SUSJAB ORMIL/KIMIL
2. Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982, dilaksanakan di Montego Bay
- Jamaika merupakan kelanjutan dari Konvensi Hukum Laut sebelumnya Tahun 1960.
Dengan demikian sampai saat saat ini (sejak berakhirnya Perang Dunia ke-II), PBB
telah melaksanakan :
4. UNCLOS 1982, mengatur rejim-rejim perairan yang terdiri dari wilayah perairan
yang menjadi kedaulatan (sovereignty) suatu negara dan hak berdaulat (sovereign
rights) suatu negara. Rejim perairan yang menjadi kedaulatan suatu negara adalah :
a. Benua Amerika dan Benua Eropa serta Samudera Atlantik dan Samudera
Pasifik
b. Benua Afrika dan Benua Amerika serta Samudera Hindia dan Samudera
Atlantik
c. Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia
d. Benua Antartika dan Benua Australia serta Samudera Atlantik dan
Samudera Pasifik
7. Dua pertiga wilayah NKRI adalah wilayah perairan dan Indonesia memiliki 17.
504 buah pulau, sehingga Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
Namun demikian Indonesia wajib memberikan hak akses atau hak lintas bagi
masyarakat internasional. Hak lintas atau akses yang diatur dalam UNCLOS 1982
terdiri dari :
a. Hak Pemasangan Kabel dan Pipa Bawah Laut, Hak Pengejaran Seketika
dan Hak Melakukan Pemerikasaan
b. Hak Lintas Damai, Hak Akses dan Komunikasi, Hak Lintas Alur Laut
Kepulauan dan Hak Lintas Transit
c. Semua Salah
d. Semua Benar
8. Indonesia memiliki batas maritim dengan 10 (sepuluh) negara, dan hingga saat
ini masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan, baik masalah klaim batas
maritim maupun masalah ekplorasi dan eksploitasi kekayaan alam. Negara-negara
dimaksud adalah :
10. Indonesia memiliki batas darat dengan negara tetangga di beberapa buah
pulau yaitu :
12. Pemerintah Indonesia, merupakan salah satu negara yang menerapkan Hak
Lintas Alur Laut Kepulauan yang dikenal dengan Indonesian Archipelagic Sea Lane
Passage. Sebagai implementasi Pasal 53 UNCLOS 1982, Pemerintah RI
memberlakukan Peraturan Pemerintah Tentang Hak Lintas Alur Laut Kepulauan
Indonesia dengan :
13. Dalam UNCLOS 1982, telah diatur 4 jenis atau macamnya negara ditinjau dari
aspek hukum laut yaitu :
Penyebab utama adanya klaim sepihak dari Malaysia atas Pulau Sipadan dan Pulau
Ligitan adalah karena :
15. Salah satu produk hukum kolonial Belanda yang masih dipakai hingga saat ini
adalah Staatsblad 1939 Nomor 442 tentang Territoriale Zee en Maritime Kringen
Ordonantie (TZMKO). Pemberlakuan TZMKO masih sangat efektif khusus berkaitan
dengan beberapa permasalahan di laut seperti perompakan dan pelanggaran wilayah.
Penerapan TZMKO dalam praktek penegakan hukum dapat di terima dalam proses
peradilan, hal ini berdasarkan pada prinsip atau azas “lex specialis derogat legi
generali”. Azas ini mengandung arti :
16. Saat ini, tercatat bahwa ada 9 (sembilan) choke point (selat-selat strategis)
yang dipergunakan sebagai pintu keluar-masuk atau jalur pendistribusian energi dari
Timur Tengah ke Eropa, Asia Timur, Amerika, Afrika, Australia dan sebaliknya.
Namun demikian 4 (empat) diantaranya ada di Perairan Indonesia yaitu :
18. Hugo de Groot (Grotius) menerapkan konsep bahwa laut itu bebas di gunakan
oleh siapa saja. Konsep ini menjadi dasar bagi Belanda untuk menjelajahi samudera
dan menemukan banyak wilayah jajahan di Asia dan Afrika. Konsep Grotius ini
dikenal dengan nama :
a. mare clausum
b. mare liberum
c. mare trades
d. mare lebensraum
19. John Shelden, menantang Grotius dengan sebuah konsep bahwa laut dapat
dimiliki oleh siapapun atau laut bersifat tertutup. Konsep ini juga dikenal dengan
nama :
e. mare nostrum
f. mare liberum
g. mare clausum
h. mare publicus