Abstrak
Kebisingan sebagai aspek terpenting dalam higiene industri yang direspon oleh
tenaga kerja sebagai suatu gangguan akan memberikan peringatan kepada tubuh melalui
reaksi berupa kecemasan. Kecemasan dapat mempengaruhi kekebalan tubuh yang bera-
kibat terjadinya kelelahan kerja melalui peran hormon dari poros (axis) Hyphotalamic
Pituitary Adrenal dan poros (axis) Sympathetic Adrenal Medullary. Penelitian ini bertuju-
an untuk membedakan tingkat kelelahan tenaga kerja yang mengalami kecemasan akibat
kebisingan pada bagian weaving, riching, dan administrasi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi ditentukan dengan kriteria untuk mendapatkan populasi sasa-
ran. Sampel ditentukan dengan teknik sampling menggunakan random sampling acak
sederhana. Uji Hubungan ketiga variabel menggunakan uji spearman rho dan uji beda
menggunakan uji kruskal wallis.
Kebisingan di ruang weaving 99,12 dB dengan tingkat kecemasan sedang dan
tingkat kelelahan sedang, kebisingan di ruang riching 68,23 dB dengan tingkat kecema-
san sedang dan tingkat kelelahan ringan, dan kebisingan di ruang administrasi 67,4 dB
dengan tingkat kecemasan ringan dan tingkat kelelahan ringan. Hasil uji kruskal wallis
menunjukkan ada perbedaan dari ketiga variabel (0,000), hasil uji spearman rho menun-
jukkan ada hubungan antara kebisingan dengan kecemasan (0,000) dengan r = 0,367
namun tidak terdapat hubungan antara kecemasan dengan kelelahan (0,233) dengan r =
0,095.
Terdapat perbedaan tingkat kelelahan tenaga kerja yang mengalami kecemasan
akibat kebisingan pada bagian weaving, riching, dan administrasi di PT. Iskandar Indah
Printing Textile Surakarta. Upaya pengendalian kebisingan yang dapat diterapkan di PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta adalah penggunaaan alat pelindung diri berupa
Ear Plug dan Ear Muff.
Email: e_roz_sevia@yahoo.com
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014 39
Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Eka Rosanti, Hartono
Yang Mengalami Kecemasan Akibat Kebisingan Dan Sri Budiastuti
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata berdasarkan uji Anova dengan taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan tabel 1 bahwa secara statistik dengan bidangnya. Hal tersebut sesuai
dengan uji beda ANOVA diperoleh hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh
sebagai berikut : Devi (2010) yang menyatakan tidak
1. Usia tidak berpengaruh terhadap ada hubungan antara masa kerja dengan
kelelahan kerja. Hal tersebut sesuai dengan kelelahan kerja (p value = 0,726).
penelitian yang dilakukan oleh Devi (2010) 4. Tidak terdapat perbedaan beban kerja
yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara ketiga kelompok
antara usia dengan kelelahan kerja (p value dengan nilai p (Asymp.Sig) > 0,05.
= 0,612). Berdasarkan
2. Tidak terdapat perbedaan IMT yang 7. Terdapat intensitas kebisingan yang
signifikan antara ketiga kelompok (p berbeda antara bagian weaving (99,12),
Asymp.Sig > 0,05). Dalam penelitian ini riching (68,23), dan administrasi (67,4).
mengambil responden dengan status gizi Intensitas kebisingan memberi pengaruh
baik yaitu IMT > 18,5 - < 25, menurut yang berbeda terhadap kecemasan dan
Cicih (1996) status gizi yang kurang atau kelelahan tenaga kerja pada tenaga kerja di
berlebihan dan asupan kalori yang tidak tiga kelompok tersebut. Menurut Lestyanto
sesuai dengan jumlah maupun waktu dalam jurnal kesehatan masyarakat 2013
menyebabkan rendahnya ketahanan kerja kebisingan merupakan salah satu beban
ataupun perlambatan gerak sehingga tambahan yang berasal dari lingkungan
menjadi hambatan bagi tenaga kerja dalam kerja yang dapat menyebabkan kelelahan,
melaksanakan aktivitasnya. Hal tersebut karena hasil pengukuran didapatkan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan rata-rata beban kerja ringan pada ketiga
oleh Devi (2010) yang menyatakan tidak kelompok, hal ini berarti tidak ada perbedaan
ada hubungan antara status gizi dengan beban kerja diantara ketiga kelompok. Hal
kelelahan kerja (p value = 0,133). tersebut sesuai dengan Lestyanto (2013)
3. Tidak terdapat perbedaan masa kerja dalam jurnal kesehatan masyarakat 2013
yang signifikan antara ketiga kelompok yang menyatakan berdasarkan hasil uji
(p Asymp.Sig > 0,05). Masa kerja yang korelasi pearson nilai signifikansi antara
digunakan untuk penelitian ini adalah > 1 beban kerja dengan kelelahan kerja adalah
tahun karena menurut Nitisemito (1996) sebesar 0,244 (p > 0,05).
karyawan yang telah lama bekerja pada 5. Tidak ada perbedaan intensitas
42 Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Eka Rosanti, Hartono
Yang Mengalami Kecemasan Akibat Kebisingan Dan Sri Budiastuti
dilakukan dengan mengacu pada teori yang langsung terhadap hipotalamus untuk
dikemukakan oleh Tarwaka bahwa hirarki menurunkan CRF, dan kelenjar hipofisis
pengendalian risiko tergantung pada anterior untuk menurunkan ACTH bersifat
intensitas, frekuensi bahaya di tempat kerja normal dan tidak merusak sel-sel neuron
adalah sebagai berikut : 1) Eliminasi, 2) di hipotalamus yang dapat mengakibatkan
Substitusi, 3) Rekayasa teknik (Engineering gangguan kognitif yaitu kecemasan.
Control), 4) Isolasi (Isolation), 5) Stressor kebisingan merangsang
Pengendalian administrasi (Administrative pengeluaran hormon adrenalin yang
Control), dan 6) Alat Pelindung Diri atau menyebabkan meningkatnya denyut nadi,
APD (Personal Protective Equipment) pernapasan, memperbaiki tonus otot dan
yang terdiri dari Sumbat Telinga (Ear Plug) rangsangan kesadaran yang kesemuanya
dan Tutup Telinga (Ear Muff). Hal ini akan meningkatkan kewaspadaan dan siap
sesuai dengan pernyataan upaya terakhir akan kecemasan dan antisipasi yang akan
dengan penggunaan alat pelindung diri di hadapi. Sehingga kelelahan yang dialami
untuk mengurangi kebisingan seperti oleh tenaga kerja masih berada pada tingkat
penyumbat telinga dan pelindung telinga kelelahan ringan dan sedang.
(Environmental Pollution Control Center, Berdasarkan hasil uji statistik
Osaka Prefecture Japan, 2004). hubungan antara kecemasan dengan
Berikut ini adalah hasil statistik uji kelelahan didapatkan hasil yang tidak
hubungan dengan menggunakan spearman signifikan (p>0,05), namun didapatkan
rho : tingkat kelelahan kerja ringan dan sedang.
Tabel 3. Hasil Statistik uji hubungan dengan menggunakan spearman rho
P v a lu e r
K e b i s in g a n > 0 ,0 5 0 ,3 6 7
dengan
K e c e m a s an
K e c e m a s an < 0 ,0 5 0 ,0 9 5
dengan
K e le la h a n
Berdasarkan tabel 3 terdapat hubungan Hal ini dapat dikarenakan adanya faktor
antara antara kebisingan dengan yang tidak terkendali dalam penelitian ini
kecemasan dengan p = 0,000 (p < 0,05) yaitu faktor lingkungan fisik iklim kerja
dan korelasi yang lemah dengan r = 0,367. yang melebihi Nilai Ambang Batas atau
Arah korelasi antara kebisingan dengan melebihi suhu nikmat bekerja.
kecemasan positif (searah) artinya semakin
tinggi intensitas kebisingan maka semakin Kesimpulan Dan Saran
tinggi pula tingkat kecemasan. Hasil Berdasarkan hasil penelitian
tersebut sesuai aktivitas aksis HPA. dapat disimpulkan bahwa terdapat
Namun dalam penelitian ini tenaga kerja perbedaan tingkat kelelahan kerja dapat
mampu melakukan mekanisme koping dikarenakan mekanisme coping dari
dikarenakan stressor masih dirasakan tenaga kerja berhasil dalam merespon
dibawah ambang batas dan tenaga kerja kecemasan. Terutama untuk kecemasan
sudah terbiasa dengan stressor tersebut. ringan yang direspon tanpa pemikiran
Sehingga dengan stressor yang terus sadar dikarenakan sudah merasa terbiasa
menerus tetapi masih dapat diatasi oleh dengan mulai dapat beradaptasi terhadap
tenaga kerja menyebabkan kortisol yang stressor berupa kebisingan.
memiliki efek umpan balik yang sifatnya Stressor berupa kebisingan
44 Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Eka Rosanti, Hartono
Yang Mengalami Kecemasan Akibat Kebisingan Dan Sri Budiastuti
pertama kali ditampung oleh panca indera PT.X, Kabupaten Kendal. Jurnal
yaitu telinga dan diteruskan ke pusat Kesehatan Masyarakat 2013.
emosi yang terletak di sistem saraf pusat Volume 2, Nomor 2. Universitas
yaitu HPA. Ketika pada tenaga kerja yang Diponegoro. http://ejournals1.
mengalami kecemasan akibat kebisingan di undip.ac.id/index.php/jkm.
bagian weaving, riching, dan administrasi Nitisemito. A. S. 1996. Manajemen
di PT. Iskandar Indah Printing Textile Personalia. Jakarta : Ghalia.
Surakarta, terdapat hubungan antara Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi
kebisingan dengan kecemasan namun Penelitian Kesehatan. Jakarta :
tidak terdapat hubungan antara kecemasan Rineka Cipta. Pp : 162:167.
dengan kelelahan. Saran yang dapat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
diberikan yaitu mengendalikan faktor- Transimgrasi Republik Indonesia
faktor yang tidak terkendali, melakukan Nomor PER.13/MEN/X/2011
jenis penelitian eksperimen terutama tentang Nilai Ambang Batas Faktor
pengendalian secara rekaya teknik, dan Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat
melakukan hirarki teknik pengendalian Kerja.
kebisingan di ruang weaving dengan Peter Roy-Byrne, MD, Niloofar Afari,
memberikan Alat Pelindung Diri (APD) PhD, dkk. 2002. Chronic fatigue
berupa ear plug dan ear muff kepada tenaga and anxiety/depression : a twin
kerja. Study. Jurnal. USA
Pratiwi, R.P. 2010. Pengertian Kecemasan.
Daftar Pustaka http://psikologi.or.id. Diakses pada
Anonim. 2004. “Kebisingan dan Getaran”. tanggal 09 September 2012.
Environmental Pollution Control Rosanti, Eka. 2011. Perbedaan Tingkat
Center, , Osaka Prefecture,Japan. Kelelahan Kerja Tenaga Kerja
Jurnal. www.menlh.go.id/apec_vc/ Wanita antar Shift Pagi, Shift Sore,
osaka/eastjava/noise_id/index.html dan Shift Malam di Bagian Winding
Atina I.I dan Winarsih Nur A. 2008. PT. Iskandar Indah Printing Textile
Hubungan Tingkat Kecemasan Surakarta. Skripsi. Surakarta :
dengan Mekanisme Koping pada Universitas Sebelas Maret.
Pasien Gagal Jantung Kongestif Sasongko, D.P. dkk, 2000. Kebisingan
Di RSU Pandan Arang Boyolali. Lingkungan. Semarang : Badan
Jurnal. Berita Ilmu Keperawatan Penerbit Universitas Diponegoro
ISSN 199-2697, Vol. 1, No.4, pp Semarang.
163 – 168. Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan
Cicih, Dewi. 1996. Kebutuhan Asupan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Kalori Pekerja. Jakarta : UI Press. Sagung Seto.
Dewa Putu Gunasastra Septian Adi1, Dr. Tarwaka, Sholichul HA, Lilik Sudiajeng.
dr. Ari Suwondo, MPH, dr. Daru 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan,
Lestyanto, M.Si. 2013. Hubungan Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
antara Iklim Kerja, Asupan Gizi Surakarta : UNIBA PRESS.
Sebelum Bekerja, dan Beban Kerja Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri.
terhadap Tingkat Kelelahan pada Surakarta : Harapan Press
Pekerja Shift Pagi Bagian Packing