Anda di halaman 1dari 55

PERCOBAAN 8

PENYEARAH SATU-FASA DAN FILTER INDUKTOR

8.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melaksanakan praktikum, diharapkan mahasiswa dapat :

 Menjelaskan prinsip kerja filter induktor pada output penyearah satu-


fasa tak terkendali.
 Membuat rangkaian penyearah satu – fasa tak terkendali.
 Mengukur besaran – besaran output dan input dari suatu rangkaian
penyearah satu – fasa tak terkendali yang outputnya difilter dengan
induktor.
 Menghitung parameter – parameter unjuk kerja suatu rangkaian
penyearah satu–fasa tak terkendali.
 Menyebutkan jenis-jenis filter pada penyearah satu-fasa tak terkendali.
 Menghitung faktor ripel dari rangkaian penyearah satu–fasa tak
terkendali yang outputnya difilter dengan induktor.

8.2. TEORI DASAR

8.2.1. PENYEARAH 1 FASA SETENGAH GELOMBANG

Gambar 8.1 (a) memperlihatkan diagram rangkaian panyearah satu – fasa


setengah gelombang tak terkendali berbeban resistif. Nama lain penyearah
tersebut adalah penyearah satu – fasa tak terkendali (uncontrolled one – pulse
rectifier). Dalam gambar tersebut, tegangan bolak – balik (ac) yang akan
diserahkan diwakili oleh tegangan sekunder transformator.

Beban – beban yang dapat disuplai oleh penyearah ini adalah yang bersifat
resistif, induktif, atau kapasitif. Gambar 8.1 (b) memperlihatkan bentuk –
bentuk gelombang untuk beban resistif.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-1
_
+ VD

+
is

io

vp vs Vo R

(a)

(b)

Gambar 8.1 Penyearah satu – fasa setengah gelombang tak terkendali dengan
beban resistif. (a) Diagram rangkaian. (b) Bentuk – bentuk
gelombang.

Tegangan input penyearah dalam hal ini dimisalkan mempunyai persamaan:

Vs = Vm sin ωt (8-1)

dimana :

Vm = harga maksimum tegangan input

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-2
ωt = 2πft = sudut fasa gelombang tegangan input
f = frekuensi gelombang

Untuk setengah siklus positif dari gelombang input (0 ≤ ωt ≤ π), dioda


mendapat prategangan maju sehingga konduksi. Jika dioda dianggap ideal
(tidak mempunyai jatuh tegangan) maka tegangan output atau tegangan beban
(vo) akan sama dengan tegangan input (vs).

Untuk setengah siklus negatif berikutnya dari gelombang input (π ≤ ωt ≤


2π), dioda mendapat prategangan mundur/balik sehingga mem – blok, sehingga
tidak ada arus yang mengalir dalam rangkaian. Tegangan output atau tegangan
output adalah :

vo = Vm sin ωt untuk 0 ≤ ωt ≤ π

vo = 0 untuk π ≤ ωt ≤ 2π (8-2)

Dari Gambar 8.1 (a) terlihat bahwa arus input (is) sama dengan arus beban
(io), dan sama juga dengan arus dioda (id). Jadi bentuk gelombang ketiga arus
itu adalah sama.
Dengan menggunakan rumus harga rata – rata dan harga efektif, maka untuk
penyearah satu – fasa setengah gelombang didapatkan
Vm
Vdc = = 0,3183 Vm (8-3)
π

Vrms = 0,5 Vm (8-4)


Untuk beban resistif dengan resistansi R, berlaku :
Vm
Idc = Is(av) = Id = = 0,3183 Im (8-5)
πR

Irms = 𝐼𝑠 = 𝐼𝑑(𝑟𝑚𝑠) = 0,5 Im (8-6)


dimana :
Im = harga maksimum arus beban = Vm / R (8-7)

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-3
8.2.2. PENYEARAH SATU FASA GELOMBANG PENUH JEMBATAN

Gambar 8.2 (a) memperlihatkan diagram rangkaian penyearah satu – fasa


gelombang – penuh tak terkendali berbeban resistif. Nama lain penyearah
tersebut adalah penyearah jembatan pulsa – ganda (double – pulse bridge
rectifier). Dalam hal ini tegangan bolak – balik (ac) yang akan disearahkan
diwakili oleh tegangan sekunder transformator yang terdiri dari vs. Gambar 8.2.
(b) memperlihatkan bentuk– bentuk gelombang untuk beban resistif.

+
iD1 iD2
D1 io
D2

Vs Vo R

D3 D4
iD3 iD4
_

(a)

Gambar 8.2 Penyearah 1 Φ jembatan dengan beban resistif. (a) Diagram


rangkaian. (b) Bentuk – Bentuk gelombang.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-4
8.2. (Lanjutan)

Tegangan sekunder transformator dalam hal ini misalkan mempunyai


persamaan seperti yang dinyatakan oleh persamaan (8-1).

Untuk setengah siklus positif dari vs ( 0 ≤ ωt ≤ π ), dioda D1 dan D4


mendapat prategangan maju dari vs. Sehingga keduanya konduksi, sementara
dioda D2 dan D3 mendapat prategangan balik dari vs sehingga kedua dioda
tersebut mem – blok. Jika keempat dioda dianggap ideal (tidak mempunyai
jatuh tegangan) maka tegangan output atau tegangan beban (vo) akan sama
dengan tegangan input vs. Arus akan mengalir dari terminal bagian atas dari
sekunder transformator, lewat dalam dioda D1 dan D4, beban dan kembali ke
terminal bagian bawah dari sekunder transformator.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-5
Untuk setengah siklus negatif dari vs ( π ≤ ωt ≤ 2π ), dioda D2 dan D3
mendapat prategangan maju dari vs sehingga konduksi, sementara dioda D1 dan
D4 mendapat prategangan balik dari vs sehingga mem-blok. Tegangan yang
muncul pada beban adalah tegangan vs, dan arus akan mengalir melalui dioda
D2, D3, beban, dan kembali ke terminal sekunder transformator bagian atas.

Dengan menggunakan rumus harga rata-rata dan harga efektif , untuk


penyearah satu-fasa gelombang-penuh jembatan didapat :

2Vm
Vdc = = 0, 6366 Vm (8-8)
π

Vrms = Vm / √2 = 0,7071 Vm (8-9)

Untuk beban resistif dengan resistansi R , berlaku :


2Vm
Idc = = 0,6366 Im (8-10)
ΠR

Irms = Im / √2 = 0,7071 Im (8-11)


0,4502 Vs
Id = ………………………………………………………….....(8-12)
R

Is(av) = 0 .................................................................................................(8-13)

Dimana :

Im = harga maksimum arus beban = vm / R

Dalam keadaan konduksi, tegangan dioda telah diasumsikan nol. Tetapi


dalam keadaan mem – blok maka tegangan yang dialaminya adalah vs.
Persamaan untuk tegangan output telah dinyatakan dalam persamaan:

VO = Vm sin ω t untuk 0 ≤ ωt ≤ π (8-14)

Periode dari gelombang tegangan output adalah T’ = ½ T , sehingga


frekuensi gelombang output adalah f’ = 1/T’ = 2/T = 2f .

Rumus harga rata – rata dan harga efektif untuk tegangan output pada
penyearah satu – fasa jembatan sama dengan rumus harga rata – rata dan harga

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-6
efektif untuk tegangan output pada penyearah satu – fasa gelombang – penuh
centre – tap pada persamaan (8-8) sampai (8-11).

8.2.3. PENYEARAH SATU FASA DENGAN FILTER INDUKTOR

Rangkaian penyearah satu-fasa mempunyai output yang tidak konstan


atau kontinyudan tidak sinus murni.Jadi, output seperti itu masih mengandung
arus dan tegangan pulsasi yang biasanya disebut harmonik. Untuk mengurangi
harmonik tersebut hingga seminimun mungkin pada output penyeerah tersebut,
maka digunakan filter dc. Sisi input dari penyearah satu-fasa juga mengandung
harmonik, dan untuk menguranginya maka digunakan filter ac. Filter dc
biasanya berupa induktor (L), kapsitor (C), atau LC, sementara filter ac pada
umumnya berupa LC.
Gambar 8.3 memperlihatkan macam-macam filter dc pada output suatu
penyearah yang beban resistif.

L
L

Io Io
Ic Io

R R
VL Vo VL C Vo VL Vo R

(a) (b) (c)

Gambar 8.3 Filter dc pada output penyearah. (a) Tipe L,(b)Tipe C,


(c) Tipe LC.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-7
+ L +

Vs C V0 R

_ _

Gambar 8.4 Diagram filter ac pada input penyearah.


1
Induktor menyimpan energi dalam medan magnet yaitu LI2 , dimana L
2

adalah induktansi dan I adalah arus, sehingga cenderung mempertahankan arus


yang konstan atau kontinyu. Satu contoh dalam hal ini adalah beban induktif
(R-L) dimana induktansi dari beban sudah merupakan filter induktor. Jika
bebannya adalah resistif (R), maka tinggal ditambahkan induktor secara seri
dengan beban tersebut untuk mendapatkan aksi filter-L.
Kekurangan dari filter-L adalah menyebabkan sudut fasa dari arus beban
terlambat dari tegangan beban. Akibatnya tegangan total (dalam beban
ditambah filter) akan mempunyai faktor ripel (RF) yang lebih besar, namun,
filter-L akan memperhalus (membuat semakin mendekati kontinyu) arus
beban, jadi memperbasar RF-nya, dengan demikian untuk beban resistif, maka
tegangan beban akan meningkat.
Untuk mengatasi kekurangan filter-Lseperti yang disebutkan diatas, maka
penyearah satu-fasa setengah gelombang perlulah dilengkapi terlebih dahulu
dengan dioda yang disebut dioda freewheeling. Pengaruh filter-L pada
penyearah satu-fasa setengah gelombang penuh berbeban resistif adalah
membuat arus maupun tegangan beban menjadi kontinu. Jadi dalam hal
tersebut, dioda freewheeling tidak diperlukan.
Gambar 8.5 (a) memperlihatkan output rangkaian penyearah satu-fasa
setengah gelombang yang diperlengkapi dengan dioda freewheeling dalam
rangka memperoleh aksi filter-L yang semakin efektif. Penggunaan dioda
freewheeling pada penyearah satu-fasa telah dibahas khusus pada mata kuliah

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-8
Elektronika Daya 1,jadi dalam hal ini beberapa rumus tentang RF akan
mengacuh pada pembahasan tersebut.

Filter

D L +

IDm I0

Vm sin wt Dm V0
R

_
(a)

Gambar 8.5 Penerapan filter L pada penyearah satu-fasa setengah


gelombang, (a) Diagram rangkaian. (b) Bentuk-bentuk
gelombang.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-9
VO
Vm Tanpa Dm, L

iO
Im

t
0
 2 3

VO
V max
Dengan L
Tanpa Dm
iO
I max

t
0
  2 2  2  

V max
Dengan Dm, L
VO
iO
I max
V min
I min
t
0
 2  

(b)

Gambar 8.5 (b) ( Lanjutan )

Arus-arus beban dalam keadaan tampa filter-L untuk beban resistif


dinyatakan dalam persamaan berikut:
0,3183 vm
Idc = (8-15)
R

Irms = 0,5 Vm /R (8-16)


Dimana :
Vm = harga maksimum tegangan input penyearah.

Faktor rifel (RF) arus beban secara teoritis dari persamaan (8-15) dan (8-16)
diatas adalah :

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-10
I
RF = √( Irms )2 − 1 = 1,211 (8-17)
dc

Dalam keadaan mendapat filter-L, maka faktor ripel(RF) arus beban akan
menjadi :
π2 .cos2 ϕ π sin3 ϕ cos ϕ(1+e−π/tan ϕ )
RF = √ + −1 (8-18)
4 2 (1−e−π/tanϕ )

Dimana :
 = tan-1 (2πfL/R) (8-19)
L = induktansi dari induktor
R = Resistansi beban
f = frekuensi gelombang
Karena bentuk gelombang tegangan beban dan arus beban adalah sama,
maka rumus pada persamaan (8-19) diatas berlaku pula untuk tegangan beban.
Persamaan (8-19) diatas adalah rumus eksak untuk menghitung RF dari
suatu penyearah satu-fasa setengah gelombang berbeban resistif yang difilter
dengan induktor.Dalam prakteknya,jika RF yang diinginkan telah
ditentukan,maka sudut  dari persamaan (8-19) dapat dihitung dengan
cara”trial and error”,sehingga pada akhirnya kebutuhan induktansi (L) dapat
dihitung.
Gambar 8.6 (a) dan (b) memperlihatkan npenerapan filter-L pada
penyearahsatu–fasa gelombang penuh. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa pengaruh Filter-L pada penyearah satu-fasa gelombang
penuh berbeban resistif adalah membuat arus maupun tegangan beban menjadi
kontinu serta tidak dihasilkan tegangan total yang negatif. Jadi dalam hal
ini,kedua rangkaian tidak perlu lagi memakai freewheeling.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-11
L +
D1

P
D1 io
D2

vs1
vo io L
Vs Vo
CT _ R
R +
vs2
D2
N D3 D4

(a) (b)

Gambar 8.6 Penerapan filter L pada penyearah satu-fasa gelombang penuh, (a)
Rangkaian centre–tap. (b) Rangkaian jembatan.
Tanpa L
VO
Vm
iO
Im

t
0
 2 3

VO Dengan L
V max

V1
V min iO
I max

I
I min1

t
0
     2  

Gambar 8.7 Bentuk-bentuk gelombang dari rangkaian pada gambar 8.6.

Penambahan filter-L dalam hal ini serupa dengan pembahasan beban


induktif pada penyearah satu fasa gelombang penuh. Arus-arus beban dalam
kedaan tampa filter-L untuk beban resistif dinyatakan dalam persamaan
berikut, yaitu :
Idc = 0,6366 Vm (8-20)
Irms= 0,7071 Vm/R (8-21)

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-12
Dimana :
Vm = Harga maksimum tegangan input penyearah.
Faktor ripel (RF) arus beban secara teoritis dari persamaan (8-20) dan (8-
21) diatas adalah :
I
RF = √( Irms )2 − 1 = 0,483 (8-22)
dc

Dalam keadaan mendapat filter-L, maka faktor ripel (Rf) arus beban akan
menjadi :
π2 cos2 ∅ π sin3 ∅ cos ∅(1+e−π⁄tan ∅ )
RF = √ + −1 (8-23)
8 2(1−e−π⁄tan ∅ )

Persamaan (8-23) diatas berlaku pula untuk tegangan beban, dalam


prakteknya, jika RF yang ditinggikan telah ditentukan, maka sudut  dari
persamaan (8-19) dapat dihitung dengan cara “trial and error”, sehingga pada
akhirnya kebutuhan induktansi (L) dapat dihitung.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-13
8.3. DIAGRAM RANGKAIAN

S2
D1
P S1 +
A1
L io

S3 B
e
Regulator vs b
V1 Vo a
AC 1 - fasa V2
n
D2

_
N

(a)

S2
+
L
A1
io
D1 D2

P S1 B
e
Regulator Vo b
AC 1 - fasa
vs V1 V2 a
n
N

D3 D4

_
(b)

Gambar 8.8 Diagram rangkaian percobaan filter pada penyearah satu- fasa tak
terkendali, (a) Setengah gelombang. (b) Gelombang penuh jembatan.

8.4. ALAT DAN BAHAN

 Osiloskop
 Regulator ac satu-fasa
 Transformator centre-tap
 Dioda
 Amperemeter
 Voltmeter

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-14
 Tahanan geser
 Beban induktor
 Saklar
 Kabel secukupnya.

8.5. PROSEDUR PERCOBAAN

8.5.1 PENYEARAH SATU-FASA SETENGAH GELOMBANG


1. Membuat rangkaian seperti pada Gambar 8.6 (a) dimana beban yang
digunakan adalah tahanan geser 2 × 75 Ω/3A.
2. Dalam keadaan output regulator ac satu – fasa minimum, masukkan
saklar S.
3. Menaikkan tegangan output regulator (Vs) hingga mencapai 120 V.
4. Mencatat harga rata – rata dari tegangan output, arus beban, arus input,
dan arus dioda. (Lihat penunjukan V2, A2, dan A1). Masukkan data anda
ke dalam tabel yang telah disediakan.
5. Dengan menggunakan Lucas Nülle, mengamati dan menggambarkan
bentuk gelombang dari tegangan beban, arus beban, arus input, dan arus
dioda.
6. Mencatat harga afektif (rms) dari tegangan output, arus beban, arus
input, dan arus dioda. [Lihat penunjukan V2, A2, dan A1]. Masukkan
data anda ke dalam tabel yang telah disediakan.
7. Mengulangi langkah no. 4 sampai no. 6 diatas untuk tegangan output
regulator (Vs) sebesar 180 V.
8. Mengulangi langkah no. 1 sampai no. 7 diatas untuk beban induktif (R-
L)
9. Meminimumkan kembali tegangan output regulator dan buka saklar S.
Percobaan selesai.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-15
8.5.2 PENYEARAH SATU-FASA GELOMBANG PENUH JEMBATAN.

1. Membuat rangkaian seperti pada Gambar 8.6 (b) dimana beban yang
digunakan adalah tahanan geser (R) 2 × 75 Ω/3A.
2. Dalam keadaan tegangan output regulator minimum, tutup saklar S.
3. Menaikkan tegangan output regulator hingga pembacaan voltmeter V1
menunjukkan 60 V.
4. Mencatat harga rata – rata dari tegangan output, arus beban, arus input, dan
arus dalam salah satu dioda. (Lihat penunjukkan V2, A2, A1, dan A3).
Masukkan data anda kedalam tabel yang telah disediakan.
5. Dengan menggunakan Lucas Nülle, amati dan gambarkan bentuk
gelombang dari tegangan beban, arus beban, arus input, dan arus dalam
salah satu dioda.
6. Mencatat harga efektif (rms) dari tegangan output, arus beban, arus input,
dan arus dalam salah satu dioda. (Lihat penunjukkan V2, A2, A1, dan A3).
Masukkan data anda ke dalam tabel yang telah disediakan.
7. Mengulangi langkah no. 4 sampai no. 6 di atas untuk tegangan output
regulator ac sebesar 90 V.
8. Mengulangi langkah no. 1 sampai no. 7 diatas untuk beban induktif
(R-L)
9. Meminimumkan kembali tegangan output regulator, dan buka saklar S.
10. Meng-off-kan sumber. Percobaan selesai.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-16
8.6. HASIL PERCOBAAN

8.6.1. PENYEARAH SATU FASA SETENGAH GELOMBANG

1. Beban Resistif

Tabel 8.1. Hasil percobaan tanpa filter


Tanpa Filter

Vs Vdc Idc Vrms Irms Id Is(av) Is(rms) Is


No.
(V) (V) (A) (V) (A) (A) (A) (A) (A)

1. 120 57,1 0,39 89,4 0,6 0,39 0,39 0,6 0,6

2. 180 81,9 0,55 128,3 0,85 0,55 0,55 0,85 0,85

R = 150 ohm

Tabel 8.2 Hasil percobaan dengan filter

Tanpa Dioda Freewheeling Dengan Dioda Freewheeling

Vs Vdc Idc Vrms Irms Vdc Idc Vrms Irms


No.
(V) (V) (A) (V) (A) (V) (A) (V) (A)

1. 120 22,7 0,16 32 0,22 40,4 0,28 46,8 0,32

2. 180 37,2 0,26 57,2 0,39 59,1 0,39 73,9 0,5

R = 150 ohm; L = Ballast (20 W, 50 Hz, 0,37 A, 220 V-240V)

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-17
2. Beban Induktif

Tabel 8.3 Hasil percobaan pada beban induktif

Vs Vdc Idc Vrms Irms Id Is(av) Id(rms) Is


No.
(V) (V) (A) (V) (V) (A) (A) (A) (A)

1. 120 31,4 0,17 108,8 0,23 0,17 0,17 0,23 0,23

2. 180 51,7 0,27 152,6 0,4 0,27 0,27 0,4 0,4

R = 150 ohm; L = Ballast (20 W, 50 Hz, 0,37 A, 220 V-240V)

8.6.2 PENYEARAH SATU-FASA GELOMBANG PENUH

1. Beban Resistif

Tabel 8.4 Hasil percobaan tanpa filter

Tanpa Filter

Vs Vdc Idc Vrms Irms Id Is(av) Id(rms) Is

No. (V) (V) (A) (V) (A) (A) (A) (A) (A)

1. 60 57,7 0,4 66,9 0,45 0,21 0,02 0,31 0,43

2. 90 87,6 0,59 97,8 0,66 0,3 0,02 0,46 0,63

R = 150 ohm

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-18
Tabel 8.5 Hasil percobaan dengan filter

Dengan Filter

Vs Vdc Idc Vrms Irms

No. (V) (V) (A) (V) (A)

1. 60 40,8 0,29 43,8 0,31

2. 90 62,5 0,43 64,3 0,44

R = 150 ohm; L = Ballast (20 W, 50 Hz, 0,37 A, 220 V-240V)

2. Beban Induktif
Tabel 8.6 Hasil percobaan pada beban induktif
Vs Vdc Idc Vrms Irms Id Is(av) Id(rms) Is

No. (V) (V) (A) (V) (A) (A) (A) (A) (A)

1. 60 57,8 0,29 65,6 0,3 0,15 0,02 0,22 0,28

2. 90 86,0 0,42 93,3 0,43 0,22 0,02 0,31 0,42

R = 150 ohm; L = Ballast (20 W, 50 Hz, 0,37 A, 220 V-240V)

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-19
8.6.3. BENTUK GELOMBANG

Gambar 8.9. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa setengah
gelombang tanpa filter). Beban resistif (R = 150 ohm),Vs = 180 V, 100
V/div, 3 A/ div.

Gambar 8.10. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa
setengah gelombang tanpa filter). Beban induktif (R = 150 ohm seri
dengan ballast), Vs = 180 V, 100 V/div, 0,3 A/ div.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-20
Gambar 8.11. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa
setengah gelombang dengan filter tanpa dioda freewheeling). R = 150
ohm, L = ballast, Vs = 180 V, 100 V/div, 0,3 A/ div.

Gambar 8.12. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa
setengah gelombang dengan filter dengan dioda freewheeling). R = 150
ohm, L = ballast, Vs = 180 V, 100 V/div, 0,3 A/ div.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-21
Gambar 8.13. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa
gelombang penuh jembatan tanpa filter). Beban resistif (R = 150 ohm),
Vs = 90 V, 100 V/div, 0,3 A/ div.

Gambar 8.14. Bentuk gelombang arus dioda (penyearah 1 fasa gelombang penuh
jembatan tanpa filter). Beban resistif (R = 150 ohm), Vs = 90 V, 0,3 A/
div.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-22
Gambar 8.15. Bentuk gelombang arus input (penyearah 1 fasa gelombang penuh
jembatan tanpa filter). Beban resistif (R = 150 ohm), Vs = 90 V, 0,3 A/
div.

Gambar 8.16. Bentuk gelombang arus input (penyearah 1 fasa gelombang penuh
jembatan tanpa filter). Beban induktif (R = 150 ohm seri dengan
ballast), Vs = 90 V, 0,3 A/ div.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-23
Gambar 8.17. Bentuk gelombang arus dioda (penyearah 1 fasa gelombang penuh
jembatan tanpa filter). Beban induktif (R = 150 ohm seri dengan
ballast), Vs = 90 V, 0,3 A/ div.

Gambar 8.18. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa
gelombang penuh jembatan tanpa filter). Beban induktif (R = 150
ohm seri dengan ballast), Vs = 90 V, 100 V/div, 0,3 A/ div.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-24
Gambar 8.19. Bentuk gelombang tegangan dan arus beban (penyearah 1 fasa
gelombang penuh jembatan dengan filter). Beban resistif (R = 150
ohm), Vs = 90 V, 100 V/div, 0,3 A/ div.

8.7. ANALISA HASIL PERCOBAAN

8.7.1. PERHITUNGAN DARI HASIL PRAKTEK


1. Besaran Penyearahan
Besaran penyearahan disini adalah Vs, Vdc, Idc, Vrms, Irms, Is, Is(av), Id, dan
Id(rms).
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Berbeban Resistif
Nilai-nilai besaran penyearahan dapat dilihat dalam tabel 8.1.

b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Berbeban Resistif


Nilai-nilai besaran penyearahan dapat dilihat dalam tabel 8.4.

c. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Berbeban Induktif


Nilai-nilai besaran penyearahan dapat dilihat dalam tabel 8.3.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-25
d. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Berbeban Induktif
Nilai-nilai besaran penyearahan dapat dilihat dalam tabel 8.6.

2. Parameter Penyearahan
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Berbeban Resistif
 Menentukan Faktor Bentuk (FF)
 FF untuk arus
Irms 0,6
FF = = 0,39 = 1,54
Idc

 FF untuk tegangan
Vrms 89,4
FF = = 57,1 = 1,57
Vdc

 Menentukan Faktor Ripel (RF)


 RF untuk arus

I 2
RF = √( Irms ) − 1
dc

0,6 2
RF = √(0,39) − 1 = 1,17

 RF untuk tegangan

Vrms 2
RF = √( ) −1
Vdc

66,9 2
RF = √(57,7) − 1 = 0,587

 Menentukan Efisiensi Penyearah


Vdc ×Idc 57,1×0,39
η=V = = 0,4151 = 41,52%
rms ×Irms 89,4×0,6

 Menentukan Faktor Utilisasi Suplai (TUF)


Vdc ×Idc 57,1×0,39
TUF = = = 0,31
Vs ×Is 120×0,6

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-26
 Menentukan Faktor Kecuraman (CF)
Faktor kecuraman (CF) untuk data pertama tidak
tersedia.
Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.11.

b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Berbeban Resistif


 Menentukan Faktor Bentuk (FF)
 FF untuk arus
Irms 0,45
FF = = = 1,13
Idc 0,4

 FF untuk tegangan
Vrms 66,9
FF = = 57,7 = 1,16
Vdc

 Menentukan Faktor Ripel (RF)


 RF untuk arus

I 2
RF = √( rms ) − 1
Idc

0,45 2
RF = √( 0,4 ) − 1 = 0,52

 RF untuk tegangan

V 2
RF = √( Vrms ) − 1 ssss
dc

66,9 2
RF = √( ) − 1 = 0,59
57,7

 Menentukan Efisiensi Penyearah


Vdc ×Idc 57,7×0,4
η=V = 66,9×0,45 = 0,7667 = 76,67%
rms ×Irms

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-27
 Menentukan Faktor Utilisasi Suplai (TUF)
Vdc ×Idc 57,7×0,4
TUF = = = 0,895
Vs ×Is 60×0,43

 Menentukan Faktor Kecuraman (CF)


Faktor kecuraman (CF) untuk data pertama tidak
tersedia.
Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.12.

c. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Induktif


 Menentukan Faktor Bentuk (FF)
 FF untuk arus
Irms 0,23
FF = = 0,17 = 1,353
Idc

 FF untuk tegangan
Vrms 108,8
FF = = = 3,46
Vdc 31,4

 Menentukan Faktor Ripel (RF)


 RF untuk arus

I 2
RF = √( Irms ) − 1
dc

0,23 2
RF = √(0,17) − 1 = 0,911

 RF untuk tegangan

V 2
RF = √( Vrms ) − 1
dc

108,8 2
RF = √( 31,4 ) − 1 = 3,318

 Menentukan Efisiensi Penyearah


Vdc × Idc 31,4 × 0,17
η= = = 0,21331 = 21,331%
Vrms × Irms 108,8 × 0,23

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-28
 Menentukan Faktor Utilisasi Suplai (TUF)
Vdc ×Idc 31,4×0,17
TUF = = = 0,193
Vs ×Is 120×0,23

 Menentukan Faktor Kecuraman (CF)


Faktor kecuraman (CF) untuk data pertama tidak
tersedia.
Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.13.

d. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Beban Induktif


 Menentukan Faktor Bentuk (FF)
 FF untuk arus
Irms 0,3
FF = = 0,29 = 1,034
Idc

 FF untuk tegangan
Vrms 65,6
FF = = 57,8 = 1,135
Vdc

 Menentukan Faktor Ripel (RF)


 RF untuk arus

I 2
RF = √( Irms ) − 1
dc

0,3 2
RF = √(0,29) − 1 = 0,264

 RF untuk tegangan

V 2
RF = √( Vrms ) − 1
dc

65,6 2
RF = √(57,8) − 1 = 0,537

 Menentukan Efisiensi Penyearah

Vdc × Idc 57,8 × 0,29


η= = = 0,8517 = 85,17%
Vrms × Irms 65,6 × 0,3

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-29
 Menentukan Faktor Utilisasi Suplai (TUF)
Vdc ×Idc 57,8×0,29
TUF = = = 0,998
Vs ×Is 60×0,28

 Menentukan Faktor Kecuraman (CF)


Faktor kecuraman (CF) untuk data pertama tidak
tersedia.
Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.14.

3. Faktor Ripel Dari Pemfilteran


a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang
 Kondisi tanpa filter
Untuk Vs = 120 V ; RFarus = 1,17 ; RFtegangan = 1,21.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.11.

 Kondisi dengan filter tanpa dioda freewheeling


Sebagai contoh dari data no.1 pada tabel 8.2 :
Vdc = 22,7 V ; Vrms = 32 V ; Idc = 0,16 A ; Irms = 0,22 A
maka:
RFtegangan = 0,99 ; RFarus = 0,94 .
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.15.

 Kondisi dengan filter dengan dioda freewheeling berdasarkan


data percobaan
Sebagai contoh dari data no.1 pada tabel 8.2 :
Vdc = 40,4 V ; Vrms = 46,8 V ; Idc = 0,28 A ; Irms = 0,32 A
maka:
RFtegangan = 0,59 ; RFarus = 0,55 .
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.15.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-30
 Kondisi dengan filter dengan dioda freewheeling berdasarkan
bentuk gelombang
 Memperhitungkan tahanan ballast
Pballast
R total = R + R ballast = R +
Iballast 2
20
R total = 150 + = 296 Ω
0,372
Dari gambar 8.7, maka :
Imax = 3,4 div × 0,3 A⁄div = 1,02 A
Dari gambar 8.4, maka :
Vmax = 2,6 div × 100 V⁄div = 260 V

Imax × R total
γ = 180° − sin−1 ( )
Vmax

1,02 × 296
γ = 180° − sin−1 ( )
260

γ = tidak terdefinisi

 Tidak memperhitungkan tahanan ballast


R total = R = 150 Ω
Dari gambar 8.7, maka :
Imax = 3,4 div × 0,3 A⁄div = 1,02 A
Dari gambar 8.4, maka :
Vmax = 2,6 div × 100 V⁄div = 260 V
Imax × R total
γ = 180° − sin−1 ( )
Vmax

1,02 × 150
γ = 180° − sin−1 ( )
260

γ = 143,9520899°
persamaan yang dipakai adalah:
cos 𝜙 × 𝑒 −𝛾𝜋⁄180 tan 𝜙
cos(𝛾 − 𝜙) =
1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-31
 akan ditentukan dengan cara “trial and error” dan untuk
menentukan hasil yang benar maka  harus diterka antara
 > γ -90 dengan selisih  10-8. Jadi  adalah
63,07572285

π2 cos2 ϕ π sin3 ϕ cos ϕ (1 + e−π⁄tan ϕ )


RF = √ + −1
4 2(1 − e−π⁄tan ϕ )

RF = 0,516307625

b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan


 Kondisi tanpa filter
Untuk Vs = 60 V ; RFarus = 0,52 ; RFtegangan = 0,59.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.12.

 Kondisi dengan filter berdasarkan data percobaan

Sebagai contoh dari data no.1 pada tabel 8.5 :

Vdc = 40,8 V ; Vrms = 43,8 V ; Idc = 0,29 A ; Irms = 0,31 A

maka:

RFtegangan = 0,39 ; RFarus = 0,38 .

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.15.

 Kondisi dengan filter berdasarkan bentuk gelombang


 Memperhitungkan tahanan ballast

Pballast
R total = R + R ballast = R +
Iballast 2

20
R total = 150 + = 296 Ω
0,372

Dari gambar 8.19, maka :

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-32
Imax = 1,8 div × 0,3 A⁄div = 0,54 A

Dari gambar 8.13, maka :

Vmax = 1,3 div × 100 V⁄div = 130 V

Imax × R total
γ = 180° − sin−1 ( )
Vmax

0,54 × 296
γ = 180° − sin−1 ( )
130

γ = tidak terdefinisi

 Tidak memperhitungkan tahanan ballast

R total = R = 150 Ω

Dari gambar 8.19, maka :

Imax = 1,8 div × 0,3 A⁄div = 0,54 A

Dari gambar 8.13, maka :

Vmax = 1,3 div × 100 V⁄div = 130 V

Imax × R total
γ = 180° − sin−1 ( )
Vmax

0,54 × 150
γ = 180° − sin−1 ( )
130

γ = 141,4588225°

persamaan yang dipakai adalah:


cos 𝜙 × 𝑒 −𝛾𝜋⁄180 tan 𝜙
cos(𝛾 − 𝜙) =
1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙
 akan ditentukan dengan cara “trial and error” dan untuk
menentukan hasil yang benar maka  harus diterka antara

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-33
 > γ -90 dengan selisih  10-8. Jadi  adalah
93,66600677
Dengan mendapatkan nilai  seperti diatas maka
dinyatakan hal yang tak mungkin.

8.7.2. NILAI-NILAI TEORITIS


1. Besaran Penyearahan
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Berbeban Resistif
Dalam hal ini rumus untuk besaran penyearahan dapat dilihat
pada persamaan (8-3) sampai (8-6).
Dengan mengambil nilai Vs = 120 V dan R = 150 Ω maka
diperoleh :
𝑉𝑑𝑐 = 0,4502 × 𝑉𝑆 = 54,019 𝑉𝑜𝑙𝑡

𝑉𝑟𝑚𝑠 = 0,7071 × 𝑉𝑠 = 84,85 𝑉𝑜𝑙𝑡

0,4502 𝑉𝑠
𝐼𝑑 = 𝐼𝑠(𝑎𝑣) = 𝐼𝑑𝑐 = = 0,36 𝐴
𝑅

0,7071 𝑉𝑠
𝐼𝑑(𝑟𝑚𝑠) = 𝐼𝑠 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 = = 0,57 𝐴
𝑅
Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.7.

b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Berbeban Resistif

Dalam hal ini rumus untuk besaran penyearahan dapat dilihat


pada persamaan (8-8) sampai (8-13).

Dengan mengambil nilai Vs = 60 V dan R = 150 Ω maka


diperoleh:

𝑉𝑑𝑐 = 0,9003 × 𝑉𝑆 = 54,018 𝑉𝑜𝑙𝑡

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-34
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑠 = 60 𝑉𝑜𝑙𝑡

0,9003 𝑉𝑠
𝐼𝑑𝑐 = = 0,36 𝐴
𝑅

𝑉𝑠
𝐼𝑠 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 = = 0,4 𝐴
𝑅

0,4502 𝑉𝑠
𝐼𝑑 = = 0,18 𝐴
𝑅

0,7071 𝑉𝑠
𝐼𝑑(𝑟𝑚𝑠) = = 0,28 𝐴
𝑅

𝐼𝑠(𝑎𝑣) = 0

Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.8.

c. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Berbeban


Induktif
Persamaan :

sin(𝜙 − 𝛽) = sin 𝜙 × 𝑒 −𝛽𝜋⁄180𝑡𝑎𝑛𝜙

Variabel- variabel :

Y = ε = 10-8

𝑉𝐼 2
M =  = tan (√( 𝑃 ) − 1)
-1

A =𝛽

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-35
Baris-baris program :

Lbl 1 : ?  Y : ?  M : ?  A : sin ( M – A )  B :
Lbl 2 : sin ( M – A )  B : sin M × e ( -A   180 tan
M )  C   ( C  B – 1 )2  D  D-1  Y-1  Goto
3 : M + sin-1 C + 180  A  Goto 2 : Lbl 3 : A 
Goto 1

Dengan menggunakan program diatas maka sudut padam dioda


(𝛽) adalah sebesar 272,6449743.

Dengan mengambil nilai Vs = 120 V dan R = 150 Ω maka


diperoleh :

𝑉𝑑𝑐 = 0,2251 𝑉𝑠 (1 − cos 𝛽) = 25,76 𝑉𝑜𝑙𝑡

1
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 0,3989 𝑉𝑠 √𝛽 − sin 2𝛽 = 104,94 𝑉𝑜𝑙𝑡
2

0,2251 𝑉𝑠
𝐼𝑑 = 𝐼𝑠(𝑎𝑣) = 𝐼 = (1 − cos 𝛽) = 0,18 𝐴
𝑑𝑐 𝑅

0,7071 𝑉𝑠 cos 𝜙 𝑋
𝐼𝑑(𝑟𝑚𝑠) = 𝐼𝑠 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 = √ = 0,24 𝐴
𝑅 𝜋

Dalam hal ini :


𝑋 = 𝛽 − sin 𝛽 cos(𝛽 − 2𝜙) − sin 𝛽 tan 𝜙 sin(𝛽 − 2𝜙) + 4 sin 𝛽 sin 𝜙 sin(𝛽 − 𝜙)
Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.9.

d. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Berbeban Induktif

Menghitung sudut  :

𝑉𝐼 2
𝜙 = tan−1 √( ) − 1 = 75,77678016°
𝑃

Dengan mengambil nilai Vs = 60 V dan R = 150 Ω maka


diperoleh:
𝑉𝑑𝑐 = 0,9003 𝑉𝑠 = 54,02 𝑉𝑜𝑙𝑡

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-36
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑠 = 60 𝑉𝑜𝑙𝑡

0,9003 𝑉𝑠
𝐼𝑑𝑐 = = 0,37 𝐴
𝑅

0,7071 𝑉𝑠 8 sin3 𝜙 cos 𝜙 × (1 + 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )


𝐼𝑠 ≈ 𝐼𝑟𝑚𝑠 = √2 cos2 𝜙 + = 0,37 𝐴
𝑅 𝜋(1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )

𝐼𝑑 = 0,185 𝐴

𝐼𝑑(𝑟𝑚𝑠) = 0,262 𝐴

𝐼𝑠(𝑎𝑣) = 0
Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 8.10.

2. Parameter Penyearahan
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Resistif
 Faktor Bentuk (FF)
π
FF =
2

 Faktor Ripel (RF)


1
RF = √π2 − 4
2

 Efisiensi Penyearah
400
η (%) = π2

 Faktor Utilisasi Suplai (TUF)

√8
TUF = π2

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-37
 Faktor Kecuraman (CF)

CF = 2

b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Beban Resistif


 Faktor Bentuk (FF)
π
FF =
√8

 Faktor Ripel (RF)


1
RF = 4 √2π2 − 16

 Efisiensi Penyearah
800
η (%) = π2

 Faktor Utilisasi Suplai (TUF)


8
TUF = π2

 Faktor Kecuraman (CF)


CF = √2

c. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Induktif


Persamaan :

cos(𝛾 − 𝜙) = cos 𝜙 × 𝑒 −𝛾𝜋⁄180𝑡𝑎𝑛𝜙

Variabel- variabel :

Y = ε = 10-8

𝑉𝐼 2
A =  = tan-1 (√( 𝑃 ) − 1)

M =𝛾

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-38
Baris-baris program :

Lbl 1 : ?  Y : ?  M : ?  A : 1  X : cos ( M –
A )  B  Lbl 2 : cos ( M – A )  B : cos A × e ( -
M   180 tan A )  C :  ( C  B – 1 )2  D : D-1 
Y-1  Goto 3 : X + 1  X : A + cos-1 C M : Goto
2 : Lbl 3 : M  X  Goto 1

Dengan menggunakan program diatas maka sudut yang


menyebabkan arus maksimum (𝛾) adalah sebesar
158,7858361

Persamaan :

sin(𝜙 − 𝛽) = sin 𝜙 × 𝑒 −𝛽𝜋⁄180𝑡𝑎𝑛𝜙

Variabel- variabel :

Y = ε = 10-8

𝑉𝐼 2
M =  = tan-1 (√( 𝑃 ) − 1)

A =𝛽

Baris-baris program :

Lbl 1 : ?  Y : ?  M : ?  A : sin ( M – A )  B :
Lbl 2 : sin ( M – A )  B : sin M × e ( -A   180 tan
M )  C   ( C  B – 1 )2  D  D-1  Y-1  Goto
3 : M + sin-1 C + 180  A  Goto 2 : Lbl 3 : A 
Goto 1

Dengan menggunakan program diatas maka sudut padam


dioda (𝛽) adalah sebesar 272,6449743.

 Menghitung FF untuk Tegangan


𝜋𝛽 1
√𝜋 (
180 − 2 sin 2𝛽)
𝐹𝐹 = = 4,073094041
1 − cos 𝛽

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-39
 Menghitung FF untuk Arus

𝜋 cos 𝜙 𝑋
𝐹𝐹 = √ = 1,349869469
1 − cos 𝛽 𝜋

 Menghitung RF untuk Tegangan

𝜋𝛽 1
𝜋 (180 − 2 sin 2𝛽)

𝑅𝐹 = − 1 = 3,948429443
(1 − cos 𝛽)2

 Menghitung RF untuk Arus

𝜋 cos 2 𝜙
𝑅𝐹 = √ [𝑋] − 1 = 0,906723543
(1 − cos 𝛽)2

 Menghitung Efisiensi (%)


(1 − cos 𝛽)2
𝜂= × 100%
𝜋𝛽 1 𝑋
(√𝜋 (180 − 2 sin 2𝛽)) (𝜋 cos 𝜙 √ 𝜋 )

𝜂 = 18,18795152 %

 Menghitung CF
2 sin 𝛾
𝐶𝐹 = = 4,913339052
𝑋
cos 𝜙 √𝜋

 Menghitung TUF
(1 − cos 𝛽)2
𝑇𝑈𝐹 = = 0,470237648
𝜋 cos 𝜙 √2𝑋𝜋

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-40
Dalam hal ini :
𝑋 = 𝛽 − sin 𝛽 cos(𝛽 − 2𝜙) − sin 𝛽 tan 𝜙 sin(𝛽 − 2𝜙) + 4 sin 𝛽 sin 𝜙 sin(𝛽 − 𝜙)

d. Penyearah satu-fasa jembatan beban induktif

Persamaan :

cos(𝛾 − 𝜙) = cos 𝜙 × 𝑒 −𝛾𝜋⁄180𝑡𝑎𝑛𝜙

Variabel- variabel :

Y = ε = 10-8

𝑉𝐼 2
A =  = tan-1 (√( 𝑃 ) − 1)

M =𝛾

Baris-baris program :

Lbl 1 : ?  Y : ?  M : ?  A : 1  X : cos ( M –
A )  B  Lbl 2 : cos ( M – A )  B : 2cos A × e ( -
M   180 tan A )  ( 1 – e ( -   tan A ) )  C :  (
C  B – 1 )2  D : D-1  Y-1  Goto 3 : X + 1  X
: A + cos-1 C M : Goto 2 : Lbl 3 : M  X  Goto 1

Dengan menggunakan program diatas maka sudut yang


menyebabkan arus maksimum (𝛾) adalah sebesar
136,4766295

 Menghitung FF untuk Tegangan


π
FF = = 1,110720735
2√2

 Menghitung FF untuk Arus

π2 cos 2 ϕ π(1 + e−π⁄tan ϕ ) sin3 ϕ cos ϕ


FF = √ +
8 2(1 − e−π⁄tan ϕ )

FF = 1,001774443

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-41
 Menghitung RF untuk Tegangan

π2
RF = √ − 1 = 0,483425847
8

 Menghitung RF untuk Arus

π2 cos2 ϕ π(1 + e−π⁄tan ϕ ) sin3 ϕ cos ϕ


RF = √ + −1
8 2(1 − e−π⁄tan ϕ )

RF = 0,059598944

 Menghitung Efisiensi (%)


2√2
η= × 100 %
π2 cos2 ϕ π(1 + e−π⁄tan ϕ ) sin3 ϕ cos ϕ
π√ +
8 2(1 − e−π⁄tan ϕ )

η = 89,87215862

 Menghitung CF
2 sin γ
CF =
8 sin3 ϕ cos ϕ (1 + e−π⁄tan ϕ )
√2 cos 2 ϕ +
π(1 − e−π⁄tan ϕ )

CF = 1,079813441

 Menghitung TUF
8
TUF =
16 sin3 ϕ cos ϕ (1 + e−π⁄tan ϕ )
π2 √4 cos 2 ϕ +
π(1 − e−π⁄tan ϕ )

TUF = 0,898721586

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-42
3. Faktor Ripel Dari Pemfilteran
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang
 Kondisi tanpa filter
Dapat dilihat pada persamaan (8-17).

 Kondisi dengan filter tanpa dioda freewheeling


Dapat dilihat pada tabel 8.13 dimana RF untuk arus sama
dengan RF untuk tegangan pada  = 272,6449743 dan  =
75,77678016.

 Kondisi dengan filter dengan dioda freewheeling


Dengan menggunakan persamaan  :

𝑉𝐼 2
 = tan-1 (√( 𝑃 ) − 1) = 75,77678016°

Maka :

π2 cos2 ϕ π sin3 ϕ cos ϕ (1 + e−π⁄tan ϕ )


RF = √ + −1
4 2(1 − e−π⁄tan ϕ )

RF = 0,279336396

b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan


 Kondisi tanpa filter
Dapat dilihat pada persamaan (8-22)

 Kondisi dengan filter

Dengan menggunakan persamaan  :

𝑉𝐼 2
 = tan-1 (√( 𝑃 ) − 1) = 75,77678016°

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-43
Maka :

π2 cos2 ϕ π sin3 ϕ cos ϕ (1 + e−π⁄tan ϕ )


RF = √ + −1
8 2(1 − e−π⁄tan ϕ )

RF = 0,059598943

8.7.3. PERBANDINGAN ANTARA NILAI PRAKTEK DENGAN TEORI


1. Besaran Penyearahan
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Resistif
Tabel 8.7. Perbandingan besaran penyearahan antara praktek
dengan teori pada penyearah satu-fasa setengah
gelombang beban resistif
R Vs Besaran Nilai Hasil Error
(Ω) (V) Penyearahan Teoritis Praktek (%)

Vdc 54,019 57,10 5,70

Vrms 84,85 89,40 5,36


120
Idc = Is(av) = Id 0,36 0,39 8,33

Irms = Is = Id(rms) 0,57 0,60 5,26

150 Vdc 81,03 81,90 1,07

Vrms 127,28 128,30 0,80


180
Idc = Is(av) = Id 0,54 0,55 1,85

Irms = Is = Id(rms) 0,85 0,85 0

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-44
b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Beban Resistif
Tabel 8.8. Perbandingan besaran penyearahan antara praktek
dengan teori pada penyearah satu-fasa jembatan beban
resistif
R Vs Besaran Nilai Hasil Error
(Ω) (V) Penyearahan Teoritis Praktek (%)

Vdc 54,02 57,7 6,81

Vrms 60 66,9 11,50

Idc 0,36 0,40 11,11

Irms 0,40 0,45 12,50


60
Id 0,18 0,21 16,67

Is(av) 0 0,02 -

Id(rms) 0,283 0,31 9,54

Is 0,40 0,43 7,50

150 Vdc 81,03 87,60 8,11

Vrms 90 97,80 8,67

Idc 0,54 0,59 9,26

Irms 0,60 0,66 10


90
Id 0,27 0,30 11,11

Is(av) 0 0,02 -

Id(rms) 0,424 0,46 8,49

Is 0,60 0,63 5

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-45
c. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Induktif
Tabel 8.9. Perbandingan besaran penyearahan antara praktek
dengan teori pada penyearah satu-fasa setengah
gelombang beban induktif
R Vs Besaran Nilai Hasil Error
(Ω) (V) Penyearahan Teoritis Praktek (%)

Vdc 25,76 31,40 21,89

Vrms 104,94 108,80 3,68


120
Idc = Is(av) = Id 0,18 0,17 5,56

Irms = Is = Id(rms) 0,24 0,23 4,17


Pballast
33,77
Iballast 2 Vdc 38,65 51,70

Vrms 157,40 152,60 3,05


180
Idc = Is(av) = Id 0,27 0,27 0

Irms = Is = Id(rms) 0,36 0,40 11,11

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-46
d. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Beban Induktif
Tabel 8.10. Perbandingan besaran penyearahan antara praktek
dengan teori pada penyearah satu-fasa jembatan
beban induktif
R Vs Besaran Nilai Hasil Error
(Ω) (V) Penyearahan Teoritis Praktek (%)

Vdc 54,02 57,80 7

Vrms 60 65,60 9,33

Idc 0,37 0,29 21,62

Irms 0,37 0,30 18,92


60
Id 0,185 0,15 18,92

Is(av) 0 0,02 -

Id(rms) 0,262 0,22 16,03

Is 0,37 0,80 116,22


Pballast
Vdc 81,03 86 6,13
Iballast 2
Vrms 90 93,90 4,33

Idc 0,56 0,43 23,21

Irms 0,556 0,42 24,46


90
Id 0,28 0,22 21,43

Is(av) 0 0,02 -

Id(rms) 0,39 0,31 20,51

Is 0,556 0,42 24,46

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-47
2. Parameter Penyearahan
a. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Resistif

Tabel 8.11. Perbandingan parameter penyearahan antara praktek


dengan teori pada Penyearah satu-fasa setengah
gelombang beban resistif

Nilai Hasil Error


Parameter teoritis Praktek (%)

1,54 1,96
Arus
1,55 1,32
π
FF 2 1,57 0,05
Tegangan
1,57 0,05

1,17 3,415
Arus
1,18 2,59
1
√π2 − 4
RF 2 1,21 0,11
Tegangan
1,21 0,11

41,52 2,45
400
ŋ (%) π2 41,30 1,90

0,31 8,17
√8
TUF π2 0,29 1,20

2
CF 2,12 6

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-48
b. Penyearah Satu-Fasa Jembatan Beban Resistif

Tabel 8.12. Perbandingan parameter penyearahan antara praktek


dengan teori pada penyearah satu-fasa jembatan beban
resistif
Hasil Eror
Nilai teoritis
Parameter Praktek (%)

1,13 1,74
Arus
π 1,12 0,84

FF √8 1,16 4,44
Tegangan
1,12 0,84

0,52 7,57
Arus
0,50 3,43
1
√2π2 − 16
RF 4 0,59 22,05
Tegangan
0,50 3,43

76,67 5,41
800
ŋ (%) π2 80,07 1,22

0,895 10,42
8
TUF π2 0,91 12,27

√2
CF 1,38 2,42

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-49
c. Penyearah Satu-Fasa Setengah Gelombang Beban Induktif
Tabel 8.13. Perbandingan parameter penyearahan antara praktek
dengan teori pada penyearah satu-fasa setengah
gelombang beban induktif

Nilai teoritis Hasil Error


Parameter Eksak Pendekatan Praktek (%)

1,353 0,232
𝜋 cos 𝜙 𝑋
Arus √ 1,349869469
1 − cos 𝛽 𝜋
1,481 9,714

FF
3,46 15,052
𝜋𝛽 1
√𝜋 (
Tegangan 180 − 2 sin 2𝛽) 4,073094041
1 − cos 𝛽
2,952 27,524

0,911 0,472
𝜋 cos 2 𝜙
Arus √ [𝑋] − 1 0,906723543
(1 − cos 𝛽)2
1,093 20,544

RF
3,318 15,967
𝜋𝛽 1
𝜋 (180 − 2 sin 2𝛽)
Tegangan √ 3,948429443
−1
(1 − cos 𝛽)2
2,78 29,592

18,18795152 21,331 17,281


ŋ (%)

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-50
Tabel 8.13 (lanjutan)
100(1 − cos 𝛽)2
𝜋𝛽 1 𝑋 22,87 25,743
(√𝜋 (180 − 2 sin 2𝛽)) (𝜋 cos 𝜙 √𝜋 )

0,193 58,957
(1 − cos 𝛽)2
0,470237648
TUF 𝜋 cos 𝜙 √2𝑋𝜋
0,194 58,744

2 sin 𝛾
𝑋 4,913339052
CF cos 𝜙 √ 𝜋
2,25 54,206

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-51
d. Penyearah satu-fasa jembatan beban induktif
Tabel 8.14. Perbandingan parameter penyearahan antara praktek
dengan teori pada penyearah satu-fasa jembatan beban
induktif

Nilai teoritis Hasil Eror


Parameter Eksak Pendekatan Praktek (%)

1,034 3,217
𝜋 2 cos 2 𝜙 𝜋(1 + 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 ) sin3 𝜙 cos 𝜙
Arus √ + 1,001774443
8 2(1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )
1,024 2,219

FF
1,135 2,186
𝜋
Tegangan 1,110720735
2√2
1,085 2,316

0,265 344,639
𝜋 2 cos2 𝜙 𝜋(1 + 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 ) sin3 𝜙 cos 𝜙
Arus √ + − 1 0,059598944
8 2(1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )
0,22 269,134

RF
0,537 11,082
𝜋2
Tegangan √ −1 0,483425847
8
0,421 12,913

89,87215862 85,17 5,232


ŋ (%)

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-52
Tabel 8.14 (lanjutan)

200√2
90,03 0,176
𝜋 2 cos 2 𝜙 𝜋(1 + 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 ) sin3 𝜙 cos 𝜙
𝜋√ +
8 2(1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )

0,998 11,047
8

16 sin3 𝜙 cos 𝜙 (1 + 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 ) 0,898721586


TUF 𝜋 2 √4 cos 2 𝜙 +
𝜋(1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )
0,956 6,373

2 sin 𝛾

8 sin3 𝜙 cos 𝜙 (1 + 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 ) 1,079813441


CF √2 cos 2 𝜙 +
𝜋(1 − 𝑒 −𝜋⁄tan 𝜙 )
1,286 19,095

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-53
3. Faktor Ripel Dari Pemfilteran
Tabel 8.15. Perbandingan faktor ripel antara praktek dengan teori
pada penyearah satu-fasa setengah gelombang dan
penyearah satu-fasa jembatan
Praktek

RF Arus Tegangan Bentuk Gelombang


Penyearah
teoritis Error Error Error
RF RF RF
(%) (%) (%)

Setengah Gelombang

Vs =120
1,17 3,415 1,21 0,11
V 1
Tanpa filter √𝜋 2 − 4
Vs =180 2
0,18 2,59 1,21 0,11
V

Dengan Vs =120
0,94 3,67 0,99 9,18
filter tanpa V
0,906723543
dioda Vs =180
1,12 23,52 0,17 29,04
freewheeling V

Dengan Vs =120
0,55 96,89 0,59 111,22
filter dengan V
0,279336396
dioda Vs =180
0,8 186,39 0,75 168,49 0,516307625 84,83
freewheeling V

Jembatan

Vs =60 V 0,52 7,57 0,59 22,05


𝜋2
Tanpa filter √ −1
Vs =90 V 8 0,50 3,43 0,50 3,43

Dengan Vs =60 V 0,38 537,60 0,39 554,37


0,059598943
filter Vs =90 V 0,22 269,13 0,24 302,69 N/A -

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-54
8.8. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Dari hasil analisa, nilai parameter dan besaran penyearahan antara praktek
dengan teori memiliki perbedaan.
b. Dari hasil percobaan, penggunaan filter dengan dioda Freewheeling,
dimana besar faktor ripel (RF) yang dihasilkan akan lebih kecil daripada
penggunaan filter tanpa dioda Freewheeling.
c. Pada penyearah satu-fasa jembatan beban induktif maka akan
menghasilkan bentuk gelombang arus yang melayang dari garis div.

Penyearah satu-fasa dan filter induktor


8-55

Anda mungkin juga menyukai