Anda di halaman 1dari 12

BIOGRAFI

DARSO, SI RAJA POP SUNDA

Disusun Oleh :
Andi Maulana
Kelas : XI IPA-3

SMA NEGERI 5 GARUT


Jl. Cikopo – Pameungpeuk – Garut
2017

1
2
Selama lebih dari 45 tahun, Hendarso setia membawakan alunan
musik calung, alat musik dari bambu, yang kemudian
dipadukannya dengan dangdut dan pop. Lagu-lagunya berlirik
bahasa Sunda. Sebagian orang menyebut dia sebagai Michael
Darso Si Raja Pop Sunda, mengacu pada raja pop dunia Michael
Jackson.
Darso Tambahkan untuk dibandingkan

Ditemui di rumahnya di Kampung Cirateun, Lembang, Bandung


Barat, Darso, panggilannya, bercerita mengenai albumnya yang
sudah sekitar 300 judul. Albumnya itu ada yang direkam di
studio, ada pula yang direkam sewaktu dia bernyanyi di
panggung.

"Katanya, semuanya (album Darso) laku. Saya tak tahu persis


karena tidak terlalu peduli hal itu," ujar Darso, yang saat itu
baru pulang setelah tampil di daerah Banjaran, Kabupaten
Bandung.

Meski usianya tak lagi muda, Darso bisa dikatakan tak pernah
menolak permintaan untuk pentas. Dia menganggap

1
permintaan masyarakat itu sebagai rezeki yang tidak boleh
ditolak. Sampai sekarang pun dia masih laris ditanggap di
berbagai daerah di wilayah Jawa Barat, antara empat dan lima
kali dalam seminggu.

Untuk memenuhi permintaan naik panggung itu, Darso


mengaku lelah secara fisik. Tetapi, rasa lelah itu seakan hilang
ketika dia melihat penonton senang dengan aksi panggungnya
yang bak "cacing kepanasan".

Rasa puas dan senang itu pula yang membuat Darso rela tidak
dibayar jika permintaan naik panggung itu datang dari orang
tak mampu. Asal jujur, ia tak menargetkan bayaran. Ia pernah
manggung di rumah seorang penjual es di Kabupaten Bandung.

"Bagi saya, doa orang banyak itu lebih berharga ketimbang


uang berlimpah. Rame tah imah maranehna gara-gara urang
datang," ujarnya.

Akan tetapi, tak jarang kebaikan Darso disalahgunakan. Dia


pernah ditipu pengundang yang mengaku tidak mampu, tetapi

2
belakangan diketahui ternyata anggota DPRD. "Saya tidak
marah, tetapi sangat malu kepada teman satu grup," ucapnya.

Pemain bas

Kiprah Darso dimulai pada tahun 1962 sebagai pemain bas


grup Nada Karya dan Nada Kencana. Ia sempat bergabung
dengan band milik Pusat Persenjataan Kavaleri Bandung.
Namun, kariernya di dunia pop terhenti. Ia terkena imbas
peristiwa G30S/PKI.

Tahun 1968, saat suasana politik membaik, ia kembali tampil


dengan rasa berbeda. Kali ini ia bersama sang kakak, Uko
Hendarso. Alat musik calung digunakan sebagai instrumen
utama. Ia menggunakan calung sebagai pengiring lagu sambil
menyusuri jalan-jalan Kota Bandung. Salah satu lagu yang
diminati warga kala itu adalah "Kiamat".

"Dulu, tak ada yang menggunakan calung sebagai pengiring


lagu. Calung hanya didengarkan bunyinya, tanpa lagu," ujarnya.

Tampilan musik calung Darso bersama grup Calung Uko

3
Hendarto menarik minat pemerhati musik S Hidayat. Dia lalu
membawa Darso tampil di Radio Republik Indonesia (RRI).
Bersama grup Baskara Saba Desa, suara Darso didengar banyak
orang.

"Di RRI saya mulai rekaman yang pertama. Judulnya Volume 1


bersama grup Layung Sari iringan Ali Wijaya. Lagunya karya
Koko Koswara dan Uko Hendarto," ujarnya.

Sampai tahun 1978, ia punya grup sendiri, Calung Darso. Di


bawah bendera Asmara Record, ia merekam suara di atas pita
kaset. Saking tenarnya, Darso bisa merekam musik calung
dalam empat-lima kaset per tahun. Lirik lagunya bertema
keseharian, kritik sosial, dan tembang cinta. Beberapa yang
populer "Kembang Tanjung", "Cangkurileung", dan
"Panineungan".

Masuk periode tahun 1990 namanya semakin berkibar setelah


TVRI pun menampilkannya. Darso lalu menyertakan instrumen
baru, seperti organ, terompet, dan dangdut. Tujuannya
menyenangkan hati penonton.

4
Karyanya kemudian menjadi "lagu wajib" pop Sunda. Lagu
seperti "Randa Geulis", "Maribaya", "Amparan Sajadah", dan
"Kabogoh Jauh" sering dilantunkan Lihat Daftar Penyanyi
penyanyi masa kini.

"Saya tak mengubah musik calung, tetapi menyesuaikan


dengan keinginan masyarakat tanpa menghilangkan unsur
tradisional. Masyarakat senang, kesenian tradisi terjaga,"
ucapnya.

Perhatian pemerintah

Di panggung, Darso tampil beda, seperti memakai setelan jas.


Bila mengikuti pakem, pagelaran calung harus menggunakan
baju pangsi dan celana kampret. Namun, ia tak peduli. Dia tak
pernah mengubah penampilannya.

Ia bahkan pernah memadupadankan baju dan celana hitam


yang dilukis tokoh kartun Mickey Mouse dengan sarung. Pada
kesempatan lain, ia tampil percaya diri dengan jas bermotif
tribal dan membuka panggung sambil menunggang kuda.

5
Penampilan fenomenalnya adalah saat dia muncul mirip
Michael Jackson dengan rambut gondrong, kacamata hitam,
dan bertopi. Ia juga kerap menjulurkan lidah kala menyanyi.
Banyak orang berpendapat, gaya Darso itu "kampungan".
Tetapi, gaya itulah yang mengangkat namanya.

"Ah teuing mah. Eta mah barudak nu ngomong. Urang ngarasa


ngeunah we siga kitu mah (Ah tak tahu. Itu penonton yang
bilang. Saya hanya merasa nyaman dandan seperti itu),"
ujarnya.

Meski namanya relatif populer di kalangan masyarakat Jabar,


Darso tak mau berubah. Ia ingin selalu dekat dengan
masyarakat. Itu dibuktikan saat dia membantu menjajakan
buah di Pasar Baru hingga membantu penjaja jagung di
kawasan Pasteur.
Darso tetaplah pribadi yang tak suka formalitas. Ia tak mau
dikawal dan selalu melayani permintaan foto penggemarnya.
Sikap rendah hatinya itu membuat dia juga disebut Pak Haji
meski Darso belum menunaikan ibadah haji.
"Nyawa aing siganamah tereh beak lamun difotoan wae. Tapi
sakali deu urang mah resep mun ningali nu lain senang (Nyawa

6
saya cepat habis kalau difoto terus.... Tetapi, sekali lagi, saya
ikut bahagia kalau melihat orang lain senang)," ujarnya.

Di balik gaya yang nyeleneh, Darso tetap menyimpan harapan.


Salah satunya, ia prihatin dengan perhatian pemerintah
terhadap musik tradisional. Pemerintah hanya bicara soal
melestarikan kesenian daerah, tetapi tak banyak hal yang
dilakukan untuk mewujudkannya.

Darso juga berharap seniman calung atau pop Sunda yang


berusia muda tak berhenti hanya meniru gayanya. Sebaiknya
mereka juga bisa menemukan jati diri dan mensyukuri apa
yang telah didapatkan. Dia tetap percaya, bila kita melakukan
pekerjaan itu dengan hati, termasuk menyanyi, pasti akan
menuai sukses.

"Kata orang, suara saya bagus dan harus ditiru. Tetapi, semua
ini bukan milik saya, melainkan milik Tuhan. Kalau mau,
mungkin sekarang suara ini bisa dibuat-Nya rusak," kata Darso
mengingatkan

7
Sumber:
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287-wiki-
tokoh/2772-darso-si-raja-pop-sunda
Copyright © tokohindonesia.com

8
9
"Tuhan tidak pernah menciptakan
produk gagal." (Film: Comic 8)

10

Anda mungkin juga menyukai