Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Multimedia


Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan
belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa
belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus
dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan
hanya dilihat dari sudut kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan
pelajaran yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab OHT
digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan menggunakan
prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang ingin disampaikan dituliskan
pada transparan hingga menyerupai Koran (Arisandi, 2011).
Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video.
Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen, yaitu
suara, gambar, dan teks. Robin & Linda mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat
menciptkakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik,
animasi, auido, dan gambar video (Suyanto, 2003: 5).Ade Cahyana dan Devi Munandar (2008)
memberikan definisi teknologi multimedia sebagai perpaduan dari teknologi komputer baik
perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik. Menurut keduanya
sekarang ini perkembangan serta pemanfaatan teknologi multimedia banyak digunakan hampir di
seluruh aspek kegiatan.
Dalam buku yang berjudul ”The Developers Handbook to Interaktive Multimedia”, Rob
Philip (1997: 8) menjelaskan :
”The term ‘multimedia’ is a catch-all phrase to describe the new wave of computer
software that primarily deals with the provisions of information. The ’multimedia’ component is
characterized by the presence of text, picture, sound, animation and video; some or all wich are
organized into some coherence program. The ‘interactive’ component refers to the process of
empowering the user to control the environment usually by a computer.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan
perpaduan dari beberapa elemen informasi yang dapat berupa teks, gambar, suara, animasi, dan
video. Program multimedia biasanya bersifat interaktif.
Komponen Multimedia Pembelajaran
Hofstetter sebagaimana dikutip oleh Suyanto menyatakan bahwa terdapat empat komponen
penting dalam multimedia. Empat komponen tersebut adalah: (a) komputer, yang berfungsi
untuk mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, serta berinteraksi dengan user; (b) link,
yang menghubungkan user dengan informasi yang ada dalam program multimedia; (c) alat
navigasi, yang berguna untuk memandu user dalam menjelajah informsi; (d) ruang untuk
mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan gagasan user (2003: 52).
Empat komponen multimedia yang disebutkan oleh Hofstetter di atas merupakan bentuk
dari adanya interaktivitas dalam multimedia. Interaktivitas merupakan pusat perhatian utama
dalam desain seting media pembelajaran seperti computer assisted instruction (CAI), computer
assisted learning (CAL), dan online learning environments (Hsinyi Peng: 2008).
Perangkat multimedia yang berbasis komputer dibedakan menjadi perangkat keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras multimedia terdiri dari empat unsur utama yaitu: input unit,
central processing unit, memory, dan output unit. Unit input adalah bagian penerima dan
memasukkan data maupun instruksi. Central Processing Unit (CPU) berperan melaksanakan dan
mengatur instruksi, termasuk menghitung dan membandingkan. Memory atau storage merupakan
bagian yang berfungsi untuk menyimpan informasi. Sedangkan unit output berfungsi sebagai
penyaji informasi.
Prinsip Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran
meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan,
partisipasi aktif peserta didik, dan umpan balik (Abdul Gafur, 2007: 20-22).
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik
untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses
belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan
mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti
kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta
didik (Abdul Gafur, 2007: 20).
Penggunaan alat pemusat perhatian dalam media pembelajaran dapat menjadi daya tarik
tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap materi pelajaran. Hal ini membantu
konsentrasi peserta didik dalam memahami isi pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi
lebih baik.
Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara maksimal hanya
dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap informasi atau keterampilan baru
tersebut dapat lebih optimal, maka perlu dilakukan bebrapa kali pengulangan. Prinsip
pengulangan ini harus diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran.
Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah antara
pengajar dan peserta didik. Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu media
pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keterlibatan peserta didik secara
aktif (interaktif) dalam proses belajar
Umpan balik yang diberikan oleh pengajar secara tepat dapat menjadi pendorong bagi
peserta didik untuk selalu meningkatkan prestasinya. Untuk itu, pengajar harus memberikan
respon umpan balik secara berkala terhadap kemajuan belajar peserta didik (Abdul Gafur, 2007:
20).
Prinsip-prinsip tersebut di atas dapat diakomodasi dalam sebuah media pembelajaran
berupa multimedia pembelajaran interaktif dan web pembelajaran

2.2 Prinsip-Prinsip Multimedia untuk Pembelajaran


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richard E. Mayer (2001) menunjukan bahwa anak didik
kita memiliki potensi belajar yang berbeda-beda. Kini dunia pendidikan makin maju, dapatkah
modalitas belajar siswa yang berbeda-beda ini dibawa dalam sebuah teknologi Multimedia?
Menurut Mayer ada 12 prinsip desain multimedia pembelajaran yang dapat diterapkan di
Pembelajaran.
12 Prinsip Merancang Multimedia Pembelajaran, yaitu :
1) Prinsip Multimedia
Orang belajar lebih baik dari gambar dan kata dari pada sekedar kata-kata saja. Karena
dinamakan multimedia berarti wajib mampu mengkombinasikan berbagai media (teks, gambar,
grafik, audio/narasi, video, animasi, simulasi, dll) menjadi satu kesatuan yang harmonis. Sebab
kalau tidak namanya bukan multimedia tapi single-media.

2) Prinsip Kesinambungan Spasial


Orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disandingkan berdekatan dibandingkan
apabila disandingkan berjauhan atau terpisah. Oleh karena itu, ketika ada gambar (or sodarenye
nyang laen seperti video, animasi, dll) yang dilengkapi dengan teks, maka teks tersebut harus
merupakan jadi satu kesatuan dari gambar tersebut, jangan menjadi sesuatu yang terpisah.
3) Prinsip Kesinambungan Waktu
Orang belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disajikan secara simultan dibandingkan
apabila disajikan bergantian atau setelahnya. Nah, ketika Anda ingin memunculkan suatu gambar
dan atau animasi atau yang lain beserta teks, misalnya, sebaiknya munculkan secara bersamaan
alias simultan. Jangan satu-satu, sebab akan memberikan kesan terpisah atau tidak terkait satu
sama lain. Begitu kata Mayer.
4) Prinsip Koherensi
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, gambar, suara, video, animasi yang tidak perlu dan
tidak relevan tidak digunakan. Nah, ini yang sering terjadi. Banyak sekali pengembang media
mencantumkan sesuatu yang tidak perlu. Mungkin maksudnya untuk mempercantik tampilan,
memperindah suasana atau menarik perhatian mata. Tapi, menurut Mayer, hal ini sebaiknya
dihindari. Cantumkan saja apa yang perlu dan relevan dengan apa yang disajikan. Jangan
macam-macam.
5) Prinsip Modalitas Belajar
Orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi plus teks
pada layar. Jadi, lebih baik animasi atau video plus narasi daripada sudah ada narasi ditambah
pula dengan teks yang panjang. Hal ini, sangat mengganggu.
6) Prinsip Redudansi
Orang belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi, narasi
plus teks pada layar (redundan).•
Sama dengan prinsip di atas. Jangan redudansi, kalau sudah diwakili oleh narasi dan
gambar/animasi, janganlah tumpang tindih pula dengan teks yang panjang.

7) Prinsip Personalisasi
Orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif (conversational)
daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Lebih baik menggunakan kata-kata lugas dan enak
daripada bahasa teoritis, oleh karena itu, sebaiknya gunakan bahasa yang komunikatif dan
sedikit ber-style.
8) Prinsip Interaktivitas
Orang belajar lebih baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya
(manipulatif: simulasi, game, branching). Sebenarnya, orang belajar itu tidak selalu linier
alias urut satu persatu. Dalam kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh
karena itu, multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan
penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif (dalam arti dapat
dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi, branching, game, navigasi yang
konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif, dan lain-lain akan memungkinkan tingkat
interaktivitas makin tinggi.
9) Prinsip Sinyal (cue, highlight, ..)
Orang belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang relevan
terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi dan lain-lain untuk
menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of interest). Karena itu kombinasi
penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai isyarat atau kata keterangan yag
memperkenalkan sesuatu.
10) Prinsip Perbedaan Individu
9 prinsip tersebut berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas visual tinggi, kurang
berpengaruh bagi yang sebaliknya. Kombinasi teks dan narasi plus visual berpengaruh kuat bagi
mereka yang memiliki modalitas auditori tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya.
Kombinasi teks, visual dan simulasi berpengaruh kuat bagi mereka yang memiliki modalitas
kinestetik tinggi, kurang berpengaruh bagi yang sebaliknya.
11) Prinsip Praktek
Interaksi adalah hal terbaik untuk belajar,kerja praktek dalam memecahkan masalah dapat
meningkatkan cara belajar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang sedang
dipelajari.
12) Pengandaian
Menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih baik dari animasi
dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar.
Kesimpulannya penggunaan multimedia (kombinasi antara teks, gambar, grafik, audio/narasi,
animasi, simulasi, video) secara efektif untuk mengakomodir perbedaan modalitas belajar

Anda mungkin juga menyukai