Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH PERTUMBUHAN KOTA

TERHADAP PEMANASAN GLOBAL DI


KELURAHAN CIBADAK

Disusun oleh:

Alfan Alwiansyah
Maulidya Nurfitriani
Reza Arrahmandika Hadiansyah

DINAS PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT

SMA NEGERI 1 CIBADAK

Jl. Perintis Kemerdekaan No. 72 Cibadak

KABUPATEN SUKABUMI

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga dengan itu kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh Perkembangan Kota Terhadap
Pemanasan Global di Daerah Cibadak” ini dengan baik meskipun masih terdapat
banyak sekali kekurangan di dalamnya.

Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan


dari banyak pihak. Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada yth. Ibu
Yuceu Endah Sakti, S.Si selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1
Cibadak yang telah memberikan tugas ini sekaligus bimbingannya kepada kami,
juga kepada teman-teman, rekan, dan seluruh pihak yang turut andil dalam
penyusunan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi
pemanasan global, sehingga kita dapat semaksimal mungkin melakukan upaya
pencegahan terjadinya pemanasan global. Kami pun sepenuhnya menyadari
bahwa apa yang kami susun dalam makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena itu, kami berharap adanya kritik
dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami susun ini di masa yang akan
datang.

Semoga makalah ini dapat mudah dipelajari, dipahami, memberikan


manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Cibadak, 10 Maret 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
1. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3
2.1 Pemanasan Global .......................................................................................... 3
2.2 Pertumbuhan Kota .......................................................................................... 7
2.3 Ruang Terbuka Hijau ....................................................................................... 8
2.4 Kelurahan Cibadak ........................................................................................ 12
2.5 Hipotesis........................................................................................................ 13
BAB III ................................................................................................................................ 14
3. METODOLOGI........................................................................................................ 14
3.1 Langkah Kerja ................................................................................................ 14
3.2 Jadwal Pengamatan ...................................................................................... 14
BAB IV................................................................................................................................ 15
4. HASIL & PEMBAHASAN ......................................................................................... 15
4.1 Hasil Pengamatan ......................................................................................... 15
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 17
BAB V................................................................................................................................. 21
5. PENUTUP ............................................................................................................... 21
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 21
5.2 Saran ............................................................................................................. 21
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24

ii
BAB I

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang telah di berikan oleh pengajar. Disamping itu, kami mencoba
menganalisis hubungan antara pertumbuhan kota yang cukup pesat di zaman
sekarang ini dengan efek pemanasan global yang dirasakan pada suatu
daerah.

Karena itu, makalah ini kami susun untuk membahas tentang


pengaruh pertumbuhanan kota terhadap pemanasan global (global warming).
Makalah ini disusun berdasarkan tentang penelitian dan survey yang telah
kami lakukan sebelumnya.

Dipilihnya daerah Kelurahan Cibadak dan sekitarnya sebagai sampel,


karena penulis yang memang berdomisili di daerah tersebut. Pertumbuhan di
wilayah Kelurahan Cibadakpun dinilai cukup pesat. Seiring dengan hal
tersebut, kondisi suhu udara di wilayah Cibadak dirasa semakin bertambah
panas.

Atas dasar beberapa hal itulah, penulis berusaha meneliti,


menganalisis, dan menerangkan hubungan antara pertumbuhan kota dan
pemanasan global yang terjadi di daerah Cibadak itu sendiri.

1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pertumbuhan kota sekaitan dengan berkurangnya lahan terbuka di Kelurahan
Cibadak terhadap pemanasan global dan dampaknya terhadap wilayah
tersebut.

1
1.3 Rumusan Masalah
Adapun dalam penulisannya, kami sudah membuat beberapa hal
pokok bahasan yang akan menjadi topik utama dalam penelitian kami pada
kali ini. Beberapa hal tersebut antara lain:

1. Bagaimana kondisi Kelurahan Cibadak saat ini?


2. Bagaimana pertumbuhan penduduk di Kelurahan Cibadak sekaitan
dengan ciri pertumbuhan daerah Kelurahan Cibadak itu sendiri?
3. Adakah hubungan antara pertumbuhan daerah Kelurahan Cibadak,
dengan dampak pemanasan global yang terjadi di Kelurahan
Cibadak?

2
BAB II

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemanasan Global

2.1.1 Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global (bahasa Inggris: Global warming) adalah suatu
proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.
Pemanasan global dapat diterangkan pula sebagai kenaikan suhu
permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas
rumah kaca di atmosfer. seperti: Karbondioksida, Metana, dll.

Adapun National Wildlife Federation mengemukakan pemanasan


global sebagai peristiwa dimana bumi semakin panas hari demi hari,
semakin banyak hujan lebat dan banjir, badai yang lebih intens dan
kekeringan. Pemanasan global juga mengubah landscape kehidupan di
bumi dan mematikan banyak spesies.

2.1.2 Ciri-Ciri Pemanasan Global


Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi selalu meningkat sekitar
±0.74 - 0.18 °C (± 1.33 - 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Ini
menunjukkan bahwa peristiwa pemanasan global sudah melanda
permukaan bumi. Adapun beberapa ciri yang lebih spesifik antara lain
sebagai berikut.

 Ketinggian dan bobot gunung berkurang


 Satelit bergerak lebih cepat
 Pelelehan es besar-besaran
 Terjadi beberapa keganjilan di daerah kutub seperti hilangnya 125
danau di Kutub Utara
 Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi
 Peningkatan kasus alergi
 Dll.

3
2.1.3 Penyebab Pemanasan Global
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai penyebab
atau faktor-faktor terjadinya pemanasan global. Menurut para ahli bahwa
penyebab utama pemanasan permukaan bumi ialah karena meningkatnya
gas rumah kaca di atmosfer yang merangkap panas.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pernah


menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia" melalui efek rumah kaca.

Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan


ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-
negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Selain hal yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa penyebab


yang lebih spesifik terjadinya pemanasan global, antara lain:

 Efek Rumah Kaca : Efek rumah kaca adalah proses atmosfer


menghangatkan planet. Efek rumah kaca terjadi akibat panas yang
dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di
atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan ke luar angkasa, melainkan
dipantulkan kembali ke permukaan Bumi. Efek rumah kaca memiliki
manfaat bagi makhluk hidup di Bumi, namun jika berlebihan
berbahaya kehidupan di Bumi karena dapat mempengaruhi dan
mengganggu iklim.
 Meningkatnya Gas Rumah Kaca : Gas-gas memiliki sifat yang
memerangkap panas, sehingga panas yang terpantul dari permukaan
bumi tidak dapat diteruskan ke cahaya akibat dari gas tersebut, gas-gas
tersebut adalah gas rumah kaca. Gas yang paling berperan adalah
karbon dioksida (CO2). Penyebab meningkatnya karbon dioksida
adalah pembakaran bahan bakar batu bara, pembakaran minyak bumi,
pembakaran gas alam.

4
 Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol : CFC atau Cloro Flour
Carbon adalah bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan
untuk memproduksi peralatan, terkhusus pada peralatan rumah tangga.
CFC terdapat pada kulkas dan AC.
 Polusi Kendaraan berbahan bakar bensin : Kendaraan memberikan
penyebab terbesar dalam terjadi pemanasan global. Polusi yang
dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti motor, mobil dan
kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan
gas karbon dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan
penyebab utama terjadinya pemanasan global karena karbon dioksida
adalah gas yang memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke
angkasa.
 Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan : Gas
metana menempati urutan kedua sebagai penyebab utama terjadinya
pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari bahan-bahan organik
yang kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di
persawahan, sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak,
meningkatnya produksi hewan ternak maka meningkatnya pula gas
metana yang dilepaskan ke permukaan bumi.
 Pengrusakan Hutan/Berkurangnya Lahan Hijau : Hutan berfungsi
dalam menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, jika
hutan rusak akibat dari penebangan, pembakaran, atau beralih fungsi
menjadi pemukiman, maka yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida
yang diserap oleh hutan sedikit, dan semakin banyak karbon yang
berkumpul di atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan
global.
 Pemboroson Energi Listrik : Energi listrik sebagian besar kita
gunakan adalah hasil pembakaran dari pembakaran minyak bumi dan
batu bara, dimana hasil pembakaran tersebut menghasilkan karbon
dioksida
 Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat : Meningkatnya jumlah
kendaraan maka karbon dioksida pun yang dihasilkan dari kendaraan

5
tersebut akan bertambah banyak dan tentu saja menimbulkan
pemanasan global.
 Pembakaran Sampah Secara Berlebihan : Pembakaran sampah
berlebihan yang dilakukan secara massal akan menyebabkan terjadinya
pemanasan global karena dari hasil pembakaran sampah tersebut
adalah gas metana, yang dapat memerangkap panas.

2.1.4 Dampak Pemanasan Global (Global Warming)


Pemanasan global mempunyai dampak/akibat yang sangat luas yang
tentunya memberikan pengaruh bagi kehidupan di bumi, terutama
kehidupan manusia. Dampak pemanasan global antara lain sebagai
berikut.

 Gunung-gunung es akan mencair


 Curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi
 Air tanah cepat menguap yang akan menyebabkan kekeringan
 Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda
yang dapat membentuk angin puting beliung
 Cuaca menjadi sulit diprediksi dan lebih ekstrem, baik itu hujan
ekstrem atau kekeringan ekstrem
 Kenaikan permukaan laut yang sangat banyak akan menyebabkan
Tsunami, banjir dan pulau-pulau akan tenggelam.
 Menyebabkan kekeringan di wilayah pertanian sehingga tanaman akan
rusak
 Dapat mengakibatkan gagal panen akibat dari cuaca yang ekstem
dengan terjadi banjir yang mengakibatkan tanaman pertanian akan
terendam
 Meningkatnya hama pangan akibat dari perubahan iklim
 Populasi hewan dan tumbuhan akan menurun
 Meluasnya berbagai penyakit yang dapat menyerang manusia seperti
DBD, malaria.

6
 Meningkatnya kasus orang meninggal akibat dari cuaca yang panas
seperti jantung, stroke, dehidrasi, dan stress.

2.2 Pertumbuhan Kota

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Kota


Pertumbuhan dan perkembangan kota pada prinsipnya
menggambarkan proses berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan kota
mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang dalam hal ini
dindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh sistem
ekonomi kota tersebut. Semakin besar produksi berarti ada peningkatan
permintaan yang meningkat. Sedangkan perkembangan yang mengacu
pada kualitas, yaitu proses keadaan yang berifat kemataman.

Jika dilihat dari sisi sosial, pada dasarnya pertumbuhan dan


perkembangan kota dapat dilihat dengan bertumbuh besaran kota dan
bertumbuhnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun.

2.2.2 Faktor-faktor pertumbuhan kota


Pada dasarnya ada 3 faktor yang menpengaruhi pertumbuhan kota
yaitu:
 Faktor penduduk, yaitu adanya pertumbuhan penduduk baik
disebabkan karena pertambahan alami maupun pertumbuhan migrasi.
 Faktor sosial ekonomi,yaitu perkembangan kegiatang usaha
masyarakat
 Faktor sosial budaya, adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara
masyarakat akibat pengaruh luar, komunikasi dan sistem informasi.

7
2.3 Ruang Terbuka Hijau

2.3.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau


Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur/dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuhnya tanaman, baik yang yang tumbuh secara alamiah maupun
sengaja ditanam.

Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam lingkungan RT/RW, Kota,


dll., dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:

 Kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis


 Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam
retensi
 Area pengembangan keanekaragaman hayati
 Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan
perkotaan
 Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat
 Tempat pemakaman umum
 Pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan
 Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis
 Penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan
kepadatan serta kriteria pemanfaatannya
 Area mitigasi/evakuasi bencana
 Ruang penempatan pertandaan (signage) yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan tidak mengganggu fungsi
utama RTH tersebut.

2.3.2 Fungsi Ruang Terbuka Hijau


a) Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
 Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem
sirkulasi udara (paru-paru kota)

8
 Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara
alami dapat berlangsung lancar
 Sebagai peneduh
 Produsen oksigen
 Penyerap air hujan
 Penyedia habitat satwa
 Penyerap polutan media udara, air dan tanah
 Penahan angin.
b) Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:

Fungsi sosial dan budaya:

 Menggambarkan ekspresi budaya lokal


 Merupakan media komunikasi warga kota
 Tempat rekreasi; wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan
pelatihan dalam mempelajari alam.

Fungsi ekonomi:

 Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah,


daun, sayur mayur
 Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan
dan lain-lain.

Fungsi estetika:

 Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik


dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam,
maupun makro: lansekap kota secara keseluruhan
 Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota
 Pembentuk faktor keindahan arsitektural
 Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun
dan tidak terbangun.

9
Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat
dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan
kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi
hayati.

2.3.3 Manfaat Ruang Terbuka Hijau


Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:

 Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible),


yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk)
dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga,
buah)
 Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat
intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif,
pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian
fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada
(konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

2.3.4 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau


Penyediaan RTH di kawasan perkotaan dapat didasarkan pada:

 Luas wilayah
 Jumlah penduduk
 Kebutuhan fungsi tertentu

a) Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai


berikut:

 Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH
privat
 Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal
30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10%
terdiri dari ruang terbuka hijau privat

10
 Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang
bersangkutan telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan
atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap
dipertahankan keberadaannya.
 Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi
dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang
dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan
masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.

b) Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan


dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar
luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku.

 250 jiwa : Taman RT, di tengah lingkungan RT


 2500 jiwa : Taman RW, di pusat kegiatan RW
 30.000 jiwa : Taman Kelurahan, dikelompokan dengan sekolah/
pusat kelurahan
 120.000 jiwa : Taman kecamatan, dikelompokan dengan sekolah/
pusat kecamatan
 480.000 jiwa : Taman Kota di Pusat Kota, Hutan Kota (di
dalam/kawasan pinggiran), dan Pemakaman (tersebar)

c) Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu

Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau


pengamanan, sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian
sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan
penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak teganggu.

RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur
hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan

11
setempat berupa RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH
pengamanan sumber air baku/mata air.

2.4 Kelurahan Cibadak

Gambar 1 (Peta lokasi Kelurahan Cibadak dari: Google Maps)


Cibadak adalah kelurahan di Kecamatan Cibadak, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Kecamatan Cibadak sendiri berada di sebelah utara
Ibukota Kabupaten Sukabumi.

Dari sisi Geografis, Kelurahan Cibadak berada pada ketinggian 510


meter di atas permukaan laut. Jarak dari Kelurahan Cibadak ke Pusat
Pemerintahan Kabupaten Sukabumi adalah 40 km. Cibadak beriklim
sedang seperti layaknya daerah dataran tinggi tropis dengan cuaca panas
sebagai ciri khasnya.

Kelurahan Cibadak memiliki luas wilayah sekitar


± 4.076.000.000 m2 dengan jumlah penduduk sebanyak 28.292 jiwa dan
jumlah rumah tangga sebanyak 7.492 rumah tangga (BPS Kab.Sukabumi,
2010). Mata pencaharian penduduk Kelurahan Cibadak sebagian besar
bekerja sebagai Buruh Swasta, Pegawai Negeri, dan Jasa lainnya.

12
Kelurahan Cibadakpun dipadati oleh berbagai pusat pertokoan dan
perbelanjaan, seperti Pasar Cibadak, Labora Cibadak, dan juga
infrastruktur lainnya seperti Terminal Cibadak, Stasiun KA Cibadak, dll.

2.5 Hipotesis
Dari kajian teori di atas, kami dapat mengajukan sebuah hipotesis,
yakni jika terjadi kenaikan suhu udara di daerah Kelurahan Cibadak dan
sekitarnya, hal ini disebabkan oleh kurangnya Ruang Terbuka Hijau akibat
pembangunan pemukiman dan pertokoan yang terjadi di daerah tersebut.
Dengan begitu, kami dapat membuat kesimpulan sementara, bahwa
pertumbuhan suatu kota berpengaruh cukup besar terhadap dampak
pemanasan global di kota tersebut.
Untuk membuktikan hipotesa kami, kami akan melakukan
beberapa survey dan penelitian, sekaligus pemaparan dan pengkajian hasil
dari survey dan penelitian kami tersebut.

13
BAB III

3. METODOLOGI

3.1 Langkah Kerja


Langkah kerja yang kami lakukan dalam rangka mengumpulkan data-
data yang mendukung pengamatan kami ialah:

1.) Melakukan survei menggunakan angket kepada beberapa responden


yang sering melintasi daerah Cibadak dan sekitarnya. Dalam hal ini,
kami mengambil sampel responden dari siswa-siswi SMA Negeri 1
Cibadak.
2.) Meminta data terkait dengan pertumbuhan daerah Cibadak kepada
lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan. Dalam hal ini, kami
menjadikan lembaga Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Sukabumi
sebagai sumber.

3.2 Jadwal Pengamatan

Tanggal Kegiatan Lokasi


27-02-2017 Melakukan wawancara kepada responden SMAN 1 Cibadak
melalui angket yang sudah disebar.
03-03-2017 Meminta data pertumbuhan daerah (jumlah Kantor BPS Kab.
penduduk, dsb) kepada lembaga/instansi Sukabumi
pemerintah yang berkaitan.
Melakukan pengkajian data dan hasil SMAN 1 Cibadak
survei dari angket.
10-03-2017 Penyusunan hasil diskusi kedalam Rumah
makalah.
Tabel 1 Jadwal Pengamatan

14
BAB IV

4. HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Dari 30 responden yang kami berikan angket mengenai kondisi daerah
Cibadak, kami memperoleh data sebagai berikut.

Kondisi Kelurahan Cibadak yang dirasakan


responden saat ini
Hasil Jumlah
Tidak
Gersang Sejuk Lainnya
Menjawab
Angka 24 1 1 4 30
Persentasi 80 % 3% 3% 14 % 100 %
Tabel 2 Hasil Pengamatan
Data tersebut telah kami ubah ke dalam bentuk grafik lingkaran agar
mempermudah dalam membandingkan. Berikut adalah grafik data kondisi
Kelurahan Cibadak yang dirasakan responden :

Kondisi Daerah Cibadak yang Dirasakan


Responden

14%

3%
3%

80%

Gersang Sejuk Lainnya Tidak Menjawab

Grafik 1 Kondisi Daerah Cibadak


Selain dari hasil penyebaran angket kepada responden, kami pun
mendapatkan perbandingan data berkaitan dengan rata-rata jumlah jiwa per

15
rumah tangga di daerah Cibadak antara tahun 2000 dan 2010. Dalam hal ini,
kami mengambil sampel daerah Kelurahan Cibadak sebagai contoh.

Kelurahan Cibadak
Tahun Penduduk Rumah Rata-rata Jumlah Jiwa Per
tangga Rumah Tangga
2000 25.288 6.215 4,07
2010 28.292 7.492 3,78
Kenaikan 3.004 1.277 2,35
Tabel 3 Rata – Rata Jumlah Jiwa
(sumber: BPS Kabupaten Sukabumi)

Untuk mempermudah melihat kenaikan jumlah rumah tangga, kami


memindahkan data tersebut ke dalam bentuk grafik. Berikut adalah grafik
kenaikan jumlah penduduk dan rumah tangga di Kelurahan Cibadak dalam
kurun waktu 10 tahun.

Kenaikan Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga


di Kelurahan Cibadak
30,000 28,292

25,000
25,288
20,000

15,000

10,000
7,492

5,000 6,215

0
Th. 2000 Th. 2010

Penduduk Rumah Tangga

Grafik 2 Kenaikan Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga


(Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi)

16
4.2 Pembahasan
Dari data yang kami peroleh, kami berusaha menganalisis keterkaitan
pertumbuhan kota dengan indikator pertambahan jumlah
bangunan/berkurangnya lahan terbuka terhadap pemanasan global dan
dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Menurut hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat


Statistik pada tahun 2000 dan 2010, kelurahan Cibadak mengalami
pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup tinggi. Selama rentang waktu 10
tahun, jumlah penduduk kelurahan Cibadak meningkat sebanyak 3.004 jiwa
atau sekitar 11,88 %, dengan pertambahan jumlah rumah tangga sebanyak
1.277 atau sekitar 20,55 %. Jika kita asumsikan setiap rumah tangga memiliki
satu bangunan tempat tinggal, maka jumlah bangunan yang bertambah di
kelurahan Cibadak dalam kurun waktu 10 tahun adalah sebanyak 1.277
bangunan. Sehingga jumlah total bangunan tempat tinggal di kelurahan
Cibadak pada tahun 2010 adalah sebanyak 7.492 bangunan.

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan


Cibadak, kami akan menggunakan penghitungan RTH berdasarkan luas
wilayah. Sebagaimana yang sudah kami paparkan pada Bab 2, bahwa Ruang
Terbuka Hijau haruslah tersedia minimal 30% dari luas total daerah perkotaan
tersebut.

Luas total daerah kelurahan Cibadak adalah ± 4.076.000.000 m2 .


Dengan begitu, luas Ruang Terbuka Hijau yang seharusnya tersedia di
wilayah Kelurahan Cibadak adalah:

30
x 4.076.000.000m2
100

= 𝟏. 𝟐𝟐𝟐. 𝟖𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝐦𝟐

Jumlah tersebut merupakan jumlah luas minimal Ruang Terbuka Hijau


yang harus dimiliki oleh Kelurahan Cibadak. Apakah jumlah ini sudah
terpenuhi oleh wilayah Kelurahan Cibadak? Pertanyaan itu dapat dijawab
dengan memperhatikan uraian dibawah ini.

17
Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa jumlah rumah tangga di Kelurahan
Cibadak pada tahun 2010 adalah 7.492 rumah tangga, dengan asumsi setiap
rumah tangga memiliki satu bangunan tempat tinggal. Dengan begitu, dapat
kita ketahui pula jumlah bangunan tempat tinggal di Kelurahan Cibadak
adalah 7.492 bangunan.

Jika kita asumsikan saja rata-rata setiap ukuran bangunan tempat tinggal di
kelurahan Cibadak memiliki luas minimal 56 m2 , maka dapat diketahui:

Luas daerah Kelurahan Cibadak yang dijadikan pemukiman = 7.492 x 56 m2

= 419.552 𝐦𝟐

Sisa lahan terbuka di Kelurahan Cibadak = 4.076.000.000 m2 – 419.552 m2


= 4.075.580.448 𝐦𝟐

Diperkirakan luas lahan terbuka di Kelurahan Cibadak paling banyak


adalah ±4.075.580.448 m2 . Sebelumnya sudah kita ketahui batas luas
minimal Ruang Terbuka Hijau yang harus dimiliki oleh Kelurahan Cibadak
adalah 1.222.800.000 m2 . Dengan begitu, dapat kita ketahui bahwa Ruang
Terbuka Hijau di wilayah Kelurahan Cibadak sudah memenuhi syarat
minimal, bahkan lebih sebanyak 2.852.780.448 m2 .
Akan tetapi, jika kita melihat data hasil wawancara dengan beberapa
responden, 80% dari mereka menjawab bahwa mereka merasa daerah
Kelurahan Cibadak begitu gersang. Lantas, apa penyebab terjadinya ketidak
sesuaian hasil analisis kami dengan kenyataan di lapangan yang dirasakan
oleh masyarakat?
Setelah kami telaah lebih jauh, kami menyimpulkan ada beberapa alasan
mengapa hasil analisis kami bertentangan dengan kenyataan yang ada di
lapangan.

18
4.2.1 Data yang kurang valid
Analisis yang kami lakukan berdasar kepada data hasil sensus
penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kab.Sukabumi
pada tahun 2010. Ini jelas tidak akan valid dengan kenyataan saat ini,
karena analisis kami berdasar kepada data 7 tahun yang lalu. Dapat kita
bayangkan pertumbuhan yang sudah banyak terjadi dalam rentang 7 tahun.
Menurut pihak BPS sendiri, data jumlah penduduk pada tahun
2010 merupakan data paling mutakhir. Sebab, pemutakhiran data
mengenai jumlah penduduk dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun
sekali. Yang artinya, pemutakhiran data mengenai jumlah penduduk akan
dilakukan kembali pada tahun 2020 nanti.
4.2.2 Jumlah bangunan yang diperhitungkan
Selain data yang kurang valid, analisis yang kami lakukanpun
hanya sebatas memperhitungkan bangunan tempat tinggal. Sedangkan
dalam fakta di lapangan, wilayah Kelurahan Cibadak banyak dipenuhi
oleh pusat perbelanjaan dan pertokoan.
Tentunya, jika kami mengikutsertakan bangunan pertokoan dan
pusat perbelanjaan lainnya, jumlah Ruang Terbuka Hijau di wilayah
Kelurahan Cibadak akan tersisa semakin sedikit. Hal ini tidak kami
lakukan, karena kurangnya data yang kami peroleh.
4.2.3 Tempat Responden berdomisili
Seperti yang sudah kami kemukakan sebelumnya, wilayah
Kelurahan Cibadak dipenuhi oleh pusat perbelanjaan dan pertokoan.
Wilayah yang dipenuhi oleh pusat perbelanjaan inilah yang tersimpan
dalam benak para responden saat ditanya mengenai Kelurahan Cibadak.
Karena setiap hari mereka berdomisili dan beraktifitas seperti di daerah
Labora Cibadak, dll. Wilayah ini memang sangat minim dengan tumbuhan
hijau. Sehingga sangat wajar jika responden mengatakan bahwa ‘Cibadak’
terasa gersang.
Kurangnya lahan terbuka hijau menyebabkan jumlah tanaman yang
mampu mensuplai jumlah oksigenpun menjadi sedikit. Hal inilah yang
menyebabkan kondisi udara di Kelurahan Cibadak (daerah Labora,
Cibadak) akan terasa panas.
4.2.4 Faktor penyebab lainnya
Naiknya suhu di wilayah Kelurahan Cibadak, bukan hanya
disebabkan oleh kurangnya Ruang Terbuka Hijau saja. Selain itu, adapula
faktor-faktor lain yang juga sangat mendukung dalam timbulnya dampak
pemanasan global. Seperti asap kendaraan bermotor, gas CFC, dan lain
sebagainya yang tak sempat kami bahas pada kesempatan kali ini.

19
Walaupun begitu, bukan berarti pertumbuhan di Kelurahan
Cibadak tidak berpengaruh terhadap dampak pemanasan global di daerah
tersebut. Ini terbukti dengan hasil jawaban dari responden yang
menunjukkan bahwa 80 % dari mereka merasa daerah Kelurahan Cibadak
dan sekitarnya begitu gersang.
Ini menunjukkan bahwa dalam semakin waktu, pertumbuhan di
Kelurahan Cibadak kian meningkat, bahkan pesat. Hal ini mengakibatkan
Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Cibadakpun semakin berkurang.
Walaupun tercatat luas Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Cibadak masih
di atas batas minimal, namun dampak dari pembangunan dan pertumbuhan
di Kelurahan Cibadak sudah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari.

20
BAB V

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gejala pemanasan global merupakan suatu fenomena alam berupa
meningkatnya suhu udara rata-rata di permukaan bumi. Hal ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah pertumbuhan suatu daerah
berkaitan dengan jumlah penduduk dan pengalihan fungsi lahan terbuka hijau
menjadi lahan pemukiman.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan memperhatikan daerah tempat kami


melakukan pengamatan –yakni Kelurahan Cibadak dan sekitarnya. Dari hasil
pengamatan dapat kami simpulkan bahwa daerah Kelurahan Cibadak yang
notabene sudah beralih menjadi daerah perkotaan dengan ditandai padatnya
pertokoan dan pusat perbelanjaan, dalam hal suhu udara terasa begitu panas
dan gersang.

Ini merupakan bukti bahwa pertumbuhan suatu daerah jika kurang


memperhatikan fungsi lahan terbuka, akan berpengaruh begitu besar terhadap
terjadinya gejala pemanasan global. Walaupun luas Ruang Terbuka Hijau di
Kelurahan Cibadak masih di atas batas minimum, dampak dari peristiwa ini
sudah dapat dirasakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Saran
Dengan kesimpulan yang sudah kami dapatkan melalui kegiatan
pengamatan kali ini, maka kedepannya kita sangat diharapkan mampu
melakukan tindakan dalam rangka mengurangi dampak yang terasa di
kehidupan sehari-hari dari peristiwa pemanasan global.

Untuk ikut membantu dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global


di kehidupan sehari-hari, penulis mengajukan beberapa saran yang mungkin
dapat bermanfaat, yaitu:

1. Memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat untuk menanam tanaman.


Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan luas Ruang Terbuka Hijau

21
di Kelurahan Cibadak, bahkan termasuk pula di dalamnya upaya untuk
meningkatkan Ruang Terbuka Hijau tersebut.
2. Jika lahan benar-benar terbatas, maka kita dapat menanam tanaman di
dalam pot, polybag, dll.
3. Memperhatikan sekaligus mempertimbangkan dampak yang akan
terjadi terhadap lingkungan sebelum mendirikan sebuah bangunan.

Dengan melakukan beberapa hal sederhana tersebut, diharapkan kita dapat


mengurangi dampak dari pemanasan global yang kita rasakan sehari-hari.
Sekaligus pula secara tidak langsung kita sudah berupaya untuk
mempertahankan Ruang Terbuka Hijau dan memulai sebuah langkah untuk
mencegah atau mengurangi terjadinya dampak pemanasan global yang lebih
besar.

***

22
LAMPIRAN

Foto: Jalan menuju pemukiman warga Kelurahan Cibadak (kiri), Kondisi


Kelurahan Cibadak dilihat dari Google Earth (kanan).

Foto: Dokumen data yang diberikan oleh pihak Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Sukabumi

Foto: Suasana pertokoan di sepanjang Jalan Labora Cibadak

23
DAFTAR PUSTAKA

A Kusuma, Yuda. 2015. Juara Fisika SMA X, XI, XII. Jakarta: Kompas Ilmu.

Ketut Kamajaya & Wawan Purnama. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Fisika 2 untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
Bandung: Grafindo Media Pratama.

http://bumdes.sukabumi-discovery.com/p/kecamatan-cibadak.html?m=1

http://wahyudintekape.blogspot.co.id/

http://www.alpensteel.com/article/114-101-energi-terbarukan-renewable-
energy/274--sepuluh-ciri-ciri-dari-pemanasan-global-

http://www.artikelsiana.com/2015/03/pengertian-pemanasan-global-penyebab-
dampak-akibat.html#

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-dan-dampak-global-warming-
menurut-para-ahli/

http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

24

Anda mungkin juga menyukai