Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU


NOMOR : 029/B/31/RSKBR/VII/2017
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN AKHIR HAYAT

BAB I
DEFINISI

A. Sakaratul Maut (Dying)


Sakaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan
tertentu untuk meninggal.
B. Kematian (Death)
1. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan,
nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas
otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.
2. dr. H. Ahmadi NH, Sp KJ juga mendefinisikan Death
sebagai : Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang
irreversible dan Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk
batang otak
C. Dying dan death
D. Merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta
merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih ke arah suatu
proses, sedangkan death merupakan akhir dari hidup (Eny Retna
Ambarwati, 2010)
E. Penyakit Terminal
F. Penyakit yang sulit disembuhkan, seperti kanker stadium akhir, dll.

1
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan pasien akhir hayat adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien dalam keadaan menjelang ajal sesuai kriteria yang
ditetapkan oleh komite medis tentang pelayanan pasien di akhir hayat,
mencakup pasien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan khusus
pasien yang menjelang ajal dapat mengalami gejala-gejala, baik
berkaitan dengan proses penyakitnya atau pengobatannya, mereka
juga memerlukan bantuan dan menghadapi masalah psikososial,
spiritual, dan kultural yang terkait dengan perawatan dimana pasien
tetap berhak untuk mendapatkan apa yang ordinary atau wajib,
misalnya perhatian, kasih sayang dan makanan, paliatif care dan
sebagainya yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup masa
akhir hayat, pelayanan dapat diberikan di rawat inap, rawat khusus
dan rawat darurat.
Ruang Lingkup Pelayanan pasien akhir hayat adalah semua
pasien yang dirawat di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar yang
sedang menghadapi akhir hayatnya yaitu :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Ruang Rawat Inap
3. Unit Pelayanan Iintensif ( ICU )
4. Hemodialisa

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Tim pemberi layanan harus memastikan perawatan pasien dalam


sakaratul maut diberi kenyamanan fisik, emosional dan spiritual.
Beberapa pasien memerlukan dukungan secara fisik
yang intensif sehingga dikembangkanlah tanda-tanda sekarat :
a. irama nafas dan kedalamnya berkurang
b. tekanan darah menurun atau tidak ada
c. irama nadi lemah dan dangkal
d. suhu kulit menurun
e. tingkat kesadaran menurun
f. control neuromuscular dan sensivitas kulit
g. berkeringat
h. pucat
2. Perawat harus memastikan bahwa kebutuhan emosi dan
spiritual pasien yang akan meninggal disediakan, pada tahap
akhir dukungan harus diberikan secara sederhana berupa
pendampingan untuk menghadapi ketakutan atau kesendirian
atau doa untuk memberi dukungan dan kekuatan sebagai
persiapan akhir dari kehidupan.
3. Perawat harus memastikan pasien yang menghadapi kematian
mendapat dukungan lebih intensif pada tahap yang lebih awal,
terutama pada pasien dengan penyakit menahun yang akan sampai
pada tahap kematian.
4. Tim pemberi layanan menghormati nilai yang dianut pasien,
agama, dan budaya.
5. Perawat memastikan kebutuhan pasien yang akan meninggal
dipenuhi dengan :
a. Melakukan pemantauan vital sign dan observasi
terhadap kepucatan, keringat dingin dan penurunan
kesadaran tiap 15 -30 meit
b. Rubah posisi pasien tiap 2 jam, karena sensasi,
reflek dan mobilitas akan berkurang pertama2 pada
kaki dan meningkat ke tangan
c. Pastikan alat tenun (seprei) dalam keadaan bersih dan nyaman
dan tidak menekan
d. Mengkaji penglihatan pasien dan pendengarannya ketika
3
mulai berkurang, perawat memposisikan kepala pasien
ketempat yang terang dan berbicara dekat dengan kepala
pasien, karena pendengaran masih berfungsi walaupun
kesadaran menurun, hindari membicarakan keadaan pasien
tersebut.
e. Mengganti alat tenun dan pakaian pasien termasuk popok
bila perlu, karena suhu tubuh akan meningkat yang
menyebabkan keringan berlebihan, berikan perawatan kulit
(massage) selama mengganti baju dan mendinginkan ruangan
agar pasiennyaman.
f. Observasi anuri sebagai hasil dari penurunan kontrol neuro
muskular atau penurunan fungsi renal, jika perlu dilakukan
pemasangan kateter atau menggunakan diapers dibawah
bokong pasien.
g. Lakukan perawatan kateter dan perineum bagi pasien yang
menggunakan kateter untuk mencegah iritasi atau
ketidaknyamanan.
h. Suction mulut pasien dan jalan nafas bagian atas untuk
mengangkat sekresi.
i. Tinggikan bagian kepala tempat tidur untuk menurunkan
penekanan pada jalan nafas. Pada pasien yang mengalami
penurunan kesadarab mungkin menggunakan pernafasan
melalui mulut.
j. Lumasi bibir dan mulut pasien untuk mencegah kekeringan dan
kerak
k. Berikan cairan untuk mengurangi rasa kering
l. Berikan perawatan mata untuk mencegah luka pada kornea
m. Berikan perawatan mulut tiap 4 jam, minimal setiap shift
n. Berikan pengobatan untuk mengurangi nyeri
6. Perawat harus memastikan kebutuhan emosi dan spiritual pasien
dengan cara :
a. Jelaskan seluruh perawatan dan tindakan pada pasien
(meskipun pasien bingung tetapi dia masih dapat mendengar)
b. Jawab permintaan pasien sejelas mungkin tanpa memberikan
harapan
c. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan
perasaannya, yang mana berkisar dari kemarahan sampai
kesendirian. Ambil waktu untuk bicara dengan pasien,
4
apabila dilakukan duduk dekat dengan kepala pasien, hindari
rasa tidak peduli
7. Beritahu anggota keluarga untuk mendampingi pasien, biarkan
pasien dan keluarga membicarakan kematian dengan cara
mereka sendiri, berikan kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya tetapi bila terlihat mereka tidak
mau tidak usah memaksa.
8. Pada kondisi tertentu dimana pada kematian pasien berkaitan
dengan kasus hukum maka dokter menyampaikan tentang
kemungkinan perlu dilakukanya tindakan autopsi
9. Fasilitasi teknik atau method relaksasi (musik rohani)
10. Mengikut sertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek
pelayanan
11. Perawat harus menyadari memberikan prioritas kebutuhan
spiritual pada pasien dengan berkoordinasi dengan pemuka
agama sesuai dengan kepercayaan pasien.
12. Tim pemberi layanan harus memberikan konseling atau memberi
respon pada masalah-masalah psikologis , emosional atau spiritual
dan budaya dari pasien dan keluarganya
13. Perawat harus memastikan perawatan pagi hari dan prosedur
perawatan rutin.
14. Dokter harus memastikan keefektifan dalam intervensi, menilai dan
evaluasi nyeri.
15. Perawat memastikan obat nyeri sudah diberikan paling lama 1
jam setelah obat yang dipesankan datang.
16. Perawat memastikan obat nyeri diberikan, walaupun
tidak ada rasa nyeri terutama bila pasien dalam
pengobatan paliatif.
17. Perawat harus mengevaluasi nyeri dari waktu ke
waktu dan memastikan pasien tidak mengalami episode
nyeri (pengobatan paliatif).
18. Institusi RS harus memastikan pengobatan medical yang
berkelanjutan dan perhatian perawat diberikan ke pasien
sakratul maut meskipun tujuan pengobatan harus diubah untuk
tujuan kenyamanan.
19. Perawat harus memastikan menghormati dan menghargai tubuh
pasien saat melakukan perawatan jenazah dan memindahkan
pasien ke kamar jenazah.
5
20. RS harus memastikan bahwa pasien akan dirawat dengan peduli,
sensitif oleh orang yang memiliki pengetahuan dan mengerti akan
kebutuhan pasien, dan membantu pasien dalam menghadapi
kematian.
21. Untuk perawatan pasien yang menghadapi akhir hayat,
harus melibatkan keluarga dalam menentukan rencana
perawatannya.
22. Bila keluarga ingin menyiapkan kematian dirumah, maka beri
edukasi dalam merawat pasien.
23. Perawatan setelah kematian diberikan pada pasien berupa :
a. Tubuh dibersihkan dan bebas dari penggunaan alat-alat
kesehatan.
b. Menempatkan jenazah dengan tubuh terlentang dan kedua
tangan disilangkan ke dada serta ditutup dengan selimut untuk
seluruh tubuh.
c. Bila cairan keluar dari telinga, hidung maka beri kapas lemak
bulat.
d. Tempatkan jenazah di sudut ruangan atau tempat tersendiri
bila memungkinkan dan didampingi oleh keluarga .
24. Beri ucapan turut berduka pada keluarga yang ditinggalkannya.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi perawatan pasien berupa :


1. Awal & terminal Pada saat pasien masuk dilakukan pengkajian,
pengkajian sudah harus dilengkapi dalam waktu 24 jam.
2. Assesmen pasien terminal.
3. Rencana perawatan ditulis di catatan terintegrasi.
4. Discharge Planning.
5. Discharge planning harus sudah dibuat dalam waktu 24 jam
setelah pasien dirawat.
6. Catatan perawatan .
7. Evaluasi perkembangan pasien ditulis dalam bentuk SOAP
setiap hari dan tiap akhir shift khusus untuk keperawatan.
8. Evaluasi kualitas perawatan akhir kehidupan di dalam
catatan terntegrasi mencakup respon keluarga dan pasien.
9. Penolakan Rawat Inap.
10. Untuk pasien sakaratul maut, bila keluarga menghendaki
tidak dilakukan perawatan dirumah sakit, maka keluarga
harus menandatangani surat penolakan rawat inap.
11. Surat keterangan kematian.

-7-
PANDUAN
PELAYANAN PASIEN AKIHIR HAYAT
RSK BUDI RAHAYU BLITAR

RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU


TAHUN 2015

-8-
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami


panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Panduan Catatan Pelayanan Pasien Akhir Hayat
dengan baik.

Adapun Panduan Pasien Akhir Hayat ini telah kami


usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
panduan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan panduan ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari


sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa maupun segi kelengkapan pembahasannya dan yang
lainnya. Oleh karena itu kami dengan senang hati dan sangat
terbuka bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki panduan ini
lebih baik lagi dan lebih lengkap.

Akhirnya penyusun berharap semoga dari Panduan Pasien


Akhir Hayat ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pembaca.

Penyusun

-9-
DAFTAR ISI

Halaman Judul
…………………………………………………………………. i

Daftar Isi
…………………………………………………………………………. ii

Lembar Pengesahan
…………………………………………………………… iii

BAB I DEFINISI
……………………………………………………………….. 1

BAB II RUANG LINGKUP


……………………………………………………. 2

BAB III TATA LAKSANA


……………………………………………………… 3

BAB IV DOKUMENTASI
……………………………………………………… 4

- 10 -

Anda mungkin juga menyukai