Anda di halaman 1dari 9

Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :

Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

PENGARUH PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI


PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR BUPATI
KABUPATEN BIREUEN

Mahyu Danil 1*)


1) Dosen Tetap STIE Kebangsaan Bireuen – Aceh
*) mdanil@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pengeluaran konsumsi sebagai fungsi dari pendapatan merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap tingkah laku Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melakukan konsumsi. Oleh
karena itu, perlu meningkatkan pendapatan yang maksimal, karena tinggi rendahnya pendapatan
PNS berpengaruh terhadap tingkat konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
pengeluaran konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen dan untuk mengetahui pengaruh
pendapatan yang diperoleh terhadap pola konsumsi PNS. Sampel dalam penelitian ini adalah 44
orang PNS, yang dianalisis secara deksriptif dan metode regresi sederhana berdasarkan teori fungsi
konsumsi. Hasil penelitian, menunjukkan pendapatan PNS dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan-
kebuhan konsumsi, seperti biaya pendidikan anak, biaya kesehatan, biaya transportasi dan biaya
lain-lain. 82,8 % pendapatan diakomodasikan dalam konsumsi. Perubahan pendapatan memiliki
pengaruh sebesar 1,21% pada tingkah laku konsumsi.

Keywords: Pendapatan, konsumsi.

1. Pendahuluan sering dipergunakan Produk Nasional


Bruto (Gross National Product, GNP) atau
Pembangunan ekonomi merupakan usaha pendapatan perkapita. Tujuan pembangunan
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi untuk menaikkan tingkat kesejahteraan
guna mempertinggi tingkat pendapatan hidup masyarakat yang dapat digambarkan
dan kesejahteraan hidup masyarakat. melalui pendapatan nyata perkapita,
Pemba-ngunan ekonomi, dalam jangka sedangkan mutu kehidupan tercermin dari
panjang bertujuan untuk mencapai kenaikan tingkat dasar pola konsumsi yang meliputi
pendapatan nyata perkapita, kesempatan unsur pangan, sandang, pemukiman,
kerja yang lebih luas, mengurangi perbedaan kesehatan dengan tujuan mempertahankan
perkembangan pembangunan dan kemak- derajat hidup manusia secara wajar.
muran antar daerah, serta merubah struktur Konsumsi secara umum diartikan sebagai
perekonomian supaya tidak berat sebelah. penggunaan barang-barang dan jasa yang
Sebagai ukuran kemajuan ekonomi tersebut

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 33
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

secara langsung akan memenuhi kebutuhan lain sebagainya. Pola konsumsi berhubungan
manusia. Konsumsi sebagai pembelanjaan dengan pendapatan PNS, apabila pendapatan
yang dilakukan oleh rumah tangga atas konstan, sedangkan konsumsi meningkat,
barang-barang dan jasa-jasa akhir dengan maka PNS harus menurunkan pola konsumsi
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari pada tingkat yang rendah, jika tidak maka
orang yang melakukan pekerjaan tersebut. PNS akan mengalami ketidakmampuan
konsumsi, karena pendapatan tidak
Pola konsumsi mencerminkan tingkat
meningkat sehingga mempengaruhi tingkat
pengeluaran masyarakat untuk memenuhi
kesejahteraan. Permasalahan penelitian ini
kebutuhan jasmani dan rohani. Pemenuhan
untuk mengkaji tentang: “Pengaruh
kebutuhan ini selalu menghadapi berbagai
pendapatan PNS terhadap tingkat konsumsi,
kendala. Keinginan manusia akan barang-
dengan wilayah penelitian pada PNS Kantor
barang dan jasa relatif tidak terbatas,
Bupati Kabupaten Bireuen.
karena manusia tidak pernah merasa
puas atas apa yang telah mereka peroleh, Dengan identifikasi masalah yang dibahas
sedangkan pendapatan untuk membiayai adalah: (1) Bagaimana pola pengeluaran PNS
pemuasan keinginan tersebut relatif kaitannya dengan konsumsi, dan (2) Apakah
terbatas. pendapatan berpengaruh terhadap pola
konsumsi Pegawai Negeri Sipil Kantor Bupati
Mengingat pendapatan merupakan
Kabupaten Bireuen.
faktor utama yang sangat besar pengaruhnya
terhadap tingkah laku masyarakat dalam Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi
melakukan konsumsi suatu barang/jasa, mempunyai hubungan yang erat, hal ini
maka yang perlu diperhatikan adalah sesuai dengan yang dikatakan Muana
bagaimana pengaruh pola konsumsi berubah- (2005:152) penghasilan seseorang merupakan
ubah pada setiap tingkat pendapatan. Hal ini faktor utama yang menentukan pola
sebagaimana disebutkan Muana, (2005:109) konsumsi. Kadariah (2002:92) mengatakan
bahwa: ”Pengeluaran konsumsi diasumsikan pendapatan dan kekayaan merupakan faktor
merupakan fungsi dari pendapatan disposibel penentuan utama dalam berkonsumsi.
(disposibel income)”, tingkat konsumsi Menurut Sukirno, (2001: 53) Dalam menyusun
seseorang atau rumah tangga tidak hanya pola konsumsi, pada umumnya seseorang
tergantung pada current income pada akan mendahulukan kebutuhan pokok,
periode itu saja, akan tetapi juga yang sedangkan kebutuhan primer dipenuhi
lebih penting adalah pada pendapatan pada saat tingkat penerimaan pendapatan
yang diharapkan diterima dalam jangka meningkat.
panjang. Dalam hal ini individu diasumsikan
Winardi (2002:47), mengemukakan:
merencanakan suatu pola pengeluaran
“Pola konsumsi masyarakat ditentukan
konsumsi semasa hidup yang didasarkan atas
oleh tingkat pendapatan, semakin tinggi
selama hidup mereka”.
pendapatan masyarakat, maka semakin baik
Pendapatan Pegawai Negeri Sipil juga pola konsumsi, hal ini dikarenakan
(PNS) sudah diatur dan ditetapkan sesuai masyarakat mempunyai kemampuan untuk
dengan golongan/pangkat dan masa kerja. memenuhi kebutuhan untuk konsumsi”.
Pendapatan PNS diterima selama satu bulan
Sedangkan Darlina (1992) dari hasil
sekali. Pendapatan yang mereka peroleh
penelitiannya menjelaskan bahwa, makin
tersebut, digunakan untuk keperluan
besar pendapatan yang diperoleh maka
konsumsi, baik konsumsi kebutuhan pokok,
pengeluaran untuk konsumsi makin besar
sekunder maupun kebutuhan tertier. Selain
pula. Setiap kenaikan pendapatan 1 persen
itu pendapatan diperuntukkan/disisihkan
maka akan diikuti meningkatnya pengeluaran
untuk tabungan mereka pada masa yang
konsumsi sebesar 0,54%.
akan datang, dengan harapan segala
kesulitan/ hambatan dapat diatasi dengan
tersedianya tabungan seperti, untuk 2. Landasan Teoritis
kesehatan, pendidikan terutama bagi
mereka dan anak-anak pada masa yang akan a. Konsumsi
datang, pengeluaran biaya transportasi dan

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 34
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

Konsumsi merupakan kegiatan menggu- kecilnya pendapatan seseorang sangat


nakan barang dan jasa untuk memenuhi menentukan tingkat konsumsinya. Hubungan
kebutuhan hidup. Menurut Michael (2001:49) konsumsi dengan tingkat pendapatan
konsumsi dapat diartikan sebagai berikut: sebagaimana dijelaskan Maynard Keynes
(Kadariah, 2002:233) yaitu:
Konsumsi adalah semua penggunaan barang
dan jasa yang dilakukan manusia untuk C = a + bY
memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan
Di mana :
jasa yang digunakan dalam proses produksi
C = Pengeluaran untuk konsumsi
tidak termasuk konsumsi, karena barang dan
a = Besarnya konsumsi pada saat pendapat
jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi
an tidak ada (sama dengan nol)
kebutuhan hidup manusia. Barang dan jasa
b = Besarnya tambah konsumsi yang disebab
dalam proses produksi ini digunakan untuk
kan tambah pendapatan, disebut hasrat
memproduksi barang lain.
berkonsumsi marjinal
Konsumsi adalah barang yang langsung
dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan
Dari rumusan yang dikemukakan di
hidup, sedangkan barang produksi adalah
atas maka dapat diketahui bahwa besarnya
barang yang dipergunakan untuk menghasil-
konsumsi sangat dipengaruhi oleh besarnya
kan barang lain. Individu yang mengkonsumsi
pendapatan. Namun yang perlu digaris
disebut konsumen dan pengusaha yang
bawahi adalah perubahan (peningkatan)
memproduksikan disebut produsen. Konsumsi
konsumsi yang disebabkan oleh perubahan
merupakan besarnya belanja yang dikeluar-
(peningkatan) pendapatan tidak bersifat
kan oleh setiap rumah tangga dalam satu
proporsional. Oleh karena itu, tabungan
bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
merupakan bagian pendapatan yang tidak
baik makanan maupun bukan makanan.
dikonsumsi, maka semakin tinggi tingkat
Tindakan konsumsi dilakukan setiap pendapatan seseorang semakin tinggi
hari oleh siapapun, tujuannya adalah untuk pada tingkat tabungannya. Kelebihan dari
memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan pendapatan yang tidak digunakan untuk
mencapai tingkat kemakmuran dalam arti konsumsi dapat disisihkan untuk tabungan.
terpenuhi berbagai macam kebutuhan,
Teori konsumsi yang dikemukakan oleh
baik kebutuhan pokok maupun sekunder,
Milton (Muana, 2005:119) “pengeluaran
barang mewah maupun kebutuhan jasmani
konsumsi sekarang bergantung pada
dan kebutuhan rohani. Selanjutnya Michael
pendapatan sekarang dan pendapatan yang
(2001:51) menjelaskan: “Tingkat konsumsi
diperkirakan di masa yang akan datang”.
memberikan gambaran tingkat kemakmuran
Dalam jangka panjang pengeluaran konsumsi
seseorang atau masyarakat”. Pengertian
adalah proporsional terhadap pendapatan.
kemakmuran adalah semakin tinggi tingkat
Penghasilan seseorang merupakan faktor
konsumsi seseorang maka semakin makmur,
utama yang menentukan pola konsumsi.
sebaliknya semakin rendah tingkat konsumsi
Dengan demikian pembangunan ekonomi
seseorang berarti semakin miskin.
menitik beratkan hanya para penekanan
Menurut Todaro (2002:213): “konsumsi konsumsi dan memperbesar tabungan serta
secara umum diartikan sebagai penggunaan investasi untuk mencapai pertumbuhan
barang-barang dan jasa yang secara langsung ekonomi yang lebih tinggi.
akan memenuhi kebutuhan manusia”.
Manusia dalam mempertahankan
Konsumsi sebagai pembelanjaan yang
hidupnya membutuhkan makanan, pakaian,
dilakukan oleh rumah tangga atas barang-
perumahan dan sebagainya. Oleh karena
barang dan jasa-jasa untuk konsumen
itu, timbul masalah konsumsi, baik konsumsi
akhir atau dibutuhkan oleh seseorang atau
makanan maupun bukan makanan. Dalam
masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi
usaha memenuhi kebutuhan konsumsi
kebutuhan dari orang yang melakukan
diperlukan sejumlah pendapatan, karena
pekerjaan tersebut.
pendapatan itu merupakan sumber untuk
Untuk dapat mengkonsumsi, seseorang melakukan pengeluaran konsumsi. Menurut
harus mempunyai pendapatan, besar Sukirno (2001:110) menjelaskan bahwa:

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 35
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

Pengeluaran konsumsi bukan saja dibiayai terpenuhi, karena biasanya akan diikuti oleh
oleh pendapatan saja tetapi juga dari kebutuhan lain seperti kebutuhan sekunder.
sumber-sumber lain seperti dari tabungan Kebutuhan manusia akan bertambah terus,
yang dibuat pada masa lalu dengan menjual baik macam, jumlah maupun mutunya.
harta kekayaannya ataupun dari meminjam. Penyebab ketidak terbatas kebutuhan
Keadaan ini terjadi karena adanya kelebihan manusia secara keseluruhan, antara lain
pengeluaran dari pada pendapatan yang pertambahan penduduk, kemajuan teknologi,
diterima. Pengeluaran konsumsi dalam taraf hidup yang semakin meningkat,
hal ini adalah semua pengeluaran untuk keadaan lingkungan dan tingkat kebudayaan
barang dan jasa baik yang diperoleh dengan manusia yang semakin meningkat pula.
membeli maupun yang dihasilkan sendiri
Selanjutnya Todaro (2002:116) membagi-
serta dikonsumsi langsung oleh rumah
bagikan beberapa tingkat atau katagori jenis
tangga.
konsumsi yakni: “konsumsi barang-barang
Pengeluaran konsumsi sebagaimana kebutuhan pokok disebut konsumsi primer,
disebutkan Muana ((2005:109) adalah: konsumsi sekunder dan konsumsi barang-
“Merupakan fungsi dari pendapatan barang mewah”.
disposibel, namun dalam perkembangan
Konsumsi pokok dimaksudkan untuk
selanjutnya konsumsi juga dianggap
memenuhi kebutuhan primer minimal yang
merupakan fungsi dari faktor-faktor yang
harus dipenuhi untuk dapat hidup. Konsumsi
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan”.
yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
Dalam melakukan pengeluaran konsumsi
jenis konsumsi pokok adalah makanan,
seseorang harus memperhatikan tingkat
pakaian dan perumahan.
penerimaan yang diperoleh. Untuk maksud
tersebut seseorang dalam melakukan Konsumsi sekunder, adalah kebutuhan
pengeluaran harus melihat konsumsi yang kurang begitu penting untuk dipenuhi.
mana yang paling dibutuhkan dan setelah Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, manusia
konsumsi tersebut terpenuhi haruslah sisa masih dapat hidup, misalnya kebutuhan
pendapatan yang ada digunakan untuk lain akan meja, kursi, radio, buku-buku
yang bersifat penunjang, misalnya untuk bacaan, kebutuhan ini akan dipenuhi
memperoleh barang-barang mewah dan apabila kebutuhan pokok sudah terpenuhi.
dapat juga dijadikan sebagai tabungan dari Oleh karena itu, kebutuhan ini sering
selisih pendapatan yang tidak digunakan oleh disebut kebutuhan kedua atau kebutuhan
konsumsi. Adanya kelebihan pendapatan sampingan.
masyarakat untuk tabungan, maka
Konsumsi barang-barang mewah.
menggambarkan masyarakat tersebut sudah
Konsumsi ini dipenuhi apabila konsumsi
sejahtera karena dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan pokok dan sekunder telah
yang diinginkan untuk dikonsumsi.
terpenuhi. Seseorang akan membutuhkan
b. Jenis-jenis Konsumsi barang-barang mewah, misalnya mobil,
berlian, barang-barang elektronik dan
Masyarakat dalam menentukan dan
sebagainya jika mempunyai kelebihan yang
memilih jenis konsumsi sangat berbeda dan
maksimal. Keinginan untuk memenuhi
beraneka ragam, hal itu tergantung dari
barang-barang mewah ditentukan oleh
tingkat penerimaan keluarga yang diperoleh.
penghasilan seseorang dan lingkungannya.
Suatu keluarga dapat menentukan jenis
Orang yang bertempat tinggal di lingkungan
konsumsi menurut tingkat yang disesuaikan
orang kaya, biasanya berhasrat atau
dengan tingkat kemampuan. Sedangkan
berkeinginan memiliki barang-barang mewah
tingkat kemampuan ini digambarkan oleh
seperti yang dimiliki orang di lingkungannya.
tingkat pendapatan yang diterima keluarga
dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Dengan demikian jelaslah bahwa jenis
Menurut Todaro (2002:115) menjelaskan konsumsi sangat beragam, baik konsumsi
jenis-jenis konsumsi antara lain: Kebutuhan pokok, sekunder maupun barang-barang
manusia beraneka ragam dan berlangsung mewah. Akan tetapi jenis konsumsi yang
secara terus menerus, manusia merasa diutamakan adalah kebutuhan pokok. Apabila
belum puas walaupun satu kebutuhan telah seseorang memiliki pendapatan lebih barulah

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 36
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

kebutuhan sekunder atau barang mewah barang inferior memiliki hubungan yang
dikonsumsikan seseorang. Reksoprayitno negatif terhadap pendapatan karena jika
(2004:212) menjelaskan bahwa manusia kenaikan pendapatan maka permintaan
dalam memenuhi kebutuhan terlebih dahulu terhadap barang inferior akan menurun.
perlu melakukan usaha, melalui usaha Dengan menganggap pendapatan tetap
diperoleh pendapatan yang digunakan untuk sebenarnya tidak dapat ditafsirkan bahwa
konsumsi. pendapatan tidak mempunyai pengaruh
terhadap jumlah barang yang diminta,
Tujuan kegiatan ekonomi pada
karena masih ada faktor-faktor lain yang
umumnya adalah untuk menambah
juga tidak kurang penting yaitu barang lain
kebutuhan masyarakat dalam kehidupannya,
dan selera.
terutama kebutuhan primer. Apabila
masyarakat sudah dapat memenuhi semua Sihotang (2004:94) mengemukakan
kebutuhannya, baik kebutuhan primer bahwa: “Pendapatan dapat diartikan sebagai
maupun sekunder berarti masyarakat jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-
tersebut telah dapat mencapai kemakmuran. jasa kegiatan yang dilakukan yang diserahkan
Bekerja atau melakukan kegiatan usaha pada suatu waktu terentu atau pendapatan
baik di bidang produktif maupun jasa, dapat juga diperoleh dari harta kekayaan”.
diharapkan masyarakat ditujukan untuk
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
dapat menghasilkan kebutuhan masyarakat
Mubyarto (2005:10) bahwa: “Pendapatan
itu sendiri. Melalui hasil usaha atau
adalah hasil berupa uang atau material
memproduksi sendiri maka suatu kebutuhan
lainnya”. Pendapatan yang diterima oleh
konsumsi juga dapat diperoleh.
subjek ekonomi berdasarkan prestasi yang
c. Pendapatan diserahkan yaitu pendapatan dari pekerjaan,
pendapatan dari proyek yang dilakukan
Pendapatan seseorang dapat
sendiri atau perorangan dan pendapatan
didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan
yang diperoleh seseorang berasal dari
yang dinilai dengan satuan mata uang
kekayaan sektor sub sistem.
yang dapat dihasilkan seseorang atau
suatu bangsa dalam periode tertentu. Soekartawi (2002:132) menjelaskan
Reksoprayitno (2004:79) mendefinisikan: pendapatan akan mempengaruhi banyaknya
“Pendapatan (revenue) dapat diartikan barang yang dikonsumsikan, bahkan sering
sebagai total penerimaan yang diperoleh kali dijumpai dengan bertambahnya
pada periode tertentu”. Dengan demikian pendapatan, maka barang yang dikonsumsi
dapat disimpulkan bahwa pendapatan bukan saja bertambah, tapi juga kualitas
adalah sebagai jumlah penghasilan yang barang tersebut ikut menjadi perhatian.
diterima oleh pada anggota masyarakat Misalnya sebelum adanya penambahan
untuk jangka waktu tertentu sebagai balas pendapatan beras yang dikonsumsikan
jasa atau faktor-faktor produksi yang telah adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi
disumbangkan. setelah adanya penambahan pendapatan
maka konsumsi beras menjadi kualitas yang
Pendapatan PNS adalah penerimaan
lebih baik.
dari gaji tetap, atau balas jasa dari hasil
usaha yang diperoleh setelah dipotong Pendapatan seseorang atau individu
pajak PPH oleh setiap pegawai dalam satu dapat diartikan sebagai jenis pendapatan
bulan. Pendapatan yang diperoleh pegawai masyarakat, termasuk pendapatan yang
negeri sipil dari usaha sampingan adalah diperoleh tanpa melakukan kegiatan
pendapatan tambahan yang merupakan apapun, yang diterima oleh penduduk.
penerimaan lain dari luar aktivitas pokok Pendapatan pribadi merupakan pendapatan
atau pekerjaan pokok. Pendapatan dari hasil usaha yang diperoleh individu atau
sampingan yang diperoleh secara langsung kelompok rumah tangga dan digunakan untuk
dapat digunakan untuk menunjang atau memenuhi kebutuhan sehari-hari.
menambah pendapatan pokok.
Pendapatan sesuatu negara atau
Pendapatan memiliki hubungan yang pendapatan yang diperoleh masyarakat akan
positif terhadap barang normal, sedangkan dapat meningkatkan tabungan masyarakat

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 37
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

itu sendiri. Karena untuk mempercepat Tinggi rendahnya pengeluaran sangat


pembangunan ekonomi memerlukan pemben- tergantung kepada kemampuan keluarga
tukan modal yang besar, pengumpulan modal dalam mengelola penerimaan atau
dalam lembaga keuangan merupakan salah pendapatannya. Selain itu pengalaman
satu faktor untuk membiaya pembangunan berusaha juga mempengaruhi pendapatan.
ekonomi. Akan tetapi penyediaan dana Semakin baiknya pengalaman berusaha
yang dipergunakan untuk pembentukan seseorang maka semakin berpeluang
modal dalam usaha untuk mempercepat dalam meningkatkan pendapatan. Karena
pembangunan tersebut berasal dari tabungan seseorang atau kelompok memiliki kelebihan
masyarakat yang berhasil dihimpun oleh keterampilan dalam meningkatkan aktivitas
perbankan. sehingga pendapatan turut meningkat. Usaha
meningkatkan pendapatan masyarakat dapat
Tingkat pendapatan merupakan salah
dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan
satu kriteria maju tidaknya suatu daerah.
yaitu membina kelompok masyarakat
Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah,
dapat dikembangkan dengan pemenuhan
dapat dikatakan bahwa kemajuan dan
modal kerja, ketepatan dalam penggunaan
kesejahteraan tersebut akan rendah pula.
modal kerja diharapkan dapat memberikan
Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan
kontribusi terhadap pengembangan usaha
pada bank yang tujuannya adalah untuk
sesuai dengan yang diharapkan sehingga
berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang
upaya peningkatkan pendapatan masyarakat
pendidikan, produksi dan sebagainya juga
dapat terwujud dengan optimal.
mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat.
Demikian pula hanya bila pendapatan Begitu juga PNS dalam upaya meningkat-
masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka kan pendapatan adalah tergambar dari
tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah golongan atau jabatan, semakin tingginya
tersebut tinggi pula. golongan maka semakin meningkat
pendapatan. Bagi PNS yang menggunakan
kesempatan untuk mencari atau membuka
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi usaha lain sebagai pekerjaan sampingan
Pendapatan merupakan suatu faktor yang turut
meningkatnya pendapatan.
Pendapatan seseorang dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Menurut Boediono, Distribusi pendapatan adalah penyaluran
(2002:150) antara lain dipengaruhi: atau pembelanjaan PNS untuk kebutuhan
konsumsi. Kurangnya distribusi pendapatan
1)Jumlah faktor-faktor produksi yang
dapat menimbulkan daya beli rendah,
dimiliki yang bersumber pada, hasil-hasil
terjadinya tingkat kemiskinan, ketidak
tabungan tahun ini dan warisan atau
adilan, kelaparan dan lain-lain yang akhirnya
pemberian.
akan menimbulkan anti pati golongan
2) Harga per unit dari masing-masing faktor
masyarakat yang berpendapatan rendah
produksi, harga ini ditentukan oleh
terhadap yang berpendapatan tinggi,
penawaran dan permintaan di pasar
sehingga akan menimbulkan kecemburuan
faktor produksi.
sosial di dalam masyarakat.
3) Hasil kegiatan oleh anggota keluarga
sebagai pekerjaan sampingan. Toweulu (2001:3) menjelaskan bahwa:
Tingkat pendapatan mempengaruhi “Untuk memperbesar pendapatan, seseorang
tingkat konsumsi masyarakat. Hubungan anggota keluarga dapat mencari pendapatan
antara pendapatan dengan konsumsi dan dari sumber lain atau membantu pekerjaan
tabungan merupakan suatu hal yang sangat kepala keluarga sehingga pendapatannya
penting dalam berbagai permasalahan bertambah”.
ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa
e. Hubungan Konsumsi dengan Pendapatan
pengeluaran konsumsi meningkat dengan
naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika Tingkat konsumsi memberikan gambaran
pendapatan turun, pengeluaran konsumsi tingkat kemakmuran seseorang atau suatu
juga turun. masyarakat. Semakin tinggi tingkat konsumsi,
semakin sejahtera seseorang. Sebaliknya

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 38
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

semakin rendah tingkat konsumsi, berarti akan menambah barang yang akan dibeli
semakin miskin. Untuk dapat mengkonsumsi berlaku untuk barang normal. Dari kurva
seseorang harus mempunyai pendapatan. konsumsi pendapatan maka dapat diturunkan
Apabila pendapatan meningkat, seseorang sehingga membentuk sebuah kurva Engel
dapat mengkonsumsi barang dalam jumlah (Engel Kurve).
yang lebih banyak, namun tidak semua
pendapatan digunakan untuk konsumsi, 3. Metode Penelitian
akan tetapi bagi seseorang yang memiliki Penelitian ini dilakukan di Kantor
kelebihan pendapatan setelah konsumsi akan Bupati Kabupaten Bireuen. Batasan masalah
digunakan untuk menabung. Menurut Gossen yang diteliti adalah tentang pendapatan
(dalam buku Kadariah, 2002:97) menjelaskan Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta tingkat
bahwa kepuasan konsumsi diperoleh konsumsi rata-rata. Tingkat pendapatan
dengan tingginya pendapatan. Jika jumlah Pegawai Negeri Sipil dibatasi pada PNS yang
suatu barang yang dikonsumsikan dalam menduduki jabatan Kepala Bagian yang
jangka waktu tertentu terus ditambah, berpangkat Penata Muda ke atas sampai
maka kepuasan total yang diperoleh juga dengan pembina ke atas (Golongan III/a
bertambah, hal ini ada kemampuan dari sampai IV/b).
tingkat pendapatan yagn diperoleh. Akan
tetapi kepuasan marginal (tambahan Jumlah PNS di lingkungan Kantor Bupati
kepuasan yang diperoleh jika konsumsi Kabupaten Bireuen sebanyak 391 orang.
ditambah dengan satu unit) akan semakin Untuk kepentingan penelitiasn ini digunakan
berkurang. Bahkan bila konsumsi terus sampel sebanyak 44 PNS, terdiri dari:
dilakukan pada akhirnya tambahan kepuasan PNS yang menduduki jabatan Kepala Sub
yagn diperoleh akan menjadi negatif dan Bagian yang berpangkat Penata Muda keatas
keupasan total menjadi berkurang. eselon IV (III/a dan III/b) adalah 30 orang,
yang menduduki jabatan kepala Bagian
Konsep pendapatan nasional dari segi yang berpangkat Penata keatas eselon III
penerimaan sebagaimana dijelaskan oleh (golongan III/c dan III/d) adalah 11 orang
Keyness (dalam buku Muana, 2004:67) adalah dan yang menduduki jabatan Asisten yang
dalam meningkatkan pendapatan nasional berpangkat Pembina keatas atau eselon II
adalah beberapa asumsi penting yang perlu (golongan IV/a dan IV/b) adalah 3 orang.
diperhatikan adalah:
Penelitian ini bersifat kuantitatif
1) Sektor pemerintah dalam hal ini dengan yaitu menganalisis data yang telah
asumsi tidak ada pajak, jaminan sosial, terkumpul dilapangan dan dianalisis dengan
pengeluaran pemerintah, atau setiap menggunakan rumus Regresi sederhana
unsur yang berhubungan dengan sektor yaitu:
pemerintah. Dalam hal ini pendapatan K = a + bP + e (Sudjana, 2001 : 149)
nasional adalah sama (Yd = Y). (C= Konsumsi, Y= Pendapatan)
2) Sektor luar negeri tidak dimasukkan atau Kriteria pengujian hipotesis menggunakan
diabaikan, karena tidak ada ekspor dan taraf signifikan 5%.
impor. Jadi perekonomian diasumsikan
sebagai perekonomian tertutup.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Garis konsumsi pendapatan adalah
suatu garis atau kurva yang menghubungkan a. Karakteristik Responden
beberapa keseimbangan yang bergeser akibat Karakteristik responden dapat di
peubah pendapatan nasional. Teori Engel deskripsikan bahwa.
memfokuskan tentang sektor perdagangan
luas negeri, yaitu untuk melihat pengaruh 1). Mayoritas umur responden antara 36
kegiatan perdagangan luar negeri terhadap tahun sampai dengan 40 tahun yaitu 52%
permintaan agregat dan juga tingkat 2). Berdasarkan tingkat pendidikan bahwa
pendapatan nasional serta output nasional tingkat pendidikan responden yang
dalam perekonomian domestik. tertinggi persentase adalah tamatan
sarjana (S1) yaitu 79%, responden yang
Kurva Engel konsumsi pendapatan menamatkan tingkat pendidikan program
bahwa, apabila pendapatan bertambah maka

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 39
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

Sarjana (S2) adalah 16% dan yang paling Dari persamaan di atas mengandung arti
kecil tingkat persentase yaitu responden bahwa:
menamatkan pendidikannya jenjang
Nilai Koefisien regresi sebesar 1,2098
Akademi yaitu sebesar 5%.
menunjukkan bahwa apabila terjadinya
3). Golongan PNS yang diteliti, memiliki
perubahan pendapatan sebesar satu juta saja
golongan III/a dan golongan III/b adalah
yang diperoleh PNS maka terjadinya kenaikan
68%, responden yang dolongan III/c dan
terhadap konsumsi pegawai sebesar 1,21
III/d yaitu 25% dan golongan IV/a dan IV/
persen.
b adalah 7%.
Koefisien Regresi (R) diperoleh angka sebesar
b. Tingkat Pendapatan PNS 0,927 yang berarti bahwa nilai tingkat
keretan hubungan pendapatan PNS sangat
Tinggi rendahnya pendapatan pegawai
ytinggi pada kebutuhan konsumsi.
adalah didasarkan pada golongan dan
jabatan. Pendapatan adalah hasil berupa Koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai
uang atau material lainnya. Pendapatan yang sebesar 0,894 atau 89,4% mempunyai makna
diterima oleh subjek ekonomi berdasarkan bahwa, kontribusi variabel pendapatan
prestasi yang diserahkan yaitu pendapatan sebesar 89,4 % terhadap konsumsi.
dari pekerjaan, pendapatan dari proyek
2). Tanggapan Hipotesis
yang dilakukan sendiri atau perorangan dan
pendapatan yang diperoleh seseorang berasal Sebagaimana hipotesis yang telah
dari kekayaan. Untuk lebih jelasnya tingkat dirumuskan bahwa, terdapat pengaruh
pendapatan PNS sebagaimana disajikan pada yang signifikans antara tingkat pendapatan
tabel di bawah ini. dengan tingkat konsumsi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) pada Kantor Bupati Bireuen.
Tabel 1. Tingkat Pendapatan PNS
No. Pendapatan (Rp) (%)
Hasil uji hipotesis diperoleh t-hitung
1. < Rp. 5.000.000 18 sebesar Thitung sebesar 3,382 dan Ttabel =
2. Rp. 5.999.000 – Rp. 8.000.000 55 2,44, pada taraf signifikan 0,05 yaitu dk-n
3. > 8.000.000 27 = (44-2) = 42 yaitu 2,44. Dengan demikian
Jumlah 100 dapat dijelaskan bahwa t-hitung lebih besar
Sumber : Hasil Penelitian dari t-tabel yaitu 3,382 ≥ 2,44 (Thitung ≥ Ttabel
) yang artinya dengan tingkat keyainan 95%,
uji signifikans menyatakan terdapat penga-
c. Analisis Pengaruh Pendapatan PNS ruh tingkat pendapatan terhadap konsumsi.
terhadap Tingkat Konsumsi 3). Pembahasan
1). Hasil Pengolahan Data Sebagaimana hasil penelitian diperoleh
Hasil pengolahan data hasil penelitian jawaban bahwa tingkat konsumsi PNS
tentang pendapatan (P) dan tingkat konsumsi pada Kantor Bupati Kabupaten Bireuen
(C), dinyatakan sebagai berikut; dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
Secara umum dapat dijelaskan, apabila
Tabel 2. Hasil Analisis Regressi tingkat pendapatan PNS semakin meningkat
Variabel Koefisien Std.Error t-hitung maka semakin tinggi pula pengeluaran
Estimasi konsumsi. Tindakan yang dilakukan PNS
Constanta 1,0387 1.563 3,382 dalam memenuhi kebutuhan konsumsi sudah
Konsumsi 1,2098 ,011 tepat, dalam arti bahwa pada saat tingkat
R = 0,927 Thitung = 3,382 Ttabel = 2,44 pendapatan tinggi maka kebutuhan konsumsi
R2 = 0,894 juga ditingkatkan.
Adj R2= 0,978
Tingkat pendapatan yang diperoleh
pegawai tidak seluruhnya digunakan
Atau dlam bentk persamaan, dinyatakan; untuk konsumsi, akan tetapi kelebihan
C = 1,0387 + 1,2098 P. dari kebutuhan konsumsi digunakan untuk
menabung. Selain untuk tabungan maka
sisa pendapatan yang tidak habis untuk

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 40
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh ISSN :
Vol.IV No.7 • Maret 2013 2086-6011

kebutuhan konsumsi masih dapat tinggi rendahnya pendapatan Pegawai


disisakan selain untuk tabungan yang Negeri Sipil berpengaruh terhadap
tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila tingkat konsumsi. Kontribusi pendapatan
ada keperluan mendadak atau pengeluaran terhadap konsumsi sebesar 89,4%.
marginal.
Daftar Pustaka
Dari pengamatan terhadap 44 pegawai
yang dijadikan sebagai sampel penelitian, Boediono, (2002). Pengantar Ekonomi, Jakarta,
hanya 1 orang PNS yang tidak menyisikan Erlangga.
uangnya untuk berjaga-jaga, namun demi- Darlina, Aryanti, (1992). Pengaruh Pendapatan
kian masih ada disisakan untuk tabungan. Terhadap Tingkat Konsumsi, Kasus
Dosen Unsyiah, Provinsi Aceh.
Hasil penelitian menggambarkan Kadariah, (2002). Analisis Pendapatan Nasional,
bahwa sebesar 89,4% kontribusi tinggi Jakarta, Bina Aksara.
rendahnya pendapatan Pegawai Negeri Sipil Michael, James, (2001). Pembangunan Ekonomi
pada tingkat konsumsi. Dengan demikian di Dunia Ketiga, Jakarta, Ghalia.
jelaslah bahwa pendapatan seseorang Muana, Nanga, (2005). Makro Ekonomi, Teori,
atau rumah tangga sangat berhubungan Masalah dan Kebijakan, Edisi Kedua,
dengan tingkat konsumsi. Karena semakin Jakarta, Raja Grafindo Persada.
tingginya pendapatan maka semakin baiknya Mubyarto (2005). Sistem dan Moral Ekonomi
mempe-ngaruhi konsumsi seseorang. Indonesia, Jakarta, LP3ES.
Semakin besar pendapatan yang diperoleh Reksoprayitno (2004). Sistem Ekonomi dan
maka pengeluar-an untuk konsumsi makin Demokrasi Ekonomi, Jakarta, Bina
besar pula. Kecenderungan berkonsumsi Grafika
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat Sihotang, Martunis (2004). Konsumsi Masya-
pendapatan yang diterima. Di negara yang rakat dan Faktor-faktor yang Mempe-
sedang berkembang, ketimpangan dalam ngaruhi Konsumsi, Jakarta, Pustaka
Binaan Grafindo.
pembagian pendapatan dapat menimbulkan
Sudjana, (2001), Pengantar Metode Statistik,
akibat-akibat sosial yang negatif. Dari sudut
Jakarta: Gramedia Grafika.
permintaan agregatif, terjadinya investasi Sukirno, Sadono (2001). Ekonomi Mikro, Edisi
yang rendah sebagai akibat rendahnya Ketiga, Yogyakarta: Balai Penerbit LPFE,
tenaga beli masyarakat. Rendahnya daya Universitas Gadjah Mada.
beli ini disebabkan oleh rendahnya tingkat Soekartawi, (2002), Faktor-faktor Produksi,
pendapatan masyarakat. Pada kondisi Jakarta, Salemba Empat.
tersebut masyarakat akan mengurungkan diri Todaro, (2002), Ekonomi dalam Pandangan
untuk konsumsi, karena apabila konsumsi Modern, (Terjemahan), Jakarta, Bina
ditambah maka tidak berkemampuan dari Aksara.
pendapatan yang diperoleh rendah. Toweulu, Sudarman (2001). Ekonomi Indonesia,
Jakarta, Raja Grafindo.
Winardi, (2002). Ekonomi Selayang Pandang,
5. Simpulan Jakarta, Rineka Cipta.

1) Pendapatan pegawai negeri sipil adalah


hasil menyumbangkan tenaga dan Riwayat Penulis:
pikirannya dalam bekerja, sehingga
memperoleh balas jasa dalam satu bulan Mahyu Danil, SE
bekerja. Pendapatan tesebut dimanfaat- Lahir di Bireuen, 15 Mei 1980.
kan untuk memenuhi kebutuhan-kebuhan Pendidikan : S1 EKP - Universitas Al Muslim,
konsumsi, seperti biaya pendidikan anak, sedang menyelesaikan S2 IESP – Universitas
biaya kesehatan, biaya transportasi dan Syiah Kuala. Dosen Tetap Manajemen Stie
biaya lain-lain. Kebangsaan Bireuen (NIDN: 0115058006).
2) Hasila analisis statisti, membuktikan Dan Ka. Subbag Pengajaran STIE Kebangsaan
bahwa terdapat pengaruh siginikans Bireuen-Aceh.

Mahyu Danil|Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Konsumsi PNS Kantor Bupati Kabupaten Bireuen 41

Anda mungkin juga menyukai