PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen diperlukan
suatu jaringan tenaga listrik sistem jaringan ini terdiri dari jaringan transmisi dan
jaringan distribusi dalam sistem distribusi pokok permasalahan tegangan muncul
karena konsumen memakai peralatan dengan tegangan yang besarnya sudah
ditentukan jika tegangan sistem terlalu tinggi atau rendah sehingga melewati batas-
batas toleransi maka akan mengganggu dan selanjutnya merusak peralatan konsumen
beban sistem bervariasi dan besarnya berubah-ubah sepanjang waktu bila beban
meningkat maka tegangan di ujung penerimaan menurun dan sebaliknya jika beban
berkurang maka tegangan di ujung penerimaan naik
Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan tegangan sistem adalah rugi daya
yang disebabkan oleh adanya impedansi dari penghantar saluran rugi daya ini
menyebabkan jatuh tegangan. Oleh karena itu konsumen yang letaknya jauh dari titik
pelayanan akan cenderung menerima tegangan relatif lebih rendah bila dibandingkan
dengan tegangan yang diterima teman yang letaknya dekat dengan pusat pelayanan
perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan antara tegangan
dan daya reaktif jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan daya reaktif.
2. Tujuan
3. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Regulasi tegangan adalah bagaimana pengaturan tegangan baik dari gardu induk,
saluran transmisi ataupun pada pembangkit. Regulasi tegangan erat kaitannya dengan
drop tegangan atau susut tegangan. Susut tegangan adalah besarnya tegangan yang
diakibatkan oleh arus yang mengalir pada suatu media yang punya impedansi. Untuk
sistem satu arah besarnya susut tegangan sama dengan arus dikalikan resistansi
hantaran tersebut, sedangkan pada saluran bolak-balik besarnya susut tegangan
merupakan fungsi dari arus beban dan cosinus sudut impedansi dari beban. Pada
jaringan distribusi primer susut tegangan dan rugi daya sebagian besar terjadi di
saluran dan transformator. Oleh karena itu dalam perencanaan sistem harus dipilih
saluran dan transformator yang bisa menghantarkan arus beban tanpa menyebabkan
susut tegangan yang berlebihan dan dengan temperatur atau suhu yang aman.
Berbagai faktor bisa menyebabkan susut tegangan. Biasanya faktor utama susut
tegangan adalah jenis materi peralatan maupun kontruksi jaringan tersebut. Efektivitas
kerja yang diinginkan dari sebuah saluran distribusi adalah jika distribusi tersebut
mempunyai kontiunitas dalam menyalurkan daya listrik dan punya tingkat keandalan
yang tinggi gaya dan susut tegangan yang rendah. Untuk memenuhi kriteria tersebut
harus diperhatikan beberapa penyebab susut tegangan dan rugi daya pada saluran
distribusi tersebut antara lain adalah tegangan sistem, frekuensi, faktor daya,
keandalan dan faktor beban.
Dalam sistem penyaluran tenaga listrik berbagai upaya dilakukan untuk memperkecil
nilai susut tegangan dan rugi daya yang terjadi pada saluran distribusi. Hal tersebut
mutlak dilakukan karena merugikan perusahaan penyedia tenaga listrik dan pelanggan
atau konsumen dari distribusi sendiri.
Dimana :
Vs : Tegangan ujung pengiriman (volt)
Vr : Tegangan ujung penerimaan (volt)
1. Kesimpulan
Regulasi tegangan adalah bagaimana pengaturan tegangan baik dari gardu induk,
saluran transmisi ataupun pada pembangkit. Regulasi tegangan erat kaitannya dengan
drop tegangan atau susut tegangan.
https://www.scribd.com/document/327021134/MAKALAH-REGULASI-
TEGANGAN
https://ifitalkssomething.files.wordpress.com/2013/06/pretest.pdf
https://www.slideshare.net/muhammadkennedy/regulasi-tegangan-by-muhammad-
kennedy-ginting