a. Pemerintah
b. BPJS Kesehatan
a. Konseling
b. Kontrasepsi Dasar
c. Vasektomi
d. Tubektomi
e. Penanganan Komplikasi
Metodologi
• Desain Penelitian
Metode Kualitatif dan kuantitatif dengan analisis cross-sectional. Data diambil dari
wawancara, review dokumen dan pengamatan.
• Lokasi Studi dan Populasi
Penelitian ini telah berlangsung di 10 kabupaten di 5 propinsi, Oktober – Desember
Tahun 2014.
BKKBN, Dinas Kesehatan kabupaten/ kota, Puskesmas, RSUD, penyedia layanan
swasta, organisasi profesi, dan masyarakat.
• Strategi Sampling
Teknik sampling non-probabilitas yang menentukan responden dengan metode
kuota sampling
Hasil dan Pembahasan
Pengaturan Layanan Program KB di Era JKN
• Provinsi DIY N
o
Pelayanan KB
Retribusi Warga
Luar Daerah (Rp)
Retribusi Warga
Kulon Progo (Rp)
1
Kota Yogyakarta : Tim Jaga Mutu
KB Suntik 18.250,00 18.250,00
2 KB Pil 11.650,00 11.650,00
Komponen Biaya
No Jenis Tindakan Jumlah (Rp)
Bahan Habis Pakai (Rp) Jasa Sarana (Rp) Jasa Pelayanan (Rp)
1 Pasang/buka IUD 22.660 22.660 11.330 56.650
2 Pasang/buka Implan
22.660 22.660 11.330 56.650
3 Tubektomi 45.000 30.000 750.000
VIP 1.460.000 730.000 1.460.000 3.650.000
Kelas I 900.000 450.000 900.000 2.250.000
Kelas II 700.000 350.000 700.000 1.750.000
Kelas III 365.000 182.500 365.000 912.500
4 Eksplorasi IUD 45.320 45.320 22.660 113.300
Pemetaan Layanan Program KB di Luar Skema JKN
• Layanan KB seperti MOW dan MOP saat ini masih ditanggung sepenuhnya oleh
pusat (BKKBN).
• Namun di Kulon Progo, peserta MOP juga mendapatkan reward dari dana APBD.
“...Tidak ada perubahan kecuali untuk program pasca salin (KB Post-
Plasenta) yang cakupannya menurun. Dari 3 PKM yang melaksanakan program
Pasca salin, seperti tegalrejo, jetis dan mergangsan, kini menurun dari 50% lebih
menjadi sekitar 20%. Masih 20% karena tergantung siapa yang bertugas, untuk
bidan senior yang tidak ragu/takut menyalahi aturan/tidak takut rugi mereka
tetap melakukan KB Post plasenta...” (Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta)
“...Sama saja, karena pelayanan kita tetap sama, karena dari dulu alat kita
dari BKKBN. Jadi gak ada peningkatan, karena sebelum JKN ini sudah ada
program gratis lainnya, jadi sudah biasa saja.” (Puskesmas Tanjung Beringin)
(Cont’d Persepsi,,,,)
• Keterlambatan pencairan dana kapitasi yang menyebabkan hambatan
dalam hal pengadaan bahan habis pakai di tingkat Puskesmas.
”...Selama ini untuk bahan habis pakai diambil dari dana APBD,
dapatnya dari dinkes. Sekarang ini kendalanya disitu, pemeriksaan KB
terhalang oleh bahan habis pakai karena tidak didrop oleh BKKBN, yang
didrop hanya alkon...”(PKM, Kota Binjai)
“Kalau orang yang dari klinik mau klaim hal-hal yang non kapitasi harus buat rujukan
lagi. tadi saya pertanyakan juga, kalau seandainya itu tempat nya di daerah jauh, kan gak
mungkin mereka ke RS memang harus, itulah fungsi mobil pelayanan kami, bisa
menjangkau daerah yang jauh, tertinggal, terpencil dan daerah perbatasan. tapi mereka
semua itu belum terjawab” (BKKBN Provinsi Sumatera Utara)
Tantangan Pelayanan KB di Era JKN
• Belum tercakupnya pelayanan MOW di dalam skema JKN (kecuali melekat pada
layanan persalinan di FKRTL)
• Sosialisasi tentang besaran dan proses klaim dana untuk petugas pemberi layanan
KB masih terbatas
• Berkurangnya minat bidan praktik mandiri (BPM) untuk bekerja sama dengan
Puskesmas
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pernah kerjasama dengan JKN tetapi karena proses
yang diterima untuk mendapatkan klaim terlalu lama dan sulit prosesnya, padahal yang
diterima pun tidak banyak.” (Dokter swasta, Jayapura)
(Cont’d Tantangan,,,)