Anda di halaman 1dari 43

MATA DAN TELINGA

DISUSUN
O
L
E
H
Nama : Hanim Maniar
M.wahyudi
Nety arianti
Rahmiati medisna
Rizki kasarita goce

Kelas : PSIK / AI / III

Dosen Penjab : dr.yuliandi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIK BINA HUSADA
PELEMBANG
2010

i
KATA PENGANTAR

Asallammualaikum.wr.wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa, kami dapat
menyelesaiakan makalah ini sesuai dengan yang di harapkan, dengan adanya tugas yang
di berikan dosen pembimbing makalah yang berjudul “mata dan telinga” ini di
peruntukan untuk mempermudah proses kegiatan belajar mata kuliah Anatomi . penulis
telah berusaha menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, dengan segala
keterbatasan ilmu kemampuan yang di miliki. Makalah ini tidak dapat terlaksana dengan
baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan ibu dr.yuliandi yang telah banyak memberikan
masukan dan saran. kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan
oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Demikian semoga allah selalu melimpahkan karunianya, akhir kata semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, desember 2010

Penulis

ii
Daftra isi

Halaman judul
................................................................................................................................................
i
Kata pengantar
................................................................................................................................................
ii
Daftar isi
................................................................................................................................................
iii

Bab I pendahuluan
1.1 tujuan
................................................................................................................................................
1
1.2 tujuan
................................................................................................................................................
1

Bab II pembahasan
2.1 Mata
................................................................................................................................................
2
2.2 rongga orbita
................................................................................................................................................
20
2.3 otot pergerakan mata
................................................................................................................................................
21
2.4 nervus pada mata
................................................................................................................................................
24

iii
2.5 telinga
................................................................................................................................................
26
2.6 telinga luar
................................................................................................................................................
27
2.7 telinga tengah
................................................................................................................................................
29
2.8 telinga dalam
................................................................................................................................................
31

Bab III penutup


3.1 kesimpulan
................................................................................................................................................
38
3.2 saran
................................................................................................................................................
39

Daftar pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang

Mata adalah salah satu alat indra yang berfungsi sebagai indra penglihatan. Mata
memiliki stuktur yaitu Sklera (bagian putih mata) ,Konjungtiva : selaput tipis yang
melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sclera, Kornea, . Pupil : daerah
hitam di tengah-tengah iris. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung
di belakang kornea dan di depan lensa, Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung
diantara humor aqueus dan vitreus, Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di
bagian belakang bola mata, Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa
pesan visuil dari retina ke otak. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir
diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), Humor vitreus : gel transparan
yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).
Telinga adalah salah satu alat indra yang berfungsi sebagai alat pendengaran.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam.

1.2 tujuan
 untuk mengetahui anatomi dari mata
 untuk mengetahui bagian-bagian dari mata
 untuk mengetahui anatomi dari telinga
 untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga

BAB II
PEMBAHASAN

v
2.1 Mata

Gambar Mata

Mata merupakan organ indra rumit. Mata disusun dari bercak sensitive dan
cahaya prmitip pada permukaan invertebrata. Dalam selubung pelindungnya mata
mempunyai lapsan reseptor yaitu system lensa bagi pemfokusan cahaya atas reseptor dan
merupakan suatu system syaraf untuk mengantarkan impuls serta membentuk bayangan
penglihatan yang disadari menjadi sasaran. Secara structural bola mata bekerja seperti
sebuah kamera, tetapi mekanisme yang ada tidak dapat dibandingkan dengan apapun.
Lapisan syaraf yang melapisi separuh bagian posterior bola mata merupakan bagian dari
susunan syaraf pusat yang dihubungkan melalui suatu berkas serat syaraf yang disebut
saraf optic. Lapisan fibrosa yang terletak diluar sesuai dengan durameter yang berwarna
putih keruh.
Antara lapisan fibrisa luar dan retina terdapat suatu lapisan faskuler yang berfungsi
sebagai nutrisi.
Pada iris terdapat suatu celah bulat dibagaian tengah dengan deameter yang
beragam yang disebut pupil. Retina berlanjut kedepan tetapi sebagai lapisan tanpa saraf
permukaan dalam badan siliar, iris atau bagaian siliar dan iridika retina.

vi
Saraf optic tidak keluar pada kutup posterior bola mata, tempat keluarnya sekitar tiga
millimeter kesisi nasal dan satu millimeter di bawah kupula. Mata merupakan suatu
bulatan yang sedikit asimetris dan agak gepeng dari atas ke bawah. Titik pusat
lengkungan kornea dan sclera disebur kutub anterior dan posterior.

a. Kelopak mata

Gambar Kelopak Mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta


mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.
Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.

Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang
dibutuhkan untuk penglihatan.

Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena


pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup
kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.

vii
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan
penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi
keratitis et lagoftalmos.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
 Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar
Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

 Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra
terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang
berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan
sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah.
Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat
kelopak mata atau membuka mata.

 Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra Septum
orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
 Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di
kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).
 Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
 Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang
kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

viii
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang
menghasilkan musin.

b. Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata.
Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :


 Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo
antero superior rongga orbita.
 Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga
orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di
dalam meatus inferior.

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke
dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut

ix
epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari
kelenjar lakrimal.

Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya


dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai
dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.

c. Konjungtiva

Gambar Bola Mata

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian


belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.
Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat
membasahi bola mata terutama kornea.

Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau
lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama
dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar
cornea tidak kering.

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

x
 Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus.
 Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya.

 Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan


konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

 Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan


jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak

d. Bola Mata

Gambar Bola Mata

Bola mata terdiri atas :


 dinding bola mata
 isi bola mata.

xi
Dinding bola mata terdiri atas :
 sclera
 kornea.

Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk
dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera
disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam
bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.
Sclera merupakan Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea
merupakan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil
saraf optik sampai kornea. Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan
yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm. Sklera anterior
ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan tertentu
sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Dibagian belakang saraf
optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian luar sklera
berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh
konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian
dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh
filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar
ruangan suprakoroid. Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes
melitus, atau merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air
banyak

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada

xii
ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid. Jaringan uvea ini terdiri atas iris,
badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat
mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh
parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasimpatis.
Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan
akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik
mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris di batas kornea dan sklera.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke
otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina
dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam
badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan
siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat
dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.

Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di
daerah temporal atas di dalam rongga orbita.

e. Kornea

xiii
Gambar Bola Mata

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah
depan dan terdiri atas lapis :

1. Epitel
 Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating
tumpang tindih satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
 Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel
basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di
depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakanbar r ier .
 Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila
terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
 Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
2. Membran Bowman
 Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma.
 Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
3. Stroma
Terdiri ataslamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer
serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratos it merupakan sel stroma
kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga

xiv
keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
atau sesudah trauma.
4. Membran Descement
 Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya
 Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai
tebal 40 µm.
5. Endotel
 Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan
zonula okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke
dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya.
Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf.
Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf
sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.

Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel
tidak mempunyai daya regenerasi.

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di
sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50
dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

xv
Gambar Penampang melintang kornea

f. Uvea

xvi
Gambar Uvea
Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua
bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.
Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah
arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat
tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot
superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior
ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae
posterior mendapat perdarahan dari 15 - 20 buah arteri siliar posterior brevis yang
menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optic.
Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata
dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di
bagian posterior yaitu :
1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut
sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.
2. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis
yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk
dilatasi pupil.
3. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan
pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri
atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid.
Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm
nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan
sirkular.

Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan
memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris
warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil

xvii
yang disebut kripti. Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang
terdiri atas otot-otot siliar dan proses siliar.

Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia


menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn
sehingga lensa menjadi lebih cembung. Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor
Akuos.

Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara
sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya
pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.

g. Pupil

Gambar Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk. Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf
simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat
rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.

xviii
Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur
sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :
1. Berkurangnya rangsangan simpatis
2. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks
menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan
subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan
menjadikan miosis.
Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan
untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan. Sudut
bilik mata depan Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal
iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan
pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola
mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini
didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot
iris.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini
ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas
belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula
mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar
dan uvea.
Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel
dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan mata keluar ke
salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut
tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.
Retina

h. retina

xix
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran dari
pada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid.
Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai
dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 -
2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah makula lutea terdapat
bercak mengkilat yang merupakan reflek fovea.
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih
kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak melekuk dinamakan
ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah
papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.

Retina terdiri atas lapisan:


1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.
Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis
sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller
Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel
bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion
7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf
optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

xx
Gambar Retina

Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1
Batang lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut lebih
banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak
mempunyai daya penglihatan (bintik buta).

Gambar Fundus okuli normal


i. Badan kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara
lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air
sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan kaca
sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap bulat.
Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca
melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang
disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan

xxi
tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya
kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan
oftalmoskopi.

Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya cairan
bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari
jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.

j. Lensa mata

Gambar Bola Mata

Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan berdiameter


9 mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada
bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang dinamakan
ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula
Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan
bagian tepi (korteks). Nukleus lebih keras daripada korteks.

Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin

xxii
menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
 Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung
 Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,
 Terletak di tempatnya.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :


 Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,
 Keruh atau spa yang disebut katarak,
 Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar
dan berat.
Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada retina.
Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.

2.2 Rongga Orbita

Gambar Rongga Mata

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang
membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang
terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus.

xxiii
Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung.
Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya.
Dinding orbita terdiri atas tulang :
1. Atap atau superior : os.frontal
2. Lateral : os.frontal. os. zigomatik, ala magna os. fenoid
3. Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. palatina
4. Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf optik, arteri,
vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid. Fisura orbita superior di sudut
orbita atas temporal dilalui oleh saraf lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV),
saraf okulomotor (III), saraf nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik.
Fisura orbita inferior terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infra-
orbita dan zigomatik dan arteri infra orbita. Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal
atas tempat duduknya kelenjar lakrimal. Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau
kelenjar limfa.

2.3 Otot Penggerak Mata.

Gambar Otot – otot pada Mata

xxiv
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan mata
tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.1 Otot penggerak mata
terdiri atas 6 otot yaitu :

1. Oblik inferior, aksi primer


 ekstorsi dalam abduksi sekunder - elevasi dalam aduksi
 abduksi dalam elevasi
2. Oblik superior, aksi primer- intorsi pada abduksi sekunder - depresi dalam aduksi
- abduksi dalam depresi
3. Rektus inferior, aksi primer - depresi pada abduksi sekunder - ekstorsi pada
abduksi
 aduksi pada depresi
4. Rektus lateral, aksi
 abduksi
5. Rektus medius, aksi
 aduksi
6. Rektus superior, aksi primer - elevasi dalam abduksi sekunder - intorsi dalam
aduksi - aduksi dalam elevasi

 Otot Oblik Inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal, berinsersi pada
sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf okulomotor, bekerja
untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.

 Otot Oblik Superior

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di atas
foramen optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian berjalan di atas
otot rektus superior, yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang
bola mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari
bagian dorsal susunan saraf pusat.

xxv
Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama
terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata melihat ke arch nasal.
Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat ke
nasal, abduksi dan insiklotorsi. Oblik superior merupakan otot penggerak mata yang
terpanjang dan tertipis.

 Otot Rektus Inferior


Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior
dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan
dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood.
Rektus inferior dipersarafi oleh n. III
fungsi menggerakkan mata - depresi (gerak primer) - eksoklotorsi (gerak sekunder) -
aduksi (gerak sekunder) Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu
penglihatan.

 Otot Rektus Lateral


Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen
optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan menggerakkan mata
terutama abduksi.

 Otot Rektus Medius


Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf
optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis
retrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot
mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Menggerakkan mata untuk aduksi
(gerak primer).

 Otot Rektus Superior


Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior
beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola

xxvi
mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan
dipersarafi cabang superior N.III.1

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral :


 aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral
 insiklotorsi

Gambar Otot – otot pada Mata

2.4 Nervus pada Mata

Secara structural, bola mata bekerja seperti sebuah kamera, tetapi mekanisme
persarafan yang ada tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Lapisan saraf yang
melapisi separuh bagian posterior bola mata merupakan bagian dari susunan saraf pusat
yang dihubungkan melalui suatu berkas saraf – saraf yang disebut saraf optic.

 Nervus Optikus

Nervus ini panjang lebih kurang 4 centimeter, meninggalkan orbita melalui


kanalis optikus bersama arteri optika masuk kedalam cranium. Didalam orbita

xxvii
saraf ini dikelilingi oleh durameter, arakhnoid, dan piamater yang menyertakan
perluasan kavum arakhnoid. Serabut saraf yang berasal dari belakang nasal,
retina, menyebrang ke kontra lateral, sedangkan serabut saraf dari belahan
temporal retina serta pada sisi yang sama. Permukaan atas kiasma optikum
berjalan ke belakang mengitari sisi lateral otak tengah sampai ke korpus
genikulatum lateral. Sifatnya sensorik dalam mempersarapi bola mata untuk
membawa rangsangan penglihatan ke otak. Serabut saraf yang terletak sebelah
sisi saluran optic yang dating dari sebelah kanan retina terdapat didalam optic kiri
dan kanan. Serabut saraf tersebut berfungsa sebagai reflek pupil dan reflek mata
yang melampouwi kurpur lateral.

 Nervus Okulomotorius

Mempersarafi otot orbita kecuali muskulus obliqus superior dan muskulus rektus
lateralis selain itu nervus ini mempersarafi muskulus spinktertupilae dan
muskulus silisris melalui serabur – serabut para simpatis. Nervus okulo motorius
muncul dari aspek anterior otak tengah bagian medial dari pedumkulus serebi
menembus arah noidea dan durameter berjalan kedepan pada dinding lateral sinus
kovernosus lalu bercabang menjadi ramus superior dari inverior yang masuk ke
orbita melalui fisura orbita superior. Sifatnya motorik otot bergerak bola mata, di
dalam saraf terkandung serabut – serabut saraf otonom para simpatis. Saraf
penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak menuju ke lengkuk mata dan
persarafan otot yang mengangkat kelopak mata dan persarafan otot yang
mengangkat kelopak mata atas selain dari otot miring atas mata dan otot lurus sisi
mata.

 Nervus Trokhlearis

Merupakan saraf cranial yang paling halus dan mempersarafi muskulus obliquss
superior otak tengah dibawah kolikus inferior kemudian melengkung ke depan

xxviii
mengitari sisi lateral pedunkulus serebri. Setelah menembus arakhnoid dan
durameter lalu berjalan kedepan. Pada dinding lateral sinus kavernosus terletak
sedikit kebawah nervus okulomotorius. Nervus troklearis masuk ke orbita melalui
fisura orbitalis superior. Sifatnya motorik mempersarafi otot-otot orbita. Memutar
mata yang pusatnya terletak dibelakang pusat saraf penggerak mata. Saraf ini
masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring ke atas mata.

 Nervus Abdusen

Merupakan saraf motorik yang mempersarafi muskulus rektus lateralis bola mata
yang muncul dari permukaan anterior otak. Di dalam alur antara tepi bawah pons
varolii dan modula oblongata pertama terletak dalam fossa krani posterior
kemudian menembus durameter lateral terhadap dorsum sallae membelok tajam
ke depan melintasi tepi atas pars petrosa ossis temporalis. Setelah ke sinus
kavernosus akan berjalan ke depan di bawah lateral arteri karotis kemudian masuk
ke orbita lewat fisura orbitalis superior. Sebagai saraf penggoyang sisi mata saraf
ini keluar di bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika setelah
sampai di lekuk mata menuju otot lurus sisi mata.

2.5 Telinga

Telinga adalah indra pendengaran. Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor


karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di
udara. Telinga menerima gelombang suara yang frekuensinya berbeda, kemudian
menghantarkan informasi pendengaran kesusunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

xxix
Gambar Telinga

Bagian-bagian telinga
Telinga terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
 Telinga bagian luar
 Telinga bagian tengah
 Telinga bagian dalam

2.6 Telinga Luar

Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun
telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau

xxx
pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau
membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke
dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu
kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting
adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi
kulit tipis.

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan
membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang
lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama
oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis
auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal
mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus
auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut.

Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral


mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga
medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir
pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula
seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme
pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga.
Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi
kulit. Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang
disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit
serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang
meneruskan suara ke telinga dalam. Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai
otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan
menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)

xxxi
Aurikula berfungsi mengumpulkan getaran udara, bentuknya berupa lempeng
tulang rawan yang elastis yang ditutupi kulit, memiliki otot intrinsic dan ekstrinsik serta
di persarapi oleh nervus fasialis. Seluruh permukaan diliputi kulit tipis dengan lapisan
subkutis pada permukaan anterolateral, serta di temukan rambut kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat.

Meatus akustikus eksternal merupakan tabung berkelok – kelok yang terbentang


antara aurikula dan membrane tempani, berfungsi menghantarkan gelombang suara dari
aurikula ke membrane tempani.

Pada bagian luar banyak ditemukan rambut yang berhubungan dengan kelenjar
sebasea, sedangkan dalam liang ditemukan serumen berwarna coklat yang berfungsi
sebagai pelindung. Seruman merupakan modifikasi kelenjar keringat bergabung dengan
kelenjar sebasea yang bermuara langsung ke permukaan kulit.

2.7 Telinga Tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,
Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes.
Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu
hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah,
yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak
pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan
ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki
stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat

xxxii
maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat
mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe. Tuba
eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah
ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi
otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba
berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga
tengah dengan tekanan atmosfer.

Maleus dan incus berputar pada sumbu anterior posterior yang berjalan
melalui :

1. Legamentum yang menghubungan prosesus anterior malleus dengan dinding


anterior kafumtimpani.
2. Prosesus anterior maleus dengan prosesus brevis inkudis

3. Ligamentum yang menghubungkan prosesus bepis inkudis dengan dinding


posterior kafum timpani.

Selama menghantarkan getaran dari membrane tempani ke perilimf melalui


osikula mengalami pembesaran dengan 1,3 : 1 dan luas membrane tempani lebih kurang
17 kali lebih besar dari luas basis stapes yang berakibat tekanan efektif pada perilimf
meningkat menjadi 22: 1.

Tuba auditiva merupakan bagian yang meluas dari diding anterior kavum timpani
ke bawah, depan, dan medial sampai ke nasofaring. Bagian 1/3 posterior terdiri atas
tulang dan 2/3 anterior tulang rawan . berhubungan dengan nasofaring setelah berjalan di
atas muskulus konstriktor faring superior. Tuba auditiva berfungsi membuat seimbang
tekanan udara dalam kavum timpani dan nasofaring.

Antrum mastoideum merupakan bagian yang terletak di belakang kavum timpani


dalam pars petrosa ossis temporalis bentuknya bundar dengan garis 1 cm. diding anterior
berhubungan dengan kavum timpani dan dinding posterior memisahkan antrum dari sinus
sigoideum dan sereblum.

xxxiii
Sellulae mastoidea yaitu prosesus mastoideus mulai berkembang pada tahun ke
dua kehidupan.Sellulae mastoid adalah suatu rongga yang berhubungan dalam prosessus
mastoid,berhubungan dengan antrum dan kavum timpani sebelah atasnya serta dilapisi
membrane mukosa.

2.8 Telinga Dalam

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk
pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII
(nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari
komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.
Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat
satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ
ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan
organ Corti.. Di dalam lulang labirin, namun tidak sempurna mengisinya, Labirin
membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan
langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis.

Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan duktus semisirkularis,


duktus koklearis.

 Atrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gempeng terpaut pada
tempatnya oleh jaringan ikat. Disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian
depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong yang disebut macula akustika
utrikola. pada dinding belakang atrikus ada muara dari duktus semisirkularis dan pada
dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis, saluran yang
menghubungkan atrikulus dengan sakulus.
 Sakulus, bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian
depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, tempat
terdapatnya nervus akustikus. Pada bagian depan sakulus ditemukan serabut-serabut

xxxiv
halus cabang nervus akustikus yang berakhir pada macula akustika sakuli. Pada
permukaan bawah sakulus ada duktus reunien yang menghubungkan sakulus dengan
duktus koklearis, di bagian sudut sakulus ada saluran halus disebut duktus
endolimfatikus, berjalan melalui aquaduktus vestibularismenuju permukaan bagian
bawah tulang temporalis dan berakhir sebagai kantong buntu disebut sakus
endolimfatikus yang terletak tepat di lapisan otak duramater.

 Duktus semisirkularis, ada tiga tabung selaput semisrkularis yang berjalan dalam
kanalis semisrkularis (superior, posterior, dan lateralis). Penampangannya kira-kira
sekitar sepertiga penampang kanalis semisirkularis. Bagian duktus yang melebar
disebut ampula selaput. Setiap ampula mengandung satu celah siklus, sebelah dalam
ada Krista ampularis yang terlihat menonjol kedalam yang menerima ujung-ujung
saraf.

 Duktus koklearis merupakan saluran yang berbentuk agak segitiga seolah-olah


membuat batas pada koklea timpani. Atap duktus koklearis terdapat membrane
vestibularis pada alasnya terdapat membran basilaris. Duktus koklearis mulai dari
kantong buntu (seikum vestibular) dan berakhir tepat diseberang kanalis lamina
spiralis pada kantong buntu (seikum ampulare) pada membrane basilaris ditemukan
organ korti sepanjang duktus koklearis yang merupakan hearing sense organ.

xxxv
Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan mediolus terdapat ganglion
spiralis yang sebagaian besar diliputi tulang bagian bawah dan menyatu dengan
membrane basilaris melintasi duktus koklearis dan melekat pada ligamentum basilaris.

 Membran basilaris : dibentuk oleh lapisan serat – serat kolagen, permukaan bawah
yang menghadap skala timpani diliputi oleh jaringan ikat fibbrosa yang
mengandung pembuluh darah.
 Membran vestibularis : suatu lembaran jaringan ikat tipis, diliputi pada
permukaan atas vestibular oleh pelapis rongga perilimf yaitu jaringan epitel
selapis gepeng yang terdiri atas sel mesenkim.

xxxvi
 Dektus koklearis : dektus ini mengandung pigmen, bentuknya lebih tinggi dan
tidak beraturan, di bawahnya terdapat jaringan ikat yang banyak mengandung
kapiler yang disebut stria vaskularis. Dektus koklearis merupakan tempat sekresi
endolimf dan termasuk organ korti.

Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga
pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin
membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe. Di labirin osea
terdapat koklea, vestibulum, kanalis semisirkularis.

 kolea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu
skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli
berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut
tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah
melalui tingkap bulat. Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis
atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di
atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran
suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di
atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur,

xxxvii
sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf
vestibulokoklearis.
 Vetibulum, bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka
fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima
muara kanalis semisirkularis

 Kanalis semisirkularis merupakan saluran setengah lingkaran yang terdiri dari 3


saluran. Saluran yang satu dengan yang lainnya membentuk sudut 90%, kanalis
semisrkularis superior, kanalis semisirkularis posterior dan kanalis semisirkularis
lateralis.

xxxviii
Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam;
banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan
angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-
sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan
sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan
percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas
elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis
auditorius internus, nervus koklearis yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus
vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi

xxxix
nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam
kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis
auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.

xl
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Mata adalah salah satu alat indra yang berfungsi sebagai indra penglihatan. Mata
memiliki stuktur yaitu Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang
berwarna putih dan relatif kuat. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam
kelopak mata dan bagian luar sclera Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah,
merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan
cahaya. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris. Iris : jaringan berwarna yang
berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil. Lensa :
struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi
membantu memfokuskan cahaya ke retina. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang
terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf
optikus ke otak. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil
dari retina ke otak. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa
dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa
dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor vitreus : gel transparan yang
terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga,
lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna,
Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran
timpani. Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martil atau
malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Telinga dalam terdiri dari
labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi
periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam
dan memiliki cairan endolimfe.

xli
3.2 SARAN

Dengan kita mempelajari anatomi mata dan telinga di harapkan dan membantu
dalam proses pembelajaran dan kita semua dapat memahami dan mengetahui bagian-
bagian dari mata dan telinga serta anatomi dari mata dan telinga .

xlii
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, Drs, H. 2006. anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Penerbit


buku kedokteran EGC, Jakarta

Watson roger, 2002. anatomi dan fisiologi untuk perawat edisi 10. penerbit buku
kedokteran EGC, Jakartaa

C.Pearce evelyn, 2002. natomi dan fisiologi untuk paramedic. Penerbit PT Gramedia
pustaka utama, Jakarta

h.m djauhari, 2009. pengantar fisiologi tubuh manusia. Bina rupa aksara publisher.
Tanggerang

saputra lindo, eva luvina dwisong, 2009. anatomi dan fisiologi untuk keperawatan dan
paramedic. Bina rupa aksara. Tanggerang selatan

http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-telinga

http://finarga.blogspot.com/2009/03/anatomi-telinga.html

http://wapedia.mobi/id/Telinga

http://www.scribd.com/doc/32102110/Anatomi-Dan-Fisiologi-Mata

http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/22/anatomi-mata/

xliii

Anda mungkin juga menyukai