Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN AWAL

NUSANTARA SEHAT TEAM BASED BATCH 8


PUSKESMAS WONRELI
KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
PROVINSI MALUKU

Oleh :
TIM NUSANTARA SEHAT

Andi Abdul Hafid M. SKM.


Sonetha Astilina Blegur, S.Kep. NS
Ruswati Minandi, Amd. Keb
Linda Priarti. S. Farm
Trianes Linda Sulpita, Amd, AK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Awal Nusantara Sehat Team
Based Batch 8 Puskemas Wonreli Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku
terselesaikan tepat pada waktunya walau dalam bentuk yang sederhana.
Penyusunan laporan Awal Nusantara Sehat Team Based Batch 8 ini
bertujuan untuk mengetahui keadaan awal situasi penempatan di Puskesmas
Wonreli tentang keadaan geografis-demografis kecamatan Pulau-Pulau Terselatan,
keadaan pembangunan kesehatan di Puskesmas Wonreli, keadaan derajat kesehatan
masyarakat dan analisis masalah serta analisis pemecahan masalah kesehatan di
Kecamatan Pulau-pulau Terselatan.
Penyusun menyadari bahwa penulisan Laporan Awal Nusantara Sehat Team
Based Batch 8 Puskesmas Wonreli ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan laporan Awal Nusantara Sehat Team Based Batch 8 ini.
Penyusun berharap semoga laporan Awal Nusantara Sehat Team Based Batch
8 ini bermanfaat bagi Puskesmas Wonreli maupun pihak-pihak lain yang
memerlukan. Aamiin.

Wonreli, Desember 2017

Team Nusantara Sehat Puskesmas Wonreli


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I ANALISA SITUASI
A. KEADAAN UMUM
1. Geografis ....................................................................................... 4
2. Demografi ....................................................................................... 5
3. Sosio, Ekonomi Dan Pendidikan............................................ 6
B. GAMBARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Sarana Dan Prasarana Kesehatan Puskesmas ......... 7
2. Tenaga Kesehatan Puskesmas .................................
3. Pembiayaan Puskesmas ......................................................
4. Manajemen Dasar Puskesmas ............................................ 22
C. SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
1. Mortalitas .................................................................................. 24
2. Morbiditas ...................................................................................24
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM NUSANTARA SEHAT
A. Gambaran Pelaksanaan
B. Hambatan dan langkah Pemecahan Masalah
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 46
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I
ANALISA SITUASI

A. Keadaan Umum
1. Geografis

Kabupaten Maluku Barat Daya yang terletak di Provinsi Maluku


merupakan Daerah pemekeran dari Maluku Tenggara Barat pada Tahun 2008,
salah satu Pulau yang berada di Maluku Barat daya yaitu Pulau Kisar yang
berbatasan dengan Negara Republik Timor Leste. Letak Geografisnya Bukit
Kapur mengelilingi Pulau dengan Kota Wonreli ditengah-tengahnya . Akses
transportasi yang dimiliki pulau ini ada 2 yaitu Bandar Udara Jhon Bakker dan
Pelabuhan Nama.

Pulau Kisar adalah salah satu pulau kecil terluar yang memiliki nilai
strategis baik dari aspek politik,pertahanan,keamanan,maupun dari aspek
ekonomi.Luas keseluruhan Pulau Kisar 81,82 km2 dan panjang garis pantai
37,86 km2, Pulau Kisar memiliki 2 Kecamatan yaitu Kecamatan PP.Terselatan
dan Kisar Utara dapat dilihat dari Peta.

Gambar 1.1: Peta Pulau Kisar


Tabel 1.1
Jumlah Desa dan Dusun di Kecamatan Pp. Terselatan
NO NAMA DESA NAMA DUSUN
1 LEKLOOR 1.sumpali
2.papula
3.Letparu
2 OIRATA BARAT -
3 OIRATA TIMUR -
4 ABUSUR -
5 KOTA LAMA -
6 WONRELI 1.Woorono
2.Noworu
3.Romlut
4.romsel
5.Yawuru
6.Mesiapy
7.Kioumanumere
Sumber : Data Primer 2017

2. Demografi

Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga


hal pokok, yaitu : jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang
menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relative tinggi, dan
persebaran pendudukan yang kurang merata

Tabel 1.2
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kecamatan PP.Terselatan Tahun 2016
NO Nama Desa Jumlah Penduduk(Jiwa)
1 LEKLOOR 1.265 Jiwa
2 OIRATA BARAT 574 Jiwa
3 OIRATA TIMUR 1.170 Jiwa
4 ABUSUR 596 Jiwa
5 KOTA LAMA 679 Jiwa
6 WONRELI 6.337 jiwa
JUMLAH 10.621 Jiwa

Sumber : Data Primer 2016

Tabel 1.3
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Kecamatan PP.Terselatan Tahun 2016
NO Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
1 Laki-laki 5.458
2 Perempuan 5.163
Sumber : Data Primer 2016

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan


tinggi/ rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga
mencerminkan angka beban tanggungan yaitu perbandingan antara jumlah
penduduk produktif (umur 15-64 tahun) dengan umur tidak produktif (umur 0-14
tahun dan umur 65 tahun ke atas).
Tabel 1.4
Distribusi Penduduk Menurut Umur
Kecamatan PP.Terselatan Tahun 2016
NO Umur Jumlah (Orang)
1 Bayi 0-11 Bulan 215
2 Balita 12-59 Bulan 561
3 5-11 Tahun 3345
4 12-17 Tahun 2230
5 18-24 tahun 1850
6 25-45 Tahun 2109
7 45-ke atas 331
Sumber : Data Primer 2016
3. Sosio, Ekonomi, Budaya
Keadaan ekonomi penduduk diwilayah kerja Puskesmas Wonreli
secara umum belum dapat disajikan karena terbatasnya sumber data dan
imformasi dari pihak-pihak terkait
Tabel 1.5
Distribusi Penduduk menurut Pekerjaan
Kecamatan PP.Terselatan Tahun 2016
NO Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)
1 PNS/CPNS 407
2 Wiraswasta 194
3 Pengusaha 8
4 Petani 1069
5 Honorer 56
6 IRT 619
7 Pensiunan 800
8 Tkbm 6
9 Nelayan 18
10 Polri/TNI 16
11 Pegawai BPDM 11
12 Pendeta 20
13 Pelajar/Mahasiswa 823
Sumber : Data Primer 2016

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan


masyarakat yaitu kemampuan baca tulis, partisipasi pendidikan dan pendidikan
tertinggi yang ditamatkan.
Tabel 1.6
Distribusi Penduduk menurut Pendidikan
Kecamatan PP.Terselatan Tahun 2016
NO Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
1 SI 416
2 DIV 2
3 D III 91
4 D II 37
5 DI 7
6 SMA/sederajat 1739
7 SMP 1705
8 SD/SR 3066
9 TK/PAUD 430
JUMLAH 7493
Sumber : Data Primer 2016

B. Gambaran pembangunan dan kesehatan


1. Sarana dan Prasarana Kesehatan Puskesmas

Tabel 2.1
Sarana dan Prasarana Kesehatan Puskesmas
Tahun 2017
1 Provinsi Maluku
2 Kabupaten Maluku Barat Daya
3 Nama Puskesmas Puskesmas Wonreli
4 Alamat Puskesmas Kecamatan
PP.Terselatan
5 Kode puskesmas
6 Nomor Telepon -
7 Alamat email -
8 Kepala Puskesmas
Nama P. Lipury
No.Telepon 081240823781
9 Kategori penilaian Terpencil
10 Jenis Puskesmas Puskesmas Rawat Inap
11 Letak Puskesmas Ibukota Kecamamatan
12 Topografi Wilayah Perbatasan Negara
13 Wilayah Kerja Puskesmas Kec. PP. Terselatan
Luas wilayah puskesmas 1.285,2 M2
Jumlah Desa 6
14 Demografi Puskesmas
Jumlah Penduduk 10.621 orang
Jumlah KK KK
15 Jejaring Puskesmas
Posyandu 21
Pustu 3
Poskesdes 1
Polindes 2
Gudang obat 1
16 Kader kesehatan
Jumlah Pustu 3
Bidan desa -
Jumlah pusling roda 4 -
Jumlah pusling roda 2 -
17 Rumah dinas
Rumah dinas dokter 1
Rumah dinas paramedis 6
18 Kendaraan transportasi
Roda 2 1
Roda 4 2
19 Ketersediaan air bersih Sumber air bersih
yang tersedia dari
sumur Gali dan PAM
19 Ketersediaan Listrik Listrik tersedia 24 jam
yang bersumber dari
PLN
20 Akses transportasi Ojek
Sumber : Data Primer 2017
a. Daftar ketersediaan obat esensial, obat emergensi dan peralatan
medis

Tabel 2.2
Daftar Persediaan Obat dan Alat Kesehatan BPJS
Tahun 2017
No Nama Obat Jumlah Satuan
1 Asam Mefenamat 3800 Tab
2 Ampicillin 500 300 Tab
3 Amoxicillin 500 200 Tab
4 Ambroxol 30 1600 Tab
5 Allopurinol 100 1700 Tab
6 Amlodipine 5 mg 450 Tab
7 Acyclovir 200 mg 250 Tab
8 Aminophilin 800 Tab
9 Antasida Doen 17000 Tab
10 Calcii Laktas 7000 Tab
11 Captopril 25 mg 600 Tab
12 Captopril 50 mg 1000 Tab
13 Cefadroxil 500 Tab
14 Ciprofloxacin 3000 Tab
15 Curcuma FCT 300 Tab
16 Chlorpheniramin Maleat 19000 Tab
17 Dexamethason 0,5 mg 800 Tab
18 Gliceril Guaiacolat 22000 Tab
19 Griseofulvin 3000 Tab
20 Glibenclamid 5 mg 800 Tab
21 ISDN 5 mg 800 Tab
22 Metformin 500 2600 Tab
23 Metoclopramide 0 mg 1000 Tab
24 Natrium Diklofenak 50 mg 2200 Tab
25 Nifedipin 1700 Tab
26 Omeprazole 720 Tab
27 Paracetamol 500 5000 Tab
28 Piroxicam 20 1300 Tab
29 Pirantel Pamoat 125 mg 400 Tab
30 Prednison 5 mg 27000 Tab
31 Ranitidin 150 2600 Tab
32 Salbutamol 2 mg 2900 Tab
33 Simvastatin 10 mg 270 Tab
34 Vitamin B 12 6000 Tab
35 Vitamin B Compleks 21000 Tab
36 Vitamin C 5000 Tab
37 Ambroxol syr 80 Botol
38 Amoxicillin 125 syr 88 Botol
39 Ampicillin 125 syr 60 Botol
40 Bioralit 200 Sachet
41 Cefadroxil 125 syr 80 Botol
42 Cotrimoksazol syr 200 Botol
43 Mylanta Syr 24 Botol
44 Paracetamol syr 104 Botol
45 Aminophilin 45 Ampul
46 Benodon 29 Flc
47 Cyanocobalamin 54 Flc
48 Dexamethason 0,5 mg 189 Ampul
49 Gentamicin inj 45 Ampul
50 Furosemide inj 50 Ampul
51 Ondansentron 4 mg inj 10 Ampul
52 Vitamin B inj 12 Ampul
53 Vitamin B1 inj 8 Ampul
54 Vitamin K inj 50 Ampul
55 Oxybiotik 2 Flc
56 Piracetam inj 44 Ampul
57 Recodryl 14 Flc
58 Sohobion inj 30 Ampul
59 Acyclovir 5% Zalf 45 Tube
60 Bioplacenton Zalf 35 Tube
61 Betametason Zalf 20 Tube
62 Gentamicin Zalf 140 Tube
63 Hidrocortison Zalf 90 Tube
64 Oxytetrasiklin HCL 3% 39 Tube
salep kulit
65 Oxytetrasiklin HCL 1% 61 Tube
salep mata
66 Ichtiol Zalf 24 Pot
67 Aminpophilin 24 mg/ml 21 Ampul
68 Ketokonazole Zalf 80 Tube
69 Miconazole Zalf 144 Tube
70 Combivent Nebule 20 Ampul
71 Berotec(Metered Aerosol) 6 Botol
72 EthylChloride 2 Botol
73 Chloramphenicol Tetes 72 Botol
Telinga 3%
74 Kapas 100 gram 14 Bungkus
75 Alkohol 300 ml 9 Botol
76 Alkohol 1000 ml 3 Botol
77 Rivanol 22 Botol
78 Salicil Spritus 150 Botol
79 Infuset Makro 30 Bungkus
80 Maxter steril no 7,5 205 Bungkus
81 Povidone Iodone 10% 25 ml 10 Botol
82 Povidone Iodone 10% 15 ml 18 Botol
83 Catgut Chromic (Benang 24 Pcs
Kulit)
84 Plain Catgut (Benang 48 Pcs
Daging)
85 Gluco dr 200
86 Cord Clamps 50 Pcs
87 Cateter Urin No. 16 10 Pcs
88 Kasa Hidrofil 10 Rol
89 Spuit 3 cc 1500 Pcs
90 Spuit 5 cc 500 Pcs
91 Plester 18 Rol
92 Bedak Salicil 54 Botol

b. Daftar ketersediaan Inventaris Barang Puskesmas


1) Alat angkutan
Tabel 2.3
Barang Inventaris Alat Angkutan
Puskesmas Wonreli Tahun 2017

NO JENIS BARANG JUMLAH


1 Motor 1
2 Ambulan 2
Jumlah 3

2) Barang inventaris Rawat Inap


Tabel 2.4
Barang Inventaris Kamar Rawat Inap
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO JENIS BARANG JUMLAH
1 Tempat tidur Pasien 11
2 Bad 10
3 Standar Infus 5
4 Lemari Kecil 4
Jumlah 30

3) Barang Inventaris Poli Umum


Tabel 2.5
Barang Inventaris Ruang Poli Umum
Puskesmas Wonreli Tahun 2017

NO JENIS BARANG JUMLAH


1 Timbangan 1
2 Tempat tidur 1
3 Kursi besi 2
4 Meja 1
5 Sarana CTPS 1
6 Lemari kecil 1
7 Tempat sampah 1
8 Kursi Sofa 1
Jumlah 9

4) Barang inventaris kamar tindakan


Tabel 2.6
Barang Kamar Tindakan
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO JENIS BARANG JUMLAH (buah)
1 Lemari Obat & Bhp 1
2 Troli 1
3 Kompor 18 sumbu 1
4 Wajan Steril 1
5 Mesin Suction 1
6 Ambu bag Dewasa 2
7 Ambu Bag Anak& Bayi 2
8 Bengkok 1
9 Kom sedang 1
10 Pingset Anatomis 2
11 Pingset serugris 4
12 Klem 6
13 Gunting verban 2
14 Gunting jaringan 2
15 Oropharingeal arway 3
16 Gagang bisturi 2
17 Termometer digital 1
18 Termometer air raksa 2
19 Tensi spignomanometer 1
20 Tensi air raksa 1
21 Stetoscope 1
22 Bak instrument 7
23 Otoscope 1
24 Lumpang 1
25 Nebolizer dewasa 1
26 Nebolizer anak 1
27 Spatel lidah 9
28 Reflek hammers 1
29 Mesin Ekg (rusak) 1
30 Safety Box 1
Jumlah 60
5) Barang inventaris Ruang KIA
Tabel 2.7
Barang Inventaris Ruang KIA
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
No Jenis Barang Jumlah
1 Meja 4
2 Kursi 2
3 Tempat Periksa Pasien 1
4 Tempat Kertas/Buku 6
5 Tensi Meter 1
6 Stetoskop 1
7 Doopler 1
8 Papan Pws Kia 1
9 Kantong Persalinan 1
10 Kantong Neonatal 1
11 Lemari Obat 1
Jumlah 20

6) Barang inventaris ruang Gizi


Tabel 2.8
Barang Inventaris Ruang Gizi
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
No Jenis Barang Jumlah
1 Meja 2
2 Kursi 2
3 Sofa 2
4 Lemari Kecil 2
5 Timbangan Berdiri 1
6 Dacin 2
7 Infantometer 1
8 Sapu 1
9 Tong Sampah 1
Jumlah 14

7) Barang Inventaris Poli Gigi


Tabel 2.9
Barang Inventaris Ruang Poli Gigi
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
No Jenis Barang Jumlah
1 Meja alat 1
2 Lemari Alat 1
3 Kursi Tindakan 1
4 Kipas Angin 1
5 Kursi 2
6 Sapu 1
7 Tong Sampah 1
Jumlah 8

8) Barang inventaris ruang Administrasi/ Tata Usaha


Tabel 2.10
Barang Inventaris Ruang Administrasi/Tata Usaha
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
No Jenis Barang Jumlah
1 Meja 4
2 Kursi 6
3 Lemari Berkas 2
4 Printer Kantor 2
5 Komputer Kantor 1
6 Jam Dinding 1
7 Kursi Sofa 1
Jumlah 17

9) Barang Inventaris Ruang Bendahara


Tabel 2.11
Barang Inventaris Ruang Bendahara
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
No Jenis Barang Jumlah(buah)
1 Meja 2
2 Kursi 3
3 Lemari 1
Jumlah 6

10) Barang Inventaris Ruang Apotek


Tabel 2.12
Barang Inventaris Ruang Apotek
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO Jenis Barang JUMLAH
1 Kursi 3
2 Meja Racik 1
3 Lumpang Dan Alu 2
4 Lemari 1
5 Tempat Sampah 1
6 Ctps 1
7 Papan Laporan 1
8 Disposabble Box 1
Jumlah 11
11) Barang inventaris Loket

Tabel 2.13
Barang Inventaris Ruang Loket
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO JENIS BARANG JUMLAH (buah)
1 Lemari 2
2 Timbangan bayi 1
3 Timbangan berdiri 2
4 Meja 1
Jumlah 6

12) Barang inventaris ruang Kapus


Tabel 2.14
Barang Inventaris Ruang Kepala Puskesmas
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO JENIS BARANG JUMLAH (buah)
1 Kursi Kayu 1
2 Kursi Sofa 1
3 Meja 2
4 Stetoskop 1
5 Alat Tensi 1
6 Lemari Besi 1
7 Tempat Sampah 1
Jumlah 8

13) Barang Inventaris ruang tunggu pasien


Tabel 2.15
Barang Inventaris Ruang Tunggu Pasien
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO JENIS BARANG JUMLAH
1 Kursi Panjang 4
2 Kursi Kayu 2
3 Meja 1
JUMLAH 7

14) Barang inventaris ruang Kamar Bersalin


Tabel 2.16
Barang Inventaris Ruang Kamar Bersalin
Puskesmas Wonreli Tahun 2017

NO Jenis Barang JUMLAH (buah)

1 Partus 3
2 Tempat Tidur Nifas 1
3 Usg 1
4 Jam Dinding 1
5 Heacting Set 2
6 Kipas Angin 1
7 Timbangan Bayi 1
Tempat Tindakan Perawatan
8 1
Bayi Baru Lahir
9 Suction 1
10 Lemari 2
11 Sepatu Bot 3
12 Tas Partus Set 2
13 Celemek 4
14 Tempat Tidur Kb 3
15 Tirai 1
16 Ember Air Dtt 1
17 Kompor 2
18 Gayung 1
19 Ember Air Bersih 1
20 Westapel 1
21 Panci 2
22 Tempat Tidur Bayi 1
23 Inkubator 1
24 Kursi 3
25 Meja 1
26 Penjepit Tali Pusar 1
27 Benang Side 1
28 Benang Catcut 1 DOS
29 Kateter 3
30 Tempat Kasa Steril 1
31 Tempat Kapas Steril 1
32 Tempat Handscone Steril 1
33 Handscone Steril 2
34 Alkohol 1
35 Betadine 1
36 Plester 1
37 Jelly 1
38 Salicyl Talk 3
39 Leanec 2
40 Hb Sahli 1
JUMLAH 62

15) Daftar ketersediaan vaksin Puskesmas


Tabel 2.17
Jumlah Daftar Ketersediaan Vaksin
Puskesmas Wonreli Tahun 2017
NO NAMA VAKSIN JUMLAH

1 BCG + PELARUT 20 AMP

2 POLIO + PIPET 50VIAL

3 DPT-HB-HIB 50 VIAL

4 CAMPAK + PELARUT 70 VIAL

5 TT 3000 VIAL

6 DT 1000 VIAL

7 Td 2000 VIAL

8 DISPO ,5 ML 300 BH

9 DISPO 0,5 ML 2 KARTON

10 DISPO 0,05 ML 1 KARTON

11 VERRORAB 70 DOS
2. Tenaga Kesehatan Puskesmas
Daftar nama Pegawai puskesmas wonreli dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Tabel 2.18
Jumlah Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipil
Puskesmas Wonreli Tahun 2017

PANGKAT /
NO NAMA/NIP JABATAN
GOLONGAN
P. LIPURY Penata Kepala
1
19730413 199703 1 009 Tkt I III/d Puskesmas
Ny. F.P. LAUDIUN. AMK Penata Kepala
2
19770705 200212 2 004 III/c Rawat Inap
Ny. T.M. LENDERTH Penata Kepala Tata
3
19651215 198903 2 025 III/c Usaha
Ny. H.Y. JACOB. AMK Penata Muda Staf Rawat
4
19760323 200604 2 023 Tkt I III/b Inap
drg. TAHAN H.P. BANUAREA Penata Muda
5 drg. Gigi
19860822 201705 1 001 Tkt I III/b
6 dr. SOPHIA C. PATTY dr. Umum
Ny. H. LARWUY. Amd Penata Muda Petugas
7
19850126 200804 2 004 III/a Surveilans
Ny. L. PHILIPUS. Amd. Keb Penata Muda Bidan
8
19840126 200804 2 002 III/a Koordinator
Ny. S.R. BAKKER. Amd. Kep Penata Muda Petugas
9
19870916 201001 2 010 III/a Filariasis
Ny. N.L. IMEA. Amd. Kep Penata Muda Petugas
10
19811103 2010001 2 012 III/a Apotik
Ny. M.C.S. METENGUN. Amd. Kep Penata Muda Petugas
11
19880124 201001 2 005 III/a ISPA
Ny. J.A. LARATMASE Penata Muda Bendahara
12
19750127 200003 2 005 III/a BPJS
Ny. F. LETLORA Penata Muda Bendahara
13
19811022 200701 2 007 III/a Gaji
Ny. M. MAUPULA. AmKg Penata Muda Petugas
14
19810505 2010 2 026 III/a Gizi
Ny. M. MADIUW Pengatur Bidan
15
19750517200502 2 008 Tkt I II/d Puskesmas
D. LETELAY. AMK Pengatur Staf
16
19831016 200904 1 002 Tkt I II/d Rawat Inap
17 Ny. S.I. LETELAY. Am. Gz Pengatur
Petugas
Tkt I II/d
19880328 201101 2 015 Gizi
Ny. SALPIA. Amd. Kep Pengatur Petugas
18
19870121 201101 2 016 Tkt I II/d Imunisasi
Ny. R. PHILIPUS Pengatur Petugas
19
19820906 200604 2 023 Tkt I II/d Diare
Ny. A.D. LAKUSA Pengatur Bidan
20
19700817 200604 2 023 Tkt I II/d Puskesmas
Ny. F.K. DAHOKLORY Pengatur Bidan
21
19770217 200604 2 030 Tkt I II/d Puskesmas
Ny. A. DAHOKLORY Pengatur Bidan
22
19770616 200604 2 029 Tkt I II/d Puskesmas
Ny. V.G. KATIHARA Pengatur Petugas
23
19840714 200604 2 013 Tkt I II/d Malaria
Ny. M. RUPIASA Pengatur Petugas
24
19810311 200604 2 028 Tkt I II/d Kusta
Ny. O. PATTISINA. SKM Pengatur
25 Kesling
19841103 201001 2 018 Tkt I II/d
Ny. Y.K.I. DAHOKLORY. Amd. Kep Pengatur Staf
26
19880922 201101 2 012 II/c Rawat Inap
Ny. E.E. RESIMERE Pengatur Bendahara
27
19800414 200801 2 014 II/c BOK
Ny. D.E. TUANKOTTA Pengatur Staf
28
19870917 201001 2 015 II/c Rawat Inap
Ny. D. LATUMINASE Pengatur Muda
29 Petugas RR
19650420 201412 2 001 II/a
Ny. S. DJARA Pengatur Muda
30 Petugas RR
19820625 201402 2 003 II/ a

Tabel 2.19
Jumlah Tenaga Kesehatan Kontrak/Honorer
Puskesmas Wonreli Tahun 2017

PANGKAT/
NO NAMA / NIP JABATAN
GOLONGAN

1 Mici Minanlarat. S.Kep. Ners Kontrak Perawat


2 Lindayaty Rainury. S.Kep Kontrak Perawat
3 Lola N.C. Sae. S. Kep Kontrak Perawat
4 Juliet J. Katipana. Amd. Kep Kontrak Perawat
5 Paulina I. Rumatora. Amd. Keb Kontrak Bidan
6 Melia Y. Dadiara. Amd. Keb Kontrak Bidan
7 Gilberth Kaipana. Amd. KL Kontrak Kesling
8 Arnolis A. Ratumurun. SKM Kontrak Kesmas
9 Angganeta E. Rupilu. S.Kep. Ners Kontrak Perawat
10 Elisabeth Frans S.Kep. Ners Kontrak Perawat
11 Sandra L. Reisere. S.Kep Kontrak Perawat
12 Natalia D. Loiwatu. S.Kep Kontrak Perawat
13 Selfina M. Salmon. Amd. Keb Kontrak Bidan
14 Daris. S. Kep. Ners Kontrak Perawat
15 Lukas A. Laimeheriwa Kontrak Cleaning Servis
16 Nikodemus Dadiara Kontrak Sopir
17 Enos Susano Kontrak Cleaning Servis
18 Gerson Tilukay Kontrak Security
19 Elisabeth S. Ahab Kontrak Petugas RR
20 David Ahab Kontrak Security
21 Jems M. Lerrick. Amd. KL Kontrak Kesling
22 Dewi S. Samloy Kontrak Petugas RR
23 Mersyane Y. Manaha Kontrak Petugas RR

3. Pembiayaan puskesmas
Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar yang
menitikberatkan pada upaya pencegahan dan penyuluhan kesehatan. Dalam
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan tersebut diperlukan pembiayaan,
baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat.
Untuk kegiatan operasional Puskesmas sebagian besar bertumpu pada
dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Selain mendapatkan dana dari
kementrian Puskesmas Wonreli mendapatkan dana APBD, JKN, dan
pemasukan puskesmas lainnya.
4. Manajemen dasar puskesmas
a. Visi dan Misi Puskesmas Wonreli
VISI
Terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri di wilayah perbatasan.
MISI
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat
2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4) Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik

b. Kelembagaan dan Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Puskesmas Wonreli Tahun 2017 dapat dilihat pada


diagram berikut:
KEPALA PUSKESMAS
P. Lipury
NIP. 19730413 199703 1 009

TATA USAHA
Ny. T. M . Lenderth
NIP. 19651215 198903

BENDAHARA BOK BENDAHARA UMUM BENDAHARA BPJS


Ny. E. Resimere Ny. F. Letlora Amd, Gz J. A. Laratmase
NIP. 19800414 200801 2 NIP. 19811022 200701 NIP. 19750127 200003 2
014 005

PEMBERDAYAAN P2M & PTM RAWAT JALAN RAWAT INAP

PROMKES GIZI SURVEILANCE IMUNISASI POLI UMUM KIA KB KEPERAWATAN KEBIDANAN


S. I.Letelay. Amd. Dr. S. C. Patty L. Philipus. Amd F.P. Laudiun. Amk L. Philipus. Amd
Faris S. SKM. Hanna Larwuy. Salpia. Amd. Kep
Gz Keb Keb
Amd
KESLING LANSIA TB PARU KUSTA POLI GIGI LABORATORI AMBULANCE
O. Pattisina. A. Dahoklory Y. Dahoklory Amd. Martha Rupiasa drg. T. H.P. UM N. Dadiara
Amd. Kl Kep Banuarea G. Kaipana. Amd.
ISPA MALARIA & DIARE LOKET APOTIK
R. Philipus V. G. katihara D. Latuminase N. L. Imea. Amd.
Kep
REKAM MEDIK
PTM MTBS
Hanna Larwuy.
A. M. Ratumurun. M. Madiuw
Amd

POSKESDES PUSTU POLINDES

POSKESDES PUSTU POLINDES


SUMPALI YAWURU KIOU
PUSTU POLINDES
LEKLOR ROMSEL

PUSTU
OIRATA
BARAT
C. SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT
Gambaran derajat kesehatan masyarakat Pp.terselatan berikut ini disajikan
dalam situasi mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat.
1. MORTALITAS (Angka Kematian)
a) Angka Kematian Bayi (AKB)
Penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relative
dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk
meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin
kehamilan, kelahiran dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat.
Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki perilaku
keluarga dan masyarakat terutama perilaku hidup bersih dan sehat
termasuk upaya mencari pelayanan kesehatan serta memperbaiki
akses, memperkuat mutu managemen terpadu penyakit bayi dan
balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan
sanitasi, pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang
cukup.
Upaya lain yang dilakukan dalam rangka menurunkan angka
kematian anak adalah pengembangan upaya kesehatan bersumber
masyarakat seperti pos pelayanan terpadu (posyandu),
penanggulangan kurang energy protein, pendidikan gizi, penyediaan
sarana air bersih dan sanitasi dasar, serta pencegahan dan
pemberantasan penyakit melalui survilans dan imunisasi.
Berdasarkan data laporan Pusksmas Wonreli Tahun 2016
menunjukkan bahwa angka kematian bayi 3 orang.
b) Angka Kematian Balita (AKABA)
Sebab kematian pada anak balita. Tiga penyebab utama kematian
bayi dan balita adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
komplikasi perinatal dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini
memberi andil bagi 75% kematian bayi. Pola penyebab utama
kematian balita juga hampir sama yaitu penyakit saluran pernapasan,
diare, penyakit syaraf-termasuk meningitis dan encephalitiss-dan
tifus.
Data menunjukkan di wilayah puskesmas Wonreli tahun 2016
terdapat 5 Balita dengan Kasus BBLR 1 org, Neonatal 1 org, GEA 2
Orang dan lahir mati 1.
c) Angka Kematian Ibu (AKI)
AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu AKI
berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup
sehat, status gizi dan keseahatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untuk
mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan
dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran bidang.
Harapan kita agar bidan di desa benar-benar sebagai ujung tombak
dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR).
Berdasarkan data dari program kesehatan ibu dan anak pada tahun
2016, angka kematian ibu sebanyak 1 orang.

2. MORBIDITAS (Angka Kesakitan)


a) Penyakit Menular
Dewasa ini tingkat angka kematian baik di Indonesia maupun
didunia secara global relative meningkat pertahunnya, hal ini baik
disebabkan kecelakaan, proses penuaan yang menyebabkan
kelemahan fungsi organ tubuh ataupun karena menderita berbagai
macam penyakit. Kita mengenal berbagai macam penyakit dan
istilahnya baik itu penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam
istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah
agen biologi (seperti virus, bacteria dan parasit), bukan disebabkan
faktor fisik (seperti luka bakar terutama benturan) atau kimia (seperti
keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain
melalui media tertentu seperti udara (TBC, influenza dll), tempat
makan dan minum yang kurang bersih pencuciaannya (hepatitis,
typhoid/types dll), jarum suntik dan tranfusi darah (HIV Aids,
Hepatitis dll).
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain:
a) Penyakit menular langsung: diare, Pheumonia, typhus, penyakit
HIV/AIDS, penyakit TB Paru dan Kusta.
b) Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
c) Penyakit bersumber binatang, demam berdarah dengue, Rabies,
Filaria, malaria.
b) Penyakit Diare
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases
(>200mg/hari) yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan,
frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB
dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Sutadi, 2003).
Diare yang terjadi selama lebih dari 2 minggu disebut sebagai diare
kronik. Bayi yang menderita diare kronik seperti ini akan kehilangan
berat badannya dan mengalami suatu keadaan yang disebut gagal
tumbuh (failure to thrive). Akan tetapi masalah yang paling penting
pada anak, terutama anak kecil atau bayi, yang mengalami diare
adalah dehidrasi, yang terjadi karena kehilangan cairan yang
berlebihan. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah
kesehatan dunia terutama di Negara berkembang. Besarnya masalah
tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat
diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun
2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak
dibawah umur 5 tahun. Jumlah Penderita Diare di Wilayah Puskesmas
Wonreli pada Tahun 2016 yaitu: 315 penderita.
c) HIV/AIDS dan penyakit menular melalui hubungan seksual (PMS)
WHO pada tahun 2000 merekomendasikan surveilans generasi
kedua untuk HIV. Prevalensi IMS merupakan salah satu indicator
biologis yang penting dalam system surveilans generasi kedua
tersebut. Selain mempermudah penularan HIV, IMS juga
menunjukkan adanya perilaku seksual yang berikisiko. Prevalensi
IMS yang tinggi pada suatu populasi di suatu tempat merupakan
pertanda awal akan resiko penyebaran HIV walaupun prevalensi HIV
masih sangat rendah. Di lain pihak peningkatan penggunaan kondom
akan lebih cepat tergambar melalui penurunan prevalensi IMS
daripada penurunan prevalensi HIV. Selain menggambarkan
perubahan perilaku, penurunan prevalensi IMS dapat memberikan
gambaran perluasan cakupan dan peningkatan kualitas program
penannggulangan IMS. Oleh karena itu, data prevalensi IMS yang
diamati secara periodic melalui surveilans, berperanan penting untuk
melihat kecenderungan perilaku seksual, potensi penyebaran HIV, dan
untuk memonitor, mengevaluasi serta merencanakan upaya
penanggulangan IMS/HIV/AIDS.
Berdasarkan data yang ada, tidak terdapat kasus HIV dan kasus
penyakit menular seksual selama tahun 2016 diwilayah kerja
Puskesmas Wonreli yaitu 3 Penderita.
d) Penyakit TB Paru
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman
TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asa pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai
basil tahan asam (BTA) kuman TB cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,
tertidur lama selama beberapa tahun.
TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita
TBC dapat menularkan penyakit kepada 10 orang disekitarnya.
Menurut perkiraan WHO, 1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi
M. Tuberculosis. Kabar baiknya adalah orang yang terinfeksi M.
tuberculosis tidak selalu menderita penyakit TBC. Dalam hal ini,
imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga
tidak bermanifestasi menjadi penyakit TBC.
Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab
tuberculosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau
produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada
keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan
kematian. Pada penyakit tuberculosis jaringan paling sering diserang
adalah paru-paru (95,9 %).
Berdasarkan data yang ada, terdapat kasus TB selama tahun
2016 wilayah kerja Puskesmas Wonreli namun telah terjadi
penurunan khusus dari tahun sebelumnya. Keberhasilan pengobatan
(DOST) imunisasi merupakan salah satu indicator penting dalam
pemberantasan TB. Dari data Tahun 2016 Jumlah Pasien TB yang
ditemukan penderita TB BTA positif 100 % (8 penderita).
e) Penyakit Kusta
Pemberantasan penyakit kusta dapat dilakukan dengan cara
penemuan penderita melalui berbagai survey anak sekolah, survey
kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan
kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit
kusta. Pada penderita kusta yang ditemukan, diberikan pengobatan
paket MDT yang terdiri atas rifanpicin, lampren dan DDS yang
diberikan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pengumpulan data
bidang P2M di laporkan bahwa jumlah penderita kusta pada tahun
2016 sebanyak 2 Keluarga yang di bina.
f) Penyakit Menular yang dapa dicegah dengan imunisasi (PD3I)
1) Tetanus Neonatorum Penyakit tetanus merupakan salah satu
infeksi yang disebabkan leh bakteri clostridium tetani yang
memproduksi toksin tetanspasmin. Gejala tetanus umumnya
diawali dengan kejang otot rahng (dikenal juga dengan trismus
atau kejang mulur) bersamaan dngan timbulnya pembengkakan,
rasa sakit dan kaku di otot leher bahu atau punggung. Neonatal
tetanus umumnya terjadi pada bayi baru lahir yang dilahirkan di
tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar
terinfeksi. Neonatal tetanus dapat menyebabkan kematian pada
bayi dan banyak terjadi di Negara berkembang.
2) Campak
Campak adalah penyakit menular yang menyerang anak
dibawah 15 tahun, anak usia sekolah atau remaja dan kadang orang
dewasa, dalam kasus ini pada usia 1-9 tahun. Campak endemis di
masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi
epidemic setiap 2-4 tahun ketika terdapat 30-40% anak yang
rentan atau belum mendapat vaksinasi. Pada kelompok dan
masyarakat yang lebih kecil, epidemic cenderung terjadi lebih luas
dan lebih berat. Setiap orang yang telah terkena campak akan
memiliki imunitas seumur hidup.
Virus penyebab campak mengalami keadaan yang paling
stabil pada kelembapan dibawah 40%. Udara yang kering
menimbulkan efek yang positif pada virus dan meningkatkan
penyebaran di rumah yang memiliki alat penghangat ruangan
seperti pada musim dingin di daerah utara, dalam kasus ini waktu
kejadian campak antara bulan juni 1986 sampai januari 1987.
3) Difteri
Penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri corynebacterium diphteriae. Mudah menular dan
menyerang terutama saluran napas bagian atas dengan gejala
demam tinggi, pembengkakan pada amandel (tonsil) dan terlihat
selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat
menutup jalan napas.
4) Pertusis
Penyakit pertusis atau batuk rejan atau dikenal dengan
“Batuk Seratus Hari” adalah penyakit infeksi saluran yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Gejalanya khas yaitu
batuk yang terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah
atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk
diakhiri dengan tarikan napas panjang dan dalam berbunyi
melengking. Penularan umumnya terjadi melalui udara
(batuk/bersin).
5) Hepatitis
Negara dengan tingkat HbsAg> dihimbau oleh WHO untuk
menyertakan Hepatitis B ke dalam program imunisasi nasional.
Target di tahun 2007 adalah Indonesia bebas dari hepatitis B. Data
epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada ibu
hamil penderita hepatitis B (10%) akan menjurus kepada kronis
dan dari kasus yang kronis ini 20%-nya menjadi hepatoma. Dan
kemungkinan akan kronisitas akan lebih banyak terjadi pada anak-
anak balita oleh karena respon imun pada mereka belum
sepenuhnya berkembang sempurna.
Imunisasi hepatitis B ini diberikan sebanyak 3 dosis masing-
masing dosisnya 0,5 ml/1 buah HB PID, pemberian suntikkan
secara intras muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha. Dosis
pertama diberikan pada usia 0-7 hari setelah bayi lahir dan dosis
berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan). Bayi
dengan infeksi berat yang disertai kejang tidak dibenarkan untuk
mendapatkan imunisasi ini.

g) Penyakit Bersumber binatang


1) Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
sporozoa dari genus plasmodium dengan gambaran penyakit
berupa demam yang sering, periodic, anemia, perbesaran
limpa, dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya
pada beberapa organ, misalnya otak, hati dan ginjal. Malaria
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari
genus plasmodium yang dapat dengan mudah dikenali dari
gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam
berkepanjangan. Penyakit ini menyerang manusia dan juga
sering ditemukan pada hewan berupa burung, kera, dan
primate lainnya (achmadi, 2008).
Puskesmas Wonreli tahun 2016 : penderita Malaria yaitu 23
orang dengan persentasi (1,1 %).
2) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah
satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat
jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya,
sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti maupun aedes
albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan
penyakit ini, karena hidupnya di dalam dan disekitar rumah,
sedangkan aedes albopictus di kebun, sehingga lebih jarang
kontak dengan manusia (Depkes RI, 1992).
Data menunjukkan kejadian DBD diwilayah Puskesmas
Wonreli tahun 2016 dan 2017 tidak ada 12 kasus DBD.
3) Penyakit Filariasis
Penyakit kaki gajah (filariasis) merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di daerah
pedesaan. Penyakit menular ini disebabkan oleh infeksi cacing
filarial yang ditularkan oleh gigitan nyamuk. Penyakit ini
dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja
sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi, disamping itu
juga menyebabkan kecacatan, stigma sosial, dan lain-lain.
Berdasarkan data surveillance Puskesmas Wonreli kasus
filariasis sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kasus diwilayah
kerja Puskesmas Wonreli
h) Penyakit Tidak Menular Yang Diamati
Data penyakit tidak menular (PTM) yang disajikan meliputi
penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes
mellitus, kanker payudara, penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), asthma, Oesteoporosis, gagal ginjal kronik, kecelakaan
lalu lintas darat, tumor kulit. Prevalensi PTM adalah gabungan
kasus PTM yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan kasus
yang mempunyai riwayat gejala PTM.
Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah
banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup
masyarakat termasuk dalam pola komsumsi makanan keluarga.
Perubahan tersebut tanpa disadari telah member pengaruh
terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin
meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung, tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan
sebagainya. Masalah kesehatan telah mengalami perubahan pola
penyakit dimana kasus-kasus penyakit yang tidak menular justru
mengalami peningkatan. Khusus diwilayah kerja puskesmas
Wonreli penyakit tidak menular seperti hipertensi selalu masuk
dalam 10 penyakit di Puskesmas Wonreli.
Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular Tahun 2016
LAKI-
NO PTM PEREMPUAN JUMLAH
LAKI
1. Hipertensi 116 110 226
2. Diabetes Melitus 7 4 11
3. Stroke 7 5 12
4. Asma Bronchiale 40 17 57
5. PPOK 42 25 67
6. KLL 214 85 299
7. Cedera Akibat Lain 108 86 194

i) Status Gizi
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat interaksi antara
asupan energy dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan
keadaan kesehatan tubuh. Status gizi merupakan ekspresi dari
keseimbangan zat gizi dengan kebutuhan tubuh, yang diwujudkan
dalam bentuk variable tertentu. Ketidakseimbangan (kelebihan atau
kekurangan) antara zat gizi dengan kebutuhan tubuh akan
menyebabkan kelainan gizi digolongkan menjadi 2 yaitu overnutrition
(kelebihan gizi) dan under nutrition (kekurangan gizi). Overnutrition
adalah suatu keadaan tubuh akibat mengkomsumsi zat-zat gizi
tertentu melebihi kebutuhan tubuh dalam waktu yang relative lama.
Undernutrition adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh asupan zat
gizi sehari-hari yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh (Gibson, 2005).
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan
salah satu factor utama yang berpengaruh terhadap kematian
prenatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu
BBLR karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu)
atau BBLR karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), yaitu
bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di
Negara berkembang, banyak BBLR dengan IUGR karena ibu
berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit
menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.
Berdasarkan Data Puskesmas Wonreli Tahun 2016 yaitu Bayi
dengan BBLR hidup berjumlah 2 orang dan tahun 2017 Bulan
Januari - Maret yaitu 6 orang.
2. Status Gizi Balita
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan
dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran
tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul dan tebal lemak bawah kulit (supariasa, 2001). Sejak tahun
1992 untuk mengukur keadaan gizi anak balita digunakan standar
WHO-NCHS untuk index berat badan menurut umur. Namun dari
beberapa studi/survey yang melakukan pengukuran berat badan
dan tinggi badan (BB/TB). Pada umumnya, pengukuran BB/TB
menunjukkan keadaan gizi kurang yang lebih jelas, dan
sensitive/peka.
Berdasarkan data yang ada di wilayah Puskesmas Wonreli
memang terdapat kasus gizi buruk yaitu di beberapa desa di
kecamatan Pulau-pulau Terselatan namun tidak menunjukkan
angka kejadian kasus yang signifikan. Data terperinci lihat pada
lampiran tabel 27 :
NO Desa Jumlah Balita Gizi Buruk
1 Wonreli 7
2 Lekloor 2
3 Oirata Barat 1
4 Oirata Timur 2
5 Kotalama 0
6 Abusur 1
Total 13
Data per Juni 2017

Sedangkan keadaan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas


Wonreli keadaan gizi yang cukup variatif. Status gizi di bagi
kedalam empat kategori yaitu gizi buruk,gizi kurang, gizi baik dan
gizi lebih. Untuk kategori gizi buruk di wilayah kerja puskesmas
Wonreli terdapat kasus sebanyak 13 orang, gizi kurang terbanyak
di desa Oirata Barat dan terendah di desa Kotalama, gizi baik
tertinggi di desa Kotalama (100%),dan terendah di dusun papula
(78 %).
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai