Referat Meningioma
Referat Meningioma
MENINGIOMA
Oleh
Ledisda Apriana, S.Ked
I1A007013
Pembimbing
dr. Pagan Pambudi, M.Si, Sp.S
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3
BAB I
PENDAHULUAN
pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma dapat timbul
pada tempat manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi, umumnya
frekuensinya yaitu mencapai angka 20%. Meningioma lebih sering dijumpai pada
wanita daripada pria terutama pada golongan umur antara 50-60 tahun dan
keluarga. Korelasinya dengan trauma kapitis masih dalam pencarian karena belum
neoplasma yang berasal dari glioblas di sekitar vili arachnoid. Sel di medulla
spinalis yang sebanding dengan sel tersebut ialah sel yang terletak pada tempat
tempat di bagian T.4 sampai T.8. Meningioma yang bulat sering menimbulkan
4
penipisan pada tulang tengkorak sedangkan yang gepeng justru menimbulkan
hyperostosis (1).
menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak
yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%
radiologi beruapa foto polos, CT scan, MRI, angiografi dan USG sebagai
5
BAB II
MENINGIOMA
pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Di antara sel-sel meningen
itu belum dapat dipastikan sel mana yang membentuk tumor tetapi terdapat
hubungan erat antara tumor ini dengan villi arachnoid. Tumbuhnva meningioma
menempati urutan kedua terbanyak. Dijumpai 50% pada konveksitas dan 40%
pada basis kranii. Selebihnya pada foramen magnum, fosa posterior, dan sistem
lobusnya (2).
terbanyak. Lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria, terutama pada
golongan umur antara 50-60 tahun dan tetapi tidak tertutup kemungkinan muncul
pada masa kanak-kanak atau pada usia yang lebih lanjut, dan memperlihatkan
antara wanita dan laki-laki adalah 3 : 2, namun ada pula sumber yang
menyebutkan 7 : 2 (3).
6
Tumor ini mempunyai sifat yang khas yaitu tumbuh lambat dan
tergolong jinak ini secara histopatologis berasal dari sel pembungkus arakhnoid
Patofisiologi terjadinya meningioma sampai saat ini masih belum jelas. Kaskade
a. Grade I
gejala, mungkin pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara
lanjut.
b. Grade II
7
yang lebih tinggi juga. Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ini.
c. Grade III
yang pertama untuk grade III diikuti dengan terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi
1. Meningioma falx dan parasagital (25% dari kasus meningioma). Falx adalah
selaput yang terletak antara dua sisi otak yang memisahkan hemisfer kiri dan
8
6. Meningioma suprasellar (10%). Terjadi di bagian atas sella tursica, sebuah
7. Spinal meningioma (kurang dari 10%). Banyak terjadi pada wanita yang
berumur antara 40 dan 70 tahun. Akan selalu terjadi pada medulla spinalis
setingkat thorax dan dapat menekan spinal cord. Meningioma spinalis dapat
8. Meningioma Intraorbital (kurang dari 10%). Tipe ini berkembang pada atau
9
II.2 Etiologi
beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang
beberapa teori tentang kemungkinan asal usul meningioma. Di antara 40% dan
80% dari meningiomas berisi kromosom 22 yang abnormal pada lokus gen
ditemukan tidak aktif pada 40% meningioma sporadik. Pasien dengan NF2 dan
meningioma multiple, dan sering terjadi pada usia muda. Disamping itu, deplesi
Penyebab kelainan ini tidak diketahui. Meningioma juga sering memiliki salinan
dan jarang estrogen. Ekspresi progesteron reseptor dilihat paling sering pada
meningioma yang jinak, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belum
sepenuhnya dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk
10
menasihati pasien perempuan mereka tentang penggunaan hormon jika mereka
(6,7)
ialah daerah parasagital. Yang terletak di Krista sphenoid, paraselar dan baso-
frontal biasanya gepeng atau kecil bundar. Bilamana meningioma terletak pada
serebelopontin (7,8)
beberapa teori telah diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson yang
androgen, yang juga dihubungkan dengan kaknker payudara. Hal ini dibuktikan
dengan adanya perubahan ukuran tumor pada fase lutheal siklus haid dan
meningiomas, baik pada pria dan wanita. Fungsi reseptor ini belum sepenuhnya
dipahami, dan demikian, sering kali menantang bagi dokter untuk menasihati
11
meningioma belum ditentukan, peneliti telah mengamati bahwa kadang-kadang
lingkungan berupa gaya hidup dan genetik telah dipelajari namunnya perannya
masih dipertanyakan. Faktor lain yang telah diteliti yaitu penggunaan hormone
endogen dan eksogen, penggunaan telepon genggam, dan variasi genetik atau
polimorfisme. Faktor lain yang dinilai berperan adalah keadaan penyakit yang
sudah ada seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan epilepsi; pajanan timbale,
pada otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus (disebabkan oleh
terganggunya fungsi normal dari bagian khusus dari otak). Secara umum,
Gejala umumnya seperti (9): Sakit kepala, dapat berat atau bertambah
buruk saat beraktifitas atau pada pagi hari; Perubahan mental; Kejang; Mual
12
Meningioma Convexitas : kejang, sakit kepala, defisit neurologis fokal,
Meningioma fossa posterior : nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan spasme
gaya berjalan,
Gambar 2. Meningioma
13
Gambar 3. Meningioma
Gambar 4. Meningioma
14
Gambar 5. Meningioma
memiliki suplai darah yang luas, embolisasi dapat membantu untuk mengurangi
perdarahan selama operasi. Jaringan hanya dapat diperoleh melalui biopsi atau
menimbulkan manifestasi klinis yang sangat bervariasi sesuai dengan bagian otak
yang terganggu. Sekitar 40% meningioma berlokasi di lobus frontalis dan 20%
15
disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekutif, dan ketidakmampuan
homogen dengan densitas tinggi, tepi bulat dan tegas. Dapat terlihat juga adanya
hiperostosis kranialis, destruksi tulang, udem otak yang terjadi sekitar tumor, dan
masih memiliki derajat kepercayaan yang tinggi. Gambaran yang sering terlihat
Kalsifikasi tanpa adanya tumor pada foto polos kepala dapat menunjukkan
sebelum kontras, dan gambaran peningkatan densitas yang homogen pada foto
kontras. Tumor juga memberikan gambaran komponen kistik dan kalsifikasi pada
16
beberapa kasus. Udem peritumoral dapat terlihat dengan jelas. Perdarahan dan
sepanjang dura serebri sering muncul akibat provokasi dari respon osteoblas, yang
nature of the calcification may be nodular, fine and punctate, or dense. Penelitian
histologi membuktikan bahwa proses kalsifikasi > 45% adalah meningioma (5).
Gambar 6.
Meningioma otak. CT-scan nonkontras menunjukkan meningioma fossa media. Massa kalsifikasi
melekat pada anterior tulang petrous kanan. Terlihat kalsifikasi berbentuk cincin dan punctata.
17
Gambar 7.
Dua kasus berbeda. A, B. CT-scan menunjukkan kalsifikasi meningioma dari lobus parietal. C, D.
CT-scan nonkontras potongan axial menunjukkan massa kalsifikasi yang homogeny melekat pata
tulang parietal kanan. Jaringan lunak tumor banyak terlihat pada bagian posterior. Penyebab
kalsifikasi minor lain pada hemispere serebri kiri disebabkan oleh penyakit parasit. Gambaran
MRI potongan coronal T2 menunjukkan deposit kalsium (seperti bintang) yang dikelilingi jaringan
CT-scan efektif menunjukkan hyperostosis, destruksi tulang, erosi pada perlekatan dura.
Hiperostosis sering terlihat 15-20% pada pasien. Lihat gambar berikut (5).
Gambar 8.
Meningioma otak. Gambaran CT-Scan tanpa zat kontras menunjukkan sebuah meningioma
maligna di lobus frontal yang muncul seperti massa dengan densitas tinggi. Kavitas kistik bisa
berupa nekrosis tumor, perdarahan yang lama, degenaratif kistik atau CSF yang terjebak. Edema
dan pergeseran Midline ke bagian kiri anterior juga dapat terlihat (5).
18
Gambar 9.
Meningioma otak. CT-Scan tanpa kontras menunjukkan meningioma maligna di lobus frontal.
Dapat terlihat peningkatan densitas dan massa yang homogen dan perselubungan yang berbentuk
cincin (5).
Gambar 10.
Meningioma otak. Meningioma maligna pada lobus frontal. CT-scan pada frontal internal cerebri
dan gambaran diploic menunjukkan erosi dan infiltrasi tulang. CT-scan dapat menunjukkan
perdarahan tumor akut dan pelebaran pembuluh darah pada kalvarium (5).
Massa yang homogeny dengan densitas yang sama mengelilingi otak dapat 25-33% adalah
meningioma. Densitas meningioma lebih tinggi disbanding otak. Meningioma dapat menimbulkan
edema yang luas, necrosis dan jarang terjadi perdarahan. Edema tidak terjadi pada 50% pasien
karena pertumbuhan yang lambat, tetapi dapat meluas. Edema lebih dominan terjadi di lapisan
white matter, dan mengakibatkan penurunan densitas. Lihat gambar berikut (5).
19
Gambar 11.
Gambar 12.
terlihat setelah diberi injeksi zat kontras secara intravena. Zat kontras pada CT-Scan akan
menunjukkan tumor dengan densitas sedang sampai kuat; dapat dilihat pada gambar-gambar
dibawah (5).
20
Gambar 13.
Meningioma Otak. Meningioma pada lobus parietal. CT-scan dengan kontras menunjukkan
lingkaran, peningkatan desitas, dan massa unilobus. Perlekatan massa pada bagian dura serebral,
Gambar 14.
Meningioma otak. Meningioma lobus parietal. Injeksi pada arteri meningeal media menunjukkan
adanya perkumpulan tumor. Vaskularisasi yang meningkat dapat di lihat di posterior dari massa.
Periperal kistik dapat mengakibatkan cairan serebrospinal terperangkap yang dapat dilihat pada
21
Gambar 15.
Meningioma otak. Tentorium posterior meningioma dengan potongan coronal pada CT-scan
dengan zat kontras. Terdapat massa yang berbatas tegas dengan peningkatan densitas di sepanjang
tentorium. Penumpukan cairan serebrospinal, edema subtle, hemodensitas, dan dilatasi ventrikel.
Komponen-kompenen kistik pada meningioma dapat terlihat di dalam tumor atau antara tumor
dengan jaringan otak, oleh karena itu disebut CSF yang terjebak (5).
gejala tergantung pada lokasi tumor berada. Kelebihan MRI dalam memberikan
22
Gambar 16.
Meningioma Parasagital. A. MRI nonkontras potongan sagital T1 menunjukkan massa dural yang
padat dengan invasi dan kompresi terhadap korteks parietal. B. MRI dengan zat kontras potongan
massa padat yang menunjukkan jaringan padat. Gambaran ini menunjukkan meningioma
fibroblastik. D. MRI potongan axial T1 dengan zat kontras menujukkan hiperintensitas yanr
Gambar 17.
A. Nonkontras angio-MRI lateral menunjukkan oklusi sinus sagital ssuperior akibat invasi oleh
MRI dapat memperlihatkan vaskularisasi tumor, pembesaran arteri, dan invasi sinus venos, dan
hubungan antara tumor dengan dengan sekeliilingnya.Kelebihan lain dapat melihat area juxtasellar
dan fossa posterior dan kadang dapat menunjukkan hubungan penyebaran penyakit melalui CSF.
meningen, kapsul tumor, dan kontras pada meningeal dapat memperjelas tumor. Dapat dilihat pada
23
Gambar 18.
menunjukkan massa yang bulat dengan kapsul tipis. Tumor terletak pada dura sagitalis kiri. Massa
Gambar 19.
Gambar T1 menunjukkan homogenitas, panjang T1 dan massa dilapisi kapsul. Tumor melekat
pada falx serebri bagian kiri. Massa terlihat disepanjang girus serebri (11).
24
Gambar 20.
penampilan intensitas rendah dari massa posterior setelah embolisasi endovaskular (11).
Gambar 21.
Maligna dan multiple meningioma. Seorang lelaki kulit putih, 47 tahun dibedah dengan Gamma
Knife karena meningioma conveks, diikuti dengan pembedahan micro untuk mengangkat tumor
pada tahun 2001. A, B. 4 tahun yang lalu -Desember 2005- MRI menunjukkan sebuah massa sisa
di paretal dan occipital. Sinus sigmoid kiri tersumbat. C, D. Sebuah meningioma kecil pada frontal
kanan juga dioperasi radiologi pada waktu yang sama. Edema dan peningkatan intensitas setelah
c. Ultrasonografi (USG)
hemorrhage, perubahan kista yang terdapat di bagian dalam dan luar massa tumor,
25
kalsifikasi, invasi parenkim oleh meningioma malignan, dan massa lobus atau
d. Angiografi
belakangan ini merupakan alat diagnostik yang kuat untuk mengetahui embolisasi
dan perencanaan untuk operasi. Agiografi masih bisa digunakan jika terjadi
arteri carotid internal dan external. Basal meningiomas pada anterior dan fossa
26
Gambar 22.
Meningioma Otak. Parasellar meningioma. Angiograpi proyeksi lateral dari arteri carotid
menunjukkan mutipel tumor yang opak dengan dikelilingi pembuluh darah. Terlihat carotid
II.6 Penatalaksanaan
pertama. Beberapa faktor yang mempengaruhi operasi removal massa tumor ini
antara lain lokasi tumor, ukuran dan konsistensi, vaskularisasi dan pengaruh
terhadap sel saraf, dan pada kasus rekurensi, riwayat operasi sebelumnya dan atau
radioterapi. Lebih jauh lagi, rencana operasi dan tujuannya berubah berdasarkan
faktor resiko, pola, dan rekurensi tumor. Tindakan operasi tidak hanya
mengangkat seluruh tumor tetapi juga termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang
anaplastik adalah reseksi bedah saraf. Dengan pendekatan ini, kontrol lokal
berkisar antara 50% dan 70%, tergantung pada status reseksi. Sebuah seri atau
studi lebih kecil telah menunjukkan bahwa radioterapi pasca operasi pada
27
populasi pasien ini dapat meningkatkan harapan hidup, yang diterjemahkan ke
sebagai tumor radioresisten, dan radiasi dosis 60 Gy atau lebih tinggi telah
dapat direseksi, gejala penyakit sisa, atau tumor berulang. Diagnosis radiologi
stereotactic.
5. Terapi sistemik lainnya dapat dipertimbangkan untuk tumor yang tidak dapat
Rencana Preoperatif
28
perioperatif digunakan sebagai profilaksis pada semua pasien untuk organisme
(13):
Grade III : Reseksi total tumor, tanpa reseksi atau koagulasi dari perlekatan
dura atau mungkin perluasan ekstradural (misalnya sinus yang terserang atau
II.7 Radioterapi
ini biasanya tidak disertai dengan mutasi gen NF2. Sering tumor ini berasal dari
pinggiran lapangan terpancar. Bukti untuk radiasi yang berasal dari setidaknya
29
1. Korban tumor yang telah menerima radiasi pada mata atau leher memiliki
kemudian.
2. Sebuah studi kohort pada pasien yang diikuti di Israel yang memiliki medan
Ada kebutuhan untuk bekerja yang lebih tepat pada efek dari radiasi pada
tidak. Pada kasus meningioma yang tidak dapat dioperasi karena lokasi yang sulit,
keadaan pasien yang buruk, atau pada pasien yang menolak dilakukan operasi,
terakhir menyatakan terapi external beam irradiation tampaknya akan efektif pada
30
Efektifitas dosis yang lebih tinggi dari radioterapi harus dengan
radioterapi (13).
Radiasi Stereotaktik
pada tahun 1960an menggunakan alat Harvard proton beam. Setelah itu
bervariasi, yang paling sering digunakan adalah sinar foton yang berasal dari Co
gamma (gamma knife) atau linear accelerators (LINAC) dan partikel berat
(proton, ion helium) dari cyclotrons. Semua teknik radioterapi dengan stereotaktik
ini dapat mengurangi komplikasi, terutama pada lesi dengan diameter kurang dari
2,5 cm. Steiner dan koleganya menganalisa pasien meningioma yang diterapi
dengan gamma knife dan diobservasi selama 5 tahun. Mereka menemukan sekitar
kasus. Baru-baru ini peneliti yang sama melakukan studi dengan sampel 99 pasien
31
Kemoterapi
sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak baru sedikit
walaupun regimen tersebut efektifitasnya sangat baik pada tumor jaringan lunak.
hidup dengan rata-rata sekitar 5,3 tahun. Pemberian obat kemoterapi lain seperti
dihambat pada fase S dari siklus sel dan menginduksi apoptosis dari beberapa sel
32
Southwest pada 19 pasien dengan meningioma yang sulit dilakukan reseksi dan
pertumbuhan tumor pada 6 pasien, dan respon minimal atau parsial pada tiga
pasien (13).
mg perhari selama 2 hingga 31 bulan. Pada studi yang pertama didapatkan 5 dari
tumor pada empat pasien dan satu pasien gangguan lapang pandangnya membaik
pada salah satu pasien tersebut. Pada studi yang kedua dari kelompok Netherlands
empat pasien, stabil pada tiga pasien, dan pengurangan ukuran yang minimal pada
tiga pasien. Tiga jenis obat tersebut sedang dilakukan penelitian dengan jumlah
sampel yang lebih besar pada meningioma tetapi sampai sekarang belum ada
terapi yang menjadi prosedur tetap untuk terapi pada tumor ini (13).
II.8 Prognosis
dilaporkan survival rate lima tahun adalah 75%. Pada anak-anak lebih agresif,
perubahan menjadi keganasan lebih besar dan tumor dapat menjadi sangat besar.
33
Pada penyelidikan pengarang-pengarang barat lebih dari 10% meningioma akan
Sejak 20 tahun lalu meningioma dipandang sebagai tumor jinak, dan bila
ada invasi dan kerusakan tulang tumor tidak berkapsul pada saat operasi invasi
jarang dilaporkan, dengan kemajuan teknik dan pengalaman operasi para ahli
bedah maka angka kematian post operasi makin kecil. Diperkirakan angka
kematian post operasi selama lima tahun (1942–1946) adalah 7,9% dan (1957–
34
BAB III
PENUTUP
Simpulan
lingkungan berupa gaya hidup dan genetik telah dipelajari namunnya perannya
masih dipertanyakan. Faktor lain yang telah diteliti yaitu penggunaan hormone
endogen dan eksogen, penggunaan telepon genggam, dan variasi genetik atau
polimorfisme.
dari tumor dengan pemberian kontras. Meninioma tampak sebagai masa yang
homogen dengan densitas tinggi, tepi bulat dan tegas. Dapat terlihat juga adanya
hiperostosis kranialis, destruksi tulang, udem otak yang terjadi sekitar tumor, dan
pertama. Tindakan operasi tidak hanya mengangkat seluruh tumor tetapi juga
termasuk dura, jaringan lunak, dan tulang untuk menurunkan kejadian rekurensi.
35
DAFTAR PUSTAKA
2. Harsono. Tumor Otak. Dalam : Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi pertama.
Yogyakarta: UGM Press, 1999; 201-201.
3. Wonoyudo, Tri Astuti. Peran CT Scan Pada Diagnosis Tumor Otak. Cermin
Dunia Kedokteran, 1992;77:12-18.
36
14. Widjaja D. Meningioma Intracranial. Tanpa Tahun; (online),
(http://www.portalkalbe.co.id/files/cdk/files/09MeningiomaIntrakranial016.p
df/09MeningiomaIntrakranial016.html, diakses tanggal 25 November 2011).
16. Riadi, Djoko. Terapi Pembedahan Tumor Otak. Cermin Dunia Kedokteran,
1992;77:30-32.
17. Stephanie E Combs, Lutz Edler, Iris Burkholder, et al. Treatment of patients
with atypical meningiomas Simpson grade 4 and 5 with a carbon ion boost in
combination with postoperative photon radiotherapy: The MARCIE Trial.
BMC Cancer,2010;10(615):1471-2407.
19. Peter Black, M.D., Ph.D., Andrew Morokoff, M.D., Ph.D., Jacob Zauberman,
M.D., et.al. Meningiomas: Science and Surgery. Clinical Neurosurgery,
2007;54:91-99.
20. P. Filippo Adamo, Lisa Forrest, Richard Dubielzig. Canine and Feline
Meningiomas: Diagnosis,Treatment, and Prognosis. Compendium,
2004;4:951-966.
37