ketika
bahwa terdapat korelasi negatif. bersantai bersama dengan anggota
Berdasarkan data khusus hasil keluarga. Hal ini didukung dengan
penelitian bahwa sebagian besar iklim di daerah Kabupaten Timor
dewasa muda Ikatan Keluarga Besar Tengah Selatan yang merupakan
(IKB) Nekmese di Kota Malang daerah dingin, sehingga ada sebagian
dikategorikan konsumsi kopi sedang orang yang mengonsumsi kopi untuk
yaitu sebanyak 24 orang (53,33%). menghangatkan tubuh ketika bangun
Sebagian besar responden konsumsi pagi dan di sore hari. Konsumsi kopi
kopi dengan kategori sedang dapat tidak terlepas dengan budaya
dikarenakan pola konsumsi kopi kebiasaan masyarakat Dawan-Timor,
pada responden hanya untuk dimana kopi juga dijadikan sebagai
mengurangi rasa kantuk, merupakan alat pemersatu silaturahmi yaitu
kebiasaan yaitu konsumsi kopi ketika selain “sirih pinang” yang diberikan
kumpul bersama teman-teman, dan kepada kerabat/keluarga yang
untuk menyegarkan badan. Hal ini bertamu, kopi juga disajikan sesaat
sama seperti yang diungkapkan oleh
setelah tamu mengonsumsi sirih dan membuat pikiran menjadi segar.
pinang. Bagi Masyarakat umum, kafein pada
Budaya konsumsi kopi tersebut biji kopi digunakan untuk sumber
di atas didukung dengan pendapat energy, meningkatkan kewaspadaan,
Pangabean (2011), yang dan memicu tubuh agar terjaga lebih
mengungkapkan bahwa faktor-faktor lama. Wahyudian, dkk (2004)
yang dapat mempengaruhi seseorang berpendapat bahwa pengetahuan
untuk mengonsumsi kopi yaitu faktor konsumen mengeai kandungan
budaya dan pengetahuan. Budaya kafein dalam kopi merupakan
minum kopi di Indonesia adalah pengetahuan umum dan tidak terkait
warisan budaya kollonial Belanda, dengan jenis kelamin.
yaitu pada perang dunia I dan II kopi Berdasarkan data khusus hasil
mulai menjadi komoditas untuk penelitian bahwa sebagian besar
diperdagangkan. Perkembangan dewasa muda Ikatan Keluarga Besar
tersebut menjadi titik awal dari apa (IKB) Nekmese di Kota Malang
yang dinamakan gelombang budaya dikategorikan stres sedang
kopi (Waves of Coffe Culture). yaitusebanyak 38 orang (84,44%).
Budaya konsumsi kopi, jika Sebagian besar responden dengan
dilihat dari responden yang sebagian tingkat stres kategori sedang dapat
besar adalah mahasiswa dan tinggal dikarenakan responden memiliki
pisah dengan orang tua (kos) maka masalah pribadi, dan biasanya
tentu sangat kental budaya atau dianggap sepeleh oleh setiap orang
kebiasaan mengonsumsi kopi, yaitu akan tetapi masalah pribadi tersebut
kopi yang dikonsumsi tidak dapat menimbulkan kecemasan pada
sepenuhnya 1 cangkir untuk 1 orang, dirinya sendiri. Seperti yang
dimana 1 cangkir dapat diminum diungkapkan oleh Alvin (2007),
oleh beberapa orang. Selain itu stressor internal berasal dari diri
konsumsi kopi dilakukan pada saat sendiri berupa pikiran-pikiran
sedang santai atau kumpul-kumpul di negatif, keyakinan dalam diri, dan
kantin. Kopi juga merupakan suatu kepribadian yang dimiliki.
minuman yang dapat dihidangkan Mengingat karena sebagian
ketika ada teman atau ada yang besar responden adalah mahasiswa
bertamu. dan semuanya tinggal pisah dengan
Selain budaya, pengetahuan orang tua (kos) maka tingkat stres
tentang konsumsi kopi juga sedang yang dialami ini dapat
berpengaruh pada tingkat konsumsi disebabkan oleh beberapa faktor
kopi. Kebiasaan minum kopi ini juga seperti tugas kuliah yang menumpuk,
dapat dinilai dari jenis kopi yang persaingan antar teman dalam hal ini
sering digunakan, karena disetiap untuk memperoleh nilai mata kuliah
jenis kopi dan cara pengolahannya yang baik, kiriman yang sedikit
mengandung nilai cafein yang tertunda atau mungkin lebih sedikit
berbeda-beda. Hal tersebut didukung dari bulan-bulan sebelumnya, tugas
dengan pendapat Erowid (2005) yang yang blum dikumpulkan, masalah
menyatakan kopi merupakan pribadi dan kondisi lingkungan.
minuman atau bahan penyegar yang Faktor-faktor tersebut didukung
banyak dikonsumsi masyarakat yang dengan pendapat Hartono (2007)
mengandung kafein. Dalam dosis yang menyebutkan faktor penyebab
rendah, dapat mengurangi rasa lelah stres yang terdiri dari: 1) Tekanan
fisik, meliputi: kerja otot yang berat, yaitu mudah menyalahkan orang lain
kerja otak yang terlalu lama; 2) dan mencari kesalahan orang.
Tekanan psikologis, meliputi: Berdasarkan hasil analisis data
hubungan suami istri, orang tua, dengan dengan menggunakan uji
anak, persaingan antara spearman rank hubungan konsumsi
saudara/teman, menghadapi atasan kopi dengan tingkat stres pada
dan relasi sulit, etika moral, dan dewasa muda Ikatan Keluarga Besar
kompetisi baik dalam pekerjaan (IKB) Nekmese di Kota Malang
maupun lingkungan rumah; 3) didapatkan nilai Sig. (signifikansi)=
Tekanan sosial ekonomi, meliputi: 0,004 ≤ α (0,05) yang berarti data
kesulitan ekonomi, perubahan situasi dinyatakan signifikan dan H1
bisnis; 4) Faktor organisasi, meliputi: diterima. Artinya ada hubungan
tekanan untuk menghindari antara konsumsi kopi dengan tingkat
kekeliruan, menyelesaikan tugas stres pada dewasa muda Ikatan
dalam waktu terbatas, beban kerja Keluarga Besar (IKB) Nekmese di
berlebihan, pemimpin yang menuntut Kota Malang. Hasil analisa
dan tidak peka, tekanan jatuh tempo Spearman Rank juga menemukan
yang terus menerus; 5) Faktor nilai koefisien korelasi (Correlation
Individu: Mencakup kehidupan Coefficient) -0,794 yang berarti
pribadi terutama soal keluarga, peningkatan X (konsumsi kopi)
masalah ekonomi pribadi, dan berdampak pada penurunan Y
karakteristik kepribadian bawaan; (hubungan yang tidak searah),
dan 6) Faktor lingkungan, meliputi: artinya bahwa jika semakin tinggi
buruknya kondisi lingkungan kerja, konsumsi kopi, maka akan semakin
kebisingan, diskriminasi ras, rendah tingkat stres pada dewasa
kekerasan di tempat kerja, muda Ikatan Keluarga Besar (IKB)
kemacetan, suhu udara. Nekmese di Kota Malang.
Jika stres yang dialami Hasil penelitian ini sejalan
dibiarkan maka dapat berdampak dengan penelitian Purdiani (2014)
kesehatan fisik dan psikis. Hal ini yang dalam penelitiannya
senada dengan yang diungkapkan menemukan bahwa responden yang
oleh Sarfino (2008) yang biasanya mengonsumsi kafein ketika
menyatakan dampak dari stres terdiri diminta untuk tidak mengonsumsi
dari 2 aspek yaitu aspek biologis dan kafein menunjukan gejala
aspek psikologis. Dampak biologis kecemasan, letih/lesu, tidak
seperti sakit kepala yang berlebihan, bersemangat dari pada yang tidak
tidur menjadi tidak nyenyak, biasa mengonsumsi kafein.
gangguan pencernaan, hilangnya Penelitian lain yang dilakukan oleh
nafsu makan, gangguan kulit dan Muller (dalam Salma, 2015)
produksi keringat yang berlebihan di menyatakan bahwa, kafein
seluruh tubuh. Sedangkan dampak meredakan gejal-gejala khas stres
psikologis sendiri terdiri atas 3 yaitu seperti pelupa, cemas, dan perasaan
gejala kognisi yaitu daya ingat tertekan.
menurun, kurang konsentrasi; gejala Kopi terkenal akan kandungan
emosi yaitu mudah marah, kafeinnya yang tinggi, satu cangkir
kecemasan yang berlebihan, sedih kopi (120-480 ml) mengandung
dan depresi; dan gejala tingkahlaku kafein 75- 400 mg atau lebih,
tergantung pada jenis biji kopi, cara
pengolahan kopi, dan cara SARAN
mempersiapkan minuman kopi
(Weinberg & Bonnie, 2010). Kafein 1. Dewasa Muda IKB Nekmese di
merupakan perangsang susunan saraf Malang
pusat, dieuritik, merangsang otot Untuk mengonsumsi kopi dengan
jantung, dan melemaskan otot-otot beberapa varian rasa, misalnya
polos bronchus. Pada dosis standar, kopi jahe yang selain memberikan
50-200 mg kafein utamanya kesegaran juga dapat
mempengaruhi lapisan luar otak. menghangatkan tubuh, dan dapat
Pengaruh ini bisa mengurangi mengurangi frekuensi konsumsi
kelelahan (Vanzaitan, 2010). kopi. Konsumsi kopi yang baik
Kopi/Kafein mengandung dengan dosis moderat 300 mg
alkaloid jenis xantine, yang bertindak kafein, yaitu sekitar 1-2 gelas per
memblokir reseptor adenosine A2A, hari.
ketika stres tubuh memproduksi
banyak adenosine yang 2. Bagi Institusi
menimbulkan berbagai gejala stres Diharapkan kepada pihak kampus
(Salma, 2015). Sehingga dapat khususnya Program Studi Ilmu
dikatakan bahwa kopi selain keperawatan untuk memberikan
menghilangkan rasa stres, juga dapat tambahan pengetahuan tentang
menghilangkan rasa kantuk dan konsumsi kopi dan dampak yang
memberi energy semangat. akan timbul.

SIMPULAN 3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Penelitian tentang hubungan Diharapkan peneliti selanjutnya
antara konsumsi kopi dengan tingkat meneliti tentang hubungan antara
stres pada dewasa muda Ikatan konsumsi kopi dengan penurunan
Keluarga Besar (IKB) Nekmese di rasa ngantuk sehingga menambah
Kota Malang: dan mengembangkan literatur
1. Konsumsi kopi, sebagian besar dalam pendidikan keperawatan
dikategorikan konsumsi sedang tentang konsumsi kopi.
yaitu sebanyak 24 orang
(53,33%). DAFTAR PUSTAKA
2. Tingkat stres, sebagian besar
dikategorikan stres sedang yaitu Aiska, Selviana. 2014. Analisis
sebanyak 38 orang (84,44%). Faktor-Faktor yang
3. Hasil analisa menggunakan uji Berpengaruh pada Tingkat
spearman rank didapatkan nilai Stres Kerja Perawat di Rumah
signifikansi (sig.) sebesar 0,004 ≤ Sakit Jiwa Grhasia
α 0,05. Artinya ada hubungan Yogyakarta. Naskah Publikasi,
antara konsumsi kopi dengan Program Studi Ilmu
tingkat stres pada dewasa muda Keperawatan, Fakultas
Ikatan Keluarga Besar (IKB) Kedokteran dan Ilmu
Nekmese di Kota Malang. Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Anonim, 2014. Budaya Ngopi di
Indonesia. [online].
http://javabica.com/blog/38-
kopi-tubruk/88-budaya -ngopi- Panggabean, E. 2011. Buku Pintar
di-indonesia.html. Diakses Kopi. Jakarta: Agro Media
tanggal 5 mei 2016. Malang. Pustaka.
Alvin. 2007. Mengatasi Stres
Belajar. Jakarta: Elex Media Pieter, Herry. Z., Lubis., Namora, L.
Komputindo. 2010. Pengantar Psikologis
dalam Keperawatan. Jakarta :
Aprianto, D. 2013. Efektifitas Teknik Kencana Prenada Media
Relaksasi Imajinasi Group.
Terbimbing dan Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Poh, Sylvia Indrayana & Budi
Kecemasan pada Pasien Pre Hendrawan. 2012. Perilaku
Operasi. Skripsi.STIKES Konsumsi dan Faktor yang
Telogorejo. Semarang. Mempengaruhi Masyarakat
Surabaya dalam Mengonsumsi
Djohan. 2006. Terapi Musik: Teori Produk-Produk Pastry dan
dan Aplikasi. Yogyakarta: Bakery. Naskah Publikasi,
Galang Press. Manajemen Perhotelan,
Universitas Kristen Petra,
Erowid. 2005. Kandungan Kafein Surabaya.
Dalam Kopi. http://.
Kandungan kafein dalam Purdiani, M. 2014. Hubungan
kopi.Akses tanggal 10 April Pengunaan Minuman
2016. Berkafein Terhadap Pola Tidur
dan Pengaruhnya pada
Hartono, L. 2007. Stres dan Stroke. Tingkah Laku Mahasiswa/I
Yogyakarta : Kanisius. Universitas Surabaya.Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas
Khoirul, A. 2011. Pengaruh Senam Surabaya.3 (1).Pdf. Diunduh
Pernapasan Satria Nusantara tanggal 08 Mei 2016.
Terhadap Penurunan Tingkat
Stres. Ramolda, P. 2009. Pengaruh Al-
http://eprints.umm.ac.id/1563/1 Quran pada Manusia dalam
/. Diakses tanggal 10 april Perspektif Fisiologis dan
2016. Psikologis.
http://www.theedc.com.
Kozier, B., Glenora, E., Berman, A.,
Snider, S. 2009. Buku Salma, 2015. Majalah Kesehatan :
Fundamental Keperawatan: Anda sedang stress? Minum
Konsep, Proses & Praktik. saja kopi!.[Online].
Jakarta : EGC. http://majalahkesehatan.com/an
da-sedang-stres-minum-kopi
Lestari, T. 2015. Kumpulan Teori saja/2015/02/.html?m=1.
Untuk Kajian Pustaka Diunduh tanggal 20 April
Penelitian Kesehatan. 2016.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Santrock, J. W. 2002. Life-Span
Development :
PerkembanganMasa Hidup,
Edisi 5, jilid II. Jakarta:
Erlangga.

Sarafino, H. 2008. Health


Psychology: Biopsychosocial
Interactions Sixth Edition.
United States: John Willey &
Sons, inc.

Vanzaitan, 2010. Chapter II.pdf.


Universitas Sumatera Utara.
Diakses tanggal 10 april 2016.

Wahyudian, Ujang Sumarwan,


Hartono. 2004. Analisis
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsumsi Kopi
dan Analisis Pemetaan
Beberapa Merek Kopi dan
Implikasinya pada Pemasaran
Kopi. Jurnal Manajemen
&Agribisnis, Vol. 1 No.1
Maret 2004 : 55-68.
Weinberg,BA., Bonnie KB. 2010.
The Miracle of Caffeine:
Manfaat Tak Terduga Kafein
Berdasarkan Penelitian Paling
Mutakhir. Bandung: Penerbit
Qanita.

Zakaria, 2015. Ingin bebas stress?


Perbanyak Konsumsi Kopi.
[online].
http://m.tecno.id/science/ingin-
bebas-stres-perbanyak-
konsumsi-kopi-1506107.html.
Diakses tanggal 5 Mei 2016.

Anda mungkin juga menyukai