Anda di halaman 1dari 8

PUSKESMAS PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DISUSUN OLEH

SUYANTI YAHNA, Amd. Fis

NIP. 19850630 201101 2 017

UPT PUSKESMAS KWADUNGAN


PUSKESMAS PEDULI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
B. RUANG LINGKUP
C. TUJUAN DAN MANFAAT

BAB II : ISI

A. DEFINISI FISIOTERAPI
B. PERAN FISIOTERAPI DI PUSKESMAS
C. DEFINISI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
D. PERAN FISIOTERAPI TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI
PUSKESMAS

BAB III : PENUTUP

KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Melihat perkembangan dan perubahan lingkungan yang ada baik perkembangan teknologi
maupun perubahan akan tuntutan layanan kesehatan (termasuk fisioterapi) maka
dimensi/pendekatan pelayanan dan cakupan pelayanan serta ruang lingkup pelayanan fisioterapi
tidak hanya terbatas pada sarana kesehatan tertentu saja seperti RS tetapi juga di sarana
kesehatan lainnya seperti Puskesmas. Pelayanan fisioterapi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan umum dan dilakukan oleh fisioterapis yang memiliki pengetahuan dasar,
ketrampilan dan keahlian melalui pendidikan formal dan kepadanya diberikan kewenangan
untuk melakukan upaya fisioterapi.
Di Indonesia sistem fisioterapi sebagai sebuah bentuk pelayanan kesehatan masih sangat
muda. Sistem ini tumbuh dan berkembang. Pada saat ini pelayanan fisioterapi mulai dikenal
bukan saja di kota-kota besar tetapi sudah diterima di masyarakat kecamatan bahkan di
pedesaan/kelurahan. Ini dibuktikan dengan bertambahnya sarana pelayanan kesehatan dari
pemerintah dengan hadirnya Puskesmas dan ditempatkannya tenaga fungsional fisioterapi di
Puskesmas itu sendiri, maka peluang berkembangnya bentuk pelayanan fisioterapi semakin luas.

B. RUANG LINGKUP
Makalah ini akan mencakup peran fisioterapi di puskesmas terhadap anak berkebutuhan khusus.

C. TUJUAN
Agar anak berkebutuhan khusus di area lingkup puskesmas yang jauh dari perkotaan dapat
tertangani di puskesmas dimana ia tinggal.
BAB II

A. DEFINISI FISIOTERAPI
Fisioterapi sebagai pelayanan kesehatan individu, artinya pelayanan fisioterapi yang bersifat
pribadi dengan tujuan memperbaiki, mengobati serta memulihkan gerak dan fungsi tubuh
seseorang akibat penyakit/gangguan/kelainan. Pelayanan fisioterapi ini dilakukan di dalam
gedung khususnya di ruang unit fisioterapi dan ditujukan untuk pasien rawat jalan dan rawat
inap puskesmas.
Fisioterapi sebagai pelayanan kesehatan kelompok/ masyarakat, yaitu pelayanan yang
bersifat publik dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan kelompok/masyarakat,
mencegah gangguan gerak dan keterbatasan fungsi tubuh akibat gaya hidup. Upaya promotif
dan preventif fisioterapi ini dilakukan di luar gedung Puskesmas yakni di spa/pusat kebugaran,
sekolah, panti usia lanjut, panti rehabilitasi anak cacat, pusat olahraga, tempat kerja/industri
yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Kegiatan yang dapat dilakukan fisioterapis antara lain
penyuluhan kesehatan mayarakat, membuat dan melaksanakan petunjuk teknis senam hamil,
senam nifas, senam bayi, senam lansia, merencanakan ergonomik yang baik di tempat
kerja/usaha.

B. PERAN FISIOTERAPI DI PUSKESMAS


Berdasarkan pernyataan WCPT (World Confederation for Physical Therapyst) bahwa
fisioterapi dapat berperan dalam upaya kesehatan masyarakat yang di Indonesia dilakukan oleh
Puskesmas, dan sesuai dengan keputusan Menkes RI No.128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan dasar Puskesmas dimana upaya kesehatan Puskesmas dikelompokkan menjadi dua
yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, serta bertitik tolak dari ilmu
dan teknologi fisioterapi dalam paradigmanya, dimana dalam memberikan pelayanannya bersifat
menopang intervensi medis juga bersifat saling ketergantungan dan mandiri, maka upaya
pelayanan fisioterapi di Puskesmas merupakan upaya kesehatan INOVASI. Dengan kata lain
fisioterapi di Puskesmas merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan.
Penyelenggaraan kegiatan pelayanan fisioterapi di Puskesmas dilakukan secara terpadu
dengan azas keterpaduan dengan lintas program dan lintas sektoral, antara lain :
(1) Posyandu Bayi-Balita, Bumil, Nifas; fisioterapis bekerjasama dengan pemegang program
KIA-KB, Promkes, Gizi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan seperti deteksi dini
kecacatan, intervensi dini kecacatan, senam hamil, senam nifas, senam bayi.
(2) Posyandu Lanjut usia; fisioterapis berpadu dengan pemegang program Lansia, Promkes,
Batra, Gizi dalam merencanakan dan melaksanakan tes/latihan keseimbangan dan koordinasi,
latihan fisik (latihan mencegah osteoporosis, latihan scoliosis, latihan koreksi postur, dll),
teknologi tepat guna fisioterapi, senam lansia, akupressure.
(3) Upaya kesehatan sekolah, keterpaduan fisioterapi dengan pemegang program UKS,
promkes, kesling, gizi, kesehatan gigi dan kesehatan remaja dalam kegiatan deteksi dini
kecacatan, latihan ergonomi, senam otak
(4) kunjungan rumah pasien sebagai kelanjutan rawat inap, keterpaduan fisioterapi dengan
program Perkesmas, batra, lansia dan upaya medis dalam memberikan latihan mobilisasi seperti
transver dan ambulasi dengan dan tanpa alat bantu jalan.
(5) P3K, keterpaduan fisioterapis dengan dokter, perawat, pemegang program kesehatan
olahraga, apoteker-asisten apoteker, pusling bersamasama dalam kegiatan P3K.
(6) Pengobatan Tradisional (Batra). Fisioterapi berpadu lintas program dengan apoteker/ass
apoteker, tenaga kesehatan lain dalam mendata, membina, mengawasi Batra lebih khusus
kelompok ketrampilan, serta berpadu lintas sektor dengan pemerintah kecamatan & kelurahan,
tokoh agama, tokoh masyarakat, pengobat tradisional, kader.
(7) Upaya kesehatan kerja, fisioterapi berpadu lintas program dengan tenaga kesehatan lain,
sekaligus berpadu lintas sektoral dengan pemerintah setempat, tenaga kerja dan dunia usaha
yang ada. Fisioterapi dengan pengetahuan biomekanik dapat merancang kondisi lingkungan
yang ergonomik, melatih gerakan fungsional yang efektif, efisien, aman sehingga disamping
dapat mencegah timbulnya cedera akibat kerja oleh karena sikap kerja atau peralatan yang tidak
aman, dapat pula meningkatkan produktivitas kerja.
(8) Usaha kesehatan olahraga, fisioterapis berpadu lintas program dan lintas sektor dengan
dokter olahraga, pelatih olahraga, fisioterapis olahraga, instruktur senam, guru olahraga.
Fisioterapi dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan iptek olahraga dan melakukan
upaya promotif, preventif, tindakan terapeutik dalam upaya pemulihan cedera olahraga.
(9) Fisioterapi pelayanan medik, ditujukan untuk mempercepat proses penyembuhan,
memperkecil gangguan, keterbatasan dan ketidakmampuan fungsi akibat penyakit/kelainan
tubuh manusia. Dalam hal ini fisioterapi bekerjasama dengan tim medis untuk memberikan
intervensi profesinya yang bersifat menopang, saling ketergantungan dan mandiri dengan sistem
rujukan.
(10) Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM), program fisioterapi disini yaitu
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kesadaran masyarakat dengan menggunakan seluruh
potensi yang ada di masyarakat baik sumberdaya alam dan sumberdaya manusianya dalam
mengatasi penyandang cacat (penca), termasuk pendekatan lintas sektor, pemeritah setempat,
tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga penca dalam pembangunan kesehatan

C. DEFISINISI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan
dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang digolongkan pada
anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan ganngguan atau kelainan pada
aspek : 1. Fisik/motorik a.l. cerebral palsi, polio 2. Kognitif : mentalretardasi, anak unggul (
berbakat ) 3. Bahasa dan bicara 4. Pendengaran 5. Penglihatan 6. Sosial emosi
Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus:
a. Sebelum kelahiran
Penyebab yang terjadi sebelum proses kelahiran, dalam hal ini berarti ketika anak dalam kandungan,
terkadang tidak disadari oleh ibu hamil. Faktor-faktor tersebut antara lain :
 Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi
 Infeksi Kehamilan, Iinfeksi saat hamil dapat mengakibatkan cacat pada janin.
 Usia Ibu Hamil (high risk group)
Ada beberapa hal yang menyebabkan ibu beresiko hamil, antara lain : riwayat kehamilan dan
persalinan yang sebelumnya kurang baik (misalnya, riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran,
lahir mati); tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm; ibu hamil yang kurus/berat badan kurang;
usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun; sudah memiliki 4 anak atau lebih; jarak
antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; ibu menderita anemia atau kurang darah; tekanan darah
yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai; kelainan letak janin atau
bentuk panggul ibu tidak normal; riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.
 Keracunan Saat Hamil
Keracunan kehamilan sering disebut Preeclampsia (pre-e-klam-sia) atau toxemia adalah suatu
gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20
minggu.
Pengguguran
 Lahir prematur
b. Selama proses kelahiran
- Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan oksigen
- Kelahiran dengan alat bantu : Vacum
- Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu
c. Setelah kelahiran
- Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus
- Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)
- Kecelakaan

D. PERAN FISIOTERAPI TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PUSKESMAS

Penyelenggaraan kegiatan pelayanan fisioterapi di Puskesmas dilakukan secara terpadu


dengan azas keterpaduan dengan lintas program dan lintas sektoral, antara lain posyandu bayi dan
balita. Dalam penyelenggaraan posyandu bayi dan balita adakalanya ditemuakan balita dengan
adanya penyimpangan pada tumbuh kembangnya. Maka dari itu petugas kesehatan di puskesmas
yang menangani anak dan balita perlu mengadakan deteksi tumbuh kembang anak.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan
ditingkat PUSKESMAS dan jaringannya yang dikeluarkan oleh DEPKES RI, berupa:
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi
kurang/buruk.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan
anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental
emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Setelah dilakukan deteksi dini oleh petugas puskesmas, seringkali ditemukan anak dengan
gangguan tumbuh kembang. Ada beragam jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, diantaranya
adalah Cerebral Palsy (CP). CP merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kelumpuhan fungsi motorik yang terjadi akibat adanya kerusakan otak pada anak tanpa melihat
penyebab ataupun akibat dari kerusakan tersebut pada anak.
Dewasa ini banyak sekali profesi kesehatan yang bisa mendukung kualitas hidup penderita
CP agar lebih baik. Salah satunya adalah fisioterapi. Fisioterapi merupakan tenaga kesehatan yang
berfokus pada fisik dan gerak tubuh. Alat terapi yang digunakan pun tidak bersifat kimiawi atau
mempunyai efek buruk untuk jangka lama. Semua berdasar kepada proses fisiologis tubuh. Selain
itu fisioterapi memberikan terapi dengan metode yang kreatif, dan pendekatan tertentu ada anak.
Metode terapi yang digunakan pun sangat aman. Menggunakan metode manual dengan tangan.

Fisioterapi sebagai tenaga rehabilitasi medik melakukan rileksasi, manipulasi, latihan


keseimbangan, latihan koordinasi, latihan mobilisasi, latihan ambulasi dan latihan bobath dengan
teknik inhibisi, fasilitasi, dan stimulasi latihan bisa dilakukan di matras
Memang banyak orang berpendapat bahwa susah untuk menyembuhkan anak dengan
penyakit atau kelainan CP. Namun, tentu kita tak ingin anak dengan kebutuhan tersebut melewati
masa hidupnya dengan ketergantungan pada orang lain. Setidaknya, kita bisa semaksimal mungkin
untuk mendukung kualitas hidup agar lebih baik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, fisioterapi adalah pelayanan kesehatan
individu, artinya pelayanan fisioterapi yang bersifat pribadi dengan tujuan memperbaiki,
mengobati serta memulihkan gerak dan fungsi tubuh seseorang akibat
penyakit/gangguan/kelainan. Pelayanan fisioterapi ini dilakukan di dalam gedung khususnya
di ruang unit fisioterapi dan ditujukan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap puskesmas.
Penyelenggaraan kegiatan pelayanan fisioterapi di Puskesmas dilakukan secara
terpadu dengan azas keterpaduan dengan lintas program dan lintas sektoral.
Fisioterapi merupakan tenaga kesehatan yang berfokus pada fisik dan gerak tubuh. Alat terapi
yang digunakan pun tidak bersifat kimiawi atau mempunyai efek buruk untuk jangka lama.
Semua berdasar kepada proses fisiologis tubuh.

Dengan adanya fisioterapi diharapkan anak berkebutuhan khusus dapat melewati masa
hidupnya tanpa ketergantungan pada orang lain. Setidaknya, kita bisa semaksimal mungkin
untuk mendukung kualitas hidup agar lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai