Pembelajaran. 2
2.2. Sifat Logam dan Unsur Logam
Material dapat berupa bahan logam dan nonlogam. Bahan logam ini terdiri dari logam
ferro dan nonferro. Bahan logam ferro di antaranya besi, baja, dan besi cor, sedangkan logam
nonferro (bukan besi) antara lain emas, perak, dan timah putih. Bahan nonlogam dapat dibagi
menjadi bahan organik (bahan yang berasal dari alam) dan bahan anorganik.
1. Berbagai Macam Sifat Logam
Logam mempunyai beberapa sifat antara lain: sifat mekanis, sifat fisika, sifat kimia,
dan sifat pengerjaan. Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban
yang diberikan pada logam tersebut. Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain:
kekuatan bahan (strength), kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan, sifat
fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan.
Kekuatan (strength) adalah kemampuan material untuk menahan tegangan tanpa
kerusakan. Beberapa material seperti baja struktur, besi tempa, alumunium, dan tembaga
mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama. Ukuran kekuatan bahan adalah
tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar persatuan luas yang dapat ditahan bahan tanpa
patah. Untuk mengetahui kekuatan suatu material dapat dilakukan dengan pengujian tarik,
tekan, atau geser.
Kekerasan (hardness) adalah ketahanan suatu bahan untuk menahan pembebanan
yang dapat berupa goresan atau penekanan. Untuk mengetahui kekerasan suatu material
digunakan Uji Brinell. Kekakuan adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan
perubahan bentuk atau deformasi setelah diberi beban. Kelelahan bahan adalah kemampuan
suatu bahan untuk menerima beban yang berganti-ganti dengan tegangan maksimum diberikan
pada setiap pembebanan.
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk semula setelah
menerima beban yang mengakibatkan perubahan bentuk. Elastisitas ini penting pada semua
struktur yang mengalami beban yang berubah-ubah terlebih pada alat-alat dan mesin-mesin
presisi.
Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan padat untuk mengalami perubahan bentuk
tetap tanpa ada kerusakan. Sifat fisika adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami
peristiwa fisika seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat fisika
adalah sebagai berikut: titik lebur, kepadatan, daya hantar panas, dan daya hantar listrik. Sifat
1/16/2018 1
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
kimia adalah kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa korosi. Korosi adalah
terjadinya reaksi kimia antara suatu bahan dengan lingkungannya. Secara garis besar ada dua
macam korosi, yaitu korosi karena efek galvanis dan reaksi kimia langsung.
2. Mineral
Mineral merupakan suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang
mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap.
Mineral memiliki ciri-ciri khas antara lain sebagai berikut.
a. Warna, mineral mempunyai warna tertentu, misalnya malagit berwarna hijau, lazurit
berwarna
biru, dan ada pula mineral yang memiliki bermacam-macam warna misalnya kuarsa.
b. Cerat, merupakan warna yang timbul bila mineral tersebut digoreskan pada porselen
yang tidak dilicinkan.
c. Kilatan merupakan sinar suatu mineral apabila memantulkan cahaya yg dikenakan
kepadanya. Misalnya emas, timah, dan tembaga yang mempunyai kilat logam.
d. Berat jenis, mineral mempunyai berat jenis antara 2 – 4 ton/m2. Berat jenis ini akan
berubah
setelah diolah menjadi bahan.
1/16/2018 2
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
4. Pemurnian Mineral
Mineral pada awalnya ditemukan di alam masih bercampur dengan mineral lain
sehingga perlu dilakukan proses pemurnian untuk mendapatkan satu bentuk mineral.
Pemurnian mineral adalah proses memisahkan satu bentuk mineral dari mineral-mineral
lainnya melalui satu proses dan cara tertentu.
a. Proses pemurnian bijih besi
Melebur dan mengoksidasi besi adalah proses kimia yang sederhana. Selama proses
itu,
karbon dalam bentuk kokas dan oksida besi bereaksi pada suhu tinggi, membentuk
metalik iron
(besi yang bersifat logam) dan gas karbon dioksida.
Sejak abad ke-14 besi mulai diproduksi dalam jumlah besar dan dasardasar
eksploitasi industri besi secara modern sudah dimulai. Setelah itu diperoleh berbagai
penemuan dalam produksi besi, antara lain: (a) metode untuk memproduksi baja yang
berkualitas tinggi dari besi kasar, (b) prosedur-prosedur tanur yang lebih efisien,
termasuk juga pemakaian kokas yang dibuat dari batu bara sebagai pengganti arang
kayu, akibat semakin berkurangnya persediaan kayu, (c) metode-metode untuk
mereduksi bijih besi. (d) metode-metode untuk memanfaatkan bijih-bijih besi yang
mengandung kotoran-kotoran perusak seperti fosfor dan belerang, dan (e) metode-
metode untuk memproses bijih besi berkadar rendah.
b. Proses pemurnian alumunium
Proses pemurnian alumunium dengan cara memanaskan alumunium hidroksida
sampai
lebih kurang 1.300°C (diendapkan), akan didapatkan alumina. Lima belas persen
alumina
(Al 2O3) dapat diuraikan ke dalam kriolit, sedang proses elektrolisis di sini sebagai
reduksi
Al2O3.
Bijih bauksit mula-mula dimurnikan terlebih dahulu dengan proses kimia dan
1/16/2018 3
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
alumunium
oksida murni diuraikan dengan elektrolisis. Bauksit dimasukkan ke dalam kauksit
soda,
alumina di dalamnya membentuk natrium aluminat, bagian lain tidak bereaksi dan
dapat
dipisahkan.
c. Proses pemurnian tembaga
Proses pemurnian tembaga diawali dengan penggilingan bijih tembaga kemudian
dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih dipekatkan terlebih
dahulu, sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk campuran FeS, FeO, SiO 2, dan
CuS. Campuran ini disebut kalsin dan dilebur dengan batu kapur sebagi fluks dalam
dapur reverberatory. Panas oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan
tetap cair dan sulfida tembaga akhirnya berubah menjadii oksida tembaga dan sulfat.
Setelah itu, tembaga ini dilebur dan dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut
secara elektronik menjadi tembaga murni.
d. Proses pemurnian timah putih (Sn)
Proses pemurnian timah putih diawali dengan memisahkan bijih timah dan pasir
dengan mencuci lalu dikeringkan. Setelah itu, bijih itu dilebur di dalam dapur corong
atau dapur nyala api dengan kokas dan dituang menjadi balokbalok kecil.
e. Proses pemurnian timbel/timah hitam (Pb)
Bijih-bijih timbel harus dipanggang terlebih dahulu untuk menghilangkan sulfida-
sulfida, sedang timbel dengan campurannya yang lain berubah menjadi oksida timah
hitam (PbO) dan sebagian lagi menjadi timbel sulfat (PbSO 4). Dengan menambah
kwarsa (SiO2) pada sulfat di atas suhu yang tinggi akan mengubah timbel sulfat
menjadi silikat. Campuran silikat timbel dengan oksida timbel yang dipijarkan pakai
kokas kemudian dicampur dengan batu kapur, akan menghasilkan timbel.
f. Proses pemurnian seng (Zn)
Proses pemurnian seng diawali dengan memisahkan bijih seng kemudian
dipanggang dalam dapur untuk mengeluarkan belerang dan asam arang. Setelah itu
terjadilah oksida seng, karbonatnya terurai dan sulfidanya dioksidasi. Bijih seng
didapat dari senyawa belerang di antaranya karbonat seng (ZnCO3), silikat seng
(ZnSiO4H2O), dan sulfida seng (ZnS).
g. Proses pemurnian magnesium
Untuk memperoleh magnesium dilakukan dengan jalan elektrolisis, yaitu dengan
1/16/2018 4
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
cara memijarkan oksida magnesium bersama-sama dengan zat arang (karbon) atau
silisium ferro sebagai bahan reduksi. Setelah itu magnesium dapat terpisahkan.
h. Proses pemurnian perak
Proses pemurnian perak dilakukan dengan jalan elektrolisis bijih-bijih perak. Bijih
perak
yang mengandung belerang dipanggang dahulu kemudian dicairkan. Bijih yang
mengandung
timbel dihaluskan kemudian dicairkan dengan memasukkan zat asam yang banyak
sampai
timbel terbakar menjadi glit-timbel dan dikeluarkan sebagai terak. Setelah itu, hanya
tertinggal
peraknya saja.
i. Proses pemurnian platina
Proses pemurnian platina tergantung pada zat-zat yang terkandung dalam bijih-bijih
logam.
Bijih-bijih yang mengandung emas dikerjakan dalam air raksa, sedangkan platina tidak
dapat
melarut dalam air raksa. Berikutnya dengan proses kimiawi (proses elektrolisis).
Platina itu
dapat dibersihkan sampai tercapai keadaan yang murni.
j. Proses pemurnian nikel (Ni)
Proses pemurnian nikel diawali dengan pembakaran bijih nikel, kemudian dicairkan
untuk
proses reduksi dengan menggunakan arang dan bahan tambahan lain dalam sebuah
dapur
tinggi. Dari proses tersebut nikel yang didapat kurang lebih 99%. Jika hasil yang
diinginkan
lebih baik (tidak berlubang), proses pemurniannya dikerjakan dengan jalan elektrolisis
di atas
sebuah cawan tertutup dalam dapur nyala api. Reduktor yang digunakan biasanya
mangan dan
fosfor.
1/16/2018 5
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
RANGKUMAN :
Material dapat berupa bahan logam dan nonlogam. Bahan logam ini terdiri dari logam
ferro dan nonferro. Bahan logam ferro di antaranya besi, baja, dan besi cor, sedangkan logam
nonferro (bukan besi) antara lain emas, perak, dan timah putih. Bahan nonlogam dapat dibagi
menjadi bahan organik (bahan yang berasal dari alam) dan bahan anorganik.
Logam mempunyai beberapa sifat antara lain: sifat mekanis, sifat fisika, sifat kimia,
dan sifat pengerjaan. Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban
yang diberikan pada logam tersebut. Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain:
kekuatan bahan (strength), kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan, sifat
fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan.
Mineral merupakan suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang mempunyai
bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap.
Unsur-unsur logam dibagi lagi dalam dua kelompok menurut banyaknya, yaitu yang berlimpah
di kerak bumi seperti besi, alumunium, mangan, dan titanium, dan yang sedikit terdapat di
alam seperti tembaga, timah hitam. Unsur-unsur nonlogam (nonmetallic) dapat dibagi menjadi
empat kelompok berdasarkan kegunaannya, antara lain :
← • Natrium klorida, kalsium fosfat, dan belerang merupakan bahan-bahan
← utama industri-industri kimia dan pupuk buatan.
← • Pasir, batu kerikil, batu hancur, gips, dan semen terutama dipakai
← sebagai bahan-bahan bangunan dan konstruksi lainnya.
← • Bahan bakar fosil, yaitu yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan
← binatang seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Persediaan
← energi kita sekarang sangat bergantung pada bahan-bahan ini.
← • Air merupakan sumber mineral terpenting dari semuanya yang terdapat
← melimpah di permukaan bumi. Tanpa air tidak mungkin kita dapat
← menanam dan menghasilkan bahan makanan.
TES FORMATIF :
1/16/2018 6
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
5. Jelaskan yang dimaksud dengan sifat mekanis yang dimiliki oleh logam.
Pembelajaran. 3
Tujuan perlakuan panas pada material logam yaitu untuk meningkatkan sifat-sifat
material untuk kondisi operasional komponen. Macam-macam perlakuan panas yang umumnya
dilakukan antara lain :
1. Pengerjaan anil (annealing), Pengerjaan ini dilakukan dengan memanaskan logam
baja hingga di atas temperatur trasnformasi (723oC) bertujuan untuk mengubah ke fasa austenit
kemudian didinginkan secara perlahan-lahan (pendinginan tungku). Tujuan utama pengerjaan
ini adalah softening baja.
2. Pengerjaan Normalisasi (Normalizing), Pengerjaan ini dilakukan dengan
memanaskan baja hingga menjadi fasa austenit penuh dan didinginkan di udara (pendinginan
tungku) hingga mencapai suhu kamar. Fasa yang dihasilkan berstruktur ferrite dan pearlite
tergantung komposisi unsure karbon.
3. Pengerjaan pengerasan (Quenching treatment), Perlakuan baja ini dilakukan
dengan memanaskan baja hingga fasa menjadi austenit dan didinginkan secara cepat (lihat
diagram CCT baja karbon rendah). Media pendinginan cepat seperti air, oli, garam atau media
pendingin lainnya. Tujuan utama perlakuan ini untuk meningkatkan kekerasan baja.
4. Pengerjaan temper (tempering treatment), Perlakuan pemanasan kembali logam
baja yang telah dikeraskan (quenching) dengan pencelupan cepat. Suhu pemanasan adalah
agak rendah dibawah suhu transformasi eutectoid (lihat diagram fasa biner Fe-C). Tujuan
utama yaitu mengurangi nilai kekerasan logam sehingga keuletan (ductility) logam akan naik.
Beberapa variabel penting dalam perlakuan temper adalah temperatur, waktu pemanasan dan
lain-lain.
5. Perlakuan Pembebasan Tegangan ( Stress Relieving Treatment), Perlakuan ini
bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa di dalam logam baja akibat perlakuan logam
seperti proses las, produk cor-coran, pengerjaan dingin, pencelupan cepat dan sebagainya.
Proses ini dengan memanaskan hingga temperatur mendekati suhu temperatur, ditahan untuk
beberapa saat kemudian didinginkan diudara.
6. Speroidisasi (Spherodizing), Perlakuan pemanasan untuk menhasilkan karbida yang
berbentuk bulat (globular) di dalam logam baja.
1/16/2018 7
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
TES FORMATIF :
Pembelajaran. 4
1. Pengertian Korosi
Korosi adalah proses alami yang terjadi pada material logam yang berakibat
menurunnya kekuatan dari material logam tersebut. Proses korosi yang terjadi secara alami ini
sangat sulit dihindari, usaha yang dilakukan hanyalah menghambat laju korosi yang terjadi
dengan cara melakukan pencegahannya.
Korosi adalah proses pengoksidasian logam dengan lingkungan yang korosif, sehingga
menimbulkan kerusakan atau pengdegredisian. Korosi dapat terjadi hampir pada semua logam
terutama logam ferro (besi), karena logam jenis ini mudah beroksidasi dengan udara
lingkungan. Korosi secara kimia adalah reaksi oksidasi logam, terutama besi, oleh oksigen di
udara. Reaksi yang terjadi adalah:
2Fe+O2+2H22+ + 4OH. Ion Fe2+ yang dihasilkan kemudian dioksidasi lebih lanjut
menjadi
Fe3+ dan akhirnya membentuk karat, yakni F23 xH2.
2. Jenis-Jenis Penyebab Korosi
Penyebab korosi ada dua macam yaitu korosi disebabkan oleh proses kimia dan
korosi disebabkan oleh proses elektrolisa:
a. Korosi Akibat Proses Kimia
1/16/2018 8
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
Logam akan berkarat karena suatu proses yang dapat dikatakan sebagai suatu proses
kimia yang sederhana. Oksigen yang terdapat pada atmosfir dapat bergabung dengan logam-
logam membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Kecepatan berkarat tidak akan
berkurang sebab lapisan dari hasil korosi yang terbentuk akan lepas sehingga lapisan karat
yang baru terbentuk dibawahnya dan melepaskan lapisan diatasnya
b. Korosi Akibat Proses Elektrolisa
Korosi akibat proses elektrolisa pada dasarnya adalah korosi yang terjadi akibat
proses kimia juga, walaupun sedikit lebih kompleks. Apabila pelat-pelat tersebut tidak
bersentuhan di dalam larutan ataupun tidak ada hubungan di luar larutan, tidak akan ada aksi
yang akan ambil bagian. Sehingga pelapisan tipis dari satu diantara logam-logam itu sering
digunakan untuk melindungi baja ringan. Yang banyak dipakai adalah timah, aluminium dan
sebagainya. Contohnya, timah murni dan aluminium mempunyai daya tahan korosi yang baik
sekali, tidak hanya dalam atmosfir dan air, akan tetapi juga dalam beberapa cairan dan larutan
dan cocok dibuat sebagai pelapis logam-logam.
1/16/2018 9
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan
atau
produksi besi atau logam lainnya di pabrik.
3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin
4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium (Mg) melaui kawat agar
yang
berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat
pada
tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.
5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis
atau
timah yang terletak di sebelah kiri deret volta.
6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi
lapisan timah seperti yang biasa dilakukan pada kaleng.
TES FORMATIF :
Pembelajaran. 5
1. Pengujian Tarik.
1.1. Peralatan dan material:
1. Universal testing machine, Servopulser Shimadzu kapasitas 30 ton
2. Caliper dan/atau mikrometer
3. Spidol permanen atau penggores (cutter)
4. Stereoscan macroscope.
1/16/2018 10
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
4. Measuring microscope
5. Sampel uji silider pejal dan uji tarik (besi tuang, baja, tembaga dan alumunium).
2.2. Prosedur :
2.2.1. Pengujian kekerasan makro
2.2.1.a. Metode Brinell dan Vickers (sampel silinder pejal)
1. Persiapkan sampel uji kekerasan berbentuk silinder (besi tuang, baja, tembaga dan
alumunium) dengan cara melakukan pengamplasan dan pemolesan yang memadai,
diindikasikan dengan permukaan benda uji yang cukup mengkilat.
2. Pastikan bahwa peralatan uji (Brinell dan Vickers) telah di set-up dengan baik.
Pasanglah
indentor untuk masing-masing metode dengan seksama.
3. Pilihlah beban yang sesuai dengan benda uji. Lihat buku manual alat
4. Putar poros tempat dudukan benda uji searah jarum jam hingga indentor menyentuh
benda
uji dengan perlahan-lahan. Hati-hati! Jagalah agar indentor tidak sampai
menghujam benda
uji karena hal ini akan mengakibatkan kerusakan berat pada mata indentor itu.
5. Setelah benda uji bersentuhan dengan indentor, putarlah terus poros dudukan
sampel hingga
jarum merah kecil pada lingkaran dalam menyentuh batas merah. Langkah ini
merupakan
preload dari indentasi. Jangan teruskan putaran poros bila batas ini telah tercapai.
6. Putar tuas beban ke arah belakang dengan hati-hati lalu lepaskan tuas tersebut
hingga
berputar perlahan-lahan. Pada tahap ini berlangsung pembebanan indentasi pada
benda uji
selama 10-15 detik hingga jarum pada lingkaran dalam dan luar kembali ke posisi
awal.
7. Lepaskan kontak indentor dengan benda uji secara hati-hati, yaitu dengan memutar
poros
dudukan berlawanan arah jarum jam. Berhati-hatilah agar tidak terjadi pemutaran
poros
tersebut searah jarum jam karena akan mengakibatkan rusaknya jejak hasil
indentasi.
1/16/2018 12
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
8. Indentasi pada satu lokasi telah selesai. Lakukan tahap-tahap operasional di atas
untuk lokasi
atau benda uji lainnya.
9. Ukurlah diameter jejak indentasi dengan menggunakan mikroskop pengukur jejak.
Catatlah hasil pengukuran pada buku lembar data anda.
10. Hitung nilai kekerasan dengan rumus yang sesuai dengan metode uji (Brinell atau
Vickers).
2.2.1.b. Metode Brinell (sampel uji tarik)
Pengujian kekerasan ini dilakukan pada sampel-sampel uji tarik sebelum
Dilakukan
penarikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui korelasi antara nilai kekuatan tarik
dan
kekerasan Brinell dari logam. Prosedur pengujian adalah sama dengan prosedur I.a,
hanya
saja lokasi pengujian adalah pada bagian gripsampel uji tarik.
1. Amplaslah bagian grip sampel uji tarik dengan kertas amplas hingga diperoleh
permukaan
yang relatif rata dan mampu memantulkan cahaya. Bila perlu lanjutkan pengamplasan
dengan
tingkat kehalusan yang lebih tinggi.
2. Tempatkan sampel uji tarik tersebut dalam pemegang khusus (anvil) dalam Posisi
horisontal.
3. Pilihlah indentor dan beban yang sesuai.
4. Lakukan pengujian kekerasan Brinell pada beberapa lokasi di bagian grip (min. 3
titik).
5. Ukurlah diameter jejak yang dihasilkan. Hitung nilai kekerasan dan bandingkan
Dengan nilai yang diperoleh dari sampel uji silinder pejal. Gunakan keduanya Untuk
mengestimasi nilai kekuatan tarik logam.
6. Lakukan pada benda uji lainnya.
2.2.1.c. Metode Rockwell (sampel silinder pejal)
Metode Rockwell merupakan pengujian untuk mengetahui nilai kekerasan
material melalui pembacaan langsung (direct reading). Prinsip pengujian pada
dasarnya adalah sama dengan metode Brinell dan Vickers.
1. Persiapkan benda uji dengan baik (amplas dan poles secukupnya).
2. Pasang indentor yang sesuai (Rockwell B atau C).
1/16/2018 13
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
1/16/2018 15
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
jejak. Inilah jarak diagonal dari jejak pada benda uji. Catatan: satu kali putaran
mikrometer
adalah 25 mikron atau penambahan 1 skala adalah sama dengan 0.5 mikron.
16. Ulangi langkah pengukuran untuk jarak diagonal lainnya dengan memutar kedua
adjustment knob dalam posisi vertikal.
17. Hitung nilai kekerasan fasa dengan rumus yang sesuai.
18. Lakukan pengujian untuk fasa atau lokasi lain.
3. Pengujian Impak.
3.1. Peralatan dan material:
1. Impact testing machine (metode Charpy) kapasitas 30 Joule.
2. Caliper dan/atau mikrometer
3. Stereoscan macroscope.
4. Termometer
5. Furnace.
6. Sampel uji impak baja ST 42 (4 buah)
7. Dry ice
3.2. Prosedur:
1. Dengan menggunakan caliper/mikrometer lakukan pengukuran luas area di bawah
takik dari sampel-sampel uji anda. Catatlah hasil pengukuran anda di dalam lembardata.
2. Persiapkan sampel uji untuk temperatur rendah (<0oC) dan temperatur tinggi (>
1000C), yaitu dengan memasukkan masing-masing ke dalam wadah berisi
Campuran dry ice + alkohol 70% dan furnace.
3. Ujilah satu demi satu sampel pada: temperatur ruang (Tr), 0oC, <0oC dan >100oC
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
• Pastikan jarum skala berwarna merah sebagai penunjuk harga impak material
berada pada posisi nol.
• Putarlah handel untuk menaikkan pendulum hingga jarum penunjuk beban
berwarna hitam mencapai batas merah.
• Letakkan benda uji pada tempatnya dengan takik membelakangi arah datangnya
pendulum. Pastikan benda uji tepat berada di tengah dengan bantuan centresetting.
• Bila benda uji telah siap, tariklah centre setting ke posisi semula. Jangan
Sekalikali meninggalkan centre setting ini di belakang benda uji karena akan
Ikut mengalami tumbukan oleh pendulum.
• Berhati-hatilah, jangan berdiri pada garis ayunan gaya pendulum. Bersiaplah
1/16/2018 16
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
4. Pengujian Puntir.
4.1. Peralatan dan material:
1. Torsee torsion testing machine
2. Caliper dan/atau mikrometer
3. Stereoscan macroscope.
4. Sampel uji puntir (baja, paduan tembaga dan paduan alumunium)
4.2. Prosedur:
1. Persiapkan sampel uji kawat (panjang 300-350 mm).
2. Pastikan bahwa oil dumper tersedia dalam jumlah yang memadai.
3. Atur skala pendulum sesuai dengan beban yang diinginkan (6 kg-m atau 3 kg-m).
4. Pasang beban tersebut
5. Periksa dan pasang jarum penunjuk momen puntir pada skala nol.
6. Pasang kertas pencatat pada silindernya.
7. Lakukan uji coba terlebih dahulu pada kertas dan silinder pencatat tersebut.
8. Pasang sampel uji dengan baik. Putarlah grip pemegang ke arah yang sesuai.
Pastikan pengencangan yang dilakukan tidak terlalu rendah maupun terlalu besar.
Gunakan alat bantu bila perlu.
1/16/2018 17
Modul Teknik Pemesinan / smk Al Huda Kediri Sifat-sifat Logam
TES FORMATIF :
1/16/2018 18