Airway Breathing Manajemen PDF
Airway Breathing Manajemen PDF
BREATHING
MANAGEMEN
Oleh:
Asep Solihat
assolzain@gmail.com
www.mediaperawat.wordpress.com
A B Management
Tidak
sadar
Bunyi
Gurgling
RR 40 x/mnt
Dangkal
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa
diharapkan memahami dan mampu :
1. Menjelaskan definisi airway and
breathing management
2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem
pernafasan
3. Melakukan penilaian jalan nafas
4. Mensimulasikan teknik membuka jalan
nafas
5. Mensimulasikan teknik mengelola
pernafasan
Anatomi Jalan Nafas
AIRWAY
• Gangguan oksigenasi pada otak dan jaringan
sangat membahayakan korban, serta dapat
menyebabkan kematian.
• Proses kematian dapat dimulai dari hipoksia
• Hipoksia dapat dicegah dg mempertahankan
airway & oksigenasi yg cepat dan tepat.
OTAK
Tidak ada
& Hipoksia Mati
O2
JANTUNG
Obstruksi
CAIR
ANATOMIS
Parsial Gurgling cairan
Snoring lidah
Total
Stridor obstruksi anatomis
Penilaian Jalan Napas
•Penurunan kesadaran,
disorientasi?
•Gelisah?
Kaji Tanda2 Look
Obstruksi “HIPOKSIA”
•Pasien trauma kaptis, gelisah?
Note: Selain dari tanda hipoksia, gelisah juga sbg indikasi : buli2 penuh, trauma kapitis, nyeri
UPAYA MEMPERBAIKI AIRWAY:
AKAN SELALU MENGGERAKAN KEPALA
Ingat !
Multitrauma
Trauma kapitis & penurunan kesadaran
Luka di wajah
Imobilisasi Leher
Jaw trust
Head tilt chin lift
Log roll
Suction
Orofaringeal Airway
Nasofaringeal Airway
Kriko-Tiroidotomi
Intubasi Naso-trachea
Depinitif Airway Intubasi Oro-trachea
Kriko-Tiroidotomi Surgikal/ Trekeostom
Penanganan Obstruksi AIRWAY
Cairan (gurgling) :
• Suction
• Cairan banyak miringkan kepala
Ingat
Imobilisasi Leher
AIRWAY BUKA JALAN NAFAS MANUAL
Back Blow Manuver Heimlich
BUKA JALAN NAFAS MANUAL Head tilt chin lift Jaw trust
AIRWAY : Obstruksi Parsial
Naso-pharingeal
Oro-pharingeal
Orofaringeal Airway
Cara Pemasangan:
• Bersihkan mulut dan faring dr segala kotoran
• Masukan alat dg ujung mengarah ke chefalad
• Saat didorong masuk mendekati dinding belakang faring,
alat diputar 180’
• Ukuran alat dan penempatan yg tepat menghasilkan
bunyi nafas yg nyaring pd auskultasi paru saat dilakukan
ventilasi
• Pertahankan posisi kepala yg tepat setelah alat terpasang
Bahaya:
•Cara pemasangan yg tdk tepat dpt mendorong lidah ke
belakang atau apabila ukuran terlampau panjang, epiglotis
akan tertekan menutup rimaglotis, sehingga jalan nafas
tersumbat
•Terjepitnya lidah dan bibir antara gigi dan alat
Bahaya:
•Alat yg terlalu panjang dpt masuk ke esopagus dg segala
akibatnya
•Alat ini dpt merangsang muntah dan spasme laring
•Dpt menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa
akibat pesangan, oleh sebab itu alat pengisap harus selalu
siap saat pemasangan
Hal yg perlu diperhatikan:
•Selalu periksa apakah nafas spontan timbul setelah pemasangan alat ini
•Apabila tdk ada nafas spontan, lakukan nafas buatan dg alat bantu nafas yg memadai
•Bila tdk ada alat bantu nafas yg memadai, lakukan pernafasan dr mulut ke mulut dg
menggunakan barier
Nasofaringeal airway
Cara pemasangan
Sumbatan anatomis (stridor)
1. Proteksi Airway :
Indikasi Ancaman obstruksi &
Ancaman aspirasi
Proteksi
2. Perlu ventilasi Certikal
AIRWAY DEFINITIF
Blind Naso-tracheal
: • Untuk fraktur servikal
• Sambil mendengar
pernafasan
• Dorong saat inspirasi
• Bila suara hilang :
masuk esofagus
• Kontra Indikasi :
*Apnea
*Fraktur tulang wajah
*Fraktur basis kranii
Airway Definitif
Intubasi Naso-trachea :
Teknik Pemasangan :
Cek alat sesuai ukuran
Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik
Berikan pelumas pd ujung ETT sampai daerah cuff
Letakan bantal setinggi + 10 cm di oksiput pertahankan kepala ekstensi
bila perlu lakukan pengisapan lendir pd mulut dan faring
Buka mulut dg cross finger dan tanga kiri memegang laringoskop
Masukan bilah laringoskop menelusuri mulut sebelah kanan, sisihkan lidah ke
kiri. Masukan bilah sampai mencapai dasar lidah, perhatikan agar lidah atau
bibir tidak terjepit diantara bilah dan gigi korban
Angkat laringoskop ke depan (30-40’) jngn gunakan gigi sbg tumpuan
Bila pita sudah terlihat masukan ETT sambil pertahankan bagian proksimal dr
cuff ETT melewati pita suara + 1-2 cm atau pd orang dewasa kedalam ETT + 19-
23 cm.
Pemasangan ETT (lanjut...)
Teknik Pemasangan (lanjut....) :
Waktu untuk intubasi tdk boleh lebih dr 30 detik
Lakukan ventilasi dg menggunakan baging dan lakukan auskultasi pertama pd
lambung kemudian pd paru kanan dan kiri sambil memperhatikan
pengembangan dada
Bila terdengar suara gargling pd lambung dan dada tdk terdengar, lepaskan EE
dan lakukan hiperventilasi ulang selama 30 detik kemudia lakukan intubasi
kembali
Kembangkan balon dgn menggunakan spuit 20 atau 10 cc, dg secukupnya
sampai tdk terdengar lagi suara kebucoran dimulut korban saat dilakukan
vetilasi
Lakukan fiksasi ETT dg plester agar tdk terdorong atau dicabut
Pasar orofaring untuk mencegah korban mengigit ETT jika mulai sadar
Lakukan ventilasi dg oksigen 100% (aliran 10-12 liter/ mnt)
Airway Definitif (lanjut…)
Tidak berhasil intubasi trachea
Kriko-Tirotomi
Kartilago tiroid
Membrana
Kartilago krikoid
Trakea
Airway Definitif
Krikotirotomi - Jarum
• Ditusukkan lewat
membran kriko-tiroidea.
• Sambungkan oksigen : 1
detik tutup, 4 detik buka
• Hanya selama 30-45
menit
Airway Definitif
Kriko-Tiroidotomi Surgikal
Airway Sulit
• Gelisah, tidak sadar, sulit membuka mulut
• Perlu sedasi atau pelumpuh otot
• Ulangi tindakan intubasi
• Jika tidak berhasil intubasi, naso atau
orotrakea, segera krikotiroidotomi dengan
jarum
• Segera surgical krikotiroidotomi surgikal
• Jika mulut banyak darah suction
BREATHING
Mendapatkan
Ventilasi yg Baik Oksigen Sel Cukup
Oksigenasi
•Dispnea-sianosis
•Penurunan kesadaran
•Bunyi nafas abnormal
•Apnea Note: Rentang Pernafasan Normal
Bayi 25 – 50 x/ menit
•Saturasi O2 (jika ada)
Anak 15 – 30 x/ menit
•Penurunan HR
Dewasa 12 – 20 x/ menit
Hasil kajian
Sistem
Aliran
Rendah
Simpel Mask (6 – 8 Lt/Mnt)
Konsentrasi
Reabring Mask ( 9 – 12 Lt/ Mnt)
Tinggi
Non Rebriting Mask (9 – 12 Lt/ Mnt)
O2
Konsentrasi
Rendah Venturi Mask (24 % - 50%)
Sistem Aliran
Tinggi
Konsentrasi Ambu Bag (12 – 15 Lt/Mnt)
Tinggi Ventilator (24 – 100 % O2)
KESIMPULAN