Anda di halaman 1dari 6

Tanggal Praktikum 23 Maret 2015

Praktikum 3.1 TEKNIK SAMPLING

A. Prelab
1. Bagaimana cara pengambilan sampel sayuran seperti bayam, sawi yang akan dianalisis
total E.coli? Jelaskan tahapannya!
Disiapkan wadah erlenmeyer yang telah diaseptis terlebih dahulu, pisau yang
digunakan juga diaseptis dengan disemprotkan alkohol dan dibakar dengan bunsen,
sayuran seperti bayam, sawi dipotong secara aseptis dengan ukuran 5x5 cm, cotton
woll swab dicelupkan dalam larutan pengencer pepton, permukaan sayuran di swab
oles dengan menggunakan cotton wall swab sebanyak tiga kali atau bisa dengan
setelah langkah nomor 2, lalu sayuran seperti bayam dan sawi ditimbang sebanyak 5
gram, kemudian dipotong. Selanjutnya potongan sayuran tersebut dimasukkan
kedalam 45 ml pepton (Lay, 2005).

2. Jelaskan peranan teknik sampling dalam pengujian mikrobiologi? Jelaskan!


Teknik sampling dipergunakan untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas dalam
pelaksanaan pemeriksaan oleh peneliti dalam melakukan analisis jumlah mikroba
sampel , agar hasil pemeriksaannya dapat dipertanggungjawabkan dari segi mutu
pelaksanaan tugas pemeriksaan. Sasaran dari sampling adalah untuk mengambil
sampel tanpa mengkontaminasinya dan untuk membawanya ke laboratorium dengan
perubahan yang minimum dalam status mikrobialnya. Sampling dilakukan dengan cara
mengambil sebagian jumlah populasi yang ada (Adams, 2008).

3. Jelaskan perbedaan tahapan pengambilan sampel cair dan padat untuk pengujian
mikrobiologi? Jelaskan tahapannya !
Dari langkah perngambilan sampel cair dan sampel padat dapat dibedakan bahwa pada
sampel cair sebelum diambil harus diaduk (dihomogenkan). Sedangkan pada
pengambilan sampel padat, sebelum diambil praktikan harus mengamati beberapa
bagian pada sampel dari tempat yang berbeda kira – kira 100 gram dan ditulis tanggal
pengambilan, nama sampel, dan lokasi (Subandi, 2010).
a. Sampel cair (Subandi, 2010).
-. Sampel diaduk (dihomogenkan)
- Diambil sebanyak 100-500 ml sampel
-. Ditempatkan pada botol steril
-. Dibawa ke laboratorium
b. Sampel padat (Subandi, 2010).
-. Diambil dengan menggunakan pisau atau sendok tergantung bahan sampel
-. Diambil bagian permukaan dan dalamnya
-. Diamati beberapa bagian dari tempat yang berbeda, kira-kira 100 gram
-. Dimasukkan ke dalam tempat yang telah tersedia secara aseptik
-. Ditutup rapat
-. Ditulis tanggal pengambilan, nama sampel dan lokasi
-. Dibawa ke laboratorium
B. Diagram Alir Paraf Asisten
a. Pengambilan Sampel Padat
Sampel

Nama:
Diambil menggunakan pisau, sendok atau
alat lain tergantung bahan sampel

Diambil bagian permukaan dan bagian dalam

Diamati beberapa bagian dari tempat yang berbeda kira-kira 100g

Dimasukkan kedalam tempat yang telah tersedia secara aseptik

Ditutup rapat

Ditulis tanggal pengambilan, nama sampel dan lokasi

Dibawa ke laboratorium

Hasil

b. Pengambilan Sampel Permukaan


Sampel

Di swab sebanyak 3 kali

Swab direndam dalam pengencer

Swab diputar-putar dan diperas pada dinding tabung reaksi steril


C. Pembahasan
1. Sebutkan beberapa jenis teknik sampling! Jelaskan pula masing-masing peranannya!
Jenis teknik sampling (Russel, 2013) :
 Pengambilan sampel padat : Digunakan untuk mengambil sampel mikroba dari bahan
makanan berbentuk padat dari permukaanya maupun bagian dalamnya seperti daging,
ikan dan makanan yang serupa. Sampel diambil sebanyak 100 gram.
 Pengambilan sampel cair : Digunakan untuk mengambil sampel mikroba dari bahan
cair seperti susu, yoghurt, es krim, sirup dan sebagainya. Sampel yang digunakan
berkisar antara 100 hingga 500 ml
 Pengambilan sampel permukaan : Digunakan untuk mengambil sampel mikroba yang
tumbuh hanya pada permukaan bahan makan saja. Teknik yang digunakan antara lain
surface slice, swab, cotton-wool swab, adhesive tape.
 Pengambilan sampel anaerob : Digunakan untuk mengambil sampel mikroba dari
bahan makanan yang tidak diperkenankan terpapar oksigen (O2)

2. Apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan teknik sampling untuk pengujian
mikrobiologi ? Jelaskan!
Yang harus diperhatikan saat melakukan teknik sampling (Russel, 2013):
1. Aseptis diri, lingkungan dan alat yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi
2. Penyimpanan sampel dilakukan secara steril
3. Waktu yang digunakan selama praktikum harus efisien agar tidak terkena
kontaminasi jika terlalu lama
4. Mengetahui jenis sampel untuk menentukan teknik sampling yang digunakan
5. Apabila transfer kultur maka harus dilakukan di dekat bunsen untuk menghindari
kontaminasi

3. Mengapa pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi dilakukan dengan aseptis?


Tujuan dari aseptis adalah untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari bakteri
kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan sehingga yang tumbuh bukan
bakteri yang diharapkan melainkan bakteri kontaminan. Hasil hitungan juga akan
terganggu sehingga data menjadi tidak akurat, tidak dapat mewakili sampel dari
populasi mikroba (Seidel, 2006).

4. Apa perbedaan teknik sampling metode swab dan metode adhesive surface? Jelaskan!
 Metode swab: Metode ini digunakan untuk mengambil sampel dilakukan
menggunakan batang oles steril bernama cotton swab. Caranya dengan
membasahi cotton swab dengan pepton steril kemudian mengoleskan pada
permukaan ataupun bagian dalam sampel lalu dimasukkan pada cairan steril
(Graman, 2005).
 Metode Adhesive surface: Metode ini digunakan untuk mengambil sampel pada
bahan pangan untuk diuji atau dianalisis jumlah mikrobanya dengan merekatkan
perekat atau semacamnya pada permukaan yang akan dijadikan sampel atau bisa
dikatakan media agar cawan ditempelkan ke benda (Graman, 2005).

5. Jelaskan teknik sampling untuk mendeteksi mikroorganisme pada produk es krim dan
nugget ikan? Jelaskan tipe mikroorganisme yang dapat tumbuh pada produk tersebut!
Teknik sampling yang dilakukan pada sampel cair seperti es krim adalah pertama
dengan menghomogenkan sampel. Kemudian sampel diambil sebanyak 100-500ml lalu
ditempatkan pada botol steril. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diamati lebih
lanjut. Bakteri yang dapat tumbuh pada es krim adalah E. coli dan Salmonella sp
(Graman, 2005).
Teknik sampling yang dilakukan pada sampel padat seperti nugget ikan adalah
pertama dengan mengambil sampel sebanyak + 100 gram dengan alat yang sudah steril.
Dimasukkan dalam tempat yang tersedia secara aseptis lalu ditutup rapat. Diberi label
berisi tanggal pengambilan, nama sampel dan lokasi kemudian dibawa ke
laboratorium.Tipe mikroorganisme yang tumbuh pada sampel ini adalah jenis psikotrof,
psikrofil dan kapang (karena kapang mengandung karbohidrat) (Graman, 2005).

6. Apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan sampling untuk bahan yang
mengandung mikroba indikator? Jelaskan!
Yang harus diperhatikan ketika melakukan sampling (Garg, 2010).
a. Sampel yang digunakan tidak boleh kontak dengan oksigen
b. Pengambilan sampel harus dengan metode yang sesuai, seperti metode pour plate dan
metode swab yang kemudian ditempatkan pada kantong anaerob
c. Inkubasi harus dilakukan dengan benar sesuai dengan karakteristik mikroba anaerob,
supaya mikroba tersebut bisa tumbuh dengan baik pada media

7. Bagaimana teknik dan prosedur sampling yang dilakukan jika saudara ingin mengisolasi
bakteri termofilik dari lumpur lapindo di Sidoarjo?
Pertama mengambil sampel dari lumpur panas Lapindo Porong, Sidoarjo Jawa Timur
pada 3 titik yang berbeda. Kemudian setiap lokasi pengambilan sampel diukur suhu dan
pH menggunakan termometer dan kertas lakmus dan pH meter. Selanjutnya sampel
dibawa menuju ke laboratorium untuk dilakukan isolasi dan seleksi. Pada sampel
dilakukan pengkayaan menggunakan media Luria Bertani (LB). Sampel diinokulasikan
kedalam media dengan perbandingan 1 : 2 dalam tabung erlemenyer 250 dan diinkubasi
pada suhu 550C, 120 rpm selama 72 jam. Dilakukan pengenceran hingga 10-5 dan
diambil 3 pengenceran terakhir. Diisolasi menggunakan metode pour plate dan spread
platepada media Nakamura yang mengandung 2 g LB, 0,1 gr KH2PO4, 0,02 gr
MgSO4.7H2O. Isolat diinkubasikan pada suhu 550C selama 48 jam untuk menseleksi
mikroorganisme termofilik. Setiap isolat yang tumbuh dilakukan isolasi kembali untuk
pemurnian dan identifikasi (Niniek, 2007).

8. Jelaskan kelebihan dan kekurangan teknik sampling metode cuci dan metode bilas!
Kelebihan metode cuci (Garg, 2010):
a. Dapat langsung digunakan untuk pengujian permukaan sampel
b. Semua bakteri yang ada pada sampel dapat terambil
c. Sangat mudah dilakukan dan tidak merusak struktur sampel yang akan dianalisis
Kekurangan metode cuci (Garg, 2010):
a. Tidak semua sampel cocok dengan metode cuci
b. Hanya digunakan untuk sampel padat dan berpori
c. Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang ekstra pada saat pengenceran dan
perhitungan
Kelebihan metode bilas (Garg, 2010):
a. Proses berlangsung cepet, sehingga efisien waktu
b. SOP mudah karena hanya dicuci
c. Sangat mudah dilakukan dan tidak merusak struktur sampel yang akan dianalisis
Kekurangan metode bilas (Garg, 2010):
a. Kurang efektif dan hanya digunakan pada sampel padat
b. Larutan yang digunakan terbatas, maksimal hanya 2 kg
c. Tidak cocok untuk peralatan kompleks yang ada komponen listrik seperti mesin tablet,
FBD, granulator
9. Apakah metode pengemasan dan kondisi penyimpanan mempengaruhi tipe
mikroorganisme bahan pangan yang akan dianalisis? Jelaskan alasan anda!
Metode pengemasan dan kondisi penyimpanan juga dapat mempengaruhi tipe dari
mikroorganisme bahan pangan yang akan dianalisis. Bila metode pengemasan dan
kondisi penyimpanan pada suhu ruang dan terbuka maka mikroorganisme yang
tumbuh pada bahan pangan diindikasikan sebagai bakteri mesofilik, aerob. Sedangkan
jika penyimpanan pada ruang tertutup pada suhu dingin maka dapat diindikasi bateri
yang tumbuh adalah bakteri psikotrop. Jika penyimpanan sampel di tempat yang tidak
terdapat oksigen, maka mikroorganisme yang dapat bertahan atau tumbuh hanyalah
mikroorganisme yang bersifat anaerob saja (Seidel, 2006).

D. Kesimpulan
Teknik sampling dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis
jumlah mikroba sampel. Sampling dilakukan dengan cara mengambil sebagian jumlah
yang ada. Teknik-teknik dalam pengambilan sampel makanan antara lain pengambilan
sampel padat untuk mengambil sampel mikroba dari bahan makanan yang berbentuk
padatan seperti daging dan ikan, pengambilan sampel cair untuk mengambil sampel
mikroba dari bahan makanan yang berbentuk cairan atau larutan seperti susu, yoghurt, es
krim dan sirup, pengambilan sampel permukaan untuk mengambil sampel bakteri aerob
yang dapat hidup hanya dipermukaan saja, pengambilan sampel anaerob untuk mengambil
sampel bakteri anaerob yang tidak tahan dengan oksigen. Setelah dilakukan pengambilan
sampel kemudian dilakukan dengan transportasi, penyimpanan sampel dan dilanjutkan
dengan penanganan sampel di laboratorium.

Saran
Praktikan seharusnya juga melakukan teknik sampling karena pada praktikum
sebelumnya praktikan langsung melakukan percobaan hitungan cawan sehingga teknik
sampling dilalui begitu saja. Teknik sampling sangatlah penting karena dapat
mempengaruhi keakuratan data hasil hitungan cawan.
DAFTAR PUSTAKA

Adams , M. R., M. O. Moss. 2008. Food Microbiology. Cambridge: Royal Society of


Chemistry
Lay, B. W., 2005. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Rajawali Press
Subandi, M. 2010. Mikrobiologi: perkembangan, kajian, dan pengamatan dalam persfektif
Islam. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Herawati, Niniek. 2007. Analisis Risiko Lingkungan Aliran Air Lumpur Lapindo Ke Badan
Air. Semarang: Universitas Diponegoro
Garg, N. 2010. Laboratory Manual of Food Microbiology. New Delhi: LK International
Publishing House Pvt. Ltd.
Graman, P. S., Menegus, M. A. 2005. Microbiology Laboratory Tests. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins
Russell, Hugo Ayliffes. 2013. Principles and Practice of Disinfection,Preservation and
Sterilization. Hoboken: Wiley Blackwell
Seidel, V. 2006. Natural Products Isolation. Totowa: Humana Press

Anda mungkin juga menyukai