Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

1. Sebutkan beberapa jenis teknik sampling! Jelaskan pula masing-masing peranannya!

1. Teknik Sampling Sampel Padat


Teknik ini digunakan untuk mengambil sampel berupa padatan seperti daging
olahan. Contohnya adalah bakso, sosis, nugget, kornet, dan lain-lain.
2. Teknik Sampling Sampel Cair
Teknik ini digunakan untuk mengambil sampel-sampel berbentuk cair seperti,
susu, es krim, sirup, jus, yogurth, dan lain sebagainya.
3. Teknik Sampling Sampel Anaerob
Teknik yang ini digunakan untuk mengambil sampel-sampel yang tak boleh
terkena paparan oksigen atau boleh diambil jika hanya benar-benar dalam
kondisi anaerob untuk mendapatkan bakteri yang diinginkan. Contohnya adalah
daging bagian dalam, ikan bagian dalam, dan masih banyak lagi.
4. Teknik Sampling Sampel Permukaan
Teknik ini digunakan untuk mengambil sampel yang berupa daun-daunan.
Contohnya seperti selada, kubis, sawi, dan lain-lain. Bisa juga untuk mengambil
sampel daging dan ikan untuk sampling bagian permukaan saja. Untuk bagian
dalam, menggunakan teknik sampling sampel anaerob.
5. Teknik Transportasi dan Penyimpanan Sampel
Teknik ini digunakan untuk menjaga keutuhan kultur yang akan kita
kembangkan mulai dari sumber dimana kultur tersebut bisa didapatkan sampai
kultur tersebut sampai di laboratorium dengan aman. Bagi kultur-kultur yang tak
tahan panas dapat disimpan dalam freezer untuk beberapa hari, sekitar 3 hari.
Apabila lebih, akan meningkatkan bakteri psikotropik. Dan untuk kultur yang
memang menyukai panas, bisa kita bawa serta sebagian tempat hidupnya juga.
Contoh : mengambil kultur Archaebacteria jenis Thermophilic di Hot Spring.
Maka kita perlu mengambil sampel beserta air tempat hidupnya juga karena
sangat tidak memungkinkan untuk menginokulasikannya satu-satu ke beberapa
media pada saat itu juga.
6. Teknik Penanganan Sampel di Laboratorium
Teknik ini digunakan setelah sampel datang dengan selamat di laboratorium.
Kita harus menggunakan teknik yang tepat untuk penyimpanannya di
laboratorium agar kultur tersebut tidak mati dengan sia-sia setelah mengalami
perjalanan yang jauh, misalnya (Roberts and Greenwood, 2003).

2. Apa saja faktor yang harus diperhatikan ketika melakukan teknik sampling untuk
pengujian mikrobiologi ? Jelaskan!

Yang harus diperhatikan pertama kali adalah bentuk bahan. Bentuk bahan membantu
kita menentukan teknik sampling mana yang akan kita gunakan. Apabila kita dapat
menentukan teknik yang tepat, maka hasilnya juga akan maksimal. Karena bentuk
setiap bahan berbeda-beda dan membutuhkan teknik khusus untuk setiap bahannya.
Selanjutnya, perhatikan prosedur yang dilakukan, apakah telah benar dan sesuai
dengan petunjuk. Terutama perhatikan teknik aseptis. Jangan sampai melupakan
aseptis diri, lingkungan dan alat. Hal itu untuk mencegah kontaminan masuk ke dalam
sampel sehingga kultur kita dapat tumbuh sempurna tanpa ada yang mengganggu
prosesnya.
Menurut literatur, berdasarkan SOP Sampling (Standart Operating Procedures for
Sampling), hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan teknik sampling, yakni :
1. Metode dan alat yang harus digunakan
2. Siapa yang boleh melakukan sampling
3. Jumlah sampel yang harus diambil
4. Bagaimana pembagiannya
5. Jenis wadah yang digunakan
6. Kondisi penyimpanan
7. Selang waktu pengambilan sampel
8. Dan masalah-masalah khusus untuk setiap sampel (Wyoming Department of
Environmental Quality Water Quality Division Watershed Protection Program,
2011)

3. Mengapa pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi dilakukan dengan aseptis?

Karena teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang


memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga
agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam
sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba
biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran
pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga
diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya (Pelczar & Chan, 1986).
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi untuk meminimalisir terjadinya
ontaminasi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain
secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur).
Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus
diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan
sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random
sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak
terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan cair
diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau
penjepit yang steril (Afrianti, 2004).

4. Apa perbedaan teknik sampling metode swab dan metode adhesive surface? Jelaskan!
a. Swab
dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki
permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada
benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll. Caranya
dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan
kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih
baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan
semisal pepton water.
b. Adhesive Surface
Ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada
permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun
bunga dll. Adhesive Surface merupakan prosedur kerja dengan menggunakan
adhesive tape untuk mengambil sampel kemudian dipindahkan ke dalam
akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v) (Anonimus, 1990).
5. Jelaskan teknik sampling untuk mendeteksi mikroorganisme pada produk es krim dan
nugget ikan? Jelaskan tipe mikroorganisme yang dapat tumbuh pada produk tersebut!

1. Es Krim
 Cara Pengambilan Sampel
Dengan spatula, pindahkan kira-kira 15-20gram es krim ke dalam tabung
reaksi pada suhu 45oC sampai es krim meleleh seluruhnya. Waktu pelelehan
tidak boleh lebih dari 15 menit. Kemudian es krim diaduk dan dipindahkan
sebanyak 10ml ke dalam larutan pengencer 90 ml. Kemudian dikocok dan kita
mendapatkan pengenceran 10-1. Lakukan hal yang sama sampai mendapatkan
pengenceran yang diinginkan.

Komposisi es krim tersebut adalah susu yang terdiri dari susu, bubuk susu,
dan krim dari susu. Di Iran, produski susu dapat dilakukan melalui dua metode,
yakni metode tradisional dan produksi industri. Metode tradisional dibuat
mengacu pada pembuatan tukang es krim. Es krim dibuat dalam produksi skala
kecil, yang sering tidak memperhatikan standar produksi yang ditentukan. Oleh
karenanya, sering sekali ditemukan kontaminasi bakteri dari produksi es krim
traditional akibat dari proses setelah pasteurisasi atau dari sanitasi alat-alat dan
lingkungan. Banyak kontaminasi bakteri seperti listeria monicytogens,
staphylococcus aureus, bacillus, salmonella, shigella, streptococcus,
pseudomonas, camphylobacter, brucella sp dan bakteri koliform yang secara
umum terdapat dalam hasil produksi es krim tradisional (Jay, 1992).

2. Nugget Ikan
 Cara pengambilan Sampel
Masukkan nugget kira-kira 100gr ke dalam plastik steril. Masukkan plastik ke
dalam stomacher. Kemudian ambil 1ml nugget dalam plastik steril dan
pindahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan pepton 9ml.

Dalam nugget ikan, kemungkinan adanya bakteri sangat kecil. Karena


nugget tersebut telah melewati beberapa proses pengolahan. Terutama
pembekuan dan steaming. Sehingga bakteri yang ada pada nugget tidak bisa
tumbuh ataupun bertahan. Namun tetap ada kemungkinan nugget mengandung
beberapa bakteri misalnya, Salmonella typhi, E.coli, dan S.aureus (Hadiwiyoto,
1993).

6. Apa saja yang harus diperhatikan ketika melakukan sampling untuk bahan yang
mengandung mikroba anaerob? Jelaskan!

1. Tidak terpapar oksigen


2. Kantong tempat sampel harus kantong khusus yaitu kantong anaerob
3. Prosedur pengambilan harus menggunakan metode swab karena mengurangi
resiko terjadinya kontaminasi
4. Ditempatkan pada botol yang steril
5. Perlu diperhatikan pengambilan sampel harus secara aseptis (Roberts and
Greenwood, 2003).
7. Bagaimana teknik dan prosedur sampling yang dilakukan jika saudara ingin mengisolasi
bakteri termofilik dari lumpur lapindo di Sidoarjo?

Pada tempat pengambilan sampel yang jauh, pengambilan sampel bisa


dilakukan secara aseptis dengan mengambil sampel beserta tempat hidupnya tanpa
harus repot membawa banyak sekali media. Semisal kita ingin membawa sampel dari
kutub utara, kita ambil sampel beserta air es nya dan kita simpan pada suhu dan pH
yang sesuai. Namun apabila tempat pengambilan sampel dekat, kita bisa langsung
menginokulasikannya pada sebuah media. Kita asumsikan lumpur Sidoarjo ini dekat.
Maka kita bisa menginokulasikannya langsung. Prosedurnya, sebanyak 500 mL media
LB disiapkan dan disterilisasi. Kemudian disimpan dalam termos dan dibawa ke tempat
pengambilan sampel air panas. Sampel diambil dari sumber air panas lumpur lapindo
Sidoarjo di empat titik (T1, T2, T3, dan T4). Sampel dari keempat titik tersebut
ditentukan suhu dan pH nya, kemudian dimasukkan ke dalam media cair LB yang telah
disterilkan. Setelah diinkubasi selama 2 hari pada suhu 40oC, sampel kemudian
dipindahkan ke media NA dan diinkubasi kembali selama dua hari. Isolasi dilakukan
berulang-ulang sampai diperoleh isolat tunggal (kultur murni) untuk masing-masing
koloni. Hal yang sama juga dilakukan untuk suhu yang lebih tinggi (50, 60, dan 70oC)
(Fossi et al., 2005).

8. Jelaskan kelebihan dan kekurangan teknik sampling metode cuci dan metode bilas!

1. Metode Cuci
Kelebihan :
- Teknik ini dapat digunakan untuk sampel yang permukaannya tidak rata
- Bisa juga digunakan dalam keadaan panas maupun dingin karena tidak akan
mempengaruhi sampel
Kekurangan :
- Teknik ini hanya bisa digunakan untuk mengambil sampel permukaan saja
- Boros bahan terutama boros larutan pengencer karena dibutuhkan cukup
banyak pada metode ini
2. Metode Bilas
Kelebihan :
- Teknik ini dapat melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada
permukaan substrat yang luas namun ukurannya relatif kecil dengan rata
Kekurangan :
- Hanya dapat dilakukan pada sampel dengan ukuran kecil saja (Lay, 1994)

9. Apakah metode pengemasan dan kondisi penyimpanan mempengaruhi tipe


mikroorganisme bahan pangan yang akan dianalisis? Jelaskan alasan anda!

Tentu saja. Karena setiap bahan pangan memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Hal tersebut pastinya mempengaruhi metode pengemasan bahan olahan
tersebut. Metode pengemasan dalam hal ini pasti juga dipengaruhi oleh jenis
bakteri apa saja yang bisa tumbuh dalam bahan dan metode pengemasan
inilah yang membantu menghambatnya selain dipengaruhi oleh proses
pengolahan juga. Nah untuk kondisi penyimpanan, hal ini juga ikut ambil
peran dalam menghambat tumbuhnya bakteri pada suatu bahan pangan
olahan. Kondisi penyimpanan merupakan tindak lanjut atau meneruskan fungsi
pengemasan dalam menghambat tumbuhnya mikroba. Kondisi penyimpanan
yang benar juga didasarkan pada jenis dan sifat bakteri yang mungkin tumbuh
pada produk tersebut (Haryadi, 2010).

Komponen Penilaian LKP:


Jenis Penilaian Nilai Nilai yang
Maksimal diperoleh
Pre lab 20
Diagram Alir 10
Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan 70
TOTAL 100

Kompetensi Mahasiswa dan Nilai Maksimal Tiap Kompetensi


Nilai Nilai yang
No Kompetensi
Maksimal dipeoleh
1. Mampu menyebutkan dan menjelaskan beberapa
jenis teknik sampling 1

2. Mampu mempraktekkan teknik sampling untuk


bahan yang akan dianalisis kadar
mikroorganismenya :
 Melakukan aseptis diri, alat, dan lingkungan 1
kerja
 Mengambil sampel bahan padat 1
 Mengambil sampel bahan cair 1
 Mengambil sampel permukaan ikan/daging 1
 Mengambil sampel telur 1
 Mengambil sampel sayur 1
 Mengambil sampel turunan susu 1
3. Mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan
beberapa jenis teknik sampling 1
4. Mengetahui cara penanganan dan transportasi
sampel yang telah diambil 1
TOTAL 10

Anda mungkin juga menyukai