Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU FARMAKOGNOSI

Secoisolariciresinol Diglucoside Determination In Flaxseed


(Linum Usitatissimum L.) Oil And Application To A Shelf Life
Study

NAMA : MELANI INDAH SARI


NIM : 15330106
DOSEN : DRA. SUBARYANTI, M.SI. Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2017
RESUME

Untuk menentukan Secoisolariciresinol Diglucoside (SDG) pada minyak biji rami atau
Linum usitatissimum L. Adalah dengan menggunakan fasa High Performance Liquid
Chromatographic (HPLC) fase balik dengan Diode Array Detection (DAD). Langkah yang
pertama dengan optimalisasi metode HPLC – DAD untuk pemisahan dan kuantifikasi SDG
dalam minyak biji rami. DAD sangat cocok untuk analisis SDG dalam minyak biji rami karena
spektrumnya yang khusus antara 220 dan 380 nm. Kondisi HPLC –DAD yang optimal (fase
gerak, gradien dan laju alir) memungkinkan pemisahan yang terjadi akan menghasikan hasil
yang baik. Langkah yang kedua dengan mengoptimalkan prosedur ekstraksi SDG dari minyak
biji rami. Pemisahan SDG dari komponen polar lain dalam ekstrak minyak biji rami
menggunakan HPLC –DAD sebesar 283 nm. Aglycone Secoisolariciresinol (SECO) dalam
ekstrak minyak biji rami dalam bentuk glikosida sebagai SDG mempunyai spektrum UV yang
sangat mirip. Waktu penyimpanan SDG bervariasi dari 0,5 sampai 0,9 menit dibandingkan
dengan waktu retensi SECO, waktu penyimpanan SECO adalah 23.884 menit. Oleh karena itu,
konsentrasi SDG dalam minyak biji rami mengacu pada konsentrasi SECO yang digunakan
sebagai senyawa standar untuk merencanakan kurva kalibrasi.

Waktu penyimpanan SDG pada ekstrak minyak biji rami adalah 23,034 menit dan ini
menunjukkan penyerapan maksimum pada spektrum 283 nm. Puncak kromatografi diukur
pada spektrum 283 nm. Pemindaian puncak SDG dilakukan pada spektrum 220-380 nm. Sinyal
pada spektrum 239 dan 278 nm berguna untuk mengkonfirmasi puncak yang ditetapkan SDG.
SDG dalam minyak biji rami diidentifikasi dengan perbandingan waktu retensi dengan yang
standar. Perolehan metode ini dinilai dengan evaluasi beberapa parameter penting seperti
pemulihan absolut, keterulangan, linieritas dan limits of detection (LOD) dan quantifikasi
(LOQ). Grafik kalibrasi pada spektrum 283 nm, yang merupakan panjang gelombang dengan
penyerapan maksimum analit, diperoleh dengan memplot konsentrasi terhadap luas puncak
untuk delapan konsentrasi standar yang berbeda yang dilarutkan dalam metanol.

Untuk menguji pelarut terbaik untuk ekstraksi SDG dari minyak biji rami, pelarut
berikut dibandingkan dengan metanol absolut, metanol/water (80/20, v/v), metanol/water
(70/30, v/v). Untuk mengevaluasi efisiensi sampel pelarut ekstraksi yang dipertimbangkan
dengan larutan standar 50 ug / mL yang diekstraksi. Ekstraksi dilakukan secara tiga rangkap.
Persentase pemulihan untuk tiga pelarut ekstraksi yang berbeda adalah 88,8 ± 1,5% untuk
metanol absolut, 94,9 ± 1,7% untuk metanol/water (80/20, v/v), dan 91,3 ± 1,9% untuk
metanol/water (70/30, v/v). Data yang diperoleh tidak berbeda secara statistik sehingga dapat
memilih yang paling dipertimbangkan dalam literatur, yaitu metanol/water (80/20, v/v), sesuai
dengan Montedoro et al. (1992).

SDG dalam minyak biji rami dalam kondisi penyimpanan tanpa antioksidan, dengan
antioksidan 0,02% dan dengan antioksidan 0,06% tidak mempunyai perbedaan yang sangat
signifikan. Konsentrasi SDG dalam minyak biji rami turun selama penyimpanannya dan
hasilnya lebih rendah dari LOD setelah 8 bulan. Pada minyak biji rami segar kandungan SDG
sekitar 4 mg / kg. Setelah 90 hari penyimpanan, jumlah SDG lebih tinggi pada minyak biji rami
yang disimpan pada suhu 4 ⁰C.

Tidak ada efek signifikan pada pelestarian SDG yang menyimpan sampel di tempat
yang gelap dibandingkan dengan paparan cahaya. Penambahan antioksidan untuk melindungi
minyak biji rami ternyata tidak bermanfaat bagi pelestarian SDG, terlebih lagi efek antioksidan
yang sedikit diamati, efek ini akan meningkat jika konsentrasi vitamin tambahan dari
antioksidan 0,02% sampai antioksidan 0,06%. Kandungan SDG dalam minyak rami segar
seribu kali lebih rendah daripada yang ditemukan pada biji rami.

Kandungan polifenol dalam minyak biji rami dengan kondisi penyimpanan dalam
tanpa antioksidan, dengan antioksidan 0,02% dan dengan antioksidan 0,06% tidak mempunyai
efek yang signifikan. Pada minyak biji rami segar kandungan polifenol total sekitar 30 mg /
kg., kandungan polifenol yang diuji menghasilkan lebih rendah bila dibandingkan dengan
kandungan polifenol yang diuji dengan tanpa antioksidan, antioksidan 0,02% dan antioksidan
0,06%. Penambahan antioksidan tampaknya memiliki efek negatif pada kandungan fenol,
mungkin karena efeknya yang pro-oksidan.

Adanya penurunan kadar SDG dan polifenol selama penyimpanan minyak biji rami
dan jumlah peroksida minyak biji rami meningkat selama penyimpanan. Meningkatnya sedikit
lebih rendah bagi minyak biji rami yang disimpan pada suhu 4 ⁰C di tempat gelap ketika tidak
ada penambahan antioksidan. Tujuan penambahan antioksidan yaitu untuk melindungi minyak
biji rami agar menghasilkan peningkatan jumlah peroksida setelah 8 bulan penyimpanan,
kenaikan itu sedikit lebih besar dari minyak biji rami yang terpapar cahaya.

Pengaruh berbagai efek kondisi penyimpanan pada pelestarian SDG, kandungan fenol
total, dan jumlah peroksida diamati Suhu gelap dan suhu penyimpanan yang rendah
memungkinkan untuk mempertahankan SDG dan minyak biji rami dari degradasi oksidatif.

Anda mungkin juga menyukai